Arsitektur Masjid Pada Masa Awal Perkembangan Islam

7
2 Apr 15, 08:04 AM sang penjual kubah masjid: kubah masjid murah jawa barat 18 Mar 15, 01:49 PM vimax asli: vimax asli canada 18 Mar 15, 01:48 PM obat pembesar penis klg: jual obat pembesar penis 18 Mar 15, 01:47 PM alat pembesar payudara: jual alat pembesar payudara 6 Mar 15, 11:25 PM tempat sewa jeep bromo: Numpang share jika ada yang butuh jeep ke Bromo silakan hubungi kami 25 Feb 15, 07:44 AM togel: jika anda butuh angka togel jitu 2d 3d 4d 5d 6d silahkan hubungi mbah sowe di 085259457111 25 Feb 15, 07:44 AM togel: jika anda butuh angka togel jitu 2d 3d 4d 5d 6d silahkan hubungi mbah sowe di 085259457111 25 Feb 15, 07:44 AM togel: jika anda butuh angka togel jitu 2d 3d 4d 5d 6d silahkan hubungi mbah sowe di 085259457111 25 Feb 15, 07:43 AM togel: jika anda butuh angka togel jitu 2d 3d 4d 5d 6d

Transcript of Arsitektur Masjid Pada Masa Awal Perkembangan Islam

Page 1: Arsitektur Masjid Pada Masa Awal Perkembangan Islam

Arsitektur Masjid Pada Masa Awal PerkembanganIslam

Bangsa Indonesia sangat kaya dengan peninggalan-peninggalan sejarah dan purbakalayang sekarang disebut benda cagar budaya, diantaranya berupa masjid-masjid kuno.Arsitektur masjid-masjid kuno di Indonesia meskipun sederhana, tetapi memiliki ciri khaslokal yang terlihat pada komponen-komponen bangunannya. Tetapi sebelummembahasnya, sebaiknya kita melihat perkembangan arsitektur masjid secara umumpada masa Nabi Muhammad SAW dan para khalifah pelanjutnya agar mendapatkangambaran arsitektur masjid pada awal perkembangan agama Islam agama Islam.

1. Masa Nabi Muhammad SAW (610-632 M)Pada awal da'wah agama Islam di Mekkah, hal pertama yang dilakukan oleh NabiMuhammad SAW adalah menata kembali dan membina kebudayaan dalam wujud akalpikiran (sistem nilai dan gagasan), serta dalam wujud tingkah laku, yaitu memberikanajaran : keimanan, Akhlak, dan ibadah. Keberadaan Masjidil Haram yang sangat pentingartinya bagi umat Islam karena terdapat Ka'bah di tengah-tengahnya, belum dapatdigunakan sepenuhnya oleh Nabi dan pengikutnya, sebab digunakan juga sebagai tempatritual kepercayaan masyarakat setempat. Jadi ajaran yang menyangkut bidang duniawiwujud kebudayaan fisik, seperti tempat ibadah, belum mendapat perhatian khusus.

Saar itu perjuangan Nabi mendapat tantangan yang keras dari kaum kafir Quraisy diMekkah, maka akhirnya Nabi dan para pengikutnya melakukan hijrah ke Madinah padatahun 622 M (1 Hijriyah). Sesampainya di Quba, Nabi beristirahat selama empat hari(Senin s.d. Kamis), dan pada hari pertama kedatangannya itu pula ia bersamapengikutnya mendirikan sebuah masjid yang dikenal sebagai Masjid Quba.

Masjid Quba awalnya merupakan pelataran yang kemudian dipagari dengan dindingtembok yang cukup tinggi, pada sisi utaranya yang memanjang timur barat didirikanbangunan untuk ibadah shalat (biasa disebut al-maghata). Pada saat itu bangunannyamasih sangat sederhana tiang-tiangnya dari batang pohon kurma dan atapnya daripelepah daun kurma yang dicampur/pleester dengan tanah liat. Mimbamya terbuat daripotongan batang-batang pohon kurma yang ditidurkan dan ditumpuk tindih menindih.Tanda kiblat yang menjacli tujuan arah pada waktu shalat dibuat oleh Nabi denganmemakai bahan batu yang dimintanya dari penduduk Quba.

Meskipun sangat sederhana, masjid ini bisa dianggap sebagai contoh awal bentuk darimasjid-masjid yang didirikan oleh ummat Islam selanjutnya. Memiliki ruang persegiempat dan berdinding di sekelilingnya, serta di sebelah utaranya terdapat serambi untuktempat shalat. Di tengah-tengah lapangan terbuka dalam masjid itu (biasa disebutshaan), terdapat sebuah sumur tempat berwudhu. Masjid ini telah mengalami beberapakali perbaikan. Sekarang, temboknya terbuat dari batu, berkubah , dan memiliki menara.Dihiasi dengan dekorasi-dekorasi yang indah, ditambah, ditambah tiang batu dan kayuyang megah. Meskipun secara ornamental dan bahan yang digunakan mengalamibanyak perubahan, tetapi denah awalnya tidak berubah.Di Madinah ia membangun Masjid Nabawi dengan pola yang sama seperti Masjid Quba,yaitu berbentuk segi empat panjang berpagar tembok tinggi, sebagian berupa halamandalam (shaan) dan sebagian lagi berbentuk bangunan (liwan). Pola awal ini memangcenderung fungsional sesuai kebutuhan yang diajarkan oleh Nabi, untuk menampungkegiatan ibadah maupun muamalah.

Di sebelah selatan masjid ini terdapat suatu ruangan asrama untuk para musafir danfakir miskin, serta ruangan tempat Nabi mengajar umatnya. Sedangkan di sebelah timurdibangun rumah sederhana buat isteri-isteri Nabi. Masjid Nabawi yang awalnyaberbentuk sederhana ini diperluas dan dibangun kembali oleh Khalifah Khalid al-Walidtahun 706 M.

2. Masa Khulafaur Rasyidin (632 - 661 M)Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, maka pimpinan umat Islam dijabat oleh khalifah-khalifah yang terdiri dari sahabat-sahabat Nabi, yakni empat orang khalifah yang terkenaldengan sebutan Khulafaur Rasyidin; mereka adalah: Abu Bakar ash-Shidiq, Umar binKhattab, Usman bin Affan, dan All bin Abu Thalib.

