Arah Dan Angka Korelasi
Transcript of Arah Dan Angka Korelasi
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
1/20
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen Mata
Kuliah Staristika serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan
berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada Dosen serta teman-teman sekalian,
yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini (Arah dan Angka Korelasi) sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis,Amin yarobbal alamiin.
Serang, Januari 2014
Penyusun
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
2/20
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Korelasi ................................................................. 2B. Arah Korelasi .......................................................................... 3C. Peta Korelasi ........................................................................... 4D. Angka Korelasi........................................................................ 10E. Jenis-Jenis Korelasi ................................................................. 11F. Macam-macam Korelasi ......................................................... 12G. Teori Korelasi.......................................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 18
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
3/20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangBanyak analisis statistika bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara dua atau lebih peubah. Bila hubungan demikian ini dapat
dinyatakan dalam bentuk rumus matematik, maka kita akan dapat
menggunakannya untuk keperluan peramalan.
Kata Korelasi berasal dari bahasa inggris yaitu Correlation yang
dalam bahasa Indonesia artinnya hubungan atau saling hubung atau hubungan
timbale balik. Dalam dunia statistik pendidikan korelasi adalah hubungan
antara dua variable atau lebih yang sifatnnya kuantitatif. Lambang yang
digunakan korelasi adalah rxy artinnya korelasi antara variable X dan variable
Y. Nilai korelasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1.00 artinya nilai
korelasi paling rendah adalah nol dan paling tinggi adalah 1.00.
Hubungan antara variable itu jika ditilik dari segi arahnya, dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu hubungan yang sifatnya satu arah dan
hubungan yang sifatnya berlawanan arah. Hubungan yang sifatnya searah
diberi nama korelasi positif, sedangkan yang berlawanan arah disebut korelasi
negative. Disebut korelasi positif, jika dua variable (atau lebih) yang
berkolerasi berjalan parallel, artinya bahwa hubungan antara dua variable
(atau lebih) itu menunjukan arah yang sama. Jadi apabila variable X
mengalami kenaikan atau pertambahan akan diikuti pula dengan kenaikan atau
pertambahan, akan diikuti pula dengan kenaikan atau pertambahan pada
variable Y atau sebaliknya, penurunan dan pengurangan pada variable X akan
akan diikuti pula dengan penurunan dan pengurangan pada variable Y.
B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan korelasi?2. Apa-apa saja jenis-jenis korelsi?3. Apa-apa saja rumus-rumus korelasi?
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
4/20
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korelasi(Darwyan Syah: 91: 2007) Dalam kegiatan statistik khususnya statistik
inferensial, analisis korelasi merupakan hubungan antara dua variabel atau
lebih, yaitu antara variable bebas dan variable terikat. Hubungan korelasi
terdiri atas dua jenis yakni bivariate dan multivariate correlation. Bevariated
correlation yaitu analisis terhadap hubungan antara dua variable, satu
varaiabel bebas dengan satu variable terikat, sedangkan multivariate
correlation yaitu analisis hubungan antara lebih dua variable bebas.
Variabel yang dikorelasikan dalam analisis korelasional adalah
hubungan antara dua variable yang terdiri dependend variable terikat atau
varaibel yang dipengaruhi dan independend vriabel yang mempengaruhi atau
disebut juga variable bebas.
(Moh Hariadi: 132: 2009) Kata Korelasi berasal dari bahasa inggris
yaitu Correlation yang dalam bahasa Indonesia artinnya hubungan atau
saling hubung atau hubungan timbale balik. Dalam dunia statistik pendidikan
korelasi adalah hubungan antara dua variable atau lebih yang sifatnnya
kuantitatif. Lambang yang digunakan korelasi adalah rxy artinnya korelasi
antara variable X dan variable Y. Nilai korelasi berkisar antara 0 (nol) sampai
dengan 1.00 artinya nilai korelasi paling rendah adalah nol dan paling tinggi
adalah 1.00.
