Artikel-Turbin-Air.doc

29
Pelatihan Mendesain Turbin Air Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat, saat ini PLN melaksanakan proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara 10.000 Mega Watt yang segera akan disusul dengan proyek 10.000 MW tahap II. Namun selain membangun pembangkit-pembangkit listrik berkapasitas besar tersebut, pada daerah-daerah terpencil dan jauh dari lokasi jaringan transmisi, diperlukan pasokan dari pembangkit-pembangkit listrik berkapasitas kecil, terutama yang memanfaatkan potensi energi setempat yang bersifat terbarukan (renewable). Salah satu sumber energi terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan adalah pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Keunggulan PLTMH terletak pada biaya pembangkitan energi listrik yang kompetitif dan teknologi yang sederhana sehingga dapat dikelola dan dioperasikan oleh masyarakat setempat. Makalah ini membahas tentang keunggulan turbin cross- flow (aliran silang) dibanding dengan jenis lainnya. Karena dapat dibuat dan dioperasikan dengan teknologi yang sederhana, turbin cross-flow cocok dikembangkan sebagai penggerak mula PLTMH. MIKROHIDRO Secara umum Listrik Tenaga Air dapat dikatagorikan sesuai besar daya yang dihasilkannya, dimana salah satu klasifikasi Listrik Tenaga Air adalah sebagaimana 1

Transcript of Artikel-Turbin-Air.doc

Pelatihan Mendesain Turbin Air Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga

Mikrohidro

PENDAHULUAN

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat, saat ini PLN melaksanakan proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara 10.000 Mega Watt yang segera akan disusul dengan proyek 10.000 MW tahap II. Namun selain membangun pembangkit-pembangkit listrik berkapasitas besar tersebut, pada daerah-daerah terpencil dan jauh dari lokasi jaringan transmisi, diperlukan pasokan dari pembangkit-pembangkit listrik berkapasitas kecil, terutama yang memanfaatkan potensi energi setempat yang bersifat terbarukan (renewable).

Salah satu sumber energi terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan adalah pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Keunggulan PLTMH terletak pada biaya pembangkitan energi listrik yang kompetitif dan teknologi yang sederhana sehingga dapat dikelola dan dioperasikan oleh masyarakat setempat.

Makalah ini membahas tentang keunggulan turbin cross-flow (aliran silang) dibanding dengan jenis lainnya. Karena dapat dibuat dan dioperasikan dengan teknologi yang sederhana, turbin cross-flow cocok dikembangkan sebagai penggerak mula PLTMH.

MIKROHIDRO

Secara umum Listrik Tenaga Air dapat dikatagorikan sesuai besar daya yang dihasilkannya, dimana salah satu klasifikasi Listrik Tenaga Air adalah sebagaimana tabel berikut  (Sumber : Severn Wye Energy Agency, www.swea.co.uk)

1

No. JENIS DAYA / KAPASITAS

1. PLTA > 5 MW ( 5.000 kW).

2. PLTM 100 kW < PLTM < 5.000 kW

3. PLTMH < 100 kW

Namun sebenarnya pembagian antara PLTA (besar), PLTM (minihidro) serta PLTMH (mikrohidro) bervariasi dan dinamis. Pembagian pada tabel diatas merupakan salah satu contoh. Namun secara umum dapatlah ditentukan bahwa yang dimaksud sebagai PLTMH adalah jika mempunyai kapasitas daya di bawah 100 kW.

Pada dasarnya suatu pembangkit listrik tenaga air berfungsi untuk mengubah potensi tenaga air yang berupa aliran air (sungai) yang mempunyai debit dan tinggi jatuh (head) untuk menghasilkan energi listrik. Bangunan tersebut mencakup bangunan sipil dan peralatan elektromekanik.

Gambar berikut menunjukkan skema dan susunan peralatan typical sebuah PLTMH

Air yang mengalir di sungai dibelokkan alirannya oleh Weir (bendung), sehingga aliran air tersebut mengalir lewat bangunan sadap (Intake) . Pada intake terdapat bak pengendap (settling basin) yang berfungsi untuk menghendapkan butir-butir pasir dan lumpur dari air. Dari bak penenang air dialirkan melewati saluran pembawa (head race) menuju bak penenang. (forebay).