Produk budaya materi berupa sarana ibadah, masjid, pada masa Khulafaur Rasyidin

Travel blogs

Plugin iniAbout Me

Dado

Putera Banjar Patroman

[Get a Cbox] refresh name e-mail / url

message Gohelp · smilies · cbox

Blogroll

Wisata RiauDistortion of MusicSembarang AdaIrvan Setiawan

Foredi Untuk TAHANLAMA SEKS RekomendasiBoyke!

MAU GAJI 20 JUTA ?KERJA 2 JAM MODALCUMA 95 RIBU

INVESTASI 95 RIBU HASIL30 JUTA/BULAN, MAU ?

MAU GAJI 20 JUTA ?KERJA 2 JAM MODALCUMA 95 RIBU

Selamat Jalan Kang Ibing

Cari

Home Berita Artikel Wisata Alam Wisata Sejarah Wisata Budaya Wisata Seks Wisata Lainnya Budaya Loker

Informasi Wisata dan Budaya

2 Apr 15, 08:04 AMsang penjual kubah masjid: kubah masjid murah jawabarat

18 Mar 15, 01:49 PMvimax asli: vimax asli canada

18 Mar 15, 01:48 PMobat pembesar penis klg: jual obat pembesar penis

18 Mar 15, 01:47 PMalat pembesar payudara: jual alat pembesar payudara

6 Mar 15, 11:25 PMtempat sewa jeep bromo: Numpang share jika ada yangbutuh jeep ke Bromo silakan hubungi kami

25 Feb 15, 07:44 AMtogel: jika anda butuh angka togel jitu 2d 3d 4d 5d 6dsilahkan hubungi mbah sowe di 085259457111

25 Feb 15, 07:44 AMtogel: jika anda butuh angka togel jitu 2d 3d 4d 5d 6dsilahkan hubungi mbah sowe di 085259457111

25 Feb 15, 07:44 AMtogel: jika anda butuh angka togel jitu 2d 3d 4d 5d 6dsilahkan hubungi mbah sowe di 085259457111

25 Feb 15, 07:43 AMtogel: jika anda butuh angka togel jitu 2d 3d 4d 5d 6d

Page 2: Arsitektur Masjid Pada Masa Awal Perkembangan Islam

tidaklah banyak. Perjuangan utama mereka dalam hal mengamalkan dan menyebarkanajaran Islam yang diajarkan Nabi. Masjid-masjid didirikan dalam bentuk yang fungsional,baru pada khalifah ketiga dan keempat mulai diperkaya dan dipercantik. Pola yang dianutmasih tetap pola awal, yakni pola empat persegi panjang, berdinding tembok tinggi yangdi dalamnya terdapat shaan dan liwan.

Pada masa khalifah Umar telah ada usaha membangun kembali bangunan MasjidilHaram di Mekkah, meskipun masih dalam bentuk yang sederhana dan mengarah ke sifatfungsional. Selain itu, khalifah Umar juga membangun Masjid Kuffah (637 M) yang unik.Masjid ini tidak dibatasi dengan (finding tembok batu/tanah liat yang tinggi, melainkandibatasi dengan kolam air. Liwan-nya (tempat shalat) bertiang marmer yang kononberasal dari Kerajaan Parsi. Masjid ini kemudian diperbaiki oleh khalifah-khlaifah BaniMuawiyah/Ummaiyah (661-680 M), diantaranya: bangunan tambahan berupa riwaqs(serambi/selasar) di sekeliling shaan, serta dinding pembatas yang berupa kolam digantidengan tembok keliling (670 M) (Wiryoprawiro 1986).

3. Masa Khalifah Bani Ummaiyah/Muawiyah

Damaskus (661-750 M)Pada pemerintahan Bani Ummaiyah pada tahun 661-750 M sistem pemerintahan yangdemokratis telah banyak ditinggalkan dan berubah menjadi suatu kerajaan Islammeskipun para pemimpirmya masih menggunakan gelar khalifah. Pusat pemerintahantidak lagi di Kuffah atau Madinah, tetapi dipindahkan ke Damsyik/Damaskus di Syria.

Saat pemerintahan dipimpin oleh Khalifah Khalid al-Walid telah dibangun Masjid JamikDamsyik yang mempunyai Shaan dan Riwaqs/Liwan. Pengamh Khalifah ini sangat luas,ke barat sampai di Spanyol dan Perancis Selatan; ke timur sampai ke India danSamarkand.

Melihat kemegahan gedung-gedung Kristen dan Romawi maka tergugahlah semangatnyauntuk membangun masjid yang megah maka dibangunnya Masjid Bani Ummaiyah.Sayangnya pada tahun 1483 masjid ini terbakar sebagian, dan kemudian oleh SultanMalmuk dari Mesir dibangun kembali dan diberi nama Masjid Keit Bey. Pola clanorganisasi ruang dari masjid ini amat berpengaruh pada pembangunan masjid bertiangbanyak pada zaman kemudian, seperti Masjid Qiruan dekat Tunisia yang terkenal denganmenaranya yang tua.

Saat Khalifah Abdul Malik (685-688 M) berkuasa, dibangun Qubbah al-Sahra (Dome of theRock) di Yerusalem, tempat Nabi Muhammad dahulu memulai naik ke langit pada saatmenjalankan Isra Mi'raj. Bangunan ini merupakan suatu monumen yang bentuknya miripdengan bentuk Bassilika di Constantinopel, Yerusalem/Palestina.

Secara umum bentuk bangunan masjid masa Khalifah Bani Ummaiyah masih memakaipola Masjid Kufah yang berciri: shaan, riwaqs, liwan yang bertembok keliling danmempunyai satu kubah di dekat Mihrab. Sistem struktumya juga tetap memakai bentukrelung yang terbuat dari susunan batu cadas (arch/vault construction) yang diplesteryang semakin diperkaya dengan ornamen dekoratif bermotif geometris dan atau motiftetumbuhan. Selain itu pada masa ini juga terdapat maksurah yaitu bilik yang berbentukkotak, berdindingkan pagar atau terali sehingga tembus pandang. Bilik ini diperuntukanIchusus untuk para pembesar pada waktu shalat. Di dalam satu masjid bisa terdapat satuatau lebih maksurah. Fungsinya untuk menjaga keamanan khalifah dan gubemur-gubemur dari serangan tiba-tiba pihak musuh.

