ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-100047-8810.pdf · Sesuai...

9
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI DENGAN MENTER! NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, MENTERI HUKUM DAN HAM, MENTERI KEUANGAN, DAN MENTER! PENDIDIKAN NASIONAL (RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEARSIPAN} Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Rapat Ke Sifat Rapat Oengan Hari I Tanggal Pukul T em pat Rapat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara Anggota Nama Anggota 2009-2010 I Rapat Kerja (RAKER} Terbuka 1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara; 2. Menteri Hukum dan Ham (diwakili} 3. Menteri Keuangan (diwakili} 4. Menteri Pendidikan Nasional (diwakili} Senin, 24 Agustus 2009 10.00 WIB - selesai Ruang Rapat Komisi II OPR-RI (KK. Ill/Gd Nusantara) E. E. Mangindaan, S.IP (Ketua Komisi II DPR RI Dra. Nurani Bodroini/Kabagset Komisi II DPR-RI 1. Tanggapan Pemerintah atas Pandangan dan Pendapat Fraksi· Fraksi atas RUU tentang Kearsipan dan 2. Penyampaian DIM RUU tentang Kearsipan. 29 dari 52 orang Anggota Komisi II OPR RI 23 orang ljin Pimpinan Komisi II DPR RI : 1. E.E. Mangindaan, S.IP (F.PD/Ketua) 2. ldrus Marham (F-PG/Wakil Ketua} 3. Ir. Sayuti Asyathri (F-PAN/Wakil Ketua} 4. Ora. Hj. Ida Fauziah (F-KB/Wakil Ketua} Fraksi Partai Golkar : 5. Ors. Made Suwendha 6. H. Andiwahab DT. Majokayo, SH, HK 7. Drs. H. Sulaeman Effendi Fraksi Kebangkitan Bangsa : 23. Ors. H. Saifullah Ma'shum 24. A. Ch. Saifuddin Zuhri Alhadi, S.IP 25. Pieter Wona 8. Ors. H. Priyo Budi Santoso 9. Mustokoweni Murdi, SH 10. Prof. Drs. H. Rustam E. Tamburaka, MA ARSIP DPR RI

Transcript of ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-100047-8810.pdf · Sesuai...

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

DENGAN MENTER! NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, MENTERI HUKUM DAN HAM,

MENTERI KEUANGAN, DAN MENTER! PENDIDIKAN NASIONAL (RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEARSIPAN}

Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Rapat Ke Sifat Rapat Oengan

Hari I Tanggal Pukul T em pat Rapat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara

Anggota

Nama Anggota

2009-2010 I Rapat Kerja (RAKER}

Terbuka 1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara; 2. Menteri Hukum dan Ham (diwakili} 3. Menteri Keuangan (diwakili} 4. Menteri Pendidikan Nasional (diwakili} Senin, 24 Agustus 2009 10.00 WIB - selesai Ruang Rapat Komisi II OPR-RI (KK. Ill/Gd Nusantara) E. E. Mangindaan, S.IP (Ketua Komisi II DPR RI Dra. Nurani Bodroini/Kabagset Komisi II DPR-RI 1. Tanggapan Pemerintah atas Pandangan dan Pendapat Fraksi·

Fraksi atas RUU tentang Kearsipan dan 2. Penyampaian DIM RUU tentang Kearsipan.

29 dari 52 orang Anggota Komisi II OPR RI 23 orang ljin

Pimpinan Komisi II DPR RI : 1. E.E. Mangindaan, S.IP (F.PD/Ketua) 2. ldrus Marham (F-PG/Wakil Ketua} 3. Ir. Sayuti Asyathri (F-PAN/Wakil Ketua} 4. Ora. Hj. Ida Fauziah (F-KB/Wakil Ketua}

Fraksi Partai Golkar : 5. Ors. Made Suwendha 6. H. Andiwahab DT. Majokayo, SH, HK 7. Drs. H. Sulaeman Effendi

Fraksi Kebangkitan Bangsa : 23. Ors. H. Saifullah Ma'shum 24. A. Ch. Saifuddin Zuhri Alhadi, S.IP 25. Pieter Wona

