ARTIKEL PENGGUNAAN DIURETIK.doc
Transcript of ARTIKEL PENGGUNAAN DIURETIK.doc
ARTIKEL PENGGUNAAN DIURETIK (TIAZID) PADA PENGOBATAN BATU
GINJAL
Posted by ATMAJA'Z
14 maret 2011
Batu ginjal adalah batu yang terdapat dalam saluran urinaria, khusunya di dalam ginjal.
Berdasarkan penyebabnya, batu ginjal dibedakan menjadi empat jenis yaitu batu kalsium
oksalat, batu asam urat, batu sistin dan batu strufit. Batu ginjal yang sering terjadi adalah batu
kalsium oksalat, dimana batu yang ada terbentuk karena urin menjadi jenuh oleh kalsium
oksalat. Terjadinya infeksi atau buang air kecil kurang teratur juga dapat mempengaruhi
pembentukan batu ginjal. Terkadang munculnya batu ginjal terjadi di saat kadar kalsium
dalam darah meninggi secara tidak normal, juga jika kelenjar paratiroid kelebihan
memproduksi air seni. Batu tersebut dapat tinggal di ginjal atau hancur dan kemudian keluar
melalui saluran urinaria. Batu yang berukuran kecil (kurang dari 4 mm) dapat dengan mudah
keluar dari saluran urinaria tanpa terasa sakit. Sedangkan batu yang berukuran besar akan
tertahan di ginjal maupun kandung kemih, dan akan menimbulkan rasa sakit. Sekitar 90%
batu ginjal dapat keluar melalui saluran urinaria secara spontan dalam waktu tiga sampai
enam minggu, dengan bantuan banyak air putih (10 – 12 gelas tiap hari).
Batu ginjal lebih banyak terjadi pada pria. Sekitar 80% pria berusia 20 – 50 tahun diketahui
menderita batu ginjal. Pada wanita, batu ginjal umumnya terjadi pada fase-fase akhir
kehamilan. Sedangkan pada anak, batu ginjal umumnya disebabkan oleh faktor genetik
(keturunan). Seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat batu ginjal mempunyai resiko
paling besar untuk terkena batu ginjal. Makanan tertentu juga dapat meningkatkan resiko batu
ginjal. Hal lain yang menjadi faktor resiko terjadinya batu ginjal adalah stress, overweight,
dan posisi tidur yang selalu tetap. Beberapa penyakit juga menjadi faktor resiko batu ginjal,
antara lain gout (reumatik), hipertensi (tekanan darah tinggi), infeksi saluran kencing, dan
inflammatory bowel diseases. Selain penyakit, obat-obatan seperti obat-obat AIDS (Indinavir,
Zidovudine, Lamivudine, antibiotik kotrimoksazol), obat-obat hormonal, dan antasid
(penggunaan jangka panjang), juga dapat menjadi faktor resiko batu ginjal.
Penderita batu ginjal umumnya merasakan nyeri pada bagian pinggang, saluran kencing,
perut bagian bawah (daerah sekitar bawah pusar), sakit saat berkemih (anyang-anyangèn –
bahasa jawa) dan kehilangan nafsu makan. Pemeriksaan batu ginjal dapat dilakukan melalui
beberapa cara, antara lain ultrasound, CT-scans, X-ray dan urin tampung 24 jam untuk
memastikan jenis batu penyebab dan bagaiman strategi terapinya.
Terapi batu ginjal dapat dilakukan dengan mengubah pola makan, penggunaan obat-obatan
seperti diuretik, kalium sitrat maupun fosfat serta pembedahan. Batu ginjal tidak dapat larut
hanya dengan mengatur asupan makanan dan minum obat tertentu. Obat-obatan yang
digunakan hanya akan mencegah agar batu tersebut tidak bertambah besar dan membantu
pengeluaran batu ginjal secara spontan. Untuk itu dapat dipilih obat-obatan yang dapat
menurunkan kadar kalsium dalam urin dan meningkatkan ferkuensi buang air kecil (diuresis).