Pola tembok keliling dengan shaan (court) di tengahnya memang amat sesuai denganarsitektur dan alam lingkungan setempat yang berildim subtropis. Kaidah keindahan(estetika) seperti: irama (rythm), keseimbangan (balance), tekanan (emphazise), proporsi(proportion), skala (scale), dan sebagainya sudah mendapatkan pengolahan yang cukupbaik, meskipun sistem struktur pada saat itu didominasi oleh banyaknya kolom/pilar.Kesemuanya itu terlihat jelas pada bangunan Masjid Jamik Damsyik (Damaskus) danMasjid al-Aqsa di Yerusalem (Wiryoprawiro, 1986).

Spanyol (757-1236 M)Cordova ibukota Khalifah Ummaiyah di Spanyol merupakan pusat ilmu pengetahuanyang terkenal di seluruh Benua Eropa. Banyak orang Eropa yang menuntut ilmu di negeriMi. Pada zaman ini dibangunlah perguruan-perguruan tinggi, perpustakaan-perpustakaan, rumah-rumah sakit dan bangunan lain yang megah. Di kota ini didirikanMasjid Jamik Cordoba yang indah. Relung¬relungnya dihias dengan motif geometrisdisertai pilar-pilar penyangga yang berjumlah ratusan. Memiliki empat kubah dan sebuahmenara yang dibangun di halaman masjid (shaan).Wujud budaya materi sudah maju, hal ini terlihat dari bentuk arsitektur masjidnya. Denahbangunan masjid masih tetap menggunakan pola masjd Jamik Kufah yangmenggunakan struktur relung dan pilar (arch construction) dengan atap datar lengkapdengan shaan, riwaqs dan liwan serta kubah dan menara. Ragam hias berkembangdengan sangat kaya, rumit, dan artistik. Motif geometris, tetumbuhan (flora), awan (alam)dan kaligrafi dikembangkan dengan cermat. Sedang¬kan motif figuratif dan fauna tidakdikembangkan sebab kurang sesuai dengan ajaran Islam.

4. Masa Khalifah Bani Abbasiyah (750 -1258 M)Pada masa ini pusat pemerintahan sudah jauh keluar dari jazirah Arab, yakni di kotaBagdad, Irak. Peradaban Islam sudah sangat maju, tidak hanya dari segi rohaniah tetapijuga dari segi lahiriahnya. Saat pemerintahan dipimpin oleh Abu Ja'far al-Mansyur(khalifah kedua), ilmu pengetahuan mendapat perhatian khusus. Kitab-kitab produkkerajaan Romawi dikumpulkan dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. ilmu falak danfilsafat mulai digali dan dikembangkan. Usaha ini kemudian dilanjutkan oleh KhalifahHarun al-Rasyid dan Al-Ma'mun. Bahkan pada masa Al-Ma'mun sampai clidirikan MajelisIlmu Pengetahuan "Bait al-Hikmah", sehingga Bagdad tidak hanya menjadi pusatpemerintahan tetapi sekaligus sebagai pusat ilmu pengetahuan. Dengan demikian telahtimbul Renaissance Timur di dalam wilayah kaum muslim yang berpusat di Bagdad

KumpulBlogger.com:Demo Targeted Ads

Informasi Wisata dan Budaya on Facebook

Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Exotic Cars

Page 3: Arsitektur Masjid Pada Masa Awal Perkembangan Islam

sekitar tahun 600 M, sebelum timbul Renaissance di Eropa Barat.

Bidang arsitektur pun maju pesat, selain dari segi ilmunya maupun dari segi wujudbangunannya. Karena saat itu banyak didatangkan ahli-ahli bangunan untuk memperbaikidan membuat berbagai bangunan. Mereka datang dari: Mesir, Syria, Romawi Timur, Parsidan bahkan ada yang berasal dari India, sehingga semakin memperkaya khasanaharsitektur di Bagdad, termasuk dalam hal arsitektur bangunan sarana ibadah sepertimasjid.

Pola bangunan masjid dapat dikatakan sama dengan masa sebelumnya, hanya bentuk:menara, relung, dan ornamentasinya semakin kaya dan rumit. Saat itu tidak hanyabangunan masjid dan bangunan perumahan yang dikembangkan namun juga tata kotadan tata daerah-nya. Kota ditata dengan pola bundar (konsentris) dan yang menjadi titiktengahnya adalah masjid serta istana khalifah dengan alun-alunnya yang luas. Di luarnyaterbentang melingkar daerah pemukiman penduduk dengan jaringan jalan yangmelingkar dan memusat (radial) yang berakhir di tembok/benteng kota dengan empatpintu gerbangnya.

5. Masa Dinasti Seljuk Asia KecilPenyebaran Islam di daerah ini telah dimulai sejak tahun 704 M setelah tentara Islam danBagdad yang dipimpin oleh Quthaibah al-Bahili berhasil menguasi Bukhara. Samarkand,dan Khawarizin. Kerajaan Bani Seljuk di Asia Kecil ini beribukota di Iconium atau yangkini dikenal dengan nama Konia. Sultan Alauddin merupakan Raja Bani Seljuk yang cukupbesar jasanya dalam membangun kota ini. Bahkan kemudian terkenal di dunia baratlewat cerita 'Arabian Nights' atau Cerita 1001 Malam, serta cerita 'Aladin dengan LampuWasiatnya' (Israr 1958: 27).

Bentuk arsitektur masjid yang dibangun di kota ini awalnya menggunakan pola masjidDunia Arab, namun kemudian mengalami perubahan-perubahan. Perubahan itu antaralain: semakin menghilangnya halaman dalam yang dikenal sebagai shaan, dan kemudianmuncul semacam ventilasi udara di atapnya. Bentuk relung dengan tiang penyanggamasih tetap ada, namun kemudian muncul ragam hias unik muyarnash yang selaindekoratifjuga berfungsi struktural. Ragam hias ini biasanya terdapat di kepala tiang,relung, maupun kubah yang bentuknya menyerupai sarang lebah bergantung atau bentukstalaktit.

