APRESIASI SAJAK DAN NOVEL

35
APRESIASI SAJAK DAN NOVEL

description

APRESIASI SAJAK DAN NOVEL. Disusun Oleh :. Nama : Ani Minarti NIM : 0803227 No. Absen : 02 Kelas : 3 Bahasa. Sajak Angkatan ’20 INDONESIA TANAH TUMPAH DARAHKU. Karya : Mohammad Yamin Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of APRESIASI SAJAK DAN NOVEL

Page 1: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

APRESIASISAJAK DAN

NOVEL

Page 2: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Disusun Oleh :

Nama : Ani MinartiNIM : 0803227No. Absen : 02

Kelas : 3 Bahasa

Page 3: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Sajak Angkatan ’20INDONESIA TANAH TUMPAH DARAHKU

Karya : Mohammad Yamin

Duduk di pantai tanah yang permaiTempat gelombang pecah berderaiBerbuih putih di pasir terderai

Tampaklah pulau di lautan hijauGunung-gemunung bagus rupanyaDilimpahi air mulia tampaknyaTumpah darahku Indonesia namanya

Page 4: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Lihatlah kelapa melambai-lambaiBerdesir bunyinya sesayup sampaiTumbuh di pantai bercerai berai

Memagar daratan aman kelihatanDengarlah ombak datang berlaguMengejar bumi ayah dan ibu;Indonesia namanya ,tanah airku. (Samidi, 1962: 124; Hendrowarsito, 1956: 38)

Page 5: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Apresiasi Sajak 

Judul : Indonesia Tanah Tumpah Darahku 

Penyair : Mohammad Yamin 

Tema : Kecintaan akan tanah air 

Rima : Rima patah, dalam bait-bait puisi tersebut ada kata yang tidak berirama sedangkan kata-kata

lain pada baris lainnya memilikinya.

Majas : Personifikasi, terdapat pada kalimat : “ Lihatlah kelapa melambai-lambai”

“ Dengarlah ombak yang datang berlagu

 . 

Page 6: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Isi : Menceritakan kecintaan seseorang kepada tanah airnya.

Tanah air Indonesia yang penuh dengan keindahan. Pantai yang elok dengan hamparan pasir putih dan pohon-pohon

kelapa yang tumpuh di tepinya menambah indah panorama alam Indonesia. Gunung-gunung pun turut serta menghiasi

daratan tanah air Indonesia. 

Amanat : Tanamkanlah kesadaran pada diri setiap bangsa untuk menjaga kekayaan alam Indonesia agar selalu tercipta

keindahan di dalamnya

Page 7: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Sajak Angkatan ‘33Mencapai Maksud Karya : Ali

HasymiDengarlah pesanku o, bayu,Bawalah dia terbang tinggi,Bisikkanlah pada angkatan baru,Yang sedang menuju bahagia negeri. Katakanlah pada mereka:“Hati-hati menyebrang laut,Menempuh samudera mayapada,Mengejar cita, mencapai maksud!”

 

Page 8: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Dengarlah madahku, seraah,Sampaikanlah pada para pemuda,Yang sedang berjalan, mengayun langkah,Meniti buih jeladeri masa:

“Awas biduk dipukul ombak,Jaga layar dikirai bidai,Majulah ke mua dengan serentak,Pukul gendang, tiupkan serunai!” 

Page 9: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Dengarlah wasiatku o, gelombang,Tolong sebentar mengirimkannya,Kepada anak muda sekarang,Yang tengah memungut bunga mulia. “ Janganlah himmah patah di tengah,berbalik surut setengah jalan,mencapai maksud memang susah,mengejar bah’gia meminta korban!”

 (Alisyahbana, 1946: 38)

Page 10: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Apresiasi Sajak 

Judul : Mencapai Maksud 

Penyair : Ali Hasymi 

Tema : Keinginan untuk membangun negeri 

Rima : Rima bersilang, yakni setiap baris pada bait puisi di atas memiliki

rima yang berselang-selang. Misalnya baris pertama berima dengan bait ketiga dan baris kedua berima dengan baris ke empat.

 Majas :

Metafora yang terdapat pada kalimat : “Yang tengah memungut bunga mulia”.