8. Ors. H. Priyo Budi Santoso 9. Mustokoweni Murdi, SH 10. Prof. Drs. H. Rustam E. Tamburaka, MA

ARSIP D

PR RI

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan : 11. Ora. Eddy Mihati, M.Si 12. Hj. Tumbu Saraswati, SH 13. Ganjar Pranowo

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan : 14. Ora. Lena Maryana Mukti 15. Ors. Hadimulyo, M.Sc 16. Ors. H. A. Chozin Chumaidy

Fraksi Partai Demokrat : 17. Bambang Sutjipto Syukur, SH 18. Ignatius Mulyono 19. Sugiyardi 20. H. Anwar Yunus, SH 21. Ors. Barnstein Samuel Tundan

Fraksi Partai Amanat Nasional : 22. H. Hermansyah Nazirun, SH

Anggota yang berhalangan hadir (ljin) : 1. Ors. Eka Santosa(F·PDIP/Wakil Ketua) 2. Ors. Ferry Mursyidan Baldan 3. H. Abdul Nurhaman, SIP, S.Sos, M.Si 4. N. Nehen, S.Pd, MM 5. Hj. Nurhayati Yasin Limpo 6. dr. H. Abdul Gafur 7. DR. Yasona. H. Laoly, SH, MA 8. H. Fachruddin 9. Ir. Sutjipto 10. Ors. Soewarno 11. Ors. Agustinus Glarus 12. Alexander Litaay

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera : 26. Ir. Untung Wahono, M.Si 27. H. Jazuli Juwaini, MA

Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi :

Fraksi Partai Bintang Reformasi : 28.Drs. Zulhendri Chaniago

Fraksi Partai Damai Sejahtera : 29. Pastor Saut M. Hasibuan

13. H. Djuhad Mahja, SH, M.Kn 14. Tgk. H. Muhammad Yus 15. DR. H. Romzi Nihan, S.IP, M.Si 16. DR. IR. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. 17. Hj. Nidalia Djohansyah Makki 18. Ors. H. A. M. Fatwa 19. H. M. Khaidir M. Wafa 20. Agus Purnomo, S.IP 21. Ors. Mahfudz Siddiq, M.Si 22. Jamaluddin Karim, SH 23. Prof. DR. M. Ryaas Rasyid, MA

KETUA RAPAT/E.E. MANGINDAAN, SIP/F·PD: Yang kami hormati Bapak Menteri Pendayaan Aparatur Negara serta seluruh jajarannya, Bapak Menteri Pendidikan Nasional, Bapak Sekjen yang hadir. Menteri Keuangan. Saudara-saudaraku, pimpinan dan seluruh anggota Komisi II DPR RI yang saya cintai.

Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, hari ini atas izinnya kita dapat menghadiri rapat kerja antara Komisi II DPR RI dengan MenPAN, Mendiknas, Menteri Keuangan, Menhukham dalam rangka melaksanakan tugas konstitusional di bidang legislasi untuk membahas RUU tentang Kearsipan. Kiranya semuanya dalam keadaan sehat wal'afiat. Sebelumnya saya juga ingin menyampaikan menunaikan ibadah puasa, semoga niatnya semua terkabul.

Bapak dan lbu sekalian.

Sesuai dengan laporan sekretariat, telah hadir 27 orang, namun belum apa-apa, 10 orang sudah izin. Saking banyaknya pansus. Dari 52 orang anggota, 7 fraksi dari 10 fraksi. Oleh karenanya, izinkan saya karena telah memenuhi Pasal 99 ayat (1 ), izinkan saya buka rapat kerja ini dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.30 WIB)

ARSIP D

PR RI

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, bapak menteri dan seluruh jajaran yang telah hadir atas memenuhi undangan rapat kerja hari ini. Demikian juga saya ucapkan terima kasih teman-teman sekalian masih semangat. Rupanya teman-teman sekalian hadir. Terima kasih.

Perlu kami informasikan bahwa pada rapat kerja yang lalu tanggal 29 Juni 2009, dimana Pemerintah telah menjelaskan pandangan dan pendapatnya atas RUU tentang Kearsipan, begitupula pandangan dan pendapat fraksi-fraksi atas RUU tersebut. Sebagaimana diamanatkan pada Pasal 137 ayat (1b) Tata Tertib DPR RI, Rapat Kerja hari ini merupakan kelanjutan dari rapat kerja sebelumnya.

