ARD EBT-LH 2014-2018 (final).doc

39
AGENDA RISET DAERAH BIDANG FOKUS ENERGI BARU TERBARUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014 – 2018

Transcript of ARD EBT-LH 2014-2018 (final).doc

I

AGENDA RISET DAERAH

BIDANG FOKUS ENERGI BARU TERBARUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUPTAHUN 2014 2018DEWAN RISET DAERAH LAMPUNG PROVINSI LAMPUNGOKTOBER 2013I. AGENDA RISET ENERGI BARU TERBARUKAN A. Gambaran Umum

Upaya penciptaan energi baru terbarukan saat ini telah berkembang pesat, karena disamping tidak hanya didasari pada suatu keyakinan bahwa sumber energi fosil akan semakin mahal dan sulit didapat juga merupakan suatu tuntutan perkembangan peradaban manusia untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pada kenyataannya isu global dunia masih terus didominasi oleh kepentingan yang saling terkait antara pemenuhan kebutuhan pangan, penguatan sumberdaya energi serta kepentingan pelestarian lingkungan termasuk penyediaan air bersih dan semua dampak dari perubahan cuaca dunia . Indonesia sebagai negara yang jumlah penduduknya besar, cakupan wilayahnya yang sangat luas maka keterkaitan yang saling berkompetisi tersebut haruslah dikelola dengan tepat dan benar sehingga dalam proses pencapaian target setiap bidangnya sebaiknya tertumpu pada upaya penciptaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan dan mengedepankan pertumbuhan, sehingga semuanya berlangsung secara lestarI.

Permasalahan energi Nasional jangka panjang menyangkut hal yang berkaitan dengan security of supply dan keberlanjutan penyediaan energi sehingga dapat mendukung pembangunan dan kebutuhan seluruh masyarakat dalam jangka panjang. Penyediaan energi jangka panjang mempertimbangkan berbagai aspek lain, seperti lingkungan dan ekonomi, karena akan menentukan keberlanjutan pembangunan itu sendiri. Permasalahan energi Nasional jangka pendek yang harus segera diselesaikan saat ini adalah menyiapkan sumber energi selain BBM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri Pemecahan masalah energi Nasional jangka pendek haruslah diletakkan dalam suatu kerangka untuk menjawab masalah jangka panjang, sehingga menjadi suatu penyelesaian yang integral.Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional(KEN) menunjukkan adanya upaya agar pemakaian energi baru dan terbarukan meningkat. Energi baru adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dari energi terbarukan maupun energi tak terbarukan antara lain hidrogen, coal bed methane, batubara yang dicairkan (liquefied coal), gasifikasi batubara (gasified coal) dan nuklir, sedangkan energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, bahan bakar nabati (biofuel), aliran sungai, radiasi surya, angin, biomasa, dan energi laut. Khusus untuk penyediaan bahan bakar nabati (biofuel) diinstruksikan pula melalui Inpres No. 1 Tahun 2006, tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain. Melalui Inpres ini, Presiden R.I. menginstruksikan agar diambil langkah-langkah untuk melaksanakan percepatan penyediaan dan pemanfaatan biofuel, penggunaan bahan bakar nabati (biofuel) memiliki berbagai keuntungan antara lain : berpotensi menghasilkan devisa (global commodity), mengurangi subsidi BBM, memperkuat fiskal APBN, menambah security of supply, memperbaiki lingkungan, sehingga pembangunan ekonomi berjalan secara ramah lingkungan dan berkelanjutan serta mampu menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar, karena pengadaan bahan bakunya bersifat padat karya. Program nasional pengembangan bahan bakar nabati membutuhkan pasokan bahan baku dalam jumlah yang sangat besar, selain itu demi mengamankan upaya penyediaan pangan dan tetap mendukung upaya penciptaan energi baru, usaha mencari bahan yang tidak berkompetisi dengan peruntukan pangan mutlak harus dilakukan. Blue-print Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 - 2025 yang telah disiapkan oleh Departemen ESDM (Mei 2005) merupakan suatu bentuk penjabaran KEN yang lebih operasional dan dapat dijadikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di bidang energi. Dalam dokumen PEN 2005 - 2025 disebutkan berbagai kegiatan litbang di bidang energi yang harus dilakukan dalam rangka menjawab permasalahan energi, baik dalam jangka menengah maupun dalam jangka panjang.

Peraturan Presiden nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan penjabaran dari visi,misi dan program Presiden ke dalam strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program prioritas, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh.Provinsi Lampung mempunyai potensi energi baru terbarukan yang cukup besar terutama yang bersumber pada biofuel (biodiesel dan bioethanol), biomass dan biogas, geothermal (panas bumi), mini/mikrohidro, dan agin. Melihat potensi energi baru terbarukan di Provinsi Lampung, sangatlah mungkin dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan pasokan energi nasional.Seperti kita ketahui permasalahan penyediaan sumber energi yang dialami di berbagai daerah provinsi bahkan secara nasional, tidak terkecuali Provinsi Lampung adalah :

Rasio penyediaan energi dibanding konsumsinya masih rendah (elastisitas energi lebih kecil dari 1), dan masih tingginya ketergantungan terhadap bahan bakar minyak. Pada hal kenyataannya sampai saat ini kondisi kilang minyak sudah tua, terbatas dan memiliki efisiensi yang sangat rendah, sedangkan infrastruktur jenis energi lainnya seperti gas, panas bumi, batubara dan energi alternatif lainnya masih sangat kurang.

Permasalahan akibat kebijakan pemberian subsidi bahan bakar minyak yang tidak kunjung tuntas, dibagian hulupun masih terdapat persoalan belum optimalnya pelaksanaan bagi hasil pengelolaan energi, juga masalah perhitungan pajak, biaya produksi dan royalty. Dari data statistik menunjukkan bahwa konsumsi energi terbesar di Provinsi Lampung didominasi oleh kelompok industri yang pada kenyataannya, untuk mencukupi kebutuhan sumber energinya masih sangat tergantung pada bahan bakar minyak ataupun bahan bakar fosil lainnya. Di sisi lain, dari kelompok industri besar dan UMKM yang sebagian besar kegiatan produksinya mengolah hasil pertanian, dan dari limbah buangannya berpotensi untuk diolah menjadi energi yang dapat mensubstitusi sebagaian besar kebutuhan energinya.Sesuai dengan visi kebijakan strategis program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yaitu mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang eksklusif dan berkelanjutan, serta ditetapkannya tema pembangunan ekonomi untuk wilayah Sumatera sebagai sentra produksi dan pengelolaan hasil bumi dan lumbung energi, maka di bidang energi baru terbarukan Provinsi Lampung menetapkan sasaran pembangunan dalam lima tahun kedepan adalah : Meningkatnya upaya penciptaan, pengembangan, pengelolaan serta pemanfaatan sumber energi baru terbarukan dalam rangka mendukung dan memperkokoh kedaulatan energi nasional.

