Artikel Evrog Imunisasi

8
Evaluasi Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Tempuran, Kabupaten Kerawang Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 Yusri D. Selan* Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Abstrak Imunisasi adalah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan maksud menurunkan angka kematian dan kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi). Data dari WHO, setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi. Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2009, AKB mencapai 30 per seribu kelahiran hidup akibat tidak di imunisasi. AKB di Jawa Barat tahun 2009 sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan menurut data Dinkes Kabupaten kerawang AKB pada tahun 2012 sebanyak 225 bayi meninggal. Menurut Keberhasilan pelaksanaan Imunisasi diukur dengan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) Desa/Kelurahan pada bayi berusia 0-11 bulan. UCI (Universal Child Care) sampai saat ini baru mencapai 68,2% dan target untuk Indonesia tahun 2014 adalah 100%. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 cakupan imunisasi dasar secara nasional yaitu BCG (86,9%), campak (81,6%), polio tiga kali (71,0%), DPT tiga kali (67,7%) dan terendah hepatitis B (62,8%). Karena belum diketahuinya tingkat keberhasilan program Imunisasi Dasar di Puskesmas Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 maka dilakukan evaluasi program dengan membandingkan cakupan terhadap tolok ukur melalui metode pendekatan sistem. Pada hasil evaluasi didapatkan tujuh masalah pada keluaran dan diambil dua prioritas masalah, yaitu Cakupan imunisasi BCG masih kurang (89,4%) dari target (98%) dan Cakupan imunisasi DPT-HB3 masih kurang (86,1%) dari target (93%). Hal-hal yang menyebabkan masalah-masalah tersebut antara lain: Jadwal posyandu yang tidak tetap, lokasi posyandu yang sulit dijangkau, kurangnya penyuluhan kelompok mengenai imunisasi. Bila hal tersebut telah dilakukan, diharapkan pencapaian program Imunisasi Dasar periode berikutnya dapat meningkat.

description

Artikel Evrog Imunisasi

Transcript of Artikel Evrog Imunisasi

Page 1: Artikel Evrog Imunisasi

Evaluasi Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Tempuran, Kabupaten KerawangPeriode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012

Yusri D. Selan*

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Abstrak

Imunisasi adalah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan maksud menurunkan angka kematian dan kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi). Data dari WHO, setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi. Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2009, AKB mencapai 30 per seribu kelahiran hidup akibat tidak di imunisasi. AKB di Jawa Barat tahun 2009 sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan menurut data Dinkes Kabupaten kerawang AKB pada tahun 2012 sebanyak 225 bayi meninggal. Menurut Keberhasilan pelaksanaan Imunisasi diukur dengan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) Desa/Kelurahan pada bayi berusia 0-11 bulan. UCI (Universal Child Care) sampai saat ini baru mencapai 68,2% dan target untuk Indonesia tahun 2014 adalah 100%. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 cakupan imunisasi dasar secara nasional yaitu BCG (86,9%), campak (81,6%), polio tiga kali (71,0%), DPT tiga kali (67,7%) dan terendah hepatitis B (62,8%). Karena belum diketahuinya tingkat keberhasilan program Imunisasi Dasar di Puskesmas Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 maka dilakukan evaluasi program dengan membandingkan cakupan terhadap tolok ukur melalui metode pendekatan sistem. Pada hasil evaluasi didapatkan tujuh masalah pada keluaran dan diambil dua prioritas masalah, yaitu Cakupan imunisasi BCG masih kurang (89,4%) dari target (98%) dan Cakupan imunisasi DPT-HB3 masih kurang (86,1%) dari target (93%). Hal-hal yang menyebabkan masalah-masalah tersebut antara lain: Jadwal posyandu yang tidak tetap, lokasi posyandu yang sulit dijangkau, kurangnya penyuluhan kelompok mengenai imunisasi. Bila hal tersebut telah dilakukan, diharapkan pencapaian program Imunisasi Dasar periode berikutnya dapat meningkat.

