ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN...
Transcript of ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN...
ARTIKEL ILMIAH
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM
PERMAINAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN
MEMANTULKAN BOLA KEDINDING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI
Oleh:
INDRA
NIM. A1D408035
PROGAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI 2013
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM
PERMAINAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN
MEMANTULKAN BOLA KEDINDING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI
Oleh:
Indra
( Progam Studi Porkes, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi )
ABSTRAK
Indra, 2013, Meningkatkan Kemampuan Pukulan Backhand Dalam
Permainan Tenis Meja Dengan Menggunakan Latihan
Memantulkan Bola Kedinding Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP
Negeri I Muaro Jambi : Skripsi, Program Studi Pendidikan Olahraga
Dan Kesehatan, Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Jambi,
Pembimbing: (I) Drs. Arsil, M.Pd. (II) Palmizal A, S.Pd, M.Pd.
Dalam permainan tenis meja dikenal beberapa teknik dasar permainan yang
salah satunya pukulan backhand. Untuk bermain tenis meja maka perlu menguasai
teknik dasar permainan tenis meja dengan baik. Dalam melatih teknik pukulan
backhand dapat dilakukan dengan cara latihan memukul bola kedinding.
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk melihat pengaruh latihan memukul bola kedinding terhadap kemampuan pukulan
backhand dalam permainan tenis meja pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri I Muaro
Jambi Tahun Ajaran 2012/2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan jumlah
sample 15 siswa dari populasi yang ada. Sampel didapat dengan teknik sampel bersyarat
purposive sampling. Penelitian ini diawali dengan tes awal dan tes akhir kemampuan
pukulan backhand tenis meja. Latihan dilakukan selama enam minggu dengan frekuensi
tiga kali seminggu.
Menggunakan analisis data uji–t menunjukan bahwa terdapat pengaruh latihan
memukul bola kedinding terhadap kemampuan pukulan backhand dalam permainan
tenis meja pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri I Muaro Jambi Tahun Ajaran
2011/2012. Perbandingan harga thitung dengan nilai dari tabel distribusi–t, untuk taraf
nyata α = 0,05 dengan derajat kebebasan (d.b.) = (n – 1) = 14 diperoleh thitung (1,949) >
ttabel (1,761). Ini berarti hipotesis Ha yang diterima dan Ho ditolak.
Dari analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan maka dapat di
simpulkan bahwa ada pengaruh yang cukup signifikan latihan memukul bola kedinding
terhadap kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri I Muaro Jambi Tahun Ajaran 2011/2012 hal ini disimpulkan
berdasarkan analisis data penelitian secara statistik mengunakan uji-t pada tarap
signifikansi 95 % dengan hasil thitung (1,949) > ttabel (1,761).
Kata Kunci : Latihan pantul bola kedinding, Hasil pukulan backhand
I. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari
bahwa pentingya aktivitas olahraga, olahraga mempunyai peran yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga kita dapat membentuk manusia yang sehat
jasmani dan rohani, serta dapat membentuk watak manusia yang adil, disiplin dan
sportif dan pada akhirnya akan membentuk manusia yang berkualitas.
Olahraga adalah aktifitas fisik yang menggunakan otot-otot besar dalam
melakukan aktifitasnya dan dapat menghasilkan prestasi sebagai batas akhirnya. Otot-
otot besar itu adalah otot yang bisa digunakan untuk aktifitas seperti lari, lompat,
lempar, renang dan sebagainya.
Tenis meja termasuk salah satu permainan yang digemari oleh masyarakat dunia
umumnya dan masysarakat Indonesia khususnya. Di Indonesia, tenis meja sudah sangat
memasyarakat baik di sekolah-sekolah, kampung-kampung, instansi-instansi,
perusahaan-perusahaan, dan sebagainya. Di kampung-kampung, olahraga ini menjadi
salah satu cabang olahraga yang sering dipertandingkan diacara Agustusan. Di tingkat
nasional, olahraga ini juga selalu muncul dalam daftar cabang-cabang olahraga yang
dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional ( PON ).
