Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. Dwi Jaya,...

16
TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA KERAPU CANTANG ( E p i ne phe lus sp.) DI CV. DWI JAYA, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI ARTIKEL ILMIAH PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN Oleh: EKO WAHYU WARDONO BUTON   SULAWESI TENGGARA FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2013

Transcript of Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. Dwi Jaya,...

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA KERAPU CANTANG (Epinephelus

    sp.) DI CV. DWI JAYA, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI

    ARTIKEL ILMIAH

    PRAKTEK KERJA LAPANG

    PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

    Oleh:

    EKO WAHYU WARDONO

    BUTONSULAWESI TENGGARA

    FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SURABAYA

    2013

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA KERAPU CANTANG (Epinephelus

    sp.) DI CV. DWI JAYA, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI

    Praktek Kerja Lapang sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan

    Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

    Oleh :

    EKO WAHYU WARDONO

    NIM. 141011141

    Mengetahui, Menyetujui,

    Dekan

    Fakultas Perikanan Dan Kelautan Dosen PembimbingUniversitas Airlangga,

    Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, DEA., Drh Sapto Andriyono, S.Pi, M.T

    NIP. 19520517 197803 2 001 NIP. 19790925 200812 1 002

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA KERAPU CANTANG (Epinephelus

    sp.) DI CV. DWI JAYA, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI

    Eko Wahyu Wardono dan Sapto Andriyono. 2013. 14 hal.

    Abstrak

    Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan salah satu jenis ikan laut yang

    mempunyai nilai gizi tinggi dan protein hewani yang baik untuk dikonsumsi,

    selain itu ikan kerapu memiliki peluang pasar yang cerah baik di dalam negerimaupun di luar negeri. Timbulnya berbagai masalah pada proses budidaya ikan

    kerapu maka para pembudidaya melakukan hibridisasi (persilanagan). Hibridisasi

    yang dilakukan pada ikan kerapu macan betina dan kerapu kertang jantan

    menghasilkan satu varietas baru yaitu ikan kerapu cantang.

    Praktek Kerja Lapang dilakukan dengan tujuan untuk Mengetahui teknik

    pemeliharaan larva kerapu cantang (Epinephelus sp.) dan Mengetahui faktor yang

    berpengaruh pada proses pemeliharaan Kerapu Cantang di CV.Dwi Jaya, Desa

    Sanggalangit, Kecamatan Grogak, Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Praktek

    Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 17 Januari-18 Februari 2013. Metode

    kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif

    dengan pengumpulan data, meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilandata dilakukan secara observasi, partisipasi aktif, wawancara dan studi literatur.

    Kegiatan pemeliharan larva ikan kerapu cantang di CV. Dwi Jaya meliputi

    persiapan bak, penebaran dan penetasan telur, pemeliharan larva, perkembangan

    larva, pemberian pakan serta pemanenan dan pasca panen. Persiapan bak yang

    dilakukan di CV. Dwi Jaya dilakukan dengan pemberian chlorine dengan dosis

    13 ppm. Padat tebar larva pada bak pemeliharan ialah 4-5 butir/L. Pakan yang

    diberikan pada larva ikan kerapu cantang berupa pakan alami dan pakan buatan.

    Pakan alami adalah Chlorellasp.,Rotifer, Artemiasedangkan pakan buatan yaitu

    otohime.

    .

    Kata kunci: larva kerapu cantang, teknik pemeliharan, pakan alami, pakan buatan

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    REARING TECHNIQUE OF CANTANG (Epinephelus sp.) GROUPER

    LARVAE IN CV. DWI JAYA, BULELENG , BALI PROVINCE

    Eko Wahyu Wardono and Sapto Andriyono. 2013. 14 p.

    Abstract

    Grouper (Epinephelussp.) is one of marine fish which has high nutritien

    value and good protein to be consumed, besides grouper has good market prospect

    eitner inside this country or outside this country. The problems of grouper fishcultirated process make that the farmers do hybridization. Hybridization is

    undertaken in famele tiger grouper fish and male kertang grouper fish which

    produce a new varity namely cantang grouper fish.

