artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

download artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

of 16

Transcript of artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    1/16

    PERANCANGAN FILM ANIMASI BUDI

    UNTUK MENANAMKAN BUDI PEKERTI

    KEPADA ANAK-ANAK

    ARTIKEL

    OLEH

    MOH. ALI ANWAR

    NIM 407253411840

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS SASTRA

    PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

    DESEMBER 2012

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    2/16

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Skripsi oleh Moh. Ali Anwar

    Telah diperiksa dan disetujui

    Malang, 10 Desember 2012

    Pembimbing I

    Drs. Sugiyono Ardjaka, M.Sc.

    NIP. 19531120 198203 1 001

    Malang, 10 Desember 2012

    Pembimbing II

    Joko Samodra, S. Kom

    NIP. 19730112 200501 1 001

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    3/16

    PERANCANGAN FILM ANIMASI BUDI

    UNTUK MENANAMKAN BUDI PEKERTI

    KEPADA ANAK-ANAK

    Moh. Ali Anwar, Sugiyono Ardjaka, dan Joko Samodra

    Universitas Negeri MalangE-mail: [email protected], [email protected]

    ABSTRAK: Film animasi digunakan sebagai tempat terjadinya proses

    pembentukan identitas diri anak, maksudnya adalah dalam kesehariannya anak-

    anak dimungkinkan akan meniru prilaku seperti tokoh kartun tersebut. Masa

    anak-anak merupakan titik awal perkembangan dan pertumbuhan manusia yang

    sangat penting. Pada masa kanak-kanak yaitu pada anak usia 6 sampai 9 tahun,

    mereka dapat melakukan berbagai tugas yang kongkrit sehingga mudah

    terpengaruh terhadap adanya media-media yang dapat berdampak negatif .

    Maka diperlukan suatu inovasi baru yang dapat menjadikan media hiburan juga

    sebagai media penyampaian pesan-pesan untuk menanamkan budi pekerti, yaitudengan membuat film animasi 3 dimensi. Perancangan ini menggunakan metode

    prosedural yang bersifat deskriptif. Model yang digunakan dalam perancangan

    ini adalah Model perancangan M. Yoshioka. Selanjutnya dari model tersebut,

    dapat ditentukan sistematika perancangan film animasi dengan penyesuaian

    menurut Issac Kerlow dengan alur praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.

    Teknik analisis yang digunakan adalah USP (Unique Selling Preposition)dengan menganalisa isi produk yang kemudian ditarik kesimpulan. Produk yang

    dihasilkan dalam perancangan ini adalah film animasi 3 dimensi yang berisi

    pesan-pesan moral yang positif dengan target audience anak pada usia kanak-

    kanak. Kesimpulan yang dapat ditarik dalam perancangan ini adalah film

    animasi 3 dimensi yang mengajarkan nilai-nilai positif masih jarang ditemukan

    dipasaran sehingga film ini menjadi pilihan alternatif yang baru bagi

    masyarakat. Dengan ilustrasi kartun animasi 3 dimensi serta model karakteryang realis dan cerita yang khas Indonesia akan menarik minat masyarakat, dan

    diharapkan mempermudah anak-anak dalam memahami pesan-pesan positif

    yang disampaikan lewat isi cerita.

    Kata Kunci:perancangan, film animasi, budi pekerti, masa kanak-kanak.

    Film animasi pada dasarnya berisi tentang cerita-cerita berbau fantasi.

    Oleh karena itu, anak-anak sangat menyukai film animasi sebab mereka

    menggunakannya sebagai wadah untuk berfantasi dengan gambarnya yang unik

    dan lucu. Fantasi bahkan menjadi unsur yang mendukung meningkatnya

    kreatifitas anak. Film animasi di Indonesia diidentikkan sebagai film anak-anak.

    Masyarakat melekati definisi bahwa film animasi atau yang lebih dikenal denganfilm kartun adalah film yang memang ditujukan untuk anak-anak.

