Artikel_11105639
Transcript of Artikel_11105639
5/17/2018 Artikel_11105639 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel11105639 1/8
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KOTA DEPOK DENGAN
MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DAN DATABASE POSTGRESQL
Tias Ekawati (11105639)
Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiUniversitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kota Depok adalah kota yang sangat besar begitu pula dengan tempat ibadahnya yang
sangat banyak dan tersebar. Maka pada skripsi ini penulis membuat Sistem Informasi
geografis tempat ibadah kota depok dengan menggunakan quantum gis dan database
postgreSQL. Quantum gis penulis gunakan untuk digitasi peta yaitu terdiri dari digitasi
kelurahan, digitasi jalan dan digitasi titik tempat ibadah yang menghasilkan file .shplalu dikonversi menjadi database postgreSQL. sedangkan postgreSQL penulis gunakan
untuk database peta dan admin. Informasi yang disajikan meliputi nama tempat ibadah,
lokasi, luas, nomor telpon, trayek angkot, nomor BA dan nomor register. Keberadaan
tempat ibadah harusnya menjadi perhatian pemerintah Depok maka diharapkan
dengan adanya Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah Kota Depok ini, informasi
mengenai tempat ibadah menjadi lebih tersruktur sehingga masyarakat menjadi lebih
mudah untuk mendapatkannya.
Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, Tempat Ibadah, Quantum GIS.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Saat ini kota Depok sudah
menjadi kota yang sangat maju,
berbagai fasilitas dapat dengan mudah
kita temui di Depok mulai dari
Universitas Negeri atau pun swasta,
Hotel, Perumahan, Rumah sakit,
Tempat Rekreasi dan tempat ibadah.Salah satu fasilitas yang ada di kota
depok adalah tempat ibadah yang
tersebar di seluruh kota depok seperti
Masjid, Gereja, Pura dan vihara.
Keberadaan tempat ibadah juga tidak
kalah penting dengan keberadaan
fasilitas lainnya. Tempat ibadah
menjadi fasilitas public yang wajib ada
di setiap daerah. Setiap warga yang
beragama pasti melaksanakan ibadah
atau sekedar berdoa di tempat ibadah.
Indonesia adalah negara yang
beragama oleh karena itu merupakan
suatu keharusan bagi suatu daerah
memiliki tempat ibadah. Bahkan tak
jarang banyak tempat ibadah yang juga
dijadikan tempat rekreasi.
Keberadaannya yang menyebar
mengharuskan adanya suatu sistemyang memudahkan dalam menyediakan
informasi mengenai tempat ibadah
tersebut. Mulai dari lokasinya, luas
bangunan, sarana transportasi menuju
kesana, serta keterangan lainnya
mengenai tempat ibadah tersebut yang
berguna bagi warga setempat juga
warga luar daerah tersebut.
Perkembangan teknologi
komputer telah menghadirkan sistem
informasi geografis yang dapat
5/17/2018 Artikel_11105639 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel11105639 2/8
membantu menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Sistem Informasi
Geografis dapat menyajikan informasi
lokasi masjid, luas bangunan dan rute
terdekat dengan jelas, cepat, danakurat, baik dalam bentuk peta
maupun data. Sistem Informasi
Geografis ini diupayakan untuk
menjadi sarana mengakses informasi
yang cepat.
Ruang Lingkup
Penulis menitik beratkan
informasi geografis tempat ibadah
yang terdapat di kota Depok berupapeta yang terdiri dari peta lokasi
tempat ibadah, luas bangunan, rute
menuju ke tempat ibadah dan
keterangan lainnya.
Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah
terwujudnya sistem informasi
geografis untuk mempercepat
pencarian informasi tempat ibadahyang ada di kota depok. Informasi
yang disediakan antara lain lokasi
tempat ibadah, luas bangunan, sarana
transportasi dan keterangan lainnya.
Metode Penelitian
Metodelogi yang digunakandalam penelitian ini pertama
perencanaan sistem yang akan dibuat
pada tahap ini penulis melakukan
pencarian data ke Pemda kota Depok
data yang diambil berupa nama tempat
ibadah, no registrasi, lokasi dan luas
bangunan. Langkah kedua analisis
sistem yaitu melakukan analisis
sistem seperti apa yang dibuat dan
software – software yang dipakai yaitu
quantum gis, mapserver, postgreSQL
dan chameleon.