    This field work practice was undertaken to understand the rearing

    technique of cantang grouper (Epinephelus sp.) and understand the factor which

    affected the rearing process of cantang grouper in CV. Dwi Jaya, Sanggalangit

    village, Grogak district, Buleleng, Bali Province. The method which was used in

    this field work practice was description method by data collection, through

    primary data and secundary data. Data taking colletion was undertaken by

    observation, active praticipation, interview and literature rearing.

    The activity of cantang grouper fish larvae rearing in CV. Dwi Jayainclude bath preparation, eggs speading and hatching, larvae development,

    feeding and harvesting and post harvesting. Bath preparation in CV. Dwi Jaya

    undertaken given chlorine with doses 13 ppm. The stock density in rearing bath

    was 4-5 individu/L. Feed that given to the larvae of cantang grouper fish were live

    feed and artificial feed. Live feed were Chlorella sp., Rotifer, Artemia wheres to

    artificaly feed were otohime.

    Keywords: grouper larvae cantang, Rearing Technique, live feed and artificial

    feed

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar kedua di dunia, yang

    terdiri dari 17.667 pulau. Luas laut dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000

    km memiliki potensi sumber daya laut dan perikanan yang sangat besar, yang

    menjadikan Indonesia kaya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non

    hayati. Berdasarkan fakta yang ada, Indonesia layak menjadi produsen perikanan

    dengan memaksimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara terpadu dan

    berkelanjutan sehingga mampu menjadi tumpuan perekonomian nasional.

    Pemanfaatan sumber daya perikanan secara optimal akan memberikan

    beberapa keuntungan antara lain meninggkatkan pendapat bagi nelayan,

    meninggkatkan konsumsi protein hewani, membuka lapangan pekerjaan baru,

    serta dapat menambah devisa negara. Berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya

    perikanan, ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan yang banyak di minati

    oleh para konsumen untuk di konsumsi.

    Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan salah satu jenis ikan laut yang

    mempunyai nilai gizi tinggi dan protein hewani yang baik untuk dikonsumsi,

    selain itu ikan kerapu memiliki peluang pasar yang cerah baik di dalam negeri

    maupun di luar negeri. Saat ini ikan kerapu merupakan ikan budidaya yang

    sedang dikembangkan dan digalakkan sebagai komoditas budidaya laut unggulan

    untuk diekspor di berbagai belahan dunia.

    Permasalahan umum dalam budidaya ikan adalah bagaimana mendapatkan

    benih ikan yang tumbuh cepat,Feed Confersion Ratio (FCR) rendah, tahan

    terhadap berbagai kondisi lingkungan dan penyakit serta morfologi yang disukai

    konsumen. Timbulnya berbagai masalah pada proses budidaya ikan maka para

    pembudidaya melakukan hibridisasi (persilangan) berbeda spesies, dengan

    harapan untuk mendapatkan jumlah benih yang belimpah dengan biaya yang

    rendah. Hibridisasi yang dilakukan pada ikan kerapu macan betina dan kerapu

    kertang jantan menghasilkan satu varietas baru yaitu ikan kerapu cantang, secara

    morfologis kerapu cantang mirip dengan kedua spesies induknya, sedangkan

    partumbuhanya lebih baik dari pada ikan kerapu macan dan kerapu kertang itu

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    sendiri. Dengan hadirnya kerapu cantang dari proses hibridisasi merupakan salah

    satu solusi dari proses budidaya, dimana ikan kerapu cantang dapat tumbuh cepat

    dan tahan terhadap lingkungan baru serta lebih tahan terhadap parasit atau

    penyakit

    Tujuan

    Tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah mengetahui

    teknik pemeliharaan larva kerapu cantang (Epinephelus sp.) memperoleh

    tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja serta Mengetahui faktor yang

    berpengaruh pada proses pemeliharaan Kerapu Cantang di CV.Dwi Jaya, Desa

    Sanggalangit, Kecamatan Grogak, Kabupaten Buleleng Provinsi Bali.

