Pengembangan Metode Spesiasi Kromium, Arsen, dan Selenium ...
Arsen
-
Upload
gustianballack -
Category
Documents
-
view
51 -
download
3
description
Transcript of Arsen
ARSEN
1. Karakteristik Arsen
Arsenik merupakan logam berat dengan nomor atom 33, berat atom 74.91.
Biasanya arsenik berwarna abu-abu dengan penampakan seperti logam (steel-gray).
Selain abu-abu dapat juga berwarna kuning, coklat, dan hitam. Pada saat arsenik
dipanaskan, maka arsenik akan menyublim menjadi gas (arsin) secara langsung.
Arsenik termasuk elemen transisional (intermediet) antara logam dan non logam,
namun secara klasik digolongkan sebagai logam berat. Arsenik tidak berbau dan tidak
berasa. Bentuknya seperti bubuk giling dan tidak larutdalam air. Senyawa arsen yang
biasa kita temukan di alam ada 3 bentuk yakni Arsentrichlorida (AsCl3) berupa cairan
berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas
arsine (AsH3). Secara garis besar arsen terdiri dari dua bentuk, yakni organik dan
inorganik. Bentuk inorganik merupakan kombinasi dengan elemen seperti oksigen,
chlorine, dan sulfur. Sedangkan bentuk organik merupakan kombinasi dengan elemen
karbon dan hidrogen. Bentuk inorganik memiliki sifat lebih toksik
dibandingkan bentuk organik.[1,2]
Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut;[2]
1. Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganik dan bentuk trivial
dariasam arsenat (H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti gula.
2. Arsen pentaoksida (As2O5)
3. Arsenat (misalnya: PbHAsO4), ialah bentuk garam dari asam
arsenat,merupakan senyawa arsen yang banyak dijumpai di alam dan bersifat
kurangtoksik.
4. Arsen organik, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik
ataustruktur cincin, dimana arsen terikat dalam bentuk trivalent ataupun
pentavalen. Bentuk senyawa arsen ini kurang toksin dibandingkan dengan
bentuk senyawa arsen inorganik trivalen.
1
2. Sumber-Sumber Arsen
a. Alam
Arsen terutama terdapat di dalam tanah dalam konsentrasi yang bervariasi.
Tanah yang normal mempunyai kandungan arsen tidak lebih dari 20 ppm (part per
million). Arsen dalam tanah akan diserap oleh akar tumbuhan dan masuk ke dalam
bagian-bagian tumbuhan sehingga tumbuhan mengandung arsen. Adanya arsen dalam
tanah akan menyebabkan sebagian arsen larut di dalam air. Arsen ini kemudian akan
menjadi makanan plankton yang kemudian akan dimakan ikan. Jadi secara tidak
langsung manusia yang mengkonsumsi ikan akan mengkonsumsi arsen. Senyawa
arsen yang paling sering dijumpai pada makanan adalah arsenobetaine dan
arsenocholine, yang merupakan varian arsen organik yang relatif non toksik.
Senyawa arsen juga banyak dijumpai pada daerah pertambangan, karena senyawa
arsen merupakan produk sampingan dari ekstraksi logam Pb, Cu maupun Au. Dalam
pertambangan tersebut, senyawa arsen tersebut merupakan kontaminan pada air
sumur keadaan normal, setiap hari tidak kurang dari 0,5 - 1 mg arsen akan masuk ke
dalam tubuh kita melalui makanan dan minuman yang kita konsumsi. Dengan
demikian, di dalam darah orang normal pun,kita dapat menjumpai adanya arsen.[1,2]
1) Batuan (Tanah) dan Sedimen
Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar As
tertinggi dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam, perak dan
bentuk sulfida dari emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah arsenopyrite
(FeAsS), realgar (As4S4) danorpiment (As2S3). Secara kasar kandungan arsen di
bumi antara 1,5-2 mg/kg. Bentuk oksida arsen banyak ditemukan pada
deposit/sedimen dan akan stabil bila berada di lingkungan. Tanah yang tidak
terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As antara 0,240mg/kg, sedang
yang terkontaminasi mengandung kadar As rata-rata lebih dari 550 mg/kg.Secara
alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya di bawah 10 mg/kg berat kering.
Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi yang berasal dari sumber
2
buatan kering ditemukan pada sedimen bagian bawah yang dekat dengan buangan
pelelehan tembaga.[2]
2) Udara
Zat padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung senyawa
arsen dalambentuk anorganik dan organik. Crecelius (1974) menunjukkan bahwa
hanya 35% arsen anorganik terlarut dalam air hujan. Di lokasi tercemar, kadar As di
udara ambien kurang dari satu gram per meter kubik.[2]
3) Air
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga
dapat merembeske air tanah. Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi
adalah daerah alluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan
kaya bahan organik. Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari
sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah
permukaan tanah. Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik. Jenis
arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid, sedang anorganik dalam bentuk
arsenit dan arsenat. Arsen dapat ditemukan pada air permukaan, air sungai, air danau,
air sumur dalam, air mengalir, serta pada air di lokasi dimana terdapat aktivitas panas
bumi (geothermal).[2]
4) Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan aluminium,
sebagian besar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada tanaman.
Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari
pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering. Tanaman yang tumbuh pada
tanah yang terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen tinggi,
khususnya di bagian akar. Beberapa rerumputan yang mengandung kadar arsen tinggi
merupakan petunjuk/indikator kandungan arsen dalam tanah. Selain itu, ganggang
laut dan rumput laut juga umumnya mengandung sejumlah kecil arsen.[1,3]
3
b. Bahan-bahan industri
Arsen telah banyak digunakan untuk berbagai kepentingan diantaranya untuk
bahan pestisida, herbisida, insektisida, bahan cat, keramik, bahan untuk preservasi
kayu, penjernih kaca pada industri elektronik. Dalam masyarakat, arsen masih
digunakan sebagai anti hama, terutama tikus. Dalam bentuk bubuk putih, yang
dikenal sebagai warangan (As2O3), arsen merupakan obat pembasmi tikus yang
ampuh. Racun ini tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan sangat beracun
sehingga dapat mengecoh tikus sehingga mau memakan umpan yang telah diberi
racun tersebut. Tikus yang memakan arsen akan mengalami gejala muntaber,
kekurangan cairan (dehidrasi) dan mati dalam keadaan kering. Karena bahayanya
racun ini, maka saat ini arsen tidak banyak digunakan lagi sebagai pembasmi hama
dan perannya digantikan oleh bahan lain yang lebih aman. Meskipun demikian,
sampai saat ini arsen masih banyak digunakan sebagai bahan preservasi kayu dan
komponen dalam industri elektronika, karena belum ada penggantinya.[2,3]
c. Bahan obat-obatan
Arsenik inorganik telah digunakan untuk pengobatan lebih dari 2500 tahun
lalu. Bentuk yang paling sering digunakan adalah Fowler solution yang mengandung
1% potasium arsenit, digunakan untuk terapi psoriasis. Selain itu Arsphenamine
selama beberapa tahun merupakan terapi standar untuk penyakit sifilis. Namun
penelitian retrospektif menyatakan adanya peningkatan insiden angiosarkoma hepatik
pada orang yang sering diterapi dengan Fowler solution. Arsen juga pernah
digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing,
amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena
ditemukannya obat lain yang lebih aman.[2,3]
3. Farmakodinamik dan Farmakokinetik
Toksisitas dari arsen tergantung dari bentuknya (organik/inorganik),
valensinya, dan kelarutannya. Arsen dalam bentuk unsur bukanlah bahan yang toksik.
Arsen yang merupakan racun adalah senyawa arsen. Senyawa arsen inorganik lebih 4
bersifat toksik dibandingkan organik. Dan arsenik trivalen (As3+) lebih bersifat
toksik dibanding arsenik pentavalen (As5+). Senyawa arsen dapat masuk ke dalam
tubuh melalui 3 cara, yaitu peroral, inhalasi, dan absorpsi melalui kulit / mukosa
membran. Senyawa arsen yang paling sering digunakan untuk meracuni orang adalah
Arsentrioksida (As2O3). Arsen bersifat sitotoksik, karena menyebabkan efek racun
pada protoplasma sel tubuh manusia.[1,2]
Racun arsen yang masuk ke dalam saluran cerna akan diserap secara
sempurna di dalam usus dan masuk ke aliran darah dan disebar ke seluruh organ
tubuh. Sebagai suatu racun protoplasmik arsen melakukan kerjanya melalui
efek toksik ganda, yaitu :[1,3]
1) Mempengaruhi respirasi sel dengan cara berikatan dengan gugus sulfhidril
(SH) pada dihidrolipoat, sehingga menghambat kerja enzim yang terkait
dengan transfer energi, terutama pada piruvate dehydrogenase, succinate
oxidative pathway, dan tricarbxylic acid (Krebs) cycle, yang menyebabkan
berkurangnya produksi ATP sehingga menimbulkan efek patologis yang
reversibel. Efek toksik ini dikatakan reversibel karena dapat dinetralisir
dengan pemberian dithiol, 2,3, dimerkaptopropanol (dimercaprol, British
Anti-Lewisite atau BAL) yang akan berkompetisi dengan arsen dalam
mengikat gugus SH. Selain itu sebagian arsen juga menggantikan gugus fosfat
sehingga terjadi gangguan oksidasi fosforilasi dalam tubuh.
