APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

126
APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI DI MAN 2 BOGOR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) oleh: SRI HELVAYANI 1112013000070 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Page 1: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

APLIKASI METODE MENGAJAR GURU

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI

DI MAN 2 BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.)

oleh:

SRI HELVAYANI 1112013000070

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI

DI MAN 2 BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh:

Sri Helvayani

NIM 1112013000070

di bawah bimbingan

Pembimbing

Dr. Hindun, M.Pd.

NIP. 19701215 200912 2 001

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 4: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 5: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

ABSTRAK

Sri Helvayani, NIM: 1112013000070. Skripsi “Aplikasi Metode Mengajar Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI di MAN 2 Bogor”, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing Dr. Hindun, M.Pd. 2019.

Penelitian ini tentang aplikasi metode mengajar guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI di MAN 2 Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode mengajar yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI di MAN 2 Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa observasi, angket, dan wawancara.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada angket yang telah diisi oleh siswa, didapatkan bahwa 96,7% XI MIA 3 dan 93,3% XI IIS 3 menyatakan mereka menyukai metode mengajar yang digunakan oleh guru. Sebesar 70% XI MIA 3 dan 56,7% XI IIS 3 menyatakan guru bahasa Indonesia di MAN 2 Bogor telah menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar.

Hasil angket juga didapatkan bahwa 86,7% XI MIA 3 dan 96,7% XI IIS 3

menyatakan metode yang digunakan guru dapat memudahkan siswa dalam belajar. Selain itu, 80% XI MIA 3 dan 53,3% XI IIS 3 siswa mengaku memahami materi dari metode ceramah yang digunakan oleh guru. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa guru bahasa Indonesia di MAN 2 Bogor sudah mengaplikasikan berbagai metode mengajar dalam kelas, seperti metode ceramah, diskusi, latihan-latihan, dan tanya jawab guna menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Kata kunci: Metode Mengajar, Bahasa Indonesia

i

Page 6: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

ABSTRACT

Sri Helvayani, NIM: 1112013000070. “The Application of Teaching Method in learning Indonesian Language at XI grade on MAN 2 Bogor”, Indonesia Language and Literature Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. Advisor Dr. Hindun, M.Pd. 2019.

The research is about the application of teaching method in learning Indonesian Language at XI grade on MAN 2 Bogor. The purpose of this research is to find out the application of teaching method that teachers use in learning Indonesian Language at XI grade on MAN 2 Bogor. The method of the research is descriptive qualitative. The researcher used data’s accumulation in the research, such as: observation, questionnaires, and interviews.

Based on the result of research, the researcher found that 96,7% data from IX grades of Natural Science Program and 93,3% data from IX grades Social Science Program indicate that they fond of the method of teaching their teacher. When it talks about method of teaching’s variation, 70% students from Natural Science Program and 56.7% students from Social Science Program are also said that the Indonesian Language Teacher of MAN 2 Bogor has used variation method in teaching.

The result of questionnaries provides information that 86.7% students from Natural Science Program and 96.7% students from Social Science Program said that the variation methodof teaching facilitates them in learning. Beside that, 80% students from Natural Science Program and 53.3% students from Social Science Program admited that they comprehended the subject when the teacher used the speech method in learning.

Overall, the research shows that the Indonesian Teacher of MAN 2 Bogor has applied any variation method of teaching in learning, so the aim will be succesfull.

Keywords: Method of Teaching, Indonesia Language

ii

Page 7: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan pemilik jagat raya beserta isinya.

Ucapan syukur penulis haturkan ke hadirat Illahi Rabbi yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis,

akhirnya buah dari segala perjuangan dengan penuh kesabaran telah selesai. Shalawat

dan salam tercurah selalu untuk Nabi Muhammad SAW, suri teladan yang mulia bagi

seluruh umat manusia yang beriman. Kesejahteraan semoga selalu menyertai

keluarga beliau, para sahabat, dan kita sebagai umatnya yang mengharapkan syafaat

darinya di yaumul akhir.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi tugas yang menjadi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan

dan aral melintang yang menghambat penulis. Berkat doa, kesungguhan hati, kerja

keras, serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan meskipun masih jauh dari kesempurnaan. Pada kesempatan ini dengan

kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materil. Ucapan terima

kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Sururin, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah.

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

3. Toto Edidarmo, MA. selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

4. Dr. Hindun, M.Pd. dosen inspirasi juga selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga. Dosen luar biasa yang sabar,

iii

Page 8: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

selalu memberikan senyuman, memotivasi, memberikan bimbingan, pengarahan,

dan petunjuk kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Dr. Elvi Susanti, M.Pd. dan Nursyamsiyah, M.Pd. sebagai penguji ujian

munaqasah.

6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan banyak ilmu kepada penulis selama berada di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan yang telah memberikan keleluasaan dalam peminjaman buku-buku

yang dibutuhkan.

8. Dra. Hj. Nani Ruhyani, M.Pd selaku Kepala Madrasah MAN 2 Bogor yang telah

memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di sekolah.

9. Fuji Lestari, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia kelas XI di MAN 2 Bogor yang

telah membantu penulis selama penelitian dan memberikan motivasi agar

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kedua orang tua, Alm. Bapak Hamnas dan Ibunda Maemunah tercinta yang telah

melimpahkan kasih sayang dan doa yang tidak akan pernah putus dengan segala

ketulusan dan kelembutan hati.

11. Keenam kakak tersayang, Umi Ima, Daday Sujai, Didin Maulana, Budi, Cici

Sukarsih, dan Evi Maspiah yang telah membantu baik materi atau nonmateri,

juga selalu melembutkan hatinya untuk memberikan semangat kepada penulis

agar menyelesaikan skripsi ini.

12. Kedua teman penulis Nur Hamidah dan Puteri Pertiwi yang keberadaannya jauh

tetapi dekat, kegilaannya, ucapan-ucapannya yang terkadang membuat sakit hati,

semuanya menjadi dorongan penulis untuk menyelesaikan skripsi dan

mendapatkan gelar sarjana seperti mereka.

13. Teman-teman seperjuangan akhir PBSI yang saling memberikan bantuan,

dukungan, dan motivasi selama penyusunan skripsi.

Jakarta, April 2019

Penulis

iv

Page 9: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah........................................................................................ 4

C. Batasan Masalah ............................................................................................. 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Hakikat Metode Mengajar Guru ..................................................................... 7 1. Pengertian Metode Mengajar ..................................................................... 7 2. Kedudukan Metode dalam Kegiatan Belajar Mengajar ........................... 13 3. Macam-macam Metode Pembelajaran ..................................................... 16 4. Faktor yang Mempengaruhi Keunggulan Metode ................................... 21 5. Pengertian Guru .............................................................................................. 22

B. Hakikat Kompetensi Pedagogik ................................................................... 26 1. Pengertian Kompetensi Pedagogik .......................................................... 26 2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik .................................................. 28

C. Hakikat Kompetensi Profesional Guru ......................................................... 29 1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru ................................................ 29 2. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional ................................................. 31

D. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia ...................................................... 32 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia............................................. 32

v

Page 10: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia .................................................. 33 E. Penelitian Relevan ........................................................................................ 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 36 B. Metode Penelitian ......................................................................................... 36 C. Data dan Sumber Penelitian.......................................................................... 37 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 38 E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 40 F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah ............................................................................................... 42 B. Hasil Analisis Data ....................................................................................... 45 C. Pembahasan .................................................................................................. 62

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ....................................................................................................... 71 B. Saran ............................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 73

LEMBAR REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

vi

Page 11: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Angket tentang Aplikasi Mengajar Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................................................... 39

Tabel 2 Daftar Nama dan Mata Pelajaran Tenaga Pendidik ....................... 43

Tabel 3 Nama-nama Responden Angket ..................................................... 47

Tabel 4 Guru bahasa Indonesia menguasai materi dengan baik, sehingga dalam menyampaikan materi cukup jelas ....................................... 49

Tabel 5 Guru bahasa Indonesia menggunakan berbagai macam sumber belajar, seperti buku paket, internet, dan lain-lain ......................... 49

Tabel 6 Guru bahasa Indonesia melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan .................................................. 50

Tabel 7 Guru bahasa Indonesia mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga pembelajaran berjalan efektif .......................................... 51

Tabel 8 Guru bahasa Indonesia menerangkan materi tanpa melihat dan membaca buku di dalam kelas ....................................................... 51

Tabel 9 Cara mengajar guru bahasa Indonesia membuat saya menyukai pelajaran Bahasa Indonesia ............................................................ 52

Tabel 10 Saya menyukai metode mengajar yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia ........................................................................................ 52

Tabel 11 Guru bahasa Indonesia menggunakan metode mengajar yang bervariasi dalam kelas ................................................................... 53

Tabel 12 Metode mengajar guru bahasa Indonesia memudahkan saya dalam belajar bahasa Indonesia ............................................................... 53

Tabel 13 Guru bahasa Indonesia menerapkan metode mengajar yang berbeda sesuai dengan materi yang dipelajari ............................................. 54

Tabel 14 Guru bahasa Indonesia menggunakan metode ceramah untuk memudahkan siswa memahami pelajaran bahasa Indonesia dalam semua materi pelajaran ................................................................... 54

Tabel 15 Guru bahasa Indonesia membiasakan siswa berdiskusi guna memberikan keluasan berpendapat dalam pembelajaran ............... 55

Tabel 16 Guru bahasa Indonesia memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksperimen sesuai dengan materi yang dipelajari ..................... 55

vii

Page 12: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Tabel 17 Guru bahasa Indonesia memberikan tugas atau latihan pada siswa dalam proses pembelajaran dan juga pekerjaan rumah .................. 56

Tabel 18 Guru bahasa Indonesia menjelaskan materi disertai dengan cara meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang dipelajari ............................................ 56

Tabel 19 Guru bahasa Indonesia mampu melakukan komunikasi dua arah dengan menggunakan bahasa yang santun atau tanya jawab dengan siswa dalam pembelajaran.............................................................. 57

Tabel 20 Guru bahasa Indonesia tidak menyenangkan ketika mengajar di kelas ................................................................................................ 57

Tabel 21 Saya merasa jenuh belajar di dalam kelas ketika pelajaran bahasa Indonesia......................................................................................... 58

Tabel 22 Guru bahasa Indonesia sangat menyenangkan dalam menyampaikan materi .................................................................... 58

Tabel 23 Saya senang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru bahasa Indonesia......................................................................................... 59

Tabel 24 Guru bahasa Indonesia menggunakan media dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik siswa dan materi yang dipelajari ........................................................................................................ 59

Tabel 25 Guru bahasa Indonesia mampu menguasai karakteristik siswa ..... 60

Tabel 26 Guru bahasa Indonesia mampu mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ......................................... 60

Tabel 27 Guru bahasa Indonesia memiliki berbagai keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) ........... 61

Tabel 28 Guru bahasa Indonesia mampu menciptakan suasana belajar yang PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan) ............................................................................. 61

viii

Page 13: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kehidupan. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang berpendidikan. Maju

mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya.

Pemerintah telah menetapkan tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia

yang berkualitas dalam pendidikan. Adapun tujuan pendidikan menyiapkan

individu agar dapat membentuk manusia berwawasan luas, sehingga mampu

memecahkan permasalahan yang dihadapi serta dapat memberikan solusi

untuk permasalahan tersebut. Pemerintah telah mengemukakan definisi dari

pendidikan dalam undang-undang sebagai berikut:

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Setiap pendidikan diarahkan kepada terbinanya manusia Indonesia

dengan kualifikasi seperti yang tercantum dalam UU RI No. 21 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), h. 2.

2 Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, (Jakarta: Sistem Pendidikan Nasional, 2003), h. 3.

1

Page 14: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

2

Pemerintah menyelenggarakan rangkaian kependidikan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan. Rangkaian kependidikan tersebut salah

satunya pendidikan formal seperti sekolah, mulai dari tingkat kanak-kanak,

sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi. Kegiatan belajar

mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dilaksanakan dalam proses

pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya siswa dalam pencapaian suatu

tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses belajar dan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah.

Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting bagi tercapainya

proses kegiatan belajar mengajar yang efektif dalam dunia pendidikan.

Namun, untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif tidak

mudah karena adanya beberapa faktor, seperti faktor internal dan eksternal.

Selain faktor internal, faktor eksternal sangat mempengaruhi proses kegiatan

belajar mengajar, salah satunya adalah kompetensi guru.3 Kompetensi inilah

yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan

tanggung jawab oleh seorang guru.

Perubahan kurikulum yang dinamis mempengaruhi kinerja guru di

sekolah. Salah satunya yaitu pada tugas guru sebagai pengampu mata

pelajaran. Pada praktiknya, guru mata pelajaran memegang peran penting

dalam pengembangan nilai-nilai kognitif siswa. Berbagai mata pelajaran yang

ada, mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

penting dalam pembelajaran di sekolah. Jumlah alokasi waktunya pun

terbilang banyak. Tidak sedikit siswa yang menyatakan bahwa pelajaran

bahasa Indonesia termasuk pelajaran yang menarik perhatian. Namun, selama

ini pola pembelajaran yang digunakan oleh guru membuat siswa merasa

jenuh: pelajaran bahasa yang membosankan, materi yang terus diulang-ulang,

dan metode ceramah. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis

mengklasifisikan masalah menjadi minim dan kurang tepatnya metode

mengajar yang diterapkan oleh guru Bahasa Indonesia dalam proses

pembelajaran, serta siswa yang masih menganggap bahasa Indonesia sebagai

3 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 57.

Page 15: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

3

mata pelajaran yang membosankan. Jika masalah tersebut terus dibiarkan

maka tujuan pendidikan yang seharusnya tercapai akan mengalami hambatan.

Masalah yang pertama yaitu kurangnya penguasaan metode

mengajar yang diterapkan oleh guru Bahasa Indonesia dalam proses

pembelajaran. Banyak metode mengajar yang harus guru ketahui dan pahami

guna diterapkan dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan berhasil atau

tidaknya tujuan pembelajaran tergantung kepada metode yang dipilih guru.

Namun, masih banyak pendidik yang belum menguasai hal ini sehingga guru

yang tidak piawai memilih metode untuk diterapkan ketika mengajar akan

mengalami hambatan dalam proses pembelajarannya. Metode menjadi salah

satu bagian terpenting tercapainya suatu tujuan tertentu dalam pembelajaran.

Fenomena tersebut, terjadi di salah satu sekolah yang berada di

daerah Leuwisadeng Bogor. Di sekolah tersebut masih ada guru yang

menunjukkan cara mengajarnya sangat terpaku pada proses menghafal. Pada

proses pembelajaran, siswa diminta untuk mendengarkan materi dan

mengerjakan tugas sesuai dengan materi yang disampaikan hari itu. Selain

itu, seringkali siswa diminta mengerjakan tugas tanpa dijelaskan materinya

terlebih dahulu. Proses pembelajaran semacam ini sangat menyulitkan siswa.

Jika proses pembelajaran dilakukan secara terus-menerus seperti ini, maka

siswa akan mengalami masalah dalam proses pembelajaran berupa

ketidakpahamannya terkait materi atau tugas yang diberikan.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, masalah lain

yang ditemukan oleh penulis adalah masih banyak siswa khususnya di

sekolah Negeri yang berada di daerah Leuwisadeng Bogor beranggapan

bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

yang sangat membosankan. Mereka masih menganggap bahasa Indonesia

sebagai mata pelajaran yang tidak menyenangkan.

Fenomena semacam itu terbukti di SMA Negeri 1 Leuwisadeng yang

menunjukkan bahwa siswa tidak merasa tertarik untuk belajar bahasa

Indonesia. Siswa lebih memilih tidur di kelas, izin untuk pergi ke toilet,

namun sebenarnya mereka jajan di kantin atau sekadar hadir di kelas tanpa

berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jika dibandingkan dengan

Page 16: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

4

pelajaran bahasa Inggris, mereka lebih menyukai pelajaran bahasa Inggris

daripada pelajaran bahasa Indonesia dengan alasan pelajaran bahasa Inggris

tidak membosankan dan guru yang mengajar pun tidak monoton. Mereka

berpendapat bahwa semua guru yang mengajar bahasa Indonesia di sekolah

tidak bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, cara mengajar

guru di kelas terlalu monoton, sehingga membuat siswa tidak tertarik untuk

belajar.

Masalah yang sudah penulis paparkan, guru perlu mengoreksi dan

membenahi yang salah terkait dengan cara mengajar. Guru harus mengubah

gaya mengajarnya di kelas terkait dengan hal-hal yang perlu diubah.

Misalnya, jika peserta didik sudah beranggapan cara mengajar guru monoton,

maka guru tersebut harus memikirkan strategi mengajar dan menggunakan

metode lain yang bervariasi agar peserta didik tidak merasa bosan.

Berkaitan dengan masalah yang ada, metode mengajar menjadi salah

satu bagian terpenting dalam kegiatan belajar guna tercapainya suatu tujuan

pembelajaran. Metode mengajar yang sesuai dan diaplikasikan guru akan

membuat siswa tidak merasa bosan belajar di kelas.

Atas dasar permasalahan tersebut, maka seorang guru harus

memperhatikan dalam mengaplikasikan metode mengajar dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan dalam mengaplikasikan

metode mengajar sangat berpengaruh kepada kegiatan belajar siswa. Jika

metode yang digunakan oleh guru bervariasi, maka siswa tidak akan merasa

bosan. Untuk membuktikan secara benar terkait masalah ini, penulis tertarik

melakukan penelitian tentang “Aplikasi Metode Mengajar Guru dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI di MAN 2 Bogor”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang terkait

dengan aplikasi metode mengajar guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia

dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Minimnya metode mengajar yang diterapkan oleh guru Bahasa Indonesia

dalam proses pembelajaran.

Page 17: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

5

2. Siswa masih menganggap bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang

membosankan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian ini dibatasi pada:

1. Metode mengajar yang diaplikasikan oleh guru dalam pembelajaran

bahasa Indonesia kelas XI di MAN 2 Bogor pada tahun pelajaran

2017/2018.

2. Tanggapan siswa kelas XI MAN 2 Bogor terhadap cara mengajar dan

metode yang diaplikasikan oleh guru bahasa Indonesia dalam

pembelajaran di kelas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana metode mengajar yang diaplikasikan oleh guru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI di MAN 2 Bogor pada tahun

pelajaran 2017/2018?

2. Bagaimana tanggapan siswa kelas XI MAN 2 Bogor terhadap cara

mengajar dan metode yang diaplikasikan oleh guru bahasa Indonesia

dalam pembelajaran di kelas?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan

untuk mengetahui bagaimana Aplikasi Metode Mengajar Guru dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI di MAN 2 Bogor.

F. Manfaat Penelitian

Page 18: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

6

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun

praktis:

1. Manfaat Teoretis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

dunia pendidikan dan menambah khazanah keilmuan khususnya guru

bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai sumbangan pemikiran dalam peningkatan kualitas kegiatan

belajar mengajar dan sebagai penentu kebijakan dalam upaya

meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran

bahasa Indonesia.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pengelolaan kelas

yang efisien dan efektif sehingga dapat meningkatkan kondisi belajar

yang menyenangkan bagi siswa pada bidang studi bahasa Indonesia

serta meningkatnya penggunaan metode mengajar yang bervariasi

bagi guru.

c. Bagi Siswa

Memberikan kontribusi untuk senantiasa terpacu dalam belajar

bahasa Indonesia di kelas, serta dalam membentuk pribadi yang

positif. Selain itu, siswa akan lebih termotivasi dalam belajar dengan

adanya kreativitas mengajar yang dimiliki oleh guru.