    Manfaat

    Manfaat Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah Praktek Kerja Lapang ini

    berguna untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan menambah wawasan

    mengenai teknik pemeliharaan larva Kerapu Cantang (Epinephelus sp.) dan untuk

    memadukan teori yang diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan,

    sehingga dapat memahami dan mengatasi permasalahan yang timbul di lapangan.

    PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG

    Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di CV. Dwi Jaya,

    Desa Sanggalangit, Kecamatan Grokgrak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

    Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari sampai 18 Februari 2013.

    Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang adalah metode

    pengumpulan data dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data

    sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,

    partisipasi aktif.

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus sp.)

    Persiapan Bak

    Bak yang digunakan dalam pemeliharaan larva kerapu cantang adalah bak

    beton berbentuk persegi dengan ukuran 3,5 x 3,5 x 1 m. Persiapan bak yang

    dilakukan di CV. Dwi Jaya adalah sebelum bak di gunakan dinding dan dasar bak

    di sikat dengan bersih, Kemudian bak akan di biarkan selama 1-2 hari, hal ini

    bertujuan untuk membersikan sisa organisme yang masih menepel pada dinding

    bak. Bak yang telah kering selanjutnya akan di isi air laut sebanyak 60-70% dari

    volume bak. Setelah terisi air laut makan bak akan di berikan chlorine dengan

    dosisi 13 ppm. Hal ini tidak di ajurkan oleh Setianto (2012) yang menyatakan

    bahwa persiapan bak yang dilakukan sebelum proses pemeliharan larva ikan

    kerapu, terlebih dahulu bak dibersikan dengan mengunakan chlorinesebanyak 50-

    100 ppm, kemudian di biarkan selama 12 jam hal bertujuan untuk melarutkan

    chlorinepada media pemeliharan.

    Penebaran dan Penetasan Telur

    Penebaran telur kerapu cantang dilakukan pada pagi hari yaitu pukul

    10.00-11.00 WITA. Telur kerapu cantang didapatkan dari perusahan (devisi induk

    kerapu). Telur kerapu cantang di tebar pada bak persegi dengan ukuraan 3,5 x 3,5

    x 1 m dengan padat tebar telur kerapu cantang adalah 4-5 butir/L. Hal ini berbeda

    dengan Affan dan Muhammadar (2011) yang menyatakan bahwa kepadatan

    maksimal telur kerapu adalah 20 butir/L tujuan dari rendahnya padat tebar telur

    adalah untuk mencegah gesekan telur pada media pemeliharaan. Waktu yang di

    butuhkan telur kerapu cantang untuk menetas ialah sekitar 18-19 jam dengan suhu

    27-30 C dan salitas 31-33 ppt.

    Pemeliharaan Larva

    pemeliharaan larva kerapu cantang di CV. Dwi Jaya dilakukan mulai umur

    D1. Pada umur D1 dan D2 di dapatkan hasil bahwa larva berwarna bening dan

    gerakan larva kerapu cantang melayang-layang, selain itu larva kerapu cantang

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    tidak di berikan pakan karena larva masih mempunyai cadangan makanan pada

    kuning telur. Pada umur D3D

    35 larva sudah diberikan pakan alami berupa

    Brachionus plicatilis dengan kepadatan 1-3 individu/ml dan Chlorella sp.

    sebanyak 50.000-100.000 sel/ml, Selain itu, larva juga diberikan minyak ikan

    sebanyak 3 ppm yang bertujuan untuk mengurangi kematian larva pada

    permukaan air serta mempercepat sintasan telur menjadi larva dan pemberian

    miyak ikan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

    Pakan tambahan diberikan ketika larva kerapu cantang berumur D10

    berupa granule (Love Larva 1) dan pada umur D18larva diberikan granule (Love

    Larva 2). Pada umur D17 terlihat pada bibir larva kerapu cantang kehitam-

    hitaman hal ini menandakan bahwa larva siap diberikan Artemia. Artemia

    diberikan dengan kepadatan 3 individu/ml pada setiap bak dan pemberiannya

    dilakukan pada pagi dan siang hari. Berikut ini grafik pembererian pakan alami

    dan pakan tambahan

    Grafik 1. Pemberian pakan alami dan pakan buatan pemeliharan larva

    kerapu cantang di CV. Dwi Jaya.

