APINDO & Forum Komunikasi Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

33
APINDO & Forum Komunikasi Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010 Permen ESDM No. 07 Tahun 2010 tentang Kenaikan TDL 2010 : Memperburuk Iklim Usaha

description

P ermen ESDM No. 07 Tahun 2010 tentang Kenaikan TDL 2010 : Memperburuk Iklim Usaha. APINDO & Forum Komunikasi Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010. Masalah Serius Dunia Usaha. 1. Daya saing Bunga Bank Kebijaksanaan Energi ( Energi Priman & TDL) Ekonomi Biaya Tinggi - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of APINDO & Forum Komunikasi Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Page 1: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

APINDO &Forum Komunikasi Asosiasi – Asosiasi

NasionalJakarta, 14 Juli 2010

Permen ESDM No. 07 Tahun 2010 tentang Kenaikan TDL 2010 :

Memperburuk Iklim Usaha

Page 2: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Masalah Serius Dunia Usaha

1. Daya saing• Bunga Bank• Kebijaksanaan Energi (Energi Priman & TDL)• Ekonomi Biaya Tinggi

2. Perlindungan Pasar• SNI & Label• Pengamanan Pasar Dalam Negeri • Peningkatan Penggunaan Tingkat KDN

3. Peningkatan Ekspor

Di Era Perdagangan Bebas permasalahan daya saing semakin serius.

Page 3: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Penjelasan Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 11 Juni 2010 di APINDO kepada Asosiasi – Asosiasi :

Page 4: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

PERTIMBANGAN RENCANA KENAIKAN TDLPERTIMBANGAN RENCANA KENAIKAN TDL

• Tarif Dasar Listrik (TDL) yang berlaku sampai dengan saat ini adalah

berdasarkan Keppres 104 Tahun 2003.

• TDL yang ditetapkan tersebut tidak dapat menutup Biaya Pokok

Penyediaan (BPP) tenaga listrik dan margin yang diperlukan untuk

investasi, sehingga kekurangannya dipenuhi melalui subsidi.

• Sesuai UU Nomor 2 Tahun 2010 tentang APBN-P 2010, alokasi

anggaran subsidi listrik Rp 55,1 triliun dengan asumsi penyesuaian TDL

melalui kenaikan rata-rata 10% pada bulan Juli 2010 untuk menutup

kekurangan kebutuhan subsidi Rp 4,8 triliun.

• Penundaan kenaikan TDL sebesar 10% akan menambah anggaran

subsidi Rp 800 miliar/bulan4

-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 11 Juni 2010- tanggal 11 Juni 2010-

Page 5: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

RENCANA KENAIKAN TDLRENCANA KENAIKAN TDL RATA-RATA 10% RATA-RATA 10%

5

No. Pelanggan Opsi 1(% Kenaikan)

Opsi 2(% Kenaikan)

1 450 VA s.d. 900 VA Tidak naik 5%

2 6.600 VA ke atas (R, B, P) dengan batas hemat 30% (semula 50%) Tidak naik Tidak naik

3 Pelanggan Rumah Tangga (R) 18% 15%

4 Pelanggan Bisnis (B) 12% - 16% 12% - 15%

5 Pelanggan Industri (I) 6% - 15% 6% - 13%

Catatan:

1. Penerapan tarif untuk pelanggan Industri (I), dipertahankan tetap kompetitif dengan tarif Industri di negara ASEAN.

2.Pelanggan dengan daya 6.600 VA ke atas (Rumah Tangga/R, Bisnis/B, dan Pemerintah/P) tidak mengalami kenaikan, oleh karena tarif pelanggan tersebut telah mencapai keekonomian.

3.Dengan ditetapkannya TDL 2010, maka segala kebijakan tarif (a.l.: Dayamax Plus dan Multiguna) yang selama ini diterapkan kepada pelanggan Industri dicabut.