Kata kunci : Evaluasi program, Imunisasi dasar , Puskesmas Tempuran

Latar BelakangPenyakit menular masih merupakan

masalah kesehatan utama di Indonesia, beberapa di antaranya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi memberikan kekebalan pada bayi, anak dan ibu hamil dengan maksud menurunkan angka kematian dan kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi).1,2,3

Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan

imunisasi. Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Campak, 2 dari 100 Kelahiran Anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 200.000 anak, 1 akan menderita penyakit Polio. 3,4

Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2007 mengungkapkan rata-rata selama setahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia setiap harinya sebelum umurnya genap 1 tahun atau sekitar 146.000 per

Page 2: Artikel Evrog Imunisasi

tahun. Angka Kematian bayi ini tergolong masih tinggi, Prevalensi campak pada tahun 2009 adalah 15.369 kasus di seluruh Indonesia, difteri sebanyak 219 dan tetanus sebanyak 183 kasus. Angka ini merupakan angka tertinggi dari seluruh Negara ASEAN.1,5

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2009, angka kematian bayi (AKB) tercatat 30 per 1.000 kelahiran akibat tidak mendapat imunisasi. Pada tahun 2009, besarnya Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat adalah data sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Karawang, tercatat sebanyak 192 bayi meninggal sepanjang tahun 2011 dan 225 bayi meninggal sepanjang tahun 2012. Saat ini Departemen Kesehatan sedang berusaha menargetkan agar AKB turun menjadi 20 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Salah satu usaha mengurangi angka kematian bayi tersebut adalah dengan program imunisasi.6,7

Keberhasilan pelaksanaan Imunisasi diukur dengan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) Desa/Kelurahan. UCI adalah tercapainya Imunisasi Dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan). Imunisasi Dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 3 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Dalam taraf nasional, pencapaian keberhasilan program imunisasi masih cukup rendah, UCI sampai saat ini baru mencapai 68,2% dan target untuk Indonesia tahun 2014 adalah 100%.8,9

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 cakupan Imunisasi Dasar secara Nasional yaitu BCG (86,9%), Campak (81,6%), Polio tiga kali (71,0%), DPT tiga kali (67,7%) dan terendah Hepatitis B (62,8%). Semua cakupan itu belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional. 1,4,5

Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif, mudah, serta murah untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi yang berbahaya terhadap seorang bayi atau anak. Melalui imunisasi, secara individu akan menjadi kebal terhadap penyait infeksi tertentu. Saat ini seluruh Puskesmas di Indonesia telah melayani imunisasi melalui pelayanan di Puskesmas, dan

mengisi kegiatan Posyandu yang ada di masyarakat.1,5,8

Maka daripada itu dilakukannya kembali evaluasi program ini karena belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012.

Materi dan MetodeMateri yang dievaluasi dalam program ini

terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Imunisasi Dasar di wilayah kerja Puskesmas Tempuran, Kabupaten Karawang pada periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012, yang berisi kegiatan : Pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu, Penyuluhan mengenai imunisasi dasar, Pemantauan (monitoring), Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Pencatatan dan pelaporan Imunisasi Dasar, serta Pencatatan dan pemantauan suhu cold chain.

Metode yang digunakan melalui evaluasi program ini dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program Imunisasi Dasar di Puskesmas Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program Imunisasi Dasar di puskesmas Tempuran kemudian di buat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

HasilTelah dilakukan evaluasi program keluarga

berencana di Puskesmas Tempuran pada periode Januari sampai dengan Desember 2012 dan didapatkan hasil sebagaimana disajikan pada tabel 1.

Page 3: Artikel Evrog Imunisasi

Tabel 1. Variabel, tolok ukur, pencapaian, dan masalah dalam program imunisasi dasar di Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2012

Proses

No Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah1

2

Penyuluhan Kelompok

Jadwal Posyandu yang tidak tetap

1x/bulan diposyanduSenin, selasa, kamis dan sabtu jam 08.00-12.00

6x selama tahun 2012 (<100%)

Jadwal harinya sering diganti tanpa informasi terlebih dahulu kepada masyarakat.