    Perkembangan Larva

    Perkembangan larva kerapu cantang di CV. Dwi Jaya tampak pada gambar

    2 D1 (a) bentuk telur masih bening dan telur masih bergerak melayang layang

    mengikuti arus sedangkan pada umur D2(b) larva sudah mulai menetas, selain itu

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    larva sudah tidak mempunyai cadangan makanan sehingga larva mulai diberikan

    pakan alami berupa Chlorellasp. dan rotifer. Ketika umur D9(c) tampak tonjolan

    pada bagian perut dan punggung yang akan menjadi bakal sirip punggung dan

    perut. Pada umur D11 (d) tonjolan tersebut sudah memanjang dan lebar sampai

    pada umur D22.

    Pada umur D22(e) larva mengalami metamorfosis pada duri di punggung

    dan perut hal ini merupakan bentuk sirip ventral dan sirip punggung. Pada umur

    D25-45 (f) larva sudah tampak sempurna menjadi ikan terdiri atas ukuran yang

    bervariasi mulai dari 2-4 cm.

    Gambar 2. Perkembangan Larva Ikan Kerapu

    (Sumber : Subyakto dan Cahyaningsih, 2003)

    Analisa Kualitas Air

    Lokasi budidaya yang ideal harus memenuhi persyaratan-persyaratan

    kualitas airnya. Faktor kualitas air yang perlu dipertimbangkan untuk pembenihan

    kerapu meliputi sifat fisika dan sifat kimia yaitu antara lain : suhu, kecerahan,

    pH, DO dan Salinitas. Pemenuhan akan kebutuhan air harus diupayakan agar

    produksi benih ikan laut yang berkualitas, dalam jumlah yang cukup (Ghufran

    dan Tamsil, 2010). Kualitas air yang diamati pada pemeliharaan larva kerapu

    cantang adalah suhu perairaan berkisaraan 29-30 C dan salinitas 31-33 ppt.

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    Kontrol air yang dilakukan dalam pemeliharaaan larva kerapu cantang

    adalah dengan melakukan pergantian air dan penyifonan. Pergantian air dilakukan

    larva kerapu cantang berumur D14, banyaknya air yang di ganti adalah 20% dari

    volume bak. Pergantian air dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk menjaga

    kualitas air dalam bak pemeliharaan dan Penyiponan pada kegiatan pemeliharan

    larva kerapu cantang di mulai pada umur D15, selain itu penyifonan dapat

    dilakukan sewaktu-waktu atau dengan cara melihat kondisi bak pemeliharan larva.

    Pada umur D20penyifonan dilakukan setiap hari, hal ini di karenakan frekeunsi

    pemberian pakan yang meningkat sehingga banyak sisa pakan yang terendap pada

    dasar bak.

    Pakan

    Pakan yang digunakan dalam pemeliharaan larva kerapu cantang berupa

    pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang digunakan ialah Chlorella sp.,

    rotifer, Artemia dan udang rebon sedangkan pakan buatan yang digunakan dalam

    pemeliharaan larva kerapu cantang ialah granule (love larva 1dan love larva 2),

    granule (Otohime B1dan Otohime B2), granule (Otohime C1, Otohime C2)

    dan minyak ikan (Tung-Hai).

    Pemberian Pakan Alami

    Chlorellasp.

    Chlorella sp. yang merupakan salah satu spesies dari fitoplankton

    chlorophytayang dapat digunakan untuk memperkaya kandungan nutrisi rotifer

    atau yang biasa disebut dengan nutrient enrichment, selain itu juga berfungsi

    sebagaipenyeimbang media untuk mengatur kecerahaan air (green water system).

    Pemberian Chlorella sp. pada larva kerapu cantang dilakukan pada umur D2.

