APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH...

28
ii APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA HINDU- BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana KINANTI HUSNUN ANGGRAINI 1201405020 PROGRAM STUDI ARKEOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017

Transcript of APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH...

Page 1: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

ii

APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA HINDU-

BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA DAN TROWULAN

Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Program Studi Arkeologi

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

KINANTI HUSNUN ANGGRAINI

1201405020

PROGRAM STUDI ARKEOLOGI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 2: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

iii

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 15 AGUSTUS 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Rochtri Agung Bawono, S.S., M.Si. Coleta Palupi Titasari, S.S., M.Si.

NIP: 19741119 200312 1 001 NIP: 19740307 200604 2 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Arkeologi Dekan

Fakultas Ilmu Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Udayana Universitas Udayana

Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A

NIP: 19591010198602 1 002 NIP: 19590917 198403 2 002

Page 3: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

iv

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI DAN

DINILAI OLEH PANITIA PENGUJI PADA

PROGRAM STUDI ARKEOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

PADA TANGGAL 15 AGUSTUS 2017

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

No : 1171/UN14.2.1/PD/2017

Tanggal : 21 Agustus 2017

Panitia Penguji Ujian Skripsi

Ketua : Rochtri Agung Bawono, SS, M.Si

Sekretaris : Coleta Palupi Titasari, S.S, M.Si

Anggota : 1. Drs. I Ketut Setiawan, M.Hum

2. Drs. Anak Agung Gde Aryana, M.Si

3. Ida Bagus Sapta Jaya, SS, M.Si

Page 4: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin.

Rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang Maha membolak

balikan hati yang Maha Kuasa atas segala yang terjadi di alam semesta. Atas

Ridho-Nya lah penulis dapat mencapai tahap ini, dalam rangka menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Aplikasi Motif Hias Tinggalan Arkeologi

Masa Hindu-Budha Menjadi Motif Hias Batik di Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Trowulan”, untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

perkuliahan sebagai mahasiswa Program Sarjana Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Udayana. Tidak lupa penulis panjatkan shalawat serta salam kepada

Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam beserta para sahabat.

Setiap sujud dan tangan yang senantiasa menengadah dari mulai terbit

fajar hingga terbenam matahari, melafalkan doa segenap rasa syukur dan

terimakasih untuk kasih sayang ayah Mulya Nurjaya dan ibu Neneng Puspita

Ningrum tercinta. Pemberi nasehat dan doa tanpa henti, pemberi semangat dan

dorongan sehingga peneliti tidak menyerah dan berhasil menyelesaikan skripsi ini.

Penulis persembahkan semua ini hanya untuk ayah dan ibu, bukti kecil untuk

membalas pengorbanan, memberi sedikit kebahagiaan, dan bukti kecil untuk

mewujudkan harapan terhadap penulis. Terimakasih untuk segala pengorbanan

tanpa kenal lelah agar penulis bisa mempunyai masa depan yang lebih baik.

Page 5: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

vi

Kepada adik Adinda Nurindah Sari dan Salwa Syakila Jaya, yang selalu

penulis rindukan. Seluruh keluarga penulis tante Rita Sulistianti dan om Peter

Barry yang dengan ikhlas menjadi orangtua kedua merawat dan menjaga selama

penulis menjalani perkuliahan. Nenek dan Kakek yang selalu mendoakan agar

penulis selalu mendapatkan yang terbaik. Fauzan Zidane sepupu yang selalu setia

menjadi teman jalan-jalan dan seluruh keluarga yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, terimakasih atas doa dan dukungannya.

Ucapan terimakasih sebesar-besarnya juga tidak lupa penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ni Luh Sutijati Beratha, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Udayana beserta seluruh staf yang telah memberikan segala

fasilitas selama penulis menjalani masa perkuliahan,

2. Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Arkeologi yang

selalu memberikan arahan selama masa perkuliahan,

3. Rochtri Agung Bawono, S.S., M.Si, selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I skripsi yang sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi ini,

yang selalu memberikan arahan, motivasi, inspirasi, dan yang tidak pernah

lelah mendengarkan keluhan penulis. Semoga Allah selalu memberikan

rahmatnya kepada bapak,

4. Coleta Palupi Titasari, S.S., M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu

memberikan semangat, arahan, dan masukan selama penyusunan skripsi ini

serta selalu membuat saya senang setelah bimbingan karena candaannya,

5. Dr. I Wayan Redig selaku Pembimbing akademik yang telah memberikan

arahan dan diskusi dalam menyelesaikan perkuliahan,

Page 6: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

vii

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Sarjana (S1) Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Udayana yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan

sehingga sangat bermanfaat untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini,

7. Wildan Taufiqulloh yang terkadang datang dan pergi, Irfan Fachrudin,

Zahratunnisa Deban, Aditya Iqbal Adikusumah yang setia menemani penulis

di lapangan dalam mencari data penelitian sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan, dan Seluruh narasumber yang telah bersedia memberikan data

untuk penulisan skripsi ini,

8. Muhammad Fath Armasyid, Husni Afifah, dan Andhini Putri, sahabat yang

selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung memberikan semangat dan

selalu membuat penulis tertawa sehingga menghilangkan penat sejenak,

9. Fahmi Ihsan Pramana, Dinar Nurfaridah, Ayi Rizki Ramadhani, Rizki

Pratama, dan Padang Adnyana yang telah memberikan masukan dan

motivasi, serta Imam Muttaqin yang memberikan masukan sehingga penulis

selalu memperbaiki dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta,

10. Teman-teman Arkeologi angkatan 2012 Universitas Udayana yaitu Dani, Ari,

Lutfi, Aris, Dek Sri, Mega, Surya, Devy, Leonk, Julianto, Fiqri, Taufan,

Wulan, Eka, Juniantara, Gus Tresna, (Alm) Nashir, dan Awan yang telah

memberikan pengalaman yang sangat berharga selama proses perkuliahan.

11. WARMA (Warga Mahasiswa Arkeologi) Universitas Udayana, Dharma,

Arga, Rizki, Nizar, dan teman-teman lainnya yang namanya tidak dapat

disebutkan satu persatu. Terimakasih telah mewarnai kehidupan penulis

selama masa perkuliahan,

Page 7: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

viii

12. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena alasan

keterbatasan. Atas perhatian, motivasi, semangat, serta bantuannya secara

langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

Penulis mengucapkan terimakasih dengan sepenuh hati karena dengan

segala bantuan dan motivasinya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan cukup baik.

Penulis menyadari skripsi ini memiliki banyak kekurangan sehingga penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Page 8: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

ix

APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA HINDU-

BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA DAN TROWULAN

ABSTRAK

Motif hias adalah ekspresi seni sehingga menjadi salah satu komponen

yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia mulai dari masa prasejarah

hingga saat ini. Bukti-bukti tinggalan arkeologis pada masa Hindu-Budha di

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kecamatan Trowulan Mojokerto telah

menunjukkan bahwa Indonesia kaya akan seni motif hias, sehingga setiap daerah

di Indonesia memiliki ciri khas motif hiasnya masing-masing. Motif hias tersebut

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menciptakan suatu karya seni dengan cara

membuat motif hias yang mengaplikasi motif hias tinggalan arkeologi menjadi

motif hias batik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif hias tinggalan

arkeologi yang diaplikasikan menjadi motif hias batik oleh masyarakat masa kini

di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Trowulan Mojokerto dan faktor yang menjadi

pertimbangan pembatik dalam memilih motif hias tersebut.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi

kepustakaan, observasi/pengamatan secara langsung, dan wawancara. Data yang

terkumpul di analisis menggunakan metode analisis kualitatif, stilistik, simbolik,

dan komparatif. Penelitian ini menggunakan teori seni sebagai dasar pemikiran

untuk mengetahui pengaruh seni motif hias tinggalan arkeologi pada masa kini.

Tinggalan arkeologi berupa candi, arca, dan terakota memiliki motif hias

dengan nilai estetika dan filosofis, motif hias tersebut dapat diklasifikasikan

menurut media, bentuk, fungsi, dan makna. Hal tersebut dimanfaatkan oleh

masyarakat sebagai inspirasi dalam pembuatan motif hias batik. Hasil yang

diperoleh dalam penelitian pada dua daerah yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta

dan Kecamatan Trowulan Mojokerto telah menemukan beberapa motif hias

tinggalan arkeologi yang diaplikasikan menjadi motif hias batik. Motif hias

tersebut diantaranya adalah: pada Daerah Istimewa Yogykarta terdapat motif hias

kawung atau ceplok, motif hias pohon kalpataru dan kinara-kinari, sedangkan

pada daerah Trowulan terdapat motif hias surya majapahit, motif hias padma.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pengaplikasian motif

hias tinggalan arkeologi menjadi motif hias batik, antara lain: motif hias tersebut

memiliki nilai estetika, nilai ekonomis, nilai sejarah, dan nilai ilmu pengetahuan.

Kata kunci: Aplikasi motif hias, tinggalan arkeologi, batik.

Page 9: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

x

THE APPLICATION OF ARCHEOLOGICAL RELIC PATTERNS ON

HINDU-BUDHA PERIOD INTO ORNAMENTAL BATIK PATTERNS IN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA AND TROWULAN

ABSTRACT

Ornamental patterns is an expression of art that became one of the

components that cannot be separated from human life from prehistoric times to

the present. The evidences of archaeological remains in the Hindu-Buddhist

period in Yogyakarta and Trowulan Mojokerto District has shown that Indonesia

is rich in the art of ornamental patterns, so that every region in Indonesia has its

own decorative patterns. Ornamental patterns is used by the community to create

a work of art by making ornamental patterns that apply archaeological relic

patterns into decorative patterns of batik. This study aims to determine the

archaeological relic patterns applied to ornamental batik patterns by today's

society in Yogyakarta and Trowulan Mojokerto District and the factors that

become the consideration by batik craftsman in choosing such decorative

patterns.

The data collection method used in this research is literature study,

observation / direct observation, and interview. The collected data were analyzed

using qualitative, stylistic, symbolic, and comparative analysis methods. This

study uses the theory of art as a rationale for knowing the influence of

archaeological ornamental art relic patterns in the present.

The archaeological relic in the form of temples, statues, and terracotta

have decorative patterns with aesthetic and philosophical value, the decorative

patterns can be classified based on media, form, function, and meaning. It is used

by the community as an inspiration in making decorative batik patterns. The

results obtained in the research on two areas of Special Region of Yogyakarta and

Trowulan Mojokerto District have found some archaeological ornamental relic

patterns applied to decorative batik patterns. The ornamental patterns include: in

the Special Region of Yogyakarta there are decorative pattern Kawung or Ceplok,

ornamental patterns Kalpataru and Kinara-kinari, while in Trowulan area there

are ornamental solar pattern Majapahit, ornamental pattern Padma. There are

several factors that become consideration in applying ornamental patterns of

archaeological relic into decorative patterns of batik, namely: decorative patterns

have aesthetic value, economic value, historical value, and value of science.

Keywords: application decorative patterns, Archaeological relic, batik.

Page 10: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

PRASYARAT GELAR ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PENETAPAN PANITIA UJIAN iv

UCAPAN TERIMAKASIH v

ABSTRAK ix

ABSTRACT x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 7

1.3 Tujuan Penelitian 8

1.3.1 Tujuan Umum 8

1.3.2 Tujuan Khusus 8

1.4 Manfaat Penelitian 9

1.4.1 Manfaat Teoritis 9

1.4.2 Manfaat Praktis 9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 10

1.5.1 Ruang Lingkup Objek 10

1.5.2 Ruang Lingkup Masalah 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,

DAN MODEL PENELITIAN 12

2.1 Tinjauan Pustaka 12

2.2 Konsep 15

2.3 Landasan Teori 17

Page 11: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

xii

2.4 Model Penelitian 19

BAB III METODE PENELITIAN 21

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian 21

3.2 Lokasi Penelitian 21

3.3 Jenis dan Sumber Data 22

3.3.1 Jenis Data 22

3.3.2 Sumber Data 23

3.4 Instrumen Penelitian 23

3.5 Teknik Pengumpulan Data 24

3.5.1 Studi Pustaka 24

3.5.2 Observasi 24

3.5.3 Wawancara 25

3.6 Teknik Analisis Data 25

3.6.1 Analisis Kualitatif 25

3.6.2 Analisis Stilistik 26

3.6.3 Analisis Simbolik 26

3.6.4 Analisis Komparatif 27

3.7 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data 27

BAB IV GAMBARAN UMUM MOTIF HIAS TINGGALAN

ARKEOLOGI PADA MASA HINDU-BUDHA DAN BATIK

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN 30

4.1 Gambaran Umum Motif Hias pada Tinggalan Arkeologi

Pada Masa Hindu Budha 30

4.1.1 Motif Hias Pada Candi 33

4.1.2 Motif Hias Pada Arca 41

4.1.3 Motif Hias Pada Terakota 44

4.2 Motif Hias Tinggalan Arkeologi Masa Hindu-Budha

di Daerah Istimewa Yogyakarta 44

4.3 Motif Hias Tinggalan Arkeologi Masa Hindu-Budha di Trowulan 56

4.4 Motif Batik Pada Tinggalan Arkeologi dan Sumber Tertulis 61

Page 12: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

xiii

4.5 Gambaran Umum Batik 65

4.5.1 Batik Berdasarkan Teknik Pembuatannya 70

4.5.2 Motif Hias Batik 73

4.5.2.1 Batik Daerah Istimewa Yogyakarta 74

4.5.2.2 Batik Trowulan 77

BAB V JENIS MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI

YANG DIAPLIKASIKAN MENJADI MOTIF HIAS BATIK 80

5.1 Motif Hias Tinggalan Arkeologi yang Diaplikasikan Menjadi 80

Motif Hias Batik

5.1.1 Motif Hias Tinggalan Arkeologi yang Diaplikasikan

Pada Batik di Daerah Istimewa Yogyakarta 80

5.1.2 Motif Hias Tinggalan Arkeologi yang Diaplikasikan

Pada Batik di Trowulan Mojokerto Jawa Timur 97

5.2 Pertimbangan Pemilihan Motif Hias Tinggalan Arkeologi

yang Diaplikasikan Menjadi Motif Hias Batik 105

5.2.1 Pertimbangan Pemilihan Motif Hias Tinggalan Arkeologi

yang Diaplikasikan Menjadi Motif Hias Batik di

Daerah Istimewa Yogyakarta 105

5.2.2 Pertimbangan Pemilihan Motif Hias Tinggalan

Arkelogi yang Diaplikasikan Menjadi Motif Hias Batik

di Trowulan 107

BAB VI PENUTUP 110

6.1 Simpulan 110

6.2 Saran 112

DAFTAR PUSTAKA 114

LAMPIRAN 120

GLOSARIUM 129

Page 13: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Bagan Alur Penelitian 19

Gambar 4.1 Relief cerita naratif pada Candi Siwa 35

di Candi Prambanan

Gambar 4.2 Motif geometris segi empat dan oval di Candi Ijo 36

Gambar 4.3 Motif sulur berbentuk tumbuhan di Candi Kedulan 37

Gambar 4.4 Motif hias binatang rusa pada relief 39

Candi Prambanan

Gambar 4.5 Motif hias manusia di Candi Sambisari 40

Gambar 4.6 Motif hias kombinasi manusia dan geometris 41

di Candi Kedulan

Gambar 4.7 Arca Dwarapala koleksi Museum Majapahit 42

Gambar 4.8 Motif hias lidah api pada terakota koleksi 44

Museum Majapahit

Gambar 4.9 Kala makara di Candi Barong 46

Gambar 4.10 Motif hias geometris bujur sangkar di Candi Barong 51

Gambar 4.11 Motif hias kertas tempel di Candi ijo 51

Gambar 4.12 Motif hias Sulur di Candi Sari 52

Gambar 4.13 Motif hias sulur gelung pada Candi Barong 52

Gambar 4.14 Motif hias Purnakasala di Candi Prambanan 52

Gambar 4.15 Motif hias purnagatha di Candi Sambisari 53

Gambar 4.16 Motif hias bunga di Candi Kalasan 53

Gambar 4.17 Motif hias Sangka bersayap di Candi Sambisari 53

Gambar 4.18 Motif hias tirai di Candi Ijo 54

Gambar 4.19 Motif hias tumpal di Candi Kalasan 54

Gambar 4.20 Motif hias kala di Candi Sambisari 55

Gambar 4.21 Motif hias manusia pada relief Candi Prambanan 55

Gambar 4.22 Motif hias kepala gajah di Candi Banyunibo 56

Gambar 4.23 Motif geometris pada Gapura Bajang Ratu 59

Gambar 4.24 Motif hias kertas tempel pada koleksi 59

Museum Majapahit

Page 14: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

xv

Gambar 4.25 Motif hias kala makara di Gapura Bajang Ratu 60

Gambar 4.26 Motif hias tumbuhan pada relief Candi Minak Jinggo 60

Gambar 4.27 Motif hias kerbau pada relief Candi Minak Jinggo 60

Gambar 4.28 Motif hias manusia pada relief panji koleksi 61

Museum Majapahit

Gambar 4.29 Pembagian motif hias pada kain batik 74

Gambar 5.1 Motif hias kawung pada arca Ganesha 82

di Candi Prambanan

Gambar 5.2 Motif batik kawung endok koleksi 84

Museum Batik Yogyakarta

Gambar 5.3 Aplikasi motif kawung modifikasi produksi Suhada 85

pengrajin batik Bayat

Gambar 5.4 Motif sangkha bersayap pada dinding 86

Candi Prambanan

Gambar 5.5 Aplikasi awal motif sangkha bersayap 87

Gambar 5.6 Aplikasi hasil motif hias sangkha bersayap 87

menjadi batik

Gambar 5.7 Motif hias pohon kalpataru dan kinara-kinari 88

di Candi Prambanan

Gambar 5.8 Aplikasi awal motif hias pohon kalpataru dan 89

kinara-kinari

Gambar 5.9 Aplikasi hasil motif hias pohon kalpataru dan 89

kinara-kinari pada batik

Gambar 5.10 Motif tirai dan burung di Candi Prambanan 90

Gambar 5.11 Aplikasi awal motif hias tirai dan burung 91

Gambar 5.12 Aplikasi hasil motif hias tirai dan burung 91

Pada batik

Gambar 5.13 Motif teratai pada arca Parwati koleksi 92

Museum Candi Prambanan

Gambar 5.14 Aplikasi awal motif hias teratai 93

Gambar 5.15 Aplikasi hasil motif hias teratai pada batik 93

Gambar 5.16 Motif hias pola kertas tempel di Candi Prambanan 94

Gambar 5.17 Aplikasi awal motif hias belah ketupat dan ceplok 95

Gambar 5.18 Aplikasi hasil motif hias pola kertas tempel 95

pada batik

Page 15: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

xvi

Gambar 5.19 Motif hias ceplok kombinasi geometris di 95

Candi Barong

Gambar 5.20 Aplikasi awal motif stilasi ceplok 96

Gambar 5.21 Aplikasi hasil motif stilasi ceplok pada batik 96

Gambar 5.22 Motif hias sulur tumbuhan di Candi Kedulan 96

Gambar 5.23 Aplikasi hasil motif hias sulur tumbuhan pada batik 97

Gambar 5.24 Artefak surya Majapahit koleksi Museum Majapahit 98

Gambar 5.25 Batik suryo produksi Supriyadi di Trowulan 99

Gambar 5.26 Motif hias lotus pada fragmen batu koleksi 100

Museum Majapahit

Gambar 5.27 Aplikasi motif hias lotus pada baik produksi 101

Sukiman di Trowulan

Gambar 5.28 Aplikasi motif hias lotus pada batik produksi 101

Supriyadi di Trowulan

Gambar 5.29 Motif hias meander pada terakota koleksi 102

Museum Majapahit

Gambar 5.30 Aplikasi motif hias tepian awan pada batik 102

produksi Istikharah di Trowulan

Gambar 5.31 Motif ukel pada arca dwarapala koleksi Museum 103

Majapahit Trowulan

Gambar 5.32 Motif ukel pada jaladwara Candi Tikus 103

Gambar 5.33 Aplikasi motif ukel menjadi motif batik produksi 104

Istikharah di Trowulan

Gambar 5.34 Terakota suromino pada koleksi Museum Majapahit 104

Trowulan

Gambar 5.35 Aplikasi motif suromino menjadi motif batik 105

produksi Supriyadi di Trowulan

Page 16: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Nama Halaman

Tabel 4.1 Jenis motif hias pada tinggalan arkeologi

di Daerah Istimewa Yogyakarta 50

Tabel 4.2 Jenis motif hias tinggalan arkeologi di Trowulan 58

Page 17: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Nama Halaman

Lampiran 1. Peta Administratif Lokasi Penelitian 120

Daerah Istimewa Yogyakarta

Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta 121

Lampiran 3. Peta Administratif Lokasi Penelitian Kabupaten 122

Mojokerto

Lampiran 4. Peta Administratif Lokasi Penelitian 123

Lampiran 5. Peta Lokasi Penelitian Kecamatan Trowulan 124

Lampiran 6. Daftar Informan 125

Lampiran 7. Pedoman Wawancara 127

Page 18: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah bangsa Indonesia telah meninggalkan bukti-buktinya, antara lain

peninggalan arkeologi yang ditemukan tersebar diseluruh tanah air. Peninggalan

arkeologi itu dapat dipilah menurut bahannya, yaitu berbahan dasar batu, kayu, dan

logam (perunggu). Pemilahan warisan budaya dapat juga dilakukan menurut

zamannya yaitu Zaman Prasejarah dan Zaman Hindu-Budha (Soejono et al, 1984

dalam Sutaba dkk, 2002:1).

Periode Hindu-Budha khususnya di Pulau Jawa dibagi menjadi dua, yaitu

Periode Klasik Tua yang berkembang sekitar abad VIII M sampai dengan X M

dengan pusat-pusat kerajaan berada di Jawa Tengah dan Periode Klasik Muda pada

abad XI sampai dengan XV M dimana kerajaan terpusat di Jawa Timur (Munandar,

2003: 28). Dalam periode tersebut meninggalkan kebudayaan yang beraneka ragam,

tinggalan tersebut seperti bangunan-bangunan candi dan hasil kesenian seperti arca

dan ragam hias seperti relief.

Peninggalan kebudayaan tesebut mempunyai nilai dan makna simbolik,

informatif, estetik, dan ekonomi. Nilai estetika pada tinggalan arkeologi

menimbulkan daya tarik tersendiri baik dalam segi bentuk, jenis, dan teknik

pengerjaannya. Nilai estetika dari suatu sumberdaya budaya dapat dinikmati pada

masa kini tanpa melihat konteksnya di masa lalu. Dengan demikian, tidak tertutup

Page 19: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

2

kemungkinan bahwa nilai estetika masyarakat masa kini akan berbeda dengan

persepsi masyarakat pada masa lalu (Lipe, 1984 dalam Ardika, 2007:9).

Estetika (keindahan) dan manusia memang tidak dapat dipisahkan, sehingga

bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni

rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang dapat menjadi bagian dari suatu

kebudayaan perlu dilestarikan. Hasil kekayaan budaya yang sangat menonjol tampak

pada pencapaian tingkat estetika unsur kesenian pada zaman klasik dimana

perkembangan agama Hindu dan Budha dari India sangat mempengaruhi seluruh

aspek kehidupan masyarakat Indonesia (Sedyawati, 1995: 250-252). Cakupan

keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula

dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya, karena itu estetika

(keindahan) dapat dikatakan sebagai bagian hidup manusia.

Berkembangnya masyarakat Jawa dalam suatu sistem keagamaan mendorong

kemajuan bidang kesenian seperti arsitektur, seni relief, arca, sastra, dan seni

pertunjukan yang difungsikan sebagai media religi. Salah satu wujud utama dari

kemajuan seni itu adalah pendirian bangunan-bangunan candi Hindu-Budha yang

tersebar luas di Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Candi sebagai

bangunan suci pemujaan tidaklah berdiri sendiri dalam mewakili simbolisme religius

melainkan juga ditopang oleh berbagai ragam hias sebagai unsur dominan dalam

mendukung para umat untuk melakukan pemujaan religi di candi (Soekmono, 1971:

13-15).

Page 20: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

3

Tinggalan arkeologi seperti arca, relief pada bangunan candi, nekara, keramik

ataupun tembikar yang memiliki nilai estetika yang tinggi dapat dijadikan sumber

inspirasi oleh para seniman masa kini untuk menciptakan karya-karya (Ardika, 2007 :

11). Karya-karya yang diciptakan dapat berupa karya sastra atau motif-motif ragam

hias dari tinggalan arkeologi yang diaplikasikan menjadi berbagai macam bentuk

seni.

Tinggalan arkeologi yang hakikatnya dapat dijadikan inspirasi pada

pemberdayaan masyarakat masa kini adalah pemanfaatan ragam hias sebagai motif

pada benda-benda kerajinan seperti batik dan kriya lainnya. Ragam hias pada

tinggalan arkeologi memiliki nilai estetika yang tinggi sehingga sejatinya dapat ditiru

dan dikembangkan pada masa kini. Peniruan dan pengembangan ragam hias tinggalan

arkeologi ini pada tahap selanjutnya dapat memberikan manfaat informatif dan

ekonomis bagi masyarakat.

Ragam hias merupakan bentuk dasar hiasan yang biasanya menjadi pola yang

diulang-ulang dalam suatu karya seni. Ragam hias sering juga disebut ornamen,

berasal dari bahasa Yunani “ornare” yang berarti hiasan. Produk seni ini sengaja

diciptakan untuk mengisi panil atau ruang kosong menjadi terisi, dengan maksud

memperindah karya seni. Karya seni tersebut berupa tenunan, tulisan pada kain, batik,

songket, ukiran, atau pahatan pada kayu dan batu. Ragam hias yang bersifat

ornamentik, dalam seni ukir atau seni pahat sering disebut pepataran, keberadaannya

sangat luwes dalam arti dapat distilisasi, sehingga mengalami penyederhanaan atau

perubahan bentuk, deformasi (Sulisyanto dalam Istari, 2015: v).

Page 21: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

4

Ornamen merupakan salah satu bentuk karya seni rupa yang sudah

berkembang sejak Zaman Prasejarah, ketika manusia belum mengenal tulisan.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragam hias. Ragam hias di

Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain lingkungan alam flora dan

fauna serta manusia yang hidup di dalamnya. Keinginan untuk menghias merupakan

naluri manusia tetapi faktor kepercayaan turut mendukung berkembangnya karya seni

tersebut, karena ada perlambangan di balik fakta berupa gambar. Ragam hias

terkadang tidak hanya sekedar goresan tanpa makna, karya ini memiliki makna

karena kesepakatan tak tertulis oleh masyarakat pendukungnya (Sulisyanto dalam

Istari 2015: v).

Indonesia memiliki kekayaan motif ragam hias dan memiliki ciri-ciri yang

khas pada masing-masing daerah. Kekayaan berupa variasi ragam hias yang ada, baik

yang primitif maupun tradisional, memiliki variasi ragam hias yang luas dan dibuat

dengan teknik penggarapan yang artistik (Sabatari, 2010: 1). Ragam hias atau biasa

disebut juga ornamentasi, merupakan bentuk hasil dari kesenian yang biasa disebut

dengan seni hias atau decorative art. Seni hias adalah segala rupa yang digunakan

untuk memperindah atau menghiasi benda lain. Sesuai dengan sifatnya, seni hias

tidak dapat berdiri sendiri dan hanya merupakan pelengkap dari benda lain, oleh

karena itu unsur seni hias bertujuan untuk menambah keindahan dan keselarasan

suatu benda (Atmosudiro, Sumijati, dan Agus. 2008: 156).

Ornamentasi yang merupakan hasil dari seni hias buatan manusia umumnya

dibuat dengan cara dipahat atau diukir pada suatu media seperti batu, tanah liat, dan

Page 22: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

5

logam. Ragam hias atau ornamentasi yang terdapat pada tinggalan arkeologi

umumnya dapat ditemui pada arca, gerabah, keramik, senjata, genta, dan juga

tinggalan lainnya. Selain itu, ragam hias atau ornamentasi juga dapat ditemukan pada

bangunan-bangunan, baik yang bersifat sakral ataupun bangunan biasa, seperti candi,

keraton, mesjid, ataupun bangunan-bangunan lainnya (Satari, 1987: 288-289).

Perkembangan seni hias di Indonesia, pada masa klasik merupakan masa

berkembangnya seni hias secara pesat. Terlihat dari banyaknya ragam hias berupa

relief yang hampir terdapat pada semua bangunan candi, baik candi bernafaskan

agama Hindu maupun agama Budha. Ragam hias atau ornamen yang terdapat pada

masing-masing benda tinggalan arkeologi tersebut juga memiliki bentuk yang

beraneka ragam, sehingga apabila diamati terlihat beberapa bentuk ragam hias yang

memiliki pola-pola tertentu. Bukti yang menunjukkan hal tersebut yaitu dapat dilihat

pada tempayan yang ditemukan di Trowulan, yang memiliki pola ragam hias dengan

motif berbentuk tepian awan atau meander (Satari, 1987: 290).

Benda lain yang dapat menjadi wadah atau media dari suatu ragam hias, yaitu

kain. Kain merupakan suatu bahan, hasil dari tenunan benang. Kain mempunyai

beberapa fungsi yang digunakan sebagai pakaian, sebagai sarana kesenian, sebagai

sarana upacara adat, dan lain lain. Kain yang diberi hiasan dengan cara dilukis,

ditulis, atau digambar dengan sebuah pola dan dibuat dengan cara tertentu disebut

dengan kain batik.

Motif batik di Indonesia mengadopsi beberapa motif hias tinggalan arkeologi

misalnya motif hias pada relief, arca, keramik atau pada motif hias yang terdapat pada

Page 23: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

6

candi. Secara umum, batik memiliki fungsi sebagai pakaian yang digunakan dalam

berbagai acara baik acara formal maupun non formal dan dikenakan oleh semua

orang dari semua kalangan. Apabila dilihat dari sejarah dan kronologi

perkembangannya di Indonesia, batik tidak hanya digunakan sebagai pakaian untuk

menutupi tubuh, tetapi batik juga digunakan sebagai sarana upacara pada suatu adat

tertentu.

Pada zaman kerajaan, batik juga memiliki tingkatan dalam pemakaiannya.

Tingkatan pemakaian tersebut dilihat dari motif hias pada batik yang terinspirasi dari

motif hias pada tinggalan arkeologi seperti relief, keramik, motif hias pada candi,

motif hias pada arca, dan motif hias pada tinggalan arkeologi lainnya. Motif hias

batik juga dapat membedakan identitas pemakainya, perbedaan tersebut berasal dari

makna simbolik yang terdapat pada motif hias.

Indonesia memiliki berbagai macam motif hias batik. Setiap daerah di

Indonesia memiliki ciri khas motifnya sesuai dengan karakter yang ada pada

masyarakat tersebut. Misalnya kain batik di daerah pesisir pantai identik dengan

hiasan ikan atau binatang laut serta hiasan yang berhubungan dengan daerah pesisir.

Berbeda dengan motif batik pedalaman yang identik dengan ciri-ciri alam dan

berbagai ornamen baik hewan atau tumbuhan.

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Trowulan Mojokerto Jawa Timur

merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak situs cagar budaya yang kaya

akan motif hias. Ciri khas motif hias tersebut terdapat pada bangunan candi, arca,

relief, dan tinggalan arkeologi yang lain. Motif hias yang terdapat pada kedua daerah

Page 24: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

7

ini menarik untuk diteliti karena memiliki ciri yang khas yang dapat dicari

perbandingan dari segi bentuk atau gaya, simbol atau makna yang terkandung dalam

motif hias tersebut. Motif-motif hias tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai

motif hias batik sebagai warisan budaya Indonesia khususnya etnis Jawa. Kedua

daerah tersebut memiliki banyak potensi ragam hias yang dapat dikembangkan

menjadi motif hias batik, berupa relief pada candi dan ragam hias pada arca.

Penelitian mengenai aplikasi motif hias tinggalan arkeologi pada batik pernah

dilakukan oleh Dharsono (2007) dengan objek kajian motif pohon hayat di Candi

Prambanan. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta

(2011) dengan upaya inventarisasi dan digitalisasi motif hias dan diversifikasi pada

pengembangan kerajinan batik Bayat di Yogyakarta. Bawono dan Zuraidah (2014 dan

2015) juga meneliti motif hias pada Benda Cagar Budaya periode Majapahit sebagai

desain pengembangan usaha batik.

Penulis melakukan penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian

yang telah disebutkan di atas memiliki potensi untuk memberikan manfaat bagi

masyarakat dan pentingnya peranan motif hias pada batik dan pada tinggalan

arkeologi. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu

terdapat pada ruang lingkup objek yang berawal dari motif hias batik yang dibuat

oleh masyarakat dan memiliki kesamaan dengan motif hias tinggalan arkeologi.

1.2 Rumusan Masalah

Page 25: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

8

Berdasarkan uraian latar belakang di atas terdapat beberapa permasalahan

yang menjadi fokus penelitian ini sebagai berikut.

1. Apa motif hias tinggalan arkeologi yang diaplikasikan ke dalam motif hias batik

di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Trowulan?

2. Mengapa motif hias pada tinggalan arkeologi tersebut dipilih menjadi motif hias

batik?

1.3 Tujuan penelitian

Penelitian memiliki tujuan agar dapat memecahkan permasalahan yang telah

dirumuskan sehingga dapat memudahkan peneliti dalam menentukan langkah-

langkah yang diambil sehingga dapat lebih efektif untuk mendapatkan hasil yang

optimal. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan macam-macam

motif hias tinggalan arkeologi Masa Hindu-Budha yang diaplikasikan pada motif hias

batik serta pertimbangan yang mendasari pengaplikasian motif hias tersebut di

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Trowulan Mojokerto.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu menjawab semua pertanyaan secara

terperinci yang menjadi permasalahan yang telah dirumuskan yaitu:

1. Mengetahui jenis motif hias pada tinggalan arkeologi yang diaplikasikan ke dalam

motif hias batik.

Page 26: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

9

2. Menganalisis pertimbangan-pertimbangan motif hias tinggalan arkeologi yang

diaplikasikan ke dalam motif hias batik.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat yang dapat memberikan kontribusi bagi ilmu

pengetahuan sehingga dapat dimanfaatkan secara praktis. Penelitian ini diharapkan

menghasilkan beberapa manfaat yaitu:

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan ilmu arkeologi dalam

bidang ragam hias dan aplikasi kepada masyarakat terhadap tinggalan arkeologi.

Selain itu, dapat memberikan manfaat dalam menghasilkan sebuah karya ilmiah

mengenai motif-motif hias pada tinggalan arkeologi Masa Hindu-Budha yang

terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Trowulan. Hasilnya yaitu menemukan

motif hias yang potensial yang dapat diaplikasikan ke dalam motif hias pada batik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

dari berbagai kalangan antara lain bagi pihak akademisi dalam bidang ilmu arkeologi,

peneliti, institusi cagar budaya, dan bagi masyarakat. Khususnya bagi masyarakat

diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas terkait dengan

ilmu arkeologi, dan dapat menjadi inspirasi dalam menciptakan ekonomi kreatif

dalam hal ini yaitu motif hias tinggalan arkeologi yang diaplikasikan ke dalam motif

hias batik. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga

Page 27: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

10

terhadap kebudayaan bangsa dan menimbulkan kembali identitas bangsa pada zaman

globalisasi sekarang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dimaksudkan agar hasil yang dicapai lebih

terarah. Ruang lingkup ini digunakan untuk membatasi permasalahan yang sangat

luas, agar peneliti mempunyai batasan dalam menjawab permasalahan, tidak menjauh

dan melebar dari objek yang diteliti. Ruang lingkup penelitian ini fokus pada aspek

sebagai berikut.

1.5.1 Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini yaitu tinggalan arkeologi pada Masa

Hindu-Budha dan batik masa kini. Objek tinggalan arkeologi tersebut berupa candi,

arca, dan terakota yang memiliki motif hias. Penelitian ini dilakukan dengan

mengambil sample di dua daerah yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dengan objek

tinggalan arkeologi yang terdapat di Candi Prambanan, Candi Sari, Candi Kalasan,

Candi Kedulan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Banyunibo, Candi Sambisari dan

arca yang menjadi koleksi BPCB Yogyakarta dan batik yang terdapat di Desa Jarum

Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Daerah Trowulan Mojokerto Jawa

Timur dengan objek Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, Candi Minak Jinggo, dan

koleksi Museum Majapahit berupa arca dan terakota dan batik yang dibuat oleh

pengrajin batik di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto Jawa

Timur.

Page 28: APLIKASI MOTIF HIAS TINGGALAN ARKEOLOGI MASA … · BUDHA MENJADI MOTIF HIAS BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN TROWULAN ... selalu ada sejak SMA, yang secara tidak langsung

11

1.5.2 Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah mencakup permasalahan yang diajukan,

memfokuskan pada motif hias tinggalan arkeologi pada Masa Hindu-Budha yang

diaplikasikan pada motif hias batik. Mengacu pada beberapa variabel berupa bentuk,

tingkat kesulitan motif hias pada tinggalan arkeologi, filosofi motif, keindahan, dan

ciri khas. Penelitian ini juga akan mengkaji mengenai pertimbangan-pertimbangan

pengaplikasian motif hias tersebut menjadi motif hias batik.