    Para psikolog berpendapat dalam masa perkembangannya, seorang anak

    memiliki kecenderungan meniru. Sehingga, film animasi dapat digunakan sebagai

    tempat terjadinya proses pembentukan identitas diri anak, maksudnya adalah bila

    seorang anak menggemari film berbau peperangan maka dalam kesehariannya

    anak-anak dimungkinkan akan meniru prilaku seperti tokoh kartun tersebut.

    Film animasi hasil karya anak negeri diharapkan untuk lebih banyak

    mengangkat tema tentang nilai nilai kearifan lokal, kebudayaan, maupun kisah

    kehidupan sehari-hari. Karena selain sebagai sebuah hiburan, film animasi lokal

    juga diharapkan untuk dapat berperan sebagai media edukasi masyarakat melalui

    penyampaian pesan-pesan moral yang terkandung didalamnya.

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    4/16

    Pada saat ini, perilaku serta budi pekerti anak-anak cenderung

    memprihatinkan. Tentu saja dipengaruhi oleh kondusif tidaknya pendidikan budi

    pekerti yang mereka dapatkan, baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan

    masyarakat. Keluarga sebagai lingkungan pertama tentu saja memiliki faktor yang

    penting dalam membentuk pola perilaku seorang anak. Terlepas dari itu peransekolah sebagai wahana dalam penyampaian pengajaran dan pendidikan turut

    mempengaruhi pula tingkat perkembangan budi pekerti seorang anak.

    Berdasarkan hal tersebut di atas maka diperlukan inovasi yang tepat untuk

    menanamkan budi pekerti kepada anak-anak sejak usia dini, yaitu dengan

    membuat film animasi yang disesuaikan dengan pola anak bermain, eksplorasi

    dan sedang meningkatnya daya kognisi-afektif anak-anak.

    METODE

    Pada perancangan film animasi 3D ini mempergunakan model prosedural.

    Pengembangan ini bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yangharus diikuti untuk menghasilkan produk. Produk yang akan dihasilkan berwujud

    film animasi 3 dimensi BUDI dan media promosi. Model yang digunakan

    adalah Model perancangan M. Yoshioka. Prosedur ini diawali dengan

    mengidentifikasi permasalahan melalui dua tahap, yaitu observasi dan studi

    literatur mengenai permasalahan moral dan anak-anak. Selanjutnya dari model

    tersebut, dapat ditentukan sistematika perancangan film animasi dengan

    penyesuaian menurut Issac Kerlow dengan alur praproduksi, produksi, dan

    pascaproduksi.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Perancangan ini menghasilkan film animasi 3 dimensi dengan cerita

    tentang keseharian yang mengandung pesan-pesan positif. Dengan judul Budi

    yang merupakan tokoh utama dalam cerita. Pada perancangan film animasi ini

    menggunakan ilustrasi bergaya desain kartun tiga dimensi dirancang mendekati

    realis tetapi dengan komposisi yang sederhana.

    Proses perancangan film animasi ini melalui 3 tahap, yaitu

    1. Pra Produksi

    Pada tahap ini segala kebutuhan yang diperlukan untuk proses produksi

    film animasi mulai disiapkan. beberapa hal yang perlu direncanakan pada

    tahap ini adalah:a. Screenwriting

    1) Tema Cerita

    2) Judul Cerita

    3) Sinopsis

    b. Program Visual

    1) Karakter Tokoh Cerita

    2) Setting/ Lokasi /Background

    3) Property

    c. Storyboard

    d. Animatrik

    2.

    Produksi

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    5/16

    Film Animasi 3D mempunyai beberapa tahapan produksi dalam

    pembuatannya, yaitu;

    a.Modelling

    b. Texturing

    c.Riggingd.Acting/animation

    e.Rendering

    3. Pasca Produksi

    Pengkomposisian dan editing adegan-adegan yang sudah dirender

    kemudian disatukan, dirangkai dan diberi suara dengan menggunakan

    software editing yaitu Adobe Premiere.