Ketiga melakukan perancangan
yaitu membuat storyboard danrancangan halaman. Keempat testing
yaitu melakukan verifikasi, validasi
dan deteksi error untuk menemukan
masalah dan membenahinya. Terakhir
implementasi yaitu menjalankan
sistem informasi geografis tempatibadah yang telah siap digunakan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Geografis
Geographic Information System
(GIS) atau Sistem Informasi Geografis
(SIG) diartikan sebagai sistem
informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memangggilkembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis
atau data geospatial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam
perencanaan dan pengelolaan
penggunaan lahan, sumber daya alam,
lingkungan transportasi, fasilitas kota,
dan pelayanan umum lainnya.
Komponen utama SIG adalah sistem
komputer, data geospatial danpengguna.
Sistem komputer untuk SIG
terdiri dari perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software) dan
prosedur untuk penyusunan
pemasukkan data, pengolahan, analisis,
pemodelan (modelling), dan
penayangan data geospatial. Sumber-
sumber data geospatial adalah peta
digital, foto udara, citra satelit, tabel
statistik dan dokumen lain yangberhubungan. Data geospatial
dibedakan menjadi data grafis (stau
disebut juga data geometris) dan data
atribut (data tematik). Data grafis
mempunyai tiga elemen : titik (node),
garis (arc) dan luasan ( poligon) dalam
bentuk vector ataupun raster yang
mewakili geometri topologi, ukuran,
bentuk, posisi dan arah. Fungsi
pengguna adalah untuk memilih
informasi yang diperlukan, membuat
5/17/2018 Artikel_11105639 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel11105639 3/8
standar, membuat jadwal pemutakhiran
(updating) yang efisien, menganalisis
hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan
yang diinginkan dan merencanakan
aplikasi.
Jenis Data Masukan Sistem
Informasi Geografi
Ada dua jenis data masukan yang
digunakan dalam Sistem Informasi
Geografi, yaitu data spasial dan data
non spasial atau atribut.
1. Data non spasial atau atribut
Data ini merupakan data yang memuat
karakteristik atau keterangan dari suatu
objek yang terdapat dalam peta
yang sama sekali tidak berkaitan
dengan posisi geografi objek tersebut.
Sebagai contoh, data atribut dari
sebuah kota adalah luas wilayah,
jumlah penduduk, kepadatan
penduduk, tingkat kriminalitas, dan
sebagainya.
2. Data spasial (data ruang)Data spasial merupakan data yang
memuat tentang lokasi suatu objek
dalam peta berdasarkan posisi
geografi objek tersebut di dalam
bumi dengan menggunakan sistem
koordinat. Data spasial mempunyai
dua elemen dasar, antara lain :
1. Lokasi
Lokasi umumnya mengacu pada
letak geografi suatu objek dalamsistem koordinat bumi
2. Atribut
Atribut merupakan karakteristik atau
ciri dasar dari suatu objek.
Data spasial dapat direpresentasikan
dalam dua bentuk, antara lain :
1. Model data vektor
Dalam model ini, data
direpresentasikan sebagai suatu pola
yang terdiri atas interkoneksi garis dan
titik yang merepresentasikan lokasi dangaris batas dari entitas geografi.
Dalam model data vektor, data
dapat direpresentasikan sebagai
berikut :
- Lines (garis) : sebuah objek yang
dihubungkan oleh dua titik.
- Polyline (polygon) : sebuah
objek yang dihubungkan oleh tiga
titik atau lebih.
- Points (titik) : sebuah objek
spesifik yang menunjukkan
lokasi geografi berdasarkan sistem
koordinat.
- Area (daerah) : sebuah objek
yang merepresentasikan sebuah
lokasi pada permukaan bumi.
- Nodes (titik potong) : sebuah
objek yang merupakan titik
potong antara beberapa objek garis.Pada model data vektor ini, suatu
objek dinyatakan dalam bentuk
koordinat (x,y). Semua koordinat
dalam model vektor ini saling
berhubungan, kecuali objek titik.
Objek titik dinyatakan dalam koordinat
tunggal, objek garis dan poligon
dinyatakan dengan deretan
koordinat yang berhubungan
sedangkan objek area dinyatakan
dengan deretan koordinat yangberhubungan dan tertutup
Gambar 1 Permukaan Bumi dan Lapisan pada
Model Data Vektor
5/17/2018 Artikel_11105639 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel11105639 4/8
2. Model data raster
Model data raster dihasilkan dari
teknologi pemotretan melalui satelit
dan udara, yang merepresentasikan
objek geografi sebagai struktur gridatau cell yang dikenal sebagai pixel.