A. Bak penenang (forebay) berfungsi untuk menenangkan atau menurunkan kecepatan air sebelum masuk ke penstock. Bak penenang ini juga biasanya berfungsi sebagai bak pengendap, yaitu mengendapkan sisa-sisa partikel-partikel pasir dan lumpur yang masih terbawa lewat saluran penghantar. Dari forebay air mengalir lewat saluran pipa tertutup yang disebut pipa pesat (penstock).

B. Pada ujungnya di sebelah bawah pipa pesat disambung dengan turbin yang berfungsi untuk mengubah energi potensial yang ada pada air menjadi enegi mekanik. Poros turbin dihubungkan dengan generator, baik dikopel secara langsung sehingga putaran turbin dan generator sama, maupun dengan memakai sistem transmisi mekanik lain jika putaran keduanya berbeda. Putaran generator tersebut selanjutnya menghasilkan energi listrik.

2

KLASIFIKASI TURBIN AIR

Fungsi turbin adalah mengubah energi ketinggian air menjadi daya putaran poros. Pemilihan jenis turbin air yang dipakai pada PLTMH tergantung pada karakteristik site tempat lokasi PLTMH tersebut, terutama tinggi head serta besar aliran air yang ada.

Setiap turbin mempunyai kecepatan putar tertentu, dimana turbin tersebut akan beroperasi dengan efisiensi terbaik pada kombinasi head dan debit tertentu. Kecepatan putar desain turbin sebagian besar ditentukan oleh besar head operasi turbin air tersebut. Turbin air dapat dibagi atas head tinggi, head menengah dan head rendah. Disamping itu dari segi beroperasinya turbin air dibedakan atas turbin impuls dan turbin reaksi sebagaimana table berikut :

Tabel Klasifikasi Jenis Turbin Air (Adam Harvey et al, Microhydro Design Manual, Intermediate Technology Publications, London, 1993)

Head tinggi Head Menengah Head rendah

Turbin impuls

Pelton

Turgo

Cross-flow

Multi-jet pelton

Turgo

Cross-flow

Turbin reaksi Francis Propeller

Kaplan

Pada saat beroperasi sudu putar (runner) turbin reaksi terendam di dalam air dan bertekanan. Sudu runner mempunyai profil sehingga perbedaan tekanan antara satu sisi dengan sisi lainnya sehingga menimbulkan gaya, seperti sayap pesawat terbang. Gaya tersebut yang menyebabkan runner berputar.

Sedang pada turbin impuls terjadi hal yang sebaliknya, runner turbin impuls beroperasi di udara (tidak terendam air), runner tersebut diputar oleh adanya semprotan (jet) air. Pada kondisi tersebut tekanan air sama dengan tekanan udara luar (atmosfir) baik sebelum maupun sesudah mendorong sudu. Pada turbin ini sebelum mendorong sudu, air mengalir melalui nosel yang mengubah air kecepatan rendah dan tekanan tinggi menjadi kecepatan tinggi (jet). Air berkecepatan tinggi tersebut lalu mendorong runner sehingga momentum air berpindah ke runner.

3

CONTOH PELAKSANAAN PEMBUATAN TURBIN MIKROHIDRO DI BANDUNG

Terimakasih untuk Mini Hydro Power Project (MHPP) yang sudah berkenan memberikan desain turbin crossflow untuk dipublikasikan bagi kepentingan umum.

Sebenarnya turbin crosflow ini telah dibuat sejak sekitar setahun yang lalu dan dilakukan lab test hingga akhir Agustus dan juga pemasangan perdana di Sulawesi pada bulan September 2008 oleh team dari MHPP.

Turbin piko yang merupakan penyederhanaan dari desain Crossflow T15 dibuat semata-mata untuk menyebarluaskan teknologi yang semestinya dimiliki oleh seluruh aspek sosial yang ada di masyarakat Indonesia. Turbin ini dikembangkan untuk dapat menekan biaya produksi sehingga masyarakat di desa-desa yang jauh dari jaringan PLN dapat ikut menikmati manfaat energi listrik.

4

Saat ini saya sedang mencoba mengkombinasikan turbin piko ini dengan motor dari bekas mesin cuci yang saat ini tersedia cukup banyak (hasil recycle), target yang dituju adalah turbin yang lebih ringkas, relatif murah dan aman (arus DC)

Lokasi pemasangan sudah tersedia.. turbin pun telah selesai dipabrikasi.. tinggal memasangnya dan membuat jaringan ke masyarakat desa. Hal ini tentu membutuhkan dana lebih banyak lagi, memang sudah ada beberapa instansi yang menawarkan pendanaan tetapi belum terealisasi hingga saat ini.