-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 11 Juni 2010- tanggal 11 Juni 2010-

Page 6: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Penjelasan Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 22 Juni 2010 kepada Forum Komunikai Asosiasi Asosiasi :

Page 7: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Pasal 4:Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana untuk:

“kelompok masyarakat tidak mampu”.

Pasal 34:• Pemerintah sesuai kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen dengan

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.• Tarif tenaga listrik untuk konsumen ditetapkan dengan memperhatikan keseimbangan

konsumen dan pelaku usaha.

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN penjelasan pasal 66 ayat 1 (mengenai Kewajiban Pelayanan Umum/KPU):BUMN diberikan penugasan khusus oleh Pemerintah, apabila penugasan tersebut menurut kajian

secara finansial tidak fisibel, Pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan”.

3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 tentang APBN-P 2010

Pasal 8:• Subsidi dalam tahun anggaran 2010 diperkirakan sebesar Rp 55,1 triliun• Pengendalian anggaran subsidi listrik dalam Tahun Anggaran 2010 dilakukan melalui: - Penerapan TDL sesuai harga keekonomian dengan batas hemat 30% konsumsi rata-rata nasional

tahun 2009 bagi pelanggan rumah tangga (R), bisnis (B), dan pemerintah (P) untuk daya 6.600 VA ke atas;

- Penyesuaian TDL ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat persetujuan dari DPR RI.

LLANDASAN HUKUMANDASAN HUKUM

7

-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 22 Juni 2010- tanggal 22 Juni 2010-

Page 8: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Pada dasarnya Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik sama dengan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang dibayar oleh konsumen, namun saat ini TDL masih dibawah BPP.

Kementerian ESDM selaku regulator menjaga agar penyediaan tenaga listrik dilakukan secara efisien dan menjaga keseimbangan kepentingan penyedia listrik (PLN) dan konsumen.

Pemerintah melakukan evaluasi BPP PLN, dengan berprinsip pada Allowable Cost dan memaksimalkan efisiensi melalui diversifikasi energi primer dan penurunan losses.

Subsidi listrik diprioritaskan bagi konsumen tidak mampu (450 s.d 900 VA), tarif lainnya ditetapkan sesuai BPP dan keekonomian secara bertahap.

Subsidi diperlukan apabila tingkat TDL dibawah nilai semestinya (biaya pokok penyediaan + margin).

DASAR SUBSIDI LISTRIKDASAR SUBSIDI LISTRIK

8

-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 22 Juni 2010- tanggal 22 Juni 2010-

Page 9: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

538

634 685

782

1.104

811

486

604

724 746

840 805

641

529

795

907 908

767 790

916 878

737

608

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000

1.100

1.200

1.300

1.400

1.500

TDL [Rp/kWh]

Konsumen

TDL Lama TDL Baru

B.1/450 VA

B.1/900 VA

B.1/1300 VA

B.1/

≤5500 VAB.2/

≤ 200 VAI.1/

450 VAI.1/

900 VAI.1/

1300 VAI.1/

2200 VAI.1/

≤14 kVAI.2/

≤200 kVA

B.3/> 200 kVA

I.3/

>200 kVA

I.4/

>30.00 kVA

9

Bisnis (B) Industri (I)

PERBANDINGAN TDLPERBANDINGAN TDL 2010 2010

16% 16

%

12%

6% 6%

9% 9%

15%

15%

Penerapan tarif untuk pelanggan Industri (I), dipertahankan tetap kompetitif dengan tarif Industri di negara ASEAN. Pelanggan dengan daya 6.600 VA ke atas (R, B dan P) tidak mengalami kenaikan, oleh karena tarif pelanggan tersebut

telah mencapai keekonomian. Dengan ditetapkannya TDL 2010, maka segala kebijakan tarif (a.l Dayamax Plus dan Multiguna) yang selama ini

diterapkan kepada pelanggan Bisnis dan Industri dicabut.