Page 19: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Hakikat Metode Mengajar Guru

1. Pengertian Metode Mengajar

Interaksi antara guru dan peserta didik merupakan hasil dari proses

kegiatan belajar mengajar guna mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pada

kegiatan mengajar guru dengan sadar mengatur lingkungan belajar agar

tercipta suasana yang menyenangkan bagi peserta didik. Dengan segala

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru, pengajaran harus

dipersiapkan dengan baik dan sistematis. Jika seorang guru mempersiapkan

pengajaran dengan baik, maka proses pembelajaran pun akan berlangsung

dengan baik.

Pada kegiatan belajar mengajar, guru selalu dituntut untuk dapat

menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didiknya, sehingga mereka

dapat menerima, menguasai, dan mengaplikasikannya secara tuntas. Ini

menjadi salah satu tugas yang cukup sulit yang harus dihadapi guru. Hal ini

dikarenakan guru selalu berhadapan dengan makhluk yang bermacam-

macam karakternya. Karakter yang berbeda akan menimbulkan gaya belajar

yang berbeda juga. Selain itu, materi pelajaran yang disampaikan oleh guru

pun akan diterima oleh peserta didik dengan cara yang berbeda sehingga

guru harus mampu memikirkan solusi terkait masalah tersebut.

Tujuan pembelajaran di dalam kelas yang tidak tercapai disebabkan

oleh beberapa masalah yang dihadapi guru, seperti tidak maksimalnya

seorang guru mengelola kelas, kurangnya media pembelajaran,

menggunakan pendekatan yang kurang sesuai, kurangnya penguasaan

materi, dan cara mengajar atau menyampaikan materi kepada peserta didik

kurang maksimal. Di samping itu, metode mengajar pun mempunyai andil

yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Pemilihan metode

mengajar sangat perlu dilakukan oleh guru untuk menghindari suasana

belajar yang monoton. Peserta didik tidak akan merasa bosan jika guru

menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Guru harus pandai memilih

7

Page 20: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

8

dan menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan.

Pada proses pembelajaran, metode mengajar merupakan hal yang

penting digunakan untuk mencapai suatu tujuan belajar. Metode merupakan

suatu cara yang benar-benar harus dipikirkan secara matang oleh guru

karena tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran itu tergantung kepada

metode yang dipilih dan digunakan. Selain itu, metode yang dipilih dan

digunakan oleh guru dalam mengajar berpengaruh kepada sikap penerimaan

peserta didik dalam belajar. Pemilihan metode yang sesuai dengan materi

sangat penting untuk dilakukan oleh guru.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal.1 Artinya, metode digunakan untuk

merealisasikan rencana yang sebelumnya telah ditetapkan. Dalam proses

pembelajaran, guru harus menyiapkan segala keperluan untuk melakukan

kegiatan belajar mengajar. Metode mengajar merupakan alat yang akan

membantu untuk menerapkan strategi yang sudah ditetapkan oleh guru.

Metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru untuk

menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi

kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar siswa.2 Winarno

Surahmad mengungkapkan bahwa “Metode pembelajaran adalah cara untuk

mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu.”3 Selain untuk

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, prestasi belajar peserta

didik pun menjadi titik tolak penggunaan metode yang harus dipikirkan.

Dengan metode, peserta didik akan lebih terbantu dalam memahami materi

yang disampaikan oleh guru sehingga mereka akan mencapai prestasi

belajar. Di samping itu, peserta didik akan mengetahui kemampuan belajar

dengan metode-metode yang digunakan oleh guru tersebut.

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), h. 147.

2 Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), cet. ke-2, h. 24.

3 Iif Khoiru Ahmadi dan Hendro Ari Setyono, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011), cet. ke-1, h. 101.

Page 21: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

9

Pada dunia pendidikan, istilah mengajar sudah tidak asing lagi untuk

didengarkan. Mengajar merupakan tugas yang lazim dikerjakan oleh guru di

dalam kelas. Kegiatan mengajar yang dilakukan dalam kelas menciptakan

komunikasi antara guru dan peserta didik. Guru mengajar dan peserta didik

memperhatikan untuk belajar. Kegiatan mengajar yang dilakukan sudah

tentu mempunyai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya oleh

guru.

Abdul Majid mengatakan dalam bukunya bahwa “Proses belajar

mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan perserta

didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.”4

Interaksi yang tercipta dengan baik antara guru dan peserta didik di dalam

kelas akan menghasilkan hasil yang baik, yaitu tujuan pembelajaran yang

sudah ditetapkan terlebih dahulu akan tercapai. Berbeda dengan guru dan

peserta didik yang tidak berinteraksi dengan baik akan menghambat

tercapainya tujuan pembelajaran.

Kata teach atau mengajar berasal dari bahasa Inggris kuno, yaitu

taecan. Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno (Old Teutenic), taikjan,

yang berasal dari kata teik, yang berarti memperlihatkan. Kata tersebut

ditemukan juga dalam bahasa Sanskerta, dic, yang dalam bahasa Jerman

kuno dikenal dengan deik. Istilah mengajar (teach) juga berhubungan

dengan token yang berarti tanda atau simbol. Kata token juga berasal dari

bahasa Jerman kuno, taiknom, yaitu pengetahuan dari taikjan. Dalam bahasa

Inggris kuno taecan berarti to teach (mengajar). Dengan demikian, token

dan teach secara historis memiliki keterkaitan. To teach (mengajar) dilihat

dari asal usul katanya berarti memperlihatkan sesuatu kepada seseorang

melalui tanda atau simbol; penggunaan tanda atau simbol itu dimaksudkan

untuk membangkitkan dan menumbuhkan respons mengenai kejadian,

seseorang, observasi, penemuan, dan lain sebagainya.5

Thomas Gordon dalam buku Guru yang Efektif mengatakan

“Mengajar adalah perilaku yang universal, artinya semua orang dapat

4 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. ke-6, h. 135.

5 Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 95-96.

Page 22: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

10

melakukannya. Orang tua mengajar anaknya, pemimpin mengajar

bawahannya, pelatih mengajar anak asuhannya, suami mengajar istrinya,

dan guru mengajar muridnya.”6 Artinya, mengajar bukan hanya dilakukan

oleh guru kepada peserta didiknya. Setiap orang dapat mengajar di manapun

dan kapanpun kepada orang lain. Pada dunia pendidikan, mengajar

merupakan suatu kegiatan yang lazim yang harus dikuasai dan dilakukan

oleh setiap guru dalam proses penyampaian materi kepada peserta didik.

Dequeliy dan Gazali dalam buku Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi mendefinisikan “Mengajar adalah menanamkan

pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.”7

Sedangkan, Oemar Hamalik dalam buku yang berjudul Proses Belajar

Mengajar mengatakan bahwa “Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan

kepada siswa didik atau murid di sekolah.”8 Kedua pengertian tersebut

dapat dikatakan bahwa mengajar merupakan proses menyampaikan sesuatu

kepada orang lain berupa pengetahuan atau informasi. Pada proses

mengajar, ada yang menyampaikan dan ada yang menerimanya.

Mengajar merupakan kegiatan yang bukan sekadar memberikan

informasi kepada peserta didik untuk dapat diterimanya. S. Nasution

mengatakan dalam buku yang berjudul Metodologi Pembelajaran Agama

Islam “Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada murid,

menyampaikan kebudayaan kepada anak, dan aktivitas mengorganisasi atau

mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan

anak sehingga terjadi proses belajar-mengajar.”9 Jadi, mengajar merupakan

kegiatan yang mentrasfer segala ilmu dan pengetahuan yang bukan hanya

dari segi materi pelajaran saja melainkan dari berbagai segi, seperti

kebudayaan dan pengalaman hidup yang berkaitan dengan proses belajar

6 Thomas Gordon, Guru yang Efektif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990), cet. ke-3, h. 1.

7 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet. ke-5, h.30.

8 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), cet. ke-4, h. 44.

9 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Ciputat: Ciputat Pers, 2002), h. 19.

Page 23: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

11

mengajar. Mengajar juga harus berarti membantu peserta didik agar

berkembang dan dapat menyesuikan diri dengan lingkungannya.

Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan,

maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:10

a. Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered)

Pada kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat

penting. Guru menentukan segalanya. Sehubungan dengan proses

pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran

utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana,

penyampai informasi, dan evaluator.

b. Siswa sebagai objek belajar

Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang diberikan guru.

jenis informasi dan pengetahuan yang harus dipelajari kadang-kadang

tidak berpijak dari kebutuhan siswa, baik dari segi pengembangan bakat

maupun dari minat siswa, akan tetapi berangkat dari pandangan apa yang

menurut guru dianggap baik dan bermanfaat.

Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untk mengembangkan

kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk belajar

sesuai dengan gayanya, sangat terbatas. Sebab, dalam proses

pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.

c. Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu

Proses pembelajaran berlangsung pada tempat tertentu, misalnya

terjadi di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa

hanya belajar manakal ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa

sebagai tempat belajar. Demikian juga halnya dengan waktu yang diatur

sangat ketat. Misalnya, manakal waktu belajar suatu materi pelajaran

tertentu telah habis, maka segera siswa akan belajar materi lain sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan.

d. Tinjauan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran

Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa

dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. materi

10Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 96.

Page 24: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

12

pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata

pelajaran yang diberikan di sekolah.

Berdasarkan karakteristik di atas, maka tugas guru dalam mengajar

bukan hanya menyampaikan materi saja, akan tetapi guru harus memberikan

pemahaman yang lain terkait dengan pengetahuan dan pengalaman sehingga

tujuan dan masa depan peserta didik menjadi cerah. Hasil dari mengajar

yang dapat dirasakan oleh peserta didik bukan hanya materi tetapi juga

bagaimana peserta didik dapat berpandangan secara luas terkait dengan

kehidupan. Maksudnya adalah materi pelajaran yang diterima oleh peserta

didik bukan hanya untuk diingat, tetapi juga untuk ditumbuhkembangkan

dan diaplikasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Metode dan mengajar merupakan dua hal yang berbeda. Pada

pelaksanaan mengajar guru membutuhkan metode untuk mencapai tujuan

pembelajarannya. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar guru harus

mengaplikasikan metode mengajar. Jumanta Hamdayana mengatakan

“Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada peserta didik.”11 Guru dalam memilih

metode mengajar harus tepat dengan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan. Pemilihan metode sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan

diperoleh. Selain itu, Jumanta juga mengatakan bahwa “Metode mengajar

yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi

peserta didik dan upaya guru dalam memilih metode yang baik merupakan

upaya mempertinggi mutu pengajaran atau pendidikan yang menjadi

tanggung jawabnya.”12 Metode mengajar dipilih dan digunakan oleh guru

harus menyesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Selain itu,

pemilihan dan penggunaan metode ini bertujuan dapat merangsang peserta

didik belajar dalam kelas dengan suasana yang tidak membosankan.

Berdasarkan beberapa pengertian metode yang sudah dijelaskan di

atas, penulis menyimpulkan bahwa metode adalah sebuah cara untuk

menghasilkan sesuatu yang direncanakan dan diharapkan. Tujuan

11 Jumanta Hamdayana, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h. 94. 12 Ibid., h.94.

Page 25: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

13

pembelajaran yang dirancang dan diharapkan guru akan tercapai jika hanya

metode yang dipilih dan digunakan tepat dalam mengajar. Penulis

menyimpulkan pengertian mengajar adalah proses menyampaikan sesuatu,

baik orang tua kepada anak, guru ngaji kepada muridnya, juga guru kepada

peserta didiknya. Jadi, metode mengajar adalah cara yang digunakan guru

dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

2. Kedudukan Metode dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah

bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen

yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, akan tetapi

nyata. Hal tersebut juga memang benar-benar dipikirkan oleh seorang guru

untuk proses pembelajaran.

Pentingnya peran metode dalam pembelajaran, seorang guru harus

menyadari dan memahami secara benar kedudukan metode dalam kegiatan

belajar mengajar.13 Metode belajar sebagai salah satu cara atau alat agar

tercapainya suatu tujuan pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru. Metode

mengajar inilah yang dapat menentukan peserta didik belajar dalam kelas.

Jika guru tidak menggunakan metode mengajar yang tepat, maka peserta

didik dapat dipastikan akan merasakan kejenuhan dalam belajar.

Gary D. Borich dalam bukunya yang berjudul Effective Teaching

Methods menyatakan:

A fourth input to the planning process will be your knowledge of teaching methods. With this knowledge comes an awareness of different teaching strategies with wich you can implement the key and helping behaviors. Also included under teaching methods are your decisions about the following: 1. Appropriate pacing or tempo (the speed at which you introduce

new material). 2. Mode of presentation (direct presentation versus group

discussion versus web based instruction).

13 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), cet. ke- 5, h. 72.

Page 26: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

14

3. Class arrangement (small groups, full class, independent work). 4. Classroom management (raise hand, speak out).14 Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa guru harus

memiliki pengetahuan tentang metode mengajar. Pengetahuan metode

mengajar penting guna tercapainya tujuan pendidikan. Empat keputusan

yang termasuk dalam metode pengajaran dari pernyataan Gary adalah

seorang guru memperkenalkan materi baru, guru dapat presentasi, guru

dapat mengatur kelas, dan guru dapat mengatur ruang kelas agar tercipta

suasana belajar yang tidak membosankan.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menyebutkan bahwa lahir

pemahaman tentang kedudukan metode, yaitu:

a. Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati

peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam

kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar

yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami

benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan

belajar mengajar. Metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar

yang dapat membangkitkan belajar seseorang.15 Hal ini menunjukkan

bahwa metode memiliki kedudukan penting dalam proses pembelajaran.

Jenuh atau tidaknya peserta didik dalam belajar tergantung kepada

metode yang dipilih dan diaplikasikan guru dalam mengajar di kelas.

b. Metode sebagai Strategi Pengajaran

Pada kegiatan belajar mengajar, tidak semua anak didik mampu

berkosentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik

terhadap materi yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat,

sedang, dan lambat. Cepat lambatnya penerimaan peserta didik terhadap

materi pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang

bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai. Perbedaan daya

serap peserta didik tersebut memerlukan strategi pengajaran yang tepat.

Oleh karena itu, guru dituntut untuk bisa menerapkan dan menggunakan

14 Gary D. Borich, Effective Teaching Methods, (New Jersey: Pearson Education, Inc. 2014), h. 163.

15 Djamarah, Op. Cit., h.72.

Page 27: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

15

metode pembelajaran yang bervariasi.16 Penggunaan metode yang

bervariasi dalam kelas dapat memicu peserta didik belajar dengan

antusias. Peserta didik tidak akan merasakan kebosanan belajar jika

hanya guru dapat memvariasikan metode ketika mengajar. Berbeda

dengan penggunaan metode yang tidak bervariasi, peserta didik akan

mengalami kejenuhan dalam belajar.

c. Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan

belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kegiatan

belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan

belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan

yang telah dirumuskan. Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan

beberapa cara. Metode dalam mengajar merupakan salah satu cara untuk

mencapai tujuan.17 Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika

tujuan yang direncanakan guru tercapai. Salah satu cara untuk mencapai

tujuan pembelajaran adalah pemilihan dan penggunaan metode yang

tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Penggunaan metode mengajar terkadang guru harus menyesuaikan

dengan kondisi dan suasana kelas. Penggunaan metode juga harus

disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Selain itu, jumlah anak

dengan karakternya yang berbeda-beda dapat mempengaruhi penggunaan

metode sehingga dalam perumusan tujuan guru perlu merumuskan dengan

jelas dan dapat diukur. Perumusan tersebut bertujuan agar guru mudah

dalam menentukan metode yang dipilih untuk tercapainya tujuan

pembelajaran. Jadi, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat

dan bervariasi akan dapat dijadikan alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah.

16 Ibid., h. 73. 17 Ibid., h. 74.

Page 28: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

16

3. Macam-macam Metode Pembelajaran

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kreatif di dalam kelas. Salah satu

kegiatan yang harus guru lakukan sebelum mengajar adalah memilih dan

menentukan metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan

kepada peserta didik. Pemilihan dan penentuan metode mengajar ini

didasarkan kepada peserta didik yang memiliki karakter berbeda-beda.

Peserta didik memiliki daya tangkap atas informasi yang diberikan oleh

guru secara berbeda-beda pula.

Sebelum melakukan proses pembelajaran, guru harus dapat memilih

dan menerapkan berbagai macam metode pengajaran yang ada. Jumanta

Hamdayama mengatakan dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Pengajaran bahwa terdapat sejumlah metode pembelajaran yang dapat

dipergunakan oleh guru.18 Metode mengajar yang dapat digunakan oleh

guru dalam pembelajaran, yaitu:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling

tradisional dan telah lama dilaksanakan oleh guru. Ceramah adalah

penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa buruk

bila penggunaannya benar-benar disiapkan dengan baik, didukung

dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemunngkinan

penggunaannya.19 Metode ceramah seringkali dianggap sebagai metode

yang membosankan karena secara visual metode ini hanya dilakukan satu

arah. Guru menyampaikan dan peserta didik menerima dan

mendengarkan. Metode ini tidak memberikan siswa keluasan untuk aktif

dalam kelas.

1. Kelebihan metode ceramah

a) Guru mudah menguasai kelas

b) Mudah dilaksanakan

c) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar

18 Hamdayana, Op. Cit., h. 98. 19 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),

cet. ke-3, h. 106.

Page 29: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

17

d) Guru mudah menerangkan bahan pembelajaran berjumlah besar

2. Kekurangan metode ceramah

a) Kegiatan pengjaran menjadi verbalisme

b) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi

dan anak didik yang lebih taggap auditifnya akan lebih besar

menerimanya

c) Jika terlalu lama membosankan

d) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik,

dan

e) Menyebabkan anak didik pasif.20

b. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada

anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu

proses atau percobaan. Dengan metode ini, anak dididk diharapkan

sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,

menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable, dan

memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

1. Kelebihan metode eksperimen

a) Membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaan yang dilakukan.

b) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan

eksplorasi tentang ilmu dan teknologi.

c) Dapat menjadikan anak didik sebagai manusia yang dapat

membawa perubahan baru dengan penemuan sebahai hasil

percobaannya.

2. Kekurangan metode eksperimen

a) Tidak cukupnya alat-alat percobaan yang mengakibatkan anak

didik tidak memiliki kesempatan untuk bereksperimen.

b) Eksperimen membutuhkan waktu yang lama sehingga pelajaran

terhambat

20 Hamdayana, Op. Cit., h. 97.

Page 30: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

18

c) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang ilmu dan

teknologi.21

Metode eksperimen jarang sekali digunakan karena beberapa

kekurangannya. Melihat beberapa fakta bahwa guru yang dapat

menggunakan metode ini adalah guru di sekolah yang memiliki fasilitas

yang lengkap.

c. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada

siswa melakukan tugas/kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran,

seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping, dan sebagainya.

Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas/kegiatan individual

ataupun kerja kelompok.22

1. Kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi

a) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan

diingat lebih lama.

b) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan

keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri

sendiri.

2. Kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi

a) Memicu adanya penipuan yang dilakukan anak didik.

b) Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.

c) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

d. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-

siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan

atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan

bersama. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana

interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar

menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dan terjadi

21 Ibid., h. 100. 22 Ibrahim, Op. Cit., h. 107.

Page 31: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

19

dengan aktif.23 Metode diskusi dapat dijadikan salah satu metode yang

memicu peserta didik aktif dalam kelas untuk mengembangkan

keberanian dalam bercakap dan mengungkapkan pendapatnya.

1. Kelebihan metode diskusi

a) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-

prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.

b) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.

c) Memperluas wawasan.

d) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam

memecahkan suatu masalah.