Permainan tenis meja adalah salah satu permainan yang memerlukan bet untuk
memukul bola yang dipukul bolak-balik melewati net dan masuk kelapangan. Tenis
meja di mainkan pada arena lapangan berbentuk empat persegi panjang yang datar
dengan lebar 1,525 meter dan panjang 2,74 meter. Serta net dengan tinggi 76 cm.
Dalam permainan tenis meja dikenal beberapa teknik dasar permainan yang salah
satunya pukulan backhand. Untuk bermain tenis meja maka perlu menguasai teknik
dasar permainan tenis meja yang baik. Sebab bila tidak menguasai teknik dasar
permainan dengan baik tentu akan merugikan bagi pemain.
Tentu saja kegiatan ekstrakulikuler permainan tenis meja yang dilakukan seakan
sia-sia, padahal keinginan siswa untuk mengikuti kegiatan latihan cukup banyak. tidak
meningkatnya kemampuan siswa dalam permainan tenis meja walaupun telah mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler disebabkan oleh banyak hal separti minimnya sarana dan
presarana serta latihan yang dilakukan tanpa program latihan yang baik, sehingga
kemampuan siswa tidak pernah meningkat.
Pemain yang baik dalam permainan tenis meja adalah pemain yang mengerti dan
bias melakukan teknik dasar permainan tenis meja itu sendiri. Jadi untuk dapat bermain
tenis meja dengan baik maka harus terlebih dahulu belajar teknik dasar permainan
tersebut. hal ini tidak ditemukan pada kegiatan ekstrakulikuler tenis meja yang
berlangsung di SMP N 1 Muaro Jambi.
Biasanya siswa langsung bermain sesuka mereka tanpa adanya program latihan
yang dijalani sehingga membuat penguasaan teknik dasar terlupakan. Ini menyebabkan
kemampuan siswa dalam bermain tenis meja tidak pernah meningkat.
Untuk mengatasi hal ini perlu ditemukan solusi seperti menerapkan latihan sesuai
dengan program latihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknik dasar dalam
permainan tenis meja yang salah satunya pukulan backhand. Dalam melatih teknik
pukulan backhand dapat dilakukan dengan cara latihan memukul bila kedinding.
Dalam menjalani latihan yang bersifat kontiniu dibutuhkan variasi latihan, variasi
latihan yang dijalani harus mengarah pada satu tujuan yaitu meningkatkan kemampuan
pukulan backhand dalam permainan tenis meja.
Dengan melakukan latihan memantulkan bola kedinding diharapkan mampu
meningkatkan pukulan backhand siswa dalam bermain tenis meja. Maka berdasarkan
uraian diatas penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul “ Meningkatkan
Kemampuan Pukulan Backhand Dalam Permainan Tenis Meja Dengan
Menggunakan Latihan Memantulkan Bola Kedinding Pada Siswa Putra Kelas
VIII SMP N 1 Muaro Jambi ”.
II. TINJAUAN PUSATAKA
Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur, anak-
anak maupun orang dewasa dapat melakukannya. Tenis meja dapat dianggap sebagai
olahraga rekreasi, dan dapat juga dianggap sebagai suatu olahraga yang harus di
tanggulangi secara bersungguh-sungguh. Simpson,(2008:5)
Pendapat lain mengemukakan, tenis meja adalah suatu olahraga yang dimainkan
di dalam gedung yang dimainkan oleh dua atau empat orang. Kosasih,(1997:182)
Pada tahun 1951 itu pula PTMSI masuk menjadi anggota Table Tenis Federatiaon
of Asia (TTFA). Selanjutnya pada tahun 1961 PTMSI secara resmi terdaftar menjadi
anggota International Table Tenis Federation (ITTF). Konsekunsi menjasi anggota
TTFA dan ITTF yaitu mngikuti kejuaraan-kejuaran yang diselenggarakan,misalnya
pada tahun 1963 mengikuti kejuaraan tenis meja yang diselenggarakan di Praha. Pada
waktu itu, putra-putra-putri Indonesia menduduki peringkat ke-34 untuk putra,
sedangkan putri menduduki peringkat ke-31. Sutarmin,(2007:5)
Perlengkapan Tenis Meja
a. Bet atau raket
Bet merupakan alat utama untuk memukul bola tenis meja. Pada mulanya dipakai
busa atau spons,kemudian mengalami perubahan pada masa 30 tahun terakhir. Alat
pemukul bola pada tenis meja semakin disederhanakan. Bet terbuat dari bahan lunak
dengan postur bundar, dan terbuat dari karet. Dengan adanya karet sintetis tersebut
didapatkan bet seperti yang dipakai pemain-pemain propesional. Bet yang dilapisi karet
tidak saja memberikan kecepatan tetapi juga memberikan kesempatan kepada pemain
untuk mengembangkan permainanaya yang akurat, penuh kehalusan dan tehnik yang
meliputi segalanya. Bola akan berputar membingungkan pada kecepatan maksimal.
