Artikel

18
SKRIPSI FAKTOR SOSIODEMOGRAFI YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP DI PURWOKERTO Oleh : Astrid Indriati dr. Aditiyono, Sp.OG dr. Agung S. D. L., MSc. PH.

Transcript of Artikel

Page 1: Artikel

SKRIPSI

FAKTOR SOSIODEMOGRAFI YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP DI PURWOKERTO

Oleh :

Astrid Indriatidr. Aditiyono, Sp.OG

dr. Agung S. D. L., MSc. PH.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2012

Page 2: Artikel

FAKTOR SOSIODEMOGRAFI YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP DI PURWOKERTO

Astrid Indriati1, dr.Aditiyono, Sp.OG2, dr. Agung Saprasetya D. L., MSc. PH.3

1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman2Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman3Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRAK

Menarche merupakan saat pertama kali seorang wanita mengalami haid (menstruasi). Usia menarche yang terjadi lebih awal dapat menimbulkan beberapa dampak negatif terhadap kesehatan remaja di masa yang akan datang. Faktor penting yang berhubungan dengan usia menarche pada remaja putri adalah faktor sosiodemografi, seperti faktor genetik (keturunan), ras/etnis, status gizi, aktivitas fisik, status sosial ekonomi keluarga, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan usia menarche pada siswi SMP di Purwokerto. Desain penelitian ini adalah cross-sectional, dengan jumlah responden 175 siswi kelas VII dan VIII yang berasal dari SMPN 8 dan SMP Susteran Purwokerto tahun ajaran 2011-2012. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah usia menarche dan variabel bebasnya adalah etnis, indeks massa tubuh (IMT), rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP), aktivitas fisik, status sosial ekonomi, serta paparan audiovisual seksual. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia menarche pada penelitian ini adalah 150,42 bulan (12,54 tahun). Rata-rata usia menarche remaja putri beretnis non-Jawa lebih cepat dibandingkan dengan remaja putri beretnis Jawa, yaitu 146,84 bulan (12,2 tahun) dan 153,67 bulan (12,8 tahun). Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara etnis (X2=19,096, p=0,000), IMT (X2=5,508, p=0,019), dan status sosial ekonomi (X2=4,435, p=0,035) dengan usia menarche. Pada analisis multivariat didapatkan bahwa IMT (p=0,037, RP=2,898), RLPP (p=0,029, RP=2,397), dan etnis (p=0,000, RP=0,170) merupakan faktor yang mempengaruhi usia menarche dan faktor yang paling dominan adalah IMT. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa remaja putri dengan IMT ≥ 23,5 kg/m2 dan RLPP ≥ 0,8 merupakan faktor risiko terjadinya menarche lebih cepat. Etnis Jawa dapat menjadi faktor protektif terjadinya menarche lebih cepat.

__________________________________________________________________

Kata Kunci: Usia menarche, faktor sosiodemografi, etnis.

Page 3: Artikel

ASSOCIATION BETWEEN SOCIODEMOGRAPHIC FACTORS AND MENARCHE AGE IN JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT

IN PURWOKERTO

Astrid Indriati1, dr.Aditiyono, Sp.OG2, dr. Agung Saprasetya D. L., MSc. PH.3

1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman2Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman3Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT

Menarche is the first time woman is having periods (menstruation). Menarche age may vary between individuals. Early menarche age may cause some negative impact on adolescent health in the future. Important factors related to menarche age in girls are the sociodemographic factors, such as genetic factors (heredity), ethnicity, nutritional status, physical activity, family socioeconomic’s status, and environment. This study aims to determine the sociodemographic factors associated with menarche age in junior high school students in Purwokerto. The study design was cross-sectional, with the number of respondents 175 level VII and VIII students at SMP N 8 and SMP Susteran Purwokerto in academic year 2011-2012. The sampling technique was simple random sampling. Dependent variable in this study was the menarche age and the independent variables were ethnicity, body mass index (BMI), waist-hip ratio (WHR), physical activity, socioeconomic status, and exposure to sexual audivisual. Data analyses used in this research were univariate, bivariate with chi-square test, and multivariate with logistic regression test. The results showed that the average menarche age in this study was 150,42 months (12,54 years). The average menarche age in non-Javanese ethnic girls was lower than that of the Javanese ethnic girls, 146,84 months (12,2 years) and 153,67 months (12,8 years) respectively. Chi-square test results showed that there were significant associations between ethnicity (X2=19,096, p=0,000), BMI (X2=5,508, p=0,019), and socioeconomic’s status (X2=4,435, p=0,035) and the menarche age. The multivariate analyses found that BMI (p=0,037, RP=2,898), WHR (p=0,029, RP=2,397), and ethnicity (p=0,000, RP=0,170) were factors that influenced the menarche age, whereas the most dominant factor was the IMT. According to the result can be concluded that young women with BMI ≥ 23.5 kg/m2 and WHR ≥ 0.8 are risk factors for the lower menarche age. Javanese ethnic was a protective factor of lower menarche age.

__________________________________________________________________

Key words: Menarche age, sociodemographic factors, ethnicity.

Page 4: Artikel

PendahuluanMasa remaja merupakan periode transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa

yang ditandai dengan adanya percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

Menurut World Health Organization (WHO) (2011), remaja adalah anak yang usianya

mencapai 10-19 tahun. Pada masa ini, para remaja akan mengalami pubertas yang ditandai

dengan adanya tanda-tanda fisiologis pematangan remaja. Salah satu tanda-tanda tersebut

adalah menarche (Dhamayanti, 2009).

Menarche merupakan saat pertama kali seorang wanita mengalami haid (menstruasi).

Usia menarche dapat bervariasi pada setiap individu. Semakin lama usia menarche semakin

menurun, hal ini berlaku untuk semua kaum. Pada penelitian di Amerika Serikat

menunjukkan bahwa rata-rata usia menarche telah berkurang dari 12.75 tahun menjadi 12.54

tahun dalam kurun waktu 25 tahun. Selain itu, dilaporkan juga rata-rata usia menarche pada

remaja kulit hitam lebih rendah dibanding remaja kulit putih. Pada penelitian lain di Inggris

menunjukkan hasil rata-rata usia menarche adalah 12 tahun 11 bulan, sedangkan penelitian di

Belanda menunjukkan pada tahun 1985 sampai 1997 usia menarche berkurang dari 11 tahun

menjadi 10.7 tahun (Edward, 2007). Begitu pula di Indonesia, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia melaporkan bahwa usia menarche di Indonesia juga mengalami

penurunan (Prawiroharjo, 2007).

Usia menarche yang terjadi lebih awal dapat menimbulkan beberapa implikasi negatif

terhadap kesehatan remaja. Implikasi-implikasi tersebut antara lain penyakit kardiovaskular,

gangguan metabolik, gangguan psikologis, serta peningkatkan mortalitas akibat terjadinya

kanker payudara (Karapanou dan Papadimitriou, 2010). Pada penelitian Koprowski (1999)

dalam Ginarhayu (2002) menunjukkan bahwa risiko terjadinya kanker payudara lebih tinggi

pada wanita yang mengalami menarche kurang dari 12 tahun.

Faktor penting yang berhubungan dengan usia menarche pada remaja putri adalah

faktor sosiodemografi. Dalam hal ini faktor sosiodemografi yang dapat mempengaruhi usia

menarche antara lain faktor genetik (keturunan), ras/ etnis, status gizi, aktivitas fisik, status

sosial ekonomi keluarga, dan lingkungan (Karapanou dan Papadimitrio, 2010). Oleh karena

itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

Metode penelitian

Page 5: Artikel

Populasi target penelitian ini adalah siswi SMP. Populasi terjangkau penelitian ini adalah

Siswi SMP di Purwokerto Tahun Ajaran 2011 – 2012. Responden yang diteliti dalam

penelitian ini adalah 93 siswi SMP N 8 dan 82 siswi SMP Susteran Purwokerto kelas VII dan

VIII tahun ajaran 2011-2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random

sampling.

