Artikel - FILSAFAT

33
BAB I PENDAHULUAN Arti dan Kategori Filsafat Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori. Filsafat adalah suatu ilmu dan suatu metode berpikir atau cara berpikir untuk memecahkan problem- problem gejala alam dan masyarakat. Filsafat merupakan sikap hidup manusia dan sebagai pedoman untuk bertindak dalam menghadapi gejala-gejala alam dan masyarakat. Namun, filsafat bukan berarti suatu kepercayaan yang dogmatis dan membuta. Filsafat mempersoalkan tentang masalah-masalah etika/moral, estetika/seni, sosial/politik, epistemologi/tentang pengetahuan, ontologi/tentang manusia. Kategori persoalan filsafat meliputi soal-soal hubungan antara bentuk dan isi, sebab dan akibat, gejala dan hakekat, keharusan dan dan kebetulan, keumuman dan kekhususan. Filsafat mempersoalkan soal-soal yang pokok. Sedangkan soal yang terpokok dari persoalan filsafat adalah soal hubungan antara ide dan materi, fikiran dan keadaan. Mana yang primer dan mana yang sekunder di antara keduanya itu, ide atau materi, fikiran atau keadaan. Jawaban dari persoalan terpokok tersebut akan membagi semua aliran filsafat menjadi dua kubu, kubu filsafat Idealisme dan kubu filsafat Materialisme. Semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan ide atau pikiran sebagai hal yang primer, dan materi atau keadaan 1

Transcript of Artikel - FILSAFAT

Page 1: Artikel - FILSAFAT

BAB I

PENDAHULUAN

Arti dan Kategori Filsafat

Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori.

Filsafat adalah suatu ilmu dan suatu metode berpikir atau cara berpikir untuk memecahkan

problem-problem gejala alam dan masyarakat. Filsafat merupakan sikap hidup manusia dan

sebagai pedoman untuk bertindak dalam menghadapi gejala-gejala alam dan masyarakat.

Namun, filsafat bukan berarti suatu kepercayaan yang dogmatis dan membuta.

Filsafat mempersoalkan tentang masalah-masalah etika/moral, estetika/seni,

sosial/politik, epistemologi/tentang pengetahuan, ontologi/tentang manusia. Kategori

persoalan filsafat meliputi soal-soal hubungan antara bentuk dan isi, sebab dan akibat,

gejala dan hakekat, keharusan dan dan kebetulan, keumuman dan kekhususan.

Filsafat mempersoalkan soal-soal yang pokok. Sedangkan soal yang terpokok dari

persoalan filsafat adalah soal hubungan antara ide dan materi, fikiran dan keadaan. Mana

yang primer dan mana yang sekunder di antara keduanya itu, ide atau materi, fikiran atau

keadaan. Jawaban dari persoalan terpokok tersebut akan membagi semua aliran filsafat

menjadi dua kubu, kubu filsafat Idealisme dan kubu filsafat Materialisme.

Semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan ide atau pikiran sebagai hal

yang primer, dan materi atau keadaan sebagai suatu hal yang sekunder, termasuk dalam

kubu filsafat Idealisme. Sebaliknya, semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan

materi atau keadaan sebagai hal yang primer, dan ide atau pikiran sebagai hal yang

sekunder, termasuk dalam kubu filsafat Materialisme.

Aliran dan Kubu Filsafat

Filsafat mempunyai banyak sekali aliran. Tapi dari semua aliran yang banyak sekali

itu bisa dibagi hanya dalam dua kubu, yakni kubu filsafat Idealisme dan kubu filsafat

Materialisme. Aliran pokok filsafat adalah idealisme dan materialisme. tapi, di samping dua

aliran yang pokok itu, terdapat pula aliran filsafat dualisme.

Walau begitu, aliran filsafat dualisme pada hakekatnya adalah aliran filsafat

idealisme juga karena pandangannya didasarkan pada ide yang mereka reka. Filsafat

dualisme memandang ide dan materi, pikiran dan keadaan, sebagai hal yang kedua-duanya

1

Page 2: Artikel - FILSAFAT

primer atau tidak ada yang sekunder. Pandangan seperti itu pasti tidak berdasarkan atas

kenyataan. Itulah idealismenya filsafat dualisme.

Watak dan Kelas Filsafat

Filsafat selalu mencerminkan watak dan mewakili kepentingan kelas tertentu.

karena itu filsafat selalu mempunyai dan merupakan watak dari suatu kelas.

Filsafat idealisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan kelas pemilik

alat produksi yang menindas dan menghisap yaitu kelas-kelas tuan budak atau pemilik

budak, kelas tuan feodal atau tuan tanah, kelas borjuis atau kapitalis dan sebagainya. Tetapi

sebaliknya, filsafat materialisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan kelas

bukan pemilik alat produksi yang tertindas dan terhisap, yaitu klas buruh dsb. Sedang

filsafat dualisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas pemilik alat

produksi tapi yang tertindas dan juga terhisap yaitu klas borjuis kecil dsb.

Pentingnya Berfilsafat dan Cara Belajar Berfilsafat

Berfilsafat itu penting. Dengan berfilsafat, orang akan mempunyai pedoman untuk

bersikap dan bertindak secara sadar dalam menghadapi gejala-gejala yang timbul dalam

alam dan masyarakat. Kesadaran tersebut akan membuat sesorang menjadi tidak mudah

digoyahkan dan diombang-ambingkan oleh timbul-tenggelamnya gejala-gejala yang

dihadapi.

Sedangkan untuk berfilsafat, orang harus belajar filsafat. Dan belajar filsafat harus

dengan cara yang benar. Cara belajar filsafat adalah harus menangkap ajaran dan

pengertiannya secara ilmu, lalu memadukan ajaran dan pengertiannya itu dengan praktek.

Selanjutnya mengambil pengalaman dari praktek itu, dan kemudian menyimpulkan praktek

itu secara ilmu.

Arti Berfilsafat

Berfilsafat berarti bersikap dan bertindak secara sadar berdasarkan ilmu dan metode

berpikir terhadap gejala-gejala alam dan masyarakat yang dihadapi. Berfilsafat bukan

bersikap dan berindak secara tradisi, menurut kebiasaan atau berdasarkan naluri turun-

temurun dalam menghadapi dan memecahkan problem-problem gejala-gejala itu.

2

Page 3: Artikel - FILSAFAT

Filsafat Materialisme Dialektika dan Historis (MDH):

a. Arti MDH.

