Artikel Biologi p.tarzan

39
Artikel Mengenai Penyakit Genetis Beberapa Penyakit Genetis Penyakit genetis adalah penyakit yang disebabkan oleh gen yang rusak atau tidak berfungsi dengan normal. Sebuah gen yang termutasi tidak menghasilkan protein yang berfungsi normal namun malah menghasilkan protein dalam bentuk lain sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik atau bahkan malah tidak bisa menghasilkan protein samasekali. Di dunia ini ada sekitar 5.000 penyakit genetik yang telah ditemukan. Berikut ini adalah penyakit genetika yang umum kita jumpai di sekitar kita: ANEMIA SEL SABIT Penyakit anemia sel sabit merupakan jenis penyakit genetika yang pertama diketahui. Penyakit tersebut disebabkan oleh mutasi pada gen yang menyandi hemoglobin, protein darah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Perubahan protein tersebut membuat sel darah merah berbentuk seperti sabit sehingga menyebabkan aliran darah menjadi tidak normal, menyebabkan penyumbatan pembuluh darah serta bisa juga menyebabkan anemai yang parah. Sampai saat ini belum ditemukan cara pengobatan yang efektif untuk penyakit anemia sel sabit ini. Penderita penyakit

description

biologi

Transcript of Artikel Biologi p.tarzan

Artikel Mengenai Penyakit GenetisBeberapa Penyakit Genetis

Penyakit genetis adalah penyakit yang disebabkan oleh gen yang rusak atau tidak berfungsi dengan normal. Sebuah gen yang termutasi tidak menghasilkan protein yang berfungsi normal namun malah menghasilkan protein dalam bentuk lain sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik atau bahkan malah tidak bisa menghasilkan protein samasekali. Di dunia ini ada sekitar 5.000 penyakit genetik yang telah ditemukan.Berikut ini adalah penyakit genetika yang umum kita jumpai di sekitar kita: ANEMIA SEL SABITPenyakit anemia sel sabit merupakan jenis penyakit genetika yang pertama diketahui. Penyakit tersebut disebabkan oleh mutasi pada gen yang menyandi hemoglobin, protein darah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Perubahan protein tersebut membuat sel darah merah berbentuk seperti sabit sehingga menyebabkan aliran darah menjadi tidak normal, menyebabkan penyumbatan pembuluh darah serta bisa juga menyebabkan anemai yang parah. Sampai saat ini belum ditemukan cara pengobatan yang efektif untuk penyakit anemia sel sabit ini. Penderita penyakit anemia sel sabit cenderung mati muda atau apabila tetap bisa melangsungkan hidup, mereka akan hidup menderita.BUTA WARNAButa warna juga merupakan salah satu jenis penyakit genetika yang bisa diturunkan. Buta warna terjadi sebagai akibat disfungsi atau ketiadaan subtipe (konus) fotoreseptor yang distimulasi oleh cahaya merah, hijau, atau biru sehingga bisa menyebabkan kesulitan membedakan warna tertentu. Buta warna yang disebabkan oleh defisiensi salah satu subtipe konus ini sering kali mengenai konus merah atau hijau. Buta warna diderita oleh seseorang semenjak mereka lahir, tidak ada orang yang baru menderita buta warna setelah mereka dewasa. Kelainan buta warna disebabkan oleh gen yang terpaut pada gonosom X dan bersifat resesif. HEMOFILIAHemofilia adalah penyakit yang disebabkan oleh terhambatnya proses pembekuan darah. Oleh karena itu, bila seseorang mengidap penyakit ini bila terluka akan memiliki resiko kehabisan darah dan bisa berakibat kematian. Penyakit hemofilia menyebabkan tidak terbentuknya faktor antihemofilia yang berfungsi untuk pemecahan trombosit menjadi trombokinase pada proses pembekuan darah. Gen penyebab hemofilia ini terkait dengan gonosom X dan bersifat resesif. Penyakit hemofilia ini pertama kali diamati oleh keluarga kerajaan di Eropa dimana perkawinan antara Ratu Victoria dengan Raja Albert melahirkAn anak-anak yang menderita hemofilia sehingga beberapa diantaranya mengalami kematian. HIPERTRIKOSISHipertrikosis adalah penyakit berupa pertumbuhan rambut yang berlebihan pada tempat atau bagian yang tidak semestinya. Penyakit ini jarang terjadi pada anak. Penyakit ini bisa bersifat setempat atau menyeluruh serta permanen atau sementara. Pertumbuhan rambut pada penyakit hipertrikosis mengikuti pola non-androgenik dan dapat terjadinpada pria maupun wanita. Pengobatan penyakit hipertrikosis bisa menggunakan cara elektrolisis namun kendalanya sangat lama sehingga penderita seringkali memilih jenis pengobatan yang lebih singkat dengan menggunakan metode bleaching rambut atau menggunakan produk kosmetik.Penyakit- penyakit genetik merupakan Penyakit yang disebabkan oleh mutasi gen. Penyakit Genetik Pada Bayi

Pemeriksaan bayi baru lahir perlu dilakukan untuk mengetahui apakah bayi memiliki penyakit genetis. Sehingga Dokter akan mendapat informasi awal untuk memutuskan apakah diperlukan tes diagnostik lebih lanjut.Tes dilakukan saat bayi berusia 2-3 hari atau setidaknya berusia 1 minggu karena ada penyakit yang tidak bisa dideteksi saat bayi baru lahir. Caranya dengan mengambil sampel darah dari tumit bayi. Beberapa penyekit genetik pada bayi: Glaktosemia. Bayi kekurangan enzim yang bisa mengubah galaktosa menjadi glukosa yang bisa digunakan oleh tubuh. Akibatnya bayi tidak bisa mengkonsumsi susu. Jika tidak diubah, glaktosa akan bertumpuk dan menyebabkan kerusakan di sel-sel dan organ tubuh bahkan bisa menyebabkan kebutaan, keterbelakangan mental, dan keterlambatan pertumbuhan. Defisiensi biotinidase. Bayi kekurangan enzim biotinidase yang berfungsi mengurai biotin (vitamin B) dalam tubuh. Kekurangan ini bisa menyebabkan bayi kejang, kendali otot yang lemah, kerusakan sistem kekebalan, kehilangan pendengaran dan keterbelakangan mental. Jika bisa dideteksi tepat waktu, masalah tersebut dapat dicegah dengan memberikan tambahan biotin. Sickle cell anemia atau Sickle celldisease. Bayi memiliki kelainan darah yaitu sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit. Bisa menyebabkan kerusakan organ vital seperti paru-paru dan ginjal. Bayi juga rentan dengan pneumonia dan meningitis. Thalassemia. Kelainan darah yang diturunkan dari orang tua, yaitu sel darah merah terlalu cepat dihancurkan. Maple syrup urine disease (MSUD). Bayi tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk memproses tiga asam amino esensial untuk pertumbuhan normal tubuh. Bayi dengan MSUD selera makannya kecil dan sangat rewel. Artikel Mengenai Pencemaran Laut Definisi Laut Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.