2. Kekurangan Metode Diskusi

a) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga butuh waktu

panjang.

b) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

c) Peserta mendapat informasi terbatas.

d) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang pandai berbicara atau

ingin menonjolkan diri.24

e. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama atau bermain peran merupakan metode yang

sering digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-

orang di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam

pelaksanaannya, siswa-siswa diberi berbagai peran tertentu dan

melaksanakan peran tersebut, serta mendiskusikannya di kelas.25

1. Kelebihan Metode Sosiodrama

a) Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan

yang akan didramakan.

b) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkereatif.

c) Bakat yang terdapat pada siswa akan terlihat dan dapat dipupuk.

d) Akan memunculkan sikap kerja sama antarpemain.

23 Djamarah, Op. Cit., h. 87. 24 Ibid., h. 88. 25 Ibrahim, Op.Cit., h. 107.

Page 32: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

20

e) Siswa akan berlatih menerima dan membagi tanggung jawab.

2. Kekurangan Metode Sosiodrama

a) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama akan kurang

kreatif.

b) Banyak memakan waktu dalam kelas.

c) Memerlukan tempat yang cukup luas.

d) Membuat kelas lain terganggu oleh suara pemain dan tepukan

penonton dalam kelas.26

f. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,

atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun

tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.27

1. Kelebihan Metode Demonstrasi

a) Membuat pengajaran lebih jelas.

b) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

c) Proses pengajaran lebih menarik.

d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati.

2. Kekurangan Metode Demonstrasi

a) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

b) Memerlukan fasilitas dan biaya yang memadai.

c) Memerlukan persiapan yang matang dan waktu yang panjang.28

g. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah

sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru

bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.29

1. Kelebihan Metode Tanya Jawab

a) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.

26 Djamarah, Op. Cit., h. 90. 27 Ibid., h.90. 28 Ibid., h. 91. 29 Ibrahim, Op. Cit., h. 106.

Page 33: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

21

b) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya piker,

termasuk ingatan.

c) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam

menjawab dan mengemukakan pendapat.

2. Kekurangan Metode Tanya Jawab

a) Terkadang siswa merasa takut, apalagi guru kurang mendorong

siswa untuk berani.

b) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat

berpikir dan mudah dipahami siswa.

c) Waktu sering banyak terbuang apabila siswa tidak dapat menjawab

pertanyaan.

d) Tidak cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada siswa

karena jumlah siswa yang banyak.30

4. Faktor yang Memengaruhi Keunggulan Metode

Keunggulan suatu metode terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh,

yaitu:

a. Tujuan; karena adanya tujuan pengajaran yang ditetapkan secara

terperinci sehingga menuntut untuk memilih metode yang cocok dengan

pembahasan guna mencapai tujuan tersebut.

b. Karakteristik siswa; adanya perbedaan karakteristik siswa yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor menjadi pertimbangan guru dalam

memilih metode supaya siswa yang berkarakteristik berbeda tersebut

dapat menerima materi yang disampaikan.

c. Situasi dan kondisi; situasi dan kondisi menjadi pertimbangan penting

dalam pemilihan metode.

d. Kemampuan dan pribadi guru; Guru yang mempunyai kemampuan

bicara yang baik dengan gaya dan gerak, irama dan tekanan suara yang

bervariasi bisa menggunakan metode ceramah.

30 Djamarah, Op. Cit., h. 95.

Page 34: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

22

e. Sarana dan prasarana; sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana

memadai akan memudahkan guru dalam memilih metode yang

bervariasi.31

Pada hakikatnya, sebuah metode tidak ada yang sempurna. Metode

pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan

kekurangan yang ada pada sebuah metode dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Oleh karena itu, guru harus pandai memilih sebuah metode yang akan

digunakan dalam kelas untuk menyampaikan materi.

5. Pengertian Guru

Pada dunia pendidikan, guru merupakan bagian terpenting dalam

proses belajar mengajar, di jalur pendidikan formal, informal, atau

nonformal. Setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru

tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi

mereka.32 Guru sebagai salah satu unsur dalam kegiatan belajar mengajar

memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal ini

karena peran dan tugas guru yang harus menciptakan peserta didik yang

cerdas, berwawasan luas, dan berakhlak mulia.

Pentingnya peran dan fungsi guru dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan nasional, maka pemerintah menerbitkan UU nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen. Barnawi dan Mohammad Arifin dalam buku

Etika dan Profesi Kependidikan mengatakan “UU tersebut telah

meningkatkan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional

dengan visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan

prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap

warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.”33 Artinya

bahwa kedudukan guru dan dosen sangat penting dalam pendidikan,

terutama dalam peningkatan hasil belajar peserta didik.

31 Basyiruddin Usman, Op. Cit., h. 32. 32 Hamdayana, Op. Cit., h. 1. 33 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012), cet. ke-1, h. 14

Page 35: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

23

Pada proses pembelajaran, guru bukan hanya sebagai pengajar yang

hanya memberikan ilmunya kepada peserta didik, bukan juga sebagai

pelatih yang hanya melatih sesuatu kepada peserta didiknya, tetapi yang

terpenting guru harus menjadi sorang pendidik yang harus menuntun peserta

didiknya ke arah yang lebih baik. Seorang guru memiliki tugas yang sangat

serius untuk mengantarkan peserta didiknya kepada tujuan yang dicita-

citakan.

Menurut Roestiyah pada buku yang berjudul Guru Profesional dan

Implementasi Kurikulum, guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas

untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.34 Pada dunia pendidikan, guru

dipandang sebagai orang yang memberikan ilmu di dalam kelas. Guru

adalah orang yang mengajar, meyampaikan materi pelajaran, dan

memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didiknya. Seorang guru

mempunyai tugas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua

aspek. Guru dituntut segala hal terkait proses pembelajaran untuk

menciptakan peserta didik yang cerdas. Berawal dari bertutur kata, bersikap,

dan cara mengajar. Hal ini dikarenakan guru harus menjadi cerminan untuk

peserta didiknya.

Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana dalam buku Guru Profesional

mengatakan bahwa guru adalah ujung tombak dalam proses belajar

mengajar.35 Guru merupakan pusat bagi perubahan sikap peserta didik.

Guru yang memegang peranan sangat penting untuk membuat siswa

memahami dengan apa yang diajarkannya. Mengingat akan perbedaan

karakteristik yang dimiliki siswa menjadikan guru dituntut untuk memiiki

banyak ide dalam hal mengajar. Tujuannya adalah untuk menjauhkan siswa

dari rasa bosan dalam belajar.

Undang-undang Guru dan Dosen Pasal 4 menjelaskan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan berfungsi meningkatkan mutu pendidikan nasional. Maksud dari guru sebagai agen pembelajaran (learning

34 Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. ke-1, h. 7.

35 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), cet. ke-1, h. 13.

Page 36: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

24

agent) adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.36 Penjelasan tersebut menafsirkan bahwa guru sebagai fasilitator

maksudnya adalah tugas guru bukan hanya sekadar menyampaikan materi

kepada peserta didik, melainkan guru juga harus melayani segala kebutuhan

peserta didik dalam proses belajar. Motivator artinya seorang guru harus

bisa mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan yang berkaitan

dengan belajar, kemudian guru juga harus menjadi pemacu dalam kegiatan

belajar supaya kompetensi peserta didik dapat meningkat. Guru disebut

sebagai perekayasa pembelajaran artinya bahwa guru harus bisa

memanfaatkan sarana dan prasarana yang menunjang bagi kebutuhan

peserta didik, misalnya memanfaatkan media, sumber, dan metode

mengajar. Selain itu, dalam pembelajaran seorang guru juga harus

memberikan inspirasi kepada peserta didik agar berpandangan luas.

Beberapa penjelasan tentang guru tersebut, penulis menyimpulkan

bahwa guru adalah tokoh sentral yang berperan penting dalam dunia

pendidikan dan mempunyai tugas mengajar, melatih, dan mendidik guna

menghasilkan peserta didik yang berwawasan luas, berkualitas, dan

berakhlak baik.

Guru merupakan salah satu tokoh penting dalam dunia pendidikan.

Menjadi seorang guru tidak mudah, perlu ada kesadaran sungguh-sungguh

yang timbul dalam diri. Adapun persyaratan untuk memenuhi menjadi

seorang guru, yaitu:

a. Harus memiliki bakat sebagai guru

b. Harus memiliki keahlian sebagai guru

c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi

d. Memiliki mental yang sehat

e. Berbadan sehat

f. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

g. Guru adalah manusia berjiwa Pancasila

36 Barnawi, Op. Cit., h. 69.

Page 37: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

25

h. Guru adalah seorang warga negara yang baik.37

Di sekolah, figur guru merupakan pribadi kunci. Gurulah panutan

utama bagi anak didik. Semua sikap dan perilaku guru akan dilihat,

didengar, dan ditiru oleh anak didik. Guru mempunyai wewenang dan

tanggung jawab untuk mendidikkan anak didik. Guru mempunyai hak

otoritas untuk membimbing dan mengarahkan anak didik agar menjadi

manusia yang berilmu pengetahuan di masa depan.38 Menjadi seorang guru

sangat tidak mudah. Tuntutan tugas yang diberikan harus dilakukan dengan

kesadaran penuh dalam hatinya. Menjadi guru harus berdasarkan tuntutan

dalam jiwanya. Seseorang yang menjadi guru harus memiliki kepribadian

yang baik agar bisa digugu dan ditiru oleh peserta didiknya. Tidak dapat

dipungkiri bahwa peserta didik akan lebih senang kepada guru yang

mempunyai sikap dan kepribadian yang baik.

Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa Frend W. Hart telah

melakukan penelitian terhadap 3.725 orang anak didik HIG HTS School di

Amerika Serikat. Pada hasil penelitiannya itu, dia menyimpulkan dengan

mengemukakan sepuluh sikap yang baik dan disenangi anak didik, yaitu:

a. Suka menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan

jelas dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam

mengajar.

b. Periang dan gembira, memiliki perasaan humor dan suka menerima

lelucon atas dirinya.

c. Bersikap bersahabat, merasa sebagai anggota dalam kelompok kelas.

d. Menaruh perhatian dan memahami anak didiknya.

e. Berusaha agar pekerjaan menarik, dapat membangkitkan keinginan-

keinginan bekerja sama dengan anak didik.

f. Tegas, sanggup menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat

pada anak didik.

37 Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 66.

38 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), cet. ke-3, h. 105.

Page 38: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

26

g. Tidak ada yang lebih disenangi, tak pilih kasih, dan taka da anak emas

atau anak tiri.

h. Tidak suka mengomel, mencela, dan sarkastis.

i. Anak didik benar-benar merasakan bahwa ia mendapatkan sesuatu dari

guru.

j. Mempunyai pribadi yang dapat diambil contoh dari pihak anak didik dan

masyarakat lingkungannya.39

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa menjadi seorang guru harus

memiliki pribadi yang dapat disenangi oleh peserta didik. Guru yang

berhasil adalah guru yang disenangi oleh peserta didiknya. Guru yang dapat

menyampaikan materi dengan lantang dan jelas, memiliki kepribadian yang

lembut dan tegas, daya interaksi dengan peserta didik tinggi, dan memiliki

jiwa humor.

B. Hakikat Kompetensi Pedagogik

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Dalam dunia pendidikan, guru sebagai seseorang yang dapat

dijadikan contoh untuk perubahan perilaku peserta didik dituntut untuk

memiliki berbagai kompetensi. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki

oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik. Hal ini tertuang dalam

undang-undang sebagai berikut:

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.40 Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kompetensi

pedagogik penting dimiliki oleh guru untuk mengelola hal-hal yang

berkaitan dengan pembelajaran peserta didik. Penguasaan kompetensi ini

39 Ibid., h. 105-106. 40 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012), cet. ke-6, h. 75.

Page 39: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

27

juga dimaksudkan agar guru dapat memahami peserta didik dan

merencanakan pelaksanaan pembelajaran di kelas menjadi efektif.

Pengertian lain menyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah

sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar

siswa.41 Hal ini menunjukkan bahwa mengajar membutuhkan kemampuan

dan kesenian yang bertujuan agar pembelajaran di kelas dapat dikuasai dan

tidak membosankan. Kompetensi pedagogik perlu dimiliki oleh guru yang

bertugas mengajar, melatih, dan mendidik siswa agar menjadi manusia yang

berilmu dan berwawasan luas juga dapat merealisasikannya di kehidupan

sehari-hari.

Kompetensi yang harus dikuasai seorang guru/ pendidik, yaitu:

a. Menguasai karakteristik peserta didik, dari aspek fisik, moral, spiritual,

sosial, cultural, emosional, dan intelektual.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diajarkan.

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.

h. Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.

i. Memanfaatkan hasil penilaian utuk kepentingan pembelajaran.

j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.42

Kompetensi pedagogik guru-guru terutama dalam mengelola

pembelajaran perlu mendapatkan perhatian serius. Hal ini penting karena

pendidikan di Indonesia dilihat dan dirasakan kurang berhasil dari aspek

41 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), cet. ke-3, h. 33.

42 Nanang Hanafiah dan Cucu Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2009), h. 104.

Page 40: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

28

pedagogik. Sekolah nampak lebih mekanis sehingga peserta didik

cenderung lemah karena tidak mempunyai dunianya sendiri.

Trevor Wright dalam bukunya How to be a Brilliant Teacher

menyatakan:43

The good teacher makes things interesting. The bad teacher is boring. In our efforts to improve, we must move beyond seeing these as matters of personality and recognize their pedagogical centrality. For us as teachers, there is nothing impertinent or trivial about these judgements.

Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa guru yang baik

menciptakan sesuatu yang menarik. Guru yang tidak baik adalah yang

membosankan. Pada pembelajaran, penilaian seperti itu sering ditunjukkan

kepada seorang guru yang mengajar. Berdasarkan hal ini, kemampuan

pedagogik harus dimiliki oleh guru guna meningkatkan upaya kualitas

kepribadian guru dalam mengajar.

2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan beberapa pengertian yang sudah dijelaskan di atas, maka guru

mempunyai kemampuan sebagai berikut:

a. Menguasai landasan mengajar.

b. Menguasai ilmu mengajar.

c. Mengenal siswa.

d. Menguasai teori motivasi.

e. Mengenal lingkungan masyarakat.

f. Menguasai penyusunan kurikulum,

g. Menguasai teknik penyusunan RPP.

h. Menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dll..44

Tugas utama seorang guru adalah mengajar, melatih, dan mendidik

peserta didik di dalam kelas ataupun di luar kelas. Guru harus memiliki

kompetensi pedagogik karena dituntut untuk menguasai pengajaran dalam

kelas. Kompetensi pedagogik dapat dikatakan sebagai kemampuan guru

43 Trevor Wright, How to be a Brilliant Teacher, (Madison Ave: Routledge, 2009), h. 13. 44 Nanang Hanafiah, Op. Cit., h. 34.

Page 41: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

29

dalam mengelola pembelajaran yang berhubungan dengan peserta didik

secara langsung. Berdasarkan hal tersebut seorang guru sangat penting

memiliki kompetensi pedagogik.

C. Hakikat Kompetensi Profesional Guru

1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi guru berkaitan erat dengan profesional, di mana seorang

guru harus profesional dalam segala kegiatan sesuai dengan profesi.

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam

melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan

layak. Mc. Leod dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan

Baru mengemukakan bahwa kata “profesional” aslinya adalah kata sifat dari

kata profession (pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan

pekerjaan.45 Hal tersebut menunjukkan bahwa seorang guru perlu memiliki

kompetensi profesional agar pekerjaan yang dimilikinya dapat dilaksanakan

dengan semestinya.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir

C dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional

adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.46

Selain itu, kompetensi ini juga tertuang dalam Undang-Undang No. 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa guru

profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dan

memiliki empat standar kompetensi, yakni kompetensi pedagogis,

professional, kepribadian, dan sosial. Keempat kompetensi tersebut

kemudian dijabarkan dalam Peraturan pemerintahan No. 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan.47 Hal ini menunjukkan bahwa seorang

guru yang dapat dikatakan sebagai guru profesional adalah guru yang

45 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. ke-18, h. 229.

46 Mulyasa, Op. Cit., h. 135. 47Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan

Implementasinya, (Jakarta: PT Indeks, 2011), cet. ke-1, h. 28.

Page 42: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

30

minimal memiliki pendidikan S1 atau D-IV. Selain itu, guru profesional

juga berhubungan langsung dengan kinerja yang dilakukannya.

Kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru, yaitu:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diajarkan.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

yang diajarkan.

c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.48

Sikap profesional guru perlu dimiliki oleh setiap guru sebagai kunci

pokok kelancaran dan kesuksesan proses pembelajaran di sekolah. Hal ini

dikarenakan hanya guru yang profesional yang bisa menciptakan situasi

aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru profesional juga

harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. William Littlewood

dalam bukunya yang berjudul Communicative Language Teaching

menyatakan:

The teacher might hope to achieve through communicative activity in the classroom, since this will determine his own attitude towards it and what place he gives it in his overall methodology. The purpose is they provide ‘whole-task practice’, they improve motivation, they allow natural learning, and they can create a context which supports learning.49 Pernyataan tersebut mengungkapkan yang dimaksud dengan tujuan

komunikasi yang baik itu, yaitu guru dapat memberikan tugas praktik, guru

dapat meningkatkan motivasi, proses pembelajaran yang berlangsung secara

alami, dan guru dapat menciptakan konteks yang mendukung pembelajaran.

48 Nanang Hanafiah, Op. Cit., h. 105. 49 William Littlewood, Communicative Language Teaching, (Melbourne: Cambridge

University Press, 1981), h. 17.

Page 43: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

31

2. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional

Cooper menyatakan ada empat komponen kompetensi profesional,

yaitu (a) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,

(b) mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya,

(c) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat,

dan bidang studi yang dibinanya, dan (d) mempunyai keterampilan dalam

teknik mengajar.50 Seorang guru dapat dikatakan sebagai guru professional

jika memiliki pengetahuan yang luas berkaitan dengan pekerjaannya,

mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan pendidikannya, bersikap

dengan tepat dalam menghadapi diri sendiri dan pekerjaan, dan juga

menguasai keterampilan dalam mengajar.

Menurut Depdikbud, ada 10 kemampuan dasar yang harus dimiliki

guru, yaitu:

a. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya.

b. Pengelolaan program belajar mengajar.

c. Pengelolaan kelas.

d. Penggunaan media dan sumber pembelajaran.

e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.

f. Pengelolaan interaksi belajar mengajar.

g. Penilaian prestasi siswa.

h. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.

i. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.

j. Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan

untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.51

Guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang profesional harus

menguasai bidang ilmu yang diampu. Menguasai materi dalam mengajar,

dapat mengelola kelas dengan baik, memiliki berbagai ide untuk mengajar,

berinteraksi dengan siswa, dan sebagainya.

50 Fachruddin, Op. Cit., h. 55. 51 Ibid., h. 55.

Page 44: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

32

D. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan suatu hal yang berbeda dengan kegiatan

mengajar atau belajar. Mengajar dapat dikatakan sebagai kegiatan yang

dilakukan oleh guru kepada peserta didik, atau kegiatan yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih, sedangkan belajar merupakan suatu usaha yang

dilakukan seseorang untuk mendapatkan informasi atau ilmu. Belajar dapat

dilakukan dengan membaca buku, artikel, pengalaman, dan apapun yang

menghasilkan berupa ilmu.

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari dalam buku Strategi

Pembelajaran Terpadu: Teori, Konsep, dan Implementasi menyatakan

bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk

memodifikasi sebagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu

tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum.52 Pembelajaran dapat kita

pahami sebagai proses belajar mengajar di mana di dalamnya ada interaksi

yang dilahirkan antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan yang

ditentukan.

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran,

perasaan atau informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

Bahasa dapat digunakan pada sebagian besar aktivitas manusia, tanpa

bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan perasaannya, menyampaikan

keinginan, dan juga memberikan saran dan pendapat.

