Apa itu kelompok

download Apa itu kelompok

of 32

description

pengertian kelompok, pembentukan kelompok

Transcript of Apa itu kelompok

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKelompok manusia adalah sistem sosial yang telah diterima secara layak dan telah dilakukan pemahaman yang mendalam. Kata kelompok itu termasuk ke dalam pola dari asosiasi dan aktivitas yang mana orang melibatkan sebagian besar dirinya dalam kejadian dari hari ke hari. Untuk menjadi sebuah grup diperlukan lebih dari kumpulan individu yang memiliki keunikan dalam dirinya. Seperti yang dikatakan Lewin, Suatu keseluruhan yang berbeda dalam bagian-bagiannya dimana setiap bagiannya memiliki suatu keunikan tersendiri. Oleh karena itu, kelompok manusia dilihat sebagai sebuah sistem yang berbeda dari lingkungannya, memiliki bagian dan fungsi dalam suatu sistem, dan menyediakan koneksi diantara komponen di dalamnya dengan lingkungan itu sendiri. Dikarenakan bahasan dalam diskusi kelompok pada pembahasan ini didasarkan dari pandangan sistem sosial, jadi sebuah kelompok dapat dipertimbangankan hanya jika itu memenuhi kriteria yang ada. Sebuah kelompok dengan level tinggi dapat di analisis secara besar dengan menggunakan konsep kelompok, level moderat dengan menggunakan konsep kelompok dan individu, dan level bawah menggunakan konsep individual. Ketika orang berkumpul bersama, tidak membuat mereka menamakan dirinya sebagai kelompok. Ungkapan dari kelompok yang kaku menyampaikan poin dalam waktu atau proses dimana keseluruhan orang menjadi sebuah kesatuan, kelompok, yang dibedakan dari lingkungannya dan beda dalam setiap bagian-bagiannya.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana dimensi-dimensi dalam kelompok-kelompok;1.2.2 Bagaimana aspek-aspek kelompok sebagai sebuah sistem.

1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui dimensi-dimensi dalam kelompok-kelompok;1.3.2 Untuk mengetahui aspek-aspek kelompok sebagai sebuah sistem.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Dimensi-Dimensi Dalam Kelompok-KelompokAda banyak macam kelompok, diantaranya kelompok observasi, kelompok pemimpin, dan kelompok terapis. Dimensi yang digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok adalah dimensi polaritas. Kelompok dan waktu tertentu secara teori dapat ditempatkan dalam beberapa tahap.Instrument vs Expressive. Diambil dari Parson, istilah lain yang sering digunakan diantaranya: task vs sentiment, goal achievement vs group maintenance, task-oriented vs group-oriented, dan guidance bhevior vs sociable behavior. Perbedaan biasanya dipahami sebagai bentuk diantara partikular, kejelasan, objek yang terbatas dan terus-menerus, ketidakjelasan, dan keharmonisan kelompok. Perbedaan adalah pengertian terbaik diantara dua keseimbangan dimana setiap kelompok dapat berkembang. Keadaan yang pertama adalah sesuatu yang nyata, objeknya spesifik, dengan hasil yang spesifik, dan dikatakan sebagai hubungan vertikal. Keadaan selanjutnya adalah sesuatu yang objeknya nyata dan luas, tidak spesifik dengan hasil yang umum dari komponen di dalamnya, dan dikatakan sebagai hubungan horizontal. Dalam pandangan kita, instrumental vs expressive adalah aktivitas atau orientasi yang membuat kelompok bergerak pada salah satu dari dua keadaan kokoh tersebut. Ada suatu polaritas dan tidak terlalu eksklusif, jadi, keadaan adaptif lebih berfokus pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas, tetapi juga berupaya dalam hal integrasi. Keadaan integratif tidak termasuk ke dalam aktivitas keadaan adaptif. Sebagai contoh, Mahkamah Agung harus menghabiskan beberapa waktunya untuk bermeditasi diantara kebenaran dan perasaan pribadinya dalam waktu yang bersamaan.Hal ini membuat sebuah kelompok sangat sulit untuk dilihat karakternya, yang sangat kontras seperti keluarga dan didominasi oleh hal integratif, serta organisasi yang didominasi oleh hal yang adaptif. Komunitas adalah suatu masyarakat yang luas yang terdiri dari kelompok, berbagi karakter yang jumlahnya tidak terbatas, dan juga kadang-kadang sulit untuk membedakan perbedaan diantara komunitas dan kelompok.Carl Roger menyusun beberapa macam pengalaman intensif kelompok dan menjelaskan mereka. Berikut adalah daftarnya. T-group Encounter group (or basic encounter group) Sensitivity training group Task-oriented group Sensory awareness groups, body awareness groups, body movement groups Creativity workshop Organizational development group Team building group Gestalt group Synanon group or gameRogers mencakup kelompok-kelompok lain yang kurang dapat diidentifikasi secara jelas. Apa yang Rogers buat daftarnya adalah kelompok-kelompok yang disengaja untuk disamakan dengan komunitas dan berkomitmen untuk tujuan atau ideologi yang sama. Vattano mengidentifikasi dua macam kelompok lainnya yang sama seperti Rogers, dimana mereka adalah kelompok self-help, dimana di dalamnya adalah kelompok organisasi komunitas/masyarakat dan kelompok hak-hak kesejahteraan. Kelompok organisasi masyarakat ini termasuk yang digunakan oleh Saul Alinsky dan area industrinya, serta mobiliasasi generasi muda di New York City. Sedangkan kelompok hak-hak kesejahteraan dikembangkan untuk merespon isu-isu terstentu, seperti melindungi hak-hak sipil dari pelanggaran, penghinaan, dan perampasan.Kelompok-kelompok yang diidentifikasi oleh Rogers dan Vattano menunjukkan tujuan tertentu. Beberapa menyerupai keluarga atau komunitas dan beberapa menyerupai organisasi di posisi pada instumental vs expressive. Northen telah berkomentar bahwa penggunaan kelompok untuk memecahkan masalah adalah penekanan utama sebagai tahap tertentu dari perkembangan kelompok, pada tahap ini, mungkin, semua kelompok bergerak menuju arah instrumental dan berkelanjutan.