Manfaat Laut Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :1. Tempat rekreasi dan hiburan2. Tempat hidup sumber makanan kita3. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb.4. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.5. Tempat barang tambang berada6. Salah satu sumber air minum (desalinasi)7. Sebagai jalur transportasi air8. Sebagai tempat cadangan air bumi9. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan, dll

Jenis-jenis LautA. Jenis/Macam laut berdasarkan sebab terjadinya : 1. Laut Ingresi:laut yang terjadi karena penurunan dasar laut dengan kedalaman 200 meter lebih. 2. Laut Transgresi:laut yang terjadi karena terjadi peninggian permukaan air laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter. 3. Laut Regresi:laut yang ada karena proses sedimentasi lumpur daratan yang masuk ke laut akibat erosi daratan.

B. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Letak Laut : 1. Laut Tepi: laut yang ada di tepi benua. 2. Laut Pedalaman:laut yang dikelilingi oleh daratan benua yang hampir seluruhnya terkepung benua. 3. Laut Tengah : laut yang ada di tengah-tengah antara benua.

C. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Kedalaman Laut : 1. Laut Zona Litoral:laut yang berada di batas antara garis pasang surut air laut yang bisa kering dan bisa tergenang air laut. 2. Laut Zona Neritik:laut yang mempunyai kedalaman kurang dari 200 meter. 3. Laut Zona Batial:laut yang memiliki kedalaman laut antara 200 hingga 1800 meter. 4. Laut Zona Abisal:laut yang memiliki kedalaman yang lebih dari 1800 meter. Pencemaran Laut Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia di daratan seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa menimbulkan suatu akibat yang membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya. Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat. Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton. Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi. Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi. Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian. Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara sungguh-sungguh. Untuk itu, kita perlu mengetahui apa itu pencemaran laut, bagaimana terjadinya pencemaran laut, serta apa yang solusi yang tepat untuk menangani pencemaran laut tersebut. Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.

Penyebab Pencemaran Pencemaran oleh minyak Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan -kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hamper tidak bisa dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi a. Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967mengakibatkan 100.000 burung matib. Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975c. Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978 Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri. Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.

Gambar Tumpahan minyak di laut Pencemaran oleh logam berat Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm3, sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram adalah logam ringan. Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.

Jenis-Jenis Industri Pembuang Limbah yang Mengandung Logam Berat :Kertas: Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, ZnPetro-chemical: Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, ZnPengelantang: Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, ZnPupuk: Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, ZnKilang minyak: Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, ZnBaja: Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, ZnLogam bukan besi: Cr, Cu, Hg, Pb, ZnKendaraan bermotor, pesawat terbang: Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, ZnGelas, semen, keramik: CrTekstil: CrIndustri kulit: CrPembangkit listrik tenaga uap: Cr, Zn

Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm3 dan logam berat bersifat tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di dalam perairan. Logam berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung logam berat diminum, sedangkan secara tidak langsung apabila memakan bahan makanan yang berasal dari air tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya terhadap kesehatan.

Gambar Laut tercemar akibat logam berat Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Indonesia Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah lokasi pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang) milik PT. Newmont Minahasa Raya (NMR). Sejak tahun 1996, perusahaan asal Denver, AS, tersebut membuang sebanyak 2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan Teluk Buyat setiap harinya. Sejumlah ikan ditemui memiliki benjolan semacam tumor dan mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan. Fenomena serupa ditemukan pula pada sejumlah penduduk Buyat, dimana mereka memiliki benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan, pantat dan kepala.

Gambar Pencemaran di Teluk Buyat, Sulawesi Utara

Pencemaran oleh sampah Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik, sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton. Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan. Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas. Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah tersebut. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup disitu hanya dari golongan cacing saja. Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka.

Gambar Pencemaran laut oleh sampahPencemaran oleh pestisida Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organism-organisme lain yang tidak diinginkan. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organism-organisme yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya, tetapi pada kenyataannya pestisida bisa membunuh biota air yang ada di laut. Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini. Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organism yang hidup didaerah tersebut. Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya. Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jarring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia.

Gambar Pencemaran laut oleh pestisida

Pecemaran akibat proses Eutrofikasi Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain. Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di muara. The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah (red tide) secara signifikan yang membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.

Gambar Laut yang tercemar akibat eutrofikasi

Pencemaran akibat peningkatan keasamanDewasa ini sangat banyak kegiatan manusia yang menyebabkan polusi udara, tanah dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik, industri, asap kendaraan, dan banyak lagi. Salah satu contoh adalah semakin banyak karbon dioksida memasuki atmosfer bumi, maka karbondioksida yang kita hasilkan sehari-hari dapat menyebabkan hujan asam dan juga meningkatkan kadar keasaman laut menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Perubahan iklim juga akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan . Jika air laut semakin memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman laut, dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan keasaman ini . menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi, nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami

Gambar Terumbu karang yang rusak

Pencemaran akibat polusi kebisinganKehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara.Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).Sumber suara di laut antara lain :1. Sumber alami Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua yaitu proses fisika serta proses biologi. Proses fisika ini antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, gelombang. Sedangkan contoh dari aktivitas biologis misalnya suara dari mamalia laut dan ikan.2. Lalu lintas kapal Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz. Kapal-kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara dengan level 190 desibel atau sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil biasanya hanya menimbulkan gelombang suara sekitar160-170 desibel. Kapal-kapal ini menimbulkan sejenis tembok virtual yang disebut white noise yang memiliki kebisingan konstan. White noise dapat menghalangi komunikasi antara mamalia di laut sampai batas untuk area yang lebih kecil. Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya sejenis Cargo yang membawa petikemas memiliki kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara di laut.3. Eksplorasi dan Ekspoitasi Gas dan Minyak Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak menggunakan survei seismik, pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari survei seismik saat ini menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat berisi udara yang memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara terkompresi ke dalam kolom air. Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai dengan 255 desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan kerusakan pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya penggunaan dinamit, airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran manusia secara langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang menggunakan frekuensi suara yang rendah. Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan pengeboran minyak dimana dalam operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan kebisingan yang beresiko bagi mamalia laut.4. Penelitian Oseanografi dan Perikanan Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic Thermography of Ocean Climate (ATOC) dimana digunakan kanal suara untuk memperlihatkan rata-rata temperatur laut. Sistem ini digunakan untuk penelitian mengenai faktor temperatur laut. Akibatnya terhadap hewan-hewan di laut terbukti bahwa mereka bergerak menjauh (terutama Paus jenis tertentu) namun selang beberapa saat mereka kembali untuk mencari makanan. Deruman dari Speaker yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya, dan terdeteksi sampai dengan 11000 mil jauhnya. Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya yang tidak disebutkan di sini, salah satunya adalah kegiatan perikanan para nelayan yang menggunakan peledak atau pukat harimau yang tidak hanya menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara langsung ekosistem di laut itu sendiri.5. Kegiatan militer Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang menghasilkan sumber suara yang menimbulkan kebisingan di laut. Salah satu contohnya yaitu aktivitas kapal naval milik US.Army yang menggunakan sonar aktif ketika berlatih dan dalam aktivitas rutin. Angkatan Laut Amerika (NAVY) pernah mengembangkan suatu sistem yang dinamakan Low Frequency Active Sonnars (LFA) untuk keperluan militernya. Dalam penggunaannya, terbukti bahwa terdapat beberapa efek negatif terhadap kehidupan dan perilaku mamalia di lautan. Terhadap ikan paus efek tersebut ternyata mengganggu jalur migrasi dan untuk jenis ikan paus biru dan ikan paus sirip adalah terhentinya proses komunikasi satu sama lain. Bahkan setelah melalui beberapa penelitian, maka pengunaan LFA tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Beberapa penyelam NAVY yang menerima transmisi dari sekitar 160 desibel akibat sistem tersebut terbukti terkena gangguan seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan tubuh serta gangguan di daerah perut dan dada. Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang dihasilkan ini di sebutkan oleh Vonk and Martin (1989), Simmonds and Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan Frantzis and Cebrian (1999) mereka menganggap bunyi keras yang ditimbulkan oleh aktifitas militer ini telah menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di Pulau Canary dan Laut Ionia. Selain itu paus jenis sperm mengalami perubahan kelakuan dalam vokalisasi dalam merespons sonar ini. Pendamparan lainnya terjadi pada bulan maret 2000 di Bahama, 17 mamalia laut( termasuk 2 spesies paus jenis beaked dan minke). Pendamparan ini terjadi akibat latihan militer Amerika yang menggunakan sonar.

Dampak pencemaran lauta. Logam berat WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian. Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh Manusia : Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang. Jangka panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya sistem syaraf. Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada kelahiran. Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit, mata dan membran mukosa (mucus)

b. Tumpahan minyak Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada burung tersebut.

c. Sampah Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini, sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga nerpengaruh terhadap kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-gatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air laut, dll.

d. PestisidaPengaruh pestisida terhadap kehidupan organisme air:1. Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat mempengaruhi system syaraf pusat.2. Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan (ikan) juga dapat merubah tingkah laku ikan dan menghambat perkembangan telur moluska dan juga ikan.3. Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran terhadap racun pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan bertulang sejati), dll.

e. Eutrofikasi Eutrofikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis. Karena terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan mengalami kematian secara massal, serta terjadi kompetisi dalam mengonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.

f. Peningkatan keasamanSelain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan laut terpengaruh karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan yang memiliki tulang karbonat kalsium dan yang menjadi sumber makanan bagi penghuni laut lainnya. Satu miliar orang yang bergantung pada ikan sebagai sumber utama penghasil protein akan terkena dampak dari peningkatan keasama laut tersebut.

g. Polusi kebisingan Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.Klasifikasi efek fisik langsung yang dapat mempengaruhi mamalia laut Tidak Berhubungan langsung : Merusak jaringan tubuh Kejang urat yang disebabkan tekanan udara yang tiba-tiba Berhubungan langsung : Merusak telinga Gangguan pendengaran permanen atau sementara Kelakuan : Perubahan Perilaku Modifikasi perilaku Berpindah tempat dari area (jangka panjang atau pendek) Stress : Menurunkan tingkat kelangsungan hidup Mudah terserang penyakit Pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran lautUpaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh pemerintah dalam PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

a. Pencegahan terjadinya pencemaran laut Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut :1. Tidak membuang sampah ke laut2. Penggunaan pestisida secukupnya3. Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut adalah puntung rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut.4. Kurangi penggunaan plastik5. Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di laut.6. Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)7. Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.8. Pendaurulangan sampah organik9. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.10. Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah

b. Penanggulangan pencemaran laut1. Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu menetralisir pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari ledakan ladang minyak.2. Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon api-api (Avicennia marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi.3. Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta masyarakatMelalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat laut yang bersih, sehat, dan nyaman.Artikel Mengenai Eksploitasi Sumber Daya Laut Pengelolaan Sumber daya Kelautan Berbasis IPTEK Untuk Kemakmuran BangsaIndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah laut seluas 2/3 dari total luas teritorialnya. Berdasarkan Deklarasi Juanda 1957, wilayah laut NKRI adalah sekitar 3,1 juta kilometer persegi. wilayah laut NKRI bertambah luas dari tambahan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebesar 2,7 juta kilometer persegi, menjadi total sekitar 5,8 juta kilometer persegi. Indonesia mendapatkan hak-hak berdaulat atas kekayaan alam di ZEE sejauh 200 mil dari garis pangkal lurus Nusantara atau sampai ke batas continental margin.masalah yang akan kami angkat adalah: Potensi kelautan apa saja yang mungkin dikembangkan di Indonesia, Sejauh manakah pemerintah menyiapkan model pengelolaan sumberdaya kelautan Indonesia, Peran apa saja yang bisa dilakukan oleh kita sebagai masyarakat terdidik dalam menanggapi pengelolaan kekayaan alam laut. Pengelolaan sumber daya alam berbasis komunitas dan teknologi merupakan salah satu strategi pengelolaan yang dapat meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam melalui teknologi yang sedang berkembang. Menurut, Oentoro Surya (14/6 2009), bahwa Bangsa Indonesia mestinya bisa berjaya di bidang kelautan. Potensi laut kita luar biasa, tapi karena banyak kalangan yang masih menyepelekan terhadap kekayaan alam yang sangat besar itu, maka pengelolaan hasil kelautan Indonesia belum optimal. Dengan wilayah laut Indonesia yang sangat luas ini, banyak sekali potensi ekonomi yang bisa dikembangkan, seperti untuk keperluan pelayaran, pelabuhan, perikanan, perkapalan, pariwisata, dan pertambangan, yang tentu saja bakal membuka lapangan kerja baru. Mengingat potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang dimiliki pemanfaatannya masih rendah, maka upaya untuk menumbuhkan kegiatan usaha penangkapan ikan di sub sektor perikanan dalam peningkatan pendapatan regional masih mempunyai peluang yang cukup besar.. Kekayaan alam yang terkandung dalam wilayah laut Indonesia juga belum mampu dikelola secara baik. Banyak potensi sumberdaya kelautan yang mungkin kita miliki, tetapi sesungguhnya belum mampu kita pahami nilai kemanfaatan ekonomi dan ekologinya.

POTRET POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan No.41 tahun 2000, yang dimaksud dengan pulau kecil adalah pulau yang mempunyai luas area kurang dari atau sama dengan 10.000 km2, dengan jumlah penduduk kurang dari atau sama dengan 200.000 orang. Data dari Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau kecil DKP menunjukkan bahwa sampai tahun 2002 jumlah pulau kecil di Indonesia sebanyak 17.499. Sebanyak 5.474 pulau sudah mempunyai nama, dan12.025 pulau yang belum mempunyai nama (Majalah Samudera, 2006). Penelitian terakhir melalui citra Lansat diduga lebih dari 18.000 pulau di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun baru 6000 pulau yang dimanfaatkan. Pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis komunitas dan pengetahuan teknologi ini bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia. Sejak dahulu, komunitas lokal di Indonesia memiliki suatu mekanisme dan aturan yang melembaga sebagai aturan yang hidup di masyarakat dalam mengelola sumber daya alam termasuk di dalamnya sumber daya kelautan. Hukum tidak tertulis ini tidak saja mengatur mengenai aspek ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya kelautan, namun juga mencakup aspek pelestarian lingkungan dan penyelesaian sengketa (Weinstock 1983; Dove 1986, 1990, 1993; Ellen 1985; Thorburn 2000). Salah satu faktor pendorong Rudy melontarkan konsep dan mengamini pendapat Weinstock (1983) adalah menghindari gesekan up-bottom (Pemerintah-Masyarakat) yang notabene masih memegang adat atau Hukum tak tertulis yang kadang berbenturan dengan perturan atau kebijakan Pemerintah. Namun, itu bukan berarti Pemerintah lepas tangan begitu saja. Dalam konsep ini Pemerintah diharapkan menjadi fasilitator, dan pihak yang berwenang yang dituntut untuk lebih memahami keadaan dan memimpin masyarakat lokal untuk turut serta sama-sama berperan aktif dalam upaya mengelola sumberdaya kelautan, sehingga tidak terjadi dampak negatif bagi semuanya semisal eksploitasi besar-besaran tanpa kontrol yang akan menjadi kerugian bagi masyarakat itu sendiri.Gagasan ini dimulai dengan memaparkan potensi dan peranan sumberdaya kelautan di Indonesia. Peranan sumberdaya kelautan dapat dlihat dari beberapa aspek, yaitu:1. Aspek ekonomi sumberdaya kelautan,2. Aspek ekologis sumberdaya kelautan.3. Aspek pertahanan dan keamanan, dan4. Aspek pendidikan . Ekonomi sumberdaya kelautan yang dimaksud adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan atau kegiatan ekonomi yang menggunakan sumberdaya pesisir dan lautan atau kegiatan ekonomi yang menunjang pelaksanaan kegiatan ekonomi di wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian ruang lingkup kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya kelautan sangat luas dan beragam, termasuk diantaranya adalah sektor perikanan tangkap dan budidaya. industri pengolahan produk perikanan dan bioteknologi, pariwisata bahari dan pantai, pertambangan dan energi, perhubungan laut, industri kapal, bangunan laut dan pantai, pulau-pulau kecil, dan kegiatan pendayagunaan benda-benda berharga. Dari berbagai kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya kelautan yang sangat luas dan beragam tersebut, sebenarnya potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dan disumbangkan bagi.Pemerintah telah menyiapkan alat untuk mengelola sumberdaya kelautan, tetapi masyarakat belum mampu memanfaatkannya secara optimal dan belum tergali secara optimal dalam mendukung pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Di Indonesia tercatat keragaman hayati laut yang tinggi. Ditemukan sekitar 2500 species ikan, 253 jenis dari jumlah tersebut termasuk jenis ikan hias, dan 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi.Peran Masyarakat Terdidik dalam Pengelolaan Sumberdaya kelautan.Sepanjang perjalanan sejarah peradaban manusia, kaum terdidik-lah yang menjadi masinis dan membuat beberapa lokomotif sehingga bisa menjadi sekarang. Di berbagai bidang, orang terdidik selalu diharapkan dan dituntut untuk mampu memimpin masyarakatnya menuju perdaban baru, hingga tahap paling ideal bagi masyarakatnya yaitu kesejahteraan dan kemakmuran yang terbungkus dengan keadilan. Sama halnya peradaban, dalam menangani kebocoran-kebocoran dalam mengelola sumberdaya kelautan, sangatlah memerlukan peran aktif para masyarakat terdidik. Bagaimana tidak, dengan ilmu yang lebih, sesuai dengan basis ilmunya maka akan sangat mungkin bagi masyarakat terdidik untuk membawa dan memimpin masyarakatnya menuju kondisi ideal bagi masyarakatnya. Dengan potensi-potensi yang belum ter-eksplor, maka peran masyarakat terdidik akan sangat diperlukan guna mencari dan memanfaatkan potensi-potensi yang belum dikelola dengan baik.Dewan Maritim Indonesia tahun 2006 telah memprediksi potensi ekonomi sumberdaya alam kelautan mencapai U$ 173,18 milyar /tahun (Demersal, 2006), yang meliputi potensi perikanan sebesar U$ 31,93 milyar/tahun, wilayah pesisir sebesar U$ 50 milyar/tahun, bioteknologi sebesar U$ 40 milyar/tahun, wisata bahari sebesar U$ 2 milyar/tahun, minyak bumi sebesar U$ 23,25 milyar dan transportasi laut sebesar U$ 20 milyar/tahun.