Kemudian kami akan menawarkan sekaligus minta persetujuan mengenai acara rapat kerja ini. Yang pertama, pengantar dari saya. Yang kedua, tanggapan Pemerintah atas pandangan dan pendapat fraksi-fraksi terhadap rancangan undang-undang tentang kearsipan. Ketiga, penyampaian DIM RUU tentang Kearsipan. Keempat, penutup. Dapat disetujui? Pemerintah? Kita akhiri pukul 12.00 WIB.

(KETOK PALU 1X)

Saya perlu sampaikan bahwa setelah penyampaian DIM RUU Kearsipan juga sudah dijadwalkan hari Rabu akan ada rapat untuk kelanjutan dari rapat hari ini yaitu kita mulai coba bahas DIM. Menurut saya setelah melihat DIM-DIM yang ada dari seluruh fraksi, tinggal dua puluhan DIM kira-kira yang perlu kita bahas. Yang lain saya kira relatif setuju dengan apa yang DIM Pemerintah. Mudah-mudahan kita selesaikan periode ini. Mari kita selesaikan bersama-sama, marl kita buktikan bahwa Komisi II dan Pemerintah mampu menyelesaikan ini tetapi tetap di dalam rambu-rambu yang benar. Untuk mempersingkat waktu, kami berikan hak saja, tanggapan dari Pemerintah. Kami persilahkan.

MBA): MENTER! NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA (DR.TAUFIQ EFFENDI,

TANGGAPAN PEMERINTAH ATAS PANDANGAN FRAKSl-FRAKSI DPR RI

TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEARSIPAN

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua.

Saudara ketua, wakil ketua dan para anggota Dewan yang kami hormati.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat perkenannya pada hari ini kita dapat menghadiri Sidang Paripurna dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-Undang Kearsipan. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada saudara ketua dan para wakil ketua, pada kesempatan ini juga kepada kami mewakili Pemerintah untuk menyampaikan jawaban Pemerintah atas pandangan fraksi-fraksi Dewan Perwakilan Rakyat yang berupa penilaian, tanggapan, saran, pendapat yang disampaikan wakil fraksi pada sidang Rapat Komisi pada tanggal 29 Juni 2009.

Apresiasi tanggapan, pandangan dari anggota Dewan yang mulia, atas Rancangan Undang-Undang Kearsipan tersebut merupakan masukan yang sangat berharga bagi Pemerintah yang nantinya dapat dijadikan bahan kajian bersama Dewan Yang terhormat untuk penyempurnaan materi Rancangan Undang-Undang Kearsipan.

Pemerintah sungguh berterima kasih kepada Anggota Dewan pada masa sidang terakhir sebelum mengakhiri masa tugasnya masih bersemangat untuk menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Kearsipan. Kita sama-sama berharap dan berupaya selama pembahasannya nanti agar materi RUU dapat mengakomodasi semua kebutuhan dan perkembangan di bidang kearsipan. Dan kita juga berupaya agar tidak ada hak konstitusional warga atau masyarakat yang dirugikan oleh ketentuan dalam RUU Kearsipan ini.

ARSIP D

PR RI

Saudara ketua, wakil ketua dan anggota Dewan yang kami hormati.