Semoga yang kami lakukan dapat bermanfaat demi Indonesia bebas krisis energi, dan juga mengedepankan energi terbarukan. Seperti pernah dikatakan oleh guru saya, Gerhard Fischer, …wasserkraft hascho! (hydropower hebat!!)

7

Setelah berbulan-bulan berencana, membuat dan melakukan beberapa test, akhirnya saya dan beberapa teman mencari lokasi yang tepat untuk turbin piko pertama kami. Idenya sederhana saja, membuat turbin air skala sangat kecil (<5000 watt) semurah mungkin dan pemanfaatan sebesar mungkin. Di tulisan yang akan datang mudah-mudahan saya dapat menuliskan pengalaman membuat dan melakukan test turbin piko ini.

Susah-susah mudah memang mencari lokasi dengan head (tinggi jatuh air) 15 meter dan debit air 15 liter per detik sesuai desain turbin yang telah kami buat. Di Bandung dan sekitarnya (tempat tinggal kami) akan sangat sulit mencari lokasi yang diinginkan, paling tinggi 5 meter saja sementara debit air di perkotaan unpredictable (tak bisa diprediksi) kadang besar kadang habis sama sekali. Di pedesaan air sangat besar dan head biasanya cukup tinggi sehingga akan sangat feasible (mungkin) jika menggunakan turbin mikro yang sudah diproduksi bebepara manufaktur di Bandung seperti PT. Heksa Prakarsa Teknik, CV. Cihanjuang Inti Teknik dan PT Kramat Raya Sejahtera.

Solusi untuk kami ternyata tidak terlalu sulit, kami tinggal mencari turbin-turbin kincir sederhana yang dibangun di beberapa desa yang memang sudah sangat membutuhkan listrik, baik untuk penerangan maupun untuk usaha kecil. Pilihan kami adalah sebuah desa di daerah Garut Selatan yang tidak terjangkau oleh jaringan transmisi PLN. Di pertengahan September 2008 di saat bulan Ramadhan kami berempat bersama seorang warga desa melakukan survey (peninjauan) ke pelosok hingga kami temukan turbin kincir yang dimaksud.

8

Terdiri dari 3 buah air terjun berundak-undak dan 3 kincir, dengan kondisi 2 kincir beroperasi dan 1 kincir tidak ada. Menurut informasi yang kami dapatkan dari 2 kincir yang beroperasi 1 kincir menghasilkan ~100w dan yang lainnya bisa menghasilkan ~250w, kedua kincir dimanfaatkan untuk menerangi sekitar 5 rumah masing-masing 50 – 75 watt.

Saat melakukan survey kami hanya membawa kamera digital, alat ukur sederhana (meteran) dan tali sehingga cara pengukuran yang kami lakukan tentu bukan sesuatu yang presisi tapi acceptable (dapat diterima) untuk sebuah kunjungan singkat.

9

Pengukuran head:

Pengukuran dilakukan dengan membentangkan meteran dari permukaan air terjun yang paling atas hingga permukaan jatuhan air paling bawah sehingga didapatkan panjang sisi miring, untuk sudut kami melakukan foto tegak lurus ke arah perpotongan meteran dan tali yang digantung batu yang selanjutnya diolah dengan menggunakan software drawing.

10

Dari hasil pengukuran didapat ketinggian kurang lebih 15 meter, pengukuran lebih detail akan kami ketahui ketika membawa turbin piko yang sudah dilengkapi preassure gauge (alat ukur tekanan) ke lokasi.

11

Pengukuran Debit:

Pengukuran debit dilakukan dengan cara yang sederhana pula yaitu dengan mengukur kecepatan benda di aliran air sepanjang 6 meter, dalam hal ini kami menggunakan bunga liar (terimakasih kepada bunga-bunga yang sudah berkorban). Dari beberapa test kami dapatkan rata-rata 7 detik dibutuhkan bunga liar untuk mencapai 6 meter atau sekitar 0,86 m/dt, penampang selokan memiliki lebar 30 cm dan kedalaman air 6 cm sehingga diperoleh luas penampang air 0,018 m2. Debit kami dapatkan  dengan memformulasikan kecepatan aliran air dikalikan luas penampang selokan

Q = v x a

Q = 0.86m/dt x 0.018m2 = 0,0154m3/dt ~ 15 l/dt

Analisa optimis kami untuk daya yang terbangkitkan:

12

P = H x Q x g x 50%

= 15m x 15l/dt x 9,8m/dt2 x 0,5

= 1102,5 watt

Dari energi yang terbangkitkan kami berharap dapat menerangi sekitar 20 rumah masing-masing 50 watt.