Meningkatnya perubahan pola penggunaan energi pada industri besar, usaha kecil/menengah, rumah tangga dan masyarakat luas dari energi fosil ke sumber energi terbarukan yang diyakini dapat diproduksi sendiri sehingga kemandirian kebutuhan energi di masyarakat itu dapat terwujud.Selain itu, seiring dengan komitmen pemerintah Indonesia yang disampaikan oleh Presiden SBY pada pertemuan negara-negara G-20 di Pittsberg bulan September 2009 yang menyatakan bahwa Indonesia akan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% atas usaha sendiri dan ditambah 15% bila ada bantuan luar negeri. Berkaitan dengan itu Pemerintah Daerah Provinsi Lampung juga perlu berkontribusi salah satunya melalui peningkatan penggunakan energi baru terbarukan. Dengan alur pemikiran seperti tersebut di atas, disusunlah suatu Agenda Riset Daerah (ARD) Lampung 2014 - 2018 untuk penyediaan dan pemanfaatan sumber EBT. ARD ini diharapkan akan dijadikan acuan oleh seluruh pelaku litbang di Provinsi Lampung dalam rangka harmonisasi rencana strategis (Renstra) lembaga atau institusinya.B. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama

Arah dan prioritas pengembangan EBT adalah peran sertanya dalam bauran energi bagi ketersediaan, ketahanan, dan keamanan pasokan melalui optimasi sumber daya serta pelestarian lingkungan. Berbagai jenis sumber EBT yang diperhatikan dalam ARD adalah sebagai berikut : (a) biofuels, termasuk biodiesel, bioethanol, dan bio-oil; (b) biomassa dan biogas; (c) panas bumi; (d) mini-hidro dan mikro-hidro; dan (e) angin. Mengingat bahwa kondisi kelembagaan iptek yang mendukung kegiatan litbang berbagai jenis sumber EBT di Indonesia relatif sama, maka program penguatan kelembagaan iptek akan ditulis secara umum dan berlaku untuk seluruh jenis sumber EBT. Demikian juga yang terkait dengan program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.

C. Target Capaian dan Sasaran Tahun 2025Capaian pengembangan dan penelitian biofuel sudah sangat berkembang antara lain: pengeksplorasian tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku biofuel selain tanaman yang telah dikebunkan secara massal seperti kelapa sawit; pengembangan bibit tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) yang mempunyai produktivitas dan kandungan minyak tinggi, tahan terhadap kekeringan dan/atau hama serta patogen tanaman; tersedianya informasi pasar biofuel; pengembangan teknologi proses pembuatan biofuel berbahan baku minyak sawit dan jarak pagar yang optimal; serta diperolehnya informasi teknik optimasi proses produksi untuk setiap bahan baku. Sasaran tahun 2025 adalah dikuasainya teknologi proses, engineering design dan pembangunan pabrik high/superior-performance biofuel (biodiesel dengan angka setane tinggi dan titik tuang rendah) yang optimal; produksi bioetanol dengan bahan baku lignoselulosa dari hasil samping tanaman; penguasaan teknologi pirolisa cepat untuk produksi bio-oil; produksi bioetanol bahan bakar secara tepat guna pada skala kecil dan menengah; dan penguasaan teknologi reaktor pirolisa cepat yang optimum.

Potensi biomassa di seluruh Indonesia bila dikonversi mejadi energi listrik akan mencapai 1,160 MWe (ZREU GmbH, 2000) yang terdiri dari bagas tebu, limbah kelapa sawit, limbah penggergajian kayu, dan sekam padi. Pulau Sumatera mempunyai potensi yang paling tinggi yaitu 590 MWe, yang berasal dari bagas tebu (40%), limbah kelapa sawit (29%) dan sisanya dari limbah penggergajian kayu dan sekam padi, disusul oleh pulau Jawa dengan potensi sebesar 280 MWe yang didominasi oleh bagas tebu dan sekam padi. Kalimantan berpotensi 230 MWe dan Sulawesi 60 MWe. Akan tetapi pemakaian potensi biomassa ini masih sangat rendah. Sampah kota yang juga merupakan sumber biomassa mempunyai potensi yang cukup besar pula untuk dijadikan sumber energi, seperti dicampur dengan batubara untuk sumber energi pembangkit listrik.

Keuntungan penggunaan arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan energi terbarukan lainnya. Hal ini disebabkan densitas air laut yang besarnya 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan. Potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia dan diperkirakan hampir mencapai 75,000 MW; sementara pemanfaatannya baru mencapai 2,5% dari potensi yang ada. Pengembangan teknologi, penerapan dan standardisasi sistem dan komponen mini/mikro hidro terus dilaksanakan untuk memberi kontribusi pada pemenuhan target pemakaian energi baru dan terbarukan sebesar 15% pada tahun 2025.

D. Program

Program penelitian dan pengembangan iptek serta program difusi dan pemanfaatan iptek untuk masing-masing jenis sumber EBT dirinci sebagai berikut.