Sebelum kami menyampaikan tanggapan secara rinci atas pertanyaan dan saran dari anggota Dewan, izinkanlah kami kembali memberikan penjelasan mengenai pola pikir yang mendasari penyusunan Rancangan Undang-Undang Kearsipan ini. Karakter negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara kepulauan atau archipelague state, menempatkan arsip sebagai instrumen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Arsip menggambarkan dan mencerminkan jati diri bangsa dan sekaligus menjadi simbol pemersatu bangsa. Oleh karena itu disadari atau tidak, arsip telah berada bersama-sama dalam kegiatan organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi masyarakat. Bahkan keberadaan arsip tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Secara essential, arsip adalah informasi yang terlahir, setiap kegiatan administratif namun bukan sekedar informasi. Sebab salah satu hal yang mendasar yang membedakan arsip dengan informasi lain adalah arsip mempunyai nilai pembuktian yang sangat diperlukan bagi setiap kehidupan. Mulai dari orang per orangan sampai dengan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan. Dengan pertimbangan itulah negara berkepentingan untuk mengatur pengelolaan arsip di setiap lembaga negara dan badan pemerintahan.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penyusunan Rancangan Undang-Undang secara filosofis terkait dengan kedudukan arsip yang merupakan salah satu wahana untuk memupuk persatuan dan kesatuan bangsa, mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menumbuhkembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemenuhan kebutuhan publik dan hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Selanjutnya, secara sosiologis kebutuhan terhadap penyempurnaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971, dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pentingnya pengelolaan dalam satu sistem yang lebih komprehensif, terpadu kearsipan. Lembaga-lembaga negara dan pemerintah, kebutuhan ini memiliki kaitan yang erat dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih serta mendekatkan kehidupan demokrasi melalui terciptanya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam praktek kearsipan, peran dan sekaligus kebutuhan akan arsip yang dinamis, sama dengan arsip statis sementara dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971, hanya memberikan penekanan dan penyelamatan arsip statis. Disamping itu, dalam prakteknya penyelamatan arsip untuk kepentingan masyarakat umum sangat diperlukan. Namun, orientasi penyelamatan arsip dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 hanya ditujukan untuk kepentingan pemerintah sehingga untuk kepentingan masyarakat umum kurang memperoleh perhatian.

Selanjutnya dari pokok-pokok peraturan yang ada, sebagian besar hanya ditujukan untuk lembaga negara dan badan pemerintah, kita belum cukup memberikan perhatian dan pertimbangan pengelolaan arsip untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, secara yuridis pentingnya penyempurnaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 adalah dalam rangka harmonisasi materi Undang-Undang Kearsipan dan Undang-Undang lainnya yang terkait. Memasukkan materi pengaturan dalam beberapa peraturan di bawah undang-undang yang seharusnya diatur dalam undang-undang. Upaya merumuskan norma yang lebih rinci dan komprehensif dalam satu Undang-Undang Kearsipan hingga dapat menjadikan landasan hukum yang kuat bagi penyelenggaraan pengelolaan kearsipan yang berintegrasi.

Saudara ketua, wakil ketua dan anggota Dewan yang kami hormati.

Perkenankanlah kami menyampaikan tanggapan terhadap jawaban berbagai hal yang telah dikemukakan oleh masing-masing fraksi melalui wakilnya. Sebelum menyampaikan tanggapan secara keseluruhan, perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada para Anggota Dewan yang terhormat karena menurut pemahaman kami, semua fraksi dalam pemandangan umumnya mempunyai semangat dan pemikiran sama untuk mendukung niat Pemerintah dalam rangka memperkuat dan memperbaiki serta menyempurnakan kerangka hukum kearsipan melalaui Rancangan Undang-Undang tentang Kearsipan ini.

ARSIP D

PR RI

Saudara ketua, wakil ketua dan anggota Dewan yang kami hormati.

Terhadap saran, usulan atau pandangan yang telah disampaikan oleh Fraksi Partai Golongan Karya kepada Pemerintah, kami sependapat dan sejalan dengan pandangan Fraksi Partai Golongan Karya bahwa penguasaan dasar kearsipan, pengembangan teknologi informasi tidak akan meredusir peran kearsipan bahkan seharusnya justru menunjang pengembangannya. Hal ini pulalah yang menjadi satu pertimbangan pentingnya mengajukan Rancangan Undang­Undang tentang Kearsipan ini. Sejalan dengan pemikiran tersebut, tentunya kami akan bersepakat pula bahwa pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Kearsipan merupakan upaya dalam membangun sistem kearsipan nasional pada masa mendatang di atas landasan hukum yang komprehensif sebagai sebuah bangsa yang besar. Melalui Rancangan Undang-Undang ini, kita berkehendak untuk mewujudkan ketersediaan arsip bagi pemenuhan kebutuhan publik dan hak asasi manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangs a.

Dengan dasar hukum yang kuat, maka fungsi kearsipan benar-benar bisa diwujudkan. Jadi kearsipan sebagai bukti pertanggungjawaban atau akuntabilitas nasional, rekaman budaya nasional sebagai memori kolektif dan prestasi intelektual bangsa dan bukti sejarah.

Saudara ketua, wakil ketua dan anggota Dewan yang kami hormati.

