Artikel tanda baca
-
Upload
hanifa-nurmira-tama -
Category
Education
-
view
2.459 -
download
0
Transcript of Artikel tanda baca
KESALAHAN DALAM PENGGUNAAN TANDA BACA
DISUSUN OLEH:
Nama : Hanifa Nurmira Tama
NPM : 1413024037
Prodi : Pendidikan Biologi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekeliuran dan kesalahan dalam
penggunaan tanda baca yang meliputi : penggunaan tanda titik, tanda koma, tanda titik koma,
tanda hubung dan garis miring. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu
analisis isi. Penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan yang diperoleh dari
data lapangan yang dikumpulkan, seperti brosur, pamflet, banner, poster, kemudian
menganalisis data yang ada. Kesalahan penggunaan tanda baca titik yaitu terjadi pada
pemberian gelar dan nama orang. Penggunaan tanda baca koma ditemukan kesalahan pada
penulisan unsur-unsur suatu perincian atau pembilangan. Penggunaan tanda baca hubung
ditemukan beberapa kesalahan yang tidak sesuai dengan pemenggalan kata diantara suku-
suku kata. Dari hasil penelitian mengambil kesimpulan bahwa penggunaan tanda baca tidak
sesuai dengan pedoman Ejaan Yang Disempurnakan. Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa 5 sampel yang peneliti teliti terdapat kesalahan yang ada yaitu : kesalahan penggunaan
tanda baca titik (.) berjumlah 3 kesalahan, tanda baca koma (,) berjumlah 2 kesalahan, tanda
baca titik koma (;) berjumlah 1 kesalahan, tanda baca hubung (-) berjumlah 1 kesalahan, dan
tanda baca miring berjumlah (/) berjumlah 1 kesalahan.
Kata kunci : Peranan penggunaan tanda baca
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian) dan wacana tulis dinas
(laporan kegiatan, laporan tugas dinas) menerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan (EYD). EYD memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada,
yaitu penggunaan tanda baca. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting,
karena setiap karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca.
Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya tulis ilmiah salah dalam
memakai tanda baca terutama tanda titik (.) dan tanda koma (,). Masalah tersebut muncul
akibat kurangnya pemahaman dari penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,). Namun
masalh tersebut dapat dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yang berkelanjutan, Dengan
cara mempelajari dan memahami aturan dari penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,).
Dalam artikel ini, peneliti akan memaparkan bagaimana penggunaan tanda titik dan
tanda koma yang benar, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan penggunaan
tanda titik dan tanda koma yang baik dan benar dalam setiap penulisan. Agar tidak terjadi lagi
kesalahan tanda baca, baik ketika membuat karya tulis ilmiah maupun wacana tulis lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut:
1.2.1) kesalahan apa yang sering terjadi dalam pemakaian tanda baca ?
1.2.2) apa penyebab sering terjadinya kesalahan dalam penggunaan tanda baca ?
1.2.3) apa solusi yang di berikan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian baca ?
1.3 Tujuan Penelitian
Ketiga masalah tersebut dibahas dalam artikel ini dengan tujuan:
1.3.1) untuk menjelaskan kesalahan yang sering terjadi dalam pemakaian tanda baca.
1.3.2) untuk menjelaskan penyebab terjadinya kesalahan dalam penggunaan tanda baca.
1.3.3) untuk menjelaskan solusi yang dapat di berikan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pemakaian tanda baca.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pegertian Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu
pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya
tergantung pada pilihan penulis.
Senada dengan hal tersebut, menyatakan bahwa tanda baca merupakan suatu
simbol yang dipakai dalam kalimat untuk menyatakan arti dan makna dari kalimat
tersebut. Macam dan jenisnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan kalimat itu sendiri.
B. Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda titik (.)
Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.). Tanda ini lazimnya dipakai untuk : a) Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat.
Contoh :
Ibu mengajak saya pergi ke pasar.
Ayahku tinggal di Aceh.
Mereka sedang minum kopi.
b) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan singkatan kata
atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan kata yang sudah terdiri dari tiga
huruf atau lebih yang dipakai satu titik.