Model grid atau cell ini
menggunakan matriks raster untuk
menyajikan informasi. Dalam
struktur ini data dikodekan,
kemudian akan dipetakan ke dalam
grid atau cell tertentu. Setiap cell yang
ada menunjukkan baris dan kolom dari
matriks penunjuk lokasi, serta atribut
yang dipetakan ke dalamnya.
Gambar 1 Permukaan Bumi dan Lapisan pada
Model Data Raster
Quantum GIS
Aplikasi dekstop SIG yang
mendukung format data vektor, raster,
dan database (PostGIS dan Oracle).
Quantum GIS adalah aplikasi SIG gratis
yang mencakup pemetaan, analisis
spasial, dan beberapa fitur DesktopGIS
lainnya. Aplikasi ini sama dengan paket
aplikasi GIS komersial namun aplikasi
ini didistribusikan secara gratis dibawah
lisensi GNU, QuantumGIS mendukung
format data vektor, raster, dan database
(PostGIS dan Oracle). QuantumGIS
juga dapat diprogram ulang untuk
mengerjakan tugas yang berbeda atau
lebih spesifik.
Aplikasi ini juga merupakan
suatu aplikasi multi-platform yang dapat
dijalankan pada sistem operasi yang
berbeda-beda termasuk MacOS X,Linux, Unix dan Windows XP.
Chameleon
Chameleon adalah framework
yang dapat digunakan dengan baik pada
webGis. Dapat digunakan secaraberdampingan atau full integrated
dengan dengan Mapserver berdasarkan
spesifikasi yang ditentukan oleh Open
Geospatial Consortium (OGC).
Chameleon sebagai sebuah produk dari
Open Source yang dibangun dengan
bahasa pemprograman PHP.
Chameleon memberikan akses
yang sederhana ke beberapa fitur yang
hanya bisa diakses dalam MapScript
dimana telah disediakan sebuah scriptyang telah jadi sebagai komponen yang
dapat di gunakan. Dengan Chameleon
seorang yang bukan programmer
memunkingkan untuk memasukan
komponen pada applikasi webGis.
Gambar berikut mengilustrasikan
konfigurasinya:
Gambar 2 Konfigurasi Chameleon yang
digunakan dengan MapServer
Chameleon terdiri lebih dari 300
script PHP yang memberikan fungsi dan
akses “widgets” pada WebGIS. Kita
tidak mesti mengetahui bagaimana
script ini bekerja karena dibangun
dengan PHP MapScript jadi disini kita
dapat dengan mudah memberikan
HTML tag. Sebagai contoh penggunaan
HTML Tag seperti melakukan desain
untuk menambahkan peta, scalebar,
5/17/2018 Artikel_11105639 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel11105639 5/8
legend, query tool, printing tools dan
applikasi-aplikasi lainnya.
Pengembang aplikasi yang
menggunakan Chameleon dapatmelakukannya hanya dengan
menambahkan Tag pada halaman
HTML. Cara seperti ini disebuat dengan
CWC2 tag sebuah konfigurasi untuk
komponen client WebGIS. Penggunaan
Tags ini memberikan metode yang
sederhana dalam menambahankan
sebuah halaman pada applikasi web.
MapserverMapserver merupakan aplikasi freeware
dan opensource yang memungkinkan
kita menampilkan data spasial (peta) di
web. Aplikasi ini pertama
dikembangkan oleh Universitas
Minesotta, Amerika Serikat untuk
proyek ForNet (sebuah proyek untuk
manajemen sumber daya alam) yang
disponsori oleh NASA ( National
Aeronautics and Space Administration).
