Aplikasi Metode Geolistrik vitas 2D Untuk Menentukan Letak Akuifer Dan Pendugaan Lapisan Geologi...
Transcript of Aplikasi Metode Geolistrik vitas 2D Untuk Menentukan Letak Akuifer Dan Pendugaan Lapisan Geologi...
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air tanah merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang sangat penting
sebagai sumber penyediaan kebutuhan air bagi kehidupan makhluk di muka bumi,
sehingga diperlukan pemanfaatan dan pengembangan air tanah.
Untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu harus
diketahui pada lapisan apa dan kedalaman berapa air tanah itu berada. Ada beberapa
cara yang secara umum sering digunakan dalam penyelidikan lapisan geologi bawah
permukaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan metode pemboran secara langsung
dan beberapa metode geofisika. Metode geofisika sendiri merupakan metode yang
sering digunakan pada tahap pendugaan lapisan geologi bawah permukaan, seperti
metode seismik, metode elektromagnetik, metode magnetik dan metode geolistrik
resistivitas 2D (Suharyadi, 1984 : 120).
Wilayah Penelitian pendugaan potensi air tanah dan informasi geologi
menggunakan metode geolistrik dipilih pada salah satu wilayah yang terletak di
Kabupaten Bangkalan Pulau Madura.
Berdasarkan data-data dan informasi pada wilayah yang terletak pada ketinggian
2-10 m di atas permukaan air laut ini, serta kebutuhan masyarakat di sekitar wilayah
tersebut, maka diperlukan pengembangan sumberdaya air dan konservasi airtanah di
wilayah kritis air tersebut. Perlu dilakukan analisa yang cermat terhadap keragaman
dinamika lingkungan tersebut, sehingga kegiatan pemanfaatan dan penyediaan air dapat
terpenuhi dengan baik.
1.2. Identifikasi Masalah
Dengan semakin bertambahnya kepadatan jumlah penduduk di daerah Jawa Timur
serta meningkatnya kemudahan sarana dan prasarana akses jalur penghubung antara
Pulau Jawa dan Pulau Madura dengan dibangunnya jembatan Suramadu, maka dapat
dipastikan jumlah penduduk di Pulau Madura mengalami peningkatan. Untuk menjaga
kebutuhan air masyarakat dapat terpenuhi dengan baik, maka diperlukan pengembangan
sumberdaya air dan konservasi airtanah di wilayah tersebut.
2
Metode Geofisika sebagai tahap pendugaan lapisan geologi bawah permukaan.
Geolistrik resistivitas 2D merupakan salah satu metode Geofisika yang praktis dan
mudah dilakukan. Sebagai bentuk analisa awal yang dimaksudkan untuk penatagunaan
sumberdaya air dan konservasi airtanah pada wilayah tersebut secara terpadu.
Dalam metode geolistrik resistivitas 2D pendugaan susunan lapisan geologi
bawah permukaan berdasar pada perbedaan resistivitas batuan atau tahanan jenis
batuan. Pada metode geolistrik resistivitas 2D atau tahanan jenis, arus listrik
diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda potensial. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu, dapat
ditentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur.
Berdasarkan letak penempatan elektroda potensial dan elektroda arus, dikenal beberapa
jenis model konfigurasi elektroda metode resistivitas yaitu konfigurasi Wenner Alpha,
konfigurasi Wenner Beta, konfigurasi Wenner Gamma, konfigurasi Wenner
Schlumberger, konfigurasi Dipole-dipole, konfigurasi Pole-dipole. (Loke, 1992 : 2)
Pada penelitian ini, metode konfigurasi geolistrik resistivitas 2D yang digunakan
adalah konfigurasi Wenner Schlumberger dan konfigurasi Dipole-dipole. Konfigurasi
Wenner Schlumberger digunakan karena mempunyai tingkat ketelitian pembacaan pada
alat yang cukup tinggi dibandingkan dengan kofigurasi Dipole-dipole. Sedangkan
keunggulan menggunakan metode konfigurasi Dipole-dipole adalah efisiensi waktu
pelaksanaan yang lebih cepat, serta kerapatan antar titik elektroda yang lebih pendek
pada tiap pengukuran, sehingga untuk pengukuran secara horizotal lebih akurat.
Sehingga berdasarkan hasil pendugaan tersebut dapat ditentukan susunan lapisan
geologi bawah permukaan mana yang dapat diindentifikasikan dalam hubungannya
pada kemampuan menahan, menampung dan mengalirkan air, serta analisa sifat
hidraulis akuifernya, seperti koefisien kelulusan air dan nilai koefisien transmisivitas.
1.3. Batasan Masalah
Pada pembahasan masalah ini akan dititik-beratkan pada pendugaan susunan
lapisan batuan dengan metode geolistrik resistivitas 2D. Oleh karena itu, supaya
pembahasan dan laporan penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka diperlukan
batasan-batasan masalah. Lingkup pengamatan dan pembahasan yang meliputi :
1. Dilaksanakan pada Desa Tlagah, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan yang
berada pada wilayah pulau Madura Propinsi Jawa Timur.
3
2. Penelitian ini ditujukan untuk membandingkan susunan lapisan geologi bawah
permukaan dari pengolahan data hasil pendugaan metode geolistrik resistivitas
2D konfigurasi Dipole-dipole dan konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan
data logging di lokasi penelitian tersebut.
3. Pengolahan data hasil pendugaan dari dua model konfigurasi tersebut
diselesaikan dengan menggunakan paket program Res2Dinv.
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah tentang penyelidikan geolistrik resistivitas 2D,
maka didapatkan beberapa rumusan masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana lapisan geologi bawah permukaan, hasil pendugaan geolistrik
resistivitas 2D model konfigurasi Dipole-dipole dan model konfigurasi Wenner-
Schlumberger?
2. Dimana letak akuifer dari permukaan tanah berdasarkan hasil pendugaan dengan
metode geolistrik resistivitas 2D dengan menggunakan kedua konfigurasi
tersebut?
3. Bagaimana perbandingan dari hasil pendugaan dengan menggunakan metode
geolistrik resistivitas 2D terhadap data logging di lokasi penelitian?
4. Berapa besarnya nilai koefisien transmisivitas (T) dari kedua konfigurasi
tersebut?
1.5. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penyelidikan ini adalah membandingkan sejauh mana perbedaan dari
hasil pendugaan metode geolistrik resistivitas 2D dengan model konfigurasi elektroda
Dipole-dipole dan model konfigurasi elektroda Wenner Schlumberger dengan data
logging di lokasi penelitian tersebut dalam penentuan lapisan geologi.
Manfaat dari pendugaan geolistrik resistivitas 2D ini adalah untuk mengetahui
kondisi susunan lapisan geologi bawah permukaan berdasarkan hasil interpretasi dari
besarnya hambatan jenis suatu lapisan batuan. Dari hasil interpretasi tersebut dapat
diketahui letak akuifer pada suatu susunan lapisan bawah permukaan.