POTENSI PERIKANAN LAUT DI INDONESIAPotensi perikanan laut sesungguhnya merupakan asset yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun asset ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut, dan industri bioteknologi kelautan. Potensi perikanan laut menurut Rokhmin, D (2001) sebagai berikut : Potensi Perikanan TangkapPotensi perikanan tangkap diperkirakan mencapai 6,26 juta ton per tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5.007 juta ton atau 80% dari MSY (Maximum Sustainable Yield). Hingga saat ini jumlah tangkapan mencapai 3,5 juta ton sehingga tersisa peluang sebesar 1,5 ton/tahun. Seluruh potensi perikanan tangkap tersebut diperkirakan memiliki nilai ekonomi sebesar US$15.1 milyar. Potensi Budidaya LautPotensi budidaya laut terdiri dari total potensi budidaya ikan, udang, moluska dan budidaya rumput laut. Potensi budidaya laut diperkirakan sebesar 46,73 juta ton per tahun. Potensi bioteknologi KelautanPotensi bioteknologi kelautan juga masih besar untuk mengembangkan industri bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan dan udang, industri bahan pangan. Nilai ekonomi dari potensi bioteknologi kelautan tersebutdiperkirakan mencapai US$ 40 milyar.

MASALAH DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN LAUTLambatnya pembangunan di bidang perikanan laut ini disebabkan banyaknya kendala, dimana Menurut A. Nontji (1997), dalam upaya pengembangan perikanan laut ditemui berbagai kendala antara lain :

a. Kondisi geografisPerairan Indonesia yang luas dan terletak pada posisi silang antara dua samudera, yaitu samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dan antara dua benua yaitu Benua Australia dan Asia merupakan wilayah yang rawan dalam segi HANKAMNAS dan berpotensi menimbulkan benturan kepentingan.Kondisi geografi dengan banyak pulau bertebaran diseluruh perairan Indonesia membutuhkan sarana perhubungan laut. Perhubungan laut ini diperlukan untuk mendukung perkembangan ekonomi, sehingga memegang peranan yang sangat penting yang hingga kini dirasakan masih merupakan kendala tersendiri.

b. Sarana dan PrasaranaKeterbatasan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pembangunan merupakan salah satu faktor rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi (khususnya untuk daerah Indonesia bagian Timur). Pengembangan infrastruktur secara lengkap akan memacu perkembangan pembangunan kelautan yang merupakan salah satu pintu keberhasilanan pembangunan. Keterbatasan peralatan dan sarana fisik kelautan mengurangi keefektifan kegiatan eksplorasi dan penelitian kelautan.c. Aktualisasi pemanfaatan tidak merata dan tidak seimbangKegiatan penangkapan ikan di laut sebagian besar masih berkisar di perairan pantai yang padat penduduknya. Dengan demikian pemanfaatan sumberdaya perikanan laut belum merata untuk wilayah Indonesia. Khusus untuik perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) masih sangat sedikit diusahakan, sehingga memancing timbulnya pencurian ikan oleh kapal-kapal asing di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

d. Komitmen PemerintahKomitmen dan kelancaran dukungan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, terhadap suatu pembangunan merupakan faktor kunci keberhasilan pembangunan.

e. Kualitas Sumberdaya ManusiaRendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat laut diakibatkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM). Dampak yang ditimbulkan terungkap pada akses masyarakat terhadap sumberdaya laut dan penguasaan teknologi kelautan yang masih rendah.

f. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)Peran IPTEK dalam usaha memanfaatkan potensi sumberdaya kelautan secara efisien dan berkelanjutan sangat jauh tertinggal. Dengan luasnya wilayah laut Indonesia serta keberadaan sumberdaya alam, baik di laut, di dasar laut mengharuskan kita memanfaatkan keunggulan IPTEK. Sistem pemantau maupun pemetaan sumberdaya alam di laut tidak dapat lagi menggunakan teknologi konvensional.Pembangunan Perikanan Laut Di IndonesiaDalam pembangunan Perikanan laut, penguasaan teknologi perlu ditingkatkan. Teknologi yang perlu ditingkatkan dalam pembangunan perikanan laut (Rohmin D, 1997) antara lain: Pengembangan kemampuan armada penangkapan ikan nasional, dari yang bersifat hunting menjadi lebih bersifat harvesting. Ini memerlukan penguasaan dan penerapan IPTEK baru, antara lain sensor system, remote sensing dan GIS, permodelan dan simulasi komputer, artificial inteligence dan decision support system, teknologi penangkapan dan kapal penangkapan ikan yang modern dan effisien untuk eksploitasi Sumberdaya ikan di ZEE. Pengembangan teknologi budidaya laut (mariculture), termasuk sea ranching, untuk sumberdaya ikan yang sudah dibudidayakan maupun yang belum (baru). Penerapan bioteknologi untuk budidaya laut, termasuk teknik ekstrasi bioactive subtances atau marine natural products untuk industri pangan, obat-obatan dan kosmetika. Pengembangan ilmu dan teknologi kelautan, khususnya dalam bidang fisika oseanografi. Pengembangan teknologi pengelolaan (konservasi) sumberdaya perikanan dan lingkungan laut serta rehabilitasi habitat ikan yang telah rusak, sehingga kelestarian produksi sumberdaya ikan dapat dipelihara.

