Arthropoda (Idk Dini)
-
Upload
hasya-kinasih -
Category
Documents
-
view
45 -
download
0
description
Transcript of Arthropoda (Idk Dini)
ARTHROPODA
Arthropoda penyebab Alergi :
Dengan Kontak
Dengan kupu-kupu
Patologi dan Gejala Klinis :
- larva kupu2 (ulat bulu) mengandung toksin
- Erusisme
- Gejala erusisme: urtikaria, gatal, rasa panas didaerah infeksi
- jika terkena mata: konyungtivitis
- kupu2 dewasa juga dapat menyebabkan lepidopterisme jika kontak
pada bagian ventral abdomen
Diagnosis
jika terdapat gejala klinis dan riwayat kontak dengan kupu2
Pengobatan
1. jangan digaruk
2. Segera rendam dalam air
3. Pengobatan lokal dengan larutan yodium
Epidemiologi
pemberantasan dengan insektisida
Disebabkan oleh Tungau (Dermatophagoides pteryssinus)
Tungau debu berukuran 0,2-1,2 mm
Berbulu dan berkaki 4 pasang
Termasuk ordo ACARI
Metamorfosis tak sempurna
Ditemukan dilantai rumah, sprei kasur, bantal. Dan juga ditemukan di
luar rumah seperti pada sarang burung, permukaan kulit mamalia.
Makanannya serpihan kulit binatang/manusia
Patogen dan Gejala Klinis
- Asma Atopik (asma alergi dan asma ekstrinsik) merupakan
penyebab asma terbanyak. Asma disebabkan oleh seluruh
permukaan tubuh tungau yang mengandung alergen.
Diagnosis
dengan tes kulit yang menggunakan ekstrak tungau debu
Pengobatan
Pengobatan asma atopik ini sama dengan pengobatan asma lain
Epidemiologi
banyaknya tungau debu dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Rendahnya rumah dari permukaan laut
2. Musim panas lebih panjang
3. adanya berbagai macam binatang dirumah
4. rumah yang kotor dan penuh debu
5. suhu 24-26 kelembaban 80-90%
Lytta dan Paederus
Lytta vesictoria merupakan ordo coleoptera dari kelas insecta
Jika terkena sekretnya dapat menyebabkan lepuh
Dengan Sengatan
Lebah
Termasuk ordo Hymenoptra
Mempunyai dua sayap tipis
Mulut lebah digunakan untuk menggigit dan menjilat
Pada ujung abdomen terdapat alat penyengat yang mengeluarkan toksin
Patologi dan gejala klinis
1. Gejala klinis yang berat disebabkan oleh apidae, vespidae, dan bomidae.
2. gejala timbul karena toksin yang dikeluarkan pada waktu menyengat
3. pada kasus sengatan lebah yang ringan hanya menyebabkan rasa nyeri,
gatal2, kemerahan dan edema
4. pada kasus yang berat dapat terjadi muntah, mual, demam, sesak nafas,
hipotensi dan kolaps
Pengobatan
1. sengat yang tertinggal harus segera dibuang
2. daerah yang disengat dibersihkan tapi jangan ditekan
3. jika terjadi sengatan pada ekstremitas proksimal kompres es dan
penggunaan antihistamin lokal
4. bila terjadi syok berikan obat untuk menanggulangi syok secara umum
Kalajengking
Kalajengking termasuk ordo Scorpionida
Morfologi dan daur hidup
1. kalajengking aktif di malam hari, berdiam dibawah batu atau tempat
persembunian yang lain. Kalajengking adalah vivipar dan membawa
anaknya untuk beberapa saat.
2. tubuhnya terdiri dari sefalotoraks dan abdomen. Pada ruas terakhir
abdomen terdapat telson yang mengandung kelenjar racun
3. pedipalpnya besar, bercapit, punya 4 pasang kaki
Patologi dan Gejala Klinis
1. Racunnya berupa toksalbumin yang mengandung neurotoksin dan
hemotoksin
2. pada tempat serangan terasa pedih dan nyeri yang menjalar kebagian
sekitarnya.