    Format media yang dipakai adalah HDTV (video) 1280 x 720. Format

    widescreen dapat menampilkan area yang lebih luas untuk ditampilkan. Sehingga

    film animasi ini akan terlihat lebih menarik untuk ditonton. Media yang

    digunakan untuk penyebaran film animasi ini adalah media kepingan DVD.Untuk menentukan target audien yang tepat dalam perancangan sebuah

    produk harus diketahui karakteristik konsumen berdasarkan segi Demografis,

    Geografis, Psikografis, dan Behaviouristik.

    4. Geografis : Anak Indonesia yang tinggal di kota besar

    5.

    Demografi : a. Usia 8-13 tahun

    b. Jenis Kelamin: Pria dan Wanita

    c. Tingkat Pendidikan: Sekolah Dasar

    d. Status Ekonomi: Menengah keatas

    6. Psikografi : a. Anak-anak yang sering bermain

    b. Anak-anak yang menyukai film animasic. Anak-anak yang kreatif dan rasa ingin tahu

    7.

    Behavioristik a. Anak-anak yang suka belajar

    b. Anak-anak yang antusias terhadap film animasi

    Maksud dan tujuan dari cerita film animasi yang berjudul Budi ini adalahmengajarkan serta menanamkan kepada target audience tentang ajaran untuk disiplin,saling tolong menolong dengan sesama, jujur, tidak serakah dan punya kemauan untukmerubah sesuatu yang buruk. Sasaran yang ingin dicapai dari perancangan ini adalah :

    a. Menanamkan nilai-nilai moral atau pesan kepada target audience agar

    bertindak sesuai pesan yang disampaikan dengan menggunakan tema

    cerita sehari-hari untuk anak pada masa kanak-kanak.

    b. Film animasi 3 dimensi Budi ini menggunakan karakter serta cerita lokal,

    sehingga tepat untuk penanaman budi pekerti kepada anak-anak.

    Analisa USP (Unique Selling Preposition) dari film animasi ini adalah

    cerita sehari-hari dan sesuai dengan budaya Indonesia dan dengan kesesuaian

    karakter yang realis pada perancangan ini menjadi daya tarik tersendiri

    dibandingkan dengan film animasi lainnya. Film animasi dengan cerita dan

    karakter seperti ini sangatlah jarang ada di pasaran dalam negeri.

    PERANCANGAN DESAIN

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    6/16

    1. Pra Produksi

    a.

    Tema cerita

    Tema cerita film animasi ini adalah disiplin, saling tolong menolong dengan

    sesama, jujur, tidak serakah yang disampaikan melalui cerita sehari-hari yang

    tokohnya utama Budi dan berinteraksi dengan ibu dan kedua temannya.b. Judul cerita

    Film animasi ini menggunakan judul Budi

    c. Maksud dan tujuan

    Maksud dan tujuan dari cerita film animasi yang berjudul Budi ini adalah

    mengajarkan serta menanamkan kepada target audience tentang ajaran untuk

    disiplin, saling tolong menolong dengan sesama, jujur, tidak serakah dan

    punya kemauan untuk merubah sesuatu yang buruk.

    d. Sinopsis

    Dihari minggu, Budi bangun kesiangan. Ibunya membangunkan Budi

    dengan ngomel-ngomel, karena Budi keenakan tidur sehingga tidak

    menjalankan sholat subuh. Setelah bangun, budi langsung lari ke kamar mandiuntuk mencuci muka lalu menonton tv. Hari minggu banyak sekali film kartun

    favorit Budi.

    Dari dapur ibunya memanggil-manggil, namun budi tak menghiraukan

    karena keasikan nonton tv. Ibunya pun langsung mendatangi Budi diruang tv

    dan menasehati budi untuk tidak menghiraukan panggilan dari ibunya.

