aplikasi keperawatan Transkultural

20
Aplikasi Keperawatan Transkultural di Indonesia Dewi R 201010420311113 PSIK C

description

Perawat

Transcript of aplikasi keperawatan Transkultural

  • Aplikasi Keperawatan Transkultural di IndonesiaDewi R201010420311113PSIK C

  • Pengertian TranskulturalTranskultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger, 1978). Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

  • Tujuan Keperawatan TranskulturalTujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur seperti budaya berolahraga membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat tubuh sehat (Leininger, 1978).

  • Konsep dalam Transcultural Nursing1.Budaya adalah norma atau aturan tindakan. 2.Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan. 3.Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan. 4.Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya. 5.Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu. 6.Ras adalah perbedaan macam-macam manusia.

  • .....lanjutanEtnografi adalah ilmu yang mempelajari budayaCare adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku.8.Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan.9.Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif .10. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan untuk memaksakan.

  • Budaya Transkultural dalam KeperawatanBudaya yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan transkultural, melalui 3 strategi utama intervensi : Mempertahankan budayaBernegosiasi budayaMerestrukturisasi budaya.

  • Cara I. Mempertahankan BudayaMempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

  • Cara II. Negosiasi Budaya Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

  • Cara III. Merestrukturisasi Budaya Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

  • Paradigma Keperawatan TranskulturalParadigma keperawatan transkultural adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap 4 konsep sentral, yaitu :manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan (Leininger, 1978).

  • a. ManusiaManusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai dan norma yang diyakini bergua untuk menetapkan piihan da melakukan tindakan, manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya setiap saat dan dimanapun dia berada.Klien yang dirawat di rumah sakit harus belajar budaya baru, yaitu budaya rumah sakit, selain membawa budayanya sendiri. Klien secara aktif memilih budaya dari lingkungan, termasuk perawat dan pengunjung. Klien yang sedang dirawat belajar agar cepat pulih dan segera pulang untuk memulai aktifitas yang lebih sehat.

  • b. KesehatanKesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya yang terletak pada rentang sehat sakit (Leininger, 1984) dan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan yang dalam konteks budaya digunakan untuk mrnjaga dan memelihara keadaaan seimbang/sehat, yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien untuk memilih secara aktif budaya yang sesuai dengan status kesehatannya dan klien harus mempelajari lingkungannya.

  • c. LingkunganLingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, keyakinan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang suatu totalitas kehidupan dan budayanya baik berupa lingkungan fisik, sosial dan simbolik.Lingkungan fisik adalah lingkungan alam yang diciptakan oleh manusia seperti pegunungan, pemukiman padat, bentuk rumah daerah panas (banyak lubang), bentuk rumah daerah dingin (eskimo) dll.Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas seperti keluarga, komunitas dan masjid atau gereja.Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk atau simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu, seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa, atau atribut yang digunakan (kalung,anting, hiasan dinding, ikat kepala, baju atau slogan-slogan)

  • d. KeperawatanAsuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Strategi yang digunakan dalam intervensi dan impelemnatasi keperawatan keluarga adalah mempertahankan, mnegosiasi, dan merestrukturisasi budaya klien.

  • Proses keperawatan Transcultural Nursing

    Model konseptual dikembangkan Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model)proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

  • Pengkajian KeperawatanPengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :a. Faktor teknologi (tecnological factors)b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors) f. Faktor ekonomi (economical factors)g. Faktor pendidikan (educational factors)

  • Tiga diagnosa keperawatanyang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkulturalGangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokulturalKetidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

  • Perencanaan dan Pelaksanaana. Cultural care preservation/maintenance 1)Identifikasi perbedaan konsep 2) Bersikap tenang 3) Mendiskusikan kesenjangan budaya b. Cultural careaccomodation/negotiation 1) Gunakan bahasa yang mudah 2) Libatkan keluarga 3) lakukan negosiasi c. Cultual care repartening/reconstruction 1) Beri kesempatan 2) Tentukan tingkat perbedaan 3) Gunakan pihak ketiga 4) Terjemahkan terminologi 5) Berikan informasi

  • EvaluasiEvaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.