Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001)...

57
Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Disusunoleh: Disusun oleh : RIZQAL FADILLA 1113022000017 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Transcript of Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001)...

Page 1: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir

(1671-2001) M

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Disusunoleh:

Disusun oleh :

RIZQAL FADILLA

1113022000017

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 2: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

I

ARSITEKTUR TIONGHOA PADA MASJID JAMI KALIPASIR 1671-2001 M

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Rizqai Fadilla

NIM : 1113022000017

Pembimbing

Dr. H. Abdul Wahid Hasyim M.ag

NIP : 19560817 198603 1 006

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 3: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA PADA MASJID JAMI

KALIPASIR 1671-2001 M telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 12 Maret 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) pada program studi Sejarah dan

Peradaban Islam.

Jakarta, 12 Maret 2019

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

H. Nurhasan, MA. Sholikatus Sa’diyah, M. Pd.

NIP. 19690724 199703 1 001 NIP. 19750417 200501 2 007

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dr. Parlindungan Siregar, M.Ag. Drs. M. Ma’ruf Misbah, M.Ag.

NIP. 19590115 199403 1 002 NIP. 19591222 199103 1 003

Pembimbing

Dr. H. Abdul Wahid Hasyim M.ag.

NIP : 19560817 198603 1 006

Page 4: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan sudah saya cantumkan sesuai dengan ke-

tentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karta orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Maret 2019

Rizqal Fadilla

Page 5: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

iv

ABSTRAK

Skripsi ini meneliti tentang arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami

Kalipasir dalam dakwah islam ke daerah Tangerang dari tahun 1671-2001 M. Da-

lam merekontruksi skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, seperti in-

terview (wawancara), studi pustaka, dan observasi langsung kepada sumber-

sumbernya. Setelah dilakukan kajian dengan metode-metode tersebut, dapat

diketahui bahwa Pangeran Kuripan mendirikan Masjid Jami Kalipasir di Tange-

rang dengan menggunakan gaya arsitektur Tionghoa agar masyarakat Cina setem-

pat mengetahui bahwasannya agama Islam sebagai agama mempersatu seluruh

umat dan dijadikan daya tarik umat Tionghoa yang ingin belajar dan ingin me-

meluk agama Islam. Masjid Jami kalipasir dijadikan tempat syiar Islam di Tange-

rang.

Kata Kunci : Arsitektur, Tionghoa, Masjid, dan Kalipasir

Page 6: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur untuk kehadirat Allah

Subhanahu wata‟ala yang telah memberikan nikmat yang tiada terhitung, dan

dengan kasih sayang-Nya kita dapat terus bernafas dan berbuat di dunia ini.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muham-

mad SAW.

Banyaknya rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam

merampungkan skripsi yang berjudul: ARSITEKTUR TIONGHOA PADA

MASJID JAMI KALIPASIR 1671-2001 M. Namun, semua rintangan dan ham-

batan itu bisa terlewati sedikit demi sedikit dan setahap demi setahap dengan

usaha dan kerja keras. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan terima kasih

setulus-tulusnya kepada mereka semua, diantaranya:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA. selaku Rektor Uni-

versitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Saiful Umam, MA,Ph.D. selaku Dekan Faultas Adab dan Humaniora.

3. Bapak Nurhasan, MA. selaku Ketua Program Studi Sejarah dan Perada-

ban Islam yang telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa da-

lam beberapa hal yang berhubungan dengan birokrasi universitas se-

hingga segalanya menjadi mudah.

4. Ibu Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Sejarah

dan Peradaban Islam yang telah banyak membantu penulis saat menjadi

mahasiswa di prodi Sejarah dan Peradaban Islam tercinta ini baik yang

Page 7: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

vi

berkenaan dengan surat menyurta maupun motivasi untuk terus berkem-

bang menjadi pribadi yang lebih baik.

5. Ayahanda Abdul Wahid Hasyim, M.ag. selaku dosen pembimbing akad-

emik dan sekaligus dosen pembimbing yang memberikan banyak ma-

sukan serta saran kepada penulis untuk terus mencari sumber primer da-

lam penulisan sejarah, serta segala kemudahan yang penulis dapatkan

ketika menjadi mahasiswa bimbingan beliau.

6. Seluruh Dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hi-

dayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang ban-

yak bermanfaat.

7. Seluruh staff pegawai Fakultas Adab dan Humaniora yang telah baik

membantu segala urusan akademik dan administrasi.

8. Ahmad Syairodji, selaku narasumber yang bersedia meluangkan waktu

di tengah-tengah kesibukannya untuk penulis wawancarai.

9. Keluargaku, Ibundaku Farida Rosiana, Ayahandaku Samsu Rohmat dan

adik tercintaku Rizal Firdaus dan Firsa Sofhie Alifia Rachman yang

selalu memberikan dukungan setiap hari baik moril maupun materi tak

terhingga dan didikan di rumah ini menjadikan penulis menjadi pribadi

yang memiliki karakter.

10. Himpunanku, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

Adab dan Humaniora (KOFAH) Cabang Ciputat, yang telah menjadi

tempat penulis belajar berorganisasi dan belajar banyak hal. Terima

kasih kepada senior-junior yang tidak bisa disebutkan namanya satu-

Page 8: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

vii

persatu. Namun penulis harus berterima kasih kepada Rian Wahyudin,

Muhammad Mukhtar Luthfi, M. Syafiq Naufal, Irvan Hidayat, Dyah Diu

Djembawati teman-teman seperjuangan di komisariat.

11. Teman-teman seperjuangan di SPI 2013, dan senior-senior yang saking

banyaknya sehingga tidak bisa disebutkan satu-persatu, namun penulis

merasa harus berterima kasih kepada, Rian Wahyudin, Muhammad

Mukhtar Luthfi, M. Syafiq Naufal, Irvan Hidayat, Dyah Diu Djembawa-

ti, Bang Mayong, Bang Johan, Firdaus, Ahmad Al-Faiz, Naufan, ka dan-

ty, Mba Lilis.

12. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jursan (HMJ-SPI) Sejarah dan

Peradaban Islam, Senat Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora

(SEMA-FAH) Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Adab dan Hu-

maniora (DEMA-FAH), Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas

(DEMA-U), tempat penulis meluangkan waktu untuk berproses dan

berorganisasi.

13. Teman-teman KKN CERITA, Ryan, Faisal, Heri, Intan, Dewi, Nadia,

Widia, Nelly, Riskie

Page 9: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA ............................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………………..iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………...…………………………………………...1

B. Rumusan Masalah………………………………………………….4

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………..4

D. Metode Penelitian ............................................................................. 5

E. Tinjauan Pustaka Terdahulu ............................................................. 6

F. Kerangka Teori.................................................................................7

G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 7

BAB II MASJID JAMI KALI PASIR

A. Latar Belakang Berdirinya Masjid Jami Kali Pasir .......................... 9

B Kondisi Masjid Jami Kali Pasir 1671-2001 M…………………….13

BAB III ARSITEKTUR TIONGHOA

A. Hakikat Arsitektur Tionghoa……………………………………...15

B.Ragam Arsitektur Tionghoa……………………………………….19

C.Pemanfaatan Arsitektur Tionghoa....................................................24

BAB IV ARSITEKTUR TIONGHOA PADA MASJID JAMI KALI

PASIR

A. Tata Peletakan Arsitektur Tionghoa Pada Struktur Masjid ............ 29

1. Bagian Dalam Masjid …………………………………………29

A. Mihrab……………………………………………………...30

2. Bagian Luar Masjid……………………………………………31

Page 10: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

ix

A. Kubah………………………………………………………31

B. Menara……………………………………………………...33

B. Fungsi dan Peran Masjid Dalam Sosio Religius…………………35

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42

LAMPIRAN .......................................................................................................... 44

Page 11: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 1608 M datanglah Pangeran Kuripan dari Bogor ketempa

patilasan Ki Tengger Jati di Tangerang yang akhirnya didirikan masjid kecil yang

tiang penyanggahnya terbuat dari batang pohon kelapa dan atapnya dari daun

kelapa yang diberi nama masjid Jami Kali Pasir. Adapun letak masjid itu berada

di sebelah timur bantaran Kali Cisadane, tepat di tengah permukiman warga RT

02/04 Kelurahan Sukasari, Tangerang. Masjid ini memiliki luas sekitar 16×18 me-

ter persegi. Tidak jauh dari masjid itu terdapat Kelenteng Bon Tek Bio, di daerah

Ki Samaun, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang .tepatnya di dalam desa Kali

pasir, Kelurahan Sukasari, Tangerang.1Letak geografis bangunan masjid di

106‟37‟44,1” Bujur Timur dan 106‟37‟43,0” Lintang Selatan dan makam di

106‟37‟43,0”Bujur Timurdan 106‟10‟43,0” Lintang Selatan.2

Setelah Pangeran Kuripan wafat perperluasan masjid diteruskan oleh

anaknya yang bernama Tumenggung Pamit Wijaya pada tahun 1671 M. Ketika

kepemimpinan Tumenggung Pamit Wijaya masjid Jami Kali Pasir mulai diperluas

bangunannya. Sesuai dengan fungsinya, pembangunan masjid ini juga untuk ber-

ibadah umat Islam yang tinggal di kawasan itu. Bangunan masjid ini memiliki be-

berapa ciri khas, di antaranya tiang penyangga yang terbuat dari kayu jati

sebanyak empat buah. Tiang-tiang penyangga itupun masih kokoh, akan tetapi

sekarang mulai keropos, oleh karena itu perlu diberi sanggahan besi agar lebih

kuat.

Selanjutnya kepengurusan masjid dilanjutkan oleh putra Tumenggung

Pamit Wijaya yaitu Raden, pada tahun 1712. Setelah itu, pada 1740 kepengurusan

1H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kali Pasir, Wawancara Pribadi, Kota Tan-

gerang, 8 November 2016 2www.tangerangkota.go.id/9-bangunan-dijadikan-cagar-budaya-kota-tangerang

(Diakses 13 Maret 2017 Pukul 22:28 WIB)

Page 12: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

2

masjid diteruskan oleh Tumenggung Aria Ramdon yang diberi gelar Aria

Gerendeng II. Pada perkembangannya, kepengurusan masjid dilanjutkan oleh

putranya yang bernama Tumenggung Aria Sutadilaga pada tahun 1780. Tu-

menggung Aria Sutadilaga diangkat dengan cara Bisluit VOC pada tanggal 16

Februari 1802-1823. Dan dilanjutkan kepengurusan masjid oleh Raden Aria Idar

Dilaga.3 Namun pada tahun 1865, kepengurusan masjid dilanjutkan, oleh Putri

Idar Dilaga, yakni Nyi Raden Djamrut dan suaminya Raden Abdullah sampai

tahun 1904. Setelah masa itu, putra Nyi Djamrut yang bernama Raden Jasin Juda

Negara melanjutkan kepemimpinan, membangun menara dan melakukan

rehabilitasi. Kemudian pada 1918, bagian dalam masjid juga dilakukan perbaikan,

bukan hanya oleh Jasin Juda negara, tetapi juga oleh H. Muhibi dan H. Abdul

Kadir Banjar.Masjid Kali Pasir telah mengalami beberapa kali pemugaran. Masjid

ini pertama kali dipugar oleh Idar Dilaga tahun 1830. Ketika itu bagian yang

dipugar hanya bagian yang sudah tua dan keropos saja. Kemudian pemugaran

kedua pada 1904, yaitu pada bagian menara. 4Pemugaran ketiga dilakukan pada

24 April 1959 yakni pada bagian masjidnya. Menarapun tidak luput dari

pemugaran. Terakhir, menara masjid dipugar tahun 1961. “Bangunan asli yang

terdapat pada Masjid Kali Pasir hanya beberapa saja, seperti tiang penyanggah,

menara bukan lagi seperti aslinya,” Pada bagian belakang masjid ini sebenarnya

terdapat beberapa makam termasuk makam bupati Tangerang yang pertama yaitu

yang bernama Raden H Ahmad Penna. Namun keberadaan makam tokoh Tange-

rang ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat.

