Artikel NAPZA

10
PENDAHULUAN “NAPZA” Napza yaitu: NARKOTIKA merupakan obat/zat yang membiuskan, ALKOHOL yang dapat menyebabkan ketagihan dan ketergantungan baik fisik maupun psikis, serta PSIKOTROPIKA merupakan zat ADIKTIF di luar narkotika. Contoh Narkotika: - Candu (Opium mentah) - Sabu - Morfin - Ganja (Mariyuana, hasyis) - Heroin - Kokain Contoh Psikotropika: - XTC (MDMA) Cara kerja narkotika dan psikotropika adalah memblokir impuls saraf yang seharusnya diteruskan oleh sel saraf ke otak dan mencegah pengeluaran neurotranseniter oleh membrane prasinapsi dan menyebabkan gangguan mental organik (GMO) yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, perasaan dan perilaku pemakai.

Transcript of Artikel NAPZA

Page 1: Artikel NAPZA

PENDAHULUAN

“NAPZA”

Napza yaitu:

NARKOTIKA merupakan obat/zat yang membiuskan, ALKOHOL yang

dapat menyebabkan ketagihan dan ketergantungan baik fisik maupun psikis, serta

PSIKOTROPIKA merupakan zat ADIKTIF di luar narkotika.

Contoh Narkotika:

- Candu (Opium mentah) - Sabu

- Morfin - Ganja (Mariyuana, hasyis)

- Heroin - Kokain

Contoh Psikotropika:

- XTC (MDMA)

Cara kerja narkotika dan psikotropika adalah memblokir impuls saraf yang

seharusnya diteruskan oleh sel saraf ke otak dan mencegah pengeluaran

neurotranseniter oleh membrane prasinapsi dan menyebabkan gangguan mental

organik (GMO) yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, perasaan dan perilaku

pemakai.

Page 2: Artikel NAPZA

BAB I

BAHAYA NAPZA TERHADAP SISTEM SARAF

Di dunia kedoktoran dikenal adanya obat-obatan tertentu yang dapat

meredakan penyakit, rasa sakit di tubuh, serta upaya penyembuhan yang

mengembalikan tubuh dalam keadaan seimbang dengan lingkungannya.

Ditinjau dari sistem saraf, keadaan sakit merupakan suatu respon terhadap

penyebab tertentu baik dari luar tubuh (mikroba pathogen, toksin) maupun dari dalam

tubuh atau keadaan fisiologi seperti asam lambung yang berlebih. Pengobatan dengan

obat atau zat kimia akan memberikan rangsangan pada organ tubuh yang sakit dan

dapat menghasilkan rasa sakit.

APA ITU ZAT-ZAT PSIKOAKTIF?

Adapula obat yang dapat mempengaruhi sistem saraf yang seringkali

menimbulkan perasaan yang menyenangkan seperti perasaan nikmat yang

disebut melayang, rasa ngantuk atau tidur, atau bayangan yang memberi rasa

nikmat (halusinasi). Obat-obatan semacam itu disebut “Zat-zat Psikoaktif” yang

dalam bidang kedoktoran bermanfaat untuk mengobati penyakit mental dan

saraf. Akan tetapi bila disalahgunakan, obat tersebut dapat mengganggu otak atau

pikiran serta tingkah laku pemakainya. Selain itu, penyalahgunaan zat psikoaktif

juga menyebabkan ketergantungan fisik yang lazim disebut sebagai ketagihan

(adiksi).

TENTANG ZAT PSIKOAKTIF

Zat psikoaktif menimbulkan kebiasaan psikologis, yaitu orang akan

mengalami kesukaran tanpa obat itu. Contoh zat psikoaktif yang menyebabkan

ketagihan adalah heroin. Jika dia mengkonsumsi obat tersebut, biasanya dosis

yang diperlukan makin lama makin besar. Hal itu karena tubuhnya telah menjadi

kebal. Penggunaan obat psikoaktif dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan

kerusakan pada otak dan tubuh serta dapat menimbulkan kematian.

Page 3: Artikel NAPZA

BAGAIMANA PERJALANAN ZAT PSIKOAKTIF?

Zat psikoaktif dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara berikut:

Mulut,

Melalui merokok

Hidung,

Dengan mengisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misalnya kokain.

Kulit,

Dengan menyuntikkannya kedalam otot atau vena

FAKTOR PENYEBAB KETAGIHAN NAPZA (ZAT PSIKOAKTIF)

Keinginan yang tak tertahankan.

Kecenderungan menambah dosis sesuai toleransi tubuh.

Ketergantungan psikis (penghentian pemakaian menyebabkan kecemasan,

kegelisahan, dan depresi)

Ketergantungan fisik (penghentian pemakaian menyebabkan gejala putus zat)

Sedangkan efek atau pengaruh obat-obatan tergantung pada jumlah obat yang

dipakai, frekuensi pemakaian, cara pemakaian, dan kondisi badan serta

kepribadian si pemakai.