    Kemudian Budi disuruh membeli gula oleh Ibunya ke warung dekat

    rumahnya. Budi pun berangkat dengan menggerutu karena disuruh ibunya

    mengganggu waktu nonton kartun favoritnya.

    Di jalan menuju warung, Budi tetap manyun dan menggerutu. Karena itu,

    dia tidak memperhatikan jalanan, dia pun tersandung batu dan terjatuh. Diah,

    teman Budi yang kebetulan melihat Budi terjatuh langsung mendatangi Budi

    dan membantu berdiri. Budi pun melanjutkan jalan ke warung dengan sedikit

    kesakitan. Sesampai di warung dia langsung membeli pesanan ibunya. Saat

    menunggu penjual mengambilkan pesanan, Budi melihat permen. Dia pun

    ingin membelinya tetapi tidak punya uang. Penjual memberikan belanjaan

    yang dipesan Budi, beserta uang kembalian. Dia pun berpikir untuk membeli

    permen tadi dengan uang kembalian dari belanjaan ibunya. Dia berpikir

    mungkin ibunya tidak tahu kalau uangnya sebagian dibelikan permen.

    Akhirnya dia meminta permen tadi ke penjual dan membayar dengan uang

    kembalian ibunya lalu pulang.

    Sesampainya dirumah, memberikan belanjaan dari warung sambilbercerita ke ibunya kalau tadi di jalan dia terjatuh. Oleh ibunya Budi

    dinasehati ikhlas membantu ibunya, kalau tidak ikhlas bisa mengalami

    kejadian seperti tadi dia terjatuh. Setelah itu ibunya pergi ke dapur

    melanjutkan memasak, sementara Budi kembali menonton tv, sambil

    menikmati permen yang tadi dibelinya di warung.

    Beberapa saat kemudian, teman-teman Budi Diah, dan Didik datang ke

    rumah Budi. Mereka memanggil-manggil Budi dari luar rumah. Budi pun

    langsung keluar dan mempersilahkan mereka untuk masuk dan menonton tv

    bersama-sama. Mengetahui teman-teman Budi datang ibunya pun datang ke

    ruang tv dengan membawa setoples kue. Ibunya menyuruh satu-satu anak

    untuk mengambil kue. Saat giliran Didik mengambil kue di dalam toples,

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    7/16

    tangannya tidak bisa dikeluarkan, karena dia menggenggam terlalu besar agar

    dapat kue yang banyak. Anak-anak pun tertawa. Dan kemudian oleh ibunya

    Budi disuruh untuk mengambil secukupnya aja, kalo kurang nanti mengambil

    lagi. Didik mengurangi genggamannya kemudian dia keluarkan tangannya

    dengan malu-malu. Kemudian mereka melanjutkan menonton tv sambilmakan kue.

    Setelah acara tv selesai, teman-teman Budi pamit untuk pulang. Mereka

    pamit kepada ibu Budi. Budi mengantarkan mereka sampai depan pintu.

    Sesaat kemudian Budi memegangi pipinya sambil mendatangi ibunya dan

    mengeluh giginya sakit. Oleh ibunya ditanya habis makan apa tadi. Budi

    akhirnya bercerita kalau dia membeli permen saat di suruh ke warung tadi

    dengan uang kembalian ibunya. Ibunya pun menasehati Budi untuk tidak

    mengulangi perbuatannya, karena itu merupakan bentuk korupsi. Ibunya pun

    mengambilkan obat dan menyuruh Budi meminum obatnya dan kemudian

    mengantarkan ke kamar untuk tidur siang. Sebelum tidur budi berjanji untuk

    tidak mengulangi perbuatannya tadi. Ibunya tersenyum dan membelai kepalaBudi.

    e. Program Visual

    Berikut ini adalah karakter yang ditampilkan dalam film animasi Budi:

    1)

    Budi

    Budi adalah anak usia 7 tahun. Budi memiliki sifat pemalas, bandel dan

    tidak patuh pada ibunya. Budi merupakan tokoh utama dalam film animasi

    ini, diceritakan Budi sering dimarahi dan dinasehati oleh orang tuanya

    karena kebandelannya.