Selain menjadi tempat ibadah dan syiar agama, masjid juga menjadi

tempat akulturasi budaya dan saksi perjuangan anak bangsa melawan

penjajah. Dari segi bangunan, menara masjid ini mirip dengan pagoda

Tiongkok. Dan setiap tahunnya warga kali pasir selalu memperingati Maulid Nabi

Muhammad SAW. Dengan tradisi arakan miniatur perahu sebagai simbol tibanya

3H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kali Pasir, Wawancara Pribadi, Kota

Tangerang, 8 November 2016. 4H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kali Pasir, Wawancara Pribadi, Kota

Tangerang, 8 November 2016.

Page 13: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

3

para sesepuh Islam di Sungai Cisadane, Kota Tangerang. Dimulai sejak tahun

1926 dengan mengisi perahu dengan berbagai buah-buahan. Hal unik lain adalah

bentuk saf yang miring disandingkan dengan arah masjid. Bentuk saf tersebut ada

sejak awal pendirian masjid. Hal ini dikarenakan jika masjid dibangun sesuai arah

kiblat, maka rumah di sekitar masjid akan terbongkar.5

Kubah masjid Jami Kalipasir memeliki daya tarik yang unik karena ben-

tuknya yang tidak biasa. Kubah ini menjadi simbol penyebaran agama Islam di

daerah pasar Pama Tangerang, yang pada saat itu penduduk sekitar mayoritas be-

ragama Hindu-Budha. Kubah Masjid Jami Kalipasir mempunyai corak atau orna-

ment Tionghoa yang sengaja dibuat untuk mempermudah penyebaran agama Is-

lam pada saat itu. Kubah Masjid jami Kalipasir mempunyai lebar 4x4 cm, atasnya

berbentuk seperti buah nanas yang berwarnakan emas.

Menara Masjid jami Kalipasir yang didirikan pada tahun 1904 M juga

menjadi daya tarik yang unik karena kalua dilihat seperti pagoda yang berada di

Tiongkok. Menara ini juga mempunyai ukuran 3x3 m, tingginya 10 m dan

dibawah menara terdapat sebuah ruangan yang berfungsi untuk tempat mengambil

air wudhu. Dan terdapat sebuah pintu kecil untuk menuju ke halaman depan mas-

jid yang terdapat sebelas makam yang salah satunya merupakan makam salah satu

pengurus masjid.

Masjid jami Kalipasir merupakan akulturasi budaya yang dapat dilihat dari

berbagai perspektif, diantaranya perspektif arkeologis (benda-benda yang

digunakan masyarakat). Arsitektur bangunan, artefak, gaya hidup, pendidikan,

efigraf, dan ekofak dilingkungan masyarakat Tangerang secara arkeologis mem-

buktikan pandangan ini. Maka arsitektur Masjid jami kalipasir yang bergaya

5www.tangerangkota.go.id/9-bangunan-dijadikan-cagar-budaya-kota-tangerang (

Diakses 13 Maret 2017 Pukul 22:28 WIB)

Page 14: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

4

campuran dengan dominasi arsitektur Cina menunjukan bahwa masyarakat mus-

lim di Tangerang pada tahun 1700 an mengalami akulturasi budaya.6

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan tema studi yang penulis pilih, dirasa perlu memberikan

batasan masalah terlebih dahulu agar tujuan yang dicapai lebih terarah. Masalah

pokok yang akan penulis kaji dalam skripsi ini adalah sejauh mana masyarakat

Tangerang mengetahui arsitektur Tiong Hoa dari latar berdirinya Masjid Jami

Kalipasir hingga sekarang.

Dengan mencermati latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang

muncul antara lain tentang :

1. Bagaimana pendirian Masjid Jami Kalipasir ?

2. Bagaimana Arsitektur Tionghoa ?

3. Bagaimana Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami Kalipasir ?

C. Tujuan Penelitian

.Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pendirian Masjid Jami Kalipasir.

2. Ingin mengetahui arsitektur Tionghoa

3. Ingin mengetahui arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir.

6 Siregar, Parlindungan, The Mosque kebon Jeruk: a Potrait of Acculturation of Moeslem

Society in Jakarta 18th

century, Penerbit Atlantis Press, Jakarta.

Page 15: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

5

D. Metode Penelitian

Penulis menggunakan pendekatan ilmu sejarah digunakan untuk me-

maparkan tiap proses dalam peristiwa sejarah berdasarkan kronologis waktu.

Selain itu, pada penelitian ini juga menggunakan pendekatan arkeologi. Pendeka-

tan arkeologi digunakan untuk memahami segala hal yang berhubungan dengan

fisik masjid, terutama masalah struktur bangunan beserta maknanya. Pada pen-

dekatan ini (arkeologi) perspektif budaya merupakan sarana untuk melihat bentuk

fisik. Adapun dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode his-

toris yang meliputi empat tahapan7, yaitu:

Heuristik, adalah kegiatan untuk mencari data atau pengumpulan bahan-

bahan atau sumber sejarah. Adapun dalam pengumpulan data-data dan sumber

yang akan digunakan dalam membuat skripsi ini penulis mencari buku-buku di

perpustakaan yang berhubungan dengan judul. Sumber yang digunakan tidak han-

ya berasal dari buku melainkan juga berupa surat kabar, majalah serta artikel-

artikel tentang Arsitektur Masjid yang diperoleh dari internet. Sumber-sumber ter-

tulis tersebut ditemukan di Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaaan Nasional RI, Per-

pustakaan UI, Katalog Musik di Arsip Nasional RI serta majalah-majalah dan ko-

ran-koran di Arsip Nasional RI dan Perpustakaan Nasional. Selain buku-buku

dari perpustakaan-perpustakaan penulis juga mendownload buku dari Internet.

Penulis juga mewawancara pengurus masjid, adalah metode untuk mendapat

sumber secara lisan.

Verifikasi, adalah kritik sumber, usaha untuk mendapatkan sumber-sumber

yang relevan dangan cerita sejarah yang ingin disusun sesuai dengan judul.

Setelah mencari sumber-sumber dari perpustakan yang telah disebutkan, penulis

akan melakukan verifikasi terhadap sumber-sumber yang telah penulis temukan

seperti buku-buku, majalah, dan koran.

Interpretasi atau penafsiran sejarah yang juga disebut dengan analisis

sejarah, yaitu mencoba menguraikan sebab dan akibat kejadian tersebut. Karena

7 Dudung Abdurahman. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos. 1999 h. 54

Page 16: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

6

itu, data-data yang sudah terkumpul dilakukan metode kritik sumber-sumber yang

sudah saya dapatkan mengenai Masjid Jami Kali Pasir seperti buku-buku,

majalah, koran, dan hasil wawancara.

Historiografi, adalah sejarah penulisan sejarah. Tahap ini adalah tahap

yang terakhir dalam penulis skripsi ini. Setelah melakukan tahap heuristik,

verifikasi dan interpretasi, selanjutnya dalam penulisan ini penulis berusaha

menyusun cerita sejarah menurut urutan peristiwa, berdasarkan kronologi waktu

dan tema-tema tertentu yang akhirnya isi inti dari skripsi atau klimaks dari skripsi

ini.

E. Tinjauan Pustaka Terdahulu

Karya-karya dengan sudut pandang arsitektur dalam lingkup kajian budaya

dan arsitektural masjid di Kali Pasir tidaklah banyak. Karya-karya yang ada

terbatas pada bahasan ekonomi dan politik. Pada kajian pustaka ini,ada beberapa

karya-karya dalam bentuk jurnal yang diambil oleh penulis sebagai pembanding

dari penelitian yang akan dilakukan. Karya-karya tersebut mempunyai perbedaan,

sehingga kajian tidak lah sama,8 meskipun data dan fakta yang tersaji dalam

karya-karya yang ada menjadi sumber rujukan penulis.

Buku karya Inajati Adrisijanti,9Arkeologi Perkotaan Mataram Islam,

merupakan hasil penelitian arkeologi antara kota di era Mataram Islam. Buku ini

secara singkat menyinggung eksistensi masjid-masjid di wilayah yang dulu terma-

suk Mataram Islam. Buku ini jelas berbeda sekali dengan penelitian yang akan

dibuat, terutama masalah tema yang akan diteliti, sebab tema penelitian ini adalah

masalah budaya yaitu arsitektur, meskipun unsur-unsur arkeologi sangat diper-

lukan dalam penelitian yang akan dilakukan.

8Johan Eko Prasetyo, Masjid Pathok Negoro Plosokuning 1724-2014 ( Kajian Arsitektur

Jawa ), (Ciputat: Skripsi Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam

UIN Syarif Hidayatullah, tidak diterbitkan, 2016. 9Inajati Adrisinjati, Arkeologi Perkotaan Mataram Islam, (Yogyakarta: Jendela,2000).

Page 17: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

7

Karya-karya bentuk skripsi, penulis menemukan sebuah Skripsi Johan Eko

Prasetyo yang berjudul Masjid Pathok Negoro Plosokuning 1724-2014. Karya

ilmiyah tersebut mempunyai sedikit pembahasan yang sama dengan skripsi yang

penulis buat hanya saja berbeda daerah.

F. Kerangka Teori

Snouck Hurgroje mengatakan bahwa masjid di Indonesia merupakan

pusat pengaruh dan penyebaran Islam dan agama islam di Indonesia mempunyai

corak masjid tersendiri, suatu corak yang sangat berbeda dengan corak masjid

yang ada di Negara lain.10

Menurut Jacob Van Neck masjid di pulau Jawa

mempunyai bangunan yang istimewa: di bagian atapnya terdiri dari beberapa

tingkat, sedangkan dipuncak atapnya terdapat hiasan.