Akhir kata kami terpuaskan dengan hasil yang kami dapatkan karena secara garis besar sesuai dengan turbin piko yang telah kami buat, sore hari kami pulang dengan perasaan lelah bercampur bahagia karena waktu berbuka puasa akan tiba.

Saya akan terus memberikan kelanjutan dari pengalaman ini setelah kami berhasil memasang turbin.

Terima kasih dan mohon doanya.

13

CONTOH PELAKSANAAN PEMBUATAN TURBIN AIR DI

MATARAM

Saluran Mataram adalah saluran  irigasi  yang menghubungkan  Sungai

Progo dan Sungai Opak.  Jaringan Induk Saluran Mataram, terbagi atas

Saluran Induk Karang Talun yang panjangnya lebih dari 3 km, Selokan

Mataram (31,2 km) dan Saluran Van der Wicjk (17 Km). Bangunan irigasi ini

merupakan jaringan interkoneksi antar Daerah Aliran Sungai (DAS), yakni

antara DAS Progo dan DAS Opak.

Menurut informasi dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah

Sungai Progo Opak Oyo (Balai PSDA WS POO/Balai POO), Selokan

Mataram dan Saluran Van der Wicjk adalah merupakan sumber air utama di

DIY. Debit air rata-ratanya 21,5 m3/detik pada periode April-Oktober

(musim kemarau). Serta 136,75 m3/detik pada periode November-Maret

(musim penghujan) meskipun sering pula debit airnya mengalami penurunan

secara drastis dibawah 10 m3/detik pada akhir musim kemarau.

Pada planing system-nya, selokan Mataram dipakai untuk pelayanan

irigasi seluas 33.000 Ha, untuk pengelontoran sistem sanitasi kota sekitar

0.4m3/dtk dan suplesi keperluan industri Gula Madukismo 0,55 m3/dtk pada

musim giling. Serta 0,22 m3/dtk pada musim pemeliharaan melalui suplesi di

Sungai Winongo yang diambil di Bendung Korbri.

Selokan Mataram dibangun tahun 1944 dan berhulu di dusun Macanan,

Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang. Meskipun

keberadaan Selokan Mataram telah banyak memberikan manfaat bagi

masyarakat Yogyakarta, namun tidak bagi masyarakat Desa Bligo,

Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang Hal ini karena letak Selokan

Mataram berada di dataran yang lebih rendah dari areal pertanian yang ada.

Oleh karena itu, pada tahun 2008 Pemerintah Desa Bligo berupaya

untuk memanfaatkan Selokan Mataram sebagai sumber energi terbarukan

dengan membentuk Pengelola Pembangkit Listrik Desa (PLD) yang

14

dilanjutkan dengan membuat sebuah turbin air untuk pembangkit listrik

tenaga mikrohidro. Namun hasilnya tidak maksimal (gagal) karena

putarannya terlalu rendah dan tidak stabil sehingga tidak mampu

menghasilkan energi listrik.

Berdasarkan orientasi awal yang dilakukan oleh penulis terhadap turbin

air yang dibuat oleh Pengelola PLD desa Bligo, diketahui bahwa desain yang

dipilih tidak sesuai dengan karakteristik aliran selokan Mataram dan

kurangnya pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan air, kincir,

turbin dan desain turbin yang benar.

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,

karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik

(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh

dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan

digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan

energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air

yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak

awal abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan

gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air

mulai dikembangkan.

Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada

besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head

adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar

dari kincir air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air

adalah merupakan energi potensial air yaitu :

dengan

m adalah massa air

h adalah head (m)

g adalah percepatan gravitasi

15

Daya merupakan energi tiap satuan waktu , sehingga persamaan (1)

dapat dinyatakan sebagai :

Dengan mensubsitusikan P terhadap dan mensubsitusikan

terhadap maka :

dengan

P adalah daya (watt) yaitu

Q adalah kapasitas aliran

adalah densitas air

Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran

air datar. Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik

dengan

v adalah kecepatan aliran air

Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut :

atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas maka

dengan

A adalah luas penampang aliran air

16

Kincir air merupakan sarana untuk merubah energi air menjadi energi

mekanik berupa torsi pada poros kincir. Ada beberapa tipe kincir air yaitu

Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir jatuh ke dalam bagian

sudu-sudu sisi bagian atas, dan karena gaya berat air roda kincir berputar.