Page 11: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Isi :

Menceritakan seseorang yang memberi nasehat dan dukungan

kepada para pemuda supaya berhati-hati dalam berjuang. Jangan

sampai perpecahan merusak persaudaraan diantara mereka. Tetap

semangat dan jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita.

 

Amanat :

Para pemuda harus giat dalam belajar , tidak mudah menyerah

ketika menghadapi rintangan, serta selalu menjaga persatuan dan

kesatuan dalam mencapai cita-cita demi kemajuan bangsa.

Page 12: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Sajak Angkatan ‘45LautKarya: Amal Hamzah

Berdiri aku di tepi pantaiMemandang lepas ke tengah lautOmbak pulang, memecah berderaiKeribaan pasir rindu berpaut. Ombak datang bergulung-gulungBalik kembali ke tengah segeraAku takjub, terdiri termenungBeginilah rupanya permainan masa. 

Page 13: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Hatiku juga seperti diaBergelombang-gelombang memecah ke pantaiArus suka beralih dukaPayah mendapat perasaan damai ….. (Jassin, 1948b: 57; Slametmulyana, 1953: 44)

Page 14: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Apresiasi Sajak 

Judul : Laut 

Penyair : Amal Hamzah 

Tema : Keindahan  

Rima : Rima bersilang, yakni setiap bait dalam puisi ini mempunyai rima yang letaknya

berselang-selang antar barisnya. Seperti baris pertama berima dengan baris ketiga dan baris ke dua berima dengan baris ke empat

( a-b-a-b ). 

Majas : Personifikasi, terdapat pada kalimat :

“Keribaan pasir rindu berpaut”. 

 

Page 15: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Isi :

Menceritakan seseorang yang sedang menikmati keindahan laut.

Sambil melihat ombak di laut ia merasakan perasaannya yang

sedang gundah dan tak menentu, layaknya ombak yang beralih

datang dan pulang ke tengah laut.

 

Kesimpulan:

Hidup itu merupakan pergantian satu perasaan ke perasaan lain,

yang akan terasa keindahannya apabila kita mau menikmati dan

menghayati pergantian itu dengan ikhlas.

Page 16: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Sajak Angkatan ‘50BERIKAN DAKU JIWA SATRIA

Karya : R. B Slametmulyana

Sebenarnya bosan mendengar kabar tersiar

Orang rebut berebut tempat dalam masyarakat.

 Orang lupa lampu melihat mimpinyaMatahari selalu mengintip usahanya. Sekalipun yang hanya dipikir diam-

diamSemuanya diketahui oleh siang dan

malam. Lahir dan mati saat manusia termiskinTapi di antaranya terbentang waktu

sempit tersulit. 

Page 17: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Aku lahir sebagai segumpal darahAku mati hanya membawa tulang yang jadi tanah. Selama hidup aku pengecut atau satriaTurut ribut ramai atau darma-setia. Tuhanku, jangan aku Kau-beri duniaAku ingin mempunyai jiwa satria.Yang akan ku bawa bagi bekal menempuh hidupDan menjadi temanku menghadap Kau lagi. 18-11-1951 (Samidi, 1962: 12)

Page 18: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Apresiasi Sajak 

Judul : Berikan Daku Jiwa Satria 

Penyair : R. B Slametmulyana 

Tema: Membangun kesadaran diri 

Rima : Rima akhir yang tampak pada bait ke-2, 3, 5 dan 7.

Yakni kata-kata yang berima terletak pada akhir baris pada bait-bait tersebut.

 Majas :

Personifikasi, tampak pada kalimat :“Matahari selalu mengintip usahanya”

Page 19: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Isi :

Menceritakan seseorang yang bosan melihat keadaan hidup. Dalam

penglihatannya, orang-orang berebut untuk mendapatkan suatu

kedudukan dengan melakukan segala cara. Mereka lupa bahwa Allah

Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan. Dan dia menyadari bahwa

dirinya hanya manusia biasa yang tak mempunyai apa-apa. Dia

berharap menjadi seorang satria dalam kebenaran untuk bekal hidupnya

di dunia maupun akhirat kelak.

 

Amanat :

- Berhati-hatilah dalam bertindak karena Allah maha Melihat dan

Mengetahui segala yang dilakukan manusia.