Beberapa masjid di pulau Jawa mempuyai ciri khas tersendiri, terdapat

penyanggah tiang dan kubah yang bercorak etnis Tiong Hoa, “sebuah bangunan

pasti didirikan dengan maksud-maksud tertentu, baik fungsi maupun bentuk.”

Posisi dan waktu pembangunan semua diatur sedemikian rupa, dengan segala

perangkat yang ada di dalamnya. Ada tiga fungsi utama Masjid Jami Kali Pasir;

pertama, fungsi religius, sebagai tempat ibadah dan tempat belajar-mengajar

agama, kedua, fungsi geografis dalam bentuk teritorial sebuah wilayah Tiong Hoa,

ketiga, fungsi sosial dalam bentuk interaksi antar personal.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini secara garis besar mempunyai tiga hal dasar, yang tiap-tiap

bagiannya saling berkaitan. Bagian-bagian tersebut berupa: pendahuluan, isi dan

akhir atau kesimpulan, yang selalu berkaitan antar bab tersebut pada

pembahasannya. Tiap-tiap bagian pembahasan terbagi dalam sistematika bab dan

10

G.F. Pijper, Student Over De Geschiedenis Van De Islam In Indonesia 1900-1950.

Page 18: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

8

sub-bab yang jumlah bahasannya tidak mengikat, sesuai dalam kaidah dan koridor

penguraian hasil penelitian.

Bab I adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka terdahulu,kerangka

teori,dan sitematika penulisan.

Bab II membahas mengenai latar belakang berdirinya Masjid Jami Kali

Pasir, dan kondisi Masjid Jami Kali Pasir dari dahulu hingga sekarang.

Bab III ini membahas tentang hakikat arsitektur Tiong Hoa, ragam

arsitektur Tiong Hoa, pemanfaatan arsitektur Tiong Hoa.

Bab IV menjelaskn mengenai beberapa sub diantaranya sub yang pertama

adalah tata peletakan arsitektur Tiong Hoa pada struktur masjid, dan sub yang

kedua fungsi arsitektur Tiong Hoa bagian dalam dan luar pada struktur masjid.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh pokok

pembahasan yang dibahas dalam skripsi ini serta saran saran yang ada

relevansinya dengan permasalahan yang dibahas.

Page 19: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

9

BAB II

MASJID JAMI KALI PASIR

A. Latar Belakang Berdirinya Masjid Jami Kali Pasir

Masjid jami kalipasir terletak di Tangerang. Secara geografis Tangerang

pada masa colonial Belanda lebih populer disebut Benteng, untuk mengungkap-

kan asal-usul Tangerang sebagai kota “Benteng”, diperlukan catatan yang

menyangkut perjuangan. Menurut sari tulisan F. de Haan yang diambil dari arsip

VOC, resolusi tanggal 1 Juni 1660 dilaporkan bahwa sultan Banten telah membu-

at negri besar yang terletak di sebelah barat sungai Untung Jawa, dan untuk men-

gisi negri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5 sampai 6.000

penduduk.11

Terletak kurang lebih 14 m diatas permukaan laut. Batasannya sebe-

lah Timur berbatasan dengan Jakarta dan sebagai batasannya adalah Kali Angke,

sebelah Barat berbatasan dengan keresidenan Banten dan sebagai batasannya ada-

lah sungai cidurian, sebelah selatan berbatasandengan wilayah Bogor, dan sebelah

Utara dibatasi dengan laut Jawa.

Pada saat itu sungai Cisadane atau sungai Cigede menjadi salah satu per-

lintasan perdagangan utama untuk mengankut penghasilan komoditi kerajaan

Cumda. Tangerang yang disebut juga Tamgara di deskripsikan sebagai sebuah

kota pelabuhan penting bagi kerajaan cumda selain dari Calapa dan Bantam.

Kedudukan letak geografis Tangerang yang diapit oleh dua pelabuhan inter-

nasional dan jalur sungai yang menghubungkan pemerintahan kerajaan Cumda

dan menjadikan Tangerang sebagai kota kegiatan ekonomi dan tempat persingga-

han, Tangerang juga sebagai tempat yang strategis untuk jalur perekonomian.

Masjid Jami Kali Pasir terletak Kota Tangerang Secara geografis terletak

pada posisi 106 36 - 106 42 Bujur Timur (BT) dan 6 6 - 6 Lintang Selatan

(LS).Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga dan Kecamatan

Sepatan Kabupaten Tangerang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan

11

Tim Pusat Studi Sunda, Sejarah Kabupaten Tangerang, (Tangerang : Pemerintahan

Kabupaten Tangerang).

Page 20: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

10

Curug, Kecamatan Serpong dengan DKI Jakarta, sedangkan sebelah Barat

berbatasan dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.Secara administratif

luas wilayah Kota Tangerang dibagi dalam 13 kecamatan, yaitu Ciledug (8,769

Km2), Larangan (9,611 Km2), Karang Tengah (10,474Km2), Cipondoh ((17,91

Km2), Pinang (21,59 Km2), Tangerang (15,785 Km2), Karawaci (13,475 Km2),

Jatiuwung (14,406 Km2), Cibodas (9,611 Km2), Periuk (9,543 Km2), Batuceper

(11,583 Km2), Neglasari (16,077 Km2), dan Benda (5,919 Km2), serta meliputi

104 kelurahan dengan 981 rukun warga (RW) dan 4.900 rukun tetangga (RT).

Masjid Jami Kali pasir secara administratif berada di kampung Kali Pasir,

kelurahan Sukasari, kota Tangerang, provinsi Banten. Letak georafis bangunan

masjid terletak di di 106‟37‟44,1” Bujur Timur dan 106‟37‟43,0” Lintang Selatan

dan makam di 106‟37‟43,0”Bujur Timurdan 106‟10‟43,0” Lintang Selatan.

Disebelah barat masjid terdapat makam dan kali cisadane yang mempunyai peran

historis sebagai arus transit perdagangan terbesar ketiga setelah Batavia dan

Banten.12

Gambar 1 : Peta Kalipasir13

12

www.tangerangkota.go.id/9-bangunan-dijadikan-cagar-budaya-kota-tangerang (

Diakses 02 November 2017 Pukul 09.30 WIB) 13

www.tionghoa.org, diakses 17 April 2018, pukul 22.16 wib

Page 21: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

11

Pada tahun 1608 M datanglah Pangeran Kuripan dari Bogor yang ingin

melakukan syiar Islam dari kesultanan Cirebon ke wilayah Banten namun

Pangeran Kuripan singgah di petilasan Ki Tengger Jati dari Galuh Kawali di

Kerajaan Pasundan. Ki Tengger Jati Sendiri telah mempunyai tempat pertapaan di

kawasan tersebut sejak tahun 1600-an. Dari tempat pertapaan itulah dibangun

masjid kecil yang diberi nama Masjid Jami Kali Pasir, yang bertempat di

Tangerang tepatnya di pemukiman Tiong Hoa pasar lama. Ketika Pangeran

Kuripan melihat kondisi masyarakat setempat mayoritas beretnis Tiong Hoa

Pangeran kuripan mulai meyiarkan agama Islam dengan cara mendirikan sebuah

masjid kecil yang didirikan dengan batang pohon kelapa dan beratapan daun

kelapa.14

Nama Masjid Jami Kali Pasir diambil dari bahasa arab yaitu jamiah

yang artinya perkumpulan dan kaliPasir diambil dari nama desa setempat yaitu

Desa Kali Pasir.

Masjid Jami Kali Pasir didirikan oleh Pangeran Kuripan dan di bantu

masyarakat sekitar dan Setelah Pangeran Kuripan wafat perngurusan masjid

diteruskan oleh anaknya yang bernama Tumenggung Pamit Wijaya pada tahun

1671 M. Ketika kepemimpinan Tumenggung Pamit Wijaya masjid Jami Kali

Pasir mulai diperluas bangunannya. Sesuai dengan fungsinya, pembangunan

masjid ini juga untuk beribadah umat Islam yang tinggal di kawasan itu.

Bangunan masjid ini memiliki beberapa ciri khas, diantaranya tiang penyangga

yang te2rbuat dari kayu jati sebanyak empat buah.Tiang-tiang penyangga itupun

masih kokoh, oleh tetapi sekarang mulai keropos, oleh karena itu perlu diberi

sanggahan besi agar lebih kuat.

Selanjutnya kepengurusan masjid dilanjutkan oleh putra Tumenggung

Pamit Wijaya yaitu Raden, pada tahun 1712. Setelah itu, pada 1740 kepengurusan

masjid diteruskan oleh Tumenggung Aria Ramdon yang diberi gelar Aria

Gerendeng II. Pada perkembangannya, kepengurusan masjid dilanjutkan oleh

14

H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kali Pasir, Wawancara Pribadi, Kota

Tangerang, 24 Oktober 2017.

Page 22: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

12

putranya yang bernama Tumenggung Aria Sutadilaga pada tahun 1780. Tu-

menggung Aria Sutadilaga diangkat dengan cara Bisluit VOC pada tanggal 16

Februari 1802-1823. Dan dilanjutkan kepengurusan masjid oleh Raden Aria Idar

Dilaga. Namun pada tahun 1865, kepengurusan masjid dilanjutkan, oleh Putri Idar

Dilaga, yakni Nyi Raden Djamrut dan suaminya Raden Abdullah sampai tahun

1904. Setelah masa itu, putra Nyi Djamrut yang bernama Raden Jasin Juda

Negara melanjutkan kepemimpinan, membangun menara dan melakukan

rehabilitasi pada 1904, bagian dalam masjid juga dilakukan perbaikan, bukan

hanya oleh Jasin Juda Negara, tetapi juga oleh H. Muhibi dan H. Abdul Kadir

Banjar.Masjid Kali Pasir telah mengalami beberapa kali pemugaran.

Masjid ini pertama kali dipugar oleh Idar Dilaga tahun 1830. Ketika itu

bagian yang dipugar hanya bagian yang sudah tua dan keropos saja. Kemudian

pemugaran kedua pada 1904, yaitu pada bagian menara, Pemugaran ketiga

dilakukan pada 24 April 1959 yakni pada bagian masjidnya. Menarapun tidak

luput dari pemugaran. Terakhir, menara masjid dipugar tahun 1961. “Bangunan

asli yang terdapat pada Masjid Kali Pasir hanya beberapa saja, seperti tiang

penyanggah, menara bukan lagi seperti aslinya,” *Pada bagian belakang masjid

ini sebenarnya terdapat beberapa makam termasuk makam bupati Tangerang yang

pertama yaitu yang bernama Raden H Ahmad Penna. Namun keberadaan makam

tokoh Tangerang ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat.