MapServer mempunyai fitur¬fitur
berikut:
1. Menampilkan data spasialdalam format vektor seperti:
Shapefile (ESRI), ArcSDE
(ESRI), PostGIS dan
berbagai format data vektor
lain dengan menggunakan
library OGR
2. Menampilkan data spasialdalam format raster seperti:
TIFF/GeoTIFF, EPPL7 dan
berbagai format data raster
lain dengan menggunakan
library GDAL
3. Menggunakan quadtree
dalam indexing data spasial,
sehingga operasi¬operasi
spasial dapat dilakukan
dengan cepat
4. Dapat dikembangkan
(customizable), dengan
keluaran yang dapat diatur
menggunakan file¬file
template5. Dapat melakukan seleksi
objek berdasar nilai,
berdasar titik, area, atau
berdasar sebuah objek
spasial tertentu
6. Mendukung rendering
karakter berupa font
TrueType
7. Mendukung penggunaan
data raster maupun vektor
yang di¬tiled (dibagi¬bagimenjadi sub bagian yang
lebih kecil sehingga proses
untuk mengambil dan
menampilkan gambar dapat
dipercepat)
8. Dapat menggambarkan
elemen peta secara otomatis:
skala grafis, peta indeks dan
legenda peta
9. Menggunakan skala dalampenggambaran objek spasial
10. Dapat menggambarkan peta
tematik yang dibangun
menggunakan ekspresi lojik
mapun ekspresi reguler
11. Dapat menampilkan label
dari objek spasial, dengan
label dapat diatur
sedemikian rupa sehingga
tidak saling tumpang tindih
12. Konfigurasi dapat diatursecara on the fly melalui
parameter yang ditentukan
pada URL
13. Dapat menangani beragam
sistem proyeksi secara on
the fly
PostgreSQL
PostgreSQL adalah sebuah
object-relational database management
5/17/2018 Artikel_11105639 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel11105639 6/8
system (ORDBMS) yang bersifat open
source. PostgreSQL adalah database
yang powerful dan tidak kalah dengan
database komersil sekelasnya Oracle,
Sybase maupun Informix. PostgreSQLyang mendukung standar SQL92 dan
SQL99 ini juga mendukung bahasa
pemrograman C, C++, Java, Tcl, Perl,
Python, PHP, dst.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Sistem Informasi Geografis
tempat ibadah pada kota Depok dengan
menggunakan Quantum GIS,Chameleon dan MapServer. Dalam
pembuatannya penulis melakukan
beberapa tahap. Tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penentuan wilayah
2. Pengumpulan data spasial
3. Digitasi peta pada Quantum GIS
4. Konversi file .shp menjadi tabel
pada PostgreSql
5. Penggabungan web dan database
6. Pembuatan webGIS dengan
Chameleon pada MapServer
Penentuan Daerah/Wilayah
Di dalam SIG tentu harus terdapatpeta suatu daerah tertentu ataupun suatu
wilayah dan terdapat titik agar
informasi yang ditampilkan dapat
terlihat jelas sesuai dengan daerah yang
dituju. Pada penulisan ini, penulis
menetapkan pembahasan Sistem
Informasi Geografis tempat ibadah di
kota Depok .
Pengumpulan Data Spasial dan
Nonspasial
Tahap pengumpulan data adalah
tahap kedua yang dilakukan penulis
dalam menampilkan data-data mengenaiinformasi geografis yang ingin
ditampilkan. Data-data non-spasial yang
ditampilkan didapat dari pengambilan
data di Pemda Kota Depok dan Dinas
Perhubungan, sedangkan data spasial
diperoleh dari internet yaitu dari
www.google.com.
Digitasi Peta pada Quantum GIS
Teknik digitasi peta padaprinsipnya adalah pembuatan peta
melalui proses komputer. Penyimpanan
file di komputer dari hasil digitasi peta
tersebut dikelompokkan berdasarkan
pada layer-layer yang sesuai dengan
tipenya masing-masing, misalnya layer
garis diperuntukkan untuk data digital
jalan, layer poligon digunakan untuk
data digital kelurahan, layer titik
digunakan untuk memberikan label
nama untuk setiap tempat ibadah.Adapun langkah-langkah dalam
digitasi peta adalah sebagai berikut : - Install dan jalankan Quantum
GIS-0.9.1. Sehingga akan
muncul tampilan awal dari
program Quantum GIS.
- Lalu pada Quantum GIS
lakukan digitasi kelurahan
dengan layer polygon
- Lalu digitasi jalan dengan layer
line
- Terakhir digitasi titik tempat
ibadah dengan layer point
5/17/2018 Artikel_11105639 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel11105639 7/8
Gambar 3 Hasil Dgitasi Seluruhnya
Konversi File.shp menjadi Tabel
pada PostgreSQL
Hasil dari digitasi akan
menghasilkan file berbentuk .shp yang
akan dikonversi menjadi tabel – tabel
dalam database. Untuk menampung
konversi dari file .shp menjadi tabel-
tabel menggunakan database baru
dengan nama dbGIS, lalu hubungkan
file .shp tersebut dari software Quantum
GIS melalui PostGIS connection.