Barnes,(1992:9)
Raket atau bet yang digunakan untuk bermain tenis meja mempunyai ketentuan
sebagai berikut:
a. Bet dibuat dengan kayu alami yang dilapisi dengan bahan perekat seperti fiber
carbon,fiber glass,atau bahan lainnya.
b. Sisi bet yang digunakan untuk memukul bola harus ditutup karet.
c. Karet boleh berbintik boleh juga tanpa bintik.
d. Karet yang berbintik panjangnya tidak lebih dari 2cm.
e. Karet yang berbintik kedalam ketebalanya tidak melebihi 4mm.
Sutarmin,(2007:6)
b. Bola
Bola harus berbentuk bulat dan harus terbuat dari bahan seluloid atau bahan
plastik yang berwarna putih atau kuning, diameter bola tenis meja adalah 40 mmdan
berat bola 25 gram. Dan ciri – ciri bola yang baik harus ada tanda bintang pada bola.
Sutarmin,(2007:6)
c. Lapangan Tenis Meja
Lapangan yang digunakan dalam permainan tenis meja berbentuk meja persegi
panjang dengan net ditengahnya sebagai pembatas antar kedua pemain. Meja yang baik
untuk bermain tenis meja adalah meja yang mempunyai ukuran sebagai berikut:
a. Panjang meja berukuran 274 cm dan lebar 152,5 cm
b. Meja terbuat dari kayu dengan cat warna gelap, biasanya warna hijau tua
c. Permukaan meja harus rata
d. Meja diletakkan di lantai yang permukaanya rata
e. Tinggi meja 76 cm diatas permukaan lantai
f. Setiap tepi meja diberi garis putih yang lebernya 2 cm
g. Bagian tengah meja diberi garis selebar 2 cm berwarna putih yang
membelah panjang meja, sama luasnya. Barnes,(1992:14).
Gambar 2.2 Lapangan Tenis Meja
(Sumber : Sutarmin, 2007:5)
d. Net
Net berfungsi sebagai pembagi meja dua bagian yang sama luasnya. Di kiri dan
kanan meja dipasang dua tiang penyangga dengan ukuran 15 – 25 cm dari pinggir. Net
dipasang diatas permukaan meja, masing-masing ujungnya diikatkan ditiang
penyanggah setinggi 15,25 cm dari permukaan meja dan bagian bawah net harus rapat
dengan permukaan meja. Sutarmin,(2007:6)
2.1.2. Teknik Dasar Tenis Meja
1. Cara memegang raket atau bad ( Grip )
Teknik yang terpenting dalam permainan tenis meja adalah cara memegang alat
pemukul bola atau bed. Menurut Barnes,(1992:24) Cara memegang bed akan
menentukan teknik permainan, cara memegang bad dalam tenis meja ada dua macam
yaitu dengan shakehands grip dan penhold grip
a). Shakehands grip
Teknik memegang bad shakehands grip seperti orang melakukan berjabat
tangan. Teknik ini sangat digemari oleh atlet – atlet tenis meja di negara – negara eropa,
karena bersifat multiguna. Dengan teknik ini, pemain tenis meja dapat menggunakan
kedua sisi bad sehingga mudah memukul bola, baik secara backhand maupun forehand.