    Chlorella sp. diberikan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Sebelum

    Chlorella sp. diberikan terlebih dahulu dicek kepadatan larva kerapu cantang 4

    individu/L ditambahkan 20% Chlorella sp. Pemberian Chlorella sp. akan

    dihentikan ketika larva berumur D35atau dengan melihat kondisi larva yang sudah

    tumbuh cepat.

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    Bak kultur Chlorella sp. di CV. Dwi Jaya terdapat delapan dengan ukuran

    panjang, lebar dan tinggi 7 x 7 x 1,25 m (61,25 m3) sebanyak 2 bak, 6 x 6 x 1,25

    m (45 m3) sebanyak 4 bak, dan 9 x 4,5 x 1,25 m (50,62 m3) sebanyak 2 bak, serta

    1 bak penampungan sebanyak 1 bak dengan ukuran 3,5 x 3,5 x 1 m (7 m 3). Selain

    itu, untuk menjaga ketersedian Chlorella sp. dan proses pembibitan maka

    dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea,

    ZA, dan TSP. Dosis yang diberikan pada kultur Chlorella sp. yaitu dengan

    perbandingan Urea : Za : TSP adalah 4 : 2 : 1 (Urea 1200 grm, Za 600 grm, dan

    TSP 300 grm) pada semua ukuran bak kultur Chlorellasp.

    Rotifer

    Rotifer merupakan jenis zooplankton yang dapat dijadikan pakan alami

    untuk larva kerapu cantang, karena ukuran tubuhnya sesuai dengan bukaan mulut.

    Pemberian rotiferdilakukan dimulai pada umur D3-D35. Selain itu, rotifer dapat

    diberikan dengan melihat kondisi pertumbuhan larva, jika larva masih sangat

    lambat dalam pertumbuhan maka dosis pemberian rotifer ditambahkan. Rotifer

    diberikan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. Kultur rotifer dilakukan

    pada bak beton yang berukuran 5 x 3,5 x 1 m (16,5 m3) dengan kapasitas

    maksimal volume air 16 ton.pembibitan rotiferdilakukandengan cara kepadatan

    10 individu/ml. Bibit rotiferberasal dari bak rotiferyang lain, setelah diberi bibit

    maka bak akan dialirkan Chlorella sp. yang berumur 4-5 hari sebanyak 40% dari

    volume bak. Setelah diberi Chlorella sp. maka bak akan diisi dengan air laut

    sebanyak dari volume bak.

    Artemia

    Artemia merupakan salah satu jenis pakan alami larva kerapu cantang.

    Artemiatermasuk pakan alami yang ideal untuk larva ikan kerapu cantang karena

    mempunyai beberapa keunggulan, antara lain nilai nutrisinya tinggi, mudah

    ditangani, dapat hidup dalam kepadatan tinggi, sudah diperjual belikan dalam

    bentuk kista dan ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva. Pemberian

    Artemiadilakukan pada larva kerapu cantang yang berumur D17, tanda-tanda larva

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    siap diberikanArtemiaadalah pada mulut larva sudah mulai tampak bintik hitam

    yang menunjukan bahwa larva siap mengkonsumsi Artemia. Pemberian Artemia

    dimulai dengan kepadatan 3 individu/ml pada umur D17 dan akan bertambah

    sesuai kebutuhan tiap hari atau dengan melihat kondisi larva kerapu cantang.

    Udang Rebon

    Udang rebon mulai diberikan pada umur D25sampai D45. Udang berfungsi

    sebagai pakan selingan untuk mempercepat pertumbuhan larva. Jumlah pemberian

    pakan rebon diberikan berdasarkan kepadatan dan tingkat makan larva. Udang

    rabon yang masih hidup sebelum diberikan pada larva disimpan dalam bak

    kerucut tandon dengan tetap diberikan aerasi.

    Pakan Buatan

    Pemberian pakan buatan pada pemeliharaan larva kerapu cantang di CV.