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran penting yang harus

dipelajari dari jenjang SD, SMP, dan SMA bahkan perguruan tinggi. Puji

Santosa dan Muhammad Jaruki dalam buku Mahir Berbahasa Indonesia:

Baik, Benar, dan Santun menyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah mata

kuliah dasar umum di setiap perguruan tinggi yang wajib diikuti oleh

52 Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu: Teori, Konsep, dan Implementasi, (Yogyakarta: Familia, 2012), cet. ke-1, h. 10.

Page 45: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

33

mahasiswa sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK).53 Mata

pelajaran bahasa Indonesia wajib diikuti dengan tujuan peserta didik yang

berbangsa Indonesia dapat membentuk kepribadian bangsa yang berbudaya,

berkarakter, berbudi pekerti mulia, beradab, dan bermartabat.

Pada penjelasan pembelajaran dan bahasa Indonesia dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu

kegiatan yang sangat penting dilakukan dalam pendidikan dari jenjang

sekolah dasar sampai perguruan tinggi guna membentuk kepribadian peserta

didik menjadi bangsa yang berbudaya, berkarakter, berbudi pekerti mulia,

beradab, dan bermartabat.

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonseia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.54

53 Puji Santosa dan Muhammad Jaruki, Mahir Berbahasa Indonesia: Baik, Benar, dan Santun, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), cet. ke-1, h. 1.

54 Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), cet. ke-1, h. 124.

Page 46: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

34

E. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh penulis berjudul Aplikasi Metode

Mengajar Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI di MAN 2

Bogor. Penelitian ini ditulis dengan menggunakan penelitian kualitatif

deskriptif di mana penulis meneliti cara mengajar guru dengan perpaduan

kompetensi pedagogik dan profesional dalam mengaplikasikan metode

mengajar. Terkait dengan judul penelitian tersebut terdapat beberapa penelitian

yang relevan sebagai berikut:

1. Penelitian relevan pertama dilakukan oleh Fitri Rahayu mahasiswa Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Universitas Lampung, 2016 dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa

tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil

Belajar IPS Terpadu melalui Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII di SMP

Negeri 1 Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang Tahun Pelajaran

2015/2016. Hasil dari penelitian yang ia lakukan adalah bahwa ada

pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap aktivitas

belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Dente Teladas Tahun Pelajaran

2015/2016. Metode mengajar guru sangat berpengaruh terhadap aktivitas

belajar siswa. Penelitian ini juga menyatakan bahwa apabila guru

menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran maka siswa akan

aktif dan tidak mudah bosan. Selain itu, suasana belajar yang tercipta

menyenangkan.

2. Penelitian relevan kedua dilakukan oleh Rini Rianti mahasiswa Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017 dengan judul Efektivitas

Metode Simulasiterhadap Keterampilan Menyimak Cerita dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V MI Jamiatul Khaerat

Malengkeri Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil keterampilan

menyimak cerita dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MI

Jamiatul Khaerat Malengkeri Kota Makassar pada kelompok eksperimen

Page 47: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

35

setelah diberikan pembelajaran dengan metode simulasi meningkat dari

57,35 menjadi 86,76.

3. Penelitian relevan yang lain dilakukan oleh Nur Lutfi Trianto mahasiswa

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan

sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017

dengan judul Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Indonesia (Studi Kasus

pada Guru SMP Al Fath). Metode penelitian yang digunakan adalah

kualitatif. Hasil dari penelitian yang ia lakukan adalah guru Bahasa

Indonesia SMP Al Fath telah memiliki kompetensi pedagogik yang baik.

Guru telah mampu merencanakan proses kegiatan pembelajaran dan

memiliki pengalaman mengajar yang baik, guru Bahasa Indonesia SMP Al

Fath telah melaksanakan sertifikasi guru dan telah memiliki akta IV

(mengajar) secara profesional, dan aktif untuk melaksanakan program

Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) sebagai upaya yang dilakukan

di SMP Al Fath.

Berdasarkan beberapa penelitian yang penuliskan paparkan dapat

disimpulkan bahwa penelitian-penelitian tersebut tidaklah sama dengan apa

yang dilakukan oleh penulis. Ada perbedaan antara penelitian yang dilakukan

oleh penulis yang berjudul Aplikasi Metode Mengajar Guru dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI MAN 2 Bogor. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode mengajar guru

dalam pembelajaran. Sejauh ini, belum ada penelitian yang membahas aplikasi

metode mengajar guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan

demikian, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan khazanah baru

dan dapat dijadikan pengembangan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di sekolah.

Page 48: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MAN 2 Bogor yang beralamat di Jalan Raya

Leuwiliang-Leuwisadeng KM. 04, Sibanteng, Leuwisadeng, Bogor, Jawa

Barat. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017-Maret

2019.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Bogdan dan Taylor

dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan mendefinisikan “Metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.”1 Penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan dan

menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau

kerangka berpikir tertentu.

Sumanto dalam buku Metode Penelitian Pendidikan mengemukakan

bahwa metode deksriptif berusaha menggambarkan dan menginterprestasi apa

yang ada atau mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat pendapat

yang sedang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek

yang tetrjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang.2 Data deskriptif

pada umumnya dikumpulkan melalui suatu survei angket, wawancara, atau

observasi.3 Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung di lapangan

dan dalam penelitian tersebut menghasilkan data deskriptif.

1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), cet. ke-8, h. 36.

2 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), cet. ke-10, h. 100.

3 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2011), cet. ke-2, h.7.

36

Page 49: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

37

Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan karena

data yang dihasilkan yaitu berupa jawaban-jawaban siswa dari angket dan

daftar pertanyaan wawancara yang disediakan oleh penulis. Hal ini dilakukan

penulis untuk melihat bagaimanakah Aplikasi Metode Mengajar Guru dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI di MAN 2 Bogor.

C. Data dan Sumber Penelitian

Data adalah sekumpulan fakta tentang suatu fenomena, baik berupa

angka-angka (bilangan) ataupun berupa kategori, seperti senang, tidak senang,

baik, buruk, berhasil, gagal, tinggi, rendah, yang dapat diolah menjadi

informasi.4 Data penelitian ini adalah data tertulis berupa hasil jawaban angket

yang sudah diisi oleh siswa kelas XI MAN 2 Bogor yang dipilih secara acak.

Kelas XI MAN 2 Bogor memiliki 6 rombongan belajar dengan jumlah

keseluruhan 230 siswa. Rombongan belajar tersebut, yaitu 3 kelas XI IPA

disebut sebagai MIA yang terdiri dari MIA 1 yang berjumlah 38 siswa, MIA 2

yang berjumlah 38 siswa, dan MIA 3 yang berjumlah 39 siswa. Kelas XI IPS

disebut sebagai IIS yang terdiri dari 3 kelas, yaitu IIS 1 yang berjumlah 39

siswa, IIS 2 yang berjumlah 38 siswa, dan IIS 3 yang berjumlah 38 siswa.

Penulis memilih 2 kelas, yaitu MIA 3 dan IIS 3 yang didapatkan

secara acak dari 6 kelas yang ada dengan cara mengambil gulungan kertas

untuk diobservasi dan diberikan angket. Angket yang disebar berjumlah 60,

yaitu 30 angket untuk siswa kelas XI MIA 3 dan 30 angket untuk siswa kelas

XI IIS 3. Selain itu, penulis mengambil data wawancara dari 10 siswa di kelas

XI berbeda yang dipilih secara acak berdasarkan absen kelas XI MAN 2

Bogor. 10 siswa tersebut terdiri dari 2 siswa kelas XI MIA 1, 3 siswa kelas XI

MIA 2, 3 siswa kelas XI IIS 1, dan 2 siswa kelas XI IIS 2. Data wawancara

diambil sebagai data tambahan untuk memperkuat data hasil angket yang

disebar terkait proses pembelajaran dan metode mengajar yang diaplikasikan

oleh guru dalam kelas. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI di

MAN 2 Bogor.

4 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. ke-1, h. 191.

Page 50: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

38

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.5 Pengamatan pada

penelitian ini terjadi secara langsung di mana penulis mengamati atau

mencatat objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Penulis

melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap kondisi siswa di

MAN 2 Bogor pada pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, penulis juga

mengamati guru terhadap cara mengajar dan metode yang digunakan di

dalam kelas.

2. Angket

Angket adalah salah satu teknik pengumpul data yang berbentuk

kumpulan pertanyaan.6 Bentuk pertanyaan dalam angket dapat dibedakan

atas dua jenis, yaitu pertanyaan terbuka (open questions) dan pertanyaan

tertutup (closed questions).7 Pada penelitian ini, penulis memberikan angket

tertutup kepada siswa yang berisi 25 pernyataan dengan pilihan jawaban ya

atau tidak yang merujuk pada skala Guttman untuk mengetahui terkait

Aplikasi Metode Mengajar Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

kelas XI MAN 2 Bogor.

3. Wawancara

Pengumpulan data selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah

wawancara. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tambahan yang

akurat dari objek penelitian. Wawancara berisi sejumlah pertanyaan atau

pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden.

Nana Syaodih dalam buku Metode Penelitian Pendidikan mengemukakan

bahwa isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data,

pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan

5 Margono, op.cit., h. 158. 6 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: Quantum Teaching, 2006), cet. ke-1, h.

75. 7 Ibid., h. 78.

Page 51: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

39

dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.8

Pada tahap ini penulis memberikan beberapa pertanyaan yang sudah

terstruktur untuk dijawab dengan sebenar-benarnya oleh orang yang sudah

ditentukan untuk diwawancarai.

Teknik wawancara ini dilakukan oleh penulis kepada siswa kelas XI

dan guru bahasa Indonesia di MAN 2 Bogor. Wawancara terhadap siswa

dilakukan untuk mendapatkan data mengenai proses pembelajaran bahasa

Indonesia di dalam kelas, seperti kesukaan terhadap mata pelajaran bahasa

Indonesia, cara mengajar guru, dan metode yang digunakan atau diterapkan

oleh guru dalam kelas. Wawancara terhadap guru dilakukan untuk

mendapatkan data terkait metode yang digunakan dalam mengajar beserta

kendala yang dihadapi dalam pengaplikasiannya dalam kelas.

Penulis mengklasifikasikan kisi-kisi angket tentang Aplikasi Metode

Mengajar Guru dalam Pelajaran Bahasa Indonesia ke dalam bentuk tabel.

Berikut ini kisi-kisi angket yang penulis rumuskan sesuai dengan judul

penelitian.

Tabel 1

Kisi-kisi Angket Aplikasi Metode Mengajar Guru dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia

No Indikator Banyak

Butir

Nomor pada

Angket

1. Metode mengajar guru bahasa

Indonesia. 7

8, 10, 11, 12,

13, 14, 15

2. Kompetensi pedagogik dan profesional

guru. 11

1, 2, 3, 4, 5, 16,

21, 22, 23, 24,

25

3. Tanggapan siswa terhadap pelajaran

dan guru bahasa Indonesia. 7

6, 7, 9, 17, 18,

19, 20

8 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), cet. ke-8, h. 216.

Page 52: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

40

Tabel tersebut menunjukkan bahwa angket yang ditulis oleh penulis

secara keseluruhan berjumlah 25 pernyataan yang diklasifikasikan menjadi

3 bagian. Pertama, angket yang ditulis terkait dengan metode mengajar guru

bahasa Indonesia yang berjumlah 7 butir pernyataan, yaitu nomor 8, 10, 11,

12, 13, 14, dan 15. Metode mengajar berkaitan dengan dua kompetensi yang

harus dimiliki oleh guru, oleh karena itu bagian kedua dari klasifikasi

angket terkait kompetensi pedagogik dan profesional guru. Pada bagian ini

berjumlah 11 butir pernyataan, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 16, 21, 22, 23, 24,

dan 25. Bagian ketiga terkait dengan tanggapan siswa terhadap pelajaran

dan guru bahasa Indonesia yang berjumlah 7 butir, yaitu nomor 6, 7, 9, 17,

18, 19, dan 20.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data

yang valid mengenai Aplikasi Metode Mengajar Guru adalah berbentuk

angket. Angket yang digunakan terdiri dari 25 pernyataan yang disebarkan

sebanyak 60 angket pada siswa kelas XI MAN 2 Bogor, yaitu 30 angket untuk

kelas XI MIA 3 dan 30 angket untuk kelas XI IIS 3 yang dipilih secara acak

menggunakan gulungan kertas. Data lain yang penulis gunakan sebagai data

tambahan untuk penelitian yaitu berupa instrumen wawancara. Penulis

mewawancarai guru bahasa Indonesia dengan mengajukan 15 pertanyaan

terkait metode mengajar. Selain itu, penulis juga mewawancarai 10 siswa kelas

XI MAN 2 Bogor, yaitu 2 siswa kelas XI MIA 1, 3 siswa kelas XI MIA 2, 3

siswa kelas XI IIS 1, dan 2 siswa kelas XI IIS 2. Penulis mengajukan 5

pertanyaan kepada siswa mengenai pembelajaraan bahasa Indonesia di dalam

kelas.

F. Teknik Analisis Data

Setelah angket tentang aplikasi metode mengajar guru pada pelajaran

bahasa Indonesia selesai diisi oleh responden dan terkumpul dengan lengkap,

penulis melakukan tahap selanjutnya dengan mengecek data tersebut dari

semua pernyataan tertulis. Setelah itu, data yang sudah dicek dipisahkan dalam

Page 53: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

41

dua kategori pilihan jawaban, lalu dihitung datanya menggunakan rumus

sebagai berikut:

𝑃 = 𝑓𝑁

× 100%

Keterangan:

P : angka persentase

f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)9

9 Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), cet. ke-24, h. 43.

Page 54: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah MAN 2 Bogor

1. Sejarah Singkat Sekolah

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Leuwiliang Kabupaten Bogor

berdiri pada tahun 1995 dengan Surat Keputusan Menteri Agama Republik

Indonesia Nomor 5154 tahun 1995. Agustus 1982 dimulai Perencanaan

pembukaan MAN, persiapan untuk tahun pelajaran 1983–1984 dengan

dipelopori oleh beberapa guru dan alumni MTsN Babakansirna.

Pada tahun pelajaran pertama (1983/1984) sudah mempunyai tanah

wakaf dari Bapak H. Hafidz Ma’mur seluas 1118 M2. Pada tahun 1985

didirikan Yayasan Al-Manar untuk menaungi madrasah ini. Setelah berjalan

tiga tahun, Madrasah Aliyah Al-Manar ini telah mempunyai kelas yang

lengkap (kelas I, II, dan III), sementara bangunan masih menumpang.

Pada tahun 1993/1994 datang tawaran dari Depag untuk penegerian

Madrasah Aliyah Swasta. Tawaran ini segera mendapat sambutan positif

pimpinan dan guru MA AL-Manar yang akhirnya menghasilkan Madrasah

Aliyah Negeri Leuwiliang.

2. Visi dan Misi MAN 2 Bogor

Visi : "Unggul dalam Prestasi, Mulia dalam Akhlak"

Misi :

1) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas, terampil,

beriman, bertakwa dan memiliki keunggulan kompetitif;

2) Meningkatkan penyelenggaraan proses pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan;

3) Mewujudkan fasilitas madrasah yang relevan, mutakhir dan berwawasan

ke depan;

4) Mewujudkan lembaga madrasah yang Islami, berkualitas, populis, dan

mandiri;

5) Meningkatkan ciri khas agama Islam dalam pendidikan di madrasah.

42

Page 55: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

43

3. Tenaga Pendidik MAN 2 Bogor

Tenaga pendidik di MAN 2 Bogor berjumlah 44 pendidik, terdiri

dari 30 pendidik laki-laki dan 14 pendidik perempuan. Staff tata usaha

berjumlah 17 tenaga tata usaha dengan tugasnya masing-masing.

Tabel 2

Daftar Nama dan Mata Pelajaran Tenaga Pendidik

No. Nama Pendidik Mata Pelajaran

1. Dra. Hj. Nani Ruhyani, M.Pd (Kepala MAN) Ekonomi

2. Drs. Syarif Mughni, M.A Qurdis 3. Prapti Wahyuning, S.Pd Kimia 4. H. Kankan Sukendar, S.Ag, M.Pd. B. Indonesia 5. R. Yayan Purwana, S.Pd Biologi 6. Farouq Muhajir, S.Ag B. Arab 7. Hendra, M.Pd B. Inggris 8. A. Burhanudin H, S.Ag Fiqih/Ilmu Hadis 9. Dedeh Kurniasih, S.Pd PKN 10. Drs. Ahmad Nasyruddin KTA 11. Drs. A. Supriadi B. Indonesia 12. A. Jufri Hasyim, S.Ag Al-Quran H. 13. Cecep Epi Karwapi,S.Pd B. Inggris 14. Dicky Ardiansyah, S.Pd Fisika dan Kriya 15. Wawan Setiawan, S.Pd Geografi 16. Wira Sukmana M, S.Pd, M.Pd Sejarah 17. Yosef Budiman, S.Pd, M.Com Ekonomi & PKN 18 Sri Andayani Eva F, S.Pd B. Jerman 19 Imam Subhqi, S.Si Fisika 20 Nurmuladi, S.Ag B. Arab 21 Ihat Solihat Kurdi, S.Pt Matematika 22 Iqbal Hidayat Noor, S.Pd B. Inggris 23 Ahmad Satiri, S.E.I Ekonomi 24 Supriadi, S.Ag, M.Pd. TIK 25 Tulus Pamuji Santoso, S.Pd, M.Pd Matematika 26 Susilawati, S.Pd Matematika 27 Dra. Hj. Uken Sukaesih Akidah Ahlak

Page 56: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

44

28 Saep Sukandar, S.Ag. Sosiologi 29 Achmadi, S.E. Ekonomi & Sejarah 30 Ade Rohman Penjasorkes 31 Muhamad Yusuf, S.Kom TIK dan Kriya 32 Fuji Lestari, S.Pd B. Indonesia 33 Ahmad Yani, S.Pd.I SBK 34 Edi Supriadi, S.Pd Penjasorkes 35 Purwodiyono Haryo, S.Pd Penjasorkes 36 Wita Anisa, S.Pd Geografi 37 Euis Holisoh, S.Ag. Fiqih 38 Eva Fahruddin, S.S. B. Arab 39 Neng Friesda JF, S.Pd. Biologi 40 Toni Iskandar, S.Pd.I SKI 41 Abdul Majid, S.Ag. Al-Quran H. 42 Idawati Apriyani, S.Pd.I. Akidah Ahlak 43 Drs. AH. Sahroni Sejarah 44 Brammanto Pratama Baskara, S.Si Matematika

4. Sarana dan Prasarana MAN 2 Bogor

Sarana dan prasarana yang ada di MAN 2 Bogor cukup lengkap dan

memadai, seperti:

1) Laboratorium Bahasa

2) Laboratorium Komputer/TI

3) Laboratorium Kesenian

4) Hotspot Area

5) Sarana Olah Raga (lapangan tenis, lapangan basket, dan lapangan sepak

bola/futsal)

6) Perpustakaan

7) Ruang UKS

8) Ruang OSIS

9) Musala

10) Kantin dan Koperasi

11) Lahan Parkir

12) Taman

Page 57: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

45

5. Ekstrakurikuler MAN 2 Bogor

1) Bidang Olah Raga

a. Sepak Bola dan Futsal

b. Tenis Meja

c. Bola Voli

d. Pencak Silat Cimande

e. Bola Basket

f. Bulutangkis

2) Bidang Keterampilan Berbahasa

a. English Study Club (ESC)

b. American Native Speaker (Peace Corp)

3) Bidang Kesenian

a. Paduan Suara

b. PADEMANG (Padepokan Seni MAN Leuwiliang: marching band)

c. Seni Baca Al-Qur’an

d. Vokal grup

e. Band

4) Bidang Keahlian/Ilmiah

a. Majalah Dinding/Mading

b. Karya Ilmiah Remaja (KIR)

5) Bidang Sosial/Kemasyarakatan

a. Palang Merah Remaja (PMR)

b. Pramuka

B. Hasil Analisis Data

1. Observasi

Tahap observasi ini dilakukan dengan cara mengamati langsung

proses kegiatan belajar mengajar kelas XI MIA 3 dan IIS 3 MAN 2

Bogor. Penulis melakukan pengamatan terhadap cara belajar siswa pada

mata pelajaran bahasa Indonesia dan juga cara mengajar guru terkait

metode yang digunakan di dalam kelas.