Masjid Jami Kalipasir juga berperan penting dalam penyebaran ke-

budayaan dan agama Islam di Pasar Lama, Letak Kota Tangerang. Meskipun

demikian, bagi masyarakat muslim sekitar kawasan Kali Pasir, bangunan masjid

pada awalnya tidak diniatkan menjadi sebuah monumen khusus yang perlu diis-

timewakan dari fungsi aslinya, dan menghindari adanya intervensi arsitektural

yang tidak begitu diperlukan. Dari segi bangunan, menara masjid ini mirip dengan

pagoda Tiongkok. Dan setiap tahunnya warga kali pasir selalu memperingati

Maulid Nabi Muhammad SAW. Dengan tradisi arakan miniatur perahu sebagai

simbol tibanya para sesepuh Islam di Sungai Cisadane, Kota Tangerang. Dimulai

sejak tahun 1926 dengan mengisi perahu dengan berbagai buah-buahan.

Page 23: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

13

Masjid Jami Kalipasir mempunyai elemen arsitektural yng berkaitan

dengan memori subyektif pengurus masjid dan masyarakat sekitar umumumnya

terhadap penggunaan corak elemen.15

Arsitek masjid tidak memiliki regulasi de-

sign secara khusus atau sakral dalam agama Islam dan bersifat universal. Corak

masjid Jami Kali Pasir dihasilkan dari memori yang dimiliki oleh masyarakat lo-

kal kali pasir, memori yang dimaksud adalah yang dibangun dibawah tekanan

masyarakat atau lingkungan sekitar. Arsitektur masjid yang dibangun secara

swadaya masyarakat akhirnya bersinggungan dengan Concept of Autheticity atau

Authenes dalam bahasa Yunani, yaitu pondasi konsep dari teori preservasi secara

epistemologis.

B. Kondisi Masjid Jami Kalipasir 1671-2001 M

Kondosi Masjid Jami Kali Pasir sudah beberapa kali mengalami pemugar-

an. Masjid ini pertama kali dipugar oleh Idar Dilaga tahun 1830. Ketika itu bagian yang

dipugar hanya bagian tiang penyanggah yang sudah tua dan keropos saja. Kemudian

pemugaran kedua pada 1904, yaitu pada bagian dalam masjid dan penambahan menara

yang berbentuk pagoda. Pemugaran ketiga dilakukan pada 24 April 1959 yakni pada

bagian masjidnya. Menarapun tidak luput dari pemugaran. Terakhir, menara masjid

dipugar tahun 1961. Bangunan asli yang terdapat pada Masjid Kali Pasir hanya beberapa

saja, seperti tiang penyanggah, kubah, dan menara.16

Didepan Masjid Jami Kali Pasir terdapat beberapa makam yang salah

satunya adalah makam bupati Tangerang pertama, makam-makam tersebut kurang

terawat dan sangat kelihatan kotor. Masjid Jami Kali pasir pada tahun 2002 di-

15

Syahid, M. Abdu Asy. Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami‟ Kali

Pasir, Kota Tangerang – Banten. ( 2016). 16

H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kali Pasir, Wawancara Pribadi, Kota

Tangerang, 24 Okt

Page 24: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

14

jadikan benda cagar budaya oleh Pemerintah Kota Tangerang. Dan masjid sudah

tidak dipakai untuk shalat jum‟at lagi, karena harus dialihkan ke masjid Agung

Al-Ittihad.

Page 25: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

15

BAB III

ARSITEKTUR TIONGHOA

A. Hakikat Arsitektur Tionghoa

Penyebaran masyarakat etnis Tionghoa di tanah Jawa dengan alasan

perdagangan dan usaha menyelamatkan diri dari pemerintahan Ching dan

akhirnya membentuk koloni pemukiman, salah satunya di pulau Jawa. Arsitektur

Tionghoa berkembang pada abad ke 14 yang didominasi etnis Tionghoa dari

Tiongkok Selatan. Sebagian besar masyarakat Tiongkok yang terdampar di pulau

Jawa menikah dengan wanita setempat dan mendirikan pemukiman dengan izin

dari penguasa pribumi.

Tionghoa merupakan etnis yang mampu mempertahankan eksistensinya di

Negrinya, tanpa menghilangkan karakter budayanya. Fenomena ini menunjukan

etnis Tionghoa mampu mempertahankan identitas budayanya dari pengaruh

budaya lain dari lingkungan yang berbeda. Keberlangsungan Budaya Tionghoa

juga ditunjukan dengan konsistensi identitas arsitekturnya yang sangat khas

sehingga menjadi simbol keberadaan mereka di tiap lingkungan yang mereka

tinggali.17

Pada perkembangan berikutnya, penyebaran kebudayaan Tionghoa

mencapai ke wilayah Barat dan Asia. Hal itu ditunjukan dengan banyaknya

pemukiman Tionghoa di wilayah Barat dan Asia. Pechinan adalah istilah yang

digunakan sebagai referensi pemukiman yang mayoritas dihuni oleh komunitas

Tionghoa di luar wilayah Cina. Karakteristik umum yang menjadikan Pechinan

sangat khas adalah bentuk arsitektur tradisional yang mewakili budaya Tionghoa.

Hal yang menarik adalah mayarakat Tionghoa mampu mempertahankan eksistensi

17

Hamdil Khaliesh, Arsitektur Tradisional Tionghoa: Tinjauan Terhadap Identitas,

Karakter Budaya dan Eksistensinya, ( Pontianak: journal Program Studi Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Tanjungpura).

Page 26: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

16

dan konsistensi bentuk arsitektur tradisional pada bangunannya di berbagai

wilayah.18

Arsitektur Tionghoa merupakan arsitektur khas oriental yang berasal dari

daratan Tiongkok yang pada dasarnya memiliki akar budaya yang sangat tua dan

dilestarikan dengan baik selama beribu-ribu tahun. Arsitektur tradisional yang

berornamen atau berhias. Dari segi interior, gaya oriental ditandai dengan

penggunaan material kayu, kertas pelapis dingding dan warna yang dominan

merah, coklat tua, dan emas. Gaya ukiran dalam interior khas oriental biasanya

berbentuk ukiran seperti naga dan singa. Bunga Lotus pun kerap digunakan

sebagai motif ukiran ataupun lukisan. Atap khas Tionghoa yang berwarna

mencolok seperti merah, biru, dan kuning dengan menggunakan patung naga

sebagai wujud kepercayaan. Gaya arsitek Tionghoa masih tetap bertahan setelah

berabad-abad dibentuk. Prinsip arsitektur Tionghoa tidak pernah berubah, apabila

adanya perubahan, perubahan tersebut adalah detail dekoratif. Sejak Dinasti Tang,

seni arsitek Tionghoa telah banyak mempengaruhi arsitektur. Keunikan arsitektur

tradisional Tionghoa adalah penggunaan kayu sebagai material kontruksi utama.19

Penomoran ruangan secara tepat memegang peranan besar. Angka 1, 5, 9

diartikan baik. Sedangkan angka 4 harus dihindarkan. Lokasi bangunan Cina

umumnya memiliki karakter tanah bergelombang dan terdapat banyak warna,

berdekatan dengan sungai, danau, laut, dan ditanami berbagai tumbuhan, terutama

yang dapat bertahan terhadap cuaca. Dan begitu berlawanan dengan arsitektur

Barat, yang cenderung untuk berkembang pada tinggi bangunan dan kedalaman

bangunan.

Filosofi arsitektur Tionghoa sangat dipengaruhi oleh filosofi kepercayaan

dan ajaran Konfusianisme, Taoisme, dan Budhisme. Terdapat simbol dan

18

Polniwati Salim, Arsitektur Cina Pada Klenteng Jin De Yuan di Kawasan Pecinan

Jarkarta Sebagai Suatu Perwujudan Akulturasi Kebudayaan, ( Jakarta: Journal Jurusan Desain

Itnterior, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Universitas Bina Nusantara ).

19

Hamdil Khaliesh, Arsitektur Tradisional Tionghoa: Tinjauan Terhadap Identitas,

Karakter Budaya dan Eksistensinya, ( Pontianak: journal Program Studi Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Tanjungpura).

Page 27: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

17

lambang-lambang dari bentuk ideal dan keharmonisan dalam tatanan masyarakat.

Bentuk ideal dan keharmonisan dalam masyarakat dapat dilihat dari filosofi Tien-

Yuan Ti-Fang yang berarti langit bundar dan bumi persegi. Persegi

melambangkan keteraturan, intelektualitas manusia sebagai manifestasi penerapan

atas keturunan alam, Bundar melambangkan ketidakteraturan sifat alam. Artinya

diantara langit dan manusia, menggambarkan peralihan dua alam yang

disimbolkan dalam bentuk bundar-segi empat-bundar.

Arsitektur Tionghoa dahulu dibangun tidak dengan bahan-bahan

permanen. Susunan geometris, ritual-ritual, dan nilai hadir lebih utama dari

bangunan yang dianggap fana. Semua proporsi dan aturan tergantung pada sistem

standart dimensi kayu dan standart pembagiannya. Dengan demikian keseluruhan

bangunan Cina dirancang dalam modul standart dan moduler dari variabel ukuran

yang absolut proporsi yang benar melindungi dan mempertahankan hubungan

harmoni bagaimanapun besar strukturnya.20

Budaya arsitektur merupakan dari bagian kebudayaan manusia, yang

sudah tua sekali usianya. Budaya arsitektur yang umumnya berupa lingkungan

buatan kemungkinan dimulai sejak manusia meninggalkan gua-gua sebagai

tempat berlindung. Hubungan arsitektur yang dahulu dengan yang sekarang dan

akan datang sangat penting untuk melihat pergeseran pola arsitekturnyasekaligus

menunjukan suatu pergeseran nilai-nilai budaya dalam masyarakatnya. Konsep

dasar arsitektur bangunan Cina sangat diterapkan, misalnya pada pola penataan

ruang, pada arsitektur Cina ditandai dengan adanya impluvium atau courtyard dan

pada halaman belakang terdapat taman, mempunyai atap dengan arsitektur Cina,

dan strukturnya terdiri dari tiang dan balok serta motif dekoratif untuk

memperindah bangunan.

20

Polniwati Salim, Arsitektur Cina Pada Klenteng Jin De Yuan di Kawasan Pecinan

Jarkarta Sebagai Suatu Perwujudan Akulturasi Kebudayaan, ( Jakarta: Journal Jurusan Desain

Itnterior, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Universitas Bina Nusantara ).

