Artikel Fishbone

download Artikel Fishbone

of 6

description

fishbonediagramexercise

Transcript of Artikel Fishbone

ARTIKEL FISHBONE

7 penyebab rambut rontokSelasa, 05 Maret 2013, 15.35 | http://www.detik.com

Rambut rontok adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh semua orang dari segala usia, baik itu remaja, dewasa, ataupun lanjut usia. Rambut rontok sendiri paling sering terjadi pada rambut yang panjang, karena rambut panjang cenderung memiliki akar rambut yang rapuh sehingga akan mudah terlepas dari kulit kepala. Hal inilah yang menyebabkan masalah rambut rontok menjadi salah satu momok utama bagi wanita yang sudah susah-susah memanjangkan rambutnya.

Kerontokan rambut sebenarnya adalah hal yang wajar, karena secara alami, normalnya rambut manusia akan rontok antara 50-100 helai perhari. Kerontokan alami rambut tersebut disebabkan karena rambut mengalami regenerasi sehingga rambut yang rontok tersebut akan digantikan oleh tumbuhnya rambut baru. Jadi, jangan khawatir jika rambut anda yang rontok masih dibawah 100 helai per hari, karena hal tersebut masih tergolong normal. Yang jadi masalah adalah jika jumlah rambut yang rontok sudah lebih banyak daripada jumlah rambut yang tumbuh, karena bukan tidak mungkin hal tersebut bisa menyebabkan kebotakan pada rambut kita.

Berikut adalah 7 faktor penyebab utama kerontokan berlebihan pada rambut.

1. Faktor HormonalHampir 60% penyebab kerontokan rambut pada pria dan wanita adalah karena masalah hormonal. Hormon Dihydrostesteron (DHT) adalah salah satu jenis hormon yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya rambut rontok. Salah satu cara untuk mengatasi rambut rontok karena masalah hormonal ini adalah dengan mengkonsultasikannya ke dokter spesialis kulit agar mendapat terapi penyeimbangan hormon.

2. Faktor PsikologisGangguan psikologis, terutama stres adalah salah satu penyebab rambut rontok pada orang dewasa. Selain mengganggu kesehatan mental, stres juga mengakibatkan terganggunya peredaran darah di sekitar kepala sehingga akar rambut akan menjadi semakin rapuh dan rontok.

3. Faktor NutrisiKekurangan asupan protein dan vitamin A serta E bisa menyebabkan kerontokan dan terganggunya pertumbuhan rambut. Penggunaan serum vitamin yang dioleskan dari luar juga dianjurkan bagi penderita rambut rontok yang sudah parah.

4. Faktor PenyakitInfeksi pada kulit kepala seperti kurap dan tumbuhnya jamur pada kulit kepala bisa menyebabkan akar rambut kita menjadi semakin rapuh. Selain penyakit pada kulit kepala, penyakit diabetes dan lupus juga bisa menyebabkan terjadinya kerontokan rambut.

5. Faktor GenetikSebuah penelitian menunjukkan bahwa masalah rambut rontok ternyata juga disebabkan karena faktor keturunan. Jika ada salah satu dari anggota keluarga kita, misalnya orang tua, mengalami masalah kerontokan rambut, maka kita juga memiliki resiko yang besar untuk mengalami rambut rontok.

6. Faktor Dari LuarBeberapa kebiasaan buruk seperti terlalu sering menggunakan hairdryer, menggunakan sisir rambut yang tidak tepat, mewarnai rambut, atau menggunakan ikat rambut yang terlalu kencang ternyata juga bisa memicu kerontokan rambut.

7. Faktor MakananMakanan berminyak dan makanan yang terlalu pedas adalah salah satu mimpi buruk bagi kesehatan kulit, termasuk kulit kepala. Makanan yang berminyak dan terlalu pedas bisa menyebabkan meningkatnya produksi minyak di kulit kepala yang pada akhirnya akan mengakibatkan beberapa masalah rambut seperti ketombe dan rambut rontok.

Kekurangan Asupan Gizi Pada BalitaJumat, 26 April 2013, 17.20 | http://www.detik.com

Anak yang kurang mendapat asupan gizi pertumbuhan dan perkembangannya terhambat daripada anak yang mendapat asupan gizi yang cukup. Misalnya saja pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat badan balita rendah, perkembangan otak, tingkat kecerdasan dan psikisnya pun juga rendah serta rentan terhadap infeksi.Banyak hal yang menjadi penyebab kurangnya asupan gizi pada balita. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut : (1) Faktor ekonomi. Orang tua balita tidak mampu untuk memberikan nutrisi yang baik karena masalah biaya. (2) Faktor pendidikan. Pengetahuan yang terbatas tentang asupan gizi yang baik dapat memicu kesalahan dalam member makanan pada anak. Bisa saja orang tua memberikan asupan makanan kepada anak dalam jumlah banyak tetapi tanpa memperhatikan kandungan nutrisi yang ada dalam makanan tersebut. (3) Faktor lingkungan. Jika sebuah keluarga hidup di lingkungan yang kurang memperhatikan asupan gizi, maka tidak menutup kemungkinan keluarga tersebut ikut serta dalam kebiasaan dilingkungan sekitarnya. Menurut Dwijayanti(2011:7), gizi kurang juga dapat disebabkan oleh : (1) Ketidakmampuan untuk metabolisasi nutrien. (2) Ketidakmampuan untuk mendapat zat gizi yang sesuai dari makanan. (3) Percepatan ekskresi zat-zat gizi dari tubuh. (4) Sakit atau penyakit yang meningkatkan kebutuhan tubuh akan nutiren.