(Husaini Usman: 197: 2006) Korelasi adalah istilah statistic yang
menyatakan derajat hubungan linear antara dua variable atau lebih, yang
ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 oleh itu terkenal dengan sebutan
korelasi pearson product moment (PPM) Korelasi adalah salah satu teknik
analisis statistic yang paling banyak digunakan oleh para peneliti, karena
peneliti pada umumnya tertarik terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan
mencoba untuk menghubungkannya. Misalnnya kita ingin menghubungkan
antara tinggi badan dan berat badan, antara umur dengan tekanan darahnya,
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
5/20
3
antara motivasi dengan prestasi belajar atau bekerja dan seterusnya. Hubungan
antara dua variable didalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan
sebab akibat melainkan hanya hubungan searah saja.
B. Arah Korelasi(Anas Sudijono: 180: 2009) Hubungan antara variable itu jika ditilik
dari segi arahnya, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hubungan yang
sifatnya satu arah dan hubungan yang sifatnya berlawanan arah. Hubungan
yang sifatnya searah diberi nama korelasi positif, sedangkan yang berlawanan
arah disebut korelasi negative. Disebut korelasi positif, jika dua variable (atau
lebih) yang berkolerasi berjalan parallel, artinya bahwa hubungan antara dua
variable (atau lebih) itu menunjukan arah yang sama. Jadi apabila variable X
mengalami kenaikan atau pertambahan akan diikuti pula dengan kenaikan atau
pertambahan, akan diikuti pula dengan kenaikan atau pertambahan pada
variable Y atau sebaliknya, penurunan dan pengurangan pada variable X akan
akan diikuti pula dengan penurunan dan pengurangan pada variable Y.
Contoh: Makin meningkatnya kesadaran hokum dikalangan
masyarakat dikuti dengan makin menurunnya angka kejahatan atau angka
pelanggaran. Makin giatnya orang berlatih makin sedikit pula kesalahan yang
diperbuat oleh seseorang, makin meningkatnya jumlah aseptor keluarga
berencana diikuti dengan makin menurunnya angka kelahiran atau sebaliknya,
dalam dunia pendidikan misalnya, makin kurang dihayati dan diamalkannya
ajaran agama islam oleh para remaja akan diikuti oleh makin meningkatnya
frekuensi kenakalan remaja atau sebaliknya.
Disebut korelasi negatif jika dua variabel atau lebih yang berkorelasi
itu berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan atau berbalikan. Hal
ini berarti bahwa kenaikan atau pertambahan pada variabel X akan diikuti
dengan penurunan atau pengurangan pada variabel Y. misalnya, makin
meningkatnya kesadaran hokum di kalangan masyarakat diikuti dengan makin
menurunnya angka kejahatan atau angka pelanggaran; makin giat berlatih
makinsedikit kesalahan yang diperbuat oleh seseorang; makin kurang dihayati
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
6/20
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
7/20
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
8/20
6
Diagram 2:
Korelasi Negatif Maksimal
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
3. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi positifyang tinggi atau kuat, maka ada peta korelasi pencaran titiknya sedikit
mulai menjauh garis linier, yaitu titik tersebut terpencar atau berada di
sekitar garis lurus tersebut, dengan kecondongan kearah kanan, seperti
dalam diagram 3 berikut:
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
9/20
7
Diagram 3:
Korelasi Positif Tinggi
4. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi negatifyang tinggi atau kuat, maka ada peta korelasi pencaran titiknya sedikit
mulai menjauh garis linier, yaitu titik tersebut terpencar atau berada di
sekitar garis lurus tersebut, dengan kecondongan kearah kiri, seperti
dalam diagram 4 berikut:
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
10/20
8
Diagram 4:
Korelasi Negatif Tinggi
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
5. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi positifmaupun negatif dikatakan sebagai korelasi yang cukup atau sedang dan
korelasi rendah atau lemah, maka pencaran titik pada peta korelasi itu
semakin jauh tersebar/menjauhi garis linier, sebagaimana diagram
berikut:
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
11/20
9
Diagram 5:
Korelasi Positif Lemah
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
Diagram 6:
Korelasi Negatif Lemah
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
12/20
10
D. Angka KorelasiTinggi rendah, kuat lemah atau besar kecilnya suatu korelasi dapat
diketahui dengan melihat besar kecilnya suatu angka (koefesien) yang disebut
Angka Indeks Korelasi atau Coeffesient of Correlation.