Materialisme Dialektik berarti pandangannya secara materialis dan metodenya

secara dialektis. Sedangkan materialisme historis berarti materialisme dialektik yang

diterapkan dalam gejala sosial atau masyarakat.

b. Lahirnya MDH dan Penciptanya.

Filsafat MDH lahir sesudah lahirnya berbagai macam filsafat yang pandangannya

materialis atau yang metodenya dialektis. Sedangkan penciptanya adalah Karl Marx.

Filsafat MDH diciptakan oleh Karl Marx dan menjadi filsafat Marxisme.

Filsafat MDH merupakan hasil kesimpulan dan ciptaan Karl Marx belajar dan

mengambil dari kebenaran ajaran pandangan filsafat mateerialisme Feuerbach dan metode

filsafat dialektik Hegel. Karl Marx mengambil isinya yang benar dari pandangan materialis

filsafat Feuerbach dan membuang kulitnya yang salah dari metodenya yang metafisis.

Selanjutnya Karl Marx mengambil isinya yang benar dari metode dialektis filsafat Hegel

dan membuang kulitnya yang salah dari pandangannya yang idealis.

Karl Marx menerima kebenaran pandangan materialisme filsafat Feuerbach, tetapi

menolak kesalahan metodenya yang metafisis. Dan Karl Marx juga menerima kebenaran

metode dialektis filsafat Hegel, tapi menolak kesalahan pandangannya yang idealis.

Kesimpulan dari itu, maka Karl Marx menciptakan filsafat MDH dan lahirlah

filsafat MDH Karl Marx.

c. Ciri dan watak kelas MDH

Ciri-ciri filsafat MDH ialah ilmiah, obyektif, universil, praktis, lengkap dan

revolusioner.

- Ilmiah karena metodenya dialektis.

- Obyektif karena pandangannya materialis.

- Universil karena ajarannya tidak hanya berlaku di dalam alam saja, tetapi juga

berlaku di dalam masyarakat.

- Praktis karena ajarannya dapat dibuktikan dan dilaksanakan.

- Lengkap karena ajarannya tidak hanya bicara soal alam, tapi juga soal

masyarakat.

3

Page 4: Artikel - FILSAFAT

- Revolusioner karena ajarannya selalu berpihak kepada apa yang sedang tumbuh

dan akan melawan apa yang sedang melayu berdasarkan hukum

perkembangannya. Selanjutnya, selalu menuntut adanya penghancuran terhadap

apa yang sudah tua, dan membangun baru dan yang lebih maju.

Filsafat MDH mencerminkan watak dan mewakili kepentingan kelas bukan pemilik

alat produksi yaitu kelas buruh atau kelas proletar yang terhisap dan tertindas, serta

merupakan satu-satunya filsafat yang berpihak kepada kelas buruh atau kelas proletar itu.

d. MDH dan Kelas buruh serta Peranannya

Filsafat MDH merupakan senjata moral bagi perjuangan kelas buruh. Tanpa filsafat

MDH, perjuangan kelas buruh tidak akan mempunyai kekuatan raksasa. Perjuangannya

tidak akan mencapai hasil yang fundamental, dan akan gagal. Sebaliknya, kelas buruh

merupakan senjata material bagi filsafat MDH. Tanpa kelas buruh, filsafat MDH tidak akan

mempunyai kekuatan dan tidak akan ada artinya sebagai ilmu sosial. Sebab, hanya kelas

buruh yang mampu dan konsekuen melaksanakan ajaran filsafat MDH di dalam praktek.

e. Pentingnya berfilsafat MDH

Filsafat MDH adalah filsafat yang benar. Karena itu berfilsafat MDH penting.

Dengan berfilsafat MDH, orang akan memiliki ilmu berpikir, pandangan, dan metode

berpikir yang benar. Dengan itu berarti mempunyai pedoman yang tepat untuk mengambil

sikap dan bertindak yang tepat dalam menghadapi gejala-gejala dan memecahkan problem-

problemnya yang timbul di dalam alam dan masyarakat.

Dengan begitu, orang yang berfilsafat MDH akan memiliki pandangan yang jauh ke

depan dan revolusioner. juga akan mempunyai sikap yang teguh dan konsekuen, tidak

mudah digoyahkan dan diombang-ambingkan oleh keadaan atau oleh gejala-gejala yang

dihadapi.

f. Cara belajar filsafat MDH

Filsafat MDH adalah suatu ilmu dan merupakan senjata perjuangan revolusioner

kelas buruh atau kelas yang tertindas dan terhisap. Karena itu belajar filsafat MDH harus

secara ilmiah dan berwatak kelas buruh, yakni:

- Dengan pendirian kelas proletar dan melawan ideologi kelas non proletar yang ada

dalam diri sendiri.

- Secara ilmiah dan melaksanakannya di dalam praktek.

4

Page 5: Artikel - FILSAFAT

- Menarik pengalaman dari pelaksanaan praktek dan menyimpulkan hasil praktek

itu.

- Menangkap pengertian dan menggenggam semangat revolusionernya serta

harus selalu menuntut adanya perubahan dengan membangun yang baru dan lebih

maju.

BAB II

MATERIALISME DIALEKTIK

1. Monisme dan Dualisme:

Monisme adalah suatu sistem pandangan filsafat yang bertitik tolak dari satu dasar

pandangan, yaitu dari materi atau dari ide. Sedangkan Dualisme adalah suatu sistem

pandangan filsafat yang bertitik tolak dari dua dasar pandangan, yaitu dari materi dan ide

sekaligus.

Dengan begitu, filsafat materialisme dan idealisme walau pandangannya bertitik

tolak dari dasar yang bertentangan, tapi sistem pandangannya itu sama, yaitu monisme. Jadi

sistem pandangan filsafat materialisme dan idealisme adalah sama-sama monois. Artinya,

pandangannya sama-sama bertitik tolak dari hanya satu dasar, yaitu dari dasar materi atau

dari dasar ide. Bedanya, dari sistem pandangan monoisme filsafat materialisme bertitik

tolak dari dasar materi. Sebaliknya, sistem pandangan monoisme filsafat idealisme bertitik

tolak dari dasar ide.

2. Materialisme, idealisme dan dualisme:

a. Materialisme:

Materialisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari

materi. Materialisme memandang bahwa materi itu adalah primer, sedangkan ide

ditempatkan sebagai sekundernya. Sebab materi itu timbul atau ada lebih dulu, kemudian

baru ide.

Pandangan materialisme itu berdasarkan atas kenyataan menurut proses waktu dan

zat. Artinya,

- Menurut proses waktu: Lama sebelum manusia yang bisa mempunyai ide itu ada atau

lahir di dunia, dunia dan alam atau materi ini sudah ada lebih dahulu.

