ARTIKEL SKRIPSI Video Pembelajaran Dasar-Dasar Teknik Penyolderan SRIYANTO 5215067294
Click here to load reader
-
Upload
dadang-sujatmiko -
Category
Documents
-
view
157 -
download
7
description
Transcript of ARTIKEL SKRIPSI Video Pembelajaran Dasar-Dasar Teknik Penyolderan SRIYANTO 5215067294
VIDEO PEMBELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK PENYOLDERAN
Sriyanto ([email protected] )
1
ARTIKEL SKRIPSI
Video Pembelajaran Dasar-Dasar Teknik Penyolderan
SRIYANTO
5215067294
Jurnal skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pevote, Vol.7, No.7 , July 2012 : 1 - 11 2
VIDEO PEMBELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK PENYOLDERAN
Sriyanto ([email protected] )
Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika 096/2012.
Dr. Moch. Sukardjo, M.Pd ( [email protected] )
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika.
Dr. Sri Sujanti, M.Pd ( [email protected] ).
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika.
Dadang Sujatmiko ( [email protected] )
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Reg
5215 09 0173
ABSTRAK
Sriyanto ([email protected] ), Video Pembelajaran Dasar-Dasar
Teknik Penyolderan. skripsi, Jakarta: Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Jakarta, 2012. Pembimbing Dr. Moch. Sukardjo, M.Pd ( [email protected] )
dan Dr. Sri Sujanti, M.Pd ( [email protected] ).
Penelitian ini bertujuan membuat Video Dasar-dasar Teknik Penyolderan, yang dapat
digunakan sebagai salah satu variasi media pembelajaran untuk pendamping guru dalam
proses pembelajaran praktik di Sekolah Menengah Kejuruan.
Pelaksanaan pembuatan video dilakukan di Laboratorium Universitas Negeri Jakarta,
serta diuji cobakan di SMK Taruna Bangsa Bekasi
dan SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen laboratorium. Pengolahan data untuk hasil korespondensi dengan para responden
menggunakan penilaian kecenderungan memusat atau rata-rata dan metode ( One-Group
Pretest – Posttest Design ) untuk mengetahui efektivitas video. Secara garis besar, terdapat
tiga tahap dalam membuat video yaitu: Perencanaan, Pengambilan gambar, dan Produksi.
Pengujian kelayakan dilakukan oleh seorang ahli media, ahli materi serta siswa SMK Taruna
Bangsa Bekasi dengan menggunakan angket yang terdiri dari instrumen opini.
Pembuatan menghasilkan video berdurasi 25 menit dalam format DVD, yang berisi
langkah-langkah dasar penyolderan. Hasil penelitian dan korespondensi dengan ahli media
diperoleh estetika 88℅ (sangat baik), skenario 80℅ (sangat baik), editing 80℅ (sangat baik),
materi 80℅ (sangat baik), media pembelajaran power point 80℅ (sangat baik). Penilaian dari
ahli materi diperoleh rata-rata 76% (baik), mencakup semua materi pengetahuan dasar
penyolderan. Kemudian dari pengamat siswa materi/isi 96,5℅ (sangat baik) tampilan 86,8℅
(sangat baik). Hasil Pre-test dan post-test menunjukan thitung
= 8,56 dan t tabel = 2.09 ( 8,56 >
2,09 ) berarti terdapat efektivitas yang signifikan dalam penggunaan media video. Dari data
VIDEO PEMBELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK PENYOLDERAN
Sriyanto ([email protected] )
3
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran dasar-dasar teknik
penyolderan sangat baik digunakan sebagai media pembelajaran praktik mengerjakan dasar-
dasar pekerjaan bengkel elektronika di SMK Taruna Bangsa Bekasi dan SMK Dinamika
Pembangunan Jakarta kelas x, dan ternyata mampu memberikan pengaruh belajar yang
positif.
