Aplikasi Transistor

7
Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Pewaktu | Timer Pada dasarnya pada semua rangkaian pewaktu atau timer sebagian besar memanfaatkan karakteristik dasar dari kapasitor. Karakteristik dasar tersebut adalah adanya proses pengisian dan pelepasan muatan yang terjadi pada kapasitor. Lamanya waktu pengisian dan pelepasan tergantung pada besarnya nilai kapasitor tersebut. Jika kita amati rangkaian diatas, lampu tidak akan langsung menyala pada saat saklar SW1 kita hubungkan ke potensio VR1, hal ini dikarenakan arus yang mengalir dari VR1 untuk memicu basis transistor harus mengisi kapasitor C1 terlebih dahulu. Semakian besar nilai kapasitansi dari C1 maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan oleh transistor untuk menghidupkan lampu. Kemudian jika SW1 kita hubungkan ke Ground maka lampu akan langsung mati dan kapasitor akan langsung mengosongkan muatan. Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa transistor bisa digunakan sebagai rangkaian pewaktu dengan memanfaatkan sifat pengisian dan pengosongan kapasitor. lihat fungsi dasar transistor sebagai penguat, transistor sebagai gerbang dan transistor sebagai oscillator | osilator.. Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Penguat / Amplifier Transistor amplifier disebut juga sebagai transistor penguat. Pada rangkaianamplifier transistor bekerja pada wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada kondisi keduanya. Transistor akan mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis terlalu besar sehingga antara kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung dengan begitu tegangan antara kolektor dan emitor Vce adalah 0 Volt. Kemudian transistor akan mengalami Cutoff apabila arus yang melalaui basis sangat kecil sekali sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka dan tegangan antara kolektor emitor akan sama dengan tegangan supply, hal ini karena resistansi keduanya sangat besar sekali medekati tak terhingga sehingga sesuai hukum

Transcript of Aplikasi Transistor

Page 1: Aplikasi Transistor

Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Pewaktu | Timer 

Pada dasarnya pada semua rangkaian pewaktu atau timer sebagian besar memanfaatkan karakteristik dasar dari

kapasitor. Karakteristik dasar tersebut adalah adanya proses pengisian dan pelepasan muatan yang terjadi pada kapasitor.

Lamanya waktu pengisian dan pelepasan tergantung pada besarnya nilai kapasitor tersebut.

Jika kita amati rangkaian diatas, lampu tidak akan langsung menyala pada saat saklar SW1 kita hubungkan ke potensio

VR1, hal ini dikarenakan arus yang mengalir dari VR1 untuk memicu basis transistor harus mengisi kapasitor C1 terlebih dahulu.

Semakian besar nilai kapasitansi dari C1 maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan oleh transistor untuk menghidupkan

lampu. Kemudian jika SW1 kita hubungkan ke Ground maka lampu akan langsung mati dan kapasitor akan langsung

mengosongkan muatan. Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa transistor bisa digunakan sebagai rangkaian pewaktu dengan

memanfaatkan sifat pengisian dan pengosongan kapasitor. lihat fungsi dasar transistor sebagai penguat, transistor sebagai

gerbang   dan transistor sebagai oscillator | osilator..  

Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Penguat / Amplifier 

Transistor amplifier disebut juga sebagai transistor penguat. Pada rangkaianamplifier transistor bekerja pada

wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada kondisi keduanya. Transistor akan mengalami jenuh

apabila arus yang melalui basis terlalu besar sehingga antara kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung dengan begitu

tegangan antara kolektor dan emitor Vce adalah 0 Volt. Kemudian transistor akan mengalami Cutoff apabila arus yang melalaui

basis sangat kecil sekali sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka dan tegangan antara kolektor emitor akan

sama dengan tegangan supply, hal ini karena resistansi keduanya sangat besar sekali medekati tak terhingga sehingga sesuai

hukum pembagi tegangan pada rangkaian seri maka tegangan yang jatuh akan lebih besar pada resistansi yang lebih besar.

Dari rangkaian diatas bisa kita simpulkan bahwa kondisi transistor amplifier sangat tergantung pada besarnya arus

yang mengalir pada terminal basis-nya. Sebagai penguat arus kolektor akan berbanding lurus dengan arus basis. Lampu pada

rangkaian akan semakin terang jika kita ubah nilai VR1 semakin kecil dan begitu juga sebaliknya. lihat juga fungsi

dasartransistor sebagai gerbang, sebagai pewaktu dan sebagai osilator atau dasar resonansi LC... 

Page 2: Aplikasi Transistor

Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Oscilator | Flip Flop

Salah satu penggunaan yang sangat penting dari transistor dalam dunia elektronika adalah fungsinya sebagai  Oscillator atau

pembangkit pulsa. Rangkaian oscillator biasanya digunakan untuk pemicu rangkaian counter atau pencacah, rangkaian lampu

hias atau lampu berjalan serta sebagai pembangkit sinyal pembawa atau carrier pada rangkaian radio baik AM ataupun FM.

Dari jenis dan variasi rangkaian oscillator banyak sekali jenisnya mulai dari yang sederhana hingga yang paling rumit bahkan

banyak yang sudah langsung jadi yang dikemas dalam IC (Integrated Circuit).