KEBUTUHAN RISET, DAN IPTEK UNTUK MENDUKUNG DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN KELAUTAN Untuk mendukung pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan maka mutlak diperlukan IPTEK, yang harus pula didukung oleh riset yang sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan kelautan sekarang ini antara lain mencakup:1. Capture Fisheries and Aquaculture2. Marine Biotechnology3. Non-Living Resources 74. Marine Transportation 5. Sea Territory6. Small Island Development Pengembangan riset dan pengembangan Iptek tersebut diharapkan menjawab dan mengatasi masalah nasional dalam bidang:1. Kecukupan Pangan 2. Kecukupan Obat dan Teknologi Kesehatan 3. Sumber Energi Alternatif 4. Transportasi 5. Teknologi Informasi dan Komunikasi6. Teknologi Keamanan dan Pertahanan Riset dibidang industri bioteknologi kelautan telah ditemukan beberapa hal antara lain :1. Pembuatan obat tidur dan obat penenang dari kuda laut. 2. Pembuatan garam yang 99% murni untuk cairan infus. 3. Tempurung kura-kura untuk obat luka dan tetanus.4. Hati ikan buntal untuk obat tetrodotoxin, guna memperbaiki saraf otak yang rusak.5. Chitosan dari kulit kepiting dan udang untuk obat anti kolesterol. Disadari bahwa pemanfaatan sumberdaya kelautan sekarang ini lebih banyak terkonsentrasi di wilayah pesisir dan perairan laut dangkal, maka pengembangan Iptek dalam rangka pengembangan laut dalam sangat dibutuhkan dalam rangka pemanfaatan berbagai sumberdaya kelautan di perairan laut dalam.Departemen kelautan dan perikanan Republik Indonesia (DKP) juga aktif melakukan kegiatan riset dalam mendukung pemanfaatan sumberdaya kelautan secara berkelanjutan. Perairan laut dalam adalah perairan laut yang kedalamannya lebih dari 200 m. Di Indonesia perairan laut dalam umumnya berada di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), perairan Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan wilayah laut perbatasan.Pemanfaatan sumberdaya perikanan laut dalam membutuhkan investasi yang tinggi sehingga kita harus berhitung secara ekonomi, profit yang akan dihasilkan. Teknologi MCS, teknologi industri rumput laut, teknologi budidaya perikanan, radio satelit, wartel satelit, kios iptek, teknologi garam rakyat, teknologi tambak ramah lingkungan. Dibidang perikanan tangkap iptek sangat penting dalam menjaga keberlanjutan sumberdaya perikanan. Pemanfaatan teknologi light fishning yang banyak beroperasi di wilayah laut Indonesia mendorong diperlukannya riset yang menyangkut masalah intensitas cahaya yang digunakan untuk menarik perhatian ikan-ikan yang layak tangkap, dan intensitas optimum yang digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan tertentu.Tingkat respon ikan terhadap stimulus cahaya yang diberikan dalam proses penangkapan ikan di laut dengan light fishing(Arimoto.2002). Kondisi dan isu perikanan tangkap saat ini antara lain; Pemanfaatan IPTEK yang masih rendah Taraf hidup rata-rata nelayan yang masih rendah Kualitas dan kuantitas data serta informasi yang belum memadai Kurangnya informasi dan data mengenai Daerah Penangkapan Ikan (DPI) yang didasarkan pada studi dan kajian mendalam mengenai karakteristik dan sifat fisik serta fenomena perairan lainnya Operasi Penangkapan Ikan (OPI) yang tidak efektif, efisien dan selektif yang dapat menyebabkan biaya tinggi dan masalah kelestarian ikan Overfishing DPI tertentu dan masih ada DPI yang belum optimal pemanfaatannya Sumberdaya manusia/nelayan masih sedikit untuk memanfaatkan peran IPTEK dalam OPI, pengelolaan dan pemantauan perikanan nusantara Degradasi lingkungan:potasium,sianida dan pencemaran Teknologi pengolahan yang masih rendah Penghargaan dan penegakan hukum yang masih rendah dan kurang memadai, pencurian ikan, dll. Oleh sebab itu diperlukan suatu aksi tanggap melalui suatu trasformasi dari perikanan tangkap tradisional menuju perikanan tangkap yang modern berlandaskan IPTEK melalui (Wahyudi,2006) : Peningkatan sistem pengelolaan (management), kebijakan, pemantauan (monitoring), pengawasan (surveillance), pengendalian (controlling) secara terpadu dan menyeluruh terhadap seluruh kegiatan perikanan tangkap Operasi penangkapan yang efektif, efisien dan selektif Perikanan tangkap yang lestari Taraf hidup nelayan yang meningkat Sektor perikanan dapat menjadi sumber devisa pembangunan yang bisa diandalkan PENGEMBANGAN KELAUTAN DI MASA DEPAN Dalam rangka pengembangan sumberdaya kelautan dimasa depan, maka titik optimum pemanfaatan akan dicapai jika pengembangan dan pemanfaatannya meperhatikan 3 hal yaitu,