    Dwi Jaya diberikan pada larva yang berumur D10. Pakan buatan yang diberikan

    pada larva kerapu cantang berupa granule ( Love Larva 1, Love Larva 2),

    granule (Otohime B1, Otohime B2) dan granule (Otohime C1 dan Otohime

    C2).

    Kendala

    kendala selama kegiatan pemeliharaan larva kerapu cantang didapatkan 2

    sumber yaitu, kendala eksternal dan kendala internal. Kendala eksternal yang

    muncul pada kegiatan pemeliharaan larva kerapu cantang di CV. Dwi Jaya adalah

    jadwal panen dan permintaan akan benih kerapu cantang yang tidak menentu yangmengakibatkan pemasaran menjadi terhambat, kurangnya pengadaan peralatan

    dalam mendukung proses kegiatan serta kurangnya pengadaan obat-obatan untuk

    mendukung sarana pengobatan jika terdapat penyakit pada larva dan Kendala

    internal yang ditemui pada proses pemeliharan larva kerapu cantang di CV. Dwi

    Jaya adalah ketidakseragaman ukuran larva kerapu cantang pada proses

    pemanenan, terjadinya kanibalisme serta terdapat penyakit Viral Nervous

    Necrosis (VNN).

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    Pengendalian Hama dan Penyakit

    Pengendalian hama dan penyakit di CV. Dwi Jaya antara lain dilakukan

    dengan cara pencegahan dan pengobatan. Pencegahan penyakit dapat dilakukan

    dengan cara sterilisasi alat yang akan digunakan dan pemberian pakan sesuai

    kebutuhan larva. Pencegahan penyakit dilakukan dengan treatment atau

    perendaman menggunakan air tawar serta antibiotik. Antibiotik yang biasa

    digunakan berupa bubuk (elbaziu). Cara untuk melarutkan cairan (elbazui)

    yaitu dengan mencampur bubuk antibiotik dalam baskom air tawar, kemudian

    diaduk hingga rata. Larva yang terserang penyakit dilakukan perendaman pada

    larutan dengan dosis 1 ppm selama 5-10 menit. Perendaman hanya dilakukan

    untuk larva kerapu cantang yang berumur 30 hari keatas, sedangkan larva yang

    berumur kurang dari 30 hari hanya dilakukan pemberian cairan (elbaziu) secara

    langsung pada bak pemeliharaan dengan dosis yang sama yaitu 1 ppm..

    Panen

    Panen merupakan kegiatan terakhir dalam pemeliharaan larva kerapu

    cantang, setelah itu larva akan masuk pada pengelondongan. Sebelum dilakukan

    pemanenan, benih akan di greading terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk

    menyeragamkan ukuran benih yang akan dipasarkan dan untuk memisahkan benih

    yang masuk pasaran serta yang cacat (abnormalitas). Benih dipanen pada umur

    D45atau dilihat dari kondisi ikan siap untuk dipanen (ukuran pembeli).

    Ukuran benih yang dijual berkisar antara 2,5-4 cm. proses pemanenan

    biasanya dilakukan pagi hari. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat stress

    pada benih yang akan dipanen dan di greding. Proses pemanenan dilakukan

    dengan menggunakan baskom plastik yang dialiri air dari pipa paralon. Air pada

    bak pemeliharaan diturunkan secara perlahan sampai tingginya 30 cm. Setelah

    ketinggian air mencapai 30 cm benih kerapu cantang dipanen dengan

    menggunakan baskom kecil yang terdapat penyaring.

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    Pemasaran dan Prospek Pengembangan Usaha

    Pemasaran

    Benih yang dipasarkan adalah benih dengan ukuran 2,5-4 cm. Daerah

    pemasaran benih kerapu cantang dilakukan disekitar Gerogak dengan harga Rp

    2,500,00/ekor. Saat ini ikan kerapu tidak terlalu sulit untuk dipasarkan dalam

    ukuran apapun, hal ini dikarenakan pembesaraan kerapu baik di KJA, tambak,

    maupun bak terkontrol telah banyak di kembangkan.