Page 4: Artikel NAPZA

BAB II

KLASIFIKASI NAPZA

Obat psikoaktif (Napza) diklasifikasikan menurut cara obat itu mempengaruhi

sistem saraf si pemakai menjadi 4 golongan yaitu:

1. Stimulan

Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui pusat

dihipotalamus sehingga meningkatkan kerja (membuat pusat saraf menjadi

sangat aktif. Misalnya tidak bisa tidur, agresif, meningkatkan denyut jantung

dan tekanan darah, peningkatan gula darah dan penyempitan pupil.

Stimulasi memberikan rangsangan pemaikainnya untuk menggunkan

tenaganya lebih cepat. Oleh karena itu, stimulant disebut juga “Pil pengingat”.

Dikenal pula sebagai “obat Perangsang”

Contoh stimulan: Kafein, nikotin, phenmetrazin, methyl phenidat, atau

amfetamin (deksedrin, metal amfetamin, preludin,

retalin, serta kokain).

Dengan amfetamin, para atlit olah raga dapat meningkatkan

penampilannya, misalnya berlari dengan kecepatan yang luar biasa.

Amfetamin juga mempengaruhi fungsi-fungsi organ lainnya berhubungan

dengan hipotalamus, seperti halnya bertambahnya rasa haus dan berkurangnya

rasa lapar dan kantuk.

Dalam dunia pengobatan amfetamin digunakan:

- Menghilangkan rasa lelah

- Menghilangkan depresi

- Memelihara kestabilan darah selama pembedahan.

- Mencegah rasa syok karena pembedahan

Page 5: Artikel NAPZA

2. Depresan

Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga

menurunkan aktivitas pemakainya. Depresan pada umumnya membuat pusat

susunan saraf menjadi pasif. Depresan terkenal dengan sebutan obat penenang

(sedative) atau obat tidur.

Depresan membuat pusat saraf menjasi pasif:

- Denyut jantung melambat

- Ngantuk

- Mabuk

- Koma sampai kematian

Secara medis depresan berguna untuk:

- Membantu mengurangi rasa cemas

- Mengurangi gelisah

- Merdakan ketegangan jiwa

- Pengobatan darah tinggi dan epilepsi

- Merangsang untuk segera tidur

Contoh depresan: alkohol, barbitura (obat flu), valium, opiate, Demerol,

metaqualone, anastetik.

3. Halusinogen

Dalam dosis sedang, halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap

persepsi penglihatan dan pendengaran subjek dan juga peningkatan respon

emosional. Dengan dosis yang lebih tinggi, dapat terjadi halusinasi yang

sebenarnya, yakni si subjek “melihat” atau “mendengar” benda-benda yang

tidak ada sama sekali atau melihat benda-benda tampak seperti bergoyang

hidup. Hal ini disebabkan terganggunya pengeluaran neurotrasmiter oleh

membran prasinapsis, sehingga impuls saraf tidak sampai ke otak.

Contoh halusinogen: LSD (Lysergic Acid Dietilamid), STp (mirip

amfetamin), DMT, nmesakolin (dari pohon kaktus peyote), psilosibin

(dari jenis jamur) dan PCD (Phencyclidine) suatu obat bius hewan.

Page 6: Artikel NAPZA

Halusinogen biasanya ditelan, tetapi bisa juga disuntikkan.

Efek penyalahgunaan obat ini:

- Adanya perasaan “melayang”

- Hilangnya perhatian kepada lingkungan sekitarnya.

- Berat badan berkurang.

Eforian

- Efek dari jenis obat Eforian:

- Menimbulkan rasa gembira dan bergairah

- Tak peduli

- Panik

- Anti sosial

- Menyakiti diri

- Contoh: Ganja (mariyuana dan hasyis)

Page 7: Artikel NAPZA

BAB III

“BAHAYA MINUMAN BERALKOHOL”

Alkohol berkhasiat menekan aktivitas susunan saraf pusat. Dalam jumlah

sedikit akan mempengaruhi pusat pengendalian diri di otak dan berkhasiat seolah-

olah sebagai “stimulan (perangsang)” susunan saraf. Karena penekanan pusat

pengendalian diri tersebut, rasa malu akan berkurang. Peminum akan lebih berani

berbicara dan lebih leluasa berkomunikasi dengan orang lain, peminum juga tidak

merasa cemas.

Meminum dalam jumlah banyak berakibat:

- Peminum akan jalan sempoyongan

- Berbicara menjadi tidak jelas

- Daya ingat dan kemampuan menilai sesuatu terganggu untuk sementara

waktu.

Dalam jumlah lebih banyak peminum mengalami:

- Koma

- kematian

Gejala peminum saat intoksikasi/keracunan (mabuk)

- Cadel

- Banyak bicara

- Koordinasi motor terganggu (jalan sempoyongan)

- Bola mata bergerak-gerak ke samping (nistagmus)

- Mata merah

- Mudah tersinggung

Jika kadar alkohol dalam darah 450mg/a00 ml darah atau dalam urin 600 mg/100

ml urin dapat menyebabkan kematian.