Contoh :
S.H (Sarjana Hukum)
S.Kom (Sarjana Komunikasi)
S.Sos (Sarjana Sosial)
c) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang
menunjukkan jumlah; juga dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan titik.
Contoh :
35.000
Pukul 05.00
Pukul 12.10.20 (pukul 12 lewat 10 menit 20 detik)
d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh :
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 1345 dan seterusnya.
Nomor gironya 5645678
e) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, misalnya judul buku, karangan lain, kepala
ilustrasi, atau tabel.
Contoh :
Catur untuk Semua Umur (tanpa titik)
f) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2)
nama dan alamat penerima surat.
Contoh :
Jakarta, 11 Januari 2005 (tanpa titik)
Yth. Bpk. Tarmizi Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif Rahman No. 35 (tanpa titik)
e) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tanpa tanda tanya/tanda
seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
Arbor. Universitas of Michigan Press, 1974.
Lawrence Marry S. Writting as a Thinking Process. Ann
2. Tanda koma (,)
Koma atau perhentian antara yang menunjukkan suara menarik ditengah-tengah tutur,
biasanya dilambangkan dengan tanda (,). Disamping untuk menyatakan perhentian antara
(dalam kalimat), koma juga dipakai untuk beberapa tujuan tertentu.
Dalam hal-hal berikut dapat digunakan tanda koma :
a) Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat setara yang menyatakan
pertentangan, antara anak kalimat dan induk kalimat, dan antara anak kalimat dan
anak kalimat.
Contoh :
Budi akan berangkat sekolah, tetapi diluar hujan deras
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Daud
b) Koma digunakan untuk menandai suatu bentuk parentetis (keterangan-keterangan
tambahan yang biasanya ditempatkan juga dalam kurung) dan unsur-unsur yang tak
restriktif :
Contoh :
Pertama, tulislah nama, NPM dan kelas.
c) Tanda koma digunaka untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk kalimat
dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat.
Contoh :
Karena sedih, ia pergi mengurung diri di kamar.
d) Koma digunakan untuk menceraikan kata yang disebut berturut-turut :
Contoh :
Pak Burno membeli segulung tali, selembar papan triplek dan 1 sak semen.
e) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan transisi yang terdapat pada awal
kalimat, misalnya : jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi,
disamping itu, dlsb.`
Contoh :
Walaupun sulit, tetap saja apabila belajar akan menjadi mudah di pahami.
f) Koma selalu digunakan untuk menghindari salah baca atau keragu-raguan.
Contoh :
Dijalan raya kelihatan ramai.
Dijalan raya, kelihatan ramai.
g) Koma dipakai untuk menandakan seseorang yang diajak bicara.
Contoh :
Saya berharap, anak saya menjadi anak yang berbudi baik.
h) Koma dipakai juga untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkan.
Contoh :
Presiden Soekarna adalah presiden pertama Indonesia, dia berjuang dengan
sekuat tenaga.
i) Koma dipakai untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,
dari bagian kalimat lainnya.
Contohnya :
Wah, sungguh indah pemandangan itu.
O, begitu?
Aduh, sakitnya bukan main.
j) Tanda koma dipakai untuk memisahkan sebuah ucapan langsung dari bagian kalimat
lainnya.
Contoh :
Kata ayah, “saya akan menangani semua masalah yang ada.”
Kata Ibu, “Saya berbahagia sekali.”
“Saya berbahagia sekali,” kata ibu, “karena kamu berhasil.”
k) Tanda koma digunakan untuk memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat,
tempat dan tinggal.
Contoh :
Sdr. Agung, Jalan Jati Agung 04, Bandung
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6,
Jakarta
l) Menceraikan bagian nama yang dibalikkan (untuk referensi, misalnya).
Contoh :
Sunarti, Yani Maryani. Intisari Bahasa Indonesia untuk SD kelas 4, 5, dan 6
Edisi Revisi. 2005. Bandung: Pustaka Setia
Dowling, Edward T. 1994. Matematika untuk Ekonomi (Alih Bahasa). Jakarta
: Erlangga
m) Memisahkan nama keluarga dari gelar akademik.