Kincir air overshot adalah kincir air yang paling banyak digunakan

dibandingkan dengan jenis kincir air yang lain. Adapun keuntungannya

adalah Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85%, tidak

membutuhkan aliran yang deras, konstruksi yang sederhana, mudah dalam

perawatan dan teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang

terisolir.

Adapun kerugiannya adalah karena aliran air berasal dari atas maka

biasanya reservoir air atau bendungan air, sehingga memerlukan investasi

yang lebih banyak, tidak dapat diterapkan untuk mesin putaran tinggi,

membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan dan daya yang

dihasilkan relatif kecil.

Jenis kincir yang kedua adalah kincir air undershot. Kincir ini bekerja

bila air yang mengalir, menghantam dinding sudu yang terletak pada bagian

bawah dari kincir air. Kincir air tipe undershot tidak mempunyai tambahan

keuntungan dari head.Tipe ini cocok dipasang pada perairan dangkal pada

daerah yang rata. Tipe ini disebut juga dengan ”Vitruvian”. Disini aliran air

berlawanan dengan arah sudu yang memutar kincir. Keuntungan kincir ini

adalah Konstruksi lebih sederhana, lebih ekonomis, mudah untuk

dipindahkan. Sedangkan kerugiannya adalah Efisiensi kecil dan daya yang

dihasilkan relatif keci.

Jenis kincir yang ketiga adalah Kincir air Breastshot, yang merupakan

perpaduan antara tipe overshot dan undershot dilihat dari energi yang

diterimanya. Jarak tinggi jatuhnya tidak melebihi diameter kincir, arah aliran

air yang menggerakkan kincir air disekitar sumbu poros dari kincir air. Kincir

air jenis ini memperbaiki kinerja dari kincir air tipe under shot.

Selain kincir juga terdapat turbin air. Turbin air dikembangkan pada

abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.. Turbin

17

air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis

diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip

kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis,

turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin

reaksi.

Pada turbin impuls Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik

pada nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur

sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga

terjadi perubahan momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar.

Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari

nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua

energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah

menjadi energi kecepatan.

Berbeda dengan turbin impuls, Sudu pada turbin reaksi mempunyai

profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama

melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga

runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja

berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin

reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.

C. METODE PELAKSANAAN PPM

1. Khalayak Sasaran Kegiatan PPM

Kegiatan ini direncanakan oleh 5 Pengelola Listrik Desa (PLD) dan

15 pemuda Bligo Ngluwar Magelang. Selain itu kegiatan ini melibatkan

para Kepala Dusun (Kadus) di sekitar Selokan Mataram yaitu Kadus

Blaburan di mana masih terdapat 21 rumah belum taraliri listrik, Kadus

Beteng terdapat 9 rumah, Kadus Macanan terdapat 22, dan Kadus

Kolodanan 10 rumah, sehingga diharapkan nantinya dapat membagi

pengetahuan kepada warga dan membuat turbin air secara mandiri.

18

2. Metode Kegiatan PPM

Metode kegiatan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah

sebagai berikut :

a. Ceramah dan Demonstrasi

Metode ini digunakan untuk memberikan informasi dan pemahaman

peserta tentang berbagai macam jenis turbin air yang dapat

digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

b. Praktek dan Pembimbingan

Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan berlatih

membuat desain turbin air beserta perhitungan secara tepat.

3. Langkah-Langkah Kegiatan PPM

Berdasarkan orientasi lapangan diperoleh gambaran bahwa

Pengelola PLD Desa Bligo masih mengalami kesulitan dalam

mendapatkan informasi tentang jenis-jenis turbin air yang sesuai dengan

karakteristik aliran air Selokan Mataram dan cara mendesainnya.

Kesulitan tersebut dapat karena keterbatasan pengetahuan, ketrampilan dan

belum adanya upaya-upaya mengoptimalkan sumber-sumber informasi

yang ada. Kondisi ini apabila tidak segera di atasi maka akan menghambat

program Pemerintah Desa Bligo untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi

proyek air bersih maupun masyarakat yang kebutuhan listriknya mencapai

71.000 watt.