- Menurut proses zat: Manusia ini tidak bisa berpikir atau tidak bisa mempunyai ide

tanpa ada atau tanpa mempunyai otak. Dan otak itu adalah suatu materi. Otak itu adalah

5

Page 6: Artikel - FILSAFAT

materi, tapi materi atau benda yang berpikir. Otak atau materi ini yang lebih dulu ada,

baru kemudian bisa timbul ide atau pikiran pada kepala manusia.

b. Idealisme:

Idealisme adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari ide

(gagasan). Idealisme memandang ide itu primer kedudukannya, sedang materi sekunder.

Ide itu timbul atau ada lebih dahulu, baru kemudian materi. Segala sesuatu yang ada ini

timbul sebagai hasil yang diciptakan oleh ide atau pikiran, karena ide atau pikiran itu

timbul lebih dahulu, baru kemudian sesuatu itu ada.

Terhadap adanya pandangan yang demikian itu, Lenin dengan tajam mengkritik

idealisme sebagai filsafat yang tanpa otak.

c. Dualisme:

Dualisme adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari materi

dan ide sekaligus. Dualisme memandang bahwa materi dan ide itu sama-sama primernya.

Tidak ada yang sekunder. Kedua-duanya timbul dan ada persamaan. Materi itu ada karena

ada ide atau pikiran. Juga sebaliknya, ide atau pikiran itu ada karena ada materi. Tapi pada

hakekatnya, pandangan dualisme yang demikian itu juga idealis, karena pandangan seperti

itu tidak lain hanya pada ide, dan tidak ada dalam kenyataan.

Dengan begitu, Filsafat materialisme adalah filsafat yang obyektif. Sebaliknya,

filsafat idealisme adalah filsafat yang subyektif karena pandangannya bertitik tolak dari ide

atau pikiran.

3. Aliran Materialisme dan idealisme:

a. Aliran Materialisme

Filsafat materialisme mempunyai banyak macam aliran. Dari banyak macam aliran

materialisme itu terdapat tiga aliran yang besar dan pokok, yaitu materialisme mekanik,

materialisme metafisik dan materialisme dialektik. Ketiga aliran filsafat itu mempunyai

perbedaan-perbedaan antara yang satu dengan yang lain, dan bahkan juga terdapat saling

pertentangannya.

- Materialisme mekanik:

Materialisme mekanik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis,

sedangkan metodenya mekanis. Ajaran materialisme mekanik ialah bahwa materi itu

selalu dalam keadaan gerak atau berubah. Geraknya itu adalah gerak yang mekanis,

6

Page 7: Artikel - FILSAFAT

artinya gerak yang tetap begitu saja selamanya seperti yang telah terjadi, atau gerak yang

berulang-ulang seperti geraknya mesin yang tanpa perkembangan atau peningkatan.

- Materialisme metafisik:

Materialisme metafisik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis,

sedangkan metodenya metafisis. Ajaran materialisme metafisik mengajarkan bahwa

materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap, tidak berubah selamanya. Tapi seandainya

materi itu berubah, maka perubahan itu terjadi karena faktor luar atau karena kekuatan

dari luar. Gerak materi itu gerak ekstern atau disebut gerak luar. Selanjutnya materi itu

dalam keadaan yang terpisah-pisah, tidak mempunyai dan tidak ada saling hubungan

antara yang satu dengan yang lain.

- Materialisme dialektik:

Materialisme dialektik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis,

sedangkan metodenya dialektis. Ajaran materialisme dialektik mengajarkan bahwa

materi itu selalu saling punya hubungan, saling mempengaruhi, dan saling bergantung

antara yang satu dengan yang lain. Bukannya saling terpisah-pisah atau berdiri sendiri.

Materi itu juga selalu dalam keadaan gerak, berubah dan berkembang. Bukannya selalu

diam, tetap atau tidak berubah.

Selanjutnya, gerak materi itu merupakan gerak intern, yaitu gerak atau berubah karena

dari faktor dalamnya atau karena kekuatan dari dalamnya sendiri. Bukannya gerak

ekstern, yaitu gerak atau berubah karena faktor atau karena kekuatan dari luar.

Kemudian gerak materi itu secara dialektis, yaitu gerak atau berubah menuju ke

tingkatnya yang lebih tinggi dan lebih maju seperti spiral. Bukannya gerak mekanis.

Adapun yang disebut "diam", itu hanya tampaknya atau bentuknya. Sebab, hakekat dari

gejala yang tampaknya atau bentuknya "diam" itu, isinya tetap gerak. Jadi, "diam" itu

juga satu bentuk gerak.

b. Aliran Idealisme

Filsafat idealisme mempunyai dua aliran, yaitu aliran idealisme obyektif dan

idealisme subjektif.

- Idealisme obyektif:

Idealisme obyektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan

idealismenya itu bertitik-tolak dari ide universil, ide di luar ide manusia. Menurut

7

Page 8: Artikel - FILSAFAT

idealisme obyektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik dalam alam maupun

dalam masyarakat, adalah hasil atau karena diciptakan oleh ide universil.

- Idealisme subjektif:

Idealisme subjektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan

pandangan idealismenya itu bertitik-tolak dari ide manusia atau idenya sendiri. Menurut

idealisme subjektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi --baik dalam alam maupun

dalam masyarakat-- adalah karena hasil atau karena ciptaan oleh ide manusia atau oleh

idenya sendiri.

4. Materi dan Ide

a. Materi:

Materi mempunyai arti yang berbeda, yaitu antara arti menurut pengertian filsafat dan

arti menurut pengertian ilmu alam. Arti materi menurut pengertian filsafat adalah luas,

sedangkan arti menurut pengertian ilmu alam adalah terbatas.

Dalam arti menurut filsafat, materi adalah segala sesuatu yang ada secara obyektif, ada di

luar ide atau di luar kemauan manusia. Materi adalah segala sesuatu yang bisa disentuh

dan bisa ditangkap oleh indera manusia, serta bisa menimbulkan ide-ide tertentu. Adapun

dalam arti menurut pengertian ilmu alam, materi adalah segala sesuatu yang mempunyai

susunan atau yang tersusun secara organis, atau yang berarti disebut dengan benda.

Dengan begitu, pengertian filsafat tentang materi berarti sudah mencakup pula dengan

pengertian materi menurut ilmu alam.