TM TM TTTRTRTRTRTR TR TR TR TR TR TR

-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 22 Juni 2010- tanggal 22 Juni 2010-

Page 10: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Apabila konsumen membutuhkan penyediaan listrik namun oleh karena sesuatu hal tidak dapat dikenakan menurut tarif baku (Sosial, Rumah Tangga, Bisnis, Industri, Pemerintah, Traksi dan Curah), yaitu:

a.ekspor impor, dengan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya dan pemegang izin operasi;

b.bersifat sementara maksimum 3 (tiga) bulan, khusus untuk kegiatan konstruksi maksimum 24 (dua puluh empat) bulan dan dapat diperpanjang;

c.untuk kawasan bisnis dan kawasan industri yang memerlukan tingkat keandalan khusus, atau hanya sebagai cadangan pasokan;

d.untuk keperluan bisnis dan industri yang mempunyai wilayah kerja tersebar dan menginginkan pembayaran terpusat; atau

e.adanya bisnis para pihak yang saling menguntungkan dengan kualitas layanan tertentu, khusus untuk keperluan bisnis dan industri dengan daya di atas 200 kVA.

TARIF LAYANAN KHUSUS (L)TARIF LAYANAN KHUSUS (L)

10

-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 22 Juni 2010- tanggal 22 Juni 2010-

Page 11: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

KETENTUAN TARIF DASAR LISTRIK (TDL)

KEPPRES RI No.104 Tahun 2003 vs

PERMEN ESDM No. 07 Tahun 2010

Page 12: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

I. Menurut UU No. 30 Pasal 34 tentang ketenagalistrikan

Pasal 34:

• Pemerintah sesuai kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

• Tarif tenaga listrik untuk konsumen ditetapkan dengan memperhatikan keseimbangan konsumen dan pelaku usaha.

sehingga Permen No. 7 tahun 2010 CACAT HUKUM, karena seharusnya berdasarkan KEPPRES

Page 13: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

II. Ada 3 (tiga)Ketentuan TDL

1. TDL KEPPRES No. 104 tahun 2003

2. TDL versi PLN Pelanggaran UU No. 30 tahun 2009 Pasal 34, karena tidak ditetapkan oleh Pemerintah bersama DPR

3. TDL Permen 2010 CACAT HUKUM

Page 14: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010
Page 15: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010
Page 16: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010
Page 17: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Simulasi Perhitungan TDL dari Asosiasi berdasarkan :

KEPPRES RI No.104 Tahun 2003 vs

PERMEN ESDM No. 07 Tahun 2010

Page 18: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Simulasi kenaikan Tdl 2010 (I-2 - 131 kva )

PT. A (gol I-2 <200kva) -Simulasi kenaikan Golongan I-2 dengan 131 kva

tarif lama dengan Dayamax = Keppress 76 Th. 2003 Bila beban dihapus, koef k=1,4 = Permen ESDM 07 Th. 2010 Kenaikan

Biaya Beban Rp32,500

131 4,257,500 Biaya Beban   dihapus -  

Penalti KVAmax Rp32,500 -

- Penalti KVAmax   dihapus -  

Biaya LWBP Rp440

42,758 18,813,520 Biaya LWBP Rp800 42,758 34,206,400  

Biaya WBP x koef k Rp880

4,249 3,739,120 Biaya WBP x k=1,4 Rp1,120 8,405 9,413,376  

Biaya WBP2 (x 2 x 1.5) Rp1,320

4,156 5,485,656     - -  

Pemakaian Tenaga Listrik     32,295,796 Pemakaian Tenaga

Listrik   

43,619,776

 

PPJ (2,5% * Pemakaian)     804,165 PPJ (2,5% * Pemakaian)

   

1,086,132  

TOTAL TAGIHAN :   33,099,961       44,705,908 11,605,947

  NAIK: 35.06%

 

RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp874

                 

