Artikel Krismin 5 Marthyn.docx

8
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013 MINERAL SILIKA OKSIDA DAN SULFIDA Mineral Silika Mineral silika juga disebut Silicon Dioxide adalah mineral yang memiliki gabungan dari unsur yang paling melimpah yaitu silicon kerak bumi dan oksigen ( SiO 2 ), yang merupakan hasil pembekuan magma. Silika merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silika, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silika merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silika pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Macam mineral silika dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya. Mineral silika ferromagnesian adalah mineral silika yang mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silika yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium disebut mineral non feromagnesian. Mineral-mineral silika feromegnesian dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat Nama : Marthyn Hapyosel NIM : 111.130.049 Plug : 9

description

adadadaddda

Transcript of Artikel Krismin 5 Marthyn.docx

Page 1: Artikel Krismin 5 Marthyn.docx

Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013

MINERAL SILIKA OKSIDA DAN SULFIDA

Mineral Silika

 Mineral silika juga disebut Silicon Dioxide adalah mineral yang memiliki

gabungan dari unsur yang paling melimpah yaitu silicon kerak bumi dan oksigen (

SiO2 ), yang merupakan hasil pembekuan magma. Silika merupakan 25% dari

mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral

pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan

antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang

besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silika, dan

hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi).

Silika merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan

beku maupun batuan malihan (metamorf). Silika pembentuk batuan yang umum

adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-

ferromagnesium.

Macam mineral silika dapat digolongkan berdasarkan komposisi

kimianya. Mineral silika ferromagnesian adalah mineral silika yang mengandung

ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silika

yang tidak mengandung ion-ion besi dan   magnesium disebut mineral non

feromagnesian. Mineral-mineral silika feromegnesian dicirikan oleh warnanya

yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya mineral-

mineral silika non feromagnesian pada umumnya mempunyai warna terang dan

berat jenis rata-rata 2,7. perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada tidaknya

unsur besi didalam mineral tersebut.

Mineral silika memiliki kegunaan dibidang industri dan rumah tangga.

Seperti gemstone, industri menggunakan pasir sebagai tahan panas dan Abrasives,

sebuah bijih besi magnesium dan sebagai mineral specimen. Feldspar merupakan

bahan baku dalam produksi keramik dan geopolymers. Feldspar digunakan untuk

thermulominescense dating dan optic dating di bumi dan ilmu arkeologi. Endapan

pasir feldspar-kuarsa digunakan sebagai bahan pembuatan industry keramik/gelas,

abrasive, bahan imbuhan, industry kimia, isolasi, industry semen, industry kaca

dan kertas.

Nama : Marthyn HapyoselNIM : 111.130.049Plug : 9

Page 2: Artikel Krismin 5 Marthyn.docx

Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013

Persebaran

Pasir Kuarsa terbentuk dari pelapukan batu-batuan yang hanyut lalu mengendap di

daerah sekitar sungai, pantai, dan danau. Pasir kuarsa banyak terdapat di Banda

Aceh, Bangka, Belitung dan Bengkulu. Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di

Sumatera Barat, potensi lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera

Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung.

Contoh mineral silika

Quartz (SiO2)

Feldspar Alkali (KAlSi3O8)

Amethyst (SiO2)

Garnet (Ca, Fe, Mg, Mn) Al2(SiO4)3

Garnet

Mica Biotit (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2)

Chert/Rijang (SiO2)

Piroksin ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6)

Olivin ((Mg,Fe)2SiO4)

Amethyst

Mineral Oksida

Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari

kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil

hidroksida (OH atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan

langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana

dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya

kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama

dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa

mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit

(Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

Nama : Marthyn HapyoselNIM : 111.130.049Plug : 9

Page 3: Artikel Krismin 5 Marthyn.docx

Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013

Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran

atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi

pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti

oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-

unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan

limonite (Fe2O3.H2O).

Persebaran

Di Indonesia hanya beberapa tempat yang mengandung batu permata antara lain

di provinsi Banten dengan Kalimayanya, di Lampung dengan batu jenis-jenis

anggur yang menawan dan jenis cempaka,di Pulau Kalimantan dengan hematite

dan Intan (berlian).

Contoh mineral Oksida

Ilmenite (FeTiO3)

Titanomagnetite (TiO2)

Limonite (Fe2O2)

Magnetite

Magnetite (Fe3O4)

Manganite (MnO(OH))

Hematite (Fe2O3)

Oker merah (Fe2O3)

Hematite

Mineral Sulfida

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini

merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan

sulfur (belerang). Pada umumnya unsur utamanya adalah logam (metal). Pada

umumnya unsur utamanya adalah logam (metal), seperti besi, perak, tembaga,

timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan

Nama : Marthyn HapyoselNIM : 111.130.049Plug : 9

Page 4: Artikel Krismin 5 Marthyn.docx

Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013

yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS3), “chalcocite”

(Cu2S), “galena” (PbS), dan “sphalerit” (ZnS).

Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah

gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya

terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang

bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi

oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi

dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya

dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan

hidrotermal (air panas).

Persebaran

Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan

ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis

endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residual

silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan

nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan

kalkopirit. Potensi nikel terdapat di Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara,

Maluku, dan Papua.

Contoh mineral Sulfida

Pyrite (FeS3)

Chalcopyrite (CuFeS2)

Galena (PbS)

Sphalerit (ZnS)

Pyrite

Alabandite (MnS)

Kegunaan mineral sulfida seperti Pyrite digunakan di dalam pembuatan

asam belerang dan belerang dioksida, butir dari pyrite debu telah digunakan

Nama : Marthyn HapyoselNIM : 111.130.049Plug : 9

Page 5: Artikel Krismin 5 Marthyn.docx

Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013

untuk memulihkan besi, emas, tembaga, unsure kimia/kobalt, nikel, dll. Yang

digunakan untuk membuat barang-barang perhiasan rumah.

Genesa

Mineral Sulfida

Mineral sulfida dapat dijumpai pada tiga jenis utama batuan, yaitu pada

batuan beku, sedimen maupun malihan. Namun kandungan potensial biasanya

terdapat pada cebakan yang terbentuk dari hasil aktifitas hidrotermal. Aktifitas

hidrotermal menghasilkan batuan teralterasi dan termineralisasi mengandung

mineral sulfida dalam beberapa jenis dengan asosiasi tertentu, tergantung pada

tipe mineralisasi dan alterasinya . Kandungan mineral sulfida pada tubuh endapan

hasil aktifitas hidrotermal dapat beberapa persen saja atau berupa endapan sulfida

masif, yaitu hampir seluruhnya terdiri dari mineral sulfida.

Mineral Oksida

Bahan bakar hidro-karbon padat yg terbentuk dari tetumbuhan dalam

lingkungan bebas oksigen, terkena pengaruh P & T serta berlangsung lama sekali

(puluhan-ratusan juta tahun). Secara proses (Genesa) : batubara adalah lapisan

yang merupakan hasil akumulasi tumbuhan & material organik pada suatu

lingkungan pengendapan tertentu, yg disebabkan oleh proses syn-sedimentary &

post-sedimentary, shg menghasilkan rank & tipe tertentu.

Mineral Silikat

Deposit air panas merupakan hidrotermal yang sampai ke permukaan.

Mineral yang dijumpai adalah silika opal, sejumlah kecil sulfur, dan sulfida.

Sedangkan, deposit fumarol terdapat pada gunungapi yang masih aktif. Gas-gas

panasnya mengendapkan mineral-mineral seperti sulfur, dan khlorida, terutama

Khlorida Amonium [NH3Cl].

Nama : Marthyn HapyoselNIM : 111.130.049Plug : 9