    Prospek Pengembangan Usaha

    Prospek pengembangann usaha budidaya ikan kerapu cantang memberikan

    peluang yang sangat baik karena dalam kegiatan budidaya kerapu cantang

    pertumbuhan dan permintan pasar sangat berlimpah, baik dalam negeri maupun

    luar negeri. Pengembangan usaha budidaya kerapu cantang di CV.Dwi Jaya

    dilakukan dengan memasarkan secara online atau kontak langsung dengan

    pembeli. Dalam perkembangan usaha CV. Dwi Jaya melakukan kerja sama

    dengan perusahaan yang bergerak dibidang perikanan di daerah Buleleng secara

    umum dan Kecamatan Gerogak secara khusus.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    1. Teknik pemeliharaan larva kerapu cantang dimulai dengan persiapan bak

    pemeliharaan larva sampai pemanenan benih. Dalam satu siklus

    membutuhkan waktu 45 hari. Kegiatan pemeliharaan larva cantang adalah

    persiapan bak pemeliharan, penebaran dan penetasan telur, pemeliharan larva

    dan pemanenen larva.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemeliharaan larva kerapu

    cantang di CV. Dwi Jaya adalah ketersedian pakan alami dan pakan buatan

    serta pengamatan kualitas air secara berkala.

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    Saran

    1. Dari kegiatan PKL ini disarankan pada persiapan bak di anjurkan

    menggunakan chlorine sebanyak 50-100 ppm sehingga hama dan penyakit

    dapat di kurangi dengan lebih baik.

    2. Lambatnya perkembangan larva kerapu cantang maka perlu mendapatkan

    perbaikan dengan pemberian pakan sesuai jenis, ukuran dan kandungan gizi

    yang di perlukan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Affan, J. M. dan Muhammadar. 2011. Teknik Pembenihan Induk Kerapu Macan

    (Ephinephelus fuscogutaftus) Dalam Upaya Pengadaan Kebutuhan Benih

    Kerapu Bagi Pembudidaya Di Nanggroe Aceh Darussalam. Aceh

    Development International Conference 2011 (ADIC 2011). Kuala Lumpur,

    Malaysia.

    BBAP Situbondo. 2011. Teknik Hibridisasi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus

    fuscoguttatus) dengan Ikan Kerapu kertang (Epinephelus lanceolatus).

    Website BBAP Situbondo. Balai Budidaya Air Payau Situbondo.

    Situbondo.

    Jusadi, D. 2003. Modul Budidaya Chlorella sp. Direktorat Pendidikan Menegah

    Kejuruan. Direktorat Pendidikan Menegah dan Dasar Departemen

    Pendidikan Nasional. Jakarta. Hal 10.

    Kawahara, S., Setiadi, E., Ismi, S dan Tridjoko. 2000. Kunci Keberhasilan

    Produksi Massal Juvenil Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Mei 2000.

    Loka Penelitian Perikanan Gondol Japan Internasional Cooperation

    Agency. Bali. 4 hal

    Kordi, K dan M. Ghufran.2010. Budidaya Kerapu Batik. Akademia, Jakarta Barat.

    10 -207 hal

    Mintardjo, K, Sunaryanto, A., Utamanigsih dan Hermiyaningsih. 1985.

    Persyaratan Tanah dan Air. Dalam Pedoman Budidaya Tambak Udang.

    Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta

    Setianto, D. 2012. Usaha Budidaya Ikan Kerapu Pembibitan & Pembesaran

    ditambak & Keramba Jaring Apung. Pustaka Baru Press. Baguntapan,

    Bantul, Yogyakarta.

    Subyakto, S. dan S. Cahyaningsih. 2003. Pembenihan Kerapu Skala Rumah

    Tangga. Agro Media Pustaka. Depok. hal. 3-30 hal.

  • 5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...

    http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep

    Tarwiyah.2001. Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutaftus).

    Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

    Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta

    Wahyuningsih, S dan Widodo, A. P. 2011. Pemeliharaan larva kerapu hybrid

    cantang (kerapu macan dan kerapu kertang). Pertemuan teknisi teknisi

    Litkayasa. Perpustakan BBRPAL Gondol.