Simpson,(2008:13)
Kelebihan teknik shakehands grip :
1. Dapat memukul bola dengan kuat ke sudut meja
2. Paling baik untuk memukul backhand
3. Dapat memukul bola backhand memutar
4. Sangant cocok untuk bermain jauh dari meja
5. Sangat efektif untuk tipe pemain bertahan
6. Bersifat multiguna
Kelemahan teknik shakehands grip
1. Sulit untuk memukul bola dengan gerakan pergelangan tangan
2. Sulit untuk memukul bolayang ada ditengah-tengah meja. Sutarmin,(2007:15)
b). Penhold grip
Penhold grip atau pegangan tangkai pena hanya dapat digunakana untuk satu
sisi atau permukaan bad saja. Sistem penhold grip membuat pukulan forehand lebih
baik, tetapi membuat gerakan backhand kurang efektif. Tenik penhold grip dalam
permainan tenis meja membuat pemain hanya mampu bertahan dari serangan lawan
dengan pukulan forehand. Simpson,(2008:13)
Cara memegang bad model penhold grip :
1. Tangkai bed dipegang dengan posisi ibu jari dan telunjuk jari bertemu disatu
sisi bed, sedangkan jari-jari yang lain ditekuk disisi bad sebaliknya.
2. Tangkai bed dipegang dengan ketiga jari dirapatkan dan bed mengarah
kebawah.
Dalam memegang bad dengan teknik penhold grip, terdapat kelebihan dan
kelemahan antara lain :
Kelebihan penhold grip
1. Memukul backhand dengan cepat
3. Pada waktu servis mudah menggerakkan pergelangan tangan
4. Tidak ada kelemahan ketika memainkan bola di tengah lapangan
5. Sangat cocok untuk forehand
Kelemahan penhold grip
1. Pukulan bola backhand tersendat dan sangat terbatas
2. Sulit melakukan pukulan backhand bola yang jauh dari meja
3. Tidak efektif untuk bertahan. Sutarmin,(2007:16)
2. Servis
Servis adalah memukul bola untuk menyajikan bola pertama. Caranya, bola dipukul
dengan memantul sekali dimeja sendiri kemudian melewati atas permukaan net atau
jaring dan akhirnya bola jatuh dimeja lawan.
Menurut Sutarmin,(2007:18) Servis dalam permainan tenis meja terbagi menjadi
dua yaitu:
a.forehand servis
Untuk mekakukan servis ini, bisa dimulai dengan latihan lempar bola dari telapak
tangan bebas eda jarak ketinggian yang tetap, misalnya 30 cm. Memperhitungkan waktu
saat memukul bola pada saat dilempar.
b.Backhand servis
Sama halnya dengan forehand servis, teknik backhand servis juga dimulai
dengan latihan lempar bola dari telapak tangan. Namun untuk melakukan ini harus
dilakukan dengan sisi bad bagian dalam.
Gambar. 2.3. Backhand Service
(Sumber : Sutarmin,2007:18)
2.2.Hakeket Latihan Memukul Bola Ke Dinding
Latihan memukul bola kedinding sering disebut juga dengan istilah wall volley, wall
dalam bahasa inggris artinya dinding. Sedangkan volley artinya melambungkan bola
sebelum bola menyentuh lantai atau tanah. Jadi wall volley adalah pukulan yang
dilakukan ke dinding dengan tidak menjatuhkan bola ke lantai.
Menurut Yudoprasetio,(1981:118) wall volley yaitu pukulan dilakukan sebelum bola
menyentuh tanah. Pukulan ini dilakukan untuk mempermudah pemain dalam menguasai
suatu teknik pukulan.
Gambar 2.5 Latihan Pantul Bola kedinding
Tujuan melakukan wall volley yaitu untuk mengukur kecakapan memukul bola
dengan menggunakan pukulan backhand sebanyak-banyaknya, melatih gerakan
memukul secara konsisten, melatih mengkombinasikan pukulan dan melatih menguasai
lapangan,serta untuk memperoleh pukulan backhand yang maksimal.
