Arsip Manual
description
Transcript of Arsip Manual
-
SIKLUS HIDUP ARSIP MANUAL
Pengantar Barber (2000) menjelaskan bahwa saat ini hampir sebagian organisasi besar masih
menggunakan atau mengelola arsip secara manual, karena dokumen yang dikelola,
berupa kertas, CD, maupun media fisik lainnya masih banyak dilakukan. Hal inilah yang
menjadikan pengelolaan arsip secara manual masih relevan dibahas pada era digital
saat ini.
Quible (2001) memberi gambaran umum mengenai pemanfaatan, pengelolaan, dan/atau
pemusnahan, sebagai berikut :
1. 100% dokumen dipertahankan karena memiliki nilai jangka panjang.
2. 25% dokumen disimpan pada berkas dokumen aktif
3. 30% dokumen disimpan pada berkas dokumen inaktif
4. 35% dokumen tidak berguna dan dimusnahkan lagi
25% dokumen sebuah organisasi selama periode waktu tertentu dapat
diklasifikasikan sebagai dokumen aktif yang digunakan oleh organisasi untuk mengambil
keputusan operasional seharihari. Hal tersebut membutuhkan pengelolaan yang
berbeda dengan dokumen inaktif yang relatif jarang digunakan oleh organisasi.
Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan ruangan, peralatan, sistem pengarsipan, maupun
pegawai yang dapat mengelolanya sehingga dapat menunjang terjadinya proses
retrieval (penemuan kembali) sebuah dokumen secara cepat dan tepat.
Dalam pengelolaan arsip manual dikenal model siklus hidup arsip (life cycle model).
Gambar. 2.1 Siklus Hidup Arsip Manual
-
1. Penciptaan.
Tahap ini merupakan tahapan dasar guna mengontrol
perkembangan dokumen dan menetapkan aturan main bagaimana
sebuah dokumen akan dikelola sesuai dengan nilai manfaanya
bagi organisasi. Termasuk dalam tahapan ini adalah
pengembangan dan penyusunan formulir baru bagi organisasi,
seperti formulir pengaduan pelanggan tentunya berbeda dengan
formulir pemesanan barang.
2. Pemanfaatan.
Tahap kedua merupakan tahapan implementasi dari aturan main
yang telah disusun pada tahap sebelumnya, yaitu bagaimana
mengefisienkan proses retrieval maupun pendistribusian arsip
kepada pihak yang berkepentingan, termasuk bagaimana
pergerakan (flow of work) dokumen sangat mempengaruhi
kualitas informasi yang dikandungnya.
3. Penyimpanan
Tahap ini merupakan perlakuan terhadap dokumen setelah
pemanfaatan dilakukan oleh sebuah organisasi. Bagi
dokumen aktif dengan frekuensi penggunaan lebih dari 12
kali dalam setahun, perlu diberikan perhatian dalam
pemanfaatannya, yang meliputi bagaimana membuat
prosedur penyimpanan, penggunaan peralatan filing maupun
tenaga penyimpan menjadi efisien. Mengenai tenaga
mengelola dokumen patut dipertimbangkan penggunaan
-
4. Retrieval
Tahap menitikberatkan pada lokasi dokumen maupun arsip yang dimaksud dan
melacaknya apabila tidak kembali dalam jangka waktu tertentu. Proses ini lebih
mudah diilustrasikan dengan sistem retrieval yang lazim
digunakan pada perpustakaan umum. Pengklasifikasian
beserta lokasi yang tepat telah ditunjukkan dalam kartu
indeks, dan apabila sebuah manuskrip dipinjam oleh
pengguna, petugas perpustakaan harus dapat memastikan
keberadaan sebuah buku yang dipinjam oleh siapa, sejak
kapan, dan sampai kapan, hingga mekanisme yang dilakukan jika pengguna
melampaui batas waktu yang telah ditentukan. Adapun untuk arsip elektronis, tahap
ini termasuk penggunaan password sebagai bentuk otorisasi guna mengakses
informasi yang diinginkan.
5. Disposisi
Tahapan ini berupa pemeliharaan dokumen yang dianggap
penting ke lokasi yang dianggap tepat untuk
menyimpannya, termasuk pemusnahan dokumen bila
dirasa memenuhi asas cukup untuk dimusnahkan.