Primary vs Secondary. Olmsted membagi dikotomi instrumental vs expressive dengan menyebutnya primary-expressive dan secondary-instrumental. Ini logis dan sangat bermanfaat penggunaannya, tapi disarankan untuk melihat pernyataan lebih lanjut. Contohnya adalah pada kegiatan minum kopi di sore hari yang di dominasi oleh hal ekspresif. Jika hal itu dianggap penting oleh anggotanya, maka itu termasuk dalam pertimbangan utama. Namun jika dianggap kurang penting oleh anggotanya, maka itu termasuk dalam pertimbangan sekunder. Satu kriteria namun pengaruhnya sangat luas bagi kelompok terutama terhadap fungsi afektifnya.Cara lain untuk mengatakan ini adalah bahwa jika anggota bereaksi satu sama lain lebih peran sebagai individu, dikatakan kelompok sekunder. Ketika peran menjadi lebih formal, dan kelompok menjadi lebih tujuan spesifik, dan menyempit, maka kelompok sekunder semakin dekat untuk menjadi sebuah organisasi.

Narcissistic vs Generatic. Polaritas ini mirip dengan polaritas Parson tentang "diri vs kolektivitas" dan "partikularisme vs univeralisme. Dimensi adalah kepuasan diri dari satu atau banyak anggota dengan komitmen yang luas untuk tujuan kelompok. Mills mencatat bahwa dimensi ini mirip dengan kesenangan dan realitas prinsip Freud, konsep Erikson "generativity", dan tipologi Redl tentang hubungan otoritas.Pentingnya dimensi ini kelompok adalah bahwa ia menjelaskan kemampuan dari beberapa kelompok untuk bertahan hidup. Mills menyatakan bahwa dalam kelompok narcissistic, "tidak ada ketentuan yang dibuat untuk penyesuaian internal dan eksternal sebagai perlindungan terhadap ancaman atau realitas perjalanan waktu ... mereka itu terstruktur .... Prinsip organisasi mereka adalah narsisme, yang di dalamnya diri menentang pengaturan sosial yang diperlukan untuk penyelesaian masalah kritis sistem mereka.Intinya, dimensi ini yang telah digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok dengan menunjukkan bahwa kelompok berbagi sifat penting dari sistem: adaptasi, integrasi, pencapaian tujuan, pemeliharaan struktural, dan perubahan struktural. Kelompok memiliki kesamaan dan perbedaan dari sistem lain.