2) Senyawa arsen mempunyai tempat predileksi pada endotel pembuluh darah,
khususnya di dearah splanknik dan menyebakan vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas yang patologis. Pembuluh darah jantung yang terkena
menyebabkan timbulnya petekie subepikardial dan subendokardial yang jelas
serta ekstravasasi perdarahan. Efek lokal arsen pada kapiler menyebabkan
serangkaian respons mulai dari kongesti, stasis serta trombosis sehingga
menyebabkan nekrosis dan iskemia jaringan.
5
Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat globulin dalam darah.
Dalam waktu 24 jam setelah dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam konsentrasi
tinggi di berbagai organtubuh, seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru serta saluran
cerna, dimana arsen akan mengikatgugus syulfhidril dalam protein jaringan. Hanya
sebagian kecil dari arsen yang menembus blood-brain barrier. Arsen anorganik yang
masuk ke tubuh wanita hamil dapat menembus sawar darah plasenta dan masuk ke
tubuh janin.Didalam tulang arsen menggantikan posisifosfor, sehingga arsen dapat
dideteksi didalam tulang setelah bertahun-tahun kemudian.[2,4]
Sebagian arsen dibuang melalui urin dalam bentuk methylated arsenic dan
sebagianlainnya ditimbun dalam kulit, kuku dan rambut. Fakta terakhir ini penting,
karena setiap kaliada paparan arsen, maka menambah depot arsen di dalam kulit,
kuku dan rambut. Dalam penyidikan kasus pembunuhan dengan menggunakan arsen,
adanya peracunan kronis dan berulang dapat dilacak dengan melakukan pemeriksaan
kadar arsen pada berbagai bagian (fragmen) potongan rambut dari pangkal sampai ke
ujungnya.
Bentuk fisik senyawa arsen yang masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi
efeknya pada tubuh. Menelan senyawa atau garam arsen dalam bentuk larutan lebih
cepat penyerapannya dibandingkan penyerapan arsen dalam bentuk padat.
Penyerapan senyawa arsen dalam bentuk padat halus lebih cepat dibandingkan bentuk
padat kasar, sehingga gejala klinis yang terjadi pun lebih berat juga. Secara umum
efek arsen terhadap tubuh tergantung dari sifat fisik dan kimiawi racun, jumlah racun
yang masuk, kecepatan absorpsi, sertakecepatan dan jumlah eliminasi, baik yang
terjadi alamiah (melalui muntah dan diare) maupun buatan, misalnya akibat
pengobatan (lavase).[4,5]
4. Toksisitas Arsen
a. Dosis toksik
Sebelum membahas mengenai dosis toksik arsen, perlu diketahui terlebih
dahulumengenai kadar normal arsen dalam tubuh kita, karena dalam keadaan normal
6
sekalipun tubuh kita sering terpapar dengan zat yang mengandung arsen dan secara
rutin tanpa sadar kita juga mengkonsumsinya setiap hari, misalnya dari makanan dan
minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Kadar normal arsen dalam serum adalah
kurang dari 5 µg /L, sedangkan dalam urin 24 jam kurang dari 50 µg /L.
b. Intoksikasi Arsen
1) Intoksikasi akut
Acute minimal lethal dose untuk arsenik trioksida pada orang dewasa adalah
70 ± 200mg atau 1 mg/kg/hari. Dosis arsenik inorganik kurang dari 1 mg/kg dapat
menyebabkan penyakit yang serius pada anak-anak. Sedangkan untuk gas arsen dapat
menyebabkankematian pada kadar 150 ± 250 ppm. Pajanan antara 25 ± 50 ppm
selama 30 menit atau100 ppm selama kurang dari 30 menit dapat menyebabkan
hemolisis dan kematian.