Abstrack
Sriyanto ( [email protected] ), Video Learning Basics soldering technique.
thesis, Jakarta: Department of Electrical Engineering Faculty of Engineering, State University
of Jakarta, 2012. Supervisor Dr. Moch. Sukardjo, M.Pd ( [email protected] ) and Dr.
Sri Sujanti, M.Pd ( [email protected] ).
This research aims to create a Video Basics soldering technique, which can be used as
one of the co-variation of instructional media for teachers in the learning process practices in
Vocational High School.
Implementation of video production done in the laboratory of the State University of
Jakarta, and is being piloted in SMK Taruna Bangsa Bekasi and SMK Dinamika
Pembangunan 1 Jakarta. The research method used was a laboratory experiment. Data
processing for correspondence with the results of the respondents use assessment focuses
tendency or average, and method (One-Group Pretest - Posttest Design) to assess the
effectiveness of the video. Broadly speaking, there are three stages in making a video that is:
Planning, Filming, and Production. Feasibility testing done by a media expert, material
experts and students of SMK Taruna Bangsa Bekasi using a questionnaire consisting of
subjective instruments.
Making a duration of 25 minutes produced a video in DVD format, which contains
the basic steps soldering. The results of research and correspondence with experts gained
media aesthetics ℅ 88 (excellent), 80 ℅ scenario (very good), editing ℅ 80 (very good), the
material 80 ℅ (excellent), learning media ℅ power point 80 (excellent) . Assessment of
matter experts gained an average of 76% (good), covers all the basic knowledge of soldering
materials. Then from the student observers materials / contents ℅ 96.5 (excellent) 86.8 ℅
display (very good). Results Pre-test and post-test shows thitung = 8.56 and t tabel= 2.09 (8.56>
2.09) means that there is a significant effectiveness in the use of video media. From the
survey data it can be concluded that the video learning the basics of soldering technique is
best used as a medium of learning the basics of the practice working on electronics shop in
SMK Taruna Bangsa Bekasi and SMK Dinamika Pembangunan Jakarta class x, and was able
to provide a positive learning effect .
Pevote, Vol.7, No.7 , July 2012 : 1 - 11 4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan sekolah menengah
kejuruan (SMK) merupakan suatu bagian
dari sistem pendidikan nasional yang
memiliki tujuan meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan peserta didik untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan program
kejuruannya. Oleh karena itu agar dapat
bekerja secara efektif dan efisien serta
mengembangkan keahlian dan
keterampilan, mereka harus memiliki
stamina yang tinggi, menguasai bidang
keahliannya dan dasar-dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi, memiliki etos
kerja yang tinggi, dan mampu
berkomunikasi sesuai dengan tuntutan
pekerjaannya, serta memiliki kemampuan
mengembangkan diri.
Masa belajar pendidikan di SMK
selama 3 tahun. Selama rentang waktu
itulah siswa SMK belajar, dididik, dilatih
dan dibina sesuai dengan keahliannya,
sehingga siswa benar- benar memiliki
bekal untuk hidup mandiri. Selain itu
pendidikan SMK memiliki tujuan utama
untuk menyediakan tenaga kerja dalam
segala bidang pekerjaan sesuai dengan
kompetensi keahlian yang disesuaikan
dengan kebutuhan industri. Dari sini
terlihat bahwa pendidikan di SMK
memiliki peran penting yang berhubungan
langsung untuk mempersiapkan dan
menyediakan tenaga kerja yang
berkompetensi untuk mencapai kesuksesan
dalam kerja sesuai dengan keahlianya guna
untuk memenuhi sumber daya manusia
dalam bidang tenaga kerja industri.
Berdasarkan realita kehidupan
masyarakat saat ini dapat ditemukan
banyaknya pengangguran yang berlatar
belakang pendidikan yang berbeda-beda,
salah satunya adalah lulusan SMK. Hal ini
disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah masih rendahnya kualitas
lulusan pendidikan di SMK, sehingga
banyak lulusan SMK yang belum dapat
terserap dengan baik oleh dunia Industri.
