Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

3
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan masih banyak diminati oleh kalangan tertentu yang terlibat dalam persengketaan. Pengadilan (Litigasi) dianggap lambat dalam menyelesaikan sengketa dan memiliki prosedur administratif yang cukup rumit. Selain itu sifat keputusan pengadilan yang bersifat terbuka untuk umum kadang tidak sesuai dengan kepentingan para pihak yang bersengketa. Bahkan lebih ekstrem lagi menurut sebagian besar pihak pengadilan sudah tidak independen dalam membuat keputusan. Salah satu alternatif penyelesaian sengketa yang banyak ditempuh oleh para pihak yang bersengketa saat ini adalah arbitrase. Dalam proses arbitrase ada pihak yang ditunjuk sebagai arbiter yang akan memberi keputusan terhadap masalah yang terjadi. Arbiter ini bersifat netral, independen dan dapat dipilih sendiri oleh para pihak yang bersengketa berdasarkan keahlian dan pengalamannya. Meski terbilang cukup mahal dibanding alternatif lainnya, arbitrase banyak dipilih karena alasan kerahasiaan, putusannya tidak dipublikasikan sehingga para pihak yang bersengketa dapat dengan bebas dan aman menyampaikan pendapatnya. Arbitrase banyak dipilih untuk menyelesaikan sengketa dibidang bisnis atau perdagangan mengingat bidang ini membutuhkan kerahasian yang tinggi karena akan berpengaruh pada kelancaran usaha kedua belah pihak. Putusan arbitrase ini sama dengan keputusan pengadilan

description

arbitras, alternatif penyelesaian sengkata di luar pengadilan

Transcript of Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan masih banyak diminati oleh kalangan tertentu yang terlibat dalam persengketaan. Pengadilan (Litigasi) dianggap lambat dalam menyelesaikan sengketa dan memiliki prosedur administratif yang cukup rumit. Selain itu sifat keputusan pengadilan yang bersifat terbuka untuk umum kadang tidak sesuai dengan kepentingan para pihak yang bersengketa. Bahkan lebih ekstrem lagi menurut sebagian besar pihak pengadilan sudah tidak independen dalam membuat keputusan.Salah satu alternatif penyelesaian sengketa yang banyak ditempuh oleh para pihak yang bersengketa saat ini adalah arbitrase. Dalam proses arbitrase ada pihak yang ditunjuk sebagai arbiter yang akan memberi keputusan terhadap masalah yang terjadi. Arbiter ini bersifat netral, independen dan dapat dipilih sendiri oleh para pihak yang bersengketa berdasarkan keahlian dan pengalamannya.Meski terbilang cukup mahal dibanding alternatif lainnya, arbitrase banyak dipilih karena alasan kerahasiaan, putusannya tidak dipublikasikan sehingga para pihak yang bersengketa dapat dengan bebas dan aman menyampaikan pendapatnya. Arbitrase banyak dipilih untuk menyelesaikan sengketa dibidang bisnis atau perdagangan mengingat bidang ini membutuhkan kerahasian yang tinggi karena akan berpengaruh pada kelancaran usaha kedua belah pihak. Putusan arbitrase ini sama dengan keputusan pengadilan yaitu bersifat final dan mengikat yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak.Alternatif selanjutnya dalam menyelesaikan sengketa adalah mediasi. Sama halnya seperti arbitrase, di mediasi ada pihak ketiga (mediator) yang akan membantu menyelesaikan persengketaan. Mediator ini berusaha menjadi penengah dari persoalan yang terjadi, bersifat netral dan mampu memahami kebutuhan dari kedua pihak yang bersengketa. Dalam mediasi keputusan diserahkan kepada para pihak yang bersengketa, mediator tidak mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan . mediasi ini bertujuan untuk mencari solusi yang adil dan dapat diterima bagi kedua pihak ( win-win solution). Mediasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya biaya yang sangat murah dengan waktu relative lebih cepat dari alternative lainnya. Selain itu mediasi mengedepankan kesepakatan bersama yang nantinya dapat dilaksanakan oleh kedua belah pihak tanpa unsure paksaan. Berbeda dengan arbitrase, karena prinsip penyelesaiannya win-lose solution, dan memiliki kepautusan yang bersifat final para pesertanya harus orang orang yang bona fide.Selain Arbitrase dan Mediasi, adapula dikenal dengan istilah Dading, yaitu suatu perjanjian damai yang dibuat secara tertulis oleh kedua pihak yang bersengketa untuk mengakhiri suatu perkara yang sedang diproses dipengadilan ataupun untuk mencegah timbulnya suatu perkara. Jika tibuat secara tertulis, maka perjanjian damai ini tidak memiliki kekuatan hukum. Perjanjian damai ini mempunyai kekuatan setara dengan keputusan hakim tingkat akhir. Sama halnya dengan mediasi, dading berusaha mencari solusi antara kedua pihak dengan prinsip win win solution dengan biaya yang sangat murah namun sifat putusannya terbuka untuk umum ( dipulikasikan). Ketiga alternatif penyelesaian sengketa ini menjadi pilihan bagi para pihak yang bersengketa yang ingin menyelesaikan masalahnya secara cepat di luar pengadilan. Persengketaan sebisa mungkin harus dihindari namun jika sudah terjadi maka penyelesaian sengketa secara damai dan kekeluargaan harus menjadi prioritas utama.