PersiaPerkembangan arsitektur masjid di Persia saat berada di bawah kekuasaan Bani Seljukmemang tidak begitu berbeda dengan masa sebelumnya, hanya terjadi pemakaian shaandan penambahan ruangan-ruangan yang tentunya disesuaikan dengan iklim setempat(sub tropis) dan kebutuhan masyarakat pada saat itu. Di sekelilingnya terdapat riwaqsyang berkembang dengan kamar-kamar tempat kegiatan pendidikan keagamaan(madrasah). Di keempat sisi shaan-nya dibuat `kubah separuh' yang dihiasi dengan motifmiiqarnas. Bangunan masjidnya ditutup dengan kubah-kubah yang besar berbentukbawang terpancung. Menaranya dibuat berpasangan dengan bentuk silinder yangmencuat ke angkasa. Sedangkan bentuk relungnya mirip dengan lunas kapal yangterbalik, yang kemudian dikenal dengan nama Lengkung Persia (Persian arch ).

Masjid Syah merupakan salah satu masjid yang dapat dijadikan contoh untuk mewakilibentuk masjid di Persia. Masjid ini dibangun pada tahun 1610 M di Isfahan dan terletak diujung kompleks Istana Syah. Bangunannya dilengkapi dengan ruang-ruang madrasah.Selain bangunan masjid, istana, dan madrasah , dibangun juga turbah (makam) yangindah-indah, seperti Turbah Sheik Sayifus di Ardabil. Kompleks bangunan seperti ini dikemudian hari rnernpengaruhi bangsa¬loangsa lam, seperti yang dilakukan oleh SyahJehan yang membangun Turbah Taj Mahal di India.

6. Masa Dinasti Utsmaniah di TurkiSetelah dinasti Seljuk di Asia Kecil melemah dan akhimya dikalahkan oleh keturunanErtoghrul pada tahun 1290 M, maka selanjutnya berkuasalah Sultan Utsman (1290-1326M) di negeri ini. Kekuasaan Bani Utsmaniah ini berlangsung sampai berabad-abad,sehingga kemudian terkenal sebagai dinasti Utsmaniah di Turki (orang Baratmenyebutnya Ottaman). Dinasti ini banyak membangun masjid, madrasah, danperguruan tinggi. Bentuk arsitelcturnya masih melanjutkan arsitektur yang dibangun BaniSeljuk yang berkuasa sebelumnya. Atap berkubah mulai dominan sehingga atap yangdulunya berbentuk datar itu cenderung bertutupkan kubah.

Pada tahun 1453 M kota Konstantinopel (ibukota imperium Romawi Timur) yang dulunyabe mama Byzantium dapat direbut dan dikuasai, kemudian diganti namanya menjadiIstambul. Arsitektur Byzantium yang megah banyak mempengaruhi perkembangnarsitektur Bani Utsmaniah. Seperti Gereja Aya Sofia merupakan bangunan di tengah kotaIstambul yang banyak dikagumi oleh umat Islam. Bangunan ini memiliki kubah lebar(diametemya 30 m) dan tinggi (54 m), dan menjadi inspirasi bagi Bani Utsmaniah dalammembangun masjid-masjid. Selanjutnya fungsi Aya Sofia yang sebelumnya gerejadiubah menjadi masjid. Ornamen-ornamen atau lukisan yang tidak sesuai dihilangkandan diganti dengan yang bemafaskan Islam. Di keempat penjurunya kemudian dibangunempat buah menara yang langsing menjulang tinggi.

Pada kurun Istambul ini banyak didirikan masjid yang megah. Ruang liwan yangdilindungi oleh kubah-kubah besar menjadi Ionggar apalagi kemudian kubah itu disanggaoleh pilar yang caul) langsing (bukan sistem tembok pemikul lagi) menjadikan ruang initerasa menyatukan jamaahnya dan juga jelas orientasi kiblatnya. Masjid-masjid tersebutdiantaranya adalah Masjid Sultan Sulaiman (1555 M) dan Masjid Sultan Ahmad diIstambul.

Dari uraian sebelumnya secara umum dapatlah disimpulkan bahwa bangunan-bangunanmasjid sejak masa Nabi Muhammad sampai dengan Dinasti Utsmaniah memiliki poladasar yang dapat dikatakan sama, yaitu: bertembok keliling, memiliki halaman dalam(shaan), memiliki ruang masjid (liwan), memiliki serambi keliling (riwaqs), memiliki atap

Page 4: Arsitektur Masjid Pada Masa Awal Perkembangan Islam

datar yang disangga oleh relung dan pilar, memiliki kubah, memiliki ceruk di tembok(mihrab), dan memiliki satu atau lebih menara. Disamping itu, terdapat komponen lainnyayang bentuknya mengikuti perkembangan jaman, jadi mengalami perbaikan-perbaikan,baik dari segi: omamentasi, bahan, maupun keletakannya. Sebagian diantaranya adalahmimbar dan ruangan-ruangan tambahan (madrasah, ruang buat petugas masjid, mck,perpustakaan, dan lain-lain).

B. Arsitektur Masjid Kuno di IndonesiaArsitektur masjid-masjid kuno di Indonesia bila dibandingkan dengan arsitektur masjid-masjid kuno di dunia Islam lainnya, sangatlah sederhana. Sehingga keberadaannyakurang mendapat perhatian dalam literatur-literatur umumnya yang memaparkanarsitektural Islam di seluruh dunia. Padahal kemegahan arsitekural masa sebelumnya(sebelum Islam masuk ke Indonesia) sangatlah menonjol, hal ini dapat kita saksikan padakarya-karya bangunan suci seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan. Fenomenaini tentunya sangatlah menarik untuk dikaji, sebab ada suatu asumsi bahwa arsitekturmasjid suatu tempat/wilayah seringkali dipengaruhi oleh kondisi setempat, atau dengankata lain dipengaruhi oleh arsitektural yang berkembang di tempat itu, sebelum Islammasuk.