(a)Bahan bakar nabati (biofuel)

Kegiatan penelitian dan pengembangan bahan bakar nabati (biofuel) yang diprioritaskan adalah : (1) Intensifikasi pencarian bahan baku biofuel, termasuk pemetaan kebutuhan dan potensi bahan baku biofuel; dan survey potensi bahan baku dan produk biofuel untuk bahan bakar boiler di industri; (2) Pengembangan teknologi produksi biofuel, termasuk optimalisasi proses pembuatan biodiesel dari berbagai bahan baku; pengembangan teknologi fermentasi dengan bahan baku pati dan gula; pengembangan teknologi pra pengolahan bermacam bahan baku untuk proses pirolisa cepat; pengembangan teknologi proses pengolahan gliserin standar komersial sebagai produk samping dari biofuel; pengembangan teknologi fermentasi menggunakan bahan baku lignoselulosa (produk samping pertanian); pengembangan teknologi pirolisa cepat dengan berbagai macam bahan baku; teknologi proses ekstraksi minyak jarak pagar; rekayasa genetika bibit jarak pagar yang unggul; pengembangan teknologi destilasi dan dehidrasi etanol; dan teknologi pirolisa cepat menggunakan berbagai macam reaktor pirolisa.

Difusi iptek dan upaya peningkatan pemanfaatan teknologi biofuel atau hasilnya dilakukan melalui : (1) Sosialisasi biofuel sebagai bahan bakar alternatif minyak diesel, melalui media cetak, elektronika, forum dialog, seminar dan pameran, serta demo penggunaan bahan bakar biodiesel pada kendaraan umum; (2) Pengembangan paket teknologi produksi biofuel secara tepat guna, mencakup kegiatan idetifikasi kebutuhan daerah untuk memproduksi biofuel secara terdesentralisasi, pengembangan sistem produksi biofuel skala kecil - menengah terintegrasi dengan budidaya bahan baku yang tersedia di daerah masing-masing; dan (3) Pengembangan sistem difusi teknologi budidaya bahan baku dan produksi biofuel, mencakup kegiatan pengembangan sistem diseminasi teknologi budidaya bahan baku dan produksi biofuel serta publikasi produk-produk pengembangan teknologi tepat guna budidaya bahan baku dan produksi biofuel.(b). Biomassa dan biogas

Riset pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi mencakup : (1) Pemanfatan sampah perkotaan untuk pembuatan alkohol skala laboratorium dengan target 18,5 liter/2,5 jam; dan studi kelayakan pembangkit listrik berbahan bakar campuran sampah kota dan batubara; dan (2) Pengembangan biogas dari kotoran sapi dan limbah-limbah agroindustri, termasuk riset pengembangan digester dengan volume 5.000 liter untuk skala rumah tangga.

Kegiatan difusi dan pemanfaatan teknologi untuk energi biomassa dan biogas meliputi sosialisasi pemanfaatan biogas dari kotoran sapi sebagai sumber energi sektor rumah tangga melalui media cetak, elektronika, forum dialog, seminar dan pameran, serta demo penggunaan bahan bakar biogas pada rumah tangga. Sosialisasi pemanfaatan air limbah agroindustri untuk biogas dalam rangka mendapatkan sumber energi baru dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dilakukan bersama-sama dengan sosialisasi program industri hijau melalui media cetak, elektronika, forum dialog, dan seminar.(c) Panas bumi

Kegiatan riset untuk pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi mencakup : (1) Eksplorasi dan permesinan listrik tenaga uap; (2) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi; dan (3) Kajian kebijakan harga energi Daerah Lampung yang mendukung pengembangan panas bumi. Difusi iptek dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi pengembangan panas bumi sesuai target yang dinyatakan dalam dokumen pengembangan EBT.

(d) Mini/mikrohidro Kegiatan penelitian dan pengembangan iptek yang diprogramkan untuk energi mini/mikrohidro adalah rancang bangun teknologi PLT Mikrohidro, termasuk standardisasi sistem dan komponen. Program difusi dan pemanfaatan iptek untuk energi mini/mikro hidro adalah : (1) Sosialisasi pemanfaatan air untuk pembangkit listrik mini/mikro hidro serta perlunya dibuat suatu sistem pengelolaan sumber air yang efisien dan bermanfaat kepada masyarakat, dan (2) Sosialisasi aturan dan tata cara penjualan listrik yang dihasilkan oleh mini/mikro hidro kepada PT. PLN.

(e) Angin

Penelitian dan pengembangan energi angin mencakup kegiatan : (1) Survey potensi energi angin dan studi kelayakan pemanfaatan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA); inventarisasi, pengolahan dan evaluasi data potensi energi angin di lokasi potensial; pembuatan peta potensi energi angin Daerah Lampung dan wilayah berdasarkan data pengukuran dan data pendukung lainya; serta studi dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA di berbagai lokasi kabupaten; dan (2) Pengembangan teknologi SKEA, termasuk kegiatan pengembangan dan penyempurnaan SKEA skala kecil s/d kapasitas 5 kW dengan litbang aerodinamika rotor, angin, dan material; pengembangan dan penyempurnaan angin SKEA 10 kW, dengan litbang aerodinamika rotor, angin, dan material; rancang bangun teknologi SKEA skala kecil - menengah 30 s/d 50 kW; rancang bangun teknologi SKEA skala besar s/d 300 kW, untuk interkoneksi dengan jaringan; dan litbang aerodinamika rotor (advanced airfoil), sistem angin, dan interkoneksi serta material ringan dan tahan karat. Kegiatan difusi dan pemanfaatan iptek untuk energi angin termasuk diseminasi dan pemanfaatan teknologi SKEA; pemanfaatan SKEA pembangkit listrik di pedesaan, lokasi terpencil dan pulau serta untuk nelayan; dan pemanfaatan SKEA interkoneksi dengan grid/jaringan PLN.

Program penguatan kelembagaan iptek merupakan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi pelaku kegiatan litbang di Provinsi Lampung dan berlaku untuk seluruh jenis sumber EBT. Program ini pada prinsipnya ingin menjawab tentang keterbatasan baik jumlah maupun kualitas SDM dan sarana penelitian dan dana. Disamping itu, dirasakan bahwa dengan keterbatasan dana yang ada akan membatasi kerjasama penelitian baik dengan institusi di dalam maupun di luar negeri.

Kegiatan untuk penguatan kelembagaan iptek yang diprogramkan adalah : (1) Penguatan internal kelembagaan iptek dan kelembagaan pendukungnya, termasuk peningkatan kemampuan SDM dan pengembangan sarana dan prasana penelitian; (2) Kerjasama antar lembaga iptek dalam negeri, termasuk menghimpun kemampuan manufakturing, departemen teknis terkait dan pemda untuk bekerjasama/kemitraan diseminasi teknologi, pengembangan jaringan antar lembaga pemerintah dan legislatif yang berkaitan dengan teknologi energi; dan (3) Kerjasama dengan kelembagaan inter Nasional, termasuk kerjasama penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi energi dan pengembangan lembaga untuk kalibrasi dan standardisasi.