Page 58: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

46

Pada pembelajaran, penulis melihat guru selalu menyampaikan

kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum

mengenalkan materi yang akan mereka bahas. Setelah itu, guru mulai

memperkenalkan materi dengan cara merangsang siswa agar mereka

dapat bersikap aktif dalam kelas. Selama proses pembelajaran, ketika

guru sedang menyampaikan materi di kelas MIA 3 atau IIS 3 penulis

melihat seluruh siswa memperhatikan, namun sesekali perhatian mereka

bias dengan cara mengobrol, bermain handphone, menulis, dan bahkan

ada yang menyandarkan sebagian tubuhnya di atas meja. Hal itu biasa

terlihat pada saat guru menyampaikan materi dengan notabene

menggunakan metode ceramah. Setelah materi disampaikan, guru

merangsang siswa lagi dengan cara memberikan kuis terkait materi di

setiap pembelajaran berlangsung, seperti memberikan teka-teki soal yang

harus dijawab oleh siswa. Terbukti, hal tersebut memicu semangat siswa

lagi untuk memperhatikan guru dan belajar. Siswa terlihat aktif dengan

selalu menjawab pertanyaan guru mengenai materi yang sedang

dipelajari. Selain itu, siswa juga antusias ketika guru meminta untuk

membaca materi yang ditayangkan dalam layar power point.

Pada saat mengajar, guru selalu menerapkan metode ceramah

dalam menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan layar

power point. Selain itu, guru juga selalu menerapkan kebiasaan diskusi

untuk memicu keaktifan siswa dalam berbicara. Tidak hanya itu, guru

juga selalu merangsang siswa untuk bertanya atau sebaliknya guru yang

bertanya kepada siswa. Pada pembelajaran, guru melakukan komunikasi

dua arah dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, penulis

menyatakan bahwa siswa mempunyai antusiasme yang baik terhadap

pelajaran bahasa Indonesia, tetapi dalam proses pembelajaran terutama

ketika guru menyampaikan materi dengan metode ceramah ada sebagian

siswa cenderung belum bisa fokus untuk memerhatikan guru. Hal ini

menunjukkan bahwa meskipun guru sudah menggunakan power point

untuk mempermudah belajar siswa itu tidak menjamin mereka untuk

Page 59: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

47

memberikan perhatian penuh terhadap guru. Selain itu, guru juga harus

lebih mampu menguasai kelas agar bisa lebih terkondisikan dengan baik

ketika kegiatan belajar mengajar di dalam kelas berlangsung.

Pada akhir pembelajaran, guru selalu memberikan kesempatan

siswa untuk bertanya kembali terkait dengan materi yang dipelajari.

Setelah itu, guru menindaklanjuti pembelajaran untuk pertemuan yang

akan datang. Guru juga selalu memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan di rumah.

2. Angket

Analisis data mengenai Aplikasi Metode Mengajar Guru dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia diambil dari hasil angket yang disebarkan

kepada enam puluh responden (siswa), yaitu tiga puluh siswa kelas XI MIA

3 dan tiga puluh siswa kelas XI IIS 3 yang tersusun dalam bentuk tabel.

Adapun nama-nama responden sebagai berikut:

Tabel 3

Nama-nama Responden Angket

No. Nama Responden

MIA 3 IIS 3

1. Agus Salim Adlya Rahman NA

2. Asif Kasyiful Qurub Ahmad Fauzi

3. Fahmi Cece

4. Muhammad Abdul Muiz Fadli Ridwan Khanafi

5. Muhammad Agaf Ikhsan Fadilah

6. Muhammad Aji Fajar Mubayyin Allawi

7. Muhammad Rizki Muttaqin Muhammad Agam

8. Naufal Muhammad Fikri

9. Rifky Syahada Putra Novan Firdaus

10. Syahril Khoer Raihan Adi Putra

11. Tri Wahyudi Septian Riko Affandi

12. Wildansyah Salim Fadilah M.

Page 60: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

48

13. Zidan Azkia Alfiatun Nisa

14. Alifia Nurul Hasna Alfitri

15. Dea Safitri Ano Firdatul

16. Defatwa Aulia Dea Ovani

17. Tiara Azzahra Fadla Musyarofah

18. Erlin Nurul P. Fifi Dwiyanti

19. Fadia Dinda Karina

20. Hesti Fujianti Meta Sazahra

21. Lidia Listiawati Mia Fitri Soleha

22. Muna Mufida Neng Lusi Febriani

23. Mutia Nurul Azkiah Nina Herlina

24. Nursyamsiah Nuril Hakim Setiawan

25. Nurtika Jamilah Riska Permata Sari

26. Siti Alifa Maulida Safira Nur Azizah

27. Siti Maryam Siti Nurfadilah

28 Susan Rahmawati Tirsa Aisyah

29. Tanti Susilawati Vira Mutiara

30. Yossi Irawati Viola Santika

Data yang telah dikumpulkan, dianalisis untuk mendapatkan hasil

kesimpulan yang baik. Data yang diperoleh dari hasil jawaban angket,

kemudian diolah menggunakan rumus yang sudah ditentukan untuk mencari

angka persentase. Rumus yang digunakan oleh penulis mengacu pada buku

Anas Sudiyono dengan judul buku Pengantar Statistik Pendidikan, di mana

hasil angket tersebut penulis cantumkan dalam bentuk tabel persentase

sebagai berikut:

Keterangan:

MIA 3 : kelas XI IPA 3 MAN 2 Bogor

IIS 3 : kelas XI IPS 3 MAN 2 Bogor

f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya

Page 61: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

49

Tabel 4

Guru bahasa Indonesia menguasai materi dengan baik, sehingga dalam

menyampaikan materi cukup jelas

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 30 100% 30 100%

Tidak 0 0% 0 0%

Jumlah 30 100% 30 100%

Pada persentase tabel tersebut, terlihat bahwa siswa kelas MIA 3 dan

IIS 3 menyatakan bahwa 100% guru bahasa Indonesia menguasai materi

dengan baik, sehingga dalam menyampaikan materi jelas. Dari 60 siswa

yang mengisi angket, tidak ada satu pun yang menyatakan bahwa guru

bahasa Indonesia tidak menguasai materi dengan baik. Hal itu terlihat jelas

dengan hasil persentasenya sebesar 0%. Hasil persentase tersebut

menunjukkan bahwa guru Bahasa Indonesia MAN 2 Bogor memiliki

kompetensi profesional dalam cara mengajar.

Tabel 5

Guru bahasa Indonesia menggunakan berbagai macam sumber

belajar, seperti buku paket, internet, dan lain-lain

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 29 96,7% 29 96,7%

Tidak 1 3,3% 1 3,3%

Jumlah 30 100% 30 100%

Pada tabel tersebut, kelas MIA 3 dan IIS 3 menyatakan bahwa guru

bahasa Indonesia menggunakan berbagai macam sumber belajar dengan

jumlah persentase yang sama, yaitu sebesar 96,7%. Namun, ada juga siswa

di kelas MIA 3 dan IIS 3 yang menyatakan bahwa guru tidak menggunakan

berbagai sumber belajar dengan jumlah persentase yang sama juga, yaitu

Page 62: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

50

sebesar 3,3%. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa guru Bahasa

Indonesia MAN 2 Bogor tidak selalu menggunakan berbagai macam sumber

belajar. Materi pelajaran bisa menjadi salah satu faktor penyebab guru tidak

menggunakan sumber belajar yang bermacam-macam.

Tabel 6

Guru bahasa Indonesia melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 24 80% 10 33,3 %

Tidak 6 20% 20 66,7%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, terdapat perbedaan pendapat. Persentase

sebesar 80% siswa kelas MIA 3 dan persentase sebesar 33,3% siswa IIS 3

menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Persentase sebesar 20%

siswa kelas MIA 3 dan persentase sebesar 66,7% siswa kelas IIS 3

menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia tidak melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Kedua kelas tersebut

mempunyai jawaban yang berbanding terbalik. Hasil persentase tersebut

menunjukkan bahwa guru Bahasa Indonesia MAN 2 Bogor belum

memperhatikan pelaksaan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang

ditentukan. Seorang guru profesional harus mampu menyesuaikan

pembelajaran dengan alokasi waktu.

Page 63: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

51

Tabel 7

Guru bahasa Indonesia mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga

pembelajaran berjalan efektif

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 25 83,3% 24 80%

Tidak 5 16,7% 6 20%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat ada perbedaan hasil persentase di

antara kelas MIA 3 dan IIS 3, tetapi sama-sama menunjukkan guru bahasa

Indonesia mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga pembelajaran

berjalan efektif dengan jumlah persentase sebesar 83,3% dan 80%.

Persentase yang menunjukkan bahwa guru tidak mampu mengelola kelas

dengan baik sebesar 16,7% dan 20%.

Tabel 8

Guru bahasa Indonesia menerangkan materi tanpa melihat dan

membaca buku di dalam kelas

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 12 40% 12 40%

Tidak 18 60% 18 60%

Jumlah 30 100% 30 100%

Pada tabel tersebut, terlihat persentase yang sama, yaitu sebesar 40%

siswa kelas MIA 3 dan IIS 3 menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia

menerangkan materi tanpa melihat buku, sedangkan sebesar 60% siswa

menyatakan guru menerangkan materi dengan melihat buku. Hal ini

menunjukkan bahwa guru Bahasa Indonesia MAN 2 Bogor dalam proses

pembelajaran masih menggunakan buku dalam menyampaikan materi.

Page 64: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

52

Tabel 9

Cara mengajar guru bahasa Indonesia membuat saya menyukai

pelajaran bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 26 86,7% 24 80%

Tidak 4 13,3% 6 20%

Jumlah 30 100% 30 100%

Pada tabel tersebut, terlihat bahwa sebesar 86,7% dan 80% siswa

menyukai pelajaran bahasa Indonesia karena cara mengajar guru bahasa

Indonesia. Akan tetapi, persentase sebesar 13,3% dan 20% siswa menyukai

bahasa Indonesia bukan hanya karena dengan cara mengajar guru bahasa

Indonesia saja.

Tabel 10

Saya menyukai metode mengajar yang digunakan oleh guru bahasa

Indonesia

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 29 96,7% 28 93,3%

Tidak 1 3,3% 2 6,7%

Jumlah 30 100% 30 100%

Pada tabel tersebut, hasil persentase hampir mencapai angka

sempurna bahwa siswa menyukai metode mengajar yang digunakan oleh

guru bahasa Indonesia, yaitu sebesar 96,7% dan 93,3%. Hanya ada 3,3%

dan 6,7% saja yang tidak menyukai metode mengajar guru bahasa

Indonesia.

Page 65: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

53

Tabel 11

Guru bahasa Indonesia menggunakan metode mengajar yang

bervariasi dalam kelas

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 21 70% 17 56,7%

Tidak 9 30% 13 43,3%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, ada sedikit selisih mengenai guru bahasa

Indonesia menggunakan metode mengajar yang bervariasi dalam kelas.

Akan tetapi, hasil persentase kedua kelas tersebut sebesar 70% dan 56,7%

menujukkan bahwa guru menggunakan metode mengajar yang bervariasi.

Persentase yang menunjukkan bahwa guru tidak menggunakan metode

mengajar bervariasi dalam kelas, yaitu sebesar 30% dan 43,3%.

Tabel 12

Metode mengajar guru bahasa Indonesia memudahkan saya dalam

belajar bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 26 86,7% 29 96,7%

Tidak 4 13,3% 1 3,3%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, sebesar 86,7% dan 96,7% siswa

menyatakan bahwa metode mengajar guru bahasa Indonesia memudahkan

mereka dalam belajar. Akan tetapi, hasil persentase sebesar 13,3% dan 3,3%

menunjukkan bahwa metode mengajar guru bahasa Indonesia tidak

memudahkan siswa dalam belajar. Hal ini membuktikan bahwa masih ada

siswa yang kurang memahami pelajaran dengan penerapan metode yang

digunakan guru dalam kelas.

Page 66: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

54

Tabel 13

Guru bahasa Indonesia menerapkan metode mengajar yang berbeda

sesuai dengan materi yang dipelajari

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 21 70% 13 43,3%

Tidak 9 30% 17 56,7%

Jumlah 30 100% 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan hasil yang berbanding terbalik terkait

guru bahasa Indonesia menerapkan metode mengajar yang berbeda. Kelas

MIA 3 sebesar 70%, sedangkan IIS 3 sebesar 43,3% menyatakan guru

bahasa Indonesia menerapkan metode mengajar yang berbeda sesuai dengan

materi. Sebesar 30% dan 56,7% siswa menyatakan guru tidak menerapkan

metode mengajar yang sesuai dengan materi.

Tabel 14

Guru bahasa Indonesia menggunakan metode ceramah untuk

memudahkan siswa memahami pelajaran bahasa Indonesia dalam

semua materi pelajaran

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

F % f %

Ya 24 80% 16 53,3%

Tidak 6 20% 14 46,7%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, persentase sebesar 80% di kelas MIA 3

menyatakan bahwa siswa mudah memahami pelajaran bahasa Indonesia

dengan metode ceramah yang guru terapkan dalam pembelajaran.

Persentase sebesar 20% menunjukkan bahwa masih ada siswa yang

menyatakan bahwa metode ceramah guru tidak memudahkan siswa dalam

memahami pelajaran. Berbeda dengan kelas IIS 3 yang mempunyai selisih

antara siswa memahami atau tidak dengan penerapan metode ceramah guru.

Page 67: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

55

Siswa yang menyatakan bahwa guru menggunakan metode ceramah untuk

memudahkan siswa memahami pelajaran, yaitu sebesar 53,3% dan tidak

memudahkan siswa dalam memahami pelajaran sebesar 46,7%. Hal ini

menunjukkan bahwa metode ceramah yang diterapkan oleh guru Bahasa

Indonesia di kelas MIA 3 dan IIS 3 mendapatkan respon yang berbeda.

Artinya, tidak semua siswa mudah memahami materi pelajaran dengan

metode ceramah. Seorang guru dapat menerapkan metode mengajar yang

berbeda untuk menyampaikan materi agar dapat dipahami oleh siswa.

Tabel 15

Guru bahasa Indonesia membiasakan siswa berdiskusi guna

memberikan keluasan berpendapat dalam pembelajaran

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 27 90% 20 66,7%

Tidak 3 10% 10 33,3%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persentase kelas MIA 3 lebih besar,

yaitu 90% dibandingkan kelas IIS 3 sebesar 66,7% yang menyatakan bahwa

guru bahasa Indonesia membiasakan siswa berdiskusi. Hal itu menjukkan

bahwa kelas MIA 3 lebih aktif dalam berdiskusi dibandingkan dengan kelas

IIS 3. Persentase sebesar 10% kelas MIA 3 dan sebesar 33,3% siswa

memilih bahwa guru tidak membiasakan diskusi guna memberikan keluasan

berpendapat dalam pembelajaran.

Tabel 16

Guru bahasa Indonesia memberikan kesempatan pada siswa untuk

bereksperimen sesuai dengan materi yang dipelajari

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 21 70% 29 96,7%

Tidak 9 30% 1 3,3%

Jumlah 30 100% 30 100%

Page 68: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

56

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persetase menunjukkan bahwa

siswa diberikan kesempatan untuk bereksperimen sesuai dengan materi yang

dipelajari oleh guru. Hal itu terlihat dengan persentase sebesar 70% di kelas

dan 96,7% siswa bereksperimen dengan materi yang sesuai. Akan tetapi,

persentase sebesar 30% dan 3,3% siswa menunjukkan bahwa guru tidak

memberikan kesempatan bereksperimen kepada mereka.

Tabel 17

Guru bahasa Indonesia memberikan tugas atau latihan pada siswa

dalam proses pembelajaran dan juga pekerjaan rumah

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 24 80% 28 93,3%

Tidak 6 20% 2 6,7%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persentase menunjukkan bahwa

guru selalu memberikan tugas pada proses pembelajaran atau sebagai tugas

rumah. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase sebesar 80% dan 93,3%

siswa yang menyatakan guru memberikan tugas di sekolah dan juga rumah.

Ada juga siswa yang menyatakan guru tidak memberikan tugas di sekolah

atau di rumah, yaitu dengan hasil persentase sebesar 20% dan 6,7%.

Tabel 18

Guru bahasa Indonesia menjelaskan materi disertai dengan cara

meragakan atau mempertunjukkan suatu proses atau benda tertentu

yang sedang dipelajari kepada siswa

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 21 70% 22 73,3%

Tidak 9 30% 8 26,7%

Jumlah 30 100% 30 100%

Page 69: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

57

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persentase sebesar 70% dan 73,3%

menunjukkan bahwa guru menjelaskan materi dengan cara meragakan atau

mempertunjukkan suatu proses atau benda tertentu yang sedang dipelajari

kepada siswa. Hasil persentase yang kurang pun, yaitu sebesar 30% dan

26,7% siswa menyatakan guru tidak meragakan atau mempertunjukkan sutu

proses atau benda tertentu yang sedang dipelajari sesuai dengan materi.

Tabel 19

Guru bahasa Indonesia mampu melakukan komunikasi dua arah

dengan menggunakan bahasa yang santun atau tanya jawab dengan

siswa dalam pembelajaran

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 28 93,3% 29 96,7%

Tidak 2 6,7% 1 3,3%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil persentase

siswa yang menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia mampu melakukan

komunikasi menggunakan bahasa yang santun dengan siswa dalam

pembelajaran sangat tinggi, yaitu sebesar 93,3% dan 96,7%. Siswa yang

menyatakan bahwa guru tidak mampu melakukan komunikasi menggunakan

bahasa santun, yaitu sebesar 6,7% dan 3,3% saja.

Tabel 20

Guru bahasa Indonesia saya tidak menyenangkan ketika mengajar di

dalam kelas

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 1 3,3% 0 0%

Tidak 29 96,7% 30 100%

Jumlah 30 100% 30 100%

Page 70: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

58

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat hasil persentase siswa yang

menyatakan guru bahasa Indonesia tidak menyenangkan ketika mengajar di

kelas, yaitu sebesar 3,3% di kelas MIA 3 dan 0% di kelas IIS 3, sedangkan

persentase sebesar 96,7% dan 100% siswa menyatakan guru bahasa

Indonesia menyenangkan ketika mengajar di kelas.

Tabel 21

Saya merasa jenuh belajar di dalam kelas ketika pelajaran bahasa

Indonesia

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 4 13,3% 2 6,7%

Tidak 26 86,7% 28 93,3%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa persentase siswa

yang merasa jenuh belajar bahasa Indonesia dalam kelas sangat kecil, yaitu

sebesar 13,3% dan 6,7%, sedangkan hampir seluruh siswa merasa tidak

jenuh belajar bahasa Indonesia di dalam kelas dengan hasil persentase

sebesar 86,7% dan 93,3%.

Tabel 22

Guru bahasa Indonesia sangat menyenangkan dalam menyampaikan

materi

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 28 93,3% 26 86,7%

Tidak 2 6,7% 4 13,3%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persentase sebesar 93,3% dan

86,7% menunjukkan bahwa guru bahasa Indonesia sangat menyenangkan

dalam menyampaikan materi. Siswa yang menyatakan bahwa guru bahasa

Page 71: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

59

Indonesia tidak menyenangkan dalam menyampaikan materi, yaitu sebesar

6,7% dan 13,3%.