Jika diperhatikan dalam pendidikan
kejuruan, siswa dibekali dengan ilmu
kejuruan yang bersifat teori dan praktik
sesuai dengan bidang kejuruannya. Maka
dari itu secara logika tidaklah mungkin
lulusan SMK memiliki peluang lebih
sedikit untuk bekerja di dunia industri, bila
dibandingkan dengan lulusan SMA. Selain
materi yang berhubungan dengan
kejuruan, siswa juga dibekali dengan
materi tentang kewirausahaan. Hal ini
bertujuan agar lulusan kejuruan yang
memiliki keahlian, mampu berwirausaha
membuka lapangan pekerjaan sendiri
sehingga dapat membantu pemerintah
mengurangi pengangguran.
VIDEO PEMBELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK PENYOLDERAN
Sriyanto ([email protected] )
5
Salah satu dari berbagai macam
keahlian yang wajib dimiliki siswa sekolah
menengah kejuruan khususnya jurusan
elektronika adalah dalam hal menyolder
komponen rangkaian elektronika.
Berdasarkan pengamatan hasil
penyolderan yang dimiliki siswa belum
optimal, sering kita jumpai di lapangan
hasil praktik penyolderan para siswa
kejuruan yang kurang maksimal jika
dinilai dari sisi visual / secara penglihatan
kasat mata. Hasil penyolderan siswa
cenderung kurang kuat, solderan asal
terhubung satu kawat dengan yang lainnya
serta kurang rapi. Kejadian tersebut akan
menyebabkan hasil solderan yang tidak
sempurna sehingga dapat menimbulkan
kecacatan mulai dari tahanan, arus dan
kualitas daya dari rangkaian elektronik
tidak dapat bekerja dengan maksimal . Hal
tersebut sangatlah penting untuk
diperhatikan karena dengan memiliki
kemampuan menyolder dengan baik dapat
digunakan sebagai modal di dalam dunia
kerja kususnya dalam bidang industri
elektronika.
Selain itu komponen rangkaian
elektronika terus berkembang mengikuti
perkembangan dari teknologi elektronik.
Mulai dari bentuk fisik, bahan serta ukuran
semakin kecil disesuaikan dengan
peralatan perangkat elektronik yang
dikemas secara simple. Komponen
rangkaian elektronika yang telah dikenal
oleh siswa ataupun masyarakat sekarang
ini adalah komponen aksial dan radial,
dimana komponen tersebut masih
memiliki bentuk dan ukuran yang lebih
besar. Sedangkan komponen hasil
perkembangan saat ini yaitu komponen
yang memiliki ukuran dan bentuk fisik
yang lebih kecil, komponen ini dikenal
dengan komponen chip.
METODE PEMBUATAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksperimen One-Group
Pre-test-post-test design. Metode
penelitian dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendalikan.1
Pada desain one-group pre-test post-test
terdapat pre-test sebelum diberi perlakuan
dan post-test stelah diberi perlakuan.
Adapun perlakuan yang diberikan terhadap
siswa adalah belajar dengan menggunakan
media video dasar-dasar teknik
penyolderan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
karena dapat dibandingkan dengan
keadaan sebelum deberi perlakuan.2
1 Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D.(Bandung:CV Alfabeta, 2010), h. 107 2 Ibid., h.110
Pevote, Vol.7, No.7 , July 2012 : 1 - 11 6
Metode lain yang digunakan untuk
menganalisis data penilaian uji kelayakan
media yaitu menggunakan skala likert.