2.2 Aspek Dari Kelompok-Kelompok Sebagai Sebuah SistemA. Aspek EvolusionerAnalisis untuk kelompok tertentu memerlukan banyak perhatian pada evolusinya. Mungkin, berbeda dengan kelompok lain, kecuali keluarga. Hal ini benar karena kelompok dan keluarga lebih tergantung pada orang-orang tertentu dan dengan demikian lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan personal dari sistem lainnya. Dengan demikian, kurangnya perhatian memberikan proses struktur yang lebih dalam kelompok: dan dalam praktik pekerjaan sosial, untuk pemecahan masalah sebagai aspek yang paling penting dari proses. Karena itu, keseimbangan kelompok telah menerima banyak penekanan. Dalam praktik kerja kelompok sudah hampir semua ajaran mengetahui bahwa semua aspek kelompok berada dibawah pemeliharaan keseimbangan. Dalam diskusi kita tentang sistem lainnya, kita harus menetapkan bahwa sistem, keadaan yang stabil ini menetapkan bahwa ada aspek lain yang sama pentingnya. 1. Keadaan Stabil (Steady State)Kelompok seperti suatu organisme biologis. Terbentuk, tumbuh, dan mencapai batasnya. Ini dimulai individu dengan kepribadian tertentu, kebutuhan tertentu, ide-ide, bakat, keterbatasan - dan dalam rangka pembangunan perkembangan pola tertentu perilaku, seperangkat norma adat, nilai-nilai, dan sebagainya. Bagian-bagian menjadi berbeda, masing-masing dengan asumsi fungsi khusus dalam kaitannya dengan bagian lain maupun keseluruhan .... Sebagai kelompok pendekatan kedewasaan itu menjadi lebih kompleks, lebih dibedakan, lebih mandiri, dan lebih terintegrasi. Ini adalah cara yang rinci menggambarkan kelompok dengan keadaan stabil. Berarti lebih umum untuk menggambarkan identitas atau budaya. Oimsted mengamati:Setiap kelompok memiliki sub-budaya itu sendiri, yang dipilih dan dimodifikasi dari beberapa bagian dari budaya yang lebih besar. Arti penting dari sub-budaya tidak terletak pada apa yang mereka tambah ke budaya yang lebih besar seperti dalam kenyataan bahwa tanpa budaya sendiri tidak ada kelompok yang lebih dari pluralitas, hanya kumpulan individu. Makna umum, definisi situasi, norma-norma kepercayaan dan perilaku semua ini membentuk budaya kelompok. Dua komponen stabil dalam pembahasan kali ini adalah: konsensus dan pencapaian tujuan.

Konsensus. Homans mendefinisikan "norma" sebagai "apa yang seharusnya, dan hanya ini. Mereka adalah bagian dari budaya, namun tidak semuanya. Implikasi kondisi mapan "keteraturan dan prediktabilitas" itu jelas. Sherif mengeksplorasi konsep norma kelompok, dan menemukan bahwa ketika orang ditempatkan dalam kelompok, norma-norma individu cenderung untuk berkumpul menjadi norma kelompok (Cartwright dan Zander, 1960, hlm. 23-25). Ini diilustrasikan dalam studi Bank Wiring Observation Room, di mana para pekerja memiliki harapan eksplisit tentang norma-norma produksi dan menekan orang lain untuk menyesuaikan diri (Rocthlisberger dan Dickson, 1947). Contoh lain adalah temuan Shils bahwa tentara mengobservasi norma-norma kelompok tentang mendukung "teman-teman" mereka (Mills, 1967, p.4.n). Seperti Bill Mauldin memasukkannya ke Up Front, unit-unit tempur "memiliki semacam kompleks keluarga":Pria baru harus bekerja dengan cara mereka secara perlahan-lahan, tetapi mereka akhirnya diterima. Kadang-kadang mereka harus mengubah cara hidup mereka. Orang tertutup tidak akan bertahan lama hidup tanpa teman, jadi dia belajar untuk keluar dari cangkangnya. Sekali ia telah "tiba" dia cukup bangga dengan kelompoknya, dan dia pada gilirannya adalah dingin terhadap orang luar. (Carrwright dan Zande, 1960, p.165)Konsensus adalah "tingkat kesepakatan mengenai kesepakatan, norma