Kriteria Inklusi meliputi Bersedia menjadi responden penelitian yang dinyatakan dengan

menandatangani lebar informed concent dan sudah mengalami menstruasi kurang dari 1

tahun. Kriteria Eksklusi yaitu responden yang mengidap penyakit kronis/ keganasan yang

dapat mempengaruhi berat badan setelah menarche

Responden berjumlah 175 siswi SMP. Cara pengukuran usia menarche, aktivitas fisik,

paparan audiovisual seksual dan status sosial ekonomi melalui wawancara. Alat ukur yang

digunakan adalah kuesioner (khusus untuk aktivitas fisik menggunakan kuesioner Baecke et

al.). Cara pengukuran IMT dan RLPP dengan cara pengukuran tinggi badan, berat badan,

lingkar pinggang, dan lingkar pinggul. Alat ukur yang digunakan timbangan injak digital,

microtoise, body measuring tape.

Hasil Penelitian

A. Analisis Univariat

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Variabel Etnis n % p 95% CIJawa Non-Jawa

Usia menarche < 144 bulan ≥ 144 bulan

1083

3250

42133

2476

0,085 2,406-11,728

IMT (kg/m2) < 23,5 ≥ 23,5

8310

6913

15223

86,913,1

0,319 0,646-3,786

RLPP < 0,8 ≥ 0,8

3459

2755

61114

34,965,1

0,347 0,400-1,381

Aktivitas fisik Tinggi (≥ 8,03) Rendah (< 8,03)

5439

3448

8887

50,349,7

0,072 0,280-0,934

Status sosial ekonomi Pendapatan ≥ Rp750.000 Pendapatan < Rp750.000

8013

820

16213

92,67,4

0,078 0,423-0,577

Paparan visual seksual Ya Tidak

5043

6220

11263

6436

0,057 1,394-5,098

Page 6: Artikel

B. Analisis Bivariat

Tabel 4.2 Hasil uji Chi-square antara variabel etnis dengan usia menarche

Tabel 4.3.1 Hasil uji Chi-square antara variabel IMT dengan usia menarche

Tabel 4.4.1 Hasil uji Chi-square antara variabel RLPP dengan usia menarche

Tabel 4.5.1 Hasil uji Chi-square antara variabel aktivitas fisik dengan usia menarcheAktivitas

fisikUsia menarche N (%) X2 p RP 95% CI

< 144bln ≥ 144blnTinggi≥ 8,03

22(25,3%)

65(74,7%)

87 0,157 0,692 0,869 0,434-1,740

Rendah <8,03

20(22,7%)

68(77,3%)

88

Total 42 133 175

Tabel 4.6.1 Hasil uji Chi-square antara variabel status sosial ekonomi dengan usia menarcheStatus sosial

ekonomiUsia menarche N (%) X2 p RP 95%

CI< 144bln ≥ 144blnPendapatan ≥Rp750.000

42(25,9%)

120(74,1%)

162 4,435 0,035 0,741 0,676-0,811

Pendapatan <Rp750.000

0(0%)

13(100%)

13

Total 42 133 175

Etnis Usia menarche N (%) X2 p RP 95% CI< 144bln ≥ 144bln

Non-Jawa

32(39%)

50(61%)

82

19,096 0,000 5,312 0,085-0,416

Jawa 10(10,8%)

83(89,2%)

93

Total 42 133 175

IMT(kg/m2)

Usia menarche N (%) X2 P RP 95% CI< 144bln ≥ 144bln

≥ 23,5 10(43,5%)

13(56,5%)