Instrumen uji kelayakan media
pembelajaran dinilai oleh seorang ahli
media, ahli materi serta instrument opini
oleh siswa berupa penilaian tentang
kesetujuan dan ketidak setujuan terhadap
pernyataan yang ada. Peneliti menyatakan
pernyataan sikap dengan rentang nilai dari
1-5. Adapun arti dari rentang nilai tersebut
sebagai berikut: Nilai 1 = Sangat buruk, 2
= Buruk, 3 = Cukup, 4 = Bagus, 5= Sangat
bagus
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah dikemukakan maka
dapat diidentifikasikan masalah-masalah
dalam pendidikan ini antara lain sebagai
berikut:
1. Apakah video pembelajaran dapat
meningkatkan pemahaman materi
yang diberikan?
2. Bagaimanakah teknik menyolder
komponen elektronika sehingga
menghasilkan solderan yang baik?
3. Bagaimanakah teknik melakukan
penyolderan komponen-komponen
chip?
4. Bagaimanakah prosedur pembuatan
video dasar-dasar teknik
penyolderan mikro agar dapat
digunakan sebagai media
pembelajaran praktik di SMK?
Teknik Analisis Data
Pengolahan data untuk hasil
korespondensi dengan ahli media, ahli
materi yaitu menggunakan penilaian
ukuran ecenderungan memusat atau rata-
rata, sebab cara yang tepat untuk
merangkum data adalah dengan mencari
satu indeks yang dapat mewakili seluruh
himpunan ukuran.3 Data-data tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan media yang
bersangkutan agar lebih efektif dan
efisien.4
Untuk menganalisis data dalam
point-point pendapat adalah menggunakan
skala Likert (Method of Summated
Ratings). Skala likert merupakan sejumlah
pernyataan positif dan negatif mengenai
suatu objek sikap dalam memberi respon
terhadap suatu pernyataan, subjek
menunjukan apakah responden sangat
setuju, setuju, tidak setuju atau sangat
tidak setuju terhadap tiap butir pernyataan.
Analisa data hasil penelitian
dilakukan untuk mengetahui tanggapan
responden tentang media yang telah
dibuat, serta untuk mengetahui tingkat baik
3 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan. (Surabaya, Usana Offset Printing,
1982), h.153 4 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, ( Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.183
VIDEO PEMBELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK PENYOLDERAN
Sriyanto ([email protected] )
7
atau tidak media tersebut untuk
ditampilkan, supaya mencapai tujuan yang
diharapkan. Batas baik atau tidak bahan
ajar tersebut untuk dijadikan penunjang
proses pembelajaran didasarkan pada
kriteria interprestasi skor untuk Ranting
Scale 5 sebagai berikut:
0% ~ 20% = Sangat kurang
21% ~ 40% = Kurang
41% ~ 60% = Cukup
61% ~ 80% = Baik
81% ~ 100% = Sangat baik
Hipotesis statistik
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan
mengenai suatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut
untuk melakukan pengecekanya. Jika
asumsi atau dugaan itu dikhususkan
mengenai populasi, maka hipotesi itu
disebut hipotesis statistik.6
Dari penelitian diperoleh data angka
rata-rata hasil praktik siswa dari hasil pre-
test dan post-test. Hasil nilai angka rata-
rata pre-test adalah 86,4. Dan hasil nilai
angka rata-rata post-test adalah 105,8.
Kemudian dari data yang diperoleh,
dilakukan analisis data dengan
menggunakan t-tes untuk testing
signifikansi. Untuk menganalisis hasil
5 Riduwan, Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan
Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.89 6 Sudjana. Metoda Statistika. ( Bandung: Tarsito,
2005 ), h.219
eksperimen yang menggunakan pre-test
dan post-test one group design dengan
rumus:7
t = )1(
2
NN
dX
Md
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pre-tes
dan post-tes
Xd = Deviasi masing masing
subjeck ( d-Md )
Σ x2d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
d.b. = ditentukan dengan N-1
Bentuk Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan
menghasilkan sebuah Video Pembelajaran
Dasar-Dasar Teknik Penyolderan Mikro
dengan format DVD dapat digunakan
sebagai Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pada kompetensi dasar yang ada di
Sekolah Menengah Kejuruan. Sasaran
utamanya adalah ditujukan pada siawa
jurusan teknik elektronika.