Materi mempunyai peranan menentukan ide dan perkembangannya. Materi bisa

menimbulkan ide atau mendorong timbulnya ide. Suatu ide timbul sesudah lebih dulu

suatu materi timbul dan ditangkap oleh indera. Adalah jelas, bahwa materi yang bernama

otak yang "memproduksi" ide.

b. Ide (Gagasan):

Ide (Gagasan) adalah cermin dari materi atau merupakan bentuk lain dari materi. Tetapi,

ide itu tidak mesti persis sama seperti materi yang dicerminkan. Ide selalu berada di atas

atau di depan materi. Ide bisa menjangkau jauh di depan materi. Namun, ide tetap tidak

bisa lepas dari materi.

8

Page 9: Artikel - FILSAFAT

Materi dan ide adalah dua bentuk lain dari gejala yang satu dan sama. Materi menentukan

ide, sedangkan ide mempunyai pengaruh terhadap perkembangan materi. Jadi ide juga

mempunyai peranan aktif, tidak pasif seperti cermin biasa.

5. Gerak

Gerak adalah suatu eksistensi dari adanya materi atau suatu pernyataan dari adanya

materi. Ini berarti bahwa sesuatu yang bergerak adalah selalu materi. Tidak ada gerak tanpa

materi, atau tidak ada gerak yang bukan materi. Ini sama halnya bahwa tidak ada materi

tanpa gerak.

Segala sesuatu itu selalu bergerak, berubah dan berkembang. Tidak ada sesuatu

yang tetap, kecuali gerak itu sendiri. Artinya bahwa segala sesuatu itu tetap dalam keadaan

gerak. Bahwa gerak itu tetap berlangsung terus selamanya bagi segala sesuatu.

Gerak mempunyai dua bentuk utama, yaitu gerak mekanis dan gerak dialektis.

- Gerak mekanis:

Gerak mekanis adalah gerak atau perubahan yang bersifat berulang-ulang, yang tetap

dalam lingkungannya yang lama, dan tidak akan menuju atau mencapai perubahan yang

bersifat kualitatif atau yang bersifat lebih tinggi dan lebih maju.

Gerak mekanis adalah gerak yang bersifat kuantitatif, gerak yang begitu saja terus

menerus, berulang-ulang seperti bergeraknya sebuah mesin.

- Gerak dialektis:

Gerak dialektis adalah gerak atau perubahan yang bersifat meningkat (progresif), dari

tingkatannya yang rendah menuju ke tingkatannya yang lebih tinggi sampai mencapai

kualitas yang baru.

Gerak atau perubahan dialektis dari tingkatannya yang rendah menuju ke tingkatannya

yang tinggi sampai mencapai kualitas yang baru, itu tampaknya juga seperti mengulangi

dalam bentuknya pada tingkat yang rendah. Tapi bentuk yang baru itu sudah dalam

keadaan kualitas yang lebih tinggi. Jadi tidak mengulangi kembali seperti semula dalam

bentuk pada tingkatannya yang lama. Arah gerak perubahan dialektis adalah seperti

spiral.

- "Diam":

"Diam" itu juga merupakan suatu bentuk gerak.. sifatnya sangat relatif atau sangat

sementara sekali. artinya bentuk "diam" itu hanya bersifat sangat sementara karena di

9

Page 10: Artikel - FILSAFAT

dalam yang "diam" itu juga terdapat proses gerak dari kekuatan-kekuatan yang

berkontradisi dan saling mendorong yang ketika itu sedang bertemu pada suatu titik.

kekuatan-kekuatan itu sama kuatnya sehingga salah satunya tidak ada yang tergeserkan

dari titik bertemunya. Keadaan itulah yang menampakkan gejala seolah-olah sesuatu itu

dalam keadaan "diam".

Tapi keadaan "diam" itu sangat relatif atau sangat sementara karena dua kekuatan yang

saling berkontradiksi dan saling mendorong itu pada saat dan akhirnya pasti akan segera

ada yang terdesak dan tergeser dari tempatnya. pada saat terjadinya pergeseran itulah

akan tampak dengan nyata gejala gerak atau perubahan

Kecuali itu, keadaan yang tampaknya diam juga bisa terjadi karena proses perubahan

sesuatu belum sampai pada pengubahan kualitas atau pengubahan bentuknya yang lama,

masih bersifat pada pengubahan secara kuantitas sehingga belum mampu menunjukkan

gejala-gejala perubahannya.

Keadaan yang itu pula yang menampakkan gejala seolah-olah sesuatu itu dalam keadaan

"diam", tetapi sebenarnya di dalam sesuatu yang tampaknya "diam" itu terus berlangsug

proses gerak atau proses perubahan. Maka dalam waktu yang sangat relatif atau sangat

sementara bila proses gerak atau proses perubahan itu sudah sampai pada pengubahan

kualitas, gejala gerak atau perubahan sesuatu itu akan tampak dengan jelas.

Gerak atau perubahan itu sendiri karena dari adanya faktor internal atau karena adanya

kekuatan-kekuatan yang mendorongnya di dalamnya, di dalam materi itu sendiri.

Gerak materi adalah gerak intern. Faktor atau kekuatan intern dari materi itu sendiri yang

akan menentukan gerak atau perubahannya. Sedangkan faktor luar atau kekuatan-

kekuatan yang mendorong dari luar adalah faktor atau kekuatan-kekuatan yang

mempunyai pengaruh terhadap keadaan intern suatu materi. Peranan dari faktor atau

kekuatan luar itu bisa menghambat atau mempercepat, bahkan bisa juga menentukan

gerak atau perubahan suatu materi. Tapi, bagaimana pun juga pengaruh faktor luar atau

kekuatan itu, pada akhirnya yang paling menentukan adalah faktor intern dari materi itu

sendiri.

6. Materi, Ruang dan Waktu

Materi, Ruang dan Waktu adalah merupakan hal yang selalu saling hubungan dan

tidak terpisahkan. Materi selalu berada dalam ruang dan berkembang menurut waktu. Tidak

10

Page 11: Artikel - FILSAFAT

ada materi tanpa atau berada di luar ruang, juga tidak ada materi berkembang tanpa waktu.

Materi di dalam ruang, menyebabkan materi mempunyai saling hubungan antara yang satu

dengan yang lain. Sedang materi di dalam waktu, membuat materi itu bisa menjadi

berkembang.

Ruang adalah sesuatu yang mempunyai luas dan isi materi. Tidak ada ruang yang

kosong tanpa materi, dan ruang mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain.