2) Intoksikasi kronik
Sebuah sumber menuliskan frekuensi kanker jelas meningkat pada dosis 400µg
/hari.The National Research Council menaksir pajanan terhadap air minum yang
mengandung10 µg/L arsen setiap hari akan meningkatkan resiko terkena bladder
cancer.[1,3]
c. Mekanisme Terjadinya Toksisitas
Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral,
dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan
usus halus kemudian masuk ke peredaran darah. Arsen adalah racun yang bekerja
dalam sel secara umum. Hal tersebut terjadi apabila arsen terikat dengan gugus
sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam enzim. Salah satu sistem enzim tersebut
ialah kompleks piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi dekarboksilasi
piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelum masuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic
acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor. Reaksi
tersebut melibatkan transasetilasi yang mengikat koenzim A (CoA-SH) untuk
membentuk asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus
sulfhidril. Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial yang 7
membentuk kelat. kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat reoksidasi dari
kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan sistem enzim, akan terjadi akumulasi
asam piruvat dalam darah. Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada
fase kedua dari glikolosis dengan jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi
gliseraldehid dehidrogenase. Dengan adanya pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-
3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses enzimatik hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat
dan tidak memproduksi ATP. Selama Arsen bergabung dengan gugus –SH, maupun
gugus –SH yang terdapat dalam enzim, maka akan banyak ikatan As dalam hati yang
terikat sebagai enzim metabolik. Karena adanya protein yang juga mengandung
gugus –SH terikat dengan As, maka hal inilah yang menyebabkan As juga ditemukan
dalam rambut, kuku dan tulang. Karena eratnya As bergabung dengan gugus –SH,
maka arsen masih dapat terdeteksi dalam rambut dan tulang bebrapa tahun kemudian.[2,5]
d. Gejala Toksisitas Arsen
Gejala klinis intoksikasi arsen dapat dibagi menjadi gejala yang terjadi pada
pemaparan yang akut dan kronik.
1) Intoksikasi Akut
Intoksikasi arsen yang sifatnya akut saat ini jarang terjadi di tempat kerja,
biasanyaterjadi karena konsumsi peroral akibat ketidaktahuan, bunuh diri, ataupun
pembunuhan.Timbulnya gejala biasanya dalam waktu beberapa menit hingga jam.
Gejalanya dapat berupa:
a) Gastrointestinal
Sindrom gastrointestinal ini merupakan gambaran klasik keracunan akut arsen
yang masuk per oral. Masuknya arsen ke dalam tubuh dalam dosis besar biasanya
barumenimbulkan gejala keracunan akut setelah 30 menit sampai 2 jam setelah
paparanracun. Gejala yang timbul berupa rasa terbakar pada tenggorokan dan uluhati,
diikutidengan mual, muntah, nyeri abdomen, diare dengan feses seperti air cucian
beras,yang kadang-kadang berdarah.
8
b) Sistem respirasi
Dapat terjadi iritasi pada saluran nafas seperti batuk, laringitis, bronkitis ringan,
dansesak nafas, hal ini dapat terjadi akibat pemaparan akut terhadap debu
arsen.Selanjutnya mungkin dapat terjadi edema paru akut.
c) Sistem kardiovaskuler
Manifestasinya dapat berupa hipotensi, syok hipovolemik, ventrikular disritmia,
dancongestive heart failure. Pada intoksikasi arsen terjadi dilatasi kapiler yang
mengakibatkan permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat dan cairan
keluar ke interstisial. Keadaan ini bisa menyebabkan hipovolemi dan hipotensi.
d) Sistem saraf
Intoksikasi pada sistem saraf memberikan gejala pusing, sakit kepala, lemah,
lesu,delirium, kejang, koma, ensefalopati, dan gejala neuropati perifer sensoris
danmotoris. Gejala neuropati dapat bersifat lambat (delayed) dan muncul 2-4
minggusetelah gejala akut.
e) Hati dan Ginjal
Dapat terjadi peningkatan enzim hepar, hematuria, oliguria, proteinuria, renal
insufisiensi dan nekrosis tubular akut, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal
akut.
f) Hematologi
anemia, leucopenia, trombositopenia, dan disseminated intravascular coagulation
(DIC).