Selanjutnya Fraksi Demokrasi Indonesia Perjuangan telah menyampaikan ucapan saran, usul dan pandangannya yang telah disampaikan kepada Pemerintah. Kami berterima kasih kepada Fraksi PDIP yang mengingatkan kita bahwa negara kita ini masih ketinggalan dalam tata pamong informasi yang berbasis manajemen arsip yang baik. Oleh karena itu arsip belum dirasakan manfaatnya sebagai sesuatu yang vital pada semua aspek proses pemerintahan dan kedaulatan bangsa. Hal ini dari sebuah aset negara yang ada, arsip adalah aset negara yang paling berharga. Perhatikan keberadaan suatu bangsa dan pemilihan dari pemeliharaan dan pelestarian arsipnya. Demikianlah saran Fraksi PDIP agar arsip sebagai sumber informasi harus dan akan terus dapat diakses oleh publik untuk meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan.

Dengan Rancangan Undang-Undang baru ini kiranya ketentuan tentang penyelenggara kearsipan yang masih bersifat parsial dalam berbagai peraturan perundang-undangan dapat tercantum secara komprehensif dalam Rancangan Undang-Undang Kearsipan ini.

Dalam kaitan dengan usulan PDIP, untuk memperluas cakupan keberadaan arsip perlu diperluas, pemikiran tersebut merupakan salah satu tujuan utama dari Undang-Undang baru tentang Kearsipan. Demikian pula mengenai usulan Fraksi PDIP mengenai hak publik untuk melakukan inspeksi, maka Rancangan Undang-Undang secara khusus mengatur mengenai partisipasi masyarakat sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 68, Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, Pasal 72 dan Pasal 73 bahkan dalam Rancangan Undang-Undang Kearsipan ini, peran serta masyarakat diperluas dengan kewenangan untuk menyelenggaran pendidikan dan pelatihan kearsipan melalui lembaga pendidikan. Pemerintah juga sependapat dengan Fraksi PDIP dengan Rancangan Undang-Undang Kearsipan yang baru ini, arsip akan benar-benar menjadi simpul pemersatu bangsa. Keseluruhan substansi materi disusun untuk menjadi standar baku kebijakan kearsipan secara nasional tanpa mengesampingkan potensi dan keberagaman daerah yang diperlukan untuk pelaksanaan kearsipan di daerah otonomi dimiliki.

Perlu kami jelaskan bahwa pemikiran ini telah terakomodasi dalam Pasal 57 dalam Pasal 59 Rancangan Undang-Undang yang mengatur mengenai arsip daerah provinsi, arsip daerah kabupaten/kota. Selanjutnya mengenai usulan membentuk Dewan Arsip Nasional, Pemerintah menyambut baik untuk mengkaji bersama dengan Pemerintah dan DPR RI selama pembahasan Rancangan Undang-Undang Kearsipan ini.

Saudara ketua, wakil ketua dan anggota Dewan yang kami hormati.

Terhadap saran, usulan dan pandangan Fraksi Persatuan dan Pembangunan terhadap Pemerintah, Pemerintah sependapat dengan Fraksi Persatuan Pembangunan bahwa pembahasan Racangan Undang-Undang Kearsipan ini harus diawali dengan persepsi dan sama dan tepat mengenai arsip agar betul-betul menempatkan pada posisi yang sangat penting dan strategis, tidak hanya sebagai fungsi pemerintahan tetapi juga batas antar negara, antar bangsa. Hal itu

ARSIP D

PR RI

perlu dikemukakan karena Pemerintah dan Fraksi Partai Persatuan Pambangunan sama-sama melihat bahwa masyarakat banyak yang masih keliru tentang arsip sebagai barang yang sudah tidak berguna dan tidak diparlukan lagi.

Mangenai usulan penyasuaian dan sinkronisasi dangan Undang-Undang tantang lnformasi dan Transaksi Elektronik (ITE}, perlu kami jelaskan bahwa ketentuan dalam Undang-Undang ITE ini telah terakomodasi dalam Rancangan Undang-Undang Kearsipan. Tarmasuk dalam pangartian atau definisi mangenai arsip itu sandiri yang mangalami parluasan untuk mangakomodasi konsep dalam Undang-Undang tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik.