      Sebelum Naik (Rp/ Kwh) ------> Rp647

Biaya beban (Rp./kVA/bulan Keppress RI No. 76 Th. 2003

Blok LWBP = 440Keppress RI No. 76 Th. 2003

Blok WBPK x 440 = WBP 2 x 440 = 880

Keppress RI No. 76 Th. 2003

Blok WBP2(WBP x 2) x pinalti dayamax = WBP2

440 x 2 x 1.5 = 1,320

Blok LWBP = 800Permen ESDM 07 Th. 2010

Blok WBPK x 800 = WBP

1.4 x 800 = 1,120Permen ESDM 07 Th. 2010

Golongan I-2/TRPemakaian pada

rekening

Prosentase Kenaikan (setelah menggunakan

Permen ESDM 07 Th. 2010

Selisih biaya antara perhitungan Keppres RI No.

76 Th. 2003 dan Permen ESDM 07 Th. 2010

Dayamax

Sumber : API 2010Sumber : API 2010

Page 19: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Simulasi Perhitungan rek.PLN (Skema PLN - tarif TDL Rp.800/kwh, biaya beban dihapus)

asumsi bahwa tarif WBP dikenakan koefisien k=2

tarif lama dengan Dayamax Bila beban dihapus, koef k=2 Kenaikan

Biaya Beban Rp32,500 131 4,257,500 Biaya Beban   dihapus -  

Penalti KVAmax Rp32,500 - - Penalti KVAmax   dihapus -  

Biaya LWBP Rp440 42,758 18,813,520 Biaya LWBP Rp800 42,758 34,206,400  

Biaya WBP x koef k Rp880 4,249 3,739,120 Biaya WBP x k=2 Rp1,600 8,405 13,447,680  

Biaya WBP2 (x 2 x 1.5) Rp1,320 4,156 5,485,656     - -  

Pemakaian Tenaga Listrik     32,295,796 Pemakaian Tenaga Listrik     47,654,080  

PPJ (2,5% * Pemakaian)     804,165 PPJ (2,5% * Pemakaian)     1,191,352  

TOTAL TAGIHAN :   33,099,961       48,845,432 15,745,471

  NAIK: 47.57%

 

RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp955

Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I-2 - 131 kva )

Sumber : API 2010Sumber : API 2010

Page 20: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

PT.X --Simulasi kenaikan Golongan I - 3 dengan 6930 kvatarif lama dengan Dayamax = = Keppress 76 Th. 2003 Bila beban dihapus, koef k=1,4 Kenaikan

Biaya Beban Rp29,500 6,930

204,435,000 Biaya Beban   dihapus -  

Penalti KVAmax Rp29,500 3,930

115,935,000 Penalti KVAmax   dihapus -  

Biaya LWBP Rp439 3,584,136 1,573,435,70

4 Biaya LWBP Rp680 3,584,136 2,437,212,480  

Biaya WBP x koef k Rp439 251,580

110,443,620 Biaya WBP x k=1,4 Rp952 719,680 685,135,360  

Biaya WBP2 (x 1,5) Rp659 468,100

308,243,850     - -  

Pemakaian Tenaga Listrik

   2,312,493,17

4 Pemakaian Tenaga Listrik

    3,122,347,840  

PPJ (2,5% * Pemakaian)    

57,812,329 PPJ (2,5% * Pemakaian)

    77,746,461  

TOTAL TAGIHAN :  

2,370,305,503

      3,200,094,301 829,788,798

  NAIK: 35.01%  

RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp744   

      Rata2 Sebelum Naik (Rp/ Kwh) ------> Rp551

Biaya beban (Rp./kVA/bulan Golongan I-3/TR

Keppress RI No. 76 Th. 2003

Blok WBP (diatas 350 jam nyala 439

Keppress RI No. 76 Th. 2003

Blok WBP (0 sd 350 jam nyala) K x 439 = WBP1 x 439 = 439

Keppress RI No. 76 Th. 2003

Blok WBP2 (0 sd 350 jam nyala) (WBP x K) x 1.5 = WBP2

439 x 1 x 1.5 = 659

Golongan I-3/TRBlok LWBP = 680

Permen ESDM 07 Th. 2010

Blok WBPK x 680 = WBP 1.4 x 680 = 952

Permen ESDM 07 Th. 2010

Golongan I-2/TRPemakaian pada

rekening

Prosentase Kenaikan (setelah menggunakan

Permen ESDM 07 Th. 2010

Selisih biaya antara perhitungan Keppres RI No.