Gas Rumah Kaca Ancam Kehidupan Makhluk Hidup di Bumi

Senin, 13 Mei 2013, 14:30 WIB | http://www.okezone.comWASHINGTON - Tingkat gas rumah kaca dari tahun ke tahun dirasa mengkhawatirkan. Gas rumah kaca ini memainkan peranan penting dalam pemanasan global, yang mencapai tingkat tertingginya selama hampir 2 juta tahun.

Dilansir Phys, Senin (13/5/2013), peneliti asal Amerika Serikat mengatakan, pengukuran karbondioksida (CO2) mencapai 400 PPM (part per million). Jumlah 400 PPM ini telah menjadi perhatian ilmuwan iklim dan aktivis lingkungan selama beberapa tahun.

Dikhawatirkan tingkat gas rumah kaca yang terus meningkat ini bisa mengancam kehidupan makhluk hidup di Bumi. "Apa yang kami lihat hari ini ialah 100 persen diakibatkan aktivitas manusia," ungkap Pieter Tans, ilmuwan senior National Oceanic and Atmospheric Administration.

Melalui proses pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara untuk listrik dan minyak untuk bensin, menyebabkan peningkatan karbon di udara. Ilmuwan juga mengungkapkan, peningkatan gas rumah kaca ini diakibatkan oleh aktivitas manusia.

Di akhir Zaman Es, diperlukan waktu 7 ribu tahun untuk tingkat karbondioksida yang naik menjadi 80 PPM. Oleh karena pembakaran fosil ini, tingkat karbondioksida melonjak dengan jumlah yang sama selama 55 tahun.

Ilmuwan iklim Michael Mann dari Pennsylvania State University mengatakan, kenaikan drastis gas rumah kaca ini menjadi kekhawatiran besar. Ia mengatakan, jika karbondioksida meningkat hingga 100 PPM selama ribuan atau jutaan tahun, maka tanaman dan hewan bisa beradaptasi.

Akan tetapi, peningkatan drastis selama kurun waktu beberapa dekade ini akan menyulitkan hewan dan tanaman untuk beradaptasi. Oleh karena tingginya gas rumah kaca, maka suhu bumi yang kian menghangat bisa mencairkan es di kutub. "Permukaan laut lebih tinggi, antara 10 dan 20 meter," pungkas Pieter Tans. (fmh)

Akibat Global Warming: 6 Dampak Merugikan Pemanasan Global

Kamis, 11 April 2013, 18:45 WIB | http://www.amazine.coPemanasan global (global warming) telah menjadi subyek perdebatan intens yang melintasi ranah politik dan sosial.

Terlepas bahwa ada sebagian pihak yang menganggap pemanasan global sebagai mitos, kenyataannya kita sekarang sudah bisa melihat dampaknya.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, berikut adalah beberapa dampak dan konsekuensi pemanasan global.

1. Kekeringan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan bahwa pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke depan.

Skala kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan yang kita miliki saat ini.

Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan bahwa persentase global daerah kering telah meningkat sebesar 1,74% antara tahun 1950 dan 2008.

Kekeringan tentu saja akan memicu kegagalan panen yang akan berdampak fatal bagi populasi dunia.

2. Wabah

Perubahan iklim akan menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit.

Berbagai virus umumnya tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin.

Namun, dengan kenaikan suhu akibat perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam iklim tropis kemudian menyebar ke daerah lain.

Korea Institite of Health and Social Affairs (KIHASA) menyatakan bahwa Dalam kasus ekstrim, 1 derajat kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam penyebaran penyakit.

3. Banjir

Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan logika.

Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir besar yang menimpa berbagai belahan dunia.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad ini.

4. Pencairan es di kutub

Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah Antartika (Kutub Selatan).

Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua sampai tiga kali lipat. Es di kutub memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

Jika es mencair, pulau-pulau yang berada di bawah permukaan laut akan terancam bahaya.

Kota-kota seperti Shanghai dan negara kepulauan Maladewa adalah beberapa tempat yang akan terpapar risiko tertinggi dalam skenario seperti itu.

5. Kabut asap (smog)

Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di atmosfer mengalami peningkatan.

Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan menyebabkan penyakit dan kematian.

Kabut asap juga mengintensifkan gelombang panas yang tentu saja dapat berdampak buruk bagi kehidupan.

6. Kebakaran hutan

Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan.

Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan infrastruktur. Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah pemanasan global (global warming).