Adapun sifat hubungan itu adalah horisontal atau mendatar. Karena itu ruang dapat dicapai

secara berulang dan lebih dari satu kali. Ruang menempatkan materi yang ada di dalamnya

untuk berkembang sesuai dengan luas ruang itu.

Waktu adalah detik-detik yang terus bersambung tanpa ada berhentinya. Detik-detik

yang terus bersambung itu, hubunganny adalah bersifat vertikal atau bersusun. Karena itu

detik-detik atau waktu tidak bisa dicapai secara berulang-ulang lebih dari satu kali. Sebab

waktu terus berjalan maju, terus berlalu tanpa berhenti dan tidak kembali pada detik-detik

yang telah lewat. Maka, waktu menempatkan materi untuk berkembang mengikuti jalannya

waktu yang terus maju. Waktu terus-menerus mendorong materi untuk berkembang lebih

maju secara historis, bersusun tingkat demi tingkat, fase demi fase dalam proses yang terus

berlangsung.

Demikian materi, ruang dan waktu mempunyai saling hubungan yang erat dan

konden, yang sama sekali tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain. Materi

berada dan berkembang dalam ruang dan waktu. Materi berkembang dalam ukuran luas

ruang dan maju menurut tingkatan waktu.

7. Saling Hubungan

Saling hubungan ini dalam arti hubungan yang konkrit dan mempunyai saling

pengaruh antara materi yang satu dengan yang lain. Hubungan yang wajar, bukan hubungan

yang abstrak dan diada-adakan atau direka-reka. Saling hubungan yang demikian itu ada

empat macam, yaitu saling hubungan organik, saling hubungan menentukan, saling

hubungan pokok, serta saling hubungan keharusan dan kebetulan.

a. Saling hubungan organik:

Saling hubungan organik adalah saling hubungan yang mempunyai saling pengaruh

antara yang satu dengan yang lain. Saling hubungan dalam rangka kesatuan organik. Saling

hubungan yang tersusun dan saling terikat.

11

Page 12: Artikel - FILSAFAT

b. Saling hubungan yang menentukan:

Saling hubungan yang menentukan adalah saling hubungan yang hakiki, yang

menentukan adanya sesuatu, atau saling hubungan hakekat dari adanya sesuatu dan yang

juga merupakan hakekat sesuatu itu sendiri.

c. Saling hubungan pokok:

Saling hubungan pokok adalah saling hubungan yang menjadi poros dan memimpin

semua saling hubungan yang lain, atau saling hubungan yang paling mempengaruhi saling

hubungan-saling hubungan yang lain, dan juga paling mempengaruhi perkembangan

sesuatu yang mengandungnya.

d. Saling hubungan keharusan dan kebetulan :

Saling hubungan keharusan adalah saling hubungan yang pasti dan harus terjadi

atau harus ada, atau saling hubungan yang tidak bisa ditiadakan dan tidak bisa dihindari.

Adapun saling hubungan kebetulan adalah saling hubungan yang tidak tentu terjadi didalam

saling hubungan yag organis. Tapi bila saling hubungan itu terjadi,akan mempunyai

pengaruh terhadap saling hubungan yang organis itu.

BAB III

DIALEKTIKA MATERIALIS

Inti dari permasalahan dialektika adalah masalah saling hubungan dari segala

sesuatu, serta masalah gerak atau masalah perubahan dan perkembangan segala sesuatu itu.

Dalam masalah gerak, Dialektika Materialis mempersoalkan dan mempunyai tiga asas

gerak, yaitu: Kontradiksi, Perubahan Kuantitatif ke Kualitatif, dan Negasi dari Negasi.

1. Kontradiksi :

a. Arti dan peranan kontradiksi

Kontradiksi adalah pertentangan atau perbedaan. Kontradiksi ini mempunyai sifat

umum dan khusus, atau mempunyai sifat keumuman dan kekhususan.

- Keumuman kontradiksi :

Kontradiksi itu ada dimana-mana dan dalam seluruh waktu. Terdapat di segala

sesuatu, di mana pun dan kapan pun selalu dan pasti mengandung kontradiksi.

Kontradiksi itu terjadi dan berlangsung terus menerus melalui proses awal dan akhir.

Artinya, kontradiksi itu pasti mempunyai awal dan juga mempunyai akhir. Ada awal

kontradiksi dan ada akhir kontradiksi. Dan sesudah kontradiksi itu berakhir, pasti disusul

12

Page 13: Artikel - FILSAFAT

atau timbul lagi kontradiksi baru yang juga mempunyai awal dan kemudian juga akan

berakhir pula.

Begitu terus menerus, kontradiksi itu tidak akan ada putus-putusnya. Berakhir yang

satu, berawal yang baru. Selesai yang satu, timbul yang baru.

- Kekhususan kontradiksi :

Kontradiksi itu berbeda-beda menurut adanya didalam sesuatu hal yang berbeda-

beda pula. Artinya, karena hal yang satu berbeda dengan hal yang lain,maka hal yang ada

atau yang dikandung didalam dalam hal yang berbeda itu, juga berbeda.

Kontradiksi itu tidak hanya berbeda menurut halnya yang berbeda, tetapi juga

berbeda-beda menurut tingkat-tingkat perkembangan di dalam satu hal itu. Artinya karena

tingkat-tingkat perkembangan didalam satu hal itu berbeda-beda, maka kontradiksi yang

berlangsung pada tingkat perkembangan tertentu, juga berbeda dengan kontradiksi pada

tingkat perkembangannya yang lain.

b. Macam Kontradiksi

Kontradiksi yang ada di dalam sesuatu itu tidak hanya satu, tetapi lebih dari satu

atau banyak. Dan kontradiksi yang banyak itu tidak semua sama kedudukannya, juga tidak

semua sama peranannya, sifatnya dan wataknya.

Ada tiga macam kontradiksi, yaitu: Kontradiksi pokok, Kontradiksi dasar, dan

Kontradiksi antagonis.

- Kontradiksi pokok:

Kontradiksi pokok adalah kontradiksi yang menjadi poros, yang memimpin dan

menentukan adanya kontradiksi-kontradiksi yang lain yang tidak pokok. Kontradiksi pokok

itu di dalam penyelesaiannya harus diutamakan. Sedangkan kontradiksi tidak pokok adalah

kontradiksi yang muncul ditentukan oleh kontradiksi pokok, dan perkembangannya

dipimpin dan tunduk kepada kontradiksi pokok itu.