Contoh :
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, S.H.
Siti Aminah, S.E,.M.M.
n) Untuk menyatakan angka desimal.
Contoh :
12,5 m
67,5 kg
Rp 6500,00
Rp 7600,00
3. Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Contoh :
Hari makin siang; dagangannya belum laku.
b) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh :
Ayah membaca buku; ibu sedang membuat jus tomat; adik serius menghafal
rumus-rumus; saya sendiri asyik menonton siaran pertandingan sepak bola.
c) Tanda titik koma dipakai dalam perincian berbentuk frasa yang dipaparkan secara
vertikal.
Contoh :
Syarat untuk menjadi karyawan adalah;
1) Berijazah minimal SMA;
2) Berdomisili di DKI Jakarta;
3) Berbadan sehat;
4. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris,
Menyambung unsur-unsur kata ulang,
Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Menyambung huruf kata yang dieja satu-satu ataupun bagian-bagian tanggal, bulan,
dan tahun.
Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau
ungkapan.
Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
5. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
Contoh :
No.: 7/PK/VIII/2015
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat.
Contoh :
V/III/2013(nomor surat 5, bulan 3 tahun 2013).
Dikirimkan lewat darat/laut = dikirimkan lewat darat atau laut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Kesalahan yang terjadi dalam penggunaan tanda baca
a. Tanda titik (.)
Penggunaan tanda titik (.) yang salah, sering ditemukan pada penulisan jumlah
uang. Contohnya : Rp. 2.500,00. Seharusnya penulisan yang benar yaitu setelah
penulisan Rp tidak diberikan tanda titik, seperti berikut : Rp 2.500,00.
Lalu pada pamflet juga ditemukan kesalahan penggunaan tanda titik, pada akhir
kalimat tidak diberi tanda titik.
Seperti berikut : Banyak orang yang sebenarnya sudah dekat dengan sukses tapi
sayangnya, mereka kemudian menyerah
Penulisan yang benar seharusnya : Banyak orang yang sebenarnya sudah dekat
dengan sukses tetapi sayangnya, mereka kemudian kemudian menyerah.
Selain itu ditemukan pula kesalahan penggunaan tanda titik (.), yaitu dalam penulisan
nomor telepon. Seperti berikut :
0812.527.11000
Penulisan yang benar seharusnya :
081252711000
Dalam penulisan nomor telepon ini tidak perlu menggunakan tanda titik untuk
memisahkan bagian-bagian digit nomor telepon, kesalahan ini sering terjadi bukan
hanya menggunakan titik, melainkan juga menggunakan tanda hubung.
b. Tanda koma (,)
Penggunaan tanda koma (,) yang salah, ditemukan pada penulisan pamflet
yang bertuliskan menu makanan.
Contohnya : Menjual tahu.tempe.ayam. Seharusnya penulisan pada kalimat ini tidak
boleh menggunakan titik dipertengahan kalimat, dan tanda titik diberikan di akhir
kalimat saja. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu rincian. Penulisan
yang benar adalah : Menjual tahu, tempe, ayam.
Lalu kesalahan selanjutnya ditemukan pada penulisan sebuah pamflet. Seperti berikut
: Banyak orang yang sebenarnya sudah dekat dengan sukses tetapi sayangnya, mereka
kemudian menyerah. Terjadi kejanggalan pada penulisan letak tanda koma dalam
kalimat ini, tanda koma seharusnya terletak setelah kata sukses. Seperti berikut :
Banyak orang yang sebenarnya sudah dekat dengan sukses, tetapi sayangnya mereka
kemudian menyerah. Sesuai dengan teori tanda koma dipakai untuk memisahkan
kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi atau melainkan.
c. Tanda titik koma (;)
Tanda titik koma (;) jarang ditemukan pada hasil data lapangan yang berhasil
saya kumpulkan. Kesalahan yang ditemukan yaitu dalam pereincian berentuk frasa
yang dipaparkan secara vertikal seharusnya menggunakan tanda titik koma (;).