Karakteristik Produk
1. Spesifikasi Produk
a. Format file : *.VOB
7 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. (Jakarta, PT Rineka
Cipta,2006), h.306
Pevote, Vol.7, No.7 , July 2012 : 1 - 11 8
b. Format Media : DVD
c. Kapasitas file : 1.4 GB
2. Kelebihan Produk
a. Dapat dioperasikan pada media
komputer dan DVD player
b. Kemudahan navigasi
c. Dapat diputar berulang ulang
d. Dapat dicetak lebih banyak
PEMBAHASAN
Instrumen Opini
Instrumen Opini ditujukan untuk ahli
media pembelajaran dan kepada siswa
jurusan teknik elektronika industri.
Instrumen opini yang ditujukan kepada
siswa berupa penilaian skala tentang
kesetujuan dan ketidak setujuan mereka
terhadap pernyataan pada instrumen opini
yang telah disediakan, sedangkan
instrumen opini yang ditujukan kepada
ahli media berupa penilaian skala
pernyataan sikap dengan rentan 1 sampai
dengan 5.
Hasil Instrumen Opini
Opini Ahli Media
Adapun hasil dari pendapat ahli
media adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Hasil Intrumen Opini
Program Media dengan Ahli Media
Penyataan Ahli
1. Estetika
a. Pencahayaan 4
b. Tampilan
gambar (visual) 5
c. Suara (audio) 4
d.
Sudut
pengambilan
gambar
5
e. Ruang 4
Jumlah 22
Skor Maksimum 25
Presentasi Ahli = {22 : 25} x 100% =
88%
Kesimpulan Nilai Estetika Video adalah
Sangat Baik
2. Skenario
a. Keterkaitan
adegan 4
b. Transisi adegan 4
c. Latar audio
(music) 4
d Dialog 4
Point Pertanyaan Ahli
Jumlah 16
Skor Maksimum 20
Presentasi Ahli = {16 : 20} x 100% =
80%
Kesimpulan Nilai Skenario Video
adalah Baik
3. Editing
a. Keterkaitan
adegan 4
b. Transisi adegan 4
c. Latar audio 4
VIDEO PEMBELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK PENYOLDERAN
Sriyanto ([email protected] )
9
(musik)
d. Penempatan
keterampilan 4
Jumlah 16
Skor Maksimum 20
Presentasi Ahli = {16 : 20} x 100% =
80%
Kesimpulan Nilai Editing Video adalah
Sangat Baik
4. Materi
a.
Tingkat
penyampaian
informasi
4
b.
Tingkat
pemahaman
penonton
terhadap isi film
(audio-video)
4
Jumlah 8
Skor Maksimum 10
Presentasi Ahli = {8 : 10} x 100% = 80
%
Kesimpulan Nilai Materi Video adalah
Baik
5.
Media
Pembelajaran
powerpoint
a. Ukuran huruf 4
b. Ukuran gambar 4
c. Komposisi
warna 4
d. Animasi 4
Jumlah 16
Skor Maksimum 20
Presentasi Ahli = {16 : 20} x 100% =
80 %
Kesimpulan Nilai Materi Video adalah
Baik
Dosen Ahli Media : Hamidillah ajie
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dapat diambil kesimpulan,
antara lain :
1. Video Dasar-Dasar Teknik
Penyolderan dibuat melalui 3
tahap yaitu tahap perencanaan,
pengambilan gambar dan
produksi. Dengan
menggunakan software Ulead
video studio 10 dan dibentuk
ke dalam format DVD
menggunakan software DVD
Movie Factory for Toshiba
dalam proses produksi.
2. Pembuatan yang telah
dilakukan dapat menghasilkan
CD Dasar-Dasar Teknik
Penyolderan. Sebagai media
Pembelajaran dengan format
video yang didasarkan pada
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada
kompetensi dasar yang ada di
Pevote, Vol.7, No.7 , July 2012 : 1 - 11 10
SMK Taruna Bangsa Bekasi,
yaitu merakit komponen
elektronika.