Menurut Wiyoso Vudoseputro (1986: 13) hal tersebut dikarenakan gairah mencipta karyaseni tidak begitu raja muncul, artinya perlu ada rangsangan. Rupa-rupanya kondisikebudayaan kurang menguntungkan pada waktu itu untuk mendirikan bangunan-bangunan yang serba megah dan serba besar dengan nilai-nilai monumental. Konsolidasikekuasaan dan peperangan yang terus¬menerus antar-kekuasaan dan melawankekuasaan asing dapat mengurangi gairah mencipta. Keadaan tersebut menjadikanarsitektur kuno Islam di Indonesia seakan-akan kembali kepada tradisi bangunan kayu.

Pendapat di atas sebelumnya pernah disampaikan oleh Sutjipto Wirjosuparto (1961-1962: 65-67). la mengatakan bahwa tradisi bangunan kayu merupakan tradisi yangberasal dari masa prasejarah, masa sebelum masyarakat Indonesia menerima pengaruhHindu-Budha yang kemudian mengenalkan konstruksi batu dalam bidang seni bangunan.

Berdasarkan bentuknya, W.F. Stutterheim berpendapat bahwa ruang-ruang yang kecilatau sempit pada candi tidak mungkin dapat dijadikan model sebuah masjid yangmemerlukan ruang besar guna keperluan shalat berjamaah. Oleh karena itu, isberpendapat bahwa bangunan gelanggang menyabung ayam (wantilan) sebagai modelmasjid. Bangunan ini ialah bangunan khas dari masa pm-Islam yang kini masihditemukan di Bali. Denahnya persegi empat, mempunyai atap dan sisi¬sisinya tidakberdinding. Apabila sisi-sisinya ditutup dan pada sisi barat diberi bagian mihrab, makajadilah is memenuhi syarat sebagai bangunan masjid (Stutterheim 1953: 153-140).

H.J. de Graaf menyanggah pendapat di atas, menurutnya tidaklah mungkin orang-orangIslam di Indonesia memilih bangunan tempat menyambung ayam sebagai model masjid.Selain itu wantilan atapnya tidak bertingkat seperti atap masjid kuno, hanya ditemukan diJawa dan Bali, serta tidak memiliki serambi. la mengajukan pendapat bahwa modelmasjid-masjid kuno di Indonesia berasal dari wilayah Gujarat, Kashmir, dar Vishir (116).Bukti yang memperkuat pendapatnya adalah hasil telaahrrya atas urataa data Nogclitsmat dell Jan Huygens van Linschoten (seorang Belanda yang mengunjungi lira padaabed X1) tentang masjid di Malabar yang mempunyai denah segi empat sena beratapan** Sahh satu dari tingkat tersebut digunakan untuk belajar asama. Hal demikianditemukan jugs olleh Graaf pada Masjid Taluk, Sumatera Barat (Graaf 1947/1848: 298).Berdasarkan data banding inilah is kemudian menggeneralisasilcamlya untuk seluruhmasjid tradisional di Indonesia hingga menghasilkan teori seperti di atas.

Teori Graaf disanggah oleh Sutjipto Wirjosuparto yang rnengatalcan bahwa hasilperbandingannya tidak tepat. Menurutnya kendati sama-sama memiliki atap bertingkat,namun terdapat perbedaan prinsipil antara masjid di Malabar dan Masjid Taluk tersebut.Masjid di Malabar mempunyai denah empat persegi panjang, sedangkan masjid di Talukberdenah bujur sangkar. Sementara itu masjid di Malabar tidak memiliki tempat wudhuyang berbentuk pant, sebaliknya hal itu ditemukan di Taluk.

Selanjutnya Sutjipto mengemukakan gagasan bahwa model masjid kuno di Indonesiaberasal dari bangunan tradisional Jawa yang bernama pendopo (Dendapa). Istilahpendopo berasal dari kata mandapa dalam bahasa Sangsekerta yang mengacu padasuatu bagian dari kuil Hindu di India yang berbentuk persegi dan dibangtm langsung diatas tanah. Di Indonesia, arsitektur mandapa tersebut dimodifikasi menjadi sebuah ruangbesar dan terbuka yang sering digunakan untuk menerima tamu yang kemudiandinamakan pendopo. Denah pendopo yang bujur sangkar itulah yang menjadi alasan bagiSutjipto untuk menduganya sebagai model masjid-masjid tua di Indonesia.

Mengenai atap yang bertingkat, rupanya dapat diwakili oleh bangunan Jawa lainnya, yangdisebut rumah joglo. Tipe atap rumah joglo ini menjadi benih Bari atap tumpang padamasjid. Alasan estetika kemudian menjadikan bentuk atap rumah joglo pada masjidmemakai bentuk tingkat untuk mengimbangi ukuran ruangnya yang besar (Wirjosuparto1961/1962; 1986).

Menyinggung tentang persamaan-persamaan yang ada pada masjid di. Malabar dan diTaluk, Sutjipto menjelaskan bahwa memang telah terjadi `pertumbuhan yang sejajar'diantara keduanya (India dan Indonesia) pada waktu itu. Ini disebabkan di kedua tempatitu bangunan mandapa telah sama-sama dimodifikasi menjadi bagian Bari suatu rumahuntuk kemudian dijadikan dasar bangunan masjid. Jadi sekali lagi persamaan-persamaan itu tidaklah berarti masjid di Taluk mencontoh masjid di Malabar.