- Kontradiksi dasar:

Kontradiksi dasar adalah kontradiksi yang kepentingannya sama sekali bertentangan

antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dikompromikan (baca: tidak bisa

didamaikan). Kontradiksi dasar juga merupakan kontradiksi yang menentukan adanya

sesuatu dan menentukan bentuk dari sesuatu itu.

13

Page 14: Artikel - FILSAFAT

- Kontradiksi antagonis:

Kontradiksi antagonis mempunyai dua pengertian, yaitu antagonis dalam artian

wataknya atau disebut dengan kontradiksi yang berwatak antagonis dan antagonis dalam

artian bentuknya atau disebut dengan kontradiksi yang berbentuk antagonis..

Kontradiksi antagonis dalam artian wataknya atau kontradiksi yang berwatak

antagonis adalah kontradiksi yang kepentingannya sama sekali bertentangan antara yang

satu dengan yang lain dan tidak bisa didamaikan, serta mengandung saling menghancurkan

dengan unsur-unsur kekerasan dalam penyelesaiannya.

Kontradiksi antagonis dalam artian bentuknya atau kontradiksi yang berbentuk

antagonis adalah kontradiksi yang penyelesaiannya mengambil bentuk kekerasan, walau

watak kontradiksinya sendiri tidak antagonistis.

Ketiga macam kontradiksi itu mempunyai saling hubungan, meskipun tidak tentu

satu kontradiksi mengandung ketiga macam kontradiksi itu sekaligus. Artinya, kontradiksi

pokok tidak tentu kontradiksi dasar, dan juga tidak tentu kontradiksi yang berwatak

antagonis. Akan tetapi, kontradiksi dasar, salah satu tentu menduduki dan menjadi sebagai

kontradiksi pokoknya. Kontradiksi dasar itu sendiri tidak tentu kontradiksi yang antagonis,

baik antagonis dalam artian wataknya maupun antagonis dalam artian bentuknya. Sedang

kontradiksi yang antagonis dalam artian wataknya yang antagonis, tentu saja mengandung

kontradiksi dasar. Dan kontradiksi yang berwatak antagonis itu tentu menduduki serta

menjadi sebagai kontradiksi pokok.

c. Segi-segi kontradiksi

Setiap kontradiksi di dalam sesuatu hal, tentu mengandung segi-segi yang

berkontradiksi, atau di dalam setiap hal tentu mengandung segi-segi yang berkontradiksi.

Hakekat dari hukum kontradiksi adalah hukum persatuan dan perjuangan dari segi-

segi yang bertentangan, dan hakekat dari belajar tentang dialektika adalah belajar tentang

hukum kontradiksi tersebut..

Segi-segi yang berkontradiksi selalu mempunyai kedudukan dan peranan yang

berbeda antara yang satu dengan yang lain, yaitu sbb:

- Segi pokok dan segi tidak pokok

Segi pokok adalah segi yang memimpin segi yang lain yang tidak pokok. Segi tidak

pokok tunduk kepada segi pokok. Sebab, segi pokok merupakan segi yang menuntut bahwa

14

Page 15: Artikel - FILSAFAT

permasalahannya segera untuk diselesaikan atau dipenuhi, dan merupakan segi yang

membawa arah jalannya segi yang lain yang tidak pokok.

- Segi berdominasi dan segi tidak berdominasi

Segi berdominasi adalah segi yang menentukan kualitas sesuatu. Di dalam

masyarakat, segi yang berdominasi berarti segi yang berkuasa, dan juga berarti segi yang

menentukan kualitas masyarakat itu. Sedangkan segi yang tidak berdominasi adalah segi

yang tidak menentukan kualitas. Di dalam masyarakat, segi yang tidak berdominasi berarti

segi yang tidak berkuasa atau segi yang dikuasai.

- Segi berhari depan dan segi tidak berhari depan

Segi berhari depan adalah segi yang akan atau yang sedang berkembang, segi yang

masih akan terus ada atau akan terus hidup di dalam perubahan atau di dalam tingkat

perkembangan kualitas yang baru dan kelanjutannya. Sedangkan segi tidak berhari depan

adalah segi yang akan layu atau yang sedang melayu, segi yang adanya atau hidupnya

hanya terbatas di dalam kualitas yang lama dan tidak akan da lagi di dalam perubahan atau

di dalam tingkat perkembangan kualitas yang baru atau kelanjutannya.

- Segi berhegemoni dan segi tidak berhegemoni

Segi berhegemoni adalah segi di dalam gejala sosial atau di dalam masyarakat. Segi

berhegemoni hanya di dalam kategori revolusi. Dalam hal revolusi itu, segi berhegemoni

adalah segi yang memimpin, segi yang membawa dan menentukan arah perkembangan

revolusi.

Segi berhegemoni mempunyai syarat dan menampakkan ciri-cirinya, yaitu sbb:

- Mempunyai program perjuangan kelas yang bisa diterima oleh seluruh nasion atau

diterima secara nasional.

- Menjadi teladan di dalam melaksanakan program-program perjuangan kelas-nya

yang sudah diterima secara nasional oleh seluruh nasion itu.

- Mempunyai kekuatan yang cukup untuk melaksanakan kepemimpinannya.

- Mampu menggalang persatuan dan kekuatan nasional (front atau aliansi).

Keempat macam kedudukan dan peranan segi-segi yang berkontradiksi itu terdapat

saling hubungan, tapi tidak berarti bahwa satu segi kontradiksi tentu menempati atau

mempunyai empat kedudukan dan peranan itu secara sekaligus. Sebagaimana halnya segi

pokok tidak tentu secara sekaligus sebagai segi yang berdominasi maupun segi yang

15

Page 16: Artikel - FILSAFAT

berhari-depan. Di dalam kategori revolusi atau di dalam gejala sosial, segi pokok pada

hakekatnya adalah segi yang berhegemoni.

Segi berdominasi tidak tentu segi pokok dan juga tidak tentu segi berhari-depan. Di

dalam kategori revolusi atau di dalam gejala sosial, segi berdominasi tidak tentu segi yang

berhegemoni.

Segi berhari-depan tidak tentu segi pokok, dan juga tidak tentu segi berdominasi. Di

dalam kategori revolusi atau di dalam gejala sosial, segi berhari-depan tidak tentu segi

berhegemoni. Tapi segi berhari-depan itu pada tingkat menjelang perubahan kualitas lama

ke kualitas baru, pasti menduduki atau menjadi segi pokok. Di dalam kategori revolusi atau

di dalam gejala sosial, segi berhari-depan itu pada tingkat menjelang kemenangan revolusi

dalam proses perubahan masyarakat lama ke masyarakat baru, pasti menduduki atau

menjadi segi berdominasi. Dan di dalam kategori revolusi atau di dalam gejala sosial, segi

berhari-depan di dalam masyarakat baru pasti menduduki atau menjadi segi yang berkuasa.

