Artikel Drainase Lingkungan

11
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa | Tahun Ajaran 2014/2015 EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN TUKAD BATANGHARI DENPASAR Oleh: I Gede Yudha Kusuma Putra I Gst. Nyoman Merta Kepakisan Kadek Oxi Arimbawa Ni Putu Yuni Ardani Ni Made Krisna Werdi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa, Denpasar Jl. Trompong 36, Tanjung Bungkak Denpasar Bali 80235, Indonesia Abstrak Banjir merupakan fenomena alam yang seringkali ditemui di beberapa wilayah di kota Denpasar. Banjir di kota Denpasar terutama terjadi pada saat puncak musim hujan, yaitu bulan Desember, Januari, dan Februari. Faktor utama penyebab terjadinya banjir di Kota Denpasar adalah permukaan tanah yang sebagian besar merupakan daerah pembangunan dan rendahnya resapan air hujan. Air hujan yang jatuh pada permukaan yang kedap air menyebabkan tidak adanya air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui proses filtrasi, melainkan langsung menuju ke tempat yang lebih rendah dan saluran-saluran pembuangan air. Banyaknya volume limpasan permukaan air hujan tanpa didukung oleh adanya saluran drainase yang memadai ditambah dengan adanya kebiasaan buruk masyarakat dengan membuang sampah ke saluran-saluran pembuangan air menyebabkan peluang terjadinya banjir semakin tinggi. Berbagai kerugian yang dapat ditimbulkan dari bahaya banjir diantaranya, terendam dan rusaknya jalan sebagai sarana infrastruktur, rusaknya bangunan, dan fasilitas umum lain yang dapat menghambat berbagai aktivitas masyarakat sehari-hari. Disamping itu juga dapat mengancam jiwa akibat dari menurunnya kualitas lingkungan dan tersebarnya berbagai macam penyakit.Sebagian besar banjir yang terjadi tidak terlepas dari kontribusi kondisi fisik suatu wilayah seperti topografi daratan yang lebih landai dibandingkan dengan daratan sekitarnya, perubahan tata guna lahan menjadi pemukiman yang padat, dan kondisi Artikel Drainase Lingkungan

description

Drainase lingkungan

Transcript of Artikel Drainase Lingkungan

Page 1: Artikel Drainase Lingkungan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa | Tahun Ajaran 2014/2015

EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN TUKAD BATANGHARI DENPASAR

Oleh:I Gede Yudha Kusuma Putra

I Gst. Nyoman Merta KepakisanKadek Oxi ArimbawaNi Putu Yuni Ardani

Ni Made Krisna Werdi

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa, DenpasarJl. Trompong 36, Tanjung Bungkak Denpasar Bali 80235, Indonesia

Abstrak

Banjir merupakan fenomena alam yang seringkali ditemui di beberapa wilayah di kota Denpasar. Banjir di kota Denpasar terutama terjadi pada saat puncak musim hujan, yaitu bulan Desember, Januari, dan Februari. Faktor utama penyebab terjadinya banjir di Kota Denpasar adalah permukaan tanah yang sebagian besar merupakan daerah pembangunan dan rendahnya resapan air hujan. Air hujan yang jatuh pada permukaan yang kedap air menyebabkan tidak adanya air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui proses filtrasi, melainkan langsung menuju ke tempat yang lebih rendah dan saluran-saluran pembuangan air. Banyaknya volume limpasan permukaan air hujan tanpa didukung oleh adanya saluran drainase yang memadai ditambah dengan adanya kebiasaan buruk masyarakat dengan membuang sampah ke saluran-saluran pembuangan air menyebabkan peluang terjadinya banjir semakin tinggi. Berbagai kerugian yang dapat ditimbulkan dari bahaya banjir diantaranya, terendam dan rusaknya jalan sebagai sarana infrastruktur, rusaknya bangunan, dan fasilitas umum lain yang dapat menghambat berbagai aktivitas masyarakat sehari-hari. Disamping itu juga dapat mengancam jiwa akibat dari menurunnya kualitas lingkungan dan tersebarnya berbagai macam penyakit.Sebagian besar banjir yang terjadi tidak terlepas dari kontribusi kondisi fisik suatu wilayah seperti topografi daratan yang lebih landai dibandingkan dengan daratan sekitarnya, perubahan tata guna lahan menjadi pemukiman yang padat, dan kondisi tanah di suatu wilayah. Permasalahan tersebut terjadi pada saluran drainase yang terletak di Jalan Tukad Batanghari Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk menangani banjir dengan mengevaluasi kapasitas saluran eksisting serta peningkatan dimensi saluran di Jalan Tukad Batanghari Denpasar.