Oalam kaitan dangan usulan pantingnya pangaturan saksi sacara tagas, Rancangan Undang-Undang Kearsipan ini secara khusus mangatur tentang sanksi pidana dalam Pasal 75 sampai Pasal 80. Namun demikian apabila dirasa kurang tapat atau kurang mancukupi kabutuhan, Pamarintah manyambut baik untuk mandiskusikan masalah ini salama pembahasan Rancangan Undang-Undang Kaarsipan ini.

Saudara ketua, bapak wakil ketua dan anggota Dewan yang kami hormati.

Tarhadap usulan atau partanyaan yang disampaikan oleh Fraksi Partai Demokrat, Pamarintah sapandapat dangan Fraksi Partai Damokrat bahwa arsip memiliki peran yang penting dalam menciptakan Pemerintah yang baik, yang benar, yang bersih melalui sistem kaarsipan yang benar. Oalam kaitannya dengan pendapat Fraksi Oemokrat menganai pantingnya aspek sarana prasarana serta kalembagaan dalam pengelolaan kearsipan ini, perlu kami jelaskan bahwa materi tersebut juga menjadi perhatian pemerintah sehingga telah termuat dalam Pasal 9 mangenai lembaga kearsipan serta katentuan mengenai pengembangan sarana dan prasarana kearsipan baik untuk arsip statis maupun arsip vital dan dinamis yang tertuang dalam Pasal 12 dan Pasal 13 Rancangan Undang-Undang Kearsipan ini.

Pamarintah sapendapat dengan Fraksi Partai Oemokrat bahwa Kearsipan sayogyanya dilepaskan dari kepentingan politis, kita tidak mengikatnya adanya pengaburan sajarah yang dimiliki oleh ranah politik. Selanjutnya manganai sumbar-sumber keuangan bagi penataan dan pengelolaan kearsipan, Rancangan Undang-Undang ini mangatur dalam Pasal 21 dan 22. Pada prinsipnya pandanaan dalam rangka penyelenggaraan kearsipan yang disajarahkan oleh Pemerintah dialokasikan dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sedangkan pendanaan dalam rangka penyelenggaraan kearsipan yang disalenggarakan oleh Pemarintah Daarah, dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daarah. Bahkan di dalam Pasal 22 Rancangan Undang-Undang ini, diatur mengenai pendanaan, parlindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana yang bersifat nasional yang menjadi tanggung jawab pemerintah sedangkan pendanaan parlindungan dan penyelamatan arsip, akhir bencana yang menjadi daerah yang tidak dinyatakan sebagai bencana nasional menjadi tanggung jawab pamarintah daarah yang bersangkutan.

Saudara ketua, wakil ketua dan anggota Dewan yang kami hormati.

Fraksi Amanat Nasional (PAN) telah menyampaikan saran, usul atau partanyaan yang telah disampaikan pamerintah. Pemerintah sependapat dengan pandangan Fraksi PAN bahwa Undang-Undang Kearsipan yang baru berparadigma kontemporer sahingga mampu sacara optimal memberikan kontribusi dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi dan perlindungan hukum bagi masyarakat dan negara. Dalam kondisi pentingnya perwujudan pamarintah yang baik, maka diperlukan dukungan sistem administratif yang efektif akuntable dan transparan melalui arsip sebagai salah satu indikator penyelenggara pemerintah yang baik tersabut. Secara faktual, arsip memiliki dua fungsi yang sangat panting yaitu fungsi masa depan dan fungsi masa lampau. Sebagaimana juga disampaikan dalam Fraksi PDIP, Pemerintah juga sapandapat dangan Fraksi PAN, bahwa salama ini bidang Kearsipan balum mamparoleh parhatian yang proporsional sabagai bidang yang memiliki paran stratagis. Paradigma mangenai signifikasi bidang kearsipan belum tertanam dengan baik pada para penyalenggara negara. Akibat paradigma yang tidak tepat tersebut, banyak daerah yang tidak mamiliki lambaga kaarsipan. Organisasi kaarsipan yang ada sekarang ini belum mampu barparan sabagai panggarak dalam pangembangan kaarsipan baik dalam kontaks pembinaan, pangambangan maupun panyalamatan informasi yang panting bagi nagara. Hal yang ini tarparah adalah minimnya sumbar daya manusia yang ahli di bidang

ARSIP D

PR RI

kearsipan dan lemahnya penegakan hukum terhadap penyimpangan yang terjadi di dalam mangalola arsip. Pamarintah juga sapandapat dengan Fraksi PAN bahwa Undang-Undang Kaarsipan ini harus benar-benar memberikan paradigma baru mengenai arsip bukan sekedar tumpukan kartas yang manjadi penghasilan tambahan bagi para penunggunya tapi sebagai aset yang sangat berguna bagi nagara dan bangsa.