Jadi Angka Indeks Korelasi adalah sebuah angka yang dapat dijadikan
petunjuk untuk mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi di antara variabel
yang sedang diselidiki korelasinya.
Angka korelasi biasanya diberi lambang dengan huruf tertentu;
misalnya rxysebagai lambang koefesien korelasi pada teknik korelasiproduct
moment, p (baca Rho) sebagai lambang koefesien korelasi pada teknik korelasi
tata jenjang (baca Phi) sebagai lambang koefesien korelasi pada teknik
korelasi Phi, C atau KK sebagai lambang koefesien korelasi pada teknik
korelasi Kontingensi, dan lain-lain.
Angka korelasi itu besarnya berkisar antara 0 (nol) sampai dengan +
1,00; artinya bahwa angka korelasi itu paling tinggi adalah +1,00 dan paling
rendah adalah 0. Jika dalam perhitungan diperoleh angka korelasi lebih dari
1,00 hal itu merupakan petunjuk bahwa dalam perhitungan tersebut telah
terjadi kesalahan.
Korelasi antara variabel X dan variabel Y disebut korelasi positif
apabila angka indeks bertanda plus; misalnya: rxy= + 0,235; rxy= + 0,751
dan sebagainya. Sebaliknya apabila angka indeks korelasi antara variabel X
dan variabel Y bertanda minus, maka korelasi yang demikian disebut
korelasi negatif; misalnya: rxy= - 115; rxy= - 0,587
Antara variabel X dan variabel Y dikatakan tidak ada hubungannya
jika angka indeks korelasinya = 0.
Angka indeks korelasi yang diperoleh dari proses perhitungan itu
sifatnya relative, yaitu angka yang fungsinya melambangkan indeks hubungan
antar variabel yang dicari korelasinya. Jadi angka korelasi itu bukanlah angka
yang bersifat eksak, atau angka yang merupakan ukuran pada skala linier yang
memiliki unit-unit yang sama besar, sebagaimana yang terdapat pada mistar
pengukur panjang (mistar penggaris).
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
13/20
11
Misalnya, angka korelasi antara variabel X dana variabel Y = 0,75 (rxy
= 0,75), sedangkan korelasi antara variabel Y dan variabel Z = 0,25 (ryz =
0,25). Disini kita tidak dapat menyatakan bahwa: rxy= 3 kali lipatnya rxzatau
menyatakan bahwa ryz= 1/3 nya rxy.
E. JenisJenis KorelasiKorelasi yang menyatakan tingkat hubungan variabel bebas dan
variabel terikat dapat dibedakan berdasarkan banyaknya variabel bebas yang
mempengaruhi nilai dari variabel terikat.
1. Korelasi LinierAngka yang digunakan untuk menggambarkan derajat hubungan
ini disebut koefisien korelasi dengan lambang rxy. Teknik yang paling
sering digunakan untuk menghitung koefisien korelasi selama ini adalah
teknik Korelasi Product Momen Pearson. Teknik ini sebenarnya tidak
terbatas untuk menghitung koefisien korelasi dari variabel dengan skala
pengukuran interval saja, hanya saja interpretasi dari hasil hitungnya harus
dilakukan dengan hati-hati. Pemikiran utama korelasi product momen
adalah seperti ini:
Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti dengan kenaikankuantitas dari variabel lain, maka dapat kita katakana kedua variabel
ini memiliki korelasi yang positif.
Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel sama besar atau mendekatibesarnya kenaikan kuantitas dari suatu variabel lain dalam satuan SD,
maka korelasi kedua variabel akan mendekati 1.
Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti dengan penurunankuantitas dari variabel lain, maka dapat kita katakana kedua variabel
ini memiliki korelasi yang negatif.
Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel sama besar atau mendekatibesarnya penurunan kuantitas dari variabel lain dalam satuan SD,
maka korelasi kedua variabel akan mendekati -1.