Segi berhegemoni pasti segi pokok. Tapi segi berhegemoni tidak tentu segi berhari-

depan dan juga tidak tentu segi berdominasi atau segi yang berkuasa. Hanya pada tingkat

menjelang kepastian kemenangan revolusi, dalam proses perubahan masyarakat lama ke

masyarakat baru, segi yang berhegemoni pasti juga sebagai segi berdominasi atau segi yang

berkuasa.

d. Hukum Mutasi

Hukum mutasi atau hukum perpindahan adalah suatu hukum yang berlaku di dalam

proses kontradiksi. Artinya, kedudukan dan peranan satu kontradiksi atau segi kontradiksi

bisa bermutasi. Kontradiksi pokok bisa berubah menjadi kontradiksi tidak pokok.

Sebaliknya, kontradiksi tidak pokok bisa berubah menjadi kontradiksi pokok. Kontradiksi

berbentuk antagonis bisa berubah menjadi kontradiksi tidak berbentuk antagonis,

sebaliknya kontradiksi tidak berbentuk antagonis bisa berubah menjadi kontradiksi

berbentuk antagonis.

Tetapi, hukum mutasi itu tidak berlangsung pada kontradiksi dasar dan pada

kontradiksi yang berwatak antagonis. Artinya, kontradiksi dasar dan kontradiksi yang

berwatak antagonis akan tetap atau tidak akan berubah. Kontradiksi dasar akan tetap

sebagai kontradiksi dasar, dan tidak akan berubah menjadi kontradiksi tidak dasar.

Sebaliknya, kontradiksi tidak dasar juga akan tetap dan tidak akan berubah menjadi sebagai

16

Page 17: Artikel - FILSAFAT

kontradiksi dasar. Selanjutnya, kontradiksi yang berwatak antagonis akan tetap, tidak akan

berubah menjadi kontradiksi yang tidak berwatak antagonis. Begitu sebalinya, kontradiksi

yang tidak berwatak antagonis juga akan tetap tidak berubah menjadi kontradiksi berwatak

antagonis. Kedua kontradiksi itu, yaitu kontradiksi dasar dan kontradiksi berwatak

antagonis yang akan tetap pada kedudukannya, tidak akan berubah, namun dalam proses

perkembangan akhirnya tentu akan hancur salah satunya. Kehancuran itu terjadi pada

menjelang dan menyebabkan berubahnya suatu kualitas atau masyarakat, serta berarti

timbulnya kualitas baru atau lahirnya masyarakat baru.

Hukum mutasi itu juga berjalan pada segi-segi yang berkontradiksi, yaitu segi

pokok bisa berubah menjadi segi tidak pokok. Sebaliknya, segi tidak pokok bisa berubah

menjadi segi pokok. Segi berdominasi bisa berubah menjadi segi tidak berdominasi.

Sebaliknya, segi yang tidak berdominasi bisa berubah menjadi segi yang berdominasi. Di

dalam masyarakat, segi yang berkuasa bisa berubah menjadi segi yang tidak berkuasa.

Sebaliknya, segi yang tidak berkuasa bisa berubah menjadi segi yang berkuasa. Segi

berhegemoni bisa berubah menjadi segi yang tidak berhegemoni. Sebaliknya, segi yang

tidak berhegemoni bisa berubah menjadi segi yang berhegemoni.

Tetapi hukum mutasi tidak akan berlangsung pada segi berhari-depan. Segi berhari-

depan akan tetap sebagai segi berhari-depan, tidak akan mengalami perpindahan atau akan

berubah menjadi segi tidak berhari-depan selama dalam periode kualitas lama atau dalam

periode masyarakat lama. Walau mungkin, sesudah dalam kualitas baru atau dalam

masyarakat baru, segi berhari-depan dari kualitas lama atau masyarakat lama itu bisa

bermutasi atau berubah menjadi segi tidak berhari-depan. Tetapi, mutasi atau perubahan itu

baru terjadi sesudah dalam kualitas baru atau dalam masyarakat baru, dan tidak akan terjadi

selama dalam satu periode kualitas lama atau masyarakat lama.

2. Perubahan Kuantitatif ke Perubahan Kualitatif:

a. Arti kuantitas dan kualitas

Kuantitas adalah jumlah. Jumlah dalam artian luas yang meliputi bilangan, susunan,

saling hubungan dan komposisi. Kuantitas menentukan kualitas sesuatu. Sedangkan

kualitas adalah hakekat sesuatu, yang membedakan sesuatu itu dari yang lain.

b. Perubahan kuantitas ke perubahan kualitas

3. Negasi dari negasi:

17

Page 18: Artikel - FILSAFAT

Negasi berarti tiada atau meniadakan. Negasi dari negasi berarti proses meniadakan

yang meniadakan. Hukum negasi dari negasi adalah hukum arah gerak atau arah perubahan

dan perkembangan sesuatu. Hukum itu adalah, bahwa gerak atau perubahan dan

perkembangan segala sesuatu, arahnya tentu menuju ke-bentuk-nya yang "lama" atau ke-

asal-nya semula, tetapi dengan isi atau dengan kualitasnya yang baru. Selama gerak atau

perubahan dan perkembangan sesuatu itu belum sampai mencapai bentuknya yang "lama"

atau belum "kembali ke asalnya semula", maka berarti gerak atau perubahan dan

perkembangan itu masih dalam proses perjalanannya.

Hukum negasi dari negasi adalah hukum, bahwa gerak atau perubahan dan

perkembangan segala sesuatu tentu akan menegasi yang menegasi atau akan meniadakan

yang meniadakan. Bahwa yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang meniadakan tentu

akan ditiadakan. Selama yang menegasi belum dinegasi atau yang meniadakan tentu akan

ditiadakan. Selama yang menegasi belum dinegasi belum dinegasi atau yang meniadakan

belum ditiadakan, maka berarti gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu masih

belum selesai, belum berakhir, dan masih dalam proses perjalanan. Gerak atau perubahan

dan perkembangan sesuatu itu baru akan "selesai" atau akan "berakhir" hanya apabila yang

menegasi sudah dinegasi, atau yang meniadakan sudah ditiadakan. Dengan begitu berarti

gerak atau perubahan dan perkembangan itu sudah sampai "kembali" pada bentukya yang

"lama" atau pada "asalnya semula".