    Sketsa Karakter Budi

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    2) Ibu

    Karakter Ibu merupakan ibu dari Budi. Ibu diilustrasikan sebagai ibu yang

    judes, dan sering marah-marah terhadap Budi. Tetapi sifat keibuan yang

    penuh kasih sayang dengan anaknya dimunculkan saat Ibu menasehati

    Budi.

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    8/16

    Sketsa Karakter Ibu

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    3)

    Diah

    Diah adalah tetangga sekaligus teman sekelas Budi. Diah memiliki sifat

    yang ceria, peduli, baik hati dan suka menolong. Di dalam cerita sifat-sifat

    tersebut ditunjukkan saat Diah menolong Budi yang terjatuh karena

    tersandung batu.

    Sketsa Karakter Diah

    (Moh. Ali Anwar, 2012)4)

    Didik

    Didik juga merupakan teman sekelas dan tetangga Budi. Didik bersifat

    pemalu, tidak banyak ngomong tetapi sering bertingkah lucu. Di dalam

    cerita tingkah lucu Didik dimunculkan saat mengambil kue didalam toples,

    dan tangannya tidak bisa dikeluarkan karena menggenggam terlalu besar.

    Sketsa Karakter Didik

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    9/16

    Berikut ini adalah Setting / Lokasi / Background serta property yang

    ditampilkan dalam film animasi Budi:

    Sketsa Rumah Budi

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    Sketsa Jalan

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    Sketsa Warung

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    Sketsa Ruang TV

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    10/16

    Sketsa Tempat Tidur

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    Sketsa Dapur

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    f. Animatrik

    Gaya dari animasi dalam serial animasi ini menggunakan gerakan yang

    normal. Pada beberapa adegan cenderung dilebih-lebihkan untuk menambah

    emosi penonton, serta menangkap maksud dari ide cerita. Pada film animasi ini

    lebih menonjolkan animasi mimik wajah untuk menguatkan ekspresi dari

    karakter. Saat adegan ibu menasehati anak-anak, animasi karakter lebih lambat,

    agar konsentrasi penonton terhadap kata-kata yang diucapkan ibu dapat ditangkap.

    2. Produksi

    a. Modeling danTexturing

    Dalam pengerjaan model karakter, environment, dan property,

    perancangan ini menggunakan teknik low poly modeling, cara ini cukup efektif

    dan mudah karena bekerja dengan sedikit segmen dan vertex. Agar model terlihat

    lebih natural atau alami, maka diperlukan pemberian tekstur atau material yang

    sesuai untuk masing-masing model. Adapun hasil dari desain karakter danpemberian tekstur pada karakter, environment, dan property dalam bentuk 3D

    adalah sebagai berikut:

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    11/16

    Desain Karakter Budi

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    Desain Karakter Ibu

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    12/16

    Desain Karakter Diah

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    Desain Karakter Didik

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    DesainEnvirontmen Rumah Budi

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    13/16

    DesainEnvirontmen Jalan

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    DesainEnvirontmen Warung

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    DesainPropertyTempat Tidur

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    DesainPropertyTelevisi

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    14/16

    DesainPropertyAlat Masak

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    b.

    Animating

    Setelah karakter telah siap, saatnya memasuki tahap proses animasi.

    Pembuatan animasi sendiri penulis lakukan secara manual, yaitu dengan cara:

    1. Menggerakan Karakter dengan menggunakanBiped

    2.

    Lipsync dengan teknikMorpher3.

    Animasi menggunakanParticle System

    c. Rendering

    Rendering merupakan tahap akhir dari proses produksi. Setelah proses

    Animating selesai, dilakukan proses Rendering untuk setiap adegannya.