Kata kunci : Drainase, permasalahan, genangan air, sampah dan sedimen.

PENDAHULUANKota Denpasar merupakan ibu kota Provinsi

Bali. Hal ini menjadikan kota Denpasar sebagai pusat kegiatan pemerintahan, pendidikan, pariwisata, perdagangan, dan permukiman. Kedudukan kota Denpasar tersebut menuntut adanya fasilitas memadai yang menunjang keamanan, kenyaman, dan bebas dari banjir maupun genangan air.

Bertambahnya jumlah penduduk kota Denpasar menyebabkan pesatnya perkembangan

kota, sekaligus menyebabkan bertambahnya jumlah permukiman. Alih fungsi lahan menjadi permukiman tersebut mengakibatkan berkurangnya resapan air ke dalam tanah sehingga limpasan air permukaan meningkat. Selain itu, Peningkatan jumlah penduduk juga menyebabkan meningkatnya debit limbah, dan berpotensi besar mengurangi sepadan saluran (eksploitasi lahan untuk pemukiman).

Artikel Drainase Lingkungan

Page 2: Artikel Drainase Lingkungan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa | Tahun Ajaran 2014/2015

Rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan dapat dijumpai dengan dibuangnya sampah ke saluran drainase. Sampah pada saluran menyebabkan menurunnya efektifitas saluran. Bahkan di beberapa tempat, saluran terputus akibat ditimbun oleh masyarakat.

Secara topografi Denpasar relatif datar dengan kemiringan 0-15 %. Pada daerah datar, kecepatan aliran rendah sehingga mudah terjadi pengendapan pada dasar saluran. Hal – hal tersebut merupakan beberapa penyebab sistem drainase eksisting tidak berfungsi secara maksimal. Itu ditandai dengan sering terjadi genangan air di beberapa tempat di wilayah Denpasar.

Untuk menanggulangi masalah tersebut diantaranya dapat dilakukan dengan menganalisis saluran drainase eksisting mulai dari daerah genangan air, pola aliran, dimensi saluran, tebal endapan (sedimentasi), profil saluran, dan sebagainya yang terkait dengan efektifitas saluran dan kebutuhan drainase. Dalam penelitian ini, daerah genangan air yang diamati yaitu daerah jalan Tukad Batanghari, Denpasar.

Dalam penelitian sistem jaringan drainase yang dilakukan di daerah Jalan Tukad Batanghari didapat rumusan masalah sebagai berikut :1. Dimana daerah rawan genangan air di sekitar

jalan Tukad Batanghari ?2. Bagaimana kondisi saluran eksisting yang ada

di wilayah jalan Tukad Batanghari termasuk pola aliran, dimensi saluran eksisting, tebal sedimen, tinggi muka air, profil saluran, dan bangunan penunjang drainase tersebut ?

3. Apa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi daerah genangan air yang terjadi sepanjang jalan Tukad Batanghari ?

Penelitian ini bertujuan untuk :1. Mengetahui daerah rawan genangan air yang

ada di sekitar jalan Tukad Batanghari.2. Mengetahui kondisi saluran eksisting, tebal

sedimen, tinggi muka air, profil saluran, dan bangunan penunjang drainase

3. Mengetahui tindakan yang sudah dilakukan dan yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengatasi daerah genangan air yang terjadi sepanjang jalan Tukad Batanghari.

.

Ruang Lingkup Penulisan :

Ruang lingkup penulisan ini yaitu hasil pengamatan lapangan tentang kondisi drainase daerah sekitar jalan Tukad Batanghari, serta hasil kajian teknis tentang drainse tersebut yang dilakukan oleh PU.

LANDASAN TEORIDrainase yang berasal dari kata “to drain” yang

berarti mengeringkan atau mengalirkan air drainase. Ini merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya. Selain itu juga dapat berupa penyaluran kelebihan air, baik air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya. Air kotor ini berasal dari suatu kawasan yang mengalir menuju bangunan resapan buatan. Sistem drainase juga dapat didefinisikan sebagai pembuangan air permukaan atau air tanah dari suatu daerah baik secara gravitasi maupun dengan pompa (Sutanto 1992:199).

Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan. Ini merupakan suatu sistem pengeringan dari pengaliran air di wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan terbang, instalasi listrik dan telekomunikasi. Selain itu juga termasuk tempat-tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dampak memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.

Jenis – Jenis Drainase Menurut Letak Saluran1. Drainase Permukaan Tanah, yaitu saluran

drainase yang berada di atas permukaan tanah, yang berfungsi untuk mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.