Berdasarkan uraian di atas, maka pemecahan masalah yang diajukan

secara operasional adalah sebagai berikut :

a. Diskusi secara intensif tentang ;

1) Karakteristik aliran Selokan Mataram

2) Jenis-jenis turbin air

3) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan turbin air

b. Pelatihan intensif tentang ;

1) Desain turbin air

19

2) Perhitungan-perhitungan

3) Pemilihan bahan

4) Perakitan bagian-bagain turbin air

5) Perawatan turbin air.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat

a. Faktor Pendukung

Beberapa hal yang mendukung terlaksananya kegiatan PPM dengan

judul Pelatihan Mendesain Turbin Air Sebagai Pembangkit Listrik

Tenaga Mikrohidro Dengan Memanfaatan Saluran Irigasi Selokan

Mataram di Desa Bligo Kecamatan Ngluwar Magelang ini adalah :

1) Kegagalan pemerintah Desa Bligo dalam membuat kincir air

sebagai pembangkit listrik.

2) Keinginan masyarakat Desa Bligo untuk mengoptimalkan

pemanfaatan aliran air Selokan Mataram.

3) Motivasi peserta yang tinggi untuk mengetahui atau mendapat

pengetahuan tentang turbin air.

4) Keinginan peserta untuk dapat merencanakan dan buat sendiri

turbin air yang sesuai dengan karakteristik selokan Mataram.

b. Faktor Penghambat

1) Peserta pelatihan rata-rata telah lulus sekolah lebih dari lima

tahun lalu, sehingga relatif sulit untuk diajak berfikir lebih cepat.

2) Materi pelatihan yang relatif baru bagi para peserta, sehingga

perlu waktu untuk dapat memahami.

3) Keterbatasan dana untuk praktek membuat turbin, mengingat

harga bahan turbin yang relatif mahal.

D. PELAKSANAAN KEGIATAN PPM

1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM

20

Kegiatan PPM dilaksanakan pada Tanggal 30 September, 2, 7, 9, 14,

16, 21, 23 Oktober 2009 dan ditutup tanggal 30 Oktober 2009. Adapun

rincian kegiatannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan PPM

Hari/Tgl Pelaksana Kegiatan Keterangan

30/09/09 Amir Fatah Koordinasi dan apersepsi tentang program dan materi pelatihan

Pembuatan kesepakatan jadwal pelatihan dan materi pelatihan

2/10/09 &

7/10/09

Agus Budiman & TIM

Tenaga Air Penyampaian materi dengan demonstrasi, Tanya jawab dan evaluasi

9/10/09 &

14/10/09

Agus Budiman & TIM

Kincir air Penyampaian materi dengan demonstrasi, Tanya jawab dan evaluasi

16/10/09 &

21/10/09

Agus Budiman & TIM

Turbin air Penyampaian materi dengan demonstrasi, Tanya jawab dan evaluasi

23/10/09 &

30/10/09

Agus Budiman & TIM

Latihan Membuat Desain Turbin air

Praktek dan Tanya jawab

2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM

Setiap peserta pelatihan dalam praktek membuat desain turbin

diiberikan bahan dari karton tebal beserta alat tulis yang diperlukan. Dari

20 peserta dihasilkan 17 desain turbin. Selanjutnya dipilih satu yang paling

baik dan dipraktikan dengan bahan besi dan pipa. Adapun untuk praktek

dengan bahan sesungguhnya, dilakukan para peserta secara mandiri

mengingat dari para peserta terdapat dua orang yang cukup lama pernah

bekerja di industri mesin perkakas.

21

E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Pengabdian pada masyarakat dalam bentuk pelatihan yang berkaitan

dengan energi terbarukan yaitu pelatihan desain turbin mikrohidro dengan

memanfaatkan aliran selokan Mataram sebagai pembangkit tenaga listrik

telah dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan atau 16 jam. Pelatihan

dilaksanakan dengan menekankan pada pemahaman tentang hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam perancangan sebuah mikrohidro terutama turbin

air. Hasil pelatihan ini menghasilkan 17 desain turbin dengan berbagai

ukuran beserta perhitungannya dan satu buah turbin crossflow yang

pengerjaannya mencapai 70 %. Dengan demikian dari pelatihan yang

dilakukan selama 8 hari atau 16 jam ini dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan para peserta tentang berbagai macam turbin air yang dapat

digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro dapat meningkat

bahkan telah mampu membuat desain turbin air yang benar.

2. Saran

a. Dapat dilakukan pelatihan yang sama terutama pada daerah

yang benar-benar membutuhkan energy listrik.

b. Dapat dilakukan pelatihan lanjutan berupa pembuatan turbin

mikrohidro.

22