Saudara Ketua, Wakil Ketua dan Para Anggota Dewan yang kami hormati.

Terhadap saran, usul ataupun pertanyaan yang disampaikan kepada Pemerintah, pemerintah sependapat dengan pemikiran Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) bahwa parkembangan lingkungan stratagis nasional dan internasional yang kita hadapi dawasa ini di masa yang akan datang talah mansyaratkan parubahan paradigma kearsipan. Pembahasan sistem Kearsipan dan kompetensi sumber daya manusia namun faktanya kearsipan baik di pusat maupun daerah masih dilakukan secara manual. Akibatnya banyak kendala yang dihadapi, antara lain keterbatasan ruangan manyimpan arsip, kualitas fisik arsip dan lambatnya, sulit ditemukannya kembali arsip sehingga perlu perubahan sistem dan peningkatan kompetansi kearsipan, modarnisasi kearsipan yang mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur. Rancangan Undang-Undang Kearsipan ini diharapkan mengacu pada tiga aspek dalam model sistam kaarsipan modern, yaitu prosesnya maliputi penciptaan, penggunaan dan penyimpanan serta penyusutan. Kedua, ka dalam ketentuan yang bersifat fungsional. Ketiga, sarana yang dimiliki sahingga dinilai mampu meningkatkan pola karja didasarkan imaging system. Dengan sistam tersebut sistam kearsipan akan mampu memainkan paran panting dalam mengintegrasikan administrasi kaarsipan, baik arsip aktif maupun arsip in aktif guna mewujudkan pengelolaan arsip yang akuntable, pada akhirnya mampu menjamin, melindungi hak warga negara terakses secara mudah.

Saudara Ketua, Wakil Ketua dan Para Anggota Dewan yang kami hormati.

Fraksi Partai Kaadilan Sejahtera (PKS) telah mangajukan pandangan umum kepada Pemarintah. Atas saran, usulan ataupun pertanyaan yang talah disampaikan, kami Pemarintah sepandapat dangan pemikiran Fraksi PKS bahwa arsip memiliki peranan vital bagi sebuah bangsa, bahkan bagi sebuah paradaban. Lemahnya sistem kearsipan disadari atau tanpa disadari berdampak pada jati diri bangsa dan menunjukkan betapa lemahnya sistem manajemen di negara kita. Oleh karena itu sudah saatnya memparhatikan secara serius manajemen dan kelembagaan kearsipan dan mengubah paradigma dalam memandang arsip, yaitu sebagai hak dan kewajiban pemerintah atau warga negara bukan sekedar sabagai tumpukan kertas dan tidak berguna.

Sejalan dengan pemikiran Fraksi PKS, pengajuan RUU Kearsipan ini merupakan bagian dari parbaikan kerangka hukum nasional di bidang kearsipan berdasarkan hasil kajian kritis untuk pemanuhan kebutuhan informasi, perlindungan hukum, karena dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Saudara Ketua, Wakil Ketua dan Para Anggota Dewan yang kami hormati.

Terhadap saran, usul, ataupun pertanyaan yang telah disampaikan oleh Fraksi Partai Bintang Reformasi (PBR), sebagaimana juga talah dikemukakan oleh beberapa fraksi lainnya, Pemerintah sependapat derigan pandangan Fraksi PBR bahka keberadaan arsip atau lembaga kaarsipan bagi sebuah negara sangat panting. Arsip merupakan kumpulan bukti-bukti autentik dari sebuah kejadian atau kegiatan yang dilakukan olah sebuah organisasi atau negara. Arsip tidak semata-mata berisikan kesejarahan tetapi juga berisi masalah-masalah yang menyangkut seluruh aspak kehidupan masyarakat seperti politik, ekonomi, sosial, perdagangan, budaya, agama, militer, kasehatan dan sebagainya yang pernah dilakukan atau dilaksanakan oleh sebuah bangsa.

Saudara Ketua, Wakil Ketua dan Para Anggota Dewan yang kami hormati.