23 5,508 0,019 2,885 0,139-0,863

< 23,5 32(21,1%)

120(78,9%)

152

Total 42 133 175

RLPP Usia menarche N (%) X2 p RP 95% CI< 144bln ≥ 144bln

≥ 0,8 22(19,8%)

89(80,2%)

111 2,908 0,088 1,839 0,909-3,722

< 0,8 20(31,3%)

44(68,8%)

64

Total 42 133 175

Page 7: Artikel

Tabel 4.7.1 Hasil uji Chi-square antara variabel paparan audiovisual seksual dengan usia menarche

Paparan visual

seksual

Usia menarche N (%) X2 p RP 95% CI< 144bln ≥ 144bln

Ya 32(28,6%)

80(71,4%)

112 3,564 0,059 2,120 0,962-4,673

Tidak 10(15,9%)

53(84,1%)

63

Total 42 133 175

C. Analisis Multvariat

Tabel 4.8.1 Hasil uji regresi logistik antara variabel etnis, IMT, RLPP, status sosial ekonomi, paparan

visual seksual dengan usia menarche

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan rerata usia menarche pada 175 remaja putri, khususnya

siswi SMP di Purwokerto, adalah 150,42 bulan (12,54 tahun). Hasil penelitian ini memiliki

rerata usia menarche lebih cepat dibanding dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Kristanti, 2011 (12,8 tahun) tetapi lebih lambat dibanding penelitian Viyantimala, 2001

(11,93 tahun) dan Dahliansyah, 2008 (12,3 tahun). Hasil dari ketiga penelitian yang

dilakukan di Indonesia ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian yang dilakukan di

SMPN 8 dan SMP Susteran di Purwokerto dan masih dalam batas normal usia menarche.

Hubungan antara etnis dengan usia menarche pada siswi SMP di Purwokerto

menunjukkan hasil siswi beretnis Jawa memiliki usia menarche lebih lambat dibanding

dengan siswi beretnis non-Jawa, dengan rerata usia menarche 153,67 bulan (12,8 tahun) dan

146,84 bulan (12,2 tahun). Pada dasarnya etnis Jawa dan non-Jawa (Cina) berasal dari satu

ras yang sama, yaitu ras mongoloid yang terdiri dari populasi yang berkulit kuning dan

cokelat. Pada hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan yang bermakna antara remaja putri

beretnis Jawa dan non-Jawa terhadap usia menarche. Hal ini mungkin disebabkan oleh

karena pengaruh status gizi dan status sosial ekonomi responden (Paracada et al., 2007).

Status sosial ekonomi dapat menyebabkan asupan makanan yang berbeda secara kualitas dan

kuantitas.

Hubungan antara IMT dengan usia menarche pada siswi SMP di Purwokerto

menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik. Selain itu, hasil dari penelitian ini

Variabel p RP 95% CIEtnis 0,000 0,170 0,074 0,387IMT 0,037 2,898 1,068 7,869

RLPP 0,029 2,397 1,095 5,248

Page 8: Artikel

menunjukkan bahwa remaja putri dengan IMT ≥23,5 kg/m2 memiliki risiko mengalami

menarche lebih cepat dibandingkan dengan remaja putri dengan IMT < 23,5 kg/m2.

Hubungan antara IMT dan usia menarche berkaitan dengan jaringan adiposa (hormon leptin)

dan sekresi gonadotropin (Karapanou dan Papadimitrio, 2010). Penelitian ini sesuai dengan

pernyataan Rah et al. (2009) yang berpendapat bahwa usia menarche pada remaja yang lebih

berat dan lebih tinggi disertai dengan massa lemak tubuh yang lebih besar cenderung lebih

cepat. Leptin berperan dalam kontrol sekresi gonadotropin oleh hipothalamus dan hipofisis

(Yu dalam Kristanti, 2011). Leptin dapat mempercepat pulsatil GnRH di neuron

hipothalamus (Gosman, 2006; Shalitin dan Phillip, 2003).