Titik mula proses dari suatu gerak atau perubahan dan perkembangan dimulai dari

bentuk dan isinya yang asal itu dinegasi atau ditiadakan oleh bentuk dan isi yang baru. Dari

dinegasi atau ditiadakannya bentuk dan isi yang asal oleh bentuk dan isi yang baru,

mulailah suatu gerak spiral yang menuju ke arah "kembali" ke bentuk dan isinya yang asal.

Dan itu yang dinyatakan bahwa selama gerak atau perubahan dan perkembangan itu belum

sampai "kembali" pada bentuk dan isinya yang "asal", maka berarti bahwa gerak atau

perubahan dan perkembangan itu masih belum berakhir, belum selesai dan masih dalam

perjalanannya.

Negasi atau peniadaan bentuk dan isi yang asal oleh bentuk dan isi yang baru itu

merupakan negasi atau peniadaan yang pertama dalam suatu proses gerak spiral. kemudian

bentuk dan isi yang baru, yang telah menegasi atau telah meniadakan bentuk dan isi yang

asal itu, pada akhirnya tentu akan dinegasi atau akan ditiadakan juga oleh bentuk dan isi

18

Page 19: Artikel - FILSAFAT

yang " lama yang asal" tapi dalam kwalitetnya yang baru yang maju. negasi atau peniadaan

itu, yaitu negasi atau peniadaan oleh bentuk dan isi yang "asal " terhadap bentuk dan isi

yang telah pernah menegasi atau meniadakan nya itu , adalah merupakan negasi atau

peniadaan yang kedua dalam suatu proses gerak spiral.

Berlangsungnya suatu negasi atau peniadaan yang pertama, kemudian diakhiri oleh

negasi atau peniadan yang kedua, itu yang disebut sebagai hukum negasi dari neghasi atau

hukum meniadakan yang meniadakan. Berdasarkan hukum itu, maka yang mengasi tentu

akan dinegasi atau yang meniadakan tentu akan ditiadakan, dan "kembali"-lah gerak atau

perubahan dan perkembangan sesuatu kepada bentuk dan isinya yang "lama" atau yang

"asal" tapi dalam kualitetnya yang baru, yang lebih tinggi dan lebih maju dari yang awal

mulanya.

Demikian hukum arah gerak atau arah perubahan dan perkembangan secara spiral

dari segala sesuatu.

BAB IV

EPISTEMOLOGI MATERIALIS

Epistemologi adalah teori tentang pengetahuan, yakni tentang asal dan lahirnya

pengetahuan serta peranan dan perkembangan pengetahuan.

1. Asal dan Lahirnya Pengetahuan

a. Asal Pengetahuan:

Pengetahuan adalah berasal dari praktek, baik praktek langsung maupun praktek

tidak langsung. Praktek langsung adalah praktek atau pengalaman sendiri. sedangkan

praktek tidak langsung adalah praktek atau pengalaman orang lain. Praktek langsung

menimbulkan pengetahuan langsung, sedang praktek tidak langsung, menimbulkan

pengetahuan yang tidak langsung. Dengan begitu, baik pengetahuan langsung maupun

pengetahuan tidak langsung kedua-duanya berasal dari praktek.

Dari kedua pengetahuan itu, pengetahuan langsung lebih penting dari pengetahuan

tidak langsung. Maka, praktek atau pengalaman langsung juga lebih penting dari pada

ptraktek atau pengalaman tidak langsung.

Pengetahuan langsung itu bersifat terbatas karena praktek langsung atau

pengalaman sendiri juga terbatas. Sebaliknya, pengetahuan tidak lansung bersifat luas

karena praktek tidak langsung atau pengalaman orang lain luas.

19

Page 20: Artikel - FILSAFAT

b. Lahirnya Pengetahuan:

Pengetahuan lahir melalui dua tingkat, yakni tingkat sensasi dan rasio. Pengetahuan

tingkat sensasi, atau sensasional adalah pengetahuan yang langsung yang ditangkap secara

apa adanya dari praktek. Pengetahuan sensional bersifat kuantitatif dan sepotong-potong

serta menyiapkan pengetahuan rasional. Karena itu, pengetahuan sensasional akan menjadi

kurang ada gunanya bagi ilmu pengetahuan atau tidak bisa menjadi ilmu pengetahuan bila

tidak ditingkatkan menjadi pengetahuan rasional. Pengetahuan sensasional yang tidak

ditingkatkan menjadi pengetahuan yang tidak rasional hanya akan menjadi pengetahuan

biasa, pengetahuan tingkat rendah yang sederhana yang bersifat kuantitatif (kennis).

Adapun pengetahuan rasional adalah pengetahuan hasil penangkapan, hasil

penelitian dan penangkapan, serta merupakan penyimpulan dari pengetahuan sensasional

Dengan begitu, pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung dari praktek,

pengetahuan tingkat kedua sebagai peningkatan dan kelanjutan dari pengetahuan

sensasional. Pengetahuan rasional bersifat luas dan kualitatif. Lengkap, tidak sepotong-

potong. Bersifat kombinatif dan konklusif dari sejumlah pengetahuan sensasional yang

sepotong-potong. Pengetahuan rasional merupakan perubahan kualitatif dari pengetahuan

sensasioanl dan menjadi ilmu pengetahuan (wetenschap).

Tentang pengetahuan sensional dan pengetahuan rasional itu ada pandangan yang

ekstrim dan salah dari kaum sensasionalis dan kaum rasionalis. Kaum sensasionalis

memandang pengetahuan sensasional itu sebagai pengetahuan obyektif dan benar karena

pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang lansung berasal dari praktek. Dengan

begitu, pandangan kaum sensasionalis adalah pandangan yang sepotong-potong. Kaum

sensasionalis tidak memandang sifat-sifat yang sempit, terbatas dan sepotong-potong dari

pengetahuan sensasional. Mereka seperti tidak memandang bahwa segala sesuatu itu tidak

hanya terdiri dari yang sepotong. Karena itu keobyektifan dan kebenaran sesuatu tidak bisa

di pandang dari hanya sepotong itu. Sesuai dengan pandangannya, kaum sensasionalis

memandang pengetahuan rasional sebagai pengetahuan yang tidak obyektif dan tidak

benar, atau diragukan keobyektifan dan kebenarannya karena pengetahuan rasional adalah

pengetahuan yang tidak langsung berasal dari praktek. Dan karena rasio itu bisa salah salah

dalam menyimpulkan, maka penghetahuan rasional sebagai pengetahuan hasil penyimpulan

itu pun bisa salah.

20