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
14/20
12
Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti oleh kenaikan danpenurunan kuantitas secara random dari variabel lain atau jika
kenaikan suatu variabel tidak diikuti oleh kenaikan atau penurunan
kuantitas variabel lain (nilai dari variabel lain stabil), maka dapat
dikatakan kedua variabel itu tidak berkorelasi atau memiliki korelasi
yang mendekati nol.
Koefisien korelasi antara dua peubah sehingga nilai r = 0
berimplikasi tidak ada hubungan linear, bukan bahwa antara peubah itu
pasti tidak terdapat hubungan.Ukuran korelasi linear antara dua peubah
yang paling banyak digunakan adalah koefisien karelasi momen-hasilkali
pearson atau ringkasnya koefisien korelasi.
F. Macam-macam Korelasi1. Korelasi positip : Korelasi positif adalah tingkat hubungan antara dua
variabel yang mempunyai ciri, bahwa perubahan variabel independent x
(variabel bebas x) diikuti oleh perubahan variable dependent y (variabel
tidak bebas y) secara searah..
2. Korelasi negatip: Korelasi negatif adalah tingkat hubungan antara duavariabel yang mempunyai ciri, bahwa perubahan variabel independent x
(variabel bebas x) diikuti oleh perubahan variabel dependent y (variabel
tidak bebas y) secara Berlawanan.
3. Korelasi sederhana (simple corelation) : Adalah tingkat hubungan yangterjadi antara 2 (dua) variabel saja.
4. Korelasi Multiple (Multiple Corelation) : Yaitu tingkat hubungan yangtejadi antara 2 (dua) variable atau lebih. Misalkan pada model regrsi linier
multiple ( y = a0 + a1x1 + a2x2 + e ), maka maksud dan pengertian dari
pernyataan di atas adalah: Tingkat hubungan antara y dengan x1 atau
tingkat hubungan antara y dengan x2 atau tingkat hubungan antara x1 dan
x2.
5. Korelasi sempurna (perfect corelation) : Maksud dan pengertian dariKorelasi sempurna antara 2 variabel, yaitu suatu kondisi bahwa setiap nilai
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
15/20
13
variabel bebas x akan terdapat pada setiap nilai variabel tidak bebas y nya.
Hal ini dapat diartikan pula, bahwa garis regresi yang terbentuk dari data
yang tersebar (terdistribusi) adalah merupakan tempat kedudukan dari data
data dimaksud, sehingga nilai r nya =1 atau r = -1
6. Korelasi Tidak Sempurna (Imperfect Corelation) : Korelasi antara 2 (dua)variabel dikatakan tidak sempurna, jika titiktitik yang tersebar tidak
terdistribusi tepat pada satu garis lurus.
7. Korelasi yang mustahil (nonsense corelation): Korelasi antara dua variabelyang seolah-olah ada tetapi tidak ada.
Diatas sudah dijelaskan macam-macam korelasi, berikut ini akan
dijelaskan satu persatu dengan contoh seperlunya.
1. Korelasi Product MomentKorelasi Product Moment merupakan salah satu teknik korelasi
yang sering digunakan untuk mencari korelasi antar dua variable. Korelasi
Product Moment dikembangkan oleh Karl Pearson yang kemudian teknik
ini dinamakan dengan teknik korelasi pearson, disebut juga Korelasi
Product Moment karena koefisien korelasinya didapatkan dengan
mengalihkan antara moment-moment variable yang dikorelasikan. (Moh
Hariadi: 132: 2009)
(Tulus Winarsunu: 68: 2009) Korelasi Product Moment ditemukan
oleh Karl Pearson digunakan untuk melukiskan hubungan antara dua buah
variable yang samasama berjenis interval atau rasio.
Analisis korelasi digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah
hubungan antara dua variabel. Korelasi bersifat undirectional yang artinya
tidak ada yang ditempatkan sebagai predictor dan respon (IV dan DV).
Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1
maka korelasi semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negative dan
positif mengindikasikan arah hubungan. Arah hubungan yang positif
menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi A
menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel)
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
16/20
14
2. Korelasi Tata JenjangTeknik korelasi data jenjang dalam dunia statistik dikenal sebagi
teknik analisis korelasional yang paling sederhana jika dibandingkan
dengan teknik analisis korelasional lainnya. Variabel yang sedang kita
selidiki korelasinya, kita ukur berdasarkan perbedaan urutan kedudukan
skornya, jadi bukan didasarkan pada skor hasil pengukuran yang
sebenarnya. Dengan kata lain, datanya adalah data ordinal/data
jenjang/data urutan. Teknik analisis korelasional tata jejang ini dapat
efektif digunakan apabila subjek yang dijadikan sampel dalam penelitian
lebih dari 9 tetapi kurang dari 30, dengan kata lain (N) antara 10 29.
Karena itu apabila N sama dengan/lebih dari 30, sebaiknya jangan
digunakan teknik korelasi ini. Berikut rumus Korelasi Tata Jenjang:
G. Teori Korelasi1. Korelasi dan Kausalitas
Ada perbedaan mendasar antara korelasi dan kausalitas. Jika kedua
variabel dikatakan berkorelasi, maka kita tergoda untuk mengatakan
bahwa variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain atau dengan
kata lain terdapat hubungan kausalitas. Kenyataannya belum tentu.
Hubungan kausalitas terjadi jika variabel X mempengaruhi Y. Jika kedua
variabel diperlakukan secara simetris (nilai pengukuran tetap sama
seandainya peranan variabel-variabel tersebut ditukar) maka meski kedua
variabel berkorelasi tidak dapat dikatakan mempunyai hubungan
kausalitas. Dengan demikian, jika terdapat dua variabel yang berkorelasi,
tidak harus terdapat hubungan kausalitas.
Terdapat dictum yang mengatakan correlation does not imply
causation. Artinya korelasi tidak dapat digunakan secara valid untuk
melihat adanya hubungan kausalitas dalam variabel-variabel. Dalam
korelasi aspek-aspek yang melandasi terdapatnya hubungan antar variabel
mungkin tidak diketahui atau tidak langsung. Oleh karena itu dengan
menetapkan korelasi dalam hubungannya dengan variabel-variabel yang
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
17/20
15
diteliti tidak akan memberikan persyaratan yang memadai untuk
menetapkan hubungan kausalitas kedalam variabel-variabel tersebut.
Sekalipun demikian bukan berarti bahwa korelasi tidak dapat digunakan
sebagai indikasi adanya hubungan kausalitas antar variabel. Korelasi dapat
digunakan sebagai salah satu bukti adanya kemungkinan terdapatnya
hubungan kausalitas tetapi tidak dapat memberikan indikasi hubungan
kausalitas seperti apa jika memang itu terjadi dalam variabel-variabel yang
diteliti, misalnya model recursive, dimana X mempengaruhi Y atau non-
recursive, misalnya X mempengaruhi Y dan Y mempengaruhi X.
Dengan untuk mengidentifikasi hubungan kausalitas tidak dapat
begitu saja dilihat dengan kaca mata korelasi tetapi sebaiknya
menggunakan model-model yang lebih tepat, misalnya regresi, analisis
jalur ataustructural equation model.
2. Korelasi dan LinieritasTerdapat hubungan erat antara pengertian korelasi dan linieritas.
Korelasi Pearson, misalnya, menunjukkan adanya kekuatan hubungan
linier dalam dua variabel. Sekalipun demikian jika asumsi normalitas salah
maka nilai korelasi tidak akan memadai untuk membuktikan adanya
hubungan linieritas. Linieritas artinya asumsi adanya hubungan dalam
bentuk garis lurus antara variabel. Linearitas antara dua variabel dapat
dinilai melalui observasiscatterplotsbivariat. Jika kedua variabel
berdistribusi normal dan behubungan secara linier, maka scatterplot
berbentuk oval; jika tidak berdistribusi normal scatterplot tidak berbentuk
oval.
