Aplikasi Klinis Fisiologi 3

download Aplikasi Klinis Fisiologi 3

of 6

description

aplikasi klinis fisiologi

Transcript of Aplikasi Klinis Fisiologi 3

Aplikasi KlinisA. Hipertensi (www.ptaskes.com/uploads/artikel/HIPERTENSI.pdf by Tim Promosi Kesehatan PT Askes diakses tanggal 5 Mei 2013)Darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan tinggi didalam arteri-arteri. Arteri-arteri adalah pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah dari jantung yang memompa ke seluruh jaringan dan organ-organ tubuh. Tekanan darah terdiri dari sistolik (tekanan didalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah maju ke dalam arteri-arteri), dan diastolik (mewakili tekanan di dalam arteri-arteri ketika jantung istirahat (relax) setelah kontraksi). Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan sphygmomanometer. Sphygmomanometer berupa sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset dari karet. Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa (mm Hg). Hipertensi ada dua macam :

1. Hipertensi Primer

Hipertensi primer adalah suatu kondisi yang lebih sering terjadi pada banyak orang. Penyebab dasar yang mendasarinya tidak selalu diketahui, namun dapat terdiri dari beberapa faktor antara lain:

a) Tekanan darah tidak terdeteksi (diastolik < 90 m Hg, sistolik > 105 mm Hg)

b) Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)

c) Kebiasaan merokok / alkohol

d) Kelebihan Berat Badan / Kegemukan / Obesitas

e) Kurang olah raga

f) Penggunaan garam yang berlebihan

g) Peradangan ditandai peningkatan C reactive

h) Gagal ginjal (renal insufficiency)

i) Faktor genetic / keturunan

j) Usia2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder disebabkan oleh suatu kelainan spesifik dari suatu organ tertentu atau pembuluh darah, seperti ginjal, kelenjar adrenal, atau arteri aorta.

a) Peningkatan trigliserida plasma

b) Kelebihan Berat Badan / Kegemukan / Obesitas

c) Penyakit Kencing Manis / Diabetes

d) Stress kronis

e) Pil KB

f) Vasektomi

g) Kebiasaan merokok / alkohol

h) Kelainan spesifik dari suatu organ tertentu atau pembuluh darah, seperti ginjal, tumor kelenjar adrenal, dan kelainan aorta

Suatu peningkatan dari tekanan darah sistolik dan/atau diastolik meningkatkan risiko terjadinya penyakit lain pada penderita. Komplikasi hipertensi sering dirujuk sebagai kerusakan akhir organ akibat tekanan darah tinggi kronis. Untuk itu, monitor tekanan darah tinggi sangat penting dilakukan secara rutin dan berkelanjutan sehingga dapat mengupayakan tekanan darah normal dan mencegah komplikasi penyakit ini:a. Gangguan jantung (cardiac)Peningkatan tekanan darah pada arteri diseluruh jaringan tubuhnya, dimana mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh darah ini yang mengakibatkan pembesaran otot jantung. Dan ini dapat menjadi suatu pertanda dari gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan suatu kelainan irama jantung (cardiac arrhythmias).b. Pengerasan pada arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis)Peningkatan tekanan darah pada arteri diseluruh jaringan tubuh yang terlalu sering akan membuat arteri menjadi keras.c. Gangguan ginjal (renal)

Tekanan darah yang tinggi meningkatnya kadar serum kreatinin dapat mengakibatkan kerusakan ginjal. Selain itu adanya protein didalam air seni (proteinuria) merefleksikan kerusakan ginjal.d. Kerusakan mata

Peningkatan tekanan darah mengakibatkan penyempitan arteri kecil, kebocoran retina, dan pembengkakkan syaraf mata.

e. Stroke (kerusakan otak)

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke, yang dapat menjurus pada kerusakkan otak atau syaraf hingga hemorrhage (kebocoran darah/leaking blood) atau suatu gumpalan darah (thrombosis) dari pembuluh darah yang mensupali darah ke otak.