Setelah koneksi terhubung, setiap file.shp di konversikan kedalam
postgresSQL.
Pembuatan WebGis dengan
Chameleon pada MapServer
Untuk mendukung pengembangan
aplikasi, penulis membuat folder yang
akan digunakan untuk menampung
aplikasi yang telah dibuat. Folder yang
dipakai untuk menyimpan aplikasiadalah folder depok , folder ini berada di
dalam “C: \ms4w\apps”.
Folder depok terdiri dari subfolder
data, etc, htdocs dan map. Subfolder
“data” berfungsi untuk menyimpan data
lokal (.shp) yang akan digunakan,
misalnya penulis menampilkan jalan
dengan cara mengakses jalan.shp yang
tersimpan di folder ini.
Subfolder “etc” digunakan untuk
menyimpan gambar-gambar
berekstension .png yang berfungsi
sebagai simbol pada legenda yang
melambangkan kota depok, jalan,
gereja, masjid, pura dan vihara.
Subfolder “htdocs” berisi file-fileuntuk membuat tampilan WebGIS Kota
Depok.
Subfolder “map” berisi file
depok .map yang digunakan untuk
menghubungkan antara file yang
berekstension .shp dan database
PostgreSQL dengan Chameleon.
Gambar 4 Tampilan Halaman Peta
PENUTUP
Kesimpulan
Pada sistem informasi geografis
tempat ibadah ini menyajikan peta yang
di dalamnya terdapat informasi
mengenai tempat - tempat ibadah yang
ada di depok beserta atribut –
atributnya. Informasi yang di tampilkan
yaitu nama, lokasi, luas, no telpon, no
register, no BA dan trayek angkot.
Setiap tempat ibadah di bedakan
menjadi layer – layer yang terpisah
yaitu layer masjid, layer gereja, layer
pura dan layer vihara Sehingga
pengguna menjadi lebih mudah
melihatnya dan juga informasi
tambahan lain seperti jalan, kelurahan
dan kecamatan yang ada di Depok.
Aplikasi ini juga dilengkapi
profil kota Depok seperti filosofi danvisi-misi kota Depok serta bagi user
5/17/2018 Artikel_11105639 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel11105639 8/8
yang ingin melihat data dalam bentuk
daftar secara menyeluruh, disediakan
tampilan dalam bentuk tabel.
Dengan adanya webGIS ini
diharapkan dapat bermanfaat danmemberikan kemudahan bagi user
dalam mendapatkan informasi
mengenai tempat ibadah yang ada di
kota Depok.
Saran
WebGIS ini hanya menyediakan
admin untuk fasilitas tambah data, edit
data dan hapus data pada tabel dan
belum menyediakan fasilitas untuk menambah titik tempat ibadah baru
pada peta dan belum menyediakan
fasilitas edit data spasial, Maka
diharapkan agar webGIS ini dapat
dikembangkan. Pendataan yang tidak
lengkap dan tidak terkomputerisasi
menjadi kendala utama dalam
pembuatan WebGIS ini karena
pemerintah daerah Depok tidak
memiliki data tempat ibadah secaralengkap dan jelas. Maka diharapkan
kepada pemerintah daerah kota Depok
untuk lebih memperhatikan dan
menjaga data – data mengenai tempat
ibadah yang ada di kota Depok.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bunafit Nugroho, Apilkasi
Pemrograman Web Dinamis dengan
PHP dan MySQL, Gava Media,Yogyakarta, 2004.
[2] Eddy Prahasta, Membangun Aplikasi
Web-based GIS dengan MapServer,
Informatika Bandung, Bandung,
2007.
[3] Ruslan Nuryadin, Panduan
menggunakan MapServer ,
Informatika Bandung, Bandung,
2005.
[4] URL: http://depok.go.id, 24 Mei
2009
[5] URl : http://margonda.com, 01 Juni
2009
[6] URL: http://inigis.in/ blog/mengenal-
mapserver, 12 Juli 2009
[7] URL:http://gienvision.wordpress.com, 28
Juli 2009
[8] URL:http://id.wiki.detik.com/wiki/
SIG, 12 Agustus 2009