Sutarmin,(2007:32)
Adapun pendapat lain mengatakan, tujuan melakukan wall volley yaitu untuk
mengukur kecakapan bermain tenis meja pada tingkat kecakapan bermain sedang.
Nurhasan,(2001:163)
Dengan melakukan latihan pantul bola kedinding alat-alat yang diperlikan yaitu :
1. Meja tenis
2. Bola
3. Stopwatch
4. Bet
5. Tembok/dinding
Adapun cara melakukan latihan pantul bola kedinding dengan menggunakan meja
sebagai berikut :
a. Mula-mula berdiri menghadap kedinding kemudian melatih mengontrol
bola, dimulai dengan melakukan pukulan pendek.
b. Tentikan suatu target sendiri, pada bagian mana bola akan diarahkan baik
ke kiri atau ke kanan, lakukan secara berulang-ulang.
c. Selanjutnya melatih memukul bola dengan mengkombinasikan antara
pukulan dan gerakan kaki.
d. Apabila sudah mahir maka latihan dilakukan pada posisi jauh dari meja.
Simpson,(2008:49)
Dalam melakukan teknik memantulkan bola kedinding perlu kesabaran untuk
melatihnya. Adapun manfaat dalam latihan teknik ini yeitu mempermudah siswa dalam
melatih pukulan backhand karena tidak membutuhkan lawan bermain dan bisa melatih
koordinasi gerakan dan pukulan dengan baik.
Latihan teknik memantulkan bola kedinding, mempunyai beberapa kelebihan
yaitu :
1. Lebih mudah dalam mengontrol bola
2. Lebih mudah menentukan sasaran
3. Lebih mudah mengkoordinasikan gerakan
4. Lebih mudah menguasai lapangan
5. Lebih mudah mengarahkan bola
Tidak hanya kelebihan, teknik pantul bola kedinding juga mempunyai beberapa
kekurangan yaitu :
1. Sulit menguasai bola saat bermain
2. Sulit mengontrol bola pada saat bermain langsung dengan lawan
3. Sulit mengetahui keras lemahnya pukulan dari lawan
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan rancangan
One Group Pre Test – Post Test Design yaitu kelompok yang diberi perlakuan, tetapi
sebelum perlakuan dilakukan tes awal (pre test) dan diakhir perlakuan dilakukan lagi tes
akhir (post test).
Rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
N -------- X1 -------- Y -------- Y2
Keterangan :
N = Subjek penelitian
X1 = Pre test pukulan backhand
Y = latihan beckhand dengan metode pantul dinding
X2 = post test pukulan backhand
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus uji-t
dalam penelitian ini, diharapkan melahirkan suatu kesimpulan yang tepat dan sesuai
dengan data yang diperoleh. Kesimpulan yang diperoleh harus mengacu dan tidak lari
dari data yang diperoleh. Dengan demikian kesimpulan yang diambil nantinya akan
memperlihatkan gambaran langsung dari data yang didapatkan setelah eksperimen ini
dilakukan.
Untuk itu perlu kiranya pengkajian tentang metodologi dan kajian teori dari suatu
penelitian. Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah dan dibuat
berdasarkan teori-teori tertentu secara sistimatis dan dilakukan sesuai dengan langkah-
langkah atau prosedur yang baik dan benar, maka pengetahuan yang didapatkan tentu
benar pula, sehingga akan diperoleh suatu hasil penelitian yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian yang diperoleh
berdisribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilierfors
dengan kriteria data berdistribusi normal apabila LHitung < LTabel. Dari hasil analisis data
yang diperoleh untuk perhitungan pre-test diperoleh hasil LHitung = 0,1503 < LTabel =
0,220. Kemudian untuk perhitungan post-test diperoleh hasil LHitung 0,1166 < LTabel
0,220 maka berdasarkan hasil analisis data ini dapat dikatakan data pre-test dan post-
test berdistribusi normal.