76 Th. 2003 dan Permen ESDM 07 Th. 2010

PT.X --Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I3 -6930kva )

Dayamax

Sumber : API 2010Sumber : API 2010

Page 21: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Simulasi Perhitungan rek.PLN (Skema PLN - tarif TDL Rp.680/kwh, biaya beban dihapus)

asumsi bahwa tarif WBP dikenakan koefisien k=2

tarif lama dengan Dayamax Bila beban dihapus, koef k=2 k=1,4 = Permen ESDM 07 Th. 2010 Kenaikan

Biaya Beban Rp29,500 6,930 204,435,000 Biaya Beban   dihapus -  

Penalti KVAmax Rp29,500 3,930 115,935,000 Penalti KVAmax   dihapus -  

Biaya LWBP Rp439 3,584,136 1,573,435,704 Biaya LWBP Rp680 3,584,136 2,437,212,480  

Biaya WBP x koef k Rp439 251,580 110,443,620 Biaya WBP x k=2 Rp1,360 719,680 978,764,800  

Biaya WBP2 (x 1,5) Rp659 468,100 308,243,850     - -  

Pemakaian Tenaga Listrik     2,312,493,174 Pemakaian Tenaga Listrik     3,415,977,280  

PPJ (2,5% * Pemakaian)     57,812,329 PPJ (2,5% * Pemakaian)     85,399,432  

TOTAL TAGIHAN :   2,370,305,503       3,501,376,712 1,131,071,209

  NAIK: 47.72%

 

RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp814

PT.X --Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I3 -6930kva )

Sumber : API 2010Sumber : API 2010

Page 22: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

PT.Y --Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I3 -2180kva ) data sesuai tagihan real Juni 2010

Simulasi Perhitungan rek.PLN (Skema PLN - tarif TDL Rp.680/kwh, biaya beban dihapus)

asumsi bahwa tarif WBP dikenakan koefisien k=1,4

tarif lama dengan Dayamax Bila beban dihapus, koef k=1,4 Kenaikan

Biaya Beban Rp29,500 2,180 64,310,000 Biaya Beban   dihapus -  

Penalti KVAmax Rp29,500 986 29,087,000 Penalti KVAmax   dihapus -  

Biaya LWBP Rp439 1,040,760 456,893,640 Biaya LWBP Rp680 1,040,760 707,716,800  

Biaya WBP x koef k Rp439 75,190 33,008,410 Biaya WBP x k=1,4 Rp952 210,720 200,605,440  

Biaya WBP2 (x 1,5) Rp659 135,530 89,246,505     - -  

Pemakaian Tenaga Listrik     672,545,555 Pemakaian Tenaga Listrik     908,322,240  

PPJ (2,5% * Pemakaian)     16,813,639 PPJ (2,5% * Pemakaian)     22,617,224  

TOTAL TAGIHAN :   689,359,194       930,939,464 241,580,270

  NAIK: 35.04%

 

RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp744

   

      Sebelum Naik (Rp/ Kwh) ------> Rp551

Sumber : API 2010Sumber : API 2010

Page 23: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Simulasi Perhitungan rek.PLN (Skema PLN - tarif TDL Rp.680/kwh, biaya beban dihapus)

asumsi bahwa tarif WBP dikenakan koefisien k=2

tarif lama dengan Dayamax Bila beban dihapus, koef k=2 Kenaikan

Biaya Beban Rp29,500 2,180 64,310,000 Biaya Beban   dihapus -  

Penalti KVAmax Rp29,500 986 29,087,000 Penalti KVAmax   dihapus -  

Biaya LWBP Rp439 1,040,760 456,893,640 Biaya LWBP Rp680 1,040,760 707,716,800  

Biaya WBP x koef k Rp439 75,190 33,008,410 Biaya WBP x k=2 Rp1,360 210,720 286,579,200  