Sedangkan menurut C.F. Pijper (1992: 24), Indonesia memiliki arsitektur masjid kunoyang khas yang membedakannya dengan bentuk-bentuk masjid di negara lain. Tipemasjid Indonesia berasal dari Pulau Jawa, sehingga orang dapat menyebut masjid tipeJawa. Ciri khas masjid tipe Jawa ialah:

Page 5: Arsitektur Masjid Pada Masa Awal Perkembangan Islam

1. Fondasi bangunan yang berbentuk persegi dan pejal (massive) yang agak tinggi;2. Masjid tidak berdiri di atas tiang, seperti rumah di Indonesia model kuno dan langgar,tetapi di atas dasar yang padat;3. Masjid itu mempunyai atap yang meruncing ke atas, terdiri dari dua sampai limatingkat, ke atas makin kecil;4. Masjid mempunyai tambahan ruangan di sebelah barat atau barat laut, yang dipakaiuntuk mihrab;5. Masjid mempunyai serambi di depan maupun di kedua sisinya;6. Halaman di sekeliling masjid dibatasi oleh tembok dengan satu pintu masuk di depan,disebut gapura.7. Denahnya berbentuk segi empat;8. Dibangun di sebelah barat alun-alun;9. Arah mihrab tidak tepat ke kiblat;10.Dibangun dari bahan yang mudah rusak;11. Terdapat pant, di sekelilingnya atau di depan masjid;12. Dahulu dibangun tanpa serambi (intinya saja).

Ciri-ciri khas ini menunjukkan bahwa masjid tipe Jawa bukan merupakan bangunan asingyang dibawa ke negeri ini oleh mubaligh muslim dari luar, tetapi bentuk asli yangdisesuaikan dengan kebutuhan peribadatan secara Islam. Fondasi yang berbentukpersegi itu dikenal juga dalam bangunan Hindu-Jawa, yaitu: candi yang masih terdapat diPulau Jawa. Kemudian, candi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu fondasi, candi itusendiri, dan atap. Tidak sulit untuk melihat bahwa dasar fondasi masjid yang padat itumerupakan sisa bentuk fondasi candi. Fondasi ini selalu ada pada setiap masjid.

Bangunan lain yang digunakan untuk ibadah Islam, yaitu langgar, tajug, dan balebiasanya dibangun di atas tiang, masih terus mengikuti pola bangunan Indonesia kuno.Hal ini juga terdapat di daerah Pulau Jawa dengan rumah-rumahnya yang tidak lagidibangun di atas tiang. Atap masjid terdiri dari beberapa tingkat yang meruncing dan dipuncaknya terdapat hiasan. Bentuk atap ini terdapat pada banyak bangunan yang tidakmempunyai hubungan dengan Islam. Kita hams mengembalikannya kepada meru di Bali,menara persegi yang meruncing ke atas dan mempunyai atap yang berjumlah limasampai sepuluh atau lebih (Bali = tumpang).

Mungkin atap yang tinggi itu dahulu terdapat di Jawa, tetapi karena atap seperti itu dibuatdari bahan yang mudah rusak seperti yang terdapat di Bali, maka atap itu mudah musnahdan dilupakan. Mungkin atap masjid yang bersusun di Pulau Jawa itu merupakan sisameru. Kita dapat menyaksikannya pada masjid kuno di Banten, yang berasal dari zamanKesultanan Banten, dan bentuknya yang sekarang ini mungkin berasal dari zaman abad16. Atap masjid ini terdiri dari lima tingkat, tiga tingkat yang teratas sama kecilnya.Francois Valentijn yang mengunjungi Banten pada tahun 1694, mengatakan: voorzienvan viff verdiepingen of daken (mempunyai atap lima tingkat) (Pijper 1992: 25).

Selain atap, salah satu ciri khas masjid kuno di Jawa adalah tembok yangmengelilinginya. Hanya di kota-kota yang jarang terdapat tempat luas, aturan inidiabaikan. Tetapi pada masjid tipe Jawa yang murni, tempat ini mesti ada; yangmemisahkan daerah suci dengan daerah kotor. Di depan ada pintu gerbang, bentuknyabermacam-macam. Kita dapat menemukan sebuah bentuk yang disebut `tembok bentar',tidak beratap tetapi juga ada pintu gerbang yang beratap (Jawa=gapura;Sansekerta=gopura), yang kemudian kerapkali berkembang menjadi bentuk pintugerbang yang tinggi

Tembok yang mengelilingi itu bukan ciri khas muslim, tetapi merupakan salah satu sisabangunan candi desa di Bali, yaitu pura desa. Kerapkali pura desa di Bali terdiri dari tigahalaman, tiap-tiap halaman dikelilingi oleh tembok. Bahwa pembagian daerah suci inimenjadi beberapa halaman bertembok, hal ini masih terlihat baik dalam bangunanmakam-makam tua di Jawa yang terletak di dekat ma§jid. Contohnya makam suci SunanAmpel (Ampel Rahmat) di Surabaya. Makam yang sebenamya, terletak di halamanterakhir, yang terdekat dengan masjid. Bagan makam suci Tembayat atau Bayat di Klatenseperti: pertama masjid, kemudian beberapa halaman yang satu di belakang yang lain,lalu bangunan makam. Makam keramat lainnya yang diletakkan dalam satu halamanbertembok dengan masjidnya adalah makam Sunan Gin di Gresik. Demikian pula makamSunan Pejagung di Tuban Selatan dan makam Ratu Kalinyamat di Mantingan, Jepara.Makam¬makam yang lebih kecil kerapkali terdiri dari dua halaman: awalnya masjiddikelilingi tembok, dan di belakangnya, melalui pintu gerbang dekat masjid adalah makamsuci, juga dalam ruangan bertembok, seperti terdapat di Jatianom, Surakarta.

Serambi yang sekarang dibangun pada tiap-tiap masjid, merupakan tambahan pathbangunan pokok. Ini terbukti, karena adanya atap tersendiri yang tidak mempunyaihubungan dengan masjid. Juga yang merupakan jalan masuk ke dalam. Suatu yangpenting ialah bahwa pemerian lama tidak pemah menyebut adanya serambi. Kemudianhams dicatat bahwa masjid-masjid yang dibangun oleh bangsa Arab atau yangmendapat pengaruh Arab, semuanya tanpa serambi. Juga tidak ada serambi padakebanyakan masjid di Jakarta. Di kota ini pengaruh bangsa Arab dalam soal keagamaansangat besar. Juga di kota-kota lain tempat bangsa Arab mendirikan masjid sendiridengan gaya mereka sendiri, tidak ditemukan serambi. Tetapi alasan yang pentinglainnya ialah bahwa serambi itu sampai sekarang dipakai untuk keperluan laindibandingkan dengan bagian dalam masjid tidak ada serambi pada kebanyakan masjid.Mengingat hal ini semua ada kemungkinan bahwa serambi itu sekarang menjadi bagianmasjid, meskipun asalnya merupakan tambahan, dan kemudian dibangun pada masjidash yang berbentuk persegi.