    Rendering dilakukan untuk membuat animasi ini kedalam bentuk movieagar

    selanjutnya dapat diedit menggunakan Adobe Premiere untuk diberikan efek

    suara.

    3. Post Produksi

    a. Editingdan Sound Effect

    Ini adalah bagian terakhir dari proses pembuatan film. Dimana semua filemovie 3D hasil render dan file-file audio di satukan semua sesuai dengan

    storyboard. Pada tahap ini, semua file video hasil render 3D Studio Max dan file-

    file audio untuk backsound dan sound FX yang sudah disiapkan untuk di-load ke

    dalamsoftware editing video yaitu, Adobe Premiere.

    4. Visualisasi Final

    Layout Poster

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    Headline

    Body Copy

    Splash

    Ilustrasi

    Splash

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    15/16

    Layout CDBox

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    Layout Cover CD

    (Moh. Ali Anwar, 2012)

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Anak-anak menyukai sesuatu yang menghibur yang salah satunya adalah

    menonton televisi seperti film animasi. Film-film animasi dapat digunakan oleh

    para orang tua maupun para pendidik untuk menyampaikan suatu pesan agar

    mudah dipahami oleh anak-anak.

    Film animasi 3 dimensi yang mengajarkan nilai-nilai positif masih jarang

    ditemukan dipasaran dalam negeri sehingga dengan komik film ini menjadikan

    pilihan alternatif yang baru bagi masyarakat. Dengan ilustrasi secara 3 dimensi

    serta model karakter yang realis dan cerita yang khas Indonesia akan menarik

    minat masyarakat. Dengan karakter dan ide cerita demikian, diharapkan

    mempermudah anak-anak dalam memahami pesan-pesan positif yang

    disampaikan lewat isi cerita.

    Headline

    Body Copy

    Ilustrasi

  • 7/25/2019 artikel6CB17B9BC1FEB932050684AB6B91D31F

    16/16

    SaranUntuk mahasiswa Desain Komunikasi Visual yang akan membuat

    perancangan film animasi sebaiknya memperhatikan beberapa hal yang menjadi

    yang menjadi kendala dalam perancangan film animasi 3 dimensi, antara lain:

    Waktu yang singkat. Ini menimbulkan kurang maksimalnya pengerjaan animasiini. Ketersediaan sarana mempengaruhi perancangan film animasi. Animating

    dengan partikel yang banyak akan memerlukan proses rendering lebih lama. Hal

    ini dapat diatasi dengan menyederhanakan objek, atau yang biasa dikenal dengan

    low poly, serta penggunaan teknik mapingyang sederhana.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ardjaka, Sugiyono. 2009.Metodologi Desain. Fakultas Sastra : Universitas

    Negeri Malang

    Arikunto, Suharsini. 1998.Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

    Balitbang Dikbud. 1997.Pedoman Pembelajaran Budi Pekerti. Jakarta: Pusbang-

    kurrandik

    Darma, P, Sulasmi. 1989. Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni & Desain.

    Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga

    Kependidikan

    Hurlock, Elizabeth B. 1980.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

    Kasali, Rhenald. 1992.Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di

    Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafika

    Kesuma, Dharma. 2011.Pendidikan Karakter : Kajian Teori dan Praktik di

    Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

    Kotler, Philip. 1995. Strategic Marketing For Educational Institutional, Second

    Edition, Prentice - Hall Inc.Narbuko, Kholid. 2003.Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

    Prakoso, Gatot.2011.Animasi. Jakarta : IKJ & Yayasan Seni Visual Ind.

    Pujianto. 2005. Strategi Pemasaran Dalam Iklan. Fakultas Sastra : Universitas

    Negeri Malang

    Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi

    ketiga).

    Sachari, Agus. 2011.Desain Gaya Dan Realitas. Jakarta: CV Rajawali.

    Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Malang. 2000.

    Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Malang : UM Press