Rangkaian oscillator diatas adalah merupakan salah satu rangkaian oscillator yang sederhana. Pada dasarnya prinsip kerja

rangkaian oscillator adalah sama, hanya saja beberapa variasi rangkaian terkadang dibutuhkan sesuai dengan hasil yang

dibutuhkan. Pada saat transistor Q1 mengalami cutoff atau terbuka kapasitor C1 akan melakukan pengisian dan kapasior C2 akan

melakukan pelepasan muatan serta Q2 akan aktif dan membuat led D2 hidup, kemudian pada saat transistor Q1 aktif maka C1

akan melakukan pelepasan muatan melalui kolektor Q1 ke ground.

Page 3: Aplikasi Transistor

Selain digunakan untuk penguat transistor bisa juga digunakan sebagai saklar. Caranya dengan memberikan arus yang cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka. Dengan sifat pensaklaran seperti ini transistor bisa digunakan sebagai gerbang atau yang sering kita dengar dengan sebutan TTL yaitu Transistor Transistor Logic. 

Transistor Sebagai Gerbang NOT

Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Gerbang NOT

Gerbang NOT adalah gerbang yang berfungsi untuk membalik nilai logika. Jika inputnya berlogika 0 maka outputnya

akan berlogika 1 dan begitu juga sebaliknya. Pada rangkaian diatas jika kita tekan atau aktifkan saklar SW1 maka lampu akan

mati dan jika kita buka saklar SW1 maka lampu akan menyala. Prinsip dasar rangkaian gerbang NOT diatas adalah dengan

memberikan 0 Volt pada basis emitor pada saat saklar langsung short dengan ground. Dimana tegangan yang jatuh pada tahanan

Page 4: Aplikasi Transistor

0 ohm adalah 0 volt sesuai dengan rumus pembagi tegangan atau dengan kata lain arus yang seharusnya masuk ke basis

semuanya langsung ke ground melalui saklar SW1. Sebaliknya pada saat saklar SW1 dibuka arus akan mengalir pada basis

transistor Q1 sehingga lampu akan menyala. 

Transistor Sebagai Gerbang AND

Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Gerbang AND

Gerbang AND adalah gerbang yang berfungsi untuk mengalikan logika. Jika salah satu logika input gerbang AND

diberi logika 0 maka apapun kondisi dari logika input yang lain maka outputnya akan tetap 0. Output yang berlogika 1 diperoleh

jika semua input dari gerbang AND berlogika 1.

Pada rangkaian diatas posisi dari kedua saklar input adalah terhubung seri sehingga jika salah satu saklar input tersebut terbuka

maka transistor tetap tidak akan mendapatkan arus untuk aktif. Tetapi jika kedua saklar tersebut diaktifkan barulah arus akan

mengalir dan transistor akan aktif bagai kawat terhubung dan menyalakan lampu.

Transistor Sebagai Gerbang OR

Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Gerbang OR

Page 5: Aplikasi Transistor

Gerbang OR adalah gerbang yang berfungsi untuk menjumlahkan logika inputnya. Pada prinsipnya penjumlahan

logika pada elektronika digital adalah angka 1 dan 0. Dengan kata lain selama salah satu dari input ada yang berlogika 1 maka

keluaran outputnya akan berlogika 1. Output yang berlogika 0 akan diperoleh hanya jika semua inputnya berlogika 0.

Pada rangkaian transistor diatas dapat kita mengerti dengan mudah bahwasanya basis transistor akan mendapatkan

supply arus apabila salah satu atau kedua saklar SW1 dan SW2 diaktifkan. Lampu akan mati hanya jika kedua saklar input

tersebut dibuka semuanya atau berlogika 0.

Transistor Sebagai Gerbang NAND 

Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Gerbang NAND

Gerbang NAND adalah sebagai kebalikan dari gerbang AND dimana outputnya akan berlogika 1 apabila salah satu

atau semua input dari gerbang NAND tersebut berlogika 0. Sehingga outputnya akan berlogika 0 hanya jika semua inputnya

berlogika satu. Dari rangkaian dasar gerbang NAND diatas bisa kita simpulkan bahwa ketika kedua saklar SW1 dan SW2

diaktifkan maka idealnya basis transistor Q1 seperti terhubung langsung ke Ground, sehingga akan mengakibatkan tegangan

basis emitor akan 0 volt. Pada kondisi seperti ini lampu akan mati dikarenakan transistor terbuka. Tetapi jika salah satu saja dari

saklar berlogika 0 atau terbuka maka lampu akan menyala.

Transistor Sebagai Gerbang NOR

Page 6: Aplikasi Transistor

Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Gerbang NOR

Gerbang NOR adalah kebalikan dari gerbang OR. Jika salah satu atau semua inputnya berlogika 1 maka outputnya akan

berlogika 0. Output dari gerbang NOR akan berlogika 1 hanya jika semua inputnya berlogika 0. Pada rangkaian transistor diatas

ketika kedua saklar input berlogika 0 atau terbuka maka transistor akan aktif dan lampu akan menyala dikarenakan adanya arus

dari resistor R2. Tetapi jika salah satu saja atau kedua saklar inputnya diaktifkan, maka idealnya seperti menghubungkan terminal

basis ke ground sehingga tegangan basis emitor Vbe akan 0 volt. Jika Vbe tidak mencapai 0.7 volt transistor tidak bisa

menyalakan lampu BL2. Lihat juga fungsi dasar transistor sebagai timer,   transistor sebagai penguat  dan transistor sebagai

osilator.