Tabel 23

Saya senang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru bahasa

Indonesia

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 11 36,7% 21 70%

Tidak 19 63,3% 9 30%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, terdapat perbedaan hasil persentase

antara kelas MIA 3 dan IIS 3. Hasil persentase dalam tabel sebesar 36,7%

siswa kelas MIA 3 senang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru

bahasa Bahasa Indonesia. Persentase tersebut lebih kecil dibandingkan

dengan siswa kelas IIS 3 yang senang mengerjakan tugas dari guru, yaitu

sebesar 70%. Pada kelas MIA 3, siswa yang tidak senang mengerjakan

tugas-tugas bahasa Indonesia adalah sebesar 63,3%, sedangkan siswa di

kelas IIS 3 hanya 30%.

Tabel 24

Guru bahasa Indonesia menggunakan media dan sumber belajar yang

relevan dengan karakteristik siswa dan materi yang dipelajari

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 27 90% 29 96,7%

Tidak 3 10% 1 3,3%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persentase yang menunjukkan

bahwa guru bahasa bahasa Indonesia menggunakan media dan sumber

belajar yang relevan dengan materi, yaitu sebesar 90% dan 96,7%. Akan

Page 72: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

60

tetapi, ada juga siswa yang menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia tidak

menggunakan media dan sumber belajar yang releva dengan materi.

Persentase siswa yang menytaakan hal tersebut, yaitu sebesar 10% dan

3,3%.

Tabel 25

Guru bahasa Indonesia mampu menguasai karakteristik siswa

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 10 33,3% 13 43,3%

Tidak 20 66,7% 17 56,7%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persentase menunjukkan bahwa

guru bahasa Indonesia kurang mampu menguasai karakteristik siswa ketika

belajar di dalam kelas. Hal itu dapat terlihat dari persentase positif lebih

kecil dibanding persentase negatif, yaitu sebesar 33.3% dan 43.3% siswa

yang menyatakan guru bahasa Indonesia mampu menguasai karakteristik

siswa, sedangkan persentase yang lebih besar adalah 66.7% dan 56.7%

siswa menyatakan guru bahasa Indonesia kurang mampu menguasai

karakteristik siswa dalam belajar di kelas.

Tabel 26

Guru bahasa Indonesia mampu mengidentifikasi kesulitan siswa

terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 19 63,3% 16 53,3%

Tidak 11 36,7% 14 46,7%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persentase menunjukkan bahwa

guru bahasa Indonesia mampu mengidentifikasi kesulitan belajar siswa

terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal itu terlihat dari angka

Page 73: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

61

persentase, yaitu sebesar 63,3% dan 53,3% siswa menyatakan guru mampu

mengidentifikasi kesulitan belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa

Indonesia. Persentase siswa yang menyatakan guru kurang mampu atau

tidak mampu dalam menidentifikasi kesulitan belajar siswa, yaiti sebesar

36,7% dan 46,7%.

Tabel 27

Guru bahasa Indonesia memiliki berbagai keterampilan berbahasa

Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 27 90% 27 90%

Tidak 3 10% 3 10%

Jumlah 30 100% 30 100%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persentase menunjukkan bahwa

kelas MIA 3 dan IIS 3 mempunyai pandangan yang sama terhadap guru

bahasa Indonesia yang memiliki berbagai keterampilan berbahasa Indonesia

(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Hal itu dapat dilihat pada

persentase sebesar 90% siswa menyatakan guru memiliki berbagai

keterampilan berbahasa, sedangkan sebesar 30% siswa menyatakan guru

tidak memiliki keterampilan berbahasa Indonesia.

Tabel 28

Guru bahasa Indonesia mampu menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan

Alternatif Jawaban MIA 3 IIS 3

f % f %

Ya 26 86,7% 24 80%

Tidak 4 13,3% 6 20%

Jumlah 30 100% 30 100%

Page 74: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

62

Berdasarkan tabel tersebut, hasil persentase sebesar 86,7% dan 80%

siswa menunjukkan bahwa guru bahasa Indonesia mampu menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan. Siswa yang menyatakan bahwa guru

bahasa Indonesia tidak mampu menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, yaitu sebesar 13.3% dan 20%.

3. Wawancara

Tahap wawancara dilakukan penulis kepada siswa kelas XI dan guru

bahasa Indonesia MAN 2 Bogor. Teknik wawancara ini dilakukan dengan

cara memilih nama siswa yang penulis peroleh dari data absen. Penulis

memilih 10 siswa dari kelas berbeda untuk diwawancarai, yaitu 2 siswa

kelas XI MIA 1, 3 siswa kelas XI MIA 2, 3 siswa kelas XI IIS 1, dan 2

siswa kelas XI IIS 2. Penulis mewawancarai mereka mengenai proses

pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan di dalam kelas. Berdasarkan

data wawancara para siswa menyatakan bahwa metode mengajar yang

diterapkan guru telah sesuai dengan materi. Selain itu, guru menjelaskan

materi dengan jelas, guru dapat berinteraksi dengan siswa, dan guru juga

mampu menyesuaikan suasana dalam kelas sehingga siswa tidak merasakan

suasana belajar yang membosankan.

C. Pembahasan

Pada proses pembelajaran, suasana belajar aktif dan menyenangkan

adalah sesuatu yang diharapkan oleh siswa. Siswa cenderung merasa bosan

belajar di kelas ketika seorang guru tidak menerapkan metode pembelajaran

yang merangsang ketertarikan dan motivasi siswa. Seorang guru harus

menerapkan berbagai macam metode mengajar guna menciptakan

pembelajaran yang aktif dan tidak membosankan.

Berdasarkan hasil data analisis penulis, dapat diketahui bahwa guru

bahasa Indonesia mampu menciptakan proses pembelajaran dengan baik. Ia

menerapkan metode yang bervariasi dalam mengajar sehingga siswa tidak

merasakan kejenuhan belajar bahasa Indonesia. Selain metode mengajar, unsur

lain yang mendukung proses pembelajaran diperhatikan oleh guru bahasa

Page 75: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

63

Indonesia di MAN 2 Bogor, seperti penguasaan materi, penggunaan media

belajar, melibatkan siswa sebagai sumber belajar, dan lain-lain. Hal itu

dibuktikan oleh hasil angket yang disebar kepada siswa MAN 2 Bogor terkait

pembelajaran bahasa Indonesia.

Sebagaimana data yang sudah dihasilkan bahwa aplikasi metode

mengajar berkaitan dengan kemampuan seorang guru profesional. Terbukti

100% guru bahasa Indonesia di MAN 2 Bogor menguasai materi dengan baik,

sehingga dalam menyampaikan materi jelas. Guru bahasa Indonesia

menggunakan berbagai macam sumber belajar dengan jumlah persentase yang

sama, yaitu sebesar 96,7%. Namun, sebesar 3,3% siswa menyatakan bahwa

guru tidak menggunakan berbagai sumber belajar. Selain itu, siswa

menyatakan guru bahasa Indonesia melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan sebesar 80% dan 33,3%. Sedangkan sebesar

20% dan 66,7% siswa menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia tidak

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

Guru bahasa bahasa Indonesia menggunakan media dan sumber belajar yang

relevan dengan materi, yaitu sebesar 90% dan 96,7%. Akan tetapi, sebesar 10%

dan 3,3% siswa menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia tidak menggunakan

media dan sumber belajar yang relevan dengan materi. Jumlah persentase

sebesar 83,3% dan 80% siswa menyatakan bahawa guru bahasa Indonesia

mampu mengelola kelas dengan baik sehingga pembelajaran berjalan efektif.

Siswa yang menyatakan bahwa guru tidak mampu mengelola kelas dengan

baik sebesar 16,7% dan 20%. Sebesar 90% siswa menyatakan guru memiliki

berbagai keterampilan berbahasa, sedangkan sebesar 30% siswa menyatakan

guru tidak memiliki keterampilan berbahasa Indonesia.

Metode dan cara mengajar dalam proses pembelajaran pun menjadi

salah satu acuan siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar. Hasil sebesar

40% siswa menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia menerangkan materi

tanpa melihat buku, sedangkan sebesar 60% siswa menyatakan guru

menerangkan materi dengan melihat buku. Sebesar 86,7% dan 80% siswa

menyukai cara mengajar guru dalam pelajaran bahasa Indonesia. Sedangkan

sebesar 13,3% dan 20% siswa tidak menyukai cara mengajar guru dalam

Page 76: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

64

pelajaran bahasa Indonesia. Guru bahasa Indonesia tidak menyenangkan ketika

mengajar di kelas, yaitu sebesar 3,3% dan 0%, sedangkan persentase sebesar

96,7% dan 100% siswa menyatakan guru bahasa Indonesia menyenangkan

ketika mengajar di kelas. Sebanyak 93,3% dan 86,7% menunjukkan bahwa

guru bahasa Indonesia sangat menyenangkan dalam menyampaikan materi.

Siswa yang menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia tidak menyenangkan

dalam menyampaikan materi, yaitu sebesar 6,7% dan 13,3%.

Siswa menyukai metode mengajar yang digunakan oleh guru bahasa

Indonesia, yaitu sebesar 96,7% dan 93,3%. Hanya ada 3,3% dan 6,7% saja

yang tidak menyukai metode mengajar guru bahasa Indonesia. Sebesar 70%

dan 56,7% menujukkan bahwa guru menggunakan metode mengajar yang

bervariasi. Sedangkan sebesar 30% dan 43,3% menunjukkan bahwa guru tidak

menggunakan metode mengajar bervariasi dalam kelas. Sebesar 86,7% dan

96,7% siswa menyatakan bahwa metode mengajar guru bahasa Indonesia

memudahkan mereka dalam belajar. Akan tetapi, hasil sebesar 13,3% dan 3,3%

menunjukkan bahwa metode mengajar guru bahasa Indonesia tidak

memudahkan siswa dalam belajar. Hal ini membuktikan bahwa masih ada

siswa yang kurang memahami pelajaran dengan penerapan metode yang

digunakan guru dalam kelas. Ada keterkaitan antara metode dengan materi

pelajaran. Jika metode yang dipilih sesuai dengan materi maka kemungkinan

besar tujuan pelajaran akan tercapai. Dari hasil angket sebesar 70% dan 43,3%

siswa menyatakan guru bahasa Indonesia menerapkan metode mengajar yang

berbeda sesuai dengan materi. Sebesar 30% dan 56,7% siswa menyatakan guru

tidak menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan materi.

Guru bahasa Indonesia di MAN 2 Bogor selalu menerapkan beberapa

macam metode pembelajaran, seperti metode ceramah, diskusi, eksperimen,

dan latihan-latihan. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket sebesar persentase

sebesar 80% dan 53,3% menyatakan bahwa siswa mudah memahami pelajaran

bahasa Indonesia dengan metode ceramah. Sedangkan sebesar 20% dan 46,7%

menunjukkan bahwa metode ceramah guru tidak memudahkan siswa dalam

memahami pelajaran. Guru membiasakan siswa berdiskusi dengan hasil

persentase sebesar 90% dan 66,7%. Persentase sebesar 10% dan 33,3% siswa

Page 77: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

65

memilih bahwa guru tidak membiasakan diskusi guna memberikan keluasan

berpendapat dalam pembelajaran. hasil persentase sebesar 70% dan 96,7%

siswa diberikan kesempatan untuk bereksperimen sesuai dengan materi yang

dipelajari. Akan tetapi, persentase sebesar 30% dan 3,3% siswa menunjukkan

bahwa guru tidak memberikan kesempatan bereksperimen kepada mereka.

Sebesar 80% dan 93,3% siswa yang menyatakan guru memberikan tugas di

sekolah dan juga di rumah. Sedangkan siswa yang menyatakan guru tidak

memberikan tugas di sekolah atau di rumah, yaitu sebesar 20% dan 6,7%. Hal

ini terbukti bahwa guru selalu memberikan latihan-latihan.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran tidak dapat dicapai jika

seorang guru tidak berkomunikasi dengan baik kepada siswa. Siswa cenderung

mudah tidak paham jika penyampaian materi atau komunikasi antara guru dan

siswa tidak baik. Komunikasi menjadi hal yang penting di dalam kelas.

Sebanyak 93,3% dan 96,7% siswa menyatakan guru bahasa Indonesia di MAN

2 Bogor mampu melakukan komunikasi menggunakan bahasa yang santun

dengan siswa. Siswa yang menyatakan bahwa guru tidak mampu melakukan

komunikasi menggunakan bahasa santun, yaitu sebesar 6,7% dan 3,3% saja.

Dalam pembelajaran, guru harus mampu menguasai karakter siswa-siswanya

agar penyampaian materi dapat diterima oleh mereka secara marata. Sebanyak

33,3% dan 43,3% siswa menyatakan guru bahasa Indonesia mampu menguasai

karakter mareka, sedangkan sebanyak 66,7% dan 56,7% siswa menyatakan

guru bahasa Indonesia kurang mampu menguasai karakteristik siswa dalam

belajar di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa guru bahasa Indonesia di MAN 2

harus bisa meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan karakter.

Guru bahasa Indonesia mampu mengidentifikasi kesulitan belajar siswa

terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal itu terlihat dari angka

persentase, yaitu sebesar 63,3% dan 53,3% siswa menyatakan guru mampu

mengidentifikasi kesulitan belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa

Indonesia. Persentase siswa yang menyatakan guru kurang mampu atau tidak

mampu dalam menidentifikasi kesulitan belajar siswa, yaiti sebesar 36,7% dan

46,7%. Selain itu, guru bahasa Indonesia dituntut memiliki berbagai

keterampilan. Guru bahasa Indonesia di MAN 2 Bogor memiliki berbagai

Page 78: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

66

keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis). Hal itu dapat dilihat pada persentase sebesar 90% siswa menyatakan

guru memiliki berbagai keterampilan berbahasa, sedangkan sebesar 30% siswa

menyatakan guru tidak memiliki keterampilan berbahasa Indonesia.

Pada proses pembelajaran, guru harus mampu menciptakan suasana

belajar yang tidak membosankan. Hasil persentase sebesar 86,7% dan 80%

siswa MAN 2 Bogor menunjukkan bahwa guru bahasa Indonesia di sekolah

tersebut mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Siswa yang

menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia tidak mampu menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan, yaitu sebesar 13,3% dan 20%. Hal itu terbukti

bahwa kebanyakan siswa merasakan proses pembelajaran menyenangkan yang

dilakukan oleh guru bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada angket yang telah diisi

oleh siswa, didapatkan bahwa 96,7% XI MIA 3 dan 93,3% XI IIS 3

menyatakan mereka menyukai metode mengajar yang digunakan oleh guru.

Sebesar 70% XI MIA 3 dan 56,7% XI IIS 3 menyatakan guru bahasa Indonesia

di MAN 2 Bogor telah menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar.

Hasil angket juga didapatkan bahwa 86,7% XI MIA 3 dan 96,7% XI IIS

3 menyatakan metode yang digunakan guru dapat memudahkan siswa dalam

belajar. Selain itu, 80% XI MIA 3 dan 53,3% XI IIS 3 siswa mengaku

memahami materi dari metode ceramah yang guru gunakan. Hasil yang

didapatkan menunjukkan bahwa guru bahasa Indonesia di MAN 2 Bogor sudah

mengaplikasikan berbagai metode mengajar dalam kelas guna menciptakan

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Cara mengajar guru dan penerapan metode pembelajaran dalam kelas

sangat berkaitan satu sama lain. Pembelajaran dalam kelas tidak akan berjalan

dengan efektif jika guru menggunakan hanya dengan satu metode. Jadi, dalam

proses pembelajaran guru harus menerapkan berbagai metode mengajar agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Page 79: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Rek

apitu

lasi

Has

il A

ngke

t

No.

Pe

rnya

taan

Ang

ket

Ket

eran

gan

Has

il A

ngke

t M

IA 3

IIS

3

f %

f

%

1.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

engu

asai

mat

eri

deng

an b

aik,

sehi

ngga

dal

am m

enya

mpa

ikan

mat

eri c

ukup

jela

s

Ya

30

100%

30

10

0%

Tida

k 0

0%

0 0%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

2.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

engg

unak

an b

erba

gai

mac

am

sum

ber b

elaj

ar, s

eper

ti bu

ku p

aket

, int

erne

t, da

n la

in-la

in

Ya

29

96,7

%

29

96,7

%

Tida

k 1

3,3%

1

3,3%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

3.

Gur

u ba

hasa

In

done

sia

mel

aksa

naka

n pe

mbe

laja

ran

sesu

ai d

enga

n al

okas

i wak

tu y

ang

dire

ncan

akan

Ya

24

80%

10

33

,3%

Ti

dak

6 20

%

20

66,7

%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

4.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

ampu

men

gelo

la k

elas

den

gan

baik

, seh

ingg

a pe

mbe

laja

ran

berja

lan

efek

tif

Ya

25

83,3

%

24

80%

Ti

dak

5 16

,7%

6

20%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

5.

Gur

u ba

hasa

In

done

sia

men

eran

gkan

m

ater

i ta

npa

mel

ihat

dan

mem

baca

buk

u di

dal

am k

elas

Ya

12

40%

12

40

%

Tida

k 18

60

%

18

60%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

6.

Car

a m

enga

jar

guru

bah

asa

Indo

nesi

a m

embu

at s

aya

men

yuka

i pel

ajar

an b

ahas

a In

done

sia

Ya

26

86,7

%

24

80%

Ti

dak

4 13

,3%

6

20%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

7.

Saya

men

yuka

i m

etod

e m

enga

jar

yang

dig

unak

an o

leh

guru

bah

asa

Indo

nesi

a

Ya

29

96,7

%

28

93,3

%

Tida

k 1

3,3%

2

6,7%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

8.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

engg

unak

an m

etod

e m

enga

jar

yang

ber

varia

si d

alam

kel

as

Ya

21

70%

17

56

,7%

Ti

dak

9 30

%

13

43,3

%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

67

Page 80: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

No.

Pe

rnya

taan

Ang

ket

Ket

eran

gan

Has

il A

ngke

t M

IA 3

IIS

3

f %

f

%

9.

Met

ode

men

gaja

r gu

ru B

ahas

a In

done

sia

mem

udah

kan

saya

dal

am b

elaj

ar b

ahas

a In

done

sia

Ya

26

86,7

%

29

96,7

%

Tida

k 4

13,3

%

1 3,

3%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

10.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

ener

apka

n m

etod

e m

enga

jar

yang

ber

beda

sesu

ai d

enga

n m

ater

i yan

g di

pela

jari

Ya

21

70%

13

43

,3%

Ti

dak

9 30

%

17

56,7

%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

11.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

engg

unak

an m

etod

e ce

ram

ah

untu

k m

emud

ahka

n si

swa

mem

aham

i pe

laja

ran

baha

sa

Indo

nesi

a da

lam

sem

ua m

ater

i pel

ajar

an

Ya

24

80%

16

53

,3%

Ti

dak

6 20

%

14

46,7

%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

12.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

embi

asak

an s

isw

a be

rdis

kusi

guna

m

embe

rikan

ke

luas

an

berp

enda

pat

dala

m

pem

bela

jara

n

Ya

27

90%

20

66

,7%

Ti

dak

3 10

%

10

33,3

%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

13.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

embe

rikan

kes

empa

tan

pada

sisw

a un

tuk

bere

kspe

rimen

ses

uai

deng

an m

ater

i ya

ng

dipe

laja

ri

Ya

21

70%

29

96

,7%

Ti

dak

9 30

%

1 3,

3%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

14.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

embe

rikan

tug

as a

tau

latih

an

pada

si

swa

dala

m

pros

es

pem

bela

jara

n da

n ju

ga

peke

rjaan

rum

ah

Ya

24

80%

28

93

,3%

Ti

dak

6 20

%

2 6,

7%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

68

Page 81: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

No.

Pe

rnya

taan

Ang

ket

Ket

eran

gan

Has

il A

ngke

t M

IA 3

IIS

3

f %

f

%

15.