Hubungan antara RLPP dengan usia menarche pada siswi SMP di Purwokerto.

Berdasarkan hasil analisis bivariat tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara

RLPP dengan usia menarche. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya bias saat pengukuran

RLPP. Pada pengukuran lingkar pinggul, idealnya seluruh pakaian yang menutupi daerah

tersebut harus ditanggalkan, akan tetapi pada penelitian ini banyak responden yang menolak

untuk menanggalkan pakaiannya. Akan tetapi hasil akhir penelitian ini menunjukkan

hubungan yang bermakna secara statistik pada uji multivariat. Selain itu, hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa remaja putri dengan RLPP ≥0,8 memiliki risiko mengalami

menarche lebih cepat dibandingkan dengan remaja putri dengan RLPP <0,8 kg/m2. Penelitian

ini sesuai dengan penelitian Rahmawati (2010) dan Lassek et al. (2007) yang mengemukakan

bahwa terdapat hubungan antara RLPP dengan usia menarche.

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara aktivitas fisik

dengan usia menarche secara statistik. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Kristanti (2011) pada 81 siswi SMP di Purwokerto dan

Hartini (2009) pada 160 siswi SMP di Yogyakarta. Menurut penelitian sebelumnya,

penundaan menarche yang berhubungan dengan aktivitas fisik ini diakibatkan oleh adanya

penundaan sekresi dari hormon-hormon spesifik yang ada di dalam tubuh yang berkaitan

dengan pematangan seksual remaja putri (Putri dalam Ramadani, 2012).

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik antara status

sosial ekonomi dengan usia menarche, akan tetapi rasio prevalensi dari variabel status sosial

ekonomi rendah. Hal ini menunjukkan data yang diperoleh kurang reliabel mengingat data

mengenai penghasilan orang tua hanya ditanyakan kepada responden dan tidak ditanyakan

kepada orang tua. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Paracada et al. (2008) yang

juga menunjukkan hubungan yang bermakna antara status sosial ekonomi dengan usia

Page 9: Artikel

menarche. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rokade dan Mane (2009) pada 742 remaja

putri juga menunjukkan hasil yg sama..

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik antara

paparan visual seksual dengan usia menarche. Hasil penelitian ini sama seperti penelitian

yang dilakukan oleh Ginarhayu (2002) yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara paparan media informasi seksual dengan usia menarche. Terdapat

perbedaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian di Amerika oleh Brown et al. (2005)

yang membuktikan bahwa keterpaparan media informasi seksual dapat mempercepat

pubertas yang berkaitan pula dengan usia menarche remaja putri. Perbedaan hasil pada

penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Brown et al. mungkin disebabkan karena

perbedaan karakteristik responden yang memiliki kebudayaan yang berbeda, yaitu budaya

timur dan barat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian

ini adalah : faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan usia menarche pada siswi

SMP di Purwokerto adalah faktor etnis, status gizi (IMT dan RLPP), dan status sosial

ekonomi keluarga. Rata-rata usia menarche seluruh responden adalah 12,54 tahun. Rata-

rata usia menarche pada siswi beretnis non-Jawa lebih cepat dibandingkan dengan siswi

beretnis Jawa, yaitu 12,2 tahun dan 12,8 tahun. Terdapat hubungan yang bermakna

antara etnis dengan usia menarche. Etnis non-Jawa memiliki risiko mengalami menarche

lebih cepat dibandingkan dengan etnis Jawa. Terdapat hubungan yang bermakna antara

IMT dengan usia menarche.

Semakin besar IMT remaja putri (≥23,5 kg/m2) akan semakin mempercepat terjadinya

menarche. Terdapat hubungan yang bermakna antara RLPP dengan usia menarche.

Semakin besar RLPP remaja putri (≥0,8) akan semakin mempercepat terjadinya

menarche.