2) Intoksikasi Kronik
Intoksikasi kronis dapat terjadi akibat paparan arsen dalam dosis sublethal
yang berulang. Paparan kronis arsen dapat terjadi akibat paparan industri maupun
pekerjaan, kecerobohan dan ketidaktahuan di sekitar rumah, akibat pengobatan
maupun upaya pembunuhan. Arsen yang masuk ke dalam tubuh secara berulang dan
tidak diekskresikan ditimbun dalam hati, ginjal, limpa dan jaringan keratin (rambut
dan kuku). Setelah penghentian paparan, arsen yang tertimbun akan dilepaskan secara 9
perlahan dari depotnya dan menimbulkan gejala yang membandel. Keracunan arsen
kronis dapat menetap berminggu-minggu sampai berbulan-bulan dengan
menunjukkan satu atau lebih sindroma yang berbeda. Pada keracunan kronis gejala
klinis masih dijumpai untuk waktu yang lama, meskipun paparan sudah tidak terjadi
lagi. Gejala neuropati dan kelainan kulit merupakan tanda dari suatu keracunan
kronis, sedangkan gejala yang lain sifatnya minor. Berikut ini adalah beberapa
kemungkinan gejala klinis keracunan Arsen kronis:[3,5]
a) Neuropathi perifer motoris dan sensoris dengan paralisis, parese, anestesi,
parestesi (rasagatal, geli), dan ambliopia. Kelainan neurologis berawal di
perifer dan meluas secarasentripetal. Otot halus tangan dan kaki mungkin
mengalami paralisis dan seringdisertai adanya kelainan tropik.
b) Erupsi kulit berupa perubahan pigmentasi coklat (melanosis) dengn spotty
leukoderma(raindrop hyperpigmentation) dan keratosis punktata pada telapak
tangan dan kaki,yang tampak mirip seperti kutil (warts). Keratosis dalam
jangka panjang mungkin berubah menjadi Carsinoma sel skuamosa.
Carsinoma sel basal superfisial pada daerah yang unexposed dan karsinoma
sel skuamiosa intra epidermal (penyakit Bowen) dapat juga terjadi pada
paparan arsen jangka panjang. Pada kuku dapatdijumpai adanya stria putih
transversal (garis Mee¶s) akibat konsumsi arsen jangka panjang yang
berlangsung beberapa bulan. Kuku yang rapuh dan kerontokan rambut juga
merupakan petunjuk kemungkinan adanya keracunan arsen kronis. Dermatits
eksfoliatif dapat terjadi pada intoksikasi kronis arsen organik.
c) Gastroenteritis kronis dengan anoreksia, nausea yang tidak jelas dan diare
interminten.Selain itu dapat dijumpai pula adanya rasa kecap metal pada
mulut, napas berbau bawang putih, tenggorokan kering dan rasa haus yang
persisten
d) Ikterus akibat nekrosis sel hati subakut
10
e) Malaise dengan anemia dan hilangnya berat badan menyebabkan terjadinya
kakeksiadan terjadinya berbagai infeksi. Anemia sering disertai dengan
leukopenia yang beratdan eosinofilia relatif.
f) Kanker: arsenic inorganic merupakan karsinogen bagi manusia. Pajanan
kronik arsenik inorganik sangat berhubungan dengan kanker kulit dan kanker
paru, dan dapat pulamengakibatkan kanker pada berbagai organ seperti ginjal,
kandung kemih, dan hepar
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Caravati, EM. Arsenic and arsine gas. In: Dart RC. Medical Toxicology Third
edition.Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2004. p:1393-1401.
2. Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Arsenic. Division of
Toxicology andEnvironmental Medicine. Atlanta. 2006.
3. Dyro, Frances M. Arsenic. Available from: URL:http://emedicine.org/html.
4. Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Arsenic Toxicity
Exposure Pathways Available from:
http://www.atsdr.cdc.gov/csem/arsenic/exposure_pathways.html
5. Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Arsenic Toxicity Clinical
Evaluation.Available from:http://www.atsdr.cdc.gov/csem/arsenic/.html.
12