Uji Homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data pre-test dan post-test
mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas varians ini
menggunakan rumus uji-F, dikatakan homogen apabila FHitung < FTabel. Dari hasil uji
homogenitas tersbut diperoleh hasil FHitung 1,004 < FTabel 2,48 maka dapat dikatakan
data pre-test dan post-test mempunyai variansi homogen.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu tes awal dan
tes akhir. Tes awal yang dilakukan bertujuan untuk melihat kondisi awal seseorang
sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir yang dilakukan bertujuan untuk melihat
sejauh mana pengaruh yang diperoleh setelah diberikan beberapa kali perlakuan.
Berdasarkan hasil analisis pada tes awal dan tes akhir diperoleh harga thitung
sebesar 1,949. Bila dibandingkan dengan ttabel 1,761. Ini menunjukkan adanya
peningkatan yang berarti dari latihan memantulkan bola kedinding yang diberikan
kepada sampel. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan perlakuan dalam suatu latihan
sebanyak 18 kali pertemuan dengan frekuensi 3 kali seminggu, bahkan di akhir
pertemuan frekuensi latihan di tambah menjadi 4 kali pertemuan dalam seminggu.
Kemudian dari analisis data yang dilakukan, ternyata hipotesis alternatif (Ha)
yang dikemukakan dalam penelitian ini diterima kebenarannya. Antara tes awal dan tes
akhir mempunyai hasil yang berbeda, dengan arti kata terdapat peningkatan antara tes
awal dan tes akhir. Dengan kata lain latihan memantulkan bola ke dinding dapat
meningkatkan kemampuan pukulan backhand siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1
Muaro Jambi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwasanya latihan
memantulkan bola ke dinding dapat meningkatkan kemampuan teknik pukulan
backhand dalam permainan tenis meja pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1
Muaro Jambi. Dengan nilai harga thitung = 1,949 lebih besar dari ttabel= 1,761 (1,949 >
1,761). Pada tes awal jumlah rata-rata kemampuan siswa dalam memantulkan bola
kedinding dengan teknik backhand adalah sejauh 11,2 kali dan setelah diberi perlakuan
(treatment) terhadap sampel berupa latihan memantulkan bola kedinding, rata-rata
kemampuan siswa meningkat menjadi 12,7 kali, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan latihan memantulkan bola kedinding terhadap
kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 1 Muaro Jambi.
Hal ini membuktikan kebenaran atas teori yang disampaikan oleh Sutarmin
(2007: 32) yang menyatakan bahwa wall volley dapat melatih gerakan memukul bola
secara konsisten, melatih mengkombinasikan pukulan dan melatih menguasai lapangan,
serta untuk memperoleh pukulan backhand yang maksimal.
5.2 Saran
1. Bagi guru olahraga dalam mengajarkan ataupun melatih siswa dalam
penguasaan teknik pukulan backhand dapat menggunakan metode wall volley
dengan gerakan ringan dan bervariasi dapat diberikan.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan karakteristik
kajian serupa, hendaknya mempertimbangkan berbagai potensi dan sumber daya
yang ada untuk di pergunakan semaksimal mungkin dan akan lebih baik jika
menggunakan latihan yang divariasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Barnes,(1992). Langkah Menjadi Juara. Semarang: Dahara Prize.
Kusyanto dan Yusuf,(2000). Panduan Menguasai Pendidikan Jasmani. Bandung:
Ganeca.
Kosasih,(1994). Pendidikan Jasmani Untuk SMP. Senayan: Gelora Aksara Pratama.
Nurhasan,(2001). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta Pusat:
Direktorat Jenderal Olahraga.
Peter Simpson,(2008). Tehnik Bermain Pingpong. Bandung: Pioner Jaya.
Roji,(2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Sunarno dan D.Sihombing,(2011). Metode Penelitian Keolahragaan. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Sudjana,(2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sutarmin,(2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia.
Yudoprasetio,(1981). Dasar Bermain Tenis. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.