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan usia menarche.

Terdapat hubungan yang bermakna antara status sosial ekonomi dengan usia menarche.

Remaja putri dengan status sosial ekonomi menengah-atas memiliki risiko mengalami

menarche lebih cepat dibandingkan dengan remaja putri dengan status sosial ekonomi

rendah.

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paparan visual seksual dengan usia

menarche. Faktor sosiodemografi yang paling berhubungan dengan usia menarche pada

siswi SMP di Purwokerto adalah faktor status gizi (IMT).

Page 10: Artikel

Penelitian ini memiliki banyak kelemahan, antara lain tidak dapat menyaring remaja

putri yang mengalami menarche tidak normal (menarche <8 tahun dan >16 tahun). Oleh

karena itu, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut yang mencakup periode sebelum

menarche yaitu rentang usia responden 8-16 tahun (siswi SD, SMP, SMA) dan dalam

jumlah sampel yang lebih besar. Selain itu data mengenai penghasilan orang tua untuk

mengetahui status sosial ekonomi tidak ditanyakan kepada orang tua, melainkan hanya

ditanyakan kepada responden penelitian. Oleh karena itu, diharapkan adanya penelitian

lebih lanjut yang mengambil data status sosial ekonomi langsung dari orang tuanya.

Daftar Pustaka

Asgharnia, M., R. Faraji, H. Sharami, M. Yadak, dan M. Oudi. 2009. A Study Of Menarcheal Age In Northern Iran (Rasht). Oman Medical Journal. 24 (2): 95-98. Available at URL : www.omjournal.org . Diakses pada tanggal 14 Maret 2012.

Baecke, J.A.H., J. Burema, E.R. Frijters. 1992. The Questionnaire of Baecke et al for Measurement of a Person's Habitual Physical Activity. Available at URL : www.cebp.nl/vault_public/filesystem/?ID

Bagga, A. dan S. Kulkarni. 2000. Age at Menarche and Secular Trend in Maharashtrian (Indian) girls. Acta Biologica Szegediensis. 44 (1-4): 53-57. Available at URL : http://www.sci.u-szeged.hu/ABS. diakses pada tanggal 17 Maret 2012.

Brown, J.D., C.T. Halpern, K.L. L'Engle. 2005. Mass Media as a Sexual Super Peer for Early Maturing Girls. Journal of Adolescent Health. 36 : 420–427. Available at URL : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15837346

Casazza, Krista, P.B. Higgins, J.R. Fernández, M.I. Goran, and B.A. Gower. 2008. Longitudinal Analysis of the Insulin-Like Growth Factor System in African-American and European American Children and Adolescents. J Clin Endocrinol Metab. 93 (12): 4917–4923. Available at URL : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2626444/. Diakses pada tanggal 16 maret 2012.

Dhamayanti, Meita. 2009. Overview adolescent health problems and services. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Available at URL : http://www.idai.or.id . Diakses pada tanggal 12 Maret 2012.

Dahliansyah. 2008. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Persentase Lemak Tubuh Dengan Usia Menarche Dan Keteraturan Siklus Menstruasi (Studi pada Siswi SMPN I Hulu Gurung Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat tahun 2007). Skripsi. Available at URL : http://www.fkm.undip.ac.id/ data/index.php?action=4&idx=3335. Diakses pada tanggal 15 Maret 2012.

Kristanti, Oki. 2011. Hubungan Antara Overweight dengan Menars (11-13 tahun) Pada Siswi SMPN 1 Purwokerto. Skripsi.

Viyantimala, Lena. 2001. Hubungan Antara Status Gizi dengan Kejadian Menarche (Studi Kasus pada Siswi SLTP Perkotaan dan SLTP Pedesaan di Pekalongan. Skripsi. Available at URL : http://www.fkm.undip.ac.id/ data/index.php?action=4&idx=1514