Pengembangan IPTEK Kelautan dan perikanan,1. Industri perikanan dan kelautan serta 2. Admistrasi dan managemennya. Pembangunan kelautan ke depan diharapkan dapat berlangsung secara efisien dan berdaya saing tinggi, sehingga mampu menguntungkan seluruh pelaku usaha dan menyumbangkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (lebih dari 7% per tahun) secara berkesinambungan. Disamping itu pembangunan kelautan harus berkeadilan, sehingga seluruh pelaku usaha dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan) serta hidup sejahtera. Pengembangan kelautan harus ramah lingkungan, yang menjamin kelestarian (sustainability) sumberdaya kelautan dan ekosistemnya.Oleh sebab itu Blue Print pembangunan kelautan secara optimal dan berkelanjutan harus berbasis IPTEK, manajemen profesional, dan etos kerja Unggul. Dari tahap perencanaan, implementasi, sampai pengendalian program pembangunan harus dilaksanakan secara terpadu (sektor, level emerintahan, pemerintah-swasta-masyarakat, spasial, dan antar negara). Disamping itu pembangunan kelautan harus berbasis masyarakat. Berbasis daya dukung lingkungan wilayah (konservasi).Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah laut seluas 2/3 dari total luas teritorialnya. Sampai saat ini, perhatian ke wilayah laut dirasakan masih kurang jauh intensif dibandingkan dengan wilayah daratan. Penetapan wilayah laut pedalaman ini membatasi ruang penetrasi kapal asing ke wilayah laut Indonesia, karena semua pihak asing tidak boleh memasuki wilayah perairan pedalaman tersebut tanpa izin Indonesia, termasuk untuk innocent passage atau lewat secara damai. Banyak potensi sumberdaya kelautan yang mungkin kita miliki, tetapi sesungguhnya belum mampu kita pahami nilai kemanfaatan ekonomi dan ekologinya.Sebenarnya potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dan disumbangkan bagi pembangunan bangsa sangat luar biasa besarnya. Namun, ketidakmampuan Indonesia memahami potensi apalagi untuk mengelola sumberdaya kelautan terkait langsung dengan tingkat penguasaan teknologi kelautan yang belum berkembang di Indonesia. Dengan potensi-potensi yang belum ter-eksplor, maka peran masyarakat terdidik akan sangat diperlukan guna mencari dan memanfaatkan potensi-potensi yang belum dikelola dengan baik. Pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis komunitas dan pengetahuan teknologi ini bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia. Sejak dahulu, komunitas lokal di Indonesia memiliki suatu mekanisme dan aturan yang melembaga sebagai aturan yang hidup di masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam termasuk di dalamnya sumberdaya kelautan.Secara legal, Indonesia mempunyai wilayah laut yang sangat luas dan mempunyai hak eksklusif untuk mengelola sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya. Akan tetapi, agar kekayaan laut ini bermanfaat bagi upaya mensejahterakan masyarakat sebagai mana yang di amanahkan kostitusi untuk dapat mewujudkan impian menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang makmur.Artikel Mengenai Perilaku Hewan Bentuk Adaptasi Tingkah Laku (Behavioral) Pada Makhluk Hidup Makhluk hidup melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitar habitat tempat hidupnya tidak terkecuali manusia. Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup bertujuan untuk dapat bertahan hidup dari kondisi lingkungan yang mungkin kurang menguntungkan. Di bawah ini adalah merupakan beberapa bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang / hewan di sekitar kita disertai pengertian dan arti definisi :1. MimikriMimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator / pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain sebagainya.2. HibernasiHibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musim dingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.3. AutotomiAutotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecak yang biasa hidup di dinding rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.4. EstivasiEstivasi adalah menonaktivkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak bersahabat. Bedanya dengan hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada musim panas dengan suhu udara yang panas dan kering. Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai, lemur kerdil, dll akan mengestivasi diri di tempat yang aman dan terlindung. Pada tumbuhan estivasi juga dilakukan oleh oleh pohon jati dengna meranggas atau menggugurkan daun.5. Simbiosis Rayap dan FlagellataRayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam usus rayap. Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang masuk ke dalam tubuhnya. Rayap-rayap kecil yang baru menetas mendapatkan flagellata dengan jalan menjilat dubur rayap dewasa. Rayap secara periodik melakukan aktivitas ganti kulit dan meninggalkan bagian usus lama, sehingga rayap akan memakan kulit yang mengelupas untuk memasukkan kembali flagellata ke dalam usus pencernaannya.6. Pernapasan Ikan PausIkan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut minimal setiap setangah jam sekali. Ikan paus ketika muncuk ke permukaan akan membuang udara kotor lewat hidung mirip seperti air mancur yang berisi karbon dioksida bercampur uap air jenuh yang terkondensasi.Psikologi PerilakuHewan Psikologi hewan adalah suatu bidang studi yang mempelajari tentang pola kejiwaan dari perilaku dan cara adaptasi suatu hewan terhadap lingkungannya, baik yang alamiah maupun yang telah diciptakan. Untuk dasar ilmu dari psikologi hewan khususnya di Indonesia cukup sulit ditemukan literatur yang benar-benar mengulas tentang psikologi hewan itu sendiri. Darwin, dengan bukunya; Origin of Species (1859) dan Descent of Man (1871), bersatu dengan manusia dan dunia hewan menjadi sistem tunggal dengan mengusulkan penjelasan untuk karakteristik spesies, termasuk persamaan dan perbedaan satu sama lain, dalam hal sebuah proses kejadian dalam suatu lingkungan dikenal adanya hubungan sebab akibat. Dengan mengikat semua binatang bersama dalam satu pohon keturunan, Darwin membuat studi dari setiap species untuk mempelajari setiap spesies lain spesies. Hewan yang diambil dari sebuah spesies yang berbeda dipisahkan hanya oleh jarak filogenetik; karakter perbedaan memisahkan kelompok filogenetik yang berbeda diproduksi baik secara kebetulan, atau mereka didorong oleh suatu kondisi tekanan adaptif terhadap suatu lingkungan. Suatu kondisi lingkungan akan merubah pola system berpikir dan tingkah laku suatu makhluk hidup. Perubahan perilaku tersebut dikarenakan adanya hubungan interaksi antara species. Pada hakekatnya makhluk hidup di bumi ini hidup tidak sendirian melainkan selalu terikat dengan status sosial, tidak hanya manusia saja melainkan juga hewan. Suatu individu akan selalu terikat dengan keadaan lingkungan mulai dari cara beradaptasi, lingkungan sosial hingga pada tingkatan kelompok (populasi) serta komunitas disuatu kawasan (Rudy C. Tarumingkeng,1994). Pengertian Psikologi Psikologi adalah Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan hewan berdasarkan aspek-aspek perkembangan kelakuan, sensasi, persepsi, motivasi, proses belajar, emosi, kepribadian, basis