Kegiatan untuk peningkatan kapasitas iptek sistem produksi yang diprogramkan adalah pemberdayaan industri Daerah Lampung pada bidang energi baru dan terbarukan dalam rangka menciptakan kemandirian bangsa, termasuk : (1) kemitraan dengan sektor manufaktur Daerah Lampung untuk komersialisasi berbagai hasil iptek energi; (2) perencanaan kelistrikan daerah dan studi kelayakan teknologi energi (pembangkit listrik dengan sumber energi baru dan terbarukan) bekerjasama dengan pemda dan/atau swasta; (3) penyusunan masukan kebijakan mengenai kandungan lokal komponen teknologi energi baru dan terbarukan; (4) keringanan pajak dan dukungan kemudahan impor sistem/komponen teknologi energi baru dan terbarukan untuk pengembangan dan penguasaan teknologi tersebut di dalam negeri; dan (5) pengembangan kerjasama litbang dan kemampuan sistem produksi skala industri (scale-up).ARD energi baru dan terbarukan ini diharapkan menjadi long term commitment bersama melalui penerimaan masyarakat yang tercermin dengan adanya perencanaan umum yang kondusif dan mengikutkan semua pemangku kepentingan dalam harmonisasi pemanfaatan sumber daya energi.

Keterkaitan dan keterpaduan riset energi dengan berbagai bidang lainnya perlu mendapat perhatian, karena proses maupun hasil riset energi akan berpengaruh terhadap bidang riset lainnya. Kecermatan dalam mengidentifikasi keterkaitan antar bidang riset akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya yang dimiliki.

I. Program Penelitian dan Pengembangan IptekNoKegiatanSasaranIndikator Keberhasilan

I.A. Topik Riset : Bahan Bakar Nabati (Biofuel)

1Survey potensi bahan baku non pangan, dan produk biofuel untuk bahan bakar.Tersedianya data potensi bahan baku non untuk produksi biofuelTermanfaatkannya data potensi bahan baku non untuk produksi biofuel

2Pemetaan kebutuhan dan potensi bahan baku biofuelTersedianya informasi potensi bahan baku dan informasi pasar biofuel inter Nasional dan Daerah LampungDatabase potensi bahan baku biofuel di setiap kabupaten serta informasi pasar biofuel di inter Nasional maupun Daerah Lampung

3Optimalisasi dan peningkatan efisiensi teknologi proses produksi biofuel dari berbagai bahan baku non panganTersedianya paket teknologi produksi biofuel dari berbagai bahan baku non pangan Termanfaatkannya teknologi produksi biofuel dari berbagai bahan baku non pangan.

4Pengembangan teknologi produk samping dari biofuel untuk meningkatkan nilai tambahTersedianya paket teknologi produk samping dari biofuelTermanfaatkannya paket teknologi produk samping untuk meningkatkan daya saing industri

I.B. Topik Riset Biomass dan Biogas

1Pembuatan Biogas dari sampah perkotaanDihasilkan suatu teknologi untuk menghasilkan biogas dari sampah kota Termanfaatkannya sampah kota sebagai sumber produksi biogas

2Studi kelayakan pembangkit listrik berbahan bakar campuran sampah kota dan batubaraTersedianya informasi kelayakan tentang pemanfaatan sampah kota sebagai sumber energi untuk pembangkit listrikTermanfaatkannya informasi kelayakan pemanfaatan sampah kota sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik

3Pengembangan digester dengan volume 5.000 liter untuk skala rumah tanggaMultiplikasi pemakaian biogas sebgai bahan bakar untuk memasakPenggunaan biogas untuk kebutuhan memasak sebagi pengganti minyak tanah

4Pengembangan teknologi pemanfaatan biogas untuk pembangkit listrik atau sumber energi lain di agroindustri dalam skema CDMMultiplikasi pemakaian biogas sebgai bahan bakar untuk proses pengeringan atau pembangkit listrikPenggunaan biogas untuk kebutuhan energi untuk proses pengeringan atau pembangkit listrik

I.C. Topik Riset : Energi Panas Bumi

1Melaksanakan R & D bidang eksplorasi, permesinan, listrik, dan tenaga uapTersedianya kemampuan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi dan dari dalam negeriPeningkatan hasil ekplorasi panas bumi untuk memasok 3,8% kebutuhan bauran energi Daerah Lampung

2Melaksanakan R & D dalam bidang pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas BumiTersedianya pembangkit listrik Tenaga Panas Bumi dengan rangkaian teknologinya dan dapat dikerjakan di Provinsi Lampung termasuk engineering and constructionDihasilkannya produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi guna memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri

3Melakukan kajian kebijakan harga energi Daerah Lampung yang mendukung pengembangan energi panas bumiTersedianya perangkat kebijakan harga energi Daerah Lampung termasuk energi panas bumiStabilnya harga energi dalam negeri untuk mendukung pengembangan diversifikasi sumber daya energi

I.D. Topik Riset : Rancang Bangun Teknologi PLTMH

1Pengembangan teknologi dan standardisasi sistem dan komponenTerstandarisasinya sistem dan komponen Pusat Listrik Tenaga Mikro/MinihidroPengembangan dan pemanfaatan PLT mikrohidro untuk memenuhi PEN

I.E. Topik Riset : Energi Angin

1Inventarisasi, pengolahan dan evaluasi data potensi energi angin, di lokasi potensialTersedianya data dan informasi mengenai potensi energi angin di berbagai wilayah Berfungsinya data base dan sistem informasi data potensi energi angin Daerah Lampung

2Pembuatan peta potensi energi angin Daerah Lampung Tersedianya peta potensi energy anginTermanfaatkannya peta potensi energy angin untuk pengembangannya.