Hal lain yang diduga asing pada tipe masjid ash (Imo) adalah tambahan berbentukpersegi kecil di sisi barat atau barat laut; dalam bahasa Arab disebut mihrab . Dilihat daridalam masjid, mihrab merupakan sebuah rongga. Seperti yang kita ketahui, mihrab initerdapat di negara Islam lainnya. Kegunaannya untuk menunjukkan arah kiblat bagiorang yang salat, dan dipakai untuk imam. Di beberapa masjid di Jawa terdapat duarongga yang berdekatan, yang satu untuk mihrab (dalam bahasa Jawa disebut

Page 6: Arsitektur Masjid Pada Masa Awal Perkembangan Islam

pangimaman, bahasa Sunda: paimaman, artinya tempat imam), sedangkan rongga yanglain berisi mimbar (dalam bahasa Jawa disebut pangimbaran, bahasa Sunda: paimbaran,artinya tempat mimbar). Juga terdapat masjid yang mempunyai rongga tiga buah yangberdekatan.

Sampai sekarang, banyak menara dibangun di Jawa, dan jumlahnya bertambah terus.Pembangunan menara .menunjuldcan bahwa keinginan untuk menghias tampak lebihbesar daripada keinginan untuk memenuhi persyaratan keagamaan. Berdasarkanpandangan yang terakhir ini, meskipun masjid-masjid itu mempunyai menara, orangmengikuti kebiasaan lama untuk mengumandangkan serum shalat (azan) dari gapuramasjid atau dari salah satu atap masjid. Menara ini hanya dipakai untuk dua atau satukali azan dari lima kali shalat. Pada hari Jumat (shalat Jum'at), maka terbukti hanyamenara yang dipakai untuk azan. Di beberapa tempat ada kebiasaan untuk menyerukanazan di menara pada setiap waktu shalat, terutama pada bulan Ramadhan.

Menara masjid yang dianggap tertua di Pulau Jawa, yaitu menara Kudus. Bangunannyaberbentuk asli Hindu-Jawa dan telah diteliti oleh Brumund dan Krom. Krommemperkirakan menara ini berasal dari permulaan abad 16, tetapi apakah menara itumemang asli menara?. Pertama, karena agak aneh bahwa bangunan yang bagus inisetelah dijadikan tempat untuk menara pada abad 16 M, tidak pernah ada yang meniru;semua menara tua dibangun dengan gaya asing, dan tidak dalam bentuk nasional yaitubentuk Hindu-Jawa. Kedua, dapat dilihat bahwa menara Kudus mempunyai beduk yangbesar yang dipukul beberapa kali. Menurut adat di Jawa, bedug dipukul untukmengumumkan waktu salat sebelum azan dikumandangkan. Beduk itu merupakan hasilkebudayaan Indonesia kuno, dan kebiasaan memukul beduk pada mulanya tidak adahubungannya dengan agama Islam. Di tempat lain, beduk itu tidak diletakkan di menara;pada umumnya diletakkan di serambi. Kadang-kadang beduk diletakkan di masjid bagiandalam atau di dalam bangunan kecil di halaman masjid. Di Jawa Timur, beduk kerapkalidiletakkan di bagian atas gapura. Gapura ini memisahkan halaman masjid dengan jalan.

Gapura itu merupakan sebuah bangunan pintu berbentuk persegi, dengan sebuahruangan di atasnya. Atapnya bertumpu pada empat tiang sehingga ruangan atas initerbuka pada semua sisi. Gapura yang istimewa ini bukan merupakan sebuah menara,yang mungkin berdasarkan kenyataan bahwa di halaman masjid yang sama itu kadang-kadang terdapat juga sebuah menara. Bentuk gapura ini mengingatkan kita kepadamenara kulkul yang terdapat di Bali atau dekat pura desa yang kadang¬kadang terletak diatas tembok candi. Menara Kudus menurut Pijper bukan merupakan sebuah menara,tetapi sebuah bangunan Hindu yang disesuaikan dengan bentuk dan tujuan sekarang.

Kemungkinan besar menara tertua di Pulau Jawa berada di Banten. sebuah menara putihtidak ramping bersegi-segi berclin di muka masjid Kesultanan Banten Bangunan yangbesar ini dilihat dari jauh mengingatkan kita pada sebuah bangunan menara soarBelanda. Menurut cerita, menara masjid tersebut dibangun oleh seorang arsitek Belandayang bernarna Lucas Cardeel. Bentuk bangunan yang masih ada adalah tiamah (terletakdi sebelah selatan masjid) juga merupakan hasil serambi pada kebanyakan masjid diJakarta. Di kota ini pengaruh bangsa Arab dalam soal keagamaan sangat besar. Juga dikota-kota lain tempat bangsa Arab mendirikan masjid sendiri dengan gaya merekasendiri, tidak ditemukan serambi. Tetapi alasan yang penting lainnya ialah bahwaserambi itu sampai sekarang dipakai untuk keperluan lain dibandingkan dengan bagiandalam masjid tidak ada serambi pada kebanyakan masjid. Mengingat hal ini semua adakemungkinan bahwa serambi itu sekarang menjadi bagian masjid, meskipun asalnyamerupakan tambahan, dan kemudian dibangun pada masjid ash yang berbentuk persegi.

Hal lain yang diduga asing pada tipe masjid ash (Imo) adalah tambahan berbentukpersegi kecil di sisi barat atau barat laut; dalam bahasa Arab disebut mihrab . Dilihat daridalam masjid, mihrab merupakan sebuah rongga. Seperti yang kita ketahui, mihrab initerdapat di negara Islam lainnya. Kegunaannya untuk menunjukkan arah kiblat bagiorang yang salat, dan dipakai untuk imam. Di beberapa masjid di Jawa terdapat duarongga yang berdekatan, yang satu untuk mihrab (dalam bahasa Jawa disebutpangimaman, bahasa Sunda: paimaman, artinya tempat imam), sedangkan rongga yanglain berisi mimbar (dalam bahasa Jawa disebut pangimbaran, bahasa Sunda: paimbaran,artinya tempat mimbar). Juga terdapat masjid yang mempunyai rongga tiga buah yangberdekatan.