2. Drainase Bawah Permukaan, yaitu saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah karena alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain karena tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak memperbolehkan adanya saluran di permukaan tanah, seperti lapangan sepak bola, taman, dan lapangan terbang.

Artikel Drainase Lingkungan

Page 3: Artikel Drainase Lingkungan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa | Tahun Ajaran 2014/2015

Sistem Drainase PerkotaanSistem drainase perkotaan diklasifikasikan

menjadi empat, yaitu1. Drainase Primer

Drainase primer adalah saluran drainase yang menghubungkan antara drainase sekunder dengan sungai

2. Drainase SekunderDrainase sekunder adalah saluran drainase yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer (dibangun dari beton/plesteran semen)

3. Drainase TersierDrainase tersier adalah saluran drainase yang menghubungkan saluran kuarter dengan saluran sekunder

4. Drainase KuarterDrainase kuarter adalah saluran drainase untuk mengalirkan limbah rumah tangga menuju saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah

Fungsi DrainaseAdapun beberapa fungsi adalah sebagai berikut :

1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air

2. Mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan bangunan resapan

3. Pengendali kebutuhan air permukaan4. Mengendalikan akumulasi limpasan air

hujan yang berlebihan5. Mengendalikan erosi akibat air hujan yang

berlebih 6. Menurunkan permukaan air tanah pada

tingkat yang ideal7. Mengurangi kerusakan jalan dan bangunan

akibat genangan air pada waktu hujan8. Memperbaiki kualitas lingkungan

masyarakat dan meningkatkan kesehatan masyarakat di perkotaan

Permasalahan Drainase Perkotaan1. Peningkatan debit2. Peningkatan jumlah penduduk3. Amblesan tanah4. Penyempitan dan pandangkalan saluran5. Limbah sampah dan pasang surut

METODOLOGIPada kegiatan penelitian ini dilaksanakan di

lokasi Jalan Batanghari, Denpasar. ± 1.000 m dari lampu merah utara jalan Tukad Batanghari sampai

dengan lampu merah sebelah Barat Jalan Tukad Batanghari. Penelitian ini dilakukan dengan cara survey langsung ke lokasi drainase (drainase samping jalan). Peralatan yang digunakan untuk survey, yaitu :1. Meteran (50 m) untuk mengukur lebar, tinggi,

kedalaman saluran 2. Odometer untuk mengukur Jarak per 50 m s/d

200 m 3. Kamera untuk dokumentasi4. Alat tulis untuk mencatat data yang didapatIdentifikasi dilakukan pada setiap jarak 50m s/d 200m atau yang dianggap memiliki permasalahan drainase cukup berat. Hasil survey di grouping dalam bentuk Gambar Potongan.Dalam pengolahan data, penulis menggunakan beberapa tahap sebagai berikut:1. Tahap Deskripsi Data : yaitu data yang telah

dikumpulkan, dideskripsikan apa adanya, tanpa adanya pretensi apapun.

2. Tahap Klasifikasi data : yaitu data yang telah dideskripsikan, kemudian dikelompokan menurut kelompoknya masing-masing sesuai dengan permasalahan.

HASIL DAN PEMBAHASANDaerah rawan genangan air di sekitar Jalan

Tukad Batanghari berdasarkan survey di lapangan dengan cara bertanya secara informal kepada penduduk setempat, didapatkan bahwa daerah rawan genangan air bila terjadi hujan yaitu hampir di sepanjang jalan Tukad Batanghari. Presentasi tentang pengendalian banjir kota Denpasar oleh PU juga menyebutkan hal yang sama. Jalan Tukad Batanghari termasuk sistem drainase V

Gbr 1. Daerah Rawan Genangan Air di Sekitar Jalan Tukad Batanghari, Denpasar (Sumber: Google Maps)

Kondisi Saluran Eksisting yang Ada di Wilayah Jalan Tukad Batanghari Termasuk Pola Aliran,

Artikel Drainase Lingkungan

Page 4: Artikel Drainase Lingkungan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa | Tahun Ajaran 2014/2015

Dimensi Saluran Eksisting, Tebal Sedimen, Tinggi Muka Air, Profil Saluran

Untuk saluran tersier, pengamatan dilakukan mulai dari muara saluran yaitu pada persimpangan sebelah utara jalan Tukad Batanghari kemudian bergerak ke bagian hulu yg terletak di sebelah barat persimpangan sampai jarak STA 1+000 dan melakukan pengamatan tiap 50 m s/d 200 m atau sampai menemukan percabangan saluran. Kondisi saluran eksisting (saluran tepi jalan Tukad Batanghari) hasil pengamatan langsung sebagai berikut :

STA 0+000Profil Saluran :

Gbr. 2. STA 0+000 Gbr. 3. Potongan Drainase Pada STA 0+000

Pada STA 0+000 saluran drainase diatas menggunakan pekerasan beton. Sedimen sama sekali tidak ada (sangat kecil). Sepadan saluran pada potongan ini yaitu 0 meter, saluran ini menggalami penyumbatan sampah akibat adanya pipa proyek yang masih terbengkalai. Tinggi muka air saluran tersebut 10 cm.