Page 28: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

18

Arsitektur Cina juga disebut arsitektur Tionghoa. Bangunan yang

dipengaruhi masyarakat yang menempati sebagai penghuni, seperi arsitektur

Tiong Hoa juga merupakan hasil penerjemahan bangunan berdasar budaya dan

filosofi masyarakat Tiong Hoa yang ada dan berkegiatan serta bermukim di

Indonesia. Filosofi China sangat kental dengan Feng Shui, maka bangunanpun

didirikan berdasar arah mata angin di samping itu juga ruang-ruang yang

terbentuk mengikuti arah mata angin berdasarkan sifatnya.21

Arsitektur Tionghoa tidak mengalami perbedaan dan perubahan yang

didasarkan pada prinsip tertentu, dan perubahan biasanya hanya terdapat pada

unsur dekoratifnya saja. Perkembangan dan kemajuan pada Dinasti Tang abad 14

sampai abad 17 M, yang amat mempengaruhi mayoritas gaya bangunan

tradisional di Korea, Vietnam, dan Jepang, yang ditandai dengan pemisahan gaya

arsitektur Jepang sendiri dari daratan Cina pada masa keemasan itu, dengan

membangun beberapa replika pagoda dari bangunan Tionghoa di negri mereka.

Secara budaya masyarakat Tionghoa- Indonesia dapat dibagi menjadi dua

kalangan yang pertama kalangan peranakan dalam bahasa Indonesia dan yang

kedua kalangan totok.

Arsitektur Tionghoa memakai sistem artikulasi dan simetris bilateral yang

melambangkan keseimbangan, yang banyak ditemukan. Ketika keadaan

memungkinkan, maka maka rencana perombakan dan perluasan rumah akan

mencoba untuk menyesuaikan sistem simetris ini dengan modal yang tersedia.

Elemen sekunder diposisikan di kedua atau salah satu sisi dari struktur utama

dengan konsep bilateral simetris di satu atau kedua sayap bangunan. Hal lain yang

agak berbeda adalah dengan taman tradisional Cina yang simetris dengan konsep

bahwa komposisi taman akan menciptakan aliran yang abadi.

21

Stefanus Hansel Suryatenggara, Klenteng Boen Tek Bio Tangerang Kajian Arsitektural,

(Depok: Skripsi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tidak diterbitkan,

2011.

Page 29: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

19

B. Ragam Arsitektur Tionghoa

Arsitektur Tionghoa banyak menampilkan bangunan-0bangunan berupa

bangunan peribadatan dan bangunan-bangunan rumah tinggal yang dalam konsep

arsitekturalnya tetap menggunakan Feng Shui. Prinsip ini sudah banyak dan sudah

lama diterapkan pada semua jenis bangunan Tionghoa, karena konsep Feng Shui

mempercayai bahwa setiap manusia selalu harus selaras dengan alam, sehingga

bangunan apapun yang didirikan juga harus selaras dengan alam. Arsitektur Cina

banyak menekankan pada aspek tata ruang, kontruksi, detail serta simbolisasi

yang Menjadikan arsitektur Tionghoa terlihat keuinikannya.

Ragam hias sebagai simbol dalam arsitektur Tionghoa. Budaya Cina yang

sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu penuh dengan muatan simbolisasi berikut

makna yang sangat mendalam pada semua aspek kehidupan. Simbol ini

diwujudkan dalam bentuk Simbol Fisik dan Simbol non Fisik. Simbol Fisik

diwujudkan dalam bentuk ornamen atau ragam hias dan warna-warna pada

bangunan dengan detail ornamen dan warna yang bermacam-macam, sesuai

dengan makna dan arti yang dikandungnya. Simbol non Fisik biasanya berkaitan

dalam profesi-profesi maupun kebiasaan-kebiasaan.22

Ornamen dalam arsitektur Cina dapat dikelompokan kedalam 5 kategori yaitu:

1. Hewan ( Fauna )

Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil

gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan

tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam

visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu tidak

sepenuhnya dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan

obyek gubahan antara lain, naga, burung, singa, ular, kera, dan gajah.

22

Moedjiono, Ragam Hias dan Warna Sebagai Simbol Dalam Arsitektur Cina, (

Semarang : Journal Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponogoro Semarang ).

Page 30: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

20

2. Tumbuhan ( Flora )

Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan

dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan

senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi

juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada

waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang

merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan

bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang diproses atau distilisasi, karena telah

diubah dan jauh dari bentuk aslinya.

3. Fenomena alam

Motif benda-benda alami seperti batu, air, dan awan dalam penciptaannya

biasanya diproses sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter

tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur

dan asas estetika. misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian

bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut.

4. Legenda

Motif Kreasikhayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat

pada alam nyata seperti motif makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain. Bentuk

ragam hias khayali adalah merupakan hasil daya dan imajinasi manusia atas

persepsinya, motif mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh motif ini

adalah : motif kala, motif ikan duyung, raksasa, dan motif makhluk-makhluk gaib

lainnya.

5. Geometris

Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak

memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan

lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin,

patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan

guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya

Page 31: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

21

motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, (digambar,

dipahat, dicetak)

Elemen struktural yang terbuka terkadang disertai dengan ornamen ragam

hias. Keahlian orang Tionghoa terhadap kerajinan ragam hiasdan kontruksi kayu

tidak dapat diragukan lagi. Ukir-ukiran serta kontruksi kayu sebagai bagian dari

struktur bangunan dapat dilihat sebagai ciri khas pada bangunan Tionghoa. Detail

konstruksi seperti penyangga atap ( tou kung ), atau pertemuan antara kolom dan

balok, bahkan rangka atapnya dibuat sedemikian indah, sehingga tidak perlu

ditutupi.23

Organisasi ruang pada Arsitektur Tionghoa didasarkan pada kebutuhan

hidup sehari-hari yang dipadukan dengan persayaratan-persyaratan estetika yang

dianut masyarakat Tionghoa. Ada dua karakteristik yang cukup dominan dalam

konsep penataan ruang bangunan tradisional Tionghoa yaitu Jian dan Axial

Palning.

1. Jian

Jian merupakan unit dari organisasi ruang. Konsep dasarnya meliputi

penggunaan Jian, sebagai standar unit atau modulasi dan dapa dikembangkan atau

dapat dibuat secara berulang menjadi suatu massa bangunan atau beberapa

kelompok bangunan. Jian adalah sebuah ruang persegi empat atau suatu ruang

yang diberi pembatas dinding atau hanya dibatasi oleh kolom sehingga secara

psikologis juga membentuk sebuah ruang. Jian juga dapat ditambahkan untuk

membuat suatu ruang.

23

Polniwati Salim, Arsitektur Cina Pada Klenteng Jin De Yuan di Kawasan Pecinan

Jarkarta Sebagai Suatu Perwujudan Akulturasi Kebudayaan, ( Jakarta: Journal Jurusan Desain

Itnterior, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Universitas Bina Nusantara ).

Page 32: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

22

2. Axial Planning

Karakteristik berikutnya dari arsitektur Tionghoa tradisional adalah bentuk

struktur yang simetri dan orthogonal pada denah dan potongan. Hal ini merupakan

sumber kosmologi Tionghoa. Pada arsitektur Tionghoa hall dan courtyard

ditempatkan disuatu jalan setapak pada susunan orthogonal.

Ruang-ruang tersebut terpisah satudengan yang lainnya dengan adanya

courtyard yang pada akhirnya dianggap sebabagai ruang utama pada komposisi

secara keseluruhan. Bentuk dasar organisasi ruang bangunan tradisional Tionghoa

adalah bentuk persegi panjang, dengan unit ruang yang menyati dalam

keseluruhannya. Arsitektur Tionghoa mengombinasikan bentuk persegi panjang

bervariasi dalam ukuran dan posisi sesuai dengan kebutuhannya. Kombinasi dari

unit ruang dalam arsitektur tradisional Tionghoa memenuhi prinsip-prinsip

keseimbangan dan simetri. Legam dan gaya bangunan arsitektur Tionghoa dapat

dengan jelas dilihat dari ornamen bagian atas atap atau ornamen pada kolom-

kolom bangunan yang seluruhnya menggambarkan lukisan bunga dan binatang.

Ukiran dan ornamen ini memiliki arti tersendiri terhadap kepercaan masyarakat

Tionghoa.24

Courtyard merupakan ruang terbuka pada hunian tradisional Tionghoa. Ruang

terbuka ini sifatnya lebih privat. Biasanya digabung dengan kebun. Rumah-rumah

gaya Tiongkok Utara sering terdapat Courtyard yang luas kadang-kadang lebih

dari satu. Courtyard pada arsitektur Tionghoa di Indonesia biasanya diganti

dengan teras-teras yang cukup lebar.

24

Hamdil Khaliesh, Arsitektur Tradisional Tionghoa: Tinjauan Terhadap Identitas,

Karakter Budaya dan Eksistensinya, ( Pontianak: journal Program Studi Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Tanjungpura).

Page 33: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

23

Gambar 2 : Courtyard25

Atap bangunan memiliki sudut kemiringan yang cukup tinggi yang berbentuk

atap tunggal dan bertumpuk. Pada bangunan orang kaya dan bangunan

keagamaan, biasanya atap berbentuk melengkung dengan dihiasi patung-patung

keramik. Bentuk atap yang khas pada hunian tradisional Tionghoa atapnya yang

berbentuk melengkung.

25

www.tionghoa,org, diakses 17 April 2018, pukul 22.16 Wib.

Page 34: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

24

Gambar 3 : Atap Bangunan Tionghoa 26

C. Jenis Arsitektur Tionghoa

1. Rumah Rakyat Biasa

Rumah rakyat biasa, seperti pedagang atau petani. Memiliki pusat bangunan

yang berfungsi sebagai kuil untuk para dewa, leluhur, dan juga digunakan untuk

perayaan. Pada dua sisinya terdapat kamar tidur untuk orang tua dan dua sayap

bangunan merupakan tempat untuk anggota keluarga yang lebih muda. Serta

ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Setiap bangunan dan warna yang digunakan

uga tergantung pada kelas pemilik rumah . 27

26

www.tionghoa,org, diakses 17 April 2018, pukul 22.16 Wib. 27

Setiadi Sopandi, Sejarah Arsitektur Sebuah Pengantar, ( Jakarta : PT. Gramedia

Pusaka Utama ).

Page 35: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

25

Gambar 2 : Rumah Rakyat Biasa28

2. Kekaisaran

Satu-satunya elemen arsitektur yang ada pada bangunan untuk kaisar Cina

dan tidak ada di bangunan lain adalah genteng berwarna kuning. Genteng

kuning hingga saat ini masih menghiasi hampir seluruh bangunan yang ada di

Forbidden City. Atap pada bangunan kekaisaran juga ditopang oleh dougong

(kurungan), elemen arsitektur yang ada pada bangunan keagamaan berukuran

besar. Hitam juga merupakan warna yang sering digunakan, hitam dipercaya

sebagai warna yang menginspirasi para dewa untuk turun ke bumi. Orang

Cina kuno juga sangat menyukai warna merah.

Gambar 3 : Kekaisaran29

28

www.tionghoa,org, diakses 17 April 2018, pukul 22.16 Wib.

29

www.tionghoa,org, diakses 17 April 2018, pukul 22.16 Wib.