Gur

u ba

hasa

In

done

sia

men

jela

skan

m

ater

i di

serta

i de

ngan

car

a m

erag

akan

ata

u m

empe

rtunj

ukka

n su

atu

pros

es a

tau

bend

a te

rtent

u ya

ng s

edan

g di

pela

jari

kepa

da

sisw

a

Ya

21

70%

22

73

,3%

Ti

dak

9 30

%

8 26

,7%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

16.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

ampu

mel

akuk

an k

omun

ikas

i

dua

arah

den

gan

men

ggun

akan

bah

asa

yang

san

tun

atau

tany

a ja

wab

den

gan

sisw

a da

lam

pem

bela

jara

n

Ya

28

93,3

%

29

96,7

%

Tida

k 2

6,7%

1

3,3%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

17.

Gur

u ba

hasa

Indo

nesi

a sa

ya ti

dak

men

yena

ngka

n ke

tika

men

gaja

r di d

alam

kel

as

Ya

1 3,

3%

0 0%

Ti

dak

29

96,7

%

30

100%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

18.

Saya

m

eras

a je

nuh

bela

jar

di

dala

m

kela

s ke

tika

pela

jara

n ba

hasa

Indo

nesi

a

Ya

4 13

,3%

2

6,7%

Ti

dak

26

86,7

%

28

93,3

%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

19.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia s

anga

t m

enye

nang

kan

dala

m

men

yam

paik

an m

ater

i

Ya

28

93,3

%

26

86,7

%

Tida

k 2

6,7%

4

13,3

%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

20.

Saya

sen

ang

men

gerja

kan

tuga

s-tu

gas

yang

dib

erik

an

guru

bah

asa

Indo

nesi

a

Ya

11

36,7

%

21

70%

Ti

dak

19

63,3

%

9 30

%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

21.

Gur

u ba

hasa

Indo

nesi

a m

engg

unak

an m

edia

dan

sum

ber

bela

jar

yang

rel

evan

den

gan

kara

kter

istik

sis

wa

dan

mat

eri y

ang

dipe

laja

ri

Ya

27

90%

29

96

,7%

Ti

dak

3 10

%

1 3,

3%

Jum

lah

30

100%

30

10

0%

69

Page 82: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

No.

Pe

rnya

taan

Ang

ket

Ket

eran

gan

Has

il A

ngke

t M

IA 3

IIS

3

f %

f

%

22.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

ampu

men

guas

ai k

arak

teris

tik

sisw

a

Ya

10

33,3

%

13

43,3

%

Tida

k 20

66

,7%

17

56

,7%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

23.

Gur

u ba

hasa

In

done

sia

mam

pu

men

gide

ntifi

kasi

kesu

litan

si

swa

terh

adap

m

ata

pela

jara

n ba

hasa

Indo

nesi

a

Ya

19

63,3

%

16

53,3

%

Tida

k 11

36

,7%

14

46

,7%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

24.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

emili

ki b

erba

gai k

eter

ampi

lan

berb

ahas

a In

done

sia

(men

yim

ak,

berb

icar

a, m

emba

ca,

dan

men

ulis

)

Ya

27

90%

27

90

%

Tida

k 3

10%

3

10%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

25.

Gur

u ba

hasa

Ind

ones

ia m

ampu

men

cipt

akan

sua

sana

bela

jar y

ang

men

yena

ngka

n

Ya

26

86,7

%

24

80%

Ti

dak

4 13

,3%

6

20%

Ju

mla

h 30

10

0%

30

100%

70

Page 83: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan dari siswa kelas XI MAN 2

Bogor, penulis menyimpulkan:

1. Guru Bahasa Indonesia kelas XI di MAN 2 Bogor telah menerapkan metode

yang sesuai dengan materi. Pada proses pembelajaran, guru Bahasa

Indonesia menerapkan metode mengajar yang berbeda-beda, seperti

ceramah, diskusi, eksperimen, dan latihan-latihan. Berdasarkan data angket,

70% siswa kelas XI MIA 3 dan 56,7% siswa kelas IIS 3 menyatakan bahwa

guru Bahasa Indonesia menggunakan metode yang bervariasi. Selain itu,

penyesuaian antara metode dan materi yang akan dipelajari pun diperhatikan

oleh guru.

2. Aplikasi metode mengajar yang dilakukan oleh guru sangat berpengaruh

pada siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Guru Bahasa

Indonesia kelas XI di MAN 2 Bogor mempunyai kemampuan dalam

mengaplikasikan metode mengajar guna menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dalam proses pembelajaran. Hal ini terbukti bahwa dalam

proses pembelajaran 86,7% siswa kelas XI MIA 3 dan 80% siswa kelas XI

IIS 3 di MAN 2 Bogor menyatakan senang belajar bahasa Indonesia. Selain

itu, metode mengajar yang diterapkan oleh guru juga disukai oleh siswa

dengan data 96,7% siswa kelas XI MIA 3 dan 93,3% siswa kelas XI IIS 3 di

MAN 2 Bogor menyatakan menyukai metode mengajar yang diterapkan

oleh guru Bahasa Indonesia.

71

Page 84: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

72

B. SARAN

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa saran

yang ingin disampaikan oleh penulis:

1. Guru harus mampu mengembangkan keterampilan cara mengajar sehingga

dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan

menyenangkan bagi siswa.

2. Pihak sekolah hendaknya memfasilitasi guru dengan cara pengadaan forum

diskusi, seminar atau yang lainnya guna mengembangkan kreativitas

keterampilan mengajar.

Page 85: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru dan Hendro Ari Setyono. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Cet. ke-1, 2011.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. ke-1, 2011.

Barnawi dan Mohammad Arifin. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media. Cet. ke-1, 2012.

Borich, Gary D. Effective Teaching Methods. New Jersey: Pearson Education, Inc. 2014.

Darmadi, Hamid. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. Cet. ke-2, 2011.

Departemen Agama RI. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2005.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. ke-3, 2011.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. ke- 5, 2013.

Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana. Guru Profesional. Bandung: PT Refika Aditama. Cet. ke-1, 2012.

Gordon, Thomas. Guru yang Efektif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet. ke-3, 1990.

Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: Quantum Teaching. Cet. ke-1, 2006.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. ke-4, 2005.

Hamdayana, Jumanta. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. ke-2, 2017.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Cet. ke-2, 2010.

Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. Strategi Pembelajaran Terpadu: Teori, Konsep, dan Implementasi. Yogyakarta: Familia. Cet. ke-1, 2012.

73

Page 86: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. ke-3, 2010.

Littlewood, William. Communicative Language Teaching. Melbourne: Cambridge University Press, 1981.

Mahmud. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. ke-10, 2011.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. ke-6, 2009.

Margono, S.. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. ke-8. 2013.

Mulyasa, E.. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. ke-6, 2012.

Nurdin, Syafruddin dan Basyiruddin Usman. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers. Cet. ke-1, 2002.

Payong, Marselus R.. Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya. Jakarta: PT Indeks. Cet. ke-1, 2011.

Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press. Cet. ke-1, 2015.

Rusmono. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia. Cet. ke-2, 2014.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Cet. Ke-2. 2017.

Santosa, Puji dan Muhammad Jaruki. Mahir Berbahasa Indonesia: Baik, Benar, dan Santun. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. ke-1, 2016.

Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada. Cet. ke-3, 2011.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. ke-5, 2010.

Sudiyono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet. ke-24, 2012.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. ke-8, 2012.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. ke-18, 2013.

74

Page 87: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Cet. ke-1, 2002.

Wright, Trevor. How to be a Brilliant Teacher. Madison Ave: Routledge, 2009.

75

Page 88: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 89: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 90: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 91: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 92: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 93: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 94: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

ANGKET

Petunjuk Pengisian Angket

1. Jawablah setiap pernyataan berikut dengan memilih salah satu alternatif jawaban YA dan

TIDAK dengan menyontreng (√) jawaban yang sesuai.

2. Angket ini bertujuan ilmiah dalam rangka penyelesaian karya ilmiah/skripsi.

3. Tulislah identitas Anda dengan benar.

Identitas responden

Nama :

Kelas :

Bidang Pelajaran :

No Pernyataan YA TIDAK

1. Guru bahasa Indonesia menguasai materi dengan baik, sehingga

dalam menyampaikan materi cukup jelas.

2. Guru bahasa Indonesia menggunakan berbagai macam sumber

belajar, seperti buku paket, internet, dan lain-lain.

3. Guru bahasa Indonesia melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan.

4. Guru bahasa Indonesia mampu mengelola kelas dengan baik,

sehingga pembelajaran berjalan efektif.

5. Guru bahasa Indonesia menerangkan materi tanpa melihat dan

membaca buku di dalam kelas.

6. Cara mengajar guru bahasa Indonesia membuat saya menyukai

pelajaran bahasa Indonesia.

7. Saya menyukai metode mengajar yang digunakan oleh guru bahasa

Indonesia.

Page 95: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

8. Guru bahasa Indonesia menggunakan metode mengajar yang

bervariasi dalam kelas.

9. Metode mengajar guru bahasa Indonesia memudahkan saya dalam

belajar bahasa Indonesia.

10. Guru bahasa Indonesia menerapkan metode mengajar yang berbeda

sesuai dengan materi yang dipelajari.

11. Guru bahasa Indonesia menggunakan metode ceramah untuk

memudahkan siswa memahami pelajaran bahasa Indonesia dalam

semua materi pelajaran.

12. Guru bahasa Indonesia membiasakan siswa berdiskusi guna

memberikan keluasan berpendapat dalam pembelajaran.

13. Guru bahasa Indonesia memberikan kesempatan pada siswa untuk

bereksperimen sesuai dengan materi yang dipelajari.

14. Guru bahasa Indonesia memberikan tugas atau latihan pada siswa

dalam proses pembelajaran dan juga pekerjaan rumah.

15. Guru bahasa Indonesia menjelaskan materi disertai dengan cara

meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau

benda tertentu yang sedang dipelajari.

16. Guru bahasa Indonesia mampu melakukan komunikasi dua arah

dengan menggunakan bahasa yang santun atau tanya jawab dengan

siswa dalam pembelajaran.

17. Guru bahasa Indonesia saya tidak menyenangkan ketika mengajar di

dalam kelas.

18. Saya merasa jenuh belajar di dalam kelas ketika pelajaran bahasa

Indonesia.

19. Guru bahasa Indonesia sangat menyenangkan dalam menyampaikan

materi.

20. Saya senang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru bahasa

Indonesia.

21. Guru bahasa Indonesia menggunakan media dan sumber belajar yang

relevan dengan karakteristik siswa dan materi yang dipelajari.

Page 96: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

22. Guru bahasa Indonesia mampu menguasai karakteristik siswa.

23. Guru bahasa Indonesia mampu mengidentifikasi kesulitan siswa

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

24. Guru bahasa Indonesia memiliki berbagai keterampilan berbahasa

Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).

25. Guru bahasa Indonesia mampu menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan.

Page 97: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

DAFTAR WAWANCARA GURU

1. Apakah Ibu memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum

atau silabus?

2. Apakah Ibu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa di dalam kelas?

3. Apakah Ibu membuat rencana kegiatan pembelajaran?

4. Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

dipelajari?

5. Apakah Ibu melibatkan siswa sebagai sumber belajar?

6. Apakah Ibu mengenal metode-metode pembelajaran bahasa Indonesia? Mohon sebutkan

yang Ibu ketahui!

7. Apakah semua metode yang disebutkan oleh Ibu tadi pernah digunakan dalam mengajar

di kelas?

8. Apakah metode yang digunakan ketika mengajar sesuai dengan yang ditulis dalam RPP?

9. Metode mengajar apa yang belum pernah Ibu gunakan di kelas?

10. Metode mengajar apa yang sering Ibu gunakan di kelas?

11. Variasi metode apa saja yang biasa Ibu gunakan ketika mengajar?

12. Menurut Ibu, metode apa yang mudah diterapkan dalam pembelajaran?

13. Menurut Ibu, metode apa yang sulit diterapkan dalam pembelajaran?

14. Bagaimana respon siswa dalam belajar bahasa Indonesia dengan metode yang digunakan?

15. Apa kendala yang dihadapi ketika mengaplikasikan metode mengajar dalam

pembelajaran bahasa Indonesia?

Page 98: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA SISWA

1. Apakah Anda menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia? Berikan alasannya!

2. Bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?

3. Bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?

4. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar?

5. Menurut Anda, apakah metode mengajar yang diaplikasikan guru sudah tepat di dalam

kelas?

Page 99: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA GURU

Nama : Fuji Lestari, S.Pd.

Tempat : MAN 2 Bogor

Hari/tanggal : Rabu, 27 Desember 2017

Penulis : “Assalamualaikum wr. wb.”

Guru : “Waalaikum salam wr. wb.”

Penulis : “Bu, langsung saja saya ingin mewawancarai ibu terkait proses pembelajaran dan juga metode yang digunakan ibu dalam kelas ketika mengajar.”

Guru : “Oh iya, boleh. Silahkan.”

Penulis : “Baik, bu. Langsung pertanyaan pertama saja. Apakah Ibu memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum atau silabus?

Guru : “Oh iya, tentu. Karena kan RPP itu dibuat berdasarkan silabus ya. Jadi, tujuan pembelajaran yang ada di RPP harus sesuai dengan yang ada di silabus.”

Penulis : “Lalu, ketika mengajar apakah Ibu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada

siswa di dalam kelas?”

Guru : “Iyalah. Siswa kan harus mengetahui apa tujuan dari pembelajaran yang akan

disampaikan pada hari itu. Tujuannya kan agar mereka mendapatkan gambaran

mengenai pelajaran itu.”

Penulis : “Apakah Ibu membuat rencana kegiatan pembelajaran sebelum mengajar?”

Guru : “ Tentu. Rencana pembelajaran itu selalu saya buat dalam bentuk RPP.”

Penulis : “Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

dipelajari?”

Guru : “Tidak selalu. Karena kan jika pembelajaran hanya bagian siswa presentasi saja

tidak menggunakan media. Jadi, kadang cukup mendengarkan cerita guru saja.”

Page 100: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Penulis : “Apakah Ibu melibatkan siswa sebagai sumber belajar ketika mengajar di dalam

kelas?

Guru : “Oh iya. Itu kan memang sudah harus ya? Pada kurikulum 2013 itu keterlibatan

siswa sangat dibutuhkan karena diharapkan siswa mampu berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Jadi, kalau dalam kelas mereka itu harus aktif meski

hanya berbicara sedikit.”

Penulis : “Oh begitu bu. Lalu, dalam pembelajaran itu membutuhkan metode. Apakah Ibu

mengenal metode-metode pembelajaran bahasa Indonesia? Mohon sebutkan yang

ibu ketahui!

Guru : “Iya, metode sangat diperlukan dalam mengajar. Metode itu kan banyak ya? Ada

diskusi, partisipatori, eksperimen, resitasi, tanya jawab, cooperative learning,

membaca, think-share pair, ceramah yang sudah sering digunakan, dan banyak

lagi ya.”

Penulis : “Apakah semua metode yang disebutkan oleh Ibu tadi pernah digunakan dalam

mengajar di kelas?

Guru : “Iya, pernah. Metode yang digunakan itu ya sesuai dengan materi yang akan

disampaikan. Contohnya, dalam teks negosiasi saya menggunakan metode

pastisipatori agar siswa berperan akti alam keterampilan berbicara. Pemakaian

metode itu kan tujuannya agar siswa tidak jenuh dalam belajar.”

Penulis : “Baik bu. Kemuadian, apakah metode yang digunakan ketika mengajar sesuai

dengan yang ditulis dalam RPP?”

Guru : “Iya, sesuai. Karena RPP sudah menggambarkan kegiatan yang akan dilakukan

siswa dalam kelas.”

Penulis : “Metode mengajar apa yang belum pernah Ibu gunakan di kelas?”

Guru : “Metode apa ya? Metode tematik kali ya salah satunya.”

Penulis : “Oh gitu bu. Lalu, metode mengajar apa yang sering Ibu gunakan di kelas?”

Page 101: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Guru : “Metode ceramah sudah pasti. Diskusi, tanya jawab, eksperimen juga pernah,

beberapa metode cooperative learning. Kalau diskusi sering dilakukan karena

untuk memicu siswa berperan aktif mengaluarkan pendapatnya.”

Penulis : “Variasi metode apa saja yang biasa Ibu gunakan ketika mengajar?”

Guru : “Kalau untuk variasi banyak ya? Kadang kan saya juga tidak hanya

menyampaikan materi saja. Tetapi, siswa juga harus bisa ikut serta. Berbicara

dalam kelas. Jadi, kadang dalam kelas saya selalu menyisipkan games di sela-sela

pembelajaran.”

Penulis : “Oh begitu. Baik bu, lalu menurut Ibu, metode apa yang mudah diterapkan

dalam pembelajaran?”

Guru : “Ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Penugasan juga. Karena metode-metode

tersebut itu selalu diterapkan dalam pembelajaran. Kita menyampaikan materi

dengan ceramah, lalu siswa berdiskusi untuk mengeksplor materi, tanya jawab

untuk memancing mereka mencari sesuatu yang belum diketahuinya. Gitu.”

Penulis : “Menurut Ibu, metode apa yang sulit diterapkan dalam pembelajaran?”

Guru : “Membaca kali ya? Karena siswa-siswa sekarang itu sering merasa cepat bosan

membaca buku. Apalagi kan bahasa Indonesia teksnya banyak.”

Penulis : “Oh, begitu bu. Terkait pembelajaran, bagaimana respon siswa dalam belajar

bahasa Indonesia dengan metode yang digunakan?”

Guru : “Alhamdulillah, selama ini sih mereka antusias setiap kali saya mengajar dengan

metode yang saya terapkan dalam kelas. Apalagi jika materinya yang mereka

senangi. Antusias dan aktifnya luar biasa.”

Penulis : “Yang terakhir bu, apa kendala yang dihadapi ketika mengaplikasikan metode

mengajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia?”

Guru : “Kendala ya? Tidak ada kendala yang sulit sih Alhamdulillah. Paling kalau

anak-anak gaduh aja. Itu pun ga sering sih. Biasa anak-anak sekolah sekarang kan

Page 102: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

begitu. Bagaimana kita mencari cara saja agar mereka dapat belajar dengan efektif

lagi dalam kelas.”

Penulis : “Baik, bu. Terima kasih karena sudah meluangkan waktu untuk diwawancarai

oleh saya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Guru : “Oh ya, sama-sama. Wa’alaikum salam wr. wb.”

Page 103: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Muhammad Asem Alhadid

Kelas : XI MIA 2

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Perkenalkan saya Eva dari UIN Jakarta. Saya ingin mewawancarai kamu terkait pembelajaran bahasa Indonesia. Siapa nama kamu?”

Jawab : “Oh iya, boleh. Nama saya Muhammad Asem Alhadid.”

Tanya : “Oh Asem Alhadid. Langsung saja ya, apakah kamu suka mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Kalau menurut saya pribadi sih, kadang saya suka kadang juga tidak tergantung dengan mood saya juga. Pertama, kurang sukanya itu kalau udah disuruh baca banyak. Nah, kalau masalah sukanya itu terhadap gurunya, dari cara menyampaikannya itu saya suka.”

Tanya : “Baik. Pertanyaan kedua, bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Menurut saya, pembelajaran bahasa Indonesia di kelas itu cukup baik. Guru yang mengajarkannya juga engga monoton gitu. Interaksi kami di dalam kelas itu, guru sering berinteraksi gitu tidak hanya guru menyampaikan tapi kadang juga murid.”

Tanya : “Menurutmu, bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Page 104: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Jawab : “Cara mengajar guru cukup baik. Metode yang digunakan dia tau bagaimana suasana di dalam kelas. Jadi guru menyesuaikan metode dengan suasana dan materi juga.”