STA 0+200

Profil Saluran :

Gbr. 4. STA 0+200 Gbr. 5. Potongan Drainase Pada STA 0+200

Pada STA 0+200 saluran drainase diatas menggunakan pekerasan beton. Tebal sedimen

yang ada yaitu 10 cm, akibat adanya timbunan batu kapur dari proyek yang jatuh ke saluran. Sepadan saluran pada potongan ini masih besar. Tinggi muka air saluran tersebut 10 cm.

STA 0+300

Profil Saluran :

Gbr. 6. STA 0+300 Gbr. 7. Potongan Drainase STA 0+300

Pada jarak STA 0+300 ini terdapat bangunan

fasilitas drainase berupa gorong – gorong. Saluran menggunakan pekerasan beton. Tebal sedimentasi yang ada yaitu 20 cm. Sepadan saluran pada potongan ini kurang lebih 20 cm. Tinggi muka air pada saluran 15 cm dan ada beberapa batu yang menyumbat saluran tersebut

STA 0+550

Profil Saluran : Barat Jalan

Gbr. 8. STA 0+550 Gbr. 9. Potongan Pada Barat Jalan STA 0+550, Barat Jalan

Profil Saluran : Timur Jalan

Artikel Drainase Lingkungan

Page 5: Artikel Drainase Lingkungan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa | Tahun Ajaran 2014/2015

Gbr. 10. STA 0+550 Gbr. 11. Potongan Pada Timur Jalan STA 0+550, Timur Jalan

Pada STA 0+550 saluran sebelah barat menggunakan pekerasan beton dan terdapat gorong – gorong. Saluran ini sudah tidak berfungsi akibat tebalnya sedimentasi yaitu 20 cm yang menghambat aliran air.

Pada STA 0+550 saluran sebelah timur menggunakan pekerasan beton dan terdapat gorong – gorong. Saluran ini masih berfungsi akibat sedimentasi yang belum begitu tebal yaitu 10 cm. Tinggi muka air saluran sebelah timur ini 10 cm.

STA 0+700

Profil Saluran : Barat Jalan

Gbr. 12. STA 0+700 Gbr. 13. Potongan PadaBarat Jalan STA 0+700, Barat Jalan

Profil Saluran : Timur Jalan

Gbr. 14. STA 0+700 Gbr. 15. Potongan Pada T imur Jalan STA 0+700, Timur Jalan Pada STA 0+700 saluran sebelah barat

menggunakan pekerasan beton. Saluran ini sudah tidak berfungsi akibat tebalnya sedimentasi yaitu 20 cm yang menghambat aliran air dan sudah banyak ditumbuhi oleh rumput/tanaman.

Pada STA 0+700 saluran sebelah timur jalan menggunakan pekerasan beton dan terdapat bangunan gorong – gorong. Saluran ini juga sama skali tidak berfungsi karena kemungkinan ada penyumbatan di saluran sebelumnya. Tebal sedimen aliran tersebut 10 cm dan sudah banyak ditumbuhi oleh rumput/tanaman.

STA 0+850

Profil Saluran :

Gbr. 16. STA 0+850 Gbr. 17. Potongan Drainase Pada STA 0+850

Pada STA 0+850 saluran drainase ini menggunakan pekerasan beton. Tebal Sedimentasi yang ada yaitu 10 cm. Saluran tersebut sudah tidak berfungsi dengan baik akibat sedimentasi atau penyumbatan sampah pada aliran sebelumnya.

Artikel Drainase Lingkungan

Page 6: Artikel Drainase Lingkungan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa | Tahun Ajaran 2014/2015

STA 1+000

Profil Saluran :

Gbr. 18. STA 1+000 Gbr. 19. Potongan Drainase Pada STA 1+000

Pada STA 1+000 saluran drainase tersebut

menggunakan pekerasan beton. Sedimentasi pada saluran tersebut yaitu 10 cm. Saluran ini sudah tidak berfungsi dan sudah banyak ditumbuhi oleh rumput/sampah.