+

+

Lingkungan

No Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah1 Lokasi (Fisik) Mudah di jangkau Masih ada beberapa lokasi posyandu yang

aksesnya sulit+

2 Transportasi (Fisik)

Memadai Kurang Memadai +

3 Pendidikan (Non-Fisik)

Tidak menjadi faktor penghambat

Mayoritas orang tua bayi berpendidikan rendah (kadang menjadi faktor

penghambat)

+

Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi program kegiatan Imunisasi Dasar di Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2012 adalah :Masalah yang sebenarnya (menurut keluaran ) :

1. Cakupan imunisasi BCG sebesar 89,4% dari target 98%. Besarnya masalah +8,6%.

2. Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 93,6 % dari target 98 %.Besarnya masalah +4,4 %

3. Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 88,4% dari target 95%. Besarnya masalah +6,6%

4. Cakupan Imunisasi DPT-HB3 sebesar 86,1% dari target 93%. Besar masalahnya +6.9%

5. Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 96,8 % dari target 98 %. Besarnya masalah +1,2%

6. Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 86,6% dari target 90%. Besarnya masalah +3,4%

7. Cakupan imunisasi HB-0 sebesar 87.2% dari target 90%. Besarnya masalah +2,8%

Jenis Imunisasi Target Sasaran Pencapaian %BCG 98% 1194 1067 89,4%

DPT HB 1 98% 1194 1118 93,6%DPT HB 2 95% 1194 1055 88.4%DPT HB 3 93% 1194 1028 86,1%

Polio 1 98% 1194 1156 96,8%Polio 2 95% 1194 1141 95.5%Polio 3 93% 1194 1131 94.7.%Polio 4 90% 1194 1035 86.6%Campak 90% 1194 1147 96.1%

HB 0 90% 1194 1042 87.2%

Page 4: Artikel Evrog Imunisasi

Tabel 2. Prioritas masalah dalam program imunisasi dasar di Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2012 :

No Parameter MasalahBCG DPT-HB3 Polio 4 HB0 PK

1 Besarnya masalah 1 1 1 1 52 Berat ringanya akibat yang

ditimbulkan5 5 4 4 3

3 Keuntungan social yang diperoleh 5 4 3 3 54 Teknologi yang memadai 4 4 4 4 25 Sumber daya yang tersedia 4 4 4 4 2

Total 19 18 16 16 17

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

1. Cakupan imunisasi BCG sebesa 89,4% dari target 98%. Besarnya masalah +8,6%

2. Cakupan Imunisasi DPT-HB3 sebesar 86,1% dari target 93%.Besar masalahnya +6,9%.

Penyebab :

- Jadwal pelaksanaan posyandu tidak sesuai dengan perencanaan, di mana masih ada petugas kesehatan atau kader yang mengganti jadwal posyandu dengan hari yang berbeda. Karena perubahan jadwal tersebut, banyak ibu yang tidak mengetahui perubahan jadwal sehingga tidak membawa bayinya ke posyandu yang sudah di tentukan.

- Kurangnya penyuluhan kelompok yang disampaikan oleh petugas kesehatan atau kader mengenai pentingnya imunisasi dasar kepada bayi.

- Terdapat beberapa posyandu yang lokasinya masih sulit diakses dan transportasi yang kurang memadai terutama di daerah-daerah yang hanya bisa di lewati dengan kendaraan roda dua sehingga menyebabkan ibu-ibu kesulitan membawa anaknyua ke posyandu.

- Pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi pengetahuan ibu mengenai pentingnya imunisasi dan

manfaatnya bagi bayi serta mempengaruhi perilaku dan pola pikir ibu yang beranggapan bahwa jika di imunisasi akan menyebabkan anaknya sakit.

Kurangnya komunikasi antara ibu dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal posyandu.

Penyelesaian masalah

Penyelesaian yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah cakupan imunisasi dasar adalah : Lebih meningkatkan lagi kedisiplinan dari petugas kesehatan maupun kader dalam pelaksanaan posyandu sesuai dengan jadwal yang di rencanakan,Lebih ditingkatkan lagi penyuluhan kepada ibu mengenai pentingnya imunisasi dasar dan manfaatnya bagi bayi dengan tujuan pengetahuan ibu mengenai imunisasi lebih baik dengan harapan dapat merubah perilaku dan pola pikir ibu, Menyarankan kepada ibu untuk membawa anaknya ke posyandu di puskesmas jika lokasi posyandu yang ada di desa sulit di jangkau, serta Perlu ditingkatkan komunikasi antara ibu dengan petugas kesehatan maupun kader khususnya mengenai perubahan jadwal imunisasi.

Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Tempuran periode Januari 2012 – Desember 2012, dapat disimpulkan sebagai berikut : Cakupan imunisasi BCG masih

Page 5: Artikel Evrog Imunisasi

kurang (89,4%) dari target (98%), Cakupan imunisasi DPT-HB 1 masih kurang (93,6%) dari target (98%), Cakupan imunisasi DPT-HB 2 masih kurang (88,4%) dari target (95%), Cakupan imunisasi DPT-HB3 masih kurang (86,1%) dari target (93%), Cakupan imunisasi Polio 1 masih kurang (96,8%) dari target (98%), Cakupan imunisasi Polio 4 masih kurang (86,6%) dari target (90%), Cakupan imunisasi HB-0 masih kurang (87,2%) dari target (90%). Masalah tersebut di atas disebabkan : Jadwal posyandu yang tidak tetap, Kurangnya sosialisasi kepada ibu mengenai kegiatan penyuluhan kelompok khususnya penyuluhan tentang pentingnya imunisasi, Adanya lokasi posyandu yang aksesnya sulit dijangkau, Rendahnya tingkat pendidikan serta pengetahuan orang tua bayi, khususnya ibu mengenai imunisasi dan manfaatnya bagi bayi sehingga menjadi hambatan dalam memberikan imunisasi untuk anaknya, Kurangnya komunikasi antara ibu, petugas kesehatan dan kader mengenai perubahan jadwal posyandu.

Adapun saran-saran yang ditujukan kepada Puskesmas Tempuran, Kabupaten Karawang, dengan langkah – langkah sebagai berikut: Meningkatkan kedisiplinan dari petugas kesehatan maupun kader dalam pelaksanaan posyandu sesuai dengan jadwal yang di rencanakan, Meningkatkan penyuluhan kepada ibu mengenai pentingnya imunisasi dasar dan manfaatnya bagi bayi dengan tujuan pengetahuan ibu mengenai imunisasi lebih baik dengan harapan dapat merubah perilaku dan pola pikir ibu, Menyarankan kepada ibu untuk membawa anaknya ke posyandu di puskesmas jika lokasi posyandu yang ada di desa sulit di jangkau, Sebaiknya lokasi posyandu yang sulit di jangkau (desa jayanegara) di pindahkan ke lokasi yang mudah di akses, serta Meningkatkan komunikasi antara ibu dengan petugas kesehatan maupun kader khususnya mengenai perubahan jadwal imunisasi.

Apabila langkah – langkah penyelesaian masalah yang diajukan telah dijalankan maka diharapkan penyelenggaraan program imunisasi dasar di Puskesmas Tempuran, Kabupaten Karawang dapat mencapai target yang diinginkan.

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan RI, Peningkatan Cakupan dan Mutu Pelayanan Imunisasi di Puskesmas, Jakarta; Direktorat Jendral PP & PL, 2009.

2. Achmadi U.F. Program Imunisasi di Indonesia Bagian 1. Jakarta : DepKes RI; 2007.

3. Setiawan I. Imunisasi Pada Balita. In : http://www.pediatric.com. Jakarta, 2004.

4. Ranuh I.G.N, Soeyitno H, Hadinegoro S, et al. Buku Imunisasi di Indonesia Edisi I. Jakarta : Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008. hal iii,1

5. Departemen Kesehatan RI. Modul 5 Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi dan Pencatatan Pelaporan . Jakarta; Direktorat Jendral PP & PL, Departemen Kesehatan RI; 2005.

6. Staff pemprov Jawa Barat. Data Kependudukan tahun 2011. Diunduh dari: http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/986 4 April 2013 .

7. Staff pemerintahan kabupaten karawang. Turunkan AKI dan AKB, Dinkes Gelar Workshop bagi Kepala Puskesmas, Dokter, dan Direktur Rumah Sakit se-Karawang. Diunduh dari: http://www.karawangkab.go.id/component/content/article/347-turunkan-aki-dan-akb-dinkes-gelar-workshop-bagi-kepala-puskesmas-dokter-dan-direktur-rumah-sakit-se-karawang.html) 4 April 2013..

8. Christopher AP, Yayan A. Universal Child Immunization. Riau. 2009. Diunduh dari: http://wordpress.com/2009/02/14/universal-child-immunization 4 April 201 3 .

9. Laporan tahunan. Profil Puskesmas Tempuran 2012. Tempuran: Puskesmas Tempuran. 2012.