Page 36: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

26

3. Bangunan Keagamaan

Sebuah biara Buddha besar biasanya memiliki ruang depan, tempat patung

Bodhisattva. Diikuti dengan aula besar dan tempat patung-patung buddha. Tempat

tinggal untuk para biarawan dan biarawati terletak di sisi kanan dan kiri bangunan.

Bagian utama dari sebuah kelenteng. Bangunan kelenteng biasanya mempunyai

ragam hias yang indah dan detail sekali. Atapnya berbentuk perisai dengan „nok‟

melengkung ditengah serta ujungnya melengkung keatas. Nok selalu sejajar

dengan jalan. Diatas nok tersebut biasanya terdapat sepasang naga yang

memperebutkan „mutiara surgawi‟. Kelenteng-kelenteng kuno mempunyai hiasan

yang sangat indah. Tukang-tukang sekarang jarang bisa mereparasi kembali kalau

terjadi kerusakan. Tampak depannya kadangkala terdapat semacam teras

tambahan. Pintu depannya terdiri dari dua daun kayu yang sering dihias dengan

lukisan dua orang penjaga (men-sen). Tapi banyak kelenteng yang pintunya

dibiarkan terus terbuka.

Biasanya didepan atau didalam „ruang suci utama‟ ini selalu terdapat

papan yang melintang (bian-e) atau papan membujur (dui-lian), sumbangan bagi

para dermawan selama berabad-abad. Dari tulisan ini kadang-kadang kita bisa

mendapat informasi tentang sejarah kelenteng serta masayarakat pendukungnya

dimasa lampau. Ukuran besar dan kecilnya ruang suci utama ini berbeda pada

setiap kelenteng. Tapi pada umumnya berbentuk segi empat. Di kelenteng-

kelenteng besar terdapat semacam courtyard ditengahnya yang digunakan sebagai

tempat pemasukan cahaya alami, serta menampung air hujan dari atap. Konstruksi

utamanya adalah kolom dan balok. Tidak jarang kolom yang ada di dalam

interiornya dipahat dengan dengan sangat indah. Sebuah altar utama terdapat pada

dinding belakang ruang suci utama ini. 30

30

Moedjiono, Ragam Hias dan Warna Sebagai Simbol Dalam Arsitektur Cina, (

Semarang : Journal Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponogoro Semarang ).

Page 37: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

27

Gambar 4 : Bangunan Keagamaan31

1. Ruko

Ruko merupakan bangunan yang khas Pecinan. Khol (1984) yang banyak

mengunjungi kota-kota pelabuhan (kota bawah) di propinsi Guangdong dan

Fujian serta daerah Pecinan di kota-kota pantai Asia Tenggara, mengatakan bahwa

ruko merupakan “landmark” di kota-kota tersebut. Penulis Barat Alain Viaro

(1992), pada tulisannya yang berjudul: “Is The Chinese Shophouse Chinese”,

meragukan bahwa Ruko ini berasal dari China. Dalam argumennya dia memberi

hipotesa bahwa ruko terjadi sebagai percampuran arsitektur akibat perdagangan

disepanjang kota-kota pantai antara China dan Asia Tenggara oleh orang Barat,

China dan penduduk setempat. Itulah sebabnya Ruko terdapat pada hampir semua

kota-kota pantai di daerah China selatan sampai Asia Tenggara. Salah satu ciri

khas daerah Pecinan adalah kepadatannya yang sangat tinggi. Ruko (shop houses)

merupakan ide pemecahan yang sangat cerdik untuk menanggulangi masalah

tersebut. Ruko merupakan perpaduan antara daerah bisnis dilantai bawah dan

daerah tempat tinggal dilantai atas. Bangunan tersebut membuat suatu

kemungkinan kombinasi dari kepadatan yang tinggi dan intensitas dari kegiatan

ekonomi di daerah Pecinan. Bahkan ada suatu penelitian di satu daerah Pecinan

31

www.tionghoa,org, diakses 17 April 2018, pukul 22.16 Wib.

Page 38: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

28

yang terdiri dari deretan ruko-ruko, bahwa 60% dari luas lantai diperuntukkan

bagi tempat tinggal dan 40 % nya dipergunakan untuk bisnis.

Page 39: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

29

BAB IV

ARSITEKTUR TIONGHOA PADA MASJID JAMI KALIPASIR

A. Tata Peletakan Arsitektur Tionghoa pada Struktur Masjid

Secara umum struktur masjid terdiri dari dua bagaian utama, yaitu: bagian

dalam dan bagian luar. Secara detail, penjabaran tentang bagian-bagian itu

dijelaskan di bawah ini:

1. Bagian Dalam Masjid

Bagian utama adalah subuah bagian di dalam masjid yang dikhususkan

untuk aktifitas terbatas, berupa ibadah semata, semisal sholat, mengaji, i‟tikaf.

Selain itu aktifitas dilakukan di luar masjid. Bagian utama masjid, sebagai tempat

yang hanya digunakan untuk aktifitas ibadah semata seperti sholat dan

pelaksanaan ibadah yang membutuhkan mihrab sebagai tempat pengimaman

sholat.32

Bagian utama masjid dengan serambi dibatasi oleh sebuah dinding

keliling, jendela bertralis kayu dan pintu kayu. Bagian utama masjid dinaungi oleh

atap bertingkat dua. Bagian dalam Masjid berbahan dasar tanah ( batu bata dan

genteng ), kayu, dan kaca. Bagian yang berbahan dasar tanah ( batu bata ) adalah

dinding tembok. Dahulu dinding terbuat dari kayu kelapa dan atap terbuat dari

daun kelapa dan pada tahun 1671 M pada masa kepengurusan Pangeran

tumenggung Pamit Wijaya masjid mulai direnovasi pada bagian dinding dan atap

dengan bahan batu bata yang diplaster oleh pasir dan kapur.33

Pada bagian utama

tengah masjid ditopang oleh empat tiang penyangga yang terbuat dari kayu jati,

ting-tiang tersebut masih berdiri kokoh, tetapi sekarang mulai keropos. Oleh

32 www.tangerangkota.go.id/9-bangunan-dijadikan-cagar-budaya-kota-tangerang

( Diakses 13 Maret 2017 Pukul 22:28 WIB)

33 H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kalipasir, Wawancara Pribadi, Kota

Tangerang, 8 November 2016

Page 40: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

30

karena itu perlu diberi tambahan tiang penyangga yang terbuat dari besi agar

tiangnya tetap kokoh.

A. Mihrab

Pengertian mihrab yang dipakai sekarang, khususnya di Indonesia adalah

sebuah atau sesuatu tempat ( ruangan ) di dalam masjid, tempat imam memimpin

shalat menghadap kiblat. Pengertian mihrab di Jawa adalah imaman atau

paimaman. Belum dapat diketahui secara pasti kapan untuk pertama kalinya

mihrab dikenal atau dipakai sebagai pelengkap bangunan masjid. Biasanya,

mihrab dibangun cukup luas. Di samping kirinya diletakkan mimbar sebagai

tempat khutbah. Dalam catatan masa pemerintahan Mu‟awiyah, membuat mihrab

masjid dijadikan suatu aturan.34

Mihrab sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari bangunan

masjid, meski tidak selalu berbentuk atap lengkung pada bangunan tempat Shalat

yang kecil seperti musolla juga selalu ada mihrab. Di Indonesia, mihrab terletak di

ujung bangunan masjid di sebelah Barat bersebrangan dengan pitu masuk.

Biasanya terdapat mimbar di dalam mihrab dan di atasnya dihiasi lukisan kaligrafi

ayat-ayat Al-Qur‟an maupun kalimat dzikir.

Adapun bentuk mihrab Masjid Jami Kalipasir juga dapat disebut mihrab

yang melengkung, bahkan bentuk lengkungannya hampir seperempat lingkiran.

Bentuk lengkung seperti ini dapat dijumpai pada jendela-jendela dan pintu-pintu

rumah orang-orang Belanda tenpo dulu di Jakarta. Mihrab Masjid Jami Kalipasir

terletak di atas fondasi yang padat, tingginya 200 centimeter. Dilihat dari ruang

utama mihrab berbentuk persegi empat, dan ukurannya 155x100 centimeter serta

tingginya 200 centimeter. Ruang mihrab berbentuk bilik yang tanpa diberi

jendela. 35

34

Gathut Dwihastoro, Kompleks Masjid Kasunyatan- Banten Lama, (Depok: Skripsi

Fakultas Sastra,Universitas Indonesia, tidak diterbitkan, 2016. 35

H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kalipasir, Wawancara Pribadi, Kota

Tangerang, 8 November 2016

Page 41: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

31

Gambar 5 : Mihrab dan Mimbar36

1. Bagian Luar Masjid

Bagian luar masjid adalah bagian dimana aktifitas di dalamnya tidak

berkaitan langsung dengan aktifitas ibadah. Bagian luar masjid masih termasuk

dalam lingkungan masjid, tetapi bukan tempat bagian utama dari inti aktifitas

masjid. Oleh karena itu, dapat dinyatakan sifatnya hanya pelengkap. Bagian luar

masjid adalah bagian di luar bagian utama masjid.

A. Kubah

Secara historis kubah belum dikenal pada masa Rasulullah, sebagaimana

dengan menara dan mihrab. Pada awal nya masjid Madinah sama sekali belum

mengenal kubah dan masjid Madinah dibangun sangat sederhana. Arsitektur

awalnya berbentuk segi empat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya.

Seiring berkembangnya teknologi arsitektur, kubah yang berbentuk separuh bola

muncul sebagai penutup masjid. Masjid Qubbat as Sakhrah di Yerussalem

menjadi masjid pertama yang menggunakan model kubah. Setelah adanya Masjid

36

Dokumen Pribadi, Gambar Mihrab, Diakses pada tanggal 12 Januari 2018.

Page 42: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

32

Qubbat as Sakhrah di Yerussalem, para arsitek Islam terus mengembangkan gaya

kubah pada masjid yang dibangunnya.37

Kehadiran kubah pada bangunan masjid pertama kali di Indonesia sekitar

abad 19 M. Bahkan di Jawa, atap masjid berkubah baru muncul pada pertengahan

abad ke 20 M. Di Indonesia masjid berkubah pertama adalah masjid

Baiturakhman di Banda Aceh38

Kubah Masjid Jami Kalipasir memiliki daya tarik yang unik karena

bentuknya yang tidak biasa. Kubah ini menjadi simbol penyebaran agama Islam di

daerah pasar lama Tangerang, yang pada saat itu mayoritas beragama Budha atau

Tionghoa. Kubah Masjid Jami Kalipasir memiliki corak atau ornamen Tionghoa

yang sengaja dibuat untuk mempermudah penyebaran agama Islam pada saat itu.