3Studi dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA di berbagai lokasi/kabupaten Tersedianya dokumen hasil studi dan kelayakan pemanfaatan SKEA

Termanfaatkannya dokumen hasil studi dan kelayakan pemanfaatan SKEA

4Rancang bangun teknologi SKEA skala besar s/d 300 kW, untuk interkoneksi dengan jaringanTerwujudnya dokumen teknis SKEA 300 kW dan prototipenyaBerfungsinya prototipe SKEA 300 kW dan dapat dioperasikan dengan jaringan yang ada (PLN/ lokal)

5R & D aerodinamika rotor (advanced airfoil), sistem kontrol hibrid dan interkoneksi serta material ringan dan tahan karatTerwujudnya rotor SKEA beroperasi pada regim kecepatan angin rendah, dengan material ringan, kuat dan tahan karatTermanfaatkannya rotor SKEA beroperasi pada regim kecepatan angin rendah, dengan material ringan, kuat dan tahan karat

II Program Defusi dan Pemanfaatan IptekNoKegiatanSasaranIndikator Keberhasilan

II.A. . Diseminasi Biofuel untuk Substitusi Bahan Bakar Minyak

1Sosialisasi biofuel untuk bahan bakar alternative pengganti BBMPemahaman masyarakat tentang pentingnya menggunakan biofuel untuk pengganti BBMMeningkatnya Pemahaman masyarakat tentang pentingnya menggunakan biofuel untuk pengganti BBM

2Demonstrasi penggunaan biofuel untuk bahan bakar kendaraan bermotorTersedianya data teknis tentang keuntungan-keuntungan yang diperoleh pada penggunaan biofuel untuk pengganti BBMMeningkatnya jumlah masyarakat untuk menggunakan biofuel

3Diseminasi paket teknologi tepat guna produksi biofuel skala UMKM, dari mulai teknologi budidaya bahan baku; teknologi proses dan penanganan produknya.Terbangunya pilot plant untuk penerapan teknologi tepat guna produksi biofuel skala UMKM.Meningkatnya jumlah industry produksi biofuel di Provinsi Lampung.

4Diseminasi pemanfaatan biofuel untuk campuran BBM pada mesin diesel stasioner berkapasitas besarTersedianya data teknis tentang pemanfaatan biofuelMeningkatnya minat industry pembangkit listri tenaga diesel untuk mensubstitusi sebagian kebutuhan BBM nya.

II. B. Diseminasi Teknologi Energi Biomass dan Biogas

1Diseminasi pemanfaatan sampah kota untuk produksi Biogas Terbangunnya demo plant pemanfaatan sampah kota untuk biogasMeningkatnya minat pemerintah daerah/industry untuk membangun pembangkit listri tenaga biogas dari sampah kota

2Penerapan teknologi produksi biogas dari kotoran sapiTerbangunnya biogas plant pemanfaatan kotoran sapi untuk energiMultiplikasi biogas plant pemanfaatan kotoran sapi untuk energi

3Penerapan teknologi produksi biogas dengan memanfaatkan limbah industry berbasis agroTerbangunnya biogas plant pemanfaatan limbah industri berbasis agro untuk produksi biogas dengan teknologi lokalMultiplikasi biogas plant pemanfaatan limbah industri berbasis agro untuk produksi biogas dengan teknologi lokal

II.C. Diseminasi Energi Panas Bumi

1Penerapan teknologi pemanfaatan energi panas bumi . Terbangunnya pilot plant untuk penerapan teknologi pemanfaatan energy panas bumi dan tersedianya studi kelayakan ekonominya.Meningkatnya kegiatan investasi di bidang produksi energy matahari.

II.D. Diseminasi dan Pemanfaatan Energi Mini/Mikrohidro

1Penerapan teknologi pembangkit listrik tenaga Mini/MikrohidroTerbangunnya pilot plant pembangkit listrik Mini/MikrohidroMultiplikasi pembangkit listrik Mini/Mikrohidro

II.E. Diseminasi dan Pemanfaatan Teknologi Energi Angin (SKEA)

1Pemanfaatan SKEA pembangkit listrik di pedesaan, lokasi terpencil dan pulau serta untuk nelayan

Terwujudnya pemanfaatan berbagai tipe dan kapasitas SKEA di berbagai lokasi terpilihMeningkatnya jumlah desa/wilayah yang memanfaatkan teknologi SKEA skala kecil untuk pembangkit listrik maupun pemompaan air

III. Program Penguatan Kelembagaan IptekNoKegiatanSasaranIndikator Keberhasilan

III.A. Penguatan Internal Kelembagaan IPTEK dan Kelembagaan Pendukungnya

1Peningkatan kemampuan SDMPeningkatan peneliti dengan tingkat pendidikan S2 dan S3Peningkatan jumlah peneliti dengan tingkat akademis S2 dan S3

2Pengembangan sarana dan prasana penelitianTerpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana penelitianPeningkatan produktivitas penelitian yang dihasilkan

III.B. Kerjasama Antar Lembaga IPTEK Dalam Negeri

1Menghimpun kemampuan manufacturing, departemen teknis terkait, dan pemda untuk bekerjasama/ kemitraan diseminasi teknologi Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam penerapan dan penelitian teknologi .Peningkatan jumlah kerjasama dalam penerapan dan pengkajian teknologi

2Pengembangan jaringan antar lembaga pemerintah dan legislatif yang berkaitan dengan teknologi energiTerbentuknya forum antar pengambil keputusan, baik pusat maupun daerahTerjalinnya komunikasi yang efektif antar pengambil keputusan

III.C. Kerjasama dengan Kelembagaan Internasional

1Kerjasama penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi energi Peningkatan intensitas kerjasama inter Daerah LampungPeningkatan jumlah kerjasama dan penerapan produk kerjasama teknologi

2Pengembangan lembaga untuk kalibrasi dan standardisasi Terbentuknya lembaga standardisasi dan kalibrasi produk teknologi energi dan komponenTersedianya lembaga untuk standardisasi dan kalibrasi produk teknologi energi dan komponen

IV. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem ProduksiNoKegiatanSasaranIndikator Keberhasilan

IV.A Pemberdayaan Industri Daerah Lampung pada Bidang Energi Baru dan Terbarukan

1Kemitraan dengan sektor manufaktur Daerah Lampung untuk komersialisasi hasil IPTEK energiTersedianya sistem produksi komponen dan sistem teknologi energi (sektor manufaktur)Peningkatan jumlah produksi komponen dan sistem fabrikator lokal

2Perencanaan kelistrikan daerah dan studi kelayakan teknologi energi (pembangkit listrik dg sumber energi baru dan terbarukan) bekerjasama dengan Pemda dan swastaTersedianya rencana pembangunan kelistrikan dan studi kelayakan pembangkit listrik energi baru dan terbarukanAdanya kesiapan Pemda dan swasta untuk menerapkan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan. yang akan dibangun

3Penyusunan masukan kebijakan mengenai kandungan lokal komponen teknologi energi baru dan terbarukanAdanya masukan regulasi untuk meningkatkan kandungan lokal komponen teknologi energi baru dan terbarukan. Terbitnya regulasi tentang batasan kandungan lokal dalam penerapan berbagai sistem teknologi baru dan terbarukan.