Salah satu obat yang sering digunakan dalam pengobatan batu ginjal adalah diuretik. Diuretik
umumnya digunakan pada pengobatan hipertensi dan gangguan lain yang berhubungan
dengan pengeluaran cairan dan natrium dari tubuh. Diuretik lemah (golongan tiazid) akan
meningkatkan reabsorbsi kalsium di nefron, mencegah pembentukan batu ginjal dengan
mengurangi jumlah kalsium di urin. Diuretik juga meningkatkan ekskresi natrium, klorida
dan sejumlah air dengan menghambat reabsorbsinya. Hal ini menyebabkan meningkatnya
frekuensi pengeluaran urin (beser – bahasa jawa). Tiazid digunakan jika terapi non
farmakologis, yaitu mengubah pola makan, yang dilakukan tidak dapat membantu.
Penggunaan tiazid akan menurunkan ukuran atau memperkecil ukuran batu ginjal hingga
kurang dari setengahnya. Efek samping dari obat-obatan golongan ini adalah hipositraturia
(penurunan kadar sitrat dalam darah), memperbesar frekuensi buang air kecil, disfungsi
seksual (terutama pada pria), meningkatkan kadar trigliserid dalam darah, serta memperburuk
gout dan diabetes. Yang termasuk obat-obat golongan ini antara lain hydrochlorothiazide
(HCT), chlorothiazide, chlorthalidone, methychlotiazide, dan polythiazide. Diuretic tiazid
yang umum digunakan sebagai pengobatan batu ginjal adalah klortalidon. Di pasaran,
klortalidon tersedia dalam bentuk sediaan tablet dengan berbagai merk yaitu Hygroton
(Novartis), Tenoret 50* dan Teroretic (Astra Zeneca). Dosis awal klortiadon untuk dewasa
yang digunakan adalah 50 – 100 mg/hari dengan dosis maksimal 200 mg/hari. Dosis untuk
anak (tidak direkomendasikan) yaitu 2 mg/kgBB/kali, tiga kali seminggu atau 2
mg/kgBB/hari, sedangkan dosis awal untuk lanjut usia (geriatri) adalah 12,5 – 25 mg/hari.
Penggunaan diuretik golongan tiazid tidak dianjurkan pada anak-anak dan lanjut usia serta
beresiko tinggi pada wanita hamil dan menyusui. Penggunaan tiazid pada geriatri diketahui
dapat menyebabkan pusing dan hipositraturia yang parah. Pada wanita hamil, penggunaan
tiazid dapat menyebabkan jaundice, pendarahan dan rendahnya kadar kalium pada bayi yang
akan dilahirkan. Tiazid dapat melewati sawar susu, sehingga akan mempengaruhi kualitas
ASI yang diminum bayi. Oleh karena itu penggunaan tiazid pada bulan-bulan pertama
menyusui harus dihindari.
Bagaimanapun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Beberapa cara dapat dilakukan
untuk mencegah terbentuknya batu ginjal. Antara lain minum banyak air putih, kurang lebih
12 gelas dalam satu hari. Selain air putih, jahe, lemon, jeruk nipis dan jus buah juga dapat
dikonsumsi sebagai upaya pencegahan. Namun demikian, air putih tetaplah yang terbaik.
Mengkonsumsi makanan berserat seperti gandum, nasi, kedelai serta minyak ikan dapat
mencegah resiko terkena batu ginjal. Batasi konsumsi kopi, teh dan cola (1 sampai 2 gelas
per hari) karena kafein akan menyebabkan tubuh kehilangan cairan dengan cepat. Batasi juga
konsumsi garam karena akan menurunkan efek tiazid. Jika batu ginjal yang ada terbentuk dari
kalsium oksalat, perlu dibatai konsumsi makanan dengan kandungan oksalat tinggi seperti
lobak, bayam dan coklat.