- Bertindaklah sebagai satria yang membela kebenaran untuk meraih

kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Page 20: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Sajak Angkatan ‘66 MIMPI Karya : Abdul Hadi

W MAneh, tiap mimpi membuka kelopak mimpi yang lain, berlapis-lapis mimpi, tiada dinding dan tirai akhir, hingga kau semakin jauh dan semakin dalam tersembunyi dalam ratusan tirai rahasia membiarkan aku asing pada wujud hampa pada wajah sendiri.Kudatangi kemudian pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya dan kegelapan, rimba sepi dan kejadian – di jaln-jalannya, di gedung-gedungnya ku cari sosok bayangku yang hilang dalam kegaduhan.Tetap, yang fana mengulangi kesombongan dan keangkuhannya dan berkemas pergi entah kemana gelisah, asing memasuki rumah sendiri menjejakkan kaki, bergumul benda-benda ganjil yang tak pernah dikenal, menulis sajak, menemukan mimpi yang lain lagi berlapis-lapis mimpi, tiada dinding akhir sebelum menjumpai – Mu.

Page 21: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Apresiasi Sajak 

Judul : Mimpi 

Penyair : Abdul Hadi W. M 

Tema : Pengharapan diri 

Majas : - Metafora terdapat pada kalimat :

“tirai rahasia, pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya”.

- Repetisi atau pengulangan kata pada baris yang sama yaitu pada kalimat :

“tiap mimpi membuka kelopak mimpi yang lain”.

Page 22: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Isi :

Menceritakan seseorang yang mempunyai banyak harapan, namun setiap

harapan itu tak pernah terwujud hingga ia merasa hilang kepercayaan diri.

Mencoba membangkitkan kepercayaan dirinya, namun penguasa negeri

tak mengijinkannya. Ia merasa asing dengan keadaan negerinya sendiri.

Menulis sajak dan tak pernah berhenti untuk melanjutkan harapan-

harapannya karena ia yakin suatu saat harapannya akan terwujud.

 

Amanat :

Jangan pernah berhenti untuk bermimpi dan berharap, karena tidak ada

yang bisa menghalangi terwujudnya mimpi atau harapan itu sebelum kita

menghadap Ilahi.

Page 23: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Sajak Angkatan ‘70 SURAT DARI SEORANG ABANG KEPADA ADIKNYA

Karya : Budiman S. Hartojo

aku sekarang pulang, adikku sayangtahu arti cinta dan kampung halamanmasihkah kau ingat ciri luka di pipikumasihkah kau ingat suara dan langkahku? adikku sekarang pulangabang telah pulang, adikku lanangbagai seekor burung hilang kini kembali ke

sarangakankah kau ulurkan tanganmuakankah daku kau sambut dengan senyuman? 

Page 24: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

katakan kepada ibu dan bapa di rumahkatakana pada saudara-saudara kita agar jangan marahmasih ku ingat wajah dan hati merekamasih ku ingat warna cat dan tanaman pekarangan rumah kita bukakan adikku, pintu menuju kamarku dulusetelah itu biarkan daku terbang di situsebentar kan ku lepaskan sesal dan rindukudan segera kau kan tahu siapa abangmusegelas air dari sumber yang dulu sering ku timbaakan sangat berarti bagi cinta kita bersaudaraadikkulupakan segala sengketa masa kanak dan khilaf di rumah kita

Page 25: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

sebentar bila malam telah lelap dalam selimut gelapbila waktu seakan mati dan mimpimu merayapakan kubukakan sebuah rahasiaakan kuceritakan arti kehidupan yang sebenarnya mengapa kau diam saja sedang aku bicara juga?bangkit dan lihat, lalu bimbingllah daku!akulah pengembara yang mencari arti cinta dan rinduinilah nanti kuberikan padamurahasia kehidupan dalam kembara dan derita sekarang bukakan pintu bagikusudah terlalu lama rinduku tertahan oleh jarak dan waktusekarang, bukalah kunci hatimukemudian diamlah dan biarkan daku berbaring dahulu

Page 26: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Apresiasi Sajak  

Judul : Surat dari Seorang Abang kepada Adiknya 

Penyair : Budiman S. Hartojo 

Tema : Kerinduan 

Majas : Personifikasi, terdapat pada kalimat :

“bila waktu seakan mati dan mimpimu merayap 

Page 27: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Isi : Menceritakan seorang abang yang sangat rindu kepada adiknya, serta

menginginkan adiknya pulang ke rumah dan menyambut kedatangannya. Ia menyesali peristiwa yang terjadi di masa lalu, berharap segala

kesalahannya bias dimaafkan oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Kerinduan dan kasih saying terhadap adiknya sangat mendalam hingga

ia menginginkan saat terakhir hidupnya berada di kamarnya sendiri ditemani sang adik yang sangat di rindukan. Namun itu semua hanya

angan-angan baginya, karena penyesalan itu dating disaat akhir hidupnya.