Demikian jawaban pemerintah sehubungan dengan Pemandangan Umum DPR RI terhadap RUU Kearsipan. Pemerintah juga sungguh-sungguh dan dalam batas kemampuan yang ada telah berusaha untuk menjawab, manjelaskan dan menanggapi secara kasaluruhan

ARSIP D

PR RI

pertanyaan, usul dan saran serta pendapat yang dikemukakan oleh para Anggota Dewan yang terhormat atas nama fraksi-fraksi. Apabila masih ada pertanyaan, saran dan lain-lain yang belum tercakup dalam jawaban ini, dapat didiskusikan pada rapat kerja yang akan datang.

Akhirnya atas nama pemerintah, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Anggota Dewan yang terhormat.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua.

Sekian dan terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh.

Jakarta, Agustus 2009

a.n Pemerintah Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara

DR. H. Taufiq Effendi, MBA

KETUA RAPAT: Terima kasih kepada pemerintah yang telah menyampaikan tanggapannya atas

pandangan dan pendapat fraksi-fraksi. Saya mencatat ada 17 jawaban atas pandangan, jadi memang jawaban tertulis yang disampaikan oleh bapak menteri tadi. Selanjutnya apakah masih ada dari teman-teman sekalian. Apakah masih ada tanggapan lain dan sebagainya atau menanggapi apa yang ditanggapi oleh Pemerintah atau kita stop saja, kita bahas pada hari yang akan datang.

IGNATIUS MUL YONO/F-PD: Ketua. Terima kasih bapak ketua. Bapak/ibu dari Komisi II yang terhormat. Pak menteri dan jajaran dari kearsipan.

Sebetulnya kita ingin mendengarkan suara pak menteri lebih lama lagi. Kalau menurut saya karena suaranya demikian menjadikan kita kesejukan. Tapi karena pak menteri juga kalau ada hal perlu didiskusikan nanti itu waktu kemudian, kami kira apa yang disampaikan pak menteri, marilah kita sepakati bersama. Kita nanti akan kita bahas berikutnya setelah kita mendalami jawaban dari Pemerintah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, apa maunya ingin dengar lama-lama. Ada maunya. Jadi kita setuju. Kita lanjutkan dengan penyerahan DIM. Sebenarnya yang saya ingin

dengar lama-lama Pak ldrus karena sudah lama kita tidak mendengar suaranya Pak ldrus setelah honeymoon dan cerah sekali beliau adinda. Bukan honeymoon lagi. Dua moon.

Baik, kita sampaikan DIM-DIM. Penyerahan DIM sudah dilaksanakan. lni baru jam 11 tadi minta jam 12.00 WIS. Lebih

cepat lebih baik. Baik kita lanjutkan nanti tanggal 26. Selanjutnya kami perlu informasikan Rapat Kerja berikutnya setelah tanggal 26 Agustus

2009 bila menteri waktunya sudah ada atau tidak? Pukul 10.00 WIB dengan agenda pengesahan jadwal, pengesahan mekanisme sekaligus pembahasan DIM fraksi-fraksi atas RUU tentang Kearsipan. ltu tanggal 26, dapat disetujui? Kalau dapat disetujui sudah selesai, tidak perlu menunggu jam 12.00 WIS lagi. Pak Tamburaka, jam 12.00 WIB saja atau sekarang kita tutup.

ARSIP D

PR RI

Karena beliau akan jadi motornya nanti, pembahasan arsip nanti. lbu Lena, saya lihat ada semuanya. Pak Herman. Jago-jagonya itu. Ada juga Pak Hendri. Disini jago-jago semua. lnsya Allah kita bisa selesaikan periode ini. Setuju ya.

Baik saya kira sudah cukup. Pimpinan dan seluruh anggota tentu saya ucapkan Terima kasih atas tanggapan dari

Pemerintah atas kehadirannya dan saya juga ucapkan Terima kasih untuk anggota Komisi II DPR RI dan izinkanlah kami tutup rapat kerja hari ini.

Wabil/ahi taufiq wal hidayah. Wassalamu'a/aikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 11.05 WIB)

Jakarta, 24 Agustus 2009 a. n Ketua Rapat

Sekretaris

ORA. NURANI BODROINI NIP.196007031988032001

ARSIP D

PR RI