Sampai sekarang, banyak menara dibangun di Jawa, dan jumlahnya bertambah terus.Pembangunan menara .menunjuldcan bahwa keinginan untuk menghias tampak lebihbesar daripada keinginan untuk memenuhi persyaratan keagamaan. Berdasarkanpandangan yang terakhir ini, meskipun masjid-masjid itu mempunyai menara, orangmengikuti kebiasaan lama untuk mengumandangkan serum shalat (azan) dari gapuramasjid atau dari salah satu atap masjid. Menara ini hanya dipakai untuk dua atau satukali azan dari lima kali shalat. Pada hari Jumat (shalat Jum'at), maka terbukti hanyamenara yang dipakai untuk azan. Di beberapa tempat ada kebiasaan untuk menyerukanazan di menara pada setiap waktu shalat, terutama pada bulan Ramadhan.

Menara masjid yang dianggap tertua di Pulau Jawa, yaitu menara Kudus. Bangunannyaberbentuk asli Hindu-Jawa dan telah diteliti oleh Brumund dan Krom. Krommemperkirakan menara ini berasal dari permulaan abad 16, tetapi apakah menara itumemang asli menara?. Pertama, karena agak aneh bahwa bangunan yang bagus inisetelah dijadikan tempat untuk menara pada abad 16 M, tidak pernah ada yang meniru;semua menara tua dibangun dengan gaya asing, dan tidak dalam bentuk nasional yaitubentuk Hindu-Jawa. Kedua, dapat dilihat bahwa menara Kudus mempunyai beduk yangbesar yang dipukul beberapa kali. Menurut adat di Jawa, bedug dipukul untukmengumumkan waktu salat sebelum azan dikumandangkan. Beduk itu merupakan hasilkebudayaan Indonesia kuno, dan kebiasaan memukul beduk pada mulanya tidak adahubungannya dengan agama Islam. Di tempat lain, beduk itu tidak diletakkan di menara;pada umumnya diletakkan di serambi. Kadang-kadang beduk diletakkan di masjid bagiandalam atau di dalam bangunan kecil di halaman masjid. Di Jawa Timur, beduk kerapkalidiletakkan di bagian atas gapura. Gapura ini memisahkan halaman masjid dengan jalan.

Page 7: Arsitektur Masjid Pada Masa Awal Perkembangan Islam

Posting Lebih Baru Posting Lama

Gapura itu merupakan sebuah bangunan pintu berbentuk persegi, dengan sebuahruangan di atasnya. Atapnya bertumpu pada empat tiang sehingga ruangan atas initerbuka pada semua sisi. Gapura yang istimewa ini bukan merupakan sebuah menara,yang mungkin berdasarkan kenyataan bahwa di halaman masjid yang sama itu kadang-kadang terdapat juga sebuah menara. Bentuk gapura ini mengingatkan kita kepadamenara kulkul yang terdapat di Bali atau dekat pura desa yang kadang¬kadang terletak diatas tembok candi. Menara Kudus menurut Pijper bukan merupakan sebuah menara,tetapi sebuah bangunan Hindu yang disesuaikan dengan bentuk dan tujuan sekarang.

Kemungkinan besar menara tertua di Pulau Jawa berada di Banten. sebuah menara putihtidak ramping bersegi-segi berclin di muka masjid Kesultanan Banten Bangunan yangbesar ini dilihat dari jauh mengingatkan kita pada sebuah bangunan menara soarBelanda. Menurut cerita, menara masjid tersebut dibangun oleh seorang arsitek Belandayang bernarna Lucas Cardeel. Bentuk bangunan yang masih ada adalah tiamah (terletakdi sebelah selatan masjid) juga merupakan hasil sambung-menyambung dari bawahsampai ke atas. Begitu juga Masjid Asasi Nagari Gunung, Padangpanjang yangberatapkan ijuk yang meruncing, bersusun tiga tingkat dengan teratur.

Masjid Pontianak. Masjid ini merupakan salah satu masjid kuno di Kalimantan Baratyang menggunakan konstruksi kayu, berdiri di atas tiang, dan terletak di pinggir sungai.Secara umum, di Kalimantan Barat dan Selatan banyak didapati masjid-masjid yangdibangun di pinggir sungai, karena sungai merupakan salah satu sarana transportasiyang pertting. Model atapnya bertingkat¬tingkat dengan lapisan atasnya dibentukmenyerupai kubah yang unik, sehingga mirip bangunan sebuah lonceng. Kubah inidikelilingi oleh empat buah kubah kecil yang lain pada tiap-tiap sudut masjid. Kubah-kubah kecil itu sepintas lalu menyerupai menara tempat azan.

Karena air. sungai sering pasang-surut, maka jalan dari tepi sungai ke masjid cukupsukar. Maka dibuat jembatan yang panjang dari pinggir sungai sampai ke pintu masjiditu, dan di ujung jembatannya disediakan sebuah pangkalan yang diberi atap, tempatorang turun naik ke dalam perahu.

Di Sulawesi, Masjid Tua Bungku merupakan salah satu masjid kuno yang banyakdikunjungi masyarakat. Atapnya tumpang lima dengan kombinasi bentuk kubah padabagian puncaknya. Di antara tiap-tiap tingkatan atap terdapat jendela kaca.

Sumber :Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999, Masjid Kuno Indonesia, DirektoratPerlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Direktorat JenderalKebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Foto : http://wayofmuslim.files.wordpress.com

Label: Masjid

Beranda

SOLUSI EKONOMI!!! KLIK DISINI!siap Membantu menuntaskan 1001 macam Problem Ekono

Plafon Gypsum Murah

Plafon Gypsum Murah, Plafon Rumah Minimalis, Plafo

Suami Bilang Vagina KENDOR?Money Back Guarantee! Produk herbal alami

Bikin mr P tambah GEDE & Perkasa secara Alami

Minyak Lintah Asli Neo ML Super Oil Membuat Mr. P

KumpulBlogger.com:Demo Targeted Ads