4Keringanan pajak dan dukungan kemudahan impor sistem/komponen teknologi energi baru dan terbarukan untuk pengembangan dan penguasaan teknologi tersebut di dalam negeriInsentif pajak dan dukungan kemudahan untuk pengembangan regulasi dan standardisasi sistem pendukung dan sistem produksi teknologi energi baru dan terbarukanKetepatan dari pemerintah tentang insentif penggunaan energi yang diproduksi oleh energi baru dan terbarukan

5Pengembangan kerjasama litbang dan kemampuan sistem produksi skala industri (scale-up)Kerjasama antara litbang khususnya LPND Ristek, Perguruan Tinggi dan Litbang Departemen ESDM dalam satu program peningkatan hasil IPTEK teknologi energi baru dan terbarukan menjadi skala industriTerbentuknya Industri Daerah Lampung yang mampu sepenuhnya dalam melaksanakan kegiatan Engineering, Procurement and Construction (EPC) teknologi energi baru dan terbarukan skala komersial yang berdasarkan kerjasama antar litbang

II. AGENDA RISET BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

A. Gambaran Umum

Kemampuan manusia dalam mengelola lingkungan hidup dan sumber daya alam akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Tidak menyatunya kegiatan perlindungan fungsi lingkungan hidup dengan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam seringkali menjadi penyebab konflik kepentingan antara aspek ekonomi dan terpeliharanya lingkungan. Selama ini kebijakan ekonomi cenderung berpihak kepada kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan. Faktor penyebab lainnya adalah meningkatnya pencemaran air, udara, dan atmosfer yang disebabkan oleh kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan sebagainya. Pencemaran udara dan atmosfer dapat pula terjadi secara alami, misalnya sebagai akibat dari letusan gunung berapi, kebakaran hutan atau yang lainnya. Buruknya kualitas udara dan atmosfer secara berkelanjutan dapat berakibat pada terakumulasinya berbagai hal yang membahayakan bagi kelangsungan hidup ekosistem.

Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya, yakni Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam upaya mengefektifkan ketaatan terhadap perlindungan lingkungan, undang-undang yang baru secara spesifik telah memuat resiko maupun aspek hukum yang harus ditanggung oleh para pihak terkait (pemangku kepentingan) dalam hal kegiatan pembangunan yang bertentangan dengan terpeliharanya kelestarian lingkungan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014 Provinsi Lampung, telah mengidentifikasi berbagai masalah lingkungan yang terjadi di Lampung. Termasuk didalamnya adalah meningkatknya kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS), tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati, meningkatnya pencemaran air, menurunnya kualitas udara di perkotaan, tingginya pencemaran akibat limbah padat dan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah lingkungan bagi kehidupan mereka. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah membaiknya sistem pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup di Lampung, demi terjaganya keseimbangan antara aspek pertumbuhan ekonomi (antara lain dengan memanfaatkan sumber daya alam) dan aspek perlindungan terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Dengan tercapainya keseimbangan tersebut, diharapkan akan menjamin tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini akan dapat dicapai dengan mengutamakan pembangunan disegala sektor dengan didasari oleh keseimbangan lingkungan yang secara ekonomi menguntungkan, dapat diterima oleh masyarakat secara sosial, tetapi dilakukan hanya dengan berbagai kegiatan pembangunan yang ramah lingkungan.

Upaya pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan Hidup di Lampung dewasa ini masih dihadapkan pada beberapa kendala antara lain:

1. Belum tersedianya studi kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang menyeluruh untuk semua kabupaten/kota di Lampung.

2.Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan rendahnya kapasitas pengelolaan hutan.3. Rusaknya habitat ekosistem pesisir dan laut.4.Menurunnya kualitas udara dan air di perkotaan.

5.Tingginya pencemaran limbah padat di perkotaan dan makin meningkatnya pencemaran air.

6.Lemahnya penegakan hukum pada berbagai kasus lingkungan.

7.Belum harmonisnya antar berbagai peraturan perundang-undangan, utamanya yang terkait dengan masalah lingkungan.

8.Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan isu lingkungan.

Berdasarkan berbagai hal tersebut diatas, pemeliharaan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup di Lampung pada kurun waktu 2014-2018 memiliki tiga sasaran utama, yakni :

(1) Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup,

(2) Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup, dan

(3) Peningkatan kualitas & penyediaan akses informasi lingkungan hidup

Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah perusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup, baik di darat, perairan air tawar dan laut, maupun kondisi udara, sehingga masyarakat dapat memperoleh kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Sedangkan program pengelolaan lingkungan hidup bertujuan meningkatkan fungsi pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola yang baik (good environmental governance) berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Adapun program peningkatan kualitas dan akses informasi lingkungan hidup bertujuan meningkatkan kualitas dan akses informasi tentang lingkungan hidup.

B. Arah Kebijakan dan Prioritas utama

Adapun arah kebijakan dan prioritas utama dalam upaya menjaga Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup di Lampung akan dilakukan berdasarkan produk hukum yang telah ada. Sementara itu dalam upaya memperoleh pijakan yang lebih terukur dalam menentukan kebijakan selanjutnya dalam hal pembangunan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup di Lampung akan diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:

(1) Menerapkan pengarus utamaan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan dan meningkatkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup ditingkat provinsi dan kabupaten/kota.

(2) Meningkatkan upaya harmonisasi pengembangan peraturan perundang-undangan dibidang lingkungan dan menegakkannya secara konsisten terhadap pihak-pihak yang mencemari lingkungan.