Kira-kira kubah masjid Jami Kalipasir mempunyai lebar 4x4 cm, atasnya

berbentuk lancip dan atas kubahnya berwarna emas. Masjid Jami Kalipasir juga

menjadi saksi kerukunan antar umat beragama.39

Gambar 6 : Kubah/ Mustaka40

37

Gathut Dwihastoro, Kompleks Masjid Kasunyatan- Banten Lama, (Depok: Skripsi

Fakultas Sastra,Universitas Indonesia, tidak diterbitkan, 2016. 38

Gathut Dwihastoro, Kompleks Masjid Kasunyatan- Banten Lama, (Depok: Skripsi

Fakultas Sastra,Universitas Indonesia, tidak diterbitkan, 2016. 39

H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kalipasir, Wawancara Pribadi, Kota

Tangerang, 8 November 2016 40

Dokumen Pribadi, Gambar Atap, diakses pada tanggal 12 Januari 2018.

Page 43: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

33

B. Menara

Menara berasal dari kata bahasa arab manarah, yang berarti tempat

menaruh cahaya. Menara merupakan suatu bagian penting dari bangunan masjid,

lain halnya dengan di Indonesia adanya menara tidak menjadi syarat mutlak untuk

menentukan bagian masjid itu lengkap atau tidak.41

Tradisi membangun menara diawali oleh khalifah Al-Walid ketika

memugar bekas Basilica Santo John menjadi sebuah masjid besar, yang kemudian

menjadi masjid Agung Damaskus. Pada bekas Basilica tersebut tadinya terdapat

dua buah menara yang berfungsi sebagai petunjuk, lonceng pada siang hari dan

kerlipan lampu pada malam hari. Menara itu sendiri merupakan salah satu ciri

khas bangunan Byzantium.42

Menara adalah salah satu arsitektur Islam. Menara merupakan struktur

tunggal yang tinggi menjulang dan menonjol keluar dari lingkungannya. Sebuah

menara biasanya memiliki unsur-unsur, base, shaft, balkon, dan mahkota, kubah,

kepala menra. Dalam Islam menara selalu disandingkan dengan masjid dan

digunakan oleh muadzin untuk mengumandangkan adzan, memanggil umat Islam

shalat berjamaah. Secara fisik menara tidak mempunyai fungsi dominan. Saat ini

fungsi menara lebih bersifat estetika visual dan spiritual simbol. Secara universal

menara merupakan simbol agama Islam dan identitas masyarakat Islam.

Menara sebenernya tidak dikenal pada masa Rasulullah SAW. Pada masa

Rasulullah SAW, adzan dilakukan di atas atap masjid. Bahkan pada masa

penggerak Wahabisme di Saudi Arabia, menara dianggap bid‟ah dalam Islam.

Kaum Wahabi melarang pendirian masjid dilengkapi dengan struktur menara serta

berbagai ornamen dan dekorasi lainnya.

41

Gathut Dwihastoro, Kompleks Masjid Kasunyatan- Banten Lama, (Depok: Skripsi

Fakultas Sastra,Universitas Indonesia, tidak diterbitkan, 2016. 42

Anjar Fiky Sutrisno, Karakteristik Arsitektur Menara Masjid Sebagai Simbol Islam

Dari Masa Ke Masa, ( Sulawesi Utara : e-journal Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Sam Ratulangi ).

Page 44: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

34

Bentuk menara pada masa awal perkembangan arsitektur masjid,

setidaknya ada beberapa bentuk dasar masjid. tetapi yang paling awal, seperti

menara Masjid Nabawi dan Masjid Damaskus, tidak berdiri sendiri tetapi menyatu

dengan struktur bangunan masjid. Pola seperti ini menyebar ke berbagai penjuru

di daratan Arab hingga ke Andalusia.

Di Banten sendiri hampir semua masjid dilengkapi dengan menara, namun

hal itu juga bukan keharusan. Demikian juga Masjid Jami Kalipasir yang

mempunyai menara yang dibangun pada tahun 1904 M. Kalau dilihat menara

Masjid jami Kalipasir seperti bentuk pagoda. Menara ini juga salah satu simbol

yang menjadi daya tarik yang unik. Menara ini mempunyai ukuran 3x3 m,

tingginya sekitar 10 m. Kaki menara Masjid Jami kalipasir mencakup fondasi,

tingkat pertama dan ruang penghubung. 43

fondasi menara berukuran 3x3 meter, pada bagian kaki menara diberi dua

anak tangga yang tingginya 30 centimeter dari permukaan tanah. Pada bagian

bawah menara dipakai sebagai ruang buat mengambil air wudhu, dan ruang

tersebut bisa menuju ke makam yang ada di depan masjid. Menara Masjid Jami

Kalipasir dibangun hampir mirip tengan sebuah pagoda di Tiongkok. Menara

Masjid Jami Kalipasir dibangun hampir mirip dengan sebuah pagoda di Tiongkok.

Menara masjid ini sebagai salah satu simbol kerukunan antara umat

beragama. Menara masjid selain berfungsi sebagai tempat untuk

mengumandangkan adzan juga berfungsi ganda seperti halnya mercusuar atau

menara pengintai. Hal ini terdapat pada menara-menara masjid yang ada di kota

pelabuhan atau tepi sungai.

43

H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kalipasir, Wawancara Pribadi, Kota

Tangerang, 8 November 2016

Page 45: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

35

Gambar 7 : Menara44

B. Fungsi dan Peran Masjid Dalam Sosio Religius

1. Fungsi Masjid

a. Sebagai Tempat Ibadah

Memotivasi dan membangkitkan kekuatan ruhaniyah dan keimanan

seseorang adalah fungsi utama masjid. Makna etimologis dari kata masjid sendiri

adalah tempat untuk bersujud, sehingga bisa ditarik kesimpulan masjid adalah

tempat ibadah secara khusus diperuntukan bagi orang-orang muslim.

Secara umum ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT, karena

didikan dan dibangkitkan oleh akidah dan tauhid. Ibadah merupakan tugas hidup

manusia, sebagaimana Firman Allah yang berbunyi :

وس اال ليعبد ون. وما خلقت الجه واال

Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka

menyembah-Ku”.( Adz-Dzariyaat /surat 51 / ayat 56).

44

Dokumen Pribadi, Gambar Menara, diakses 12 Januari 2018

Page 46: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

36

b. Sebagai Pusat Kegiatan Umat

Dalam fungsi sosialnya, masjid berperan untuk menyatukan masyarakat

muslim. Ketika Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah, maka usaha

pertama kali yang dilakukannya membangun masjid.

c. Sebagai Tempat Pendidikan dan Kebudayaan

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik

untuk perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama. Pendidikan di sini adalah pendidikan Islam yang

merupakan pewarisan dan perkembangan budaya manusia yang bersumber dan

berpedoman kepada ajaran Islam sebagai mana termaktub dalam Al-Qur‟an dan

terjabar dalam sunnah Rasul. Adapun yang dimaksud adalah dalam rangka

terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan demikian

ciri yang membedakan antara pendidikan Islam dengan yang lain adalah pada

penggunaan ajaran Islam sebagai pedoman dalam proses pewarisan dan

pengembangan budaya umat manusia tersebut Sama halnya dengan peradaban

Islam, maka demikian pula halnya pendidikan Islam, ia merupakan satu kebulatan

dari saling pengaruh mempengaruhi diantara kebudayaan dari bermacam-macam

bangsa.

Sedangkan kebudayaan merupakan berbagai pola, bertingkah laku mantap,

pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-

simbol yang menyusun pencapainnya secara tersendiri dari kelompok-kelompok

manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi. Pusat esensi

kebudayaan terdiri dari atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterkaitan

terhadap nilai-nilai.

Kebudayaan disini adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil

karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang

semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Jadi unsur-unsur kebudayaan itu

meliputi semua kebudayaan di dunia, baik yang kecil, bersahaja dan terisolasi,

Page 47: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

37

maupun yang besar, komplek, dan dengan jaringan hubungan yang luas. Dengan

kebudayaan yang baik masyarakat nantinya akan menjadi masyarakat yang baik

pula, karena suatu kebudayaan sangat mempengaruhi kehidupan manusia di muka

bumi ini. Disamping masjid sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan

tempat pusat kebudayaan Islam. Di samping masjid sebagai tempat ibadah, masjid

juga merupakan tempat pusat kebudayaan Islam. 45

Dimana pola tingkah laku manusia diatur dan diciptakan yang sedemikian

rupa sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Kebudayaan Islam adalah kebudayaan

yang diwarnai dan dijiwai oleh ajaran Islam (Al-Qur‟an dan Sunnah), sehingga

tampillah corak-corak kebudayaan Islam. Hal ini juga merupakan suatu cara untuk

menyatakan bagi Islam yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari

segolongan manusia yang membentuk lingkungan sosial, dalam suatu ruang dan

waktu.

Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan Islam di Indonesia terutama terletak

dipundak para ulama‟. Paling tidak ada dua cara yang dilakukannya 1.

Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai muballig ke daerah

yang lebih luas. Cara ini dilakukan dalam lembaga pendidikan Islam yang dikenal

dengan pesantren di Jawa, Dayak di Aceh, dan Surau di Minangkabau. 2. Melalui

karya-karya yang tersebar dan dibaca di berbagai tempat yang jauh.

d. Sebagai Wadah Ekonomi Umat

Masjid juga berfungsi sebagai wadah berkumpulnya para Jama‟ah yang

memiliki kelebihan ilmu dan harta. Sebab itu, masjid juga harus berfungsi sebagai

pusat perencanaan dan manegemen pengembangan ekonomi dan bisnis umat.

45

Suwarto, Peranan Masjid Dalam Perkembangan Ekonomi Masyarakat Di Masjid

Riyad Surakarta, ( Surakarta: Skripsi Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah

Surakarta 2012).

Page 48: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

38

2. Peran Masjid

Dalam arti khusus, masjid adalah tempat atau bangunan yang dibangun

untuk menjalankan ibadah, terutama sholat jama‟ah. Pengertian ini mengerucut

menjadi masjid. Masjid yang digunakan buat shalat jum‟at disebut masjid jami‟

karena shalat jum‟at diikuti banyak orang. Masjid Jami Kalipasir selain menjadi

tempat ibadah dan syiar agama Islam, Juga memiliki sejarah yang sangat tinggi.