Seperti berikut :
Daftar menu :
Pecel lele
Nasi goreng
Mie goreng
Nasi kucing
Nasi rames
Penulisan yang benar seharusnya :
Daftar menu :
Pecel lele
Nasi goreng;
Mie goreng;
Nasi kucing;
Nasi rames.
Kesalahan ini terjadi karena kebiasaan masyarakat yang tidak memerhatikan
penggunaan tanda titik koma (;), hal ini biasa terjadi dalam masyarakat. Sehingga
jarang ditemukan adanya penggunaan tanda titik koma (;).
d) Tanda hubung
Pada penggunaan tanda hubung (-), ditemukan kesalahan pada banner yang
menggunakan tanda hubung setelah tanda koma. Seperti berikut :
Jariyah, -infak, -sodakoh, -wakaf tunai.
Penulisan yang benar seharusnya :
Jariyah, infak, sodakoh, wakaf tunai.
Dari kesalahan penulisan ini jika menggunakan tanda koma, seharusnya tidak lagi
menggunakan tanda hubung.
e) Tanda garis miring (/)
Penggunaan tanda garis miring (/) yang salah, ditemukan pada pamflet.
Seperti berikut :
Cash / kredit.
Penulisan yang benar yaitu :
Cash/kredit.
Seharusnya pada penulisan “cash / kredit” tidak perlu diberi spasi dan kata tersebut
harus menyatu “cash/kredit”.
3.2. Penyebab terjadinya kesalahan tanda baca
Adapun kesalahan dalam penggunaan tanda baca disebabkan karena, mungkin
penulis tergesa-gesa. Sehingga ada beberapa kata yang kurang lengkap dan tidak
diberi tanda baca. Kemudian disebabkan pula karena adanya perbedaan konsepsi
pengertian tanda baca didalam ejaan sebelumnya yaitu tanda baca diartikan sebagai
tanda bagaimana membaca tulisan. Misalnya tanda koma merupakan tempat
perhentian sebentar (jeda) dan tanda tanya menandakan intonasi naik. Hal seperti itu
sekarang tidak seluruhnya dapat dipertahankan. Misalnya, antara subyek dan predikat
terdapat jeda dalam membaca, tetapi tidak digunakan tanda koma jika bukan tanda
koma yang mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi. Lalu kesalahan-
kesalahan penggunaan tanda baca ini juga disebabkan kurangnya kesadaran penulis
dalam mengartikan pentingnya penggunaan sebuah tanda baca, dan kurangnya
kesungguhan dalam membuat suatu karya.
3.3. Solusi agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan tanda baca
Solusi terbaik agar tidak salah dalam menggunakan tanda baca adalah berlatih
dan belajar dengan sungguh-sungguh, apalah arti ilmu kalau tidak dimanfaatkan
dengan baik. Banyak referensi terlengkap yang menjadi rujukan untuk mengetahui
bermacam-macam tanda baca serta penggunaanya, salah satunya adalah KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik 4 butir kesimpulan berikut:
1) Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata
dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu
pembacaan.
2) Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan di atas, bukan soal
tahu saja tapi harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang sering muncul
(salah penggunaan tanda baca).
3) Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang sangat
fatal yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya belum mengetahui hal tersebut.
4) Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang terkadang
timbul akibat salah dalam penulisan tanda baca.
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan, kasus di lapangan yang muncul yaitu kurangnya
perhatian para penulis karya ilmiah yang kurang tahu mengenai seluk beluk membuat
karya tulis ilmiah yang baik dan benar. Maka, pihak penulis karya tulis ilmiah yang
belum memahami penggunaan tanda baca secara baik dan benar hendaknya belajar dari
fasilitas yang ada seperti media internet atau buku, agar kesalahan-kesalahan yang
terjadi dalam penggunaan tanda baca dapat dicegah sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Lamuddin, Finoza. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia
https://bahasakublog.wordpress.com/2012/09/10/analisis-kesalahan-penggunaan-kata-dan-
tanda-baca-dalam-spanduk-dan-papan-nama-di-wilayah-tajur-bogor/
http://batrasiablogger.blogspot.com/2014/09/penggunaan-tanda-baca-titik-dan-koma.html