Pengobatan pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan terapi farmakologik. Pemberian resep obat oleh dokter sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dari penderita hipertensi. Obat hipertensi menurunkan tekanan darah dengan beberpa cara:1. Membuat pembuluh menjadi besar atau lebar.2. Menyempitkan saluran-saluran udara dengan menstimulasi otot-otot yang mengelilingi saluran udara untuk berkontraksi.3. Mengurangi kekuatan dari aksi memompa jantung (kontraksi jantung) dan mengendurkan sel otot pada dinding dari arteri. Berbagai jenis obat-obatan yang banyak dikonsumsi pasien hipertensi beserta manfaatnya adalah sebagai berikut:1. ACE inhibitors : untuk memperlambat aktivitas dari enzim ACE yang mengurangi produksi dari angiotensin II. Contoh obat-obatannya, yakni enalapril, catopril, dan moexipril.2. Angiotensin receptor blocker (ARB) : menghalangi dari aksi angiotensin II mengikat pada reseptornya yang berada di pembuluh-pembuluh darah. Contohnya olmesartan dan valsartan.3. Clonidine : cara kerja yang sama seperti alpha-blockers dan juga memperlambat denyut jantung, seperti yang dilakukan beta-blockers, sehingga lebih sedikit darah yang dipompa melalui pembuluh-pembuluh dan tekanan darah menurun. Contoh obatnya adalah clonidine.4. Minoxidil : sebagai vasodilators, yaitu pengendur (relaxants) otot yang bekerja secara langsung pada otot halus dari arteri peripheral diseluruh tubuh, sehingga arteri melebar dan tekanan darah berkurang. Contohnya minoxidil.5. Alpha-blockers : untuk menurunkan tekanan darah dengan menghalangi reseptor alpha pada otot halus dari arteri peripheral diseluruh jaringan tubuh. Contohnya terazosin dan doxazosin.Hal terpenting yang mempengaruhi tekanan darah adalah gizi seimbang dari makanan yang dikonsumsi. Daftar bahan makanan yang dianjurkan :1. Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum, cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun.

2. Sayuran: a) Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya.

b) Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda, dan sebagainya.c) Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya. 3. Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu, semangka, melon, sawo, mangga. 4. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan. 5. Unggas, ikan, putih telur. 6. Daging merah, kuning telur. 7. Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya. 8. Gula, garam. B. Infark Miokard AkutInfark Miokard Akut (IMA) merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang menyebabkan sel otot jantung mati. Aliran darah di pembuluh darah terhenti setelah terjadi sumbatan koroner akut, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh darah di sekitarnya. Daerah otot di sekitarnya yang sama sekali tidak mendapat aliran darah atau alirannya sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan mengalami infark.Faktor risiko biologis infark miokard yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga, sedangkan faktor risiko yang masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat memperlambat proses aterogenik, antara lain kadar serum lipid, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa, dan diet yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, serta kalori. Penyebab lain infark tanpa aterosklerosis koronaria antara lain emboli arteri koronaria, anomali arteri koronaria kongenital, spasme koronaria terisolasi, arteritis trauma, gangguan hematologik, dan berbagai penyakit inflamasi sistemik.Infark Miokard Akut diklasifikasikan berdasar EKG 12 sandapan menjadi

1. Infark miokard akut ST-elevasi (STEMI) : oklusi total dari arteri koroner yang menyebabkan area infark yang lebih luas meliputi seluruh ketebalan miokardium, yang ditandai dengan adanya elevasi segmen ST pada EKG. 2. Infark miokard akut non ST-elevasi (NSTEMI) : oklusi sebagian dari arteri koroner tanpa melibatkan seluruh ketebalan miokardium, sehingga tidak ada elevasi segmen ST pada EKG. Gambaran klinis infark miokard umumnya berupa nyeri dada substernum yang terasa berat, menekan, seperti diremas-remas dan terkadang dijalarkan ke leher, rahang, epigastrium, bahu, atau lengan kiri, atau hanya rasa tidak enak di dada. IMA sering didahului oleh serangan angina pektoris pada sekitar 50% pasien. Namun, nyeri pada IMA biasanya berlangsung beberapa jam sampai hari, jarang ada hubungannya dengan aktivitas fisik dan biasanya tidak banyak berkurang dengan pemberian nitrogliserin, nadi biasanya cepat dan lemah, pasien juga sering mengalami diaforesis. Pada sebagian kecil pasien (20% sampai 30%) IMA tidak menimbulkan nyeri dada. Silent AMI ini terutama terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus dan hipertensi serta pada pasien berusia lanjut.

Beberapa penatalaksanaan umum yang dapat diberikan pada penderita infark miokard :

1. Oksigen : suplemen oksigen harus diberikan ada pasien dengan saturasi oksigen 60 kali permenit, tekanan darah sistolik > 100 mmHg, interval PR < 0,24 detik dan ronki tidak lebih dari 10 cm dari diafragma. Lima belas menit setelah dosis IV terakhir dilanjutkan dengan metoprolol oral dengan dosis 50 mg tiap 6 jam selama 48 jam, dan dilanjutkan dengan 100 mg tiap 12 jam.