Biaya WBP2 (x 1,5) Rp659 135,530 89,246,505     - -  

Pemakaian Tenaga Listrik     672,545,555 Pemakaian Tenaga Listrik     994,296,000  

PPJ (2,5% * Pemakaian)     16,813,639 PPJ (2,5% * Pemakaian)     24,857,400  

TOTAL TAGIHAN :   689,359,194       1,019,153,400 329,794,206

  NAIK: 47.84%

 

RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp814

PT.Y --Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I3 -2180kva ) data sesuai tagihan real Juni 2010

Sumber : API 2010Sumber : API 2010

Page 24: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

PERHITUNGAN REKENING PLN- 2010Kategori : Industri Makanan

Grand Total Pembayaran Rekening LPLN Bulan Januari – Mei 2010:

Grand Total Lama : Rp.859.951.029,-

Grand Total Baru : Rp. 1. 121.378.007,-

Kenaikan : 30 %.

Page 25: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010
Page 26: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010
Page 27: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Asosiasi Kaca Lembaran dan Kaca Pengaman

Page 28: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

PERHITUNGAN REKENING PLN- 2010Industri Besi dan Baja

• Kategori : I3

• Kategori I4

Page 29: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

PERHITUNGAN REKENING PLN- 2010Industri Hotel

Hotel A ( 5 stars ) Jakarta

Existing Billing NEW Billing

( K=2 ) ( K=2 )

A. Main cost :

(kWh) (Price) (%) (Price) (%)WBP : 18.00 - 22.00 492,880 904 445,563,520 1,600 788,608,000

LWBP : 22.00 - 18.00 2,215,200 452 1,001,270,400 800.0 1,772,160,000

kWh usage 2,708,080

Total main cost : 1,446,833,920 2,560,768,000 76.99%

B. Additional cost :

Disincentive energy 180,992,850 12.51%

48,564,000 3.36%

PPJU 55,966,043 3.87%

Fixed Load Cost 189,144,000 13.07% Minimum Usages

Total additional cost : 474,666,893 32.81%

Total A + B 1,921,500,813 2,560,768,000 33.27%

Capacity : 6,660 kVACategory : B3 / TM

Keppres 104 / 2003 Permen ESDM 07 / 2010

(Rp.) (Rp.)

Disincentive Kva max

Page 30: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Rekomendasi :

Page 31: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Apabila ketentuan TDL baru tetap dipaksakan, yang terjadi adalah :

1 .Timbulnya multiplier effect, dimana terjadi kenaikan pada harga-harga barang kebutuhan pokok, transportasi, dan kenaikan inflasi

2. Menurunnya daya saing produksi dalam negeri baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor

3. Terjadinya peningkatan penggunaan produk impor, karena produk impor akan lebih stabil dan jauh lebih bersaing dari produk dalam negeri

4. Terhambatnya investasi baru / perluasan usaha

5. Pengurangan produksi sampai dengan terhentinya produksi yang berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

6. Peningkatan Inflasi

Page 32: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Rekomendasi :

- Untuk itu, Forum Komunikasi Asosiasi – Asosiasi Nasional meminta kepada Pemerintah untuk :

membatalkan Permen ESDM No. 07 Tahun 2010 tentang Kenaikan TDL 2010-Membahas kembali bersama pelaku usaha untuk mendapatkan angka kenaikan yang tetap kompetitif, dan mendorong pertumbuhan Ekonomi- Pemerintah agar lebih fokus dalam meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

Page 33: APINDO  & Forum Komunikasi  Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010

Terima Kasih