Saluran Samping Jalan Tukad Batanghari (Saluran Tersier) Bermuara pada Bangunan Fasilitas drainase berupa Sungai (Saluran Sekunder) dan Bendung (Saluran Primer)

Saluran drainase jalan Tukad Batanghari Panjer melewati 2 aliran sungai, yaitu Tukad Punggawa dan Tukad Rangda. Tukad Punggawa mengalir di kawasan Banjar Kangin, sementara Tukad Rangda mengalir di kawasan Banjar Celuk. Aliran air Tukad Punggawa dan ditampung di Bendungan Pandian

Gbr. 20. Saluran Sekunder Tukad Punggawa

Gbr. 21. Saluran Sekunder Tukad Rangda

Gbr. 22. Saluran sekunder bermuara pada Tukad Pandian yang merupakan saluran primer.

Dari hasil pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa saluran samping jalan Tukad Batanghari secara garis besar sudah direncanakan atau di realisasikan dengan baik dalam hal pola aliran maupun dimensi saluran, Akan tetapi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya saluran drainase tercermin dari penimbunan saluran baik berupa sampah maupun tanah. Akibat sedimen dan sampah efektifitas saluran menjadi lebih rendah.

Tindakan Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengatasi Daerah Genangan Air Yang Terjadi Sepanjang Jalan Tukad Batanghari Apabila Terjadinya Hujan

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi daerah genangan air yang terjadi sepanjang jalan tukad batanghari apabila terjadinya hujan antara lain :1. Perlunya pengerukan sedimentasi dan tanaman

di sungai dan saluran tepi jalan / saluran tersier lainnya

2. Penataan bantaran sungai 3. Membuat saluran tambahan untuk mengurangi

daerah tangkapan4. Perbaikan dan normalisasi saluran drainase,

serta mengembalikan fungsi drainase yang sesungguhnya

Artikel Drainase Lingkungan

Page 7: Artikel Drainase Lingkungan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa | Tahun Ajaran 2014/2015

5. Pembuatan stasiun pompa dan kolam penampungan untuk menampung air hujan yang berlebih

6. Penambahan untuk pengadaan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai resapan air hujan, khususnya di perkotaan

7. Sosialisasi pentingnya saluran drainase kepada masyarakat

8. Mengadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah

9. Membuat bak kontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke saluran drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak terjadi endapan

10. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan, terutama membuang sampah sembarangan, agar masyarakat mengetahui pentingnya manfaat saluran drainase

11. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi lingkungan

12. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air

KESIMPULANSepanjang jalan Tukad Batanghari merupakan

daerah rawan genangan air pada saat hujanSaluran drainase tersier (saluran samping

jalan) tidak berfungsi dengan maksimal akibat adanya endapan (sedimentasi), dimensi tidak memadai, saluran terputus di beberapa bagian akibat tertimbun tanah / sampah, dan saluran sudah banyak ditumbuhi tanaman sehingga mudah terjadi pendangkalan. Pada tingkat saluran sekunder, sampah - sampah dan tanaman pada saluran sekunder menghambat aliran air.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi daerah genangan air yang terjadi sepanjang jalan tukad batanghari apabila terjadinya hujan antara lain :1. Perlunya pengerukan sedimentasi dan

tanaman di sungai dan saluran tepi jalan / saluran tersier lainnya

2. Penataan bantaran sungai

3. Membuat saluran tambahan untuk mengurangi daerah tangkapan

4. Perbaikan dan normalisasi saluran drainase, serta mengembalikan fungsi drainase yang sesungguhnya

5. Pembuatan stasiun pompa dan kolam penampungan untuk menampung air hujan yang berlebih

6. Penambahan untuk pengadaan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai resapan air hujan, khususnya di perkotaan

7. Sosialisasi pentingnya saluran drainase kepada masyarakat

8. Mengadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah

9. Membuat bak kontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke saluran drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak terjadi endapan

10. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan, terutama membuang sampah sembarangan, agar masyarakat mengetahui pentingnya manfaat saluran drainase

11. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi lingkungan

12. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO. 1987. Pedoman Drainase Jalan Raya. Terjemahan oleh Sutanto. 1992. Jakarta:UI Press.

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yangBerkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Haryono Sukarto, 1997, Drainase Perkotaan, PT. Mediatama Saptakarya Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum

Administrator. 2009. Drainase. [online]. Tersedia: http://one.indoskripsi. com/node/6063

http://darmadi18.file.wordpress.com/2015/03/conto-proposal-tugas-akhir-drainase.doc

Artikel Drainase Lingkungan