3. Dapat timbul keracunan sistemik yang berakhir pada kematian karena
syok dan paralisis pernafasan
4. Hemotoksin dapat menikbulkan pendarahan dan nekrosis
Pengobatan
1. proksimal di tempat sengatan dipasang tuniket
2. diberi obat golongan kortikosteroid dan antihistamin
3. diberi obat anti racun
Pemberantasan
memakai insektisida
Dengan gigitan
Kelabang
Kelabang atau centipide termasuk kelas chilopoda
Tubuh panjang dan pipih dorsoventral
Terdiri atas kepala dan badan yang beruas, tiap ruas ada sepasang kaki
Di kepala terdapat satu antena
Pada ruas pertama terdapat kuku beracun
Tempat hidup dibawah kayu
Metamorfosis tidak sempurna
Patologi dan Gejala Klinis
1. gigitan menimbulkan rasa nyeri dan eritema
2. toksin kelabang mengandung antikoagulan dan 5 hidroksi triptamin.
3. Genus soleopondra di daerah tropik&subtropik dapat menyebabkan
nekerosis, nyeri dan pendarahan
Pengobatan
Sama seperti pengobatan pada kalajengking
Laba-Laba
Termasuk ordo aranea
Tubuhnya: sefalotoraksdan abdomen
Kelenjar toksin di sefalotoraks dikeluarkan melalui mulut
Bertelur banyak dibungkus dalam kokon
Metamorfosis tak sempurna
Jantan mati setelah kopulasi
Makan insecta dan binatang kecil
Gigitan laba2 menyebabkan arachnidisme
Spesies laba-laba berbahaya :
1. Latrodectus
2. Laxosceles laeta
3. Tarantula
Latrodectus
Ditemukan di Eropa, Australia, New Z, USA, Timur Tengah, Philipina,
Vietnam.
Laba” hitam berukuran 13mm, garis median merah pada ventral abdomen
Yang jantan dibunuh betina setelah kopulasi
Patologi dan Gejala Klinis
1. racun L. Mactans bersifat neurotoksik terhadap saraf perifer
2. pada tempat gigitan terdapat benjolan merah biru dikelilingi lingkar
putih.
3. menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan menjalar kedada dan abdomen
4. mungkin timbul syok dan paralisis yang menyebabkan kematian dalam
waktu 18-36 jam
5. bisa terjadi gangguan kejiwaan.
6. menyebabkan araknidisme sistemik
Laxosceles laeta
Ditemukan di amerika
Bentuknya kecil berukuran 15 mm
Berwarna kuning sampai tengguli tua
Patologi dan Gejala Klinis
1. terjadi araknidisme nekrotik
2. tempat gigitan yang timbul edema dan rasa nyeri
3. bila edema hilang muncul nekrosis dari bagian tengah
4. Kulit mengelupas dan terjadi ulkus yang besar dan dalam
5. Pada tekanan berat dapat terjadi gejala sistemik, terutama pada anak
6. Kematian terjadi karena gagal jantung
Tarantula
Nama tarantula dipakai untuk menyebut setiap nama laba2 yang besar.
Salah satu spesies yang dikenal adalah Lycosa tarantula.
Gigitannya hanya menyebabkan rasa nyeri setempat dan tidak berbahaya
Pengobatan
sama seperti pengobatan pada sengatan kalajengking
Semut api (Solenopsis geminata)
Termasuk dalam ordo Hymenoptera dari kelas insecta. Semut ini banyak
ditemukan pada amerika serikat bagian selatan
Jika menyengat manusia dapat menimbulkan Vesikel dan pustu
Cimex (kutu busuk)
Gigitan cimex dapat menyebabkan dermatitis pada orang yang rentan
terhadap gigitanya
Sengkenit
Patologi dan gejala klinis
1. dapat menyebabkan paralisis
2. pada waktu menghisap darah toksin dikeluarkan bersamah ludah yang
mengadung antikoagolan
3. paralisis motorik yang bila terkena otot pernafasan bisa mati
4. tulang punggung terasa lebih berat
Reff : Parasitologi Kedokteran UI