Arti Lukisan
-
Upload
kinanto-prabu-werdana -
Category
Documents
-
view
1.011 -
download
0
Transcript of Arti Lukisan
ARTI LUKISAN
SMA NEGERI 1 CILEGON
Jl. KH. TB. Ismail Blok F. Telp. (0254)391188
Lukisan "Balinese Beauty" karya Basoeki Abdullah
Inspirasi penulis : -Wanita yang di bali
- Pemandangan yang berada di tanah Indonesia
Ciri: - Menggunakan teknik melukis yang menampilkan objek yang dominannya bersifat tradisional.
-Menggunakan warna-warna yang agak gelap untuk menapilkan unsur-unsur tradisional dan keindahan di dalam lukisan
Lukisan “Waiting” karya Chusin
Lahir di Bandung tahun1949, seorang pelukis yang pernah belajar
seni di studio Rangga Gempol milik Barli dan mengawali melukis dengan
gaya realis. Tahun 1970 ia mengubah gaya realisnya ke gaya ekspresif,
namun pada tahun 1988 ia kembali ke gaya awalnya semenjak pindah ke
Bali. Salah satu karyanya “Waiting” dibuat tahun 1994 dengan cat minyak
di atas kanvas. Tema lukisannya sering menggambarkan tentang wanita
superrealis (naturalis) dan juga unsur-unsur Bali sering mengilhaminya
seperti hiasan dan lambang.
Lukisan “Portrait of Dr. Gachet” dilukis oleh Vincent van Gogh
Lukisan yang dilukis oleh pelukis impressionis Belanda ini, tiba-tiba saja menjadi terkenal di dunia ketika seorang pengusaha Jepang bernama Ryoei Saito membelinya seharga 82,5 juta dollar AS ditempat pelelangan Christie’s, New York. Begitu gandrungnya Saito pada lukisan ini, sehingga ia ingin dikremasi bersama lukisannya ini jika kelak ia mati. Saito meninggal tahun 1996 namun lukisannya tetap aman, tak ikut dikremasi. Vinvent van Gogh melukis potret diri Dr. Gachet’s 2 versi, versi satunya berada di
museum Paris dan sangat berbeda warnanya dengan lukisan yang dimiliki Saito.
Lukisan "Kakak dan Adik" karya Basoeki Abdullah (1978).
Kini disimpan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul “Kakak dan Adik”, 1978 ini merupakan salah satu karyanya yang menunjukkan kekuatan penguasaan teknik realis. Dengan pencahayaan dari samping, figur kakak dan adik yang dalam gendongan terasa mengandung ritme drama kehidupan. Dengan penguasaan proporsi dan anatomi, pelukis ini menggambarkan gerak tubuh mereka yang mengalunkan perjalanan sunyi. Suasana itu, seperti ekspresi wajah mereka yeng jernih tetapi matanya menatap kosong. Apalagi pakaian mereka yang
bersahaja dan berwarna gelap, sosok kakak beradik ini dalam selubung keharuan. Dari berbagai fakta tekstual ini, Basuki Abdullah ingin mengungkapkan empatinya pada kasih sayang dan kemanusiaan.
Namun demikian, spirit keharuan kemanusiaan dalam lukisan ini tetap dalam bingkai romantisisme.Oleh karena itu, figur kakak beradik lebih hadir sebabagi idealisme dunia utuh atau bahkan manis, daripada ketajaman realitas kemanusiaan yang menyakitkan. Pilihan konsep estetis yang demikian dapat dikonfirmasikan pada semua karya Basuki Abdullah yang lain. Dari beberapa mitologi, sosok-sosok tubuh yang telanjang, sosok binatang, potret-potret orang terkenal, ataupun hamparan pemandangan, walaupun dibangun dengan dramatisasi namun semua hadir sebagai dunia ideal yang cantik dengan penuh warna dan cahaya.
Berkaitan dengan konsep estetik tersebut, Basuki Abdullah pernah mendapat kritikan tajam dari Sudjojono. Lukisan Basuki Abdullah dikatakan sarat dengan semangat Mooi Indie yang hanya berurusan dengan kecantikan dan keindahan saja. Padahal pada masa itu, bangsa Indonesia sedang menghadapi penjajahan, sehingga realitas kehidupannya sangat pahit. Kedua pelukis itu sebenarnya memang mempunyai pandangan estetik yang berbeda, sehingga melahirkan cara pengungkapan yang berlainan. Dalam kenyataan estetik Basuki Abdullah yang didukung kemampuan teknik akademis yang tinggi tetap menempatkannya sebagai pelukis besar. Hal itu terbukti berbagai penghargaan yang diperoleh, juga dukungan dari masyarakat bawah sampai kelompok elite di istana, dan juga kemampuan bertahan karya-karyanya eksis menembus berbagai masa
Lukisan “WOMAN” karya Dullah (1919)
Dikenal sebagai pelukis yang sering mendampingi presiden RI
pertama bila melakukan kunjungan kenegaraan ke daerah-daerah dan
dikesempatan itulah Dullah melakukan kegiatan melukis. Dullah memiliki
kecendrungan melukis sosok wanita, seperti karya lukisannya yang
bertema “Woman” yang dilukis pada tahun 1974 dengan cat minyak di
atas kanvas. Dilihat dari tampilan karyanya, Dullah melukis dengan corak
atau gaya realis-naturalis, yaitu berkesan nyata pada sosok sorang wanita.
Lukisan “Femme aux Bras Croises” Karya Pablo Picasso
Lukisan ini dilukis pada tahun 1901 oleh Pablo Picasso, dimasa “Blue Periode”(1901-1904), masa dimana Picasso mengalami “kegelapan” dan kesedihan dalam hidupnya. Keindahan dan warna biru pada lukisan-lukisannya saat itu adalah dominan. Lukisan ini menggambarkan seorang wanita sedang berpangku tangan dengan tatapan mata kosong. Lukisan ini terjual seharga 55 juta dollar AS pada pelelangan di Christie’s Rockefeller, New York.
Lukisan “Potret iri tanpa janggut” Karya Vincent van Gogh
Lukisan ini adalah salah satu dari sekian banyak lukisan potret diri pelukis Belanda, Vincent van Gogh. Ia melukisnya pada September 1889 di Saint-Remy-Provence, Perancis. Lukisan cat minyak ini berukuran 40 cm x 31 cm. Lukisan potret diri ini tanpa janggut, tidak seperti lukisan-lukisan potret diri lainnya yang selalu ada janggutnya. Lukisan potret diri ini menjadi salah satu lukisan termahal di dunia ketika terjual pada tahun 1998 di New York dengan harga 71,5 juta dollar AS.
Lukisan “Garcon a la Pipe” dilukis oleh Pablo Picasso
Lukisan cat minyak ini berukuran 100 x 81,3 cm adalah karya Pablo Picasso (kebangsaan Spanyol), menggambarkan seorang anak laki-laki kota Paris sedang memegang pipa di tangan kanannya. Dilukis pada masa “Rose Period” (1904–1906), masa dimana lukisan-lukisan Picasso bercorak riang dan didominasi warna oranye dan pink (merah muda). Lukisan ini tidak bergaya “cubist” seperti lukisan-lukisan
cubist Picasso lainnya. Laku terjual seharga 104,1 juta dollar AS di tempat pel