(3) Meningkatkan upaya pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan dan meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup, baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota, utamanya dalam menangani masalah yang bersifat kumulatif maupun fenomena alam yang bersifat musiman dan bencana.

(4) Meningkatkan penyebaran data dan informasi lingkungan termasuk informasi tentang wilayah-wilayah rawan bencana lingkungan dan informasi tentang kewaspadaan dini terhadap ancaman bencana dan membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup serta berperan aktif sebagai pemantau kualitas lingkungan hidup.

Adapun prioritas utama dalam meningkatkan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup di Lampung, meliputi hal-hal sebagai berikut :

(1) Terjaganya kualitas udara, air tanah (pada wilayah perkotaan dan kawasan industry) dan kualitas air permukaan terutama pada kawasan sungai dengan kepadatan pembangunan yang tinggi dan pada sungai lintas provinsi, maupun kualitas air laut dikawasan pesisir.

(2) Ditaatinya baku mutu air limbah, emisi atau gas buang dan pengelolaan limbah B3, baik dari sumber institusi maupun non institusi oleh masyarakat Lampung.

(3) Tersusunnya peraturan tentang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, pedoman teknis, baku mutu lingkungan hidup disertai dengan meningkatnya fasilitas laboratorium yang memadai ditingkat provinsi dan tersedianya fasilitas pemantauan udara ambien di kota-kota Lampung.

(4) Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam hal pemilahan sampah dan 3R (reduce, reuse dan recycle) serta meningkatnya produksi & penggunaan pupuk kompos dari limbah domestik perkotaan maupun pupuk organik dipedesaan yang berbasis pertanian.

(5) Berkembangnya teknologi yang berwawasan lingkungan dalam pengelolaan limbah agroindustri, UMKM, dan domestik. (6) Berkembangnya system insentif dan dis-insentif pada kegiatan-kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan serta berkembangnya dan diterapkannya berbagai instrument pengelolaan lingkungan hidup (kajian dampak lingkungan, perjanjian lingkungan dan sebagainya).

(7) Terintegrasinya biaya-biaya lingkungan kedalam biaya produksi, termasuk berkembangnya pajak progresif dalam pengelolaan lingkungan hidup serta tersedianya rumusan aturan dan mekanisme pelaksanaan alternative pendanaan lingkungan seperti DNS (debt for nature swap), CDM (clean development mechanism), retribusi lingkungan dan sebagainya.

C. Tema dan Topik Riset

Berdasarkan berbagai uraian diatas dirasa perlu untuk menetapkan beberapa tema riset yang mencakup :

(1) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

(2) Pengelolaan Lingkungan Hidup

(3) Peningkatan Kualitas dan Penyediaan Informasi Lingkungan.

Selanjutnya masing-masing tema riset ini dijabarkan dalam beberapa sub tema riset. Adapun topik-topik riset yang diusulkan diturunkan dari setiap sub-tema riset tersebut. Penjabaran dari setiap tema riset tersebut diatas adalah sebagai berikut :

(1) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan, terbagi dalam lima sub-tema riset yakni : a) Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; b) Studi dampak perubahan iklim dan mitigasi emisi gas rumah kaca; c) Konservasi hutan khususnya dalam upaya pengendalian kualitas sumber daya air; d) Pengendalian Pencemaran Pesisir; e) Pengembangan Hukum Lingkungan; dan f) Studi/kajian tentang alternatif Pendanaan dan Pajak Progresif Lingkungan Hidup.

(2) Pengelolaan Lingkungan Hidup, dijabarkan dalam empat sub tema riset yaitu : a) Studi Pengelolaan Limbah agroindustri, UMKM, dan domestik; b) Studi/Kajian Penurunan Beban pencemar pada badan Air dan daerah Aliran Sungai (DAS); d) Studi tentang Peningkatan Kualitas Udara & Kualitas Air di wilayah Perkotaan.

(3) Peningkatan Kualitas dan Penyediaan Informasi Lingkungan, terdiri dari dua sub tema riset yakni : a) Studi tentang Pengembangan Modul Pembelajaran Lingkungan Hidup; b) Kajian tentang Pengembangan Informasi & Peta Wilayah Rawan Bencana Alam.

Secara detail, topic-topik riset yang termasuk dalam berbagai tema dan sub tema riset, disajikan dalam matriks tema dan topic riset pada tabel berikut ini:1. TEMA RISET : PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

No.Topik RisetSasaranIndikator

1.1 SubTema : Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup strategis (KLHS)

1Kajian Lingkungan Hidup Strategis LampungMengetahui Aspek-aspek Strategis di bidang Lingkungan Hidup di LampungDiketahui aspek-aspek Strategis di bidang Lingkungan Hidup di Provinsi Lampung

2Studi/kajian daya dukung dan daya tamping lingkungan di setiap kabupaten/kota di LampungMemahami daya dukung dan daya tamping lingkungan di setiap kabupaten/kota di LampungDiketahui daya dukung dan daya tampung lingkungan di setiap kabupaten/kota di Provinsi Lampung

1.2 Sub Tema : Studi dampak perubahan Iklim Global dan Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

1Kajian dampak perubahan Iklim Global dalam berbagai Aspek Kehidupan Masyarakat di LampungMemahami Dampak Perubahan Iklim Global dalam Berbagai Aspek Kehidupan Masyarakat di LampungDiketahui Dampak Perubahan Iklim Global pada Berbagai Aspek Kehidupan Masyarakat di Lampung

2.Kajian konservasi hutan untuk menjaga ketersediaan dan kualitas sumber daya airMemahami fungsi konservasi hutan khususnya dalam menjaga ketersediaan dan kualitas sumber daya airMeningkatnya pemahaman para pemangku kepentingan akan fungsi konservasi hutan untuk menjaga ketersediaan dan kualitas sumber daya air

3. Kajian upaya mitigasi emisi GRKMemahami potensi emisi GRK dari berbagai sektorTersedia data potensi emisi GRK dan upaya mitigasinya