biologis dari perilaku, intelejensi serta penyimpngan perilaku. Ilmu ini dapat di-implementasikan ke berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, politik, agama, industri, periklanan, bimbingan, psikonetri, musik dsb. Psikologi menurut kamus ilmiah populer adalah ilmu kejiwaan dan gejala kejiwaan (M. Dahlan Al Barry 1994). Dalam makalah ini kami mencoba menghadirkan suatu kondisi psikologi sosial dari suatu hewan. Perilaku Hewan Pola perilaku manusia dan hewan dalam suatu kondisi tertentu memiliki alur dan pola yang sama, hanya saja cara meresponnya yang berbeda. Perbedaan adaptif antara manusia dan hewan terletak pada kecerdasan akal. Hewan tidak memiliki akal sebagai penyeimbang insting atau pola pikirnya, berbeda dengan manusia yang mampu menggunakan akalnya sebagai aplikasi pola pikir dan kecerdasan dari manusia tersebut. Usaha dan tingkah laku manusia serta hewan itu dimunculkan oleh dua aspek pokok yaitu:1) Dorongan dari dalam.Dorongan dari dalam yang dimaksud adalah ketika dalam satu kelompok orang utan, ada seekor betina dewasa yang selalu melakukan pencucian umbi di air laut sebelum dimakan. Berselang lima tahun kemudian, perilaku mencuci umbi sebelum di makan dilakukan oleh semua anggota kelompok tersebut. Artinya dorongan untuk melakukan suatu tindakan oleh suatu individu tidak berdasarkan perintah atau paksaan dari luar. Mereka cukup melihat dan adanya rasa untuk menirukan tindakan tersebut.2)Dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup.Dalam hal ini adanya unsur paksaan atau karena adanya perintah sebahgai contoh: Ketika hewan mencari makanan, mereka mengambil risiko, kata Kim, seorang profesor psikologi UW. Mereka meninggalkan sarang mereka yang aman, bertualang ke tempat yang mungkin terdapat predator yang bisa memangsa mereka. Tapi untuk tetap tinggal di sarang juga bukanlah pilihan aman yang baik, tikus harus keluar dan mencari makanan. Bagaimana mereka memutuskan apakah aman untuk meninggalkan sarang? Kim beserta rekan penulis, Juni-Seek Choi, seorang profesor tamu di jurusan psikologi UW dari Universitas Korea, mempelajari bagaimana amigdala yaitu, wilayah otak yang dikenal penting untuk mengamati dan bereaksi terhadap rasa takut terlibat dalam keputusan tikus untuk mengambil risiko demi makanan. Kim dan Choi melatih tikus-tikus jantan untuk mengambil makanan pelet yang ditempatkan di berbagai jarak dari zona aman, atau sarang. Tikus-tikus ini dibiarkan kelaparan dengan membatasi suplai makanan selama beberapa hari, dan kondisi ini membuat mereka cepat belajar untuk mengambil makanan pelet.Dilihat dari contoh diatas dapat ditarik garis merahnya bahwa baik hewan maupun manusia adanya pola perilaku yang berkembang atas dasar aspek proses belajar. Belajar berlangsung dalam situasi yang alami akan tetapi juga dapat berlangsung dalam suatu kondisi yang diciptakan Fisiologi Perilaku Hewan Perilaku hewan dapat dikaji melalui beberapa cara salah satunya bisa dapat dilihat dari fisiologi yang melatar belakangi perilaku suatu individu atau hewan tersebut. Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus itu, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respons, efektor itulah yang sebenarnya melaksanakan aksi. Perilaku dapat juga disebabkan stimulus daridalam. Hewan yang merasa lapar akan mencari makanan sehingga hilanglah laparnya setelah memperoleh makanan. Lebih sering terjadi, perilaku suatu organisme merupakan akibat gabungan stimulus dari luar dan dari dalam. Jadi, berdasarkan pernyataan di atas hubungan timbal balik antara stimulus dan respons yang terjadi pada organisme merupakan sebagian studi mengenai perilaku. Study lainnya menyangkut masalah pertumbuhan dan mekanisme evolusioner dari organisme dan sekaligus evolusi perilakunya. Dalam satu makalah penting, Niko Tinbergen (pemenang hadiah nobel bidang perilaku hewan). Pokok pembahasannya pembagian perilaku hewan pengenbangannya berdasarkan prinsip-prinsip fisiologis dan fungsinya (pendekatan evolusioner). Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Tingbergen yaitu menempatkan kulit telur burung camar yang pecah dekat dengan telur-telur kamouflase tersebat tanpa pecahan kulit telur burung camar. Ia kemudian mengamati, telur-telur mana yang mudah ditemukan oleh camar. Karena camar-camar tersebut dapat mengidentifikasi atau mengenali warna putih pecahan telurnya sebagai petunjuk atau penanda, ternyata burung-burung camar tersebut lebih banyak memakan telur-telur ayam kamouplase yang dekat dengan pecahan kulit telur-telurnya yang asli. Dari peristiwa ini, Timbergen menarik kesimpulan bahwa pembuangan cangkang-cangkang telur oleh camar setelah menetas adalah perilaku adaptif. Hal ini dilakukan oleh camar untuk mengurangi usaha pemangsaan (predator) sehingga meningkatkan untuk tetap bertahan hidup . Psikologi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan serta gangguan kejiwaan yang muncul dari suatu individu baik dalam status sosial antar species maupun antar populasi individu. Dalam hal ini perubahan pola sikap, perilaku dapat terbentuk karena adanya dua faktor yaitu faktor luar, yaitu faktor karena adanya proses interaksi antara individu baik langsung maupun tidak. Faktor dalam adalah ketika suatu individu melakukan suatu pola perubahan sikap dan perilaku karena dorongan dari diri sendiri serta karena adanya gangguan faal atau penyimpangan fisiologis suatu makhluk hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Makalah kunci pada Seminar Nasional Kelautan VIII. Surabaya: Universitas Hang TuahArimoto, T. 2002. Arimoto, T. 2001. Technical Approach to MinimizeFishing Impacts Toward Sustainable Fisheries. in Solving By-catch:Considerations for Today and Tomorrow. Published by University ofAlaska. P 13-28. Artikel di Majalah Inovasi (XVIII/2006)BRKP, 2004. Dukungan riset dan iptek kelautan dan perikanan dalam pelaksanaan Jakarta: Gerbang Mina BahariAziz, K.A., M. Boer, J. Widodo, N. Naamin, M. H. Amarullah, B. Hasyim, A. Djamali dan B. E. Priyono, 1998. Potensi, Pemanfaatan dan Peluang Pengembangan Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia. KOMNAS KAJISKANLUT, Jakarta.Dirjen Perikanan, 1998. Statistik Perikanan 1998. Ditjen perikanan. Jakarta.FAO, 1995. Cood of Conduct for Responsible Fisheries. FAO, Rome. Kamaluddin, L. M. 1999. Potensi Kelautan dan Ekonomi Rakyat. Harian Umum Republika, 17 Juli 1999Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-IPB, 1998. Strategi Dasar Pembangunan Kelautan di Indonesia. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-dan P3O-LIPI. Bogor.Rafiuddin, M. 1999. Otonomi Daerah Dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan di Wilayah Pesisir. Makalah Rapat Koordinasi Proyek dan Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya PesisirUndang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Undang-Undang Pemerintahan Daerah.WCED, 1987. Our Common Future. Oxford University Press, New York.

TUGAS BIOLOGIKumpulan Artikel Mengenai:Penyakit Genetis,Pencemaran Laut,Eksploitasi Sumber Daya Laut dan Perilaku Hewan

Oleh:Elita Dwi Sanyoto (123184210)Pendidikan Fisika B

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA2012