Dalam praktinya kadang data yang digunakan akan menghasilkan
korelasi tinggi tetapi hubungan tidak linier; atau sebaliknya korelasi
rendah tetapi hubungan linier. Dengan demikian agar linieritas hubungan
dipenuhi, maka data yang digunakan harus mempunyai distribusi normal.
Dengan kata lain, koefesien korelasi hanya merupakan statistik ringkasan
sehingga tidak dapat digunakan sebagai sarana untuk memeriksa data
secara individual.
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
18/20
16
3. AsumsiAsumsi dasar korelasi diantaranya seperti tertera di bawah ini:
a. Kedua variabel bersifat independen satu dengan lainnya, artinyamasing-masing variabel berdiri sendiri dan tidak tergantung satu
dengan lainnya. Tidak ada istilah variabel bebas dan variabel
tergantung.
b. Data untuk kedua variabel berdistribusi normal. Data yang mempunyaidistribusi normal artinya data yang distribusinya simetris sempurna.
Jika digunakan bahasa umum disebut berbentuk kurva bel. Menurut
Johnston (2004) ciri-ciri data yang mempunyai distribusi normal ialah
sebagai berikut:
Kurva frekuensi normal menunjukkan frekuensi tertinggi berada ditengah-tengah, yaitu berada pada rata-rata (mean) nilai distribusi
dengan kurva sejajar dan tepat sama pada bagian sisi kiri dan
kanannya. Kesimpulannya, nilai yang paling sering muncul dalam
distribusi normal ialah rata-rata (average), dengan setengahnya
berada dibawah rata-rata dan setengahnya yang lain berada di atas
rata-rata.
Kurva normal, sering juga disebut sebagai kurva bel, berbentuksimetris sempurna.
Karena dua bagian sisi dari tengah-tengah benar-benar simetris,maka frekuensi nilai-nilai diatas rata-rata (mean) akan benar-benar
cocok dengan frekuensi nilai-nilai di bawah rata-rata.
Frekuensi total semua nilai dalam populasi akan berada dalam areadibawah kurva. Perlu diketahui bahwa area total dibawah kurva
mewakili kemungkinan munculnya karakteristik tersebut.
Kurva normal dapat mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Yangmenentukan bentuk-bentuk tersebut adalah nilai rata-rata dan
simpangan baku (standard deviation) populasi.
c. X dan Y mempunyai hubungan linier. Hubungan linier artinyahubungan kedua variabel membentuk garis lurus.
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
19/20
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan1. Korelasi adalah istilah statistic yang menyatakan derajat hubungan linear
antara dua variable atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson pada
awal 1900 oleh itu terkenal dengan sebutan korelasi pearson product
moment (PPM) Korelasi adalah salah satu teknik analisis statistic yang
paling banyak digunakan oleh para peneliti, karena peneliti pada umumnya
tertarik terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan mencoba untuk
menghubungkannya. Misalnnya kita ingin menghubungkan antara tinggi
badan dan berat badan, antara umur dengan tekanan darahnya, antara
motivasi dengan prestasi belajar atau bekerja dan seterusnya. Hubungan
antara dua variable didalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan
sebab akibat melainkan hanya hubungan searah saja.
2. Hubungan antara variable itu jika ditilik dari segi arahnya, dapatdibedakan menjadi dua macam yaitu hubungan yang sifatnya satu arah dan
hubungan yang sifatnya berlawanan arah. Hubungan yang sifatnya searah
diberi nama korelasi positif, sedangkan yang berlawanan arah disebut
korelasi negative. Disebut korelasi positif, jika dua variable (atau lebih)
yang berkolerasi berjalan parallel, artinya bahwa hubungan antara dua
variable (atau lebih) itu menunjukan arah yang sama. Jadi apabila variable
X mengalami kenaikan atau pertambahan akan diikuti pula dengan
kenaikan atau pertambahan, akan diikuti pula dengan kenaikan atau
pertambahan pada variable Y atau sebaliknya, penurunan dan pengurangan
pada variable X akan akan diikuti pula dengan penurunan dan
pengurangan pada variable Y.
-
8/13/2019 Arah Dan Angka Korelasi
20/20