1.3 Sub Tema : Pengendalian Pencemaran Pesisir

1Studi Dampak limbah kegiatan Industri dan domestik pada Kawasan Pesisir LampungMengetahui dampak lingkungan akibat limbah kegiatan Industri dan domestik pada Kawasan Pesisir LampungDifahaminya berbagai resiko lingkungan sebagai akibat limbah kegiatan Industri dan domestik pada Kawasan Pesisir Lampung

1.4 Sub Tema : Pengembangan Hukum Lingkungan

1Kajian Penerapan Hukum Lingkungan pada kegiatan pertambangan skala kecil (tradisional)Memperoleh alternatif Penerapan hukum pada Kegiatan Pertambangan Skala Kecil/RakyatDifahaminya berbagai alternatif Penerapan hukum pada Kegiatan Pertambangan Skala Kecil/Rakyat di Lampung

2Pengembangan metode pengajaran untuk pemahaman hukum lingkungan pada berbagai tingkatan dalam masyarakatMemeratakan pemahamanakan/tentang hukum lingkungan pada berbagai lapisan/strata masyarakatMeratanya pemahamanakan/tentang hukum lingkungan pada berbagai lapisan/strata masyarakat

1.5 Sub Tema : Studi/Kajian Tentang Alternatif Pendanaan & Pajak Progresif Lingkungan Hidup

1Kajian Alternatif Pendanaan dan Pajak Progresif di bidang Lingkungan HidupMenemukan beberapa Alternatif Pendanaan dan Pajak Progresif di bidang Lingkungan HidupDiketahuinya Alternatif-alternatif Pendanaan dan Pajak Progresif di bidang Lingkungan Hidup

2Pengembangan cara-cara menghitung kerugian financial akibat berbagai bancana lingkunganMenemukan metoda perhitungan yang mudah & adil untuk menentukan kerugian financial akibat berbagai bancana lingkunganDitemukannya cara perhitungan yang mudah & adil untuk menentukan kerugian financial akibat berbagai bancana lingkungan

2. TEMA RISET : PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

No.Topik RisetSasaranIndikator

2.1 Sub Tema : Studi Pengelolaan limbah agroindustri

1Studi pengembangan teknologi pengolahan limbah agroindustri untuk biogas dan biofertilizerMenemukan alternatif-alternatif teknologi pengolahan limbah agroindustri untuk biogas dan biofertilizerDitemukannya alternatif-alternatif teknologi pengolahan limbah agroindustri untuk biogas dan biofertilizer

2Studi pengembangan teknologi pemanfaatan produk samping agroindustriMenemukan alternatif-alternatif teknologi pemanfaatan produk samping agroindustriDitemukannya alternatif-alternatif teknologi pemanfaatan produk samping agroindustri

2.2 Sub Tema : Studi Pengembangan Teknologi pengelolaan Sampah dan Limbah Industri UMKM

1Studi pengembangan teknologi pengelolaan limbah industri UMKMMenemukan/memahami perkembangan teknologi pengelolaan limbah industri UMKMDiketahui teknologi pengelolaan limbah industri UMKM yang efisien dan ramah lingkungan

2Studi tentang teknologi daur ulang & manajemen pengelolaan sampahMemahami teknologi daur ulang & manajemen pengelolaan sampah secara komprehensif dari rumah tangga sampai tempat pembuangan akhir (TPA)Diketahui teknologi daur ulang & manajemen pengelolaan sampah yang sesuai

2.3 Sub Tema : Studi Penurunan Beban Pencemar pada Badan Air dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

1Studi Penurunan Beban Pencemar pada Badan Air dan Daerah Aliran Sungai (DAS)Menemukan alternative teknologi untuk menurunkan beban pencemaran pada Badan Air dan Daerah Aliran Sungai (DAS)Ditemukannya alternative teknologi untuk menurunkan beban pencemaran pada Badan Air dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

2Studi tata cara dan pengawasan pembuangan limbah ke badan air/sungaiMenemukan cara-cara dan pengawasan yang efektif dalam pembuangan limbah ke badan air/sungaiDitemukannya cara-cara dan pengawasan yang efektif dalam pembuangan limbah ke badan air/sungai

2.4 Sub Tema : Peningkatan Kualitas Udara & Kualitas Air di Perkotaan

1Studi Pengelolaan/peningkatan kualitas udara & kualitas air di perkotaanMenemukan cara-cara atau alat bantu untuk peningkatan kualitas udara & kualitas air di PerkotaanDifahaminya berbagai cara atau alat bantu dalam upaya peningkatan kualitas udara & kualitas air di Perkotaan

2Studi desain system gas buang yang ramah lingkunganMenemukan desain baru untuk sistem gas buang yang ramah lingkunganDifahaminya desain dan teknik baru untuk sistem gas buang yang ramah lingkungan

3. TEMA RISET : PENINGKATAN KUALITAS DAN PENYEDIAAN INFORMASI LINGKUNGANNo.Topik RisetSasaranIndikator

3.1 Sub Tema : Pengembangan Modul Pembelajaran Lingkungan Hidup

1Studi pengembangan modul informasi pembelajaran lingkungan hidup pada masyarakatMenghasilkan modul-modul pembelajaran Lingkungan Hidup untuk berbagai tingkatan pendidikanDihasilkannya modul-modul informasi/pembelajaran Lingkungan Hidup untuk berbagai tingkatan pendidikan masyarakat

3.2 Sub Tema : Pengembangan Informasi & Peta wilayah Rawan Bencana Alam

1Penyusunan informasi & updating peta wilayah yang rentan terhadap kerusakan lingkungan, banjir, gempa bumi, tsunami & bencana alam lainnyaMenyusun informasi & updating peta wilayah yang rentan terhadap kerusakan lingkungan, banjir, gempa bumi, tsunami & bencana alam lainnyaTerkumpulnya informasi & updating peta wilayah yang rentan terhadap kerusakan lingkungan, banjir, gempa bumi, tsunami & bencana alam lainnya

2Pembuatan media informasi bagi masyarakat petani tentang cara bertani yang aman terhadap bahaya bencana alamMembuat berbagai media pembelajaran bagi masyarakat petani tentang cara-cara bertani yang ramah lingkungan pada area yang rentan bencana alamTersedianya berbagai informasi tentang cara-cara/pembelajaran bagi masyarakat petani tentang cara-cara bertani yang ramah lingkungan pada area yang rentan bencana alam