3. Video Dasar-Dasar Teknik
Penyolderan telah diterapkan
pada proses belajar siswa
sebagai media pembelajaran,
ternyata mampu memberikan
pengaruh yang positif untuk
pembelajaran praktik
mengerjakan dasar-dasar
pekerjaan bengkel elektronika
di SMK Taruna Bangsa Bekasi
dan SMK Dinamika
Pembangunan 1 Jakarta kelas
x.
SARAN
Untuk mendapatkan hasil media
video serta hasil penyolderan yang lebih
baik, kepada pembuat media sejenis
peneliti menyarankan :
1. Mempersiapkan pemeran secara
matang.
2. Mempersiapkan skenario dan
storyboard dengan sebaik-baiknya.
3. Menguasai penggunaan kamera dengan
baik, dalam hal ini pengaturan
diafragma, fokus dan zooming.
Sehingga dihasikan gambar yang
bagus.
4. Memilih tempat dan ruang yang kedap
suara, untuk menghindari suara-suara
lain yang tidak diinginkan.
5. Menggunakan microphone eksternal
agar suara lebih jelas.
6. Menguasai software yang digunakan
dalam proses pengeditan, karena akan
sangat berpengaruh terhadap hasil
akhir video.
7. Menggunakan peralatan menyolder
yang sesuai dengan jenis komponen
yang akan dipasang.
8. Melakukan penyolderan sesuai dengan
standart baku penyolderan
9. Perhatikan polaritas komponen
sebelum menyolder, pastikan
komponen terpasang tidak terbalik.
10. Utamakan keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani Niken & Haryanto Dany,
Pembelajaran Multi Media Di Sekolah,
Pedoman Pembelajaran Inspiratif,
Konstruktif, dan Prospektif, Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya, 2010
Arif S Sadiman dkk,Media Pendidikan
Pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers,
2009
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2006
VIDEO PEMBELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK PENYOLDERAN
Sriyanto ([email protected] )
11
Buku Pedoman
Skripsi/Komprehensif/Karya Inovatif,
Jakarta: FT UNJ Press, 2009
Furcham Arief , Pengantar Penelitian
dalam Pendidikan. Surabaya: Usana Offset
Printing,1982
L. Wilkinson Gene, Media dalam
Pembelajaran, Jakarta : Pustekkom
Dikbud dan CV Rajawali, 1984
Miarso hadi yusuf, Media Pembelajaran,
Jakarta: Depdiknas, 2003
Munadi Yudhi, Media Pembelajaran
Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2008
Nasir Bakri, Perkembangan Media
Pembelajaran Penggalan 2, Jakarta,
2008
Oemar Hamalik, Media Pembelajaran,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994
Rahadi, Aristo. Media Pembelajaran,
Jakarta: Depdiknas, 2003
Sadiman, S. Arief. Media Pendidikan dan
Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Sagala Syaiful, Konsesp dan Makna
Pembelajaran, Untuk Membantu
Memecahkan Probematika, Belajar dan
Mengajar, Bandung: Alfabeta 2010
Sagala syaiful, Media Pembelajaran,
Jakarta: Depdiknas, 2003
S Sujarwo,Teknologi Pendidikan,
Jakarta:Erlangga,1998
Sujana, Metoda Statistika, Bandung : PT
Tarsito, 1997
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung : Alfabeta, 2010
Syaiful Bahri & Aswan Zain, Srategi
Belajar Mengajar edisi revisi , Jakarta :
Rineka Cipta, 2006
Toshiba, Perhimpunan Teknik Pengelasan
Jepang, Dasar-Dasar Penyolderan Mikro (
Pedoman Untuk Operator)
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana,2003
Pevote, Vol.7, No.7 , July 2012 : 1 - 11 12