 Kesimpulan:

Penyesalan dating terlambat, terkadang kita hanya punya sedikit waktu untuk memperbaikinya. Berfikirlah dengan jernih ketika mengambil

sebuah keputusan, sebelum akhirnya keputusan itu menghasilkan suatu penyesalan.

Page 28: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Sajak Angkatan ‘80 DEMO

Karya : Mustofa Bisri

mengapa ketika sekalian alamtak sanggup menerimatugas mengelola bumikalian mengajukan diritak tahu dirikiniketika kalian melibas dan merusaksaling tumpas dan saling gasak

Page 29: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

lalulaut sekalian kerak dan ombaknyabumi sekalian tanah dan sampahnyadunia sekalian harta dan bendanya membantu kalianmempercepat kehancurankalian mengeluhatau lupa?

Page 30: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Apresiasi Sajak 

Judul : Demo 

Penyair : Mustofa Bisri 

Tema : Kesadaran sosial 

Isi : Menceritakan seseorang yang meluapkan kekesalannya akan keadaan

manusia yang seharusnya bertugas merawat dan memelihara bumi secara bersama-sama, tapi kini malah merusak dan saling menjatuhkan

dengan sesamanya. Disaat terjadi kerusakan mereka hanya bisa mengeluh tanpa menyadari bahwa kerusakan itu akibat dari

perbuatannya.  

Amanat : Manusia hendaknya menjaga dan memelihara bumi dengan baik,

karena jika terjadi kerusakan di bumi maka manusia sendiri yang akan merasakan akibatnya.

Page 31: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Sajak Angkatan 2000SOLO DALAM MEI

Karya : Abdul Wachid B Sdi persimpangangadis menggemerincingkan gelang kaki nasiblampu-lampu redup pada geliat pinggul malam sedingin setajam jarumbocah-bocah membayangkan harum ransumruh menjerit menggarami udara saya di antarakata-kata sederhana penuh gairahsebuah harapan lebih berumur panjangseperti jam tangan, selalu menunjuk ke jantung  

Page 32: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

mimpi kemerdekaan menjadi sebuah tugu kematianterpahat ribuan nama, dan ribuan tercecer

gedung dan rumah bergetarmenutup pintumimpi kemerdekaan menjadi sebuah tugu kematiandi puncaknya ruh menjerit menggarami udara kemana alamat?Kusahut tanda cahaya yang berkelebatKusebar harum harapan sepanjang jalan kakiKureguk kenyataan dari setiap ancaman panorama kota ,sepertitangis kehilangan airmata

Page 33: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Apresiasi Sajak 

Judul : Solo dalam Mei 

Penyair : Abdul Wachid B. S  

Tema : Kemerdekaan 

Rima : Rima acak 

Majas :

Personifikasi, terdapat pada kalimat : - “lampu-lampu redup pada geliat pinggul”

- “gedung dan rumah bergetar”.Hiperbola, terdapat pada kalimat : “ruh menjerit menggarami udara”.

Eufimisme, terdapat pada kalimat : “gadis menggemerincingkan gelang kaki nasib

Page 34: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

Isi :

Menceritakan seseorang yang sedang berjalan-jalan menyusuri

keadaan kotanya di malam hari. Ia sedih melihat gadis yang bekerja

malam di persimpangan jalan untuk memperbaiki nasibnya. Semua

orang sangat ketakutan, seakan mimpi kemerdekaan adahal hal yang

mustahil bagi mereka. Namun ia selalu semangat dan besar harapan

untuk meraih kemerdekaan walaupun itu akan meminta banyak

korban.

 

Amanat :

Berjuang dan bersemangatlah dalam mewujudkan suatu impian,

karena dengan semangat dan perjuangan yang tinggi maka impian itu

akan terwujud menjadi sebuah kenyataan.

Page 35: APRESIASI SAJAK  DAN  NOVEL

SELESAI