Masjid ini menjadi tempat akulturasi budaya dan saksi perjuangan anak bangsa

melawan penjajah dan ada beberapa peran masjid yaitu:

A. Masjid sebagai Sumber Aktifitas

Peranan masjid tidak hanya menitik beratkan pada aktifitas akhirat saja,

tetapi juga memadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas duniawi. Dalam

perkemba-ngannya yang terakhir, masjid mulai memperlihatkan aktivitas

oprasional menuju keragaman dan kesempurnaan kegiatan. Pada garis besarnya

oprasionalisasi masjid menyangkut:

a. Aspek Hissiyah (bangunan)

Dalam masalah bangunan fisik masjid, Islam tidak menetukan dan

mengturnya. Artinya umat Islam diberikan kebebasan sepanjang bangunan masjid

itu berperan sebagai rumah ibadah dan pusat kegiatan jamaah/umat, bukan hanya

menitik beratkan kepada aspek kemegahan saja.

b. Aspek Maknawiyah (tujuan)

Pada masa Rasulullah, masjid dibangun atas dasar taqwa dengan

melibatkan masjid sebagai pusat ibadah dan pusat pembinaan umat islam.

c. Aspek Ijtima‟iyah (segala kegiatan)

1. Lembaga Dakwah dan Bakti Sosial

Kegiatan dakwah dan bakti sosial dimiliki hapir oleh semua masjid.

Kegiatan dakwah bisa dilihat dalam bentuk pengajian/tabligh, diskusi, silaturahmi

dan lain-lain. Kegiatan bakti sosialterwujud dalam bentuk santunan anak yatim,

khitanan masal, zakat fitrah, pemotongan hewan qurban dan lain-lain juga

dilakukan di masjid.

Page 49: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

39

2. Lembaga Manajemen dan Dana

Masjid di Indonesia pada umumnya bercorak tradisional, hanya di

beberapa masjid tertentu manajemen masjid dapat dilaksanakan secara

propesional.

3. Lembaga Pengelola dan Jamaah

Antara pengelola dan jamaah terjalin ikatan yang tidak dapat

dipisahkandari kegiatan masjid. Kedua komponen ini merupakan pilar utama yang

memungkinkan berlangsungnya aneka kegiatan di masjid.

Allah berfirman dalam surat Al-Jin ayat 18

أحدا فال تدعوا مع للا وأن المساجد لل

Artinya: “Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka

janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah)

Allah”. ( Al-Jin / 72 :18)

A. Masjid dalam Arus Informasi Modern

Islam sebagai agama universal (Kaffah atau menyeluruh) ditakdirkan

sesuai dengan tempat dan jaman, ia sempurna sebagai sumber dari segala sumber

nilai. Dewasa ini kita memasuki era globalosasi. Era yang ditandai dengan

gencarnya pembangunan menyeluruh dan pemamfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi (iptek), dengan arus informasi sebagai acuan utamanya. 46

Dampak negatif globalisasi sudah banyak di rasakan contohnya

mempermudah penyusupan budaya asing, praktik gaya hidup bebas yang

mengakibatkan krisis moral, lenyapnya rasa gotong royong dan silaturahmi dan

lain-lain. Pada sisi lain ia menghembuskan dampak fositif berupa kesanggupan

melahirkan masyarakat yang kreatif, baik itu krearif dalam berfikir maupun dalam

hal berkarya. Jelasnya manusia bisa mengaktifkan potensi insani dan alaminya.

Bagi masjid dampak fositif ini berarti kesaggupan meningkatkan wawasan yang

luas dan jauh ke depan. Dengan bekal tersebut setidaknya ada kesiapan dalam

mengambil tindakan dengan langkah yang tepat dan cepat.

46

Suwarto, Peranan Masjid Dalam Perkembangan Ekonomi Masyarakat Di Masjid

Riyad Surakarta, ( Surakarta: Skripsi Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah

Surakarta 2012)

Page 50: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

40

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami Kalipasir terdapat pada ku-

bah/mustaka dan menara. Pada bagian kubah

Masjid Jami Kalipasir didirikan dengan mengikuti kaidah-kaidah,

dalam kontruksi arsitektural rumah ibadah dalam budaya masyarakat seki-

tar yaitu Tiong Hoa. Bahan-bahan serta kontruksinya, masih memper-

tahankan budaya yang ada di daerah tersebut, sehingga terlihat masih asli

dan terpelihara masih ada Masjid Jami Kalipasir. Bahan-bahan yang

digunakan dan teknik kontruksi lokal, mengantarkan Masjid Jami

Kalipasir tetap menjaga keaslian dan kekuatan kontruksinya hingga saat

ini. Yaitu:

1. Arsitektur: karena mengikuti perkembangan masyarakat sekitar,

dengan perbedaan pada bagian kubah.

2. Status: Masjid ini memiliki stasus istimewa di Tangerang, dengan di-

jadikan tempat wisata religi hingga bangunan ini dijadikan cagar bu-

daya di Tangerang.

3. Keaslian bangunan: disaat bangunan-bangunan Masjid Jami Kalipasir

lainnya direnovasi, Masjid Jami Kalipasir masih tetap mempertahan-

kan keasliannya.

Masjid Jami Kalipasir memang hanya sebuah benda diam, namun

makna yang dimunculkan dari berbagai simbol yang di tampakkan dalam

seni arsitekturnya, membuat dinamika masyarakat sekitar ikut

memakmurkan kegiatan masjid.

Arsitektur Tionghoa merupakan arsitektur khas oriental yang

berasal dari daratan Tiongkok yang pada dasarnya memiliki akar budaya

Page 51: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

41

yang sangat tua dan dilestarikan dengan baik selama beribu-ribu tahun.

Arsitektur tradisional yang berornamen atau berhias. Dari segi interior,

gaya oriental ditandai dengan penggunaan material kayu, kertas pelapis

dingding dan warna yang dominan merah, coklat tua, dan emas. Gaya

ukiran dalam interior khas oriental biasanya berbentuk ukiran seperti naga

dan singa. Bunga Lotus pun kerap digunakan sebagai motif ukiran ataupun

lukisan. Atap khas Tionghoa yang berwarna mencolok seperti merah, biru,

dan kuning dengan menggunakan patung naga sebagai wujud kepercayaan.

Gaya arsitek Tionghoa masih tetap bertahan setelah berabad-abad

dibentuk. Prinsip arsitektur Tionghoa tidak pernah berubah, apabila

adanya perubahan, perubahan tersebut adalah detail dekoratif. Sejak

Dinasti Tang, seni arsitek Tionghoa telah banyak mempengaruhi

arsitektur. Keunikan arsitektur tradisional Tionghoa adalah penggunaan

kayu sebagai material kontruksi utama

Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami Kalipasir merupakan

bangunan yang menjadi daya tarik masyarakat Tangerang. Beberapa bagi-

an bangunan masjid mengikuti kondisi di daerah tersubut yang mana di

daerah tersebut menganut Etnis Tionghoa dan bagian tersebut masih ben-

tuk aslinya yaitu Kubah dan Menara.

Page 52: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

42

Daftar Pustaka

Buku :

Abdu, Mushab Asy syahid, Dinamika Preservasi dan Konservasi Arsitektur

Masjid Jami Kalipasir, Kota Tangerang-Banten, (Depok: Journal Te-

ori Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, tidak diterbit-

kan, 2016.

Ayub, E. Mohammad, Management Masjid : Petunjuk Praktis Bagi Para

Pengurus, Jakarta : Gema Insani Press,1996.

Dwi Hastoro, Gathut, Kompleks Masjid Kesunyatan Banten Lama, (Depok :

Skripsi Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, tidak diterbitkan, 2016.

Eko Prasetyo, Johan, Masjid Pathok Negoro Plosokuning 1724-2014 (

Kajian Arsitektur Jawa ), (Ciputat: Skripsi Fakultas Adab dan

Humaniora, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Syarif

Hidayatullah, tidak diterbitkan, 2016.

Fiky, Anjar, Sutrisno, Karakteristik Arsitektur Menara Masjid Sebagai Sim-

bol Islam dari Masa ke Masa, ( Sulawesi Utara : e-Journal Prodi Arsi-

tektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi).

Gottschalk, louis, Mengerti Sejarah. Terj: Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI

Press, 1983).

Hansel, Stefanus Suryatenggara, Klenteng Boen Tek Bio Tangerang Kajian

Arsitektural, (Depok : Skripsi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,

Universitas Indonesia, tidak diterbitkan, 2011.

Kartodirdjo, Sartono Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Ja-

karta: Gramedia PustakaUtama, 1992.

Khaliesh, Hamdil, Arsitektur Tradisional Tionghoa: Tijauan Terhadap Iden-

titas, Karakter Budaya dan Eksistensinya, (Pontianak : Journal Pro-

gram Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Tanjungpura).

Page 53: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

43

Moedjiono, Ragam Hias dan Warna Sebagai Simbol Dalam Arsitektur Cina,

(Semarang: Journal Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Diponogoro Semarang).

Munawwir, A.W, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta :

Pustaka Progresif 1984).

Pudjiastuti Titik, Perang, Dagang, Persahabatan Surat-surat Sultan Banten,

Jakarta Yayasan Obor Indonesia 2007.

Salim, Poniwati, Arsitektur Cina Pada Klenteng Jin De Yuan di Kawasan

Pecinan Jarkarta Sebagai Suatu Perwujudan Akulturasi

Kebudayaan, , (Jakarta: Journal Jurusan Desain Interior, Fakultas

Komunikasi dan Multimedia, Universitas Bina Nusantara).

Siregar, Parlindungan, The Mosque kebon Jeruk: a Potrait of Acculturation

of Moeslem Society in Jakarta 18th

century, Penerbit Atlantis Press,

Jakarta.

Sopandi, Setiadi, Sejarah Arsitektur Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT. Grame-

dia Pusaka Utama).

Sumardjo, Jakob, Arkeologi Budaya Indonesia, Pelacakan Hermeneutis-

Historis Terhadap Artefak-artefak Kebudayaan Indonesia, Yogyakar-

ta: PENERBIT QALAM, 2002.

Suwarto, Peranan Masjid Dalam Perkembangan Ekonomi Masyarakat Di

Majid Riyad Surakarta, (Surakarta: Skripsi Fakultas Agama Islam,

Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012).

Tim Pusat Studi Sunda, Sejarah Kabupaten Tangerang (Tangerang:

Pemerintahan Kabupaten Tangerang).

Sumber Elektronik :

www.tangerangkota.go.id/9-bangunan-dijadikan-cagar-budaya-kota-

tangerang ( Diakses 13 Maret 2017 Pukul 22:28 WIB)

www.tionghoa,org, diakses 17 April 2018, pukul 22.16 Wib.

Wawancara :H. Ahmad Syairoji, Ketua DKM Masjid Jami Kalipasir, Wawancara

Pribadi, Kota Tangerang, 8 November 2016.

Page 54: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

44

MASJID JAMI KALIPASIR

PAPAN CAGAR BUDAYA MASJID JAMI KALIPASIR

Page 55: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

45

KUBAH MASJID JAMI KALIPASIR

MENARA MASJID JAMI KALIPASIR

Page 56: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

46

MAKAM-MAKAM DI DEPAN MASJID JAMI KALIPASIR

Page 57: Arsitektur Tionghoa pada Masjid Jami kalipasir (1671-2001) Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ARSITEKTUR TIONGHOA

47

SILSILAH ADIPATI KURIPAN