Tanya : “Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas?”

Jawab : “Iya, seperti yang sudah saya sampaikan itu sesuai materi. Contohnya, kaya minggu depan itu materi drama, berarti praktek.”

Tanya : “Apakah menurut kamu metode mengajar yang diaplikasikan guru dalam kelas itu sudah tepat?”

Jawab : “Menurut saya pribadi sih sudah tepat. Soalnya sesuai materi yang diajarkan.”

Tanya : “Baik. Terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 105: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Rifah

Kelas : XI MIA 1

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Saya Eva dari UIN Jakarta. Saya ingin mewawancarai kamu. Siapa nama kamu?”

Jawab : “Sebelumnya perkenalkan nama saya Rifah.”

Tanya : “Oh Rifah. Saya ingin mewawancarai mengenai pelajaran bahasa Indonesia. Pertama, apakah kamu suka mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Suka atau tidak suka itu biasa. Karena kalau kita ga belajar itu dan kalau emang belajar apa ya, kadang-kadang suka bosan karena dari SD sampai SMA itu materinya itu-itu lagi hanya diulang-ulang dan diperdalam doang. Tapi kan sangat perlu untuk dipelajari karena dalam aktivitasnya itu penggunaan kata atau interaksi sama teman-teman pelajaran bahasa Indonesia itu sangat dibutuhkan dan dipraktekkan.”

Tanya : “Baik. Pertanyaan kedua, bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas itu, gimana ya? Gurunya juga sangat rajin. Datang tepat waktu dan beres pelajarannya juga tepat waktu. Metode yang digunakannya juga sangat bervarian. Banyak. Kadang ngajak berinteraksi, kadang-kadang ngajak ngobrol. Mengajukan suatu kalimat yang membuat mereka bertanya, jadi memang seru sih bahasa Indonesia.”

Tanya : “Bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Page 106: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Jawab : “Cara mengajar guru di dalam kelas itu, Indonesia dari SMP sampai sekarang, saya belum merasakan guru bahasa Indonesia itu pada galak. Indonesia itu pada baik guru-gurunya. Mengerti posisi muridnya itu seperti apa, kalau murid ngantuk dan bosen diajaknya seperti gimana.”

Tanya : “Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar?”

Jawab : “Kalau metode itu sesuai dengan materi ya. Sesuai materi yang ada di bahasa Indonesia. Kalau materinya puisi, kita suka buat musikalisasi puisi. Kalau debat, ya kita praktik debat. Kalau observasi, kita praktik observasi. Gitu kan? Kadang-kadang kan suka buat kelompok kecil juga membahas suatu hal sampai tuntas.”

Tanya : “Apakah metode mengajar yang diaplikasikan guru sudah tepat dalam kelas?”

Jawab : “Untuk tepat ga tepat, saya bingung. Tapi itu sudah sangat saya suka metodenya.”

Tanya : “Baik. Terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 107: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Astri Apriyani

Kelas : XI IIS 1

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Perkenalkan saya Eva dari UIN Jakarta. Saya ingin mewawancarai kamu terkait pembelajaran bahasa Indonesia. Siapa nama kamu?”

Jawab : “Nama saya Astri Apriyani.”

Tanya : “Langsung saja ya, apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Iya, saya suka dengan mata pelajaran bahasa Indonesia karena dari cara guru mengajarnya itu membuat murid itu asik dan tidak boring. Suka disisipin dengan nasehat-nasehat juga. Terus saya juga suka dengan menulis, misalnya biografi.”

Tanya : “Bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Di dalam kelas cukup mengasyikan sih. Kadang diselingi juga candaan. Ke murid-muridnya jadi ga boring.”

Tanya : “Menurutmu, bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Jawab : “Biasanya sih suka ngadain tanya jawab juga. Terus kadang diskusi biar murid juga belajar berbicara di depan orang banyak. Biar siswa aktif di kelas.”

Tanya : “Lalu, apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar?”

Page 108: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Jawab : “Biasanya sih, pertama itu menerangkan materinya, terus tanya jawab. Kadang juga misalkan membahas tentang materi siapa yang tahu? Jadi, engga ngejelasin sendiri. Dia juga ngajak siswanya untuk ngasih pendapat misalnya pengertian diskusi itu seperti apa. Jadi memberikan kesempatan kepada murid untuk menjelaskannya juga.”

Tanya : “Terakhir, apakah metode mengajar yang diaplikasikan guru dalam kelas itu sudah tepat?”

Jawab : “Menurut saya sih itu sudah cukup tepat. Siswa juga diajak untuk berinteraksi biar aktif juga di kelasnya. Dan juga suasananya itu engga bikin boring.”

Tanya : “Baik. Terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 109: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Wira Eka Yuliana

Kelas : XI IIS 1

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Perkenalkan saya Eva dari UIN Jakarta. Saya ingin mewawancarai mengenai pembelajaran bahasa Indonesia. Siapa nama kamu?”

Jawab : “Nama saya Wira Eka Yuliana.”

Tanya : “Langsung saja ya, pertanyaan pertama apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Iya, saya menyukainya. Awalnya dulu saya tidak suka, tapi karena ada guru yang memotivasi saya untuk suka bahasa Indonesia, cara ngajarnya yang bagus, jadi saya suka.”

Tanya : “Lalu yang kedua, bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Asik, seru, terus gurunya juga lucu engga bikin orang boring. Terus ngajarnya juga menyesuaikan dengan suasana.”

Tanya : “Menurutmu, bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Jawab : “Metodenya? Mengajarnya misalkan kalau ada sesuatu susunan struktur teks negosiasi, itu suka siapa yang tahu? Nanti disuruh maju ke depan , entar dikasih nilai, itu tuh yang bikin anak-anak jadi lebih semangat lagi karena dapat nilai.”

Page 110: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Tanya : “Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar?”

Jawab : “Itu menyesuaikan dengan pelajaran. Kalau misalkan lagi diskusi, ya berarti diskusi. Kalau misalkan lagi disuruh buat puisi ya berarti buat sendiri-sendiri, maju ke depan.”

Tanya : “Apakah metode mengajar yang diaplikasikan guru sudah tepat di dalam kelas?”

Jawab : “Iya, sudah. Menurut saya sudah banget. Soalnya baik banget. Sesuai banget dengan metode yang ada.”

Tanya : “Baik. Terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 111: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Fifi Sulistiawati Dewi

Kelas : XI MIA 1

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Perkenalkan saya Eva dari UIN Jakarta. Saya ingin mewawancarai kamu terkait pembelajaran bahasa Indonesia. Siapa nama kamu?”

Jawab : “Nama saya Fifi Sulistiawati Dewi.”

Tanya : “Baik, Fifi. Langsung saja, apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Ya, sangat menyukai. Karena dari SD itu yang saya suka pertama karena pelajaran bahasa Indonesia dipentingkan. Saya pernah ga suka sama bahasa Indonesia, tapi semenjak gurunya asik, jadi sekarang saya suka.”

Tanya : Lalu, pertanyaan kedua, bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Alhamdulillah sangat baik. Pertama, emang gurunya baik. Terus sopan juga gurunya. Terus dia juga masuk ke materi gitu menyampaikannya.”

Tanya : “Yang ketiga, bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Jawab : “Sangat baik. Interaksinya, menjelaskannya sangat lantang gitu. Jelas.”

Tanya : “Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas ketika mengajar?”

Jawab : “Metodenya itu, pernah meneliti. Observasi.”

Page 112: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Tanya : “Apakah menurut kamu metode mengajar yang diaplikasikan guru dalam kelas itu sudah tepat?”

Jawab : “Alhamdulillah sudah sesuai dengan materi.”

Tanya : “Baik. Terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 113: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Annisa Juliana Putri

Kelas : XI IIS 2

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Perkenalkan nama saya Eva dari UIN Jakarta. Saya bermaksud mewawancarai kamu. Siapa nama kamu?

Jawab : “Nama saya Annisa Juliana Putri.

Tanya : “Baik, Annisa. Langsung saja ya, apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Suka karena pelajaran bahasa Indonesia itu menyenangkan gitu. Terus gurunya juga ga bikin kita BT. Terus, melatih kita untuk lebih apa ya? Lebih aktif.”

Tanya : “Baik. Pertanyaan kedua, bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Asik. Karena itu juga tergantung gurunya ya. Kalau misalnya waktu SMP itu gurunya gimana ya kurang berinteraksi dengan murid. Jadi kurang suka. Tapi, pas udah masuk SMA itu nemui sosok guru yang gimana ya? Yang bisa membuat kita bangkit gitu, sadar pentingnya bahasa Indonesia.”

Tanya : “Lalu yang ketiga, bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Jawab : “Asik. Ga bikin kita BT. Suka ngasih motivasi. Terus lucu juga gurunya kadang-kadang.”

Page 114: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Tanya : “Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas ketika mengajar?”

Jawab : “Itu tergantung materinya. Kalau misalkan materinya debat ya kita praktik debat. Kalau misalnya disuruh neliti kayak observasi, puisi.”

Tanya : “Apakah metode mengajar yang diaplikasikan guru dalam kelas itu sudah tepat?”

Jawab : “Tepat sih menurut aku. Gimana ya? Sesuai dengan materi.”

Tanya : “Baik. Terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 115: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Tedi

Kelas : XI MIA 2

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Perkenalkan nama saya Eva dari UIN Jakarta. Saya ingin mewawancarai kamu terkait pembelajaran bahasa Indonesia. Siapa nama kamu?

Jawab : “Iya, nama pribadi itu sangat simpel ya. Tedi.”

Tanya : “Oh Tedi. Kita langsung saja ya, pertanyaan pertama apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Kalau menurut pribadi, apa ya? Suka ga suka sih. Yang pertama sukanya memang kita wajib untuk dalam bahasa itu kita harus bisa bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mana penempatan kaidah-kaidahnya, mana yang bener dan salah. Ga sukanya, yang pertama gitu, dari SD, SMP, MAN gitu sama aja pembahasannya itu lagi-itu lagi. Maksudnya ga ada yang lebih meningkat. Ya ada yang meningkat, tapi ke situ arahnya.”

Tanya : “Lalu yang kedua, bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Alhamdulillah, sedikit seneng sedikit ngeri juga. Yang pertama senengnya dalam hal pengalaman baru ya? Yang pertama dalam praktik itu, ibu tuh mendekatkan kita untuk bisa. Misalnya praktik ceramah, anak tuh harus bisa ceramah ke depan. Itu mau lima menit mau berapa menit yang penting harus bisa ke depan. Yang ga senengnya ya itu, kayak koran aja kata anak-anak mah. Jadi, boring.”

Page 116: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Tanya : “Yang ketiga, bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Jawab : “Asik juga. Banyak serius. Ya gitu, jujur ya ada juga anak-anak di kelas yang tidur, ya itu namanya juga orang beda-beda ya. Kalau menurut pribadi saya mah lebih seru aja kayak penjelasan itu lebih mengena gitu penjelasan guru. Lebih mendingan diskusi dari gurunya. Beda-beda watak sih.”

Tanya : “Keempat, apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas?”

Jawab : “Ya, metodenya itu. Diskusi pernah. Yang pertama apa ya? Praktik. Kalau di kelas saya mah kebanyakan praktik sih kalau ibu mah. Tapi banyak materi juga sih. Terkadang ibu metodenya suka menceritakan kehidupannya semasa kuliah untuk motivasi.”

Tanya : “Yang terakhir, apakah menurut kamu metode mengajar yang diaplikasikan guru dalam kelas itu sudah tepat?”

Jawab : “Menurut saya mah standar aja ya. Seperti normalnya guru-guru biasa, pada umumnya seperti itulah. Tetapi, yang lebih positifnya, ya itu penekanan kepada anak-anak gitu agar bisa berani ke depan, mentalnya, keberanian juga, terus dari segi bahasa juga diperbaiki sama ibu, ini ada yang salah, bahasa ini kurang baku nih, kalian ini salah loh, di sini salah, ini yang baiknya.”

Tanya : “Baik Tedi, terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 117: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Muhammad Bushiri

Kelas : XI MIA 2

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Perkenalkan saya Eva dari UIN Jakarta. Saya ingin mewawancarai terkait pembelajaran bahasa Indonesia. Siapakah nama kamu?

Jawab : “Nama saya Muhammad Bushiri.”

Tanya : “Muhammad Bushiri. Langsung saja ya pertanyaan pertama, apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Suka. Cuma sekadar suka. Karena ya mungkin kita bisa lebih tau bagaimana cara menggunakan bahasa baku dan bagaimana menggunakan bahasa itu sesuai dengan apa yang seharusnya kita lakukan. Kayak misalnya jadi MC atau kita bicara dengan orang tua dan dengan teman sebaya. Bisa lebih taulah.”

Tanya : “Baik, yang kedua, bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Ga nentu sih. Kadang kita juga ngerasa bosen karena mungkin guru itu guru bahasa Indonesia kita kebanyakan menjelaskan. Jadi, ga ada interaksi audiens dengan gurunya. Jadi, Cuma guru menjelaskan terus menerus tanpa ada interaksi sama sekali. Nah, di situ mungkin saya sendiri mungkin ngerasa, ah ini ngebosenin nih. Ya kadang boring gitu. Cuma ada pas sukanya juga nih, kadang langsung praktik nih, kayak kemarin kan kita ada bagian drama tuh di

Page 118: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

pelajaran bahasa Indonesia. Kita langsung bener-bener guru itu teh ngadain praktik drama. Jadi langsung, nah itu yang bikin seru.”

Tanya : “Yang ketiga, bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Jawab : “Cara mengajarnya ya? Normal sih, ga beda dengan guru-guru yang lain. kadang mungkin seharusnya kayak gitu, ngasih materi, menjelaskan, setelah itu diujiankan. Cuma ga terlalu sering sih. Cuma ya normal gitu.”

Tanya : “Yang keempat, apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar?”

Jawab : “Kadang, pernah pake metode diskusi. Cuma emang kebanyakan sih ga diskusi, kebanyakan Cuma emang si guru itu teh ngasih materi, setelah itu menjelaskan. Udah gitu selesai.”

Tanya : “Yang terakhir, apakah metode mengajar yang diaplikasikan guru dalam kelas itu sudah tepat?”

Jawab : “Kalau masalah tepat sih kurang tau. Cuma pas-pas aja menurut say amah karena kadang materi itu benar-benar tersampaikan dan itu nempel di otak siswa.”

Tanya : “Baik. Terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 119: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Luthfia

Kelas : XI IIS 2

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Perkenalkan saya Eva dari UIN Jakarta. Saya ingin mewawancarai kamu mengenai pembelajaran bahasa Indonesia. Siapakah nama kamu?

Jawab : “Luthfia.”

Tanya : “Luthifia, oke. Kita langsung saja ya pertanyaan pertama, apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Lumayan. Karena menyenangkan gurunya juga. Lumayan asiklah. Ga sukanya pas diskusi. Karena boring gitu.”

Tanya : “Baik, yang kedua, bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Cukup baik dan jelas.”

Tanya : “Yang ketiga, bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Jawab : “Lumayan menyenangkan dan membuat kita lebih mengerti bahasa Indonesia itu seperti apa.”

Tanya : “Yang keempat, apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar?”

Jawab : “Metodenya seperti diskusi, debat, dan biasanya presentasi.”

Page 120: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

Tanya : “Yang kelima, apakah metode mengajar yang diaplikasikan guru sudah tepat dalam kelas?”

Jawab : “Sudah tepat sekali, seperti materi debat kita diajarkan debat itu seperti apa.”

Tanya : “Baik. Terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 121: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan siswa

Nama : Regi Irawan

Kelas : XI IIS 1

Tempat : MAN 2 Bogor

Tanggal : 26 Desember 2017

Tanya : “Assalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Tanya : “Perkenalkan saya Eva dari UIN Jakarta. Saya ingin mewawancarai kamu terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Siapakah nama kamu?

Jawab : “Nama saya Regi Irawan.”

Tanya : “Baik, Regi Irawan. Langsung saja ya pertanyaan pertama, apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?”

Jawab : “Oh, alhamdulillah kalau bahasa Indonesia saya suka karena kan dalam bahasa Indonesia itu menjunjung tinggi, apa bahasa Indonesia itu diperdalam ya? Terus bahasa Indonesia juga ada yang namanya pelajaran tentang puisi-puisi, kebetulan saya juga seorang puitis. Gurunya favorit banget. Soalnya dia itu sebelum belajar itu ngasih motivasi kita dulu kira-kira lima belas menit. Jadi, belajarnya juga dia engga terlalu terpaku dengan buku. Jadi, yang penting dia itu masuk dengan materi yang sedang dibahas.”

Tanya : “Baik, yang kedua, bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas?”

Jawab : “Lumayan asik juga sih. Soalnya dia juga ahli kayaknya ya kan?”

Tanya : “Yang ketiga, bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas?”

Jawab : “Cara mengajarnya itu ya itu tadi kan saya sudah menyebutkan, yang pertama itu dia ngasih motivasi dulu lima belas menit, kemudian langsung

Page 122: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

masuk materi pelajaran tapi itu dia tuh cara mengajarnya ga terlalu yerpaku dengan guru agar misalnya murid-murid itu tidak bosan. Dia itu sesekali bertanya, melemparkan sebuah pertanyaan kepada siswa ataupun siswa yang bertanya kepada guru.”

Tanya : “Lalu yang keempat, apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar?”

Jawab : “Metodenya itu dia ga hanya memberikan materi tetapi dia juga apa ya misalnya menghargai murid-murid bertanya terus murid-murid ada pernyataan, jadi misalnya ada yang salah nih gurunya itu, jadi dia memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk meluruskan. Jadi, wah itu lumayan asik juga. Jadi kita ga bosen di dalam kelas. Untuk metodenya itu tergantung sesuai dengan materi.”

Tanya : “Yang terakhir, apakah metode mengajar yang diaplikasikan guru sudah tepat menurut kamu?”

Jawab : “Kalau menurut saya sih sudah tepat karena kan anak-anak zaman sekarang itu ya, khususnya saya juga kalau misalnya guru terlalu terpaku sama guru, terlalu terpaku dengan ucapan-ucapannya sendiri, emang lumayan bosen juga di kelas. Jadi, kalau guru seperti itu saya lumayan suka juga.”

Tanya : “Baik. Terima kasih atas waktunya. Wassalamualaikum wr. wb.”

Jawab : “Waalaikum salam wr. wb.”

Page 123: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 124: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 125: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …
Page 126: APLIKASI METODE MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …

RIWAYAT PENULIS

Sri Helvayani, lahir di Bogor, 19 November 1993. Putri terakhir

dari tujuh bersaudara dari Alm. Bapak Hamnas dan Ibu

Maemunah. Ia menuntaskan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di

MI Mathlaul Anwar Pilar, Bogor tahun 2006. Kemudian, ia

melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1

Leuwiliang, Bogor tahun 2009. Pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas ia

tempuh di SMA Negeri 1 Leuwiliang, Bogor tahun 2012. Setelah lulus SMA pada

tahun 2012, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Semasa duduk di bangku Sekolah Dasar, ia menjadi salah satu siswa yang aktif

mengikuti lomba dan olimpiade. Sekolah di tingkat SMP, ia menjadi anggota

Pasukan Khusus Paskibra. Masa SMA, ia sering mengikuti lomba-lomba puisi

tingkat SMA/sederajat dan aktif di organisasi ROHIS. Ia sempat mengajar di

lembaga Bimbel Bina Dakwah Leuwiliang Bogor. Selain itu, ia juga pernah

menjadi juri lomba debat tingkat SMP Kota Tangerang Selatan dalam acara

Sekolah Adiwiyata Kota Tangerang Selatan. Saat ini, ia menjadi tenaga pendidik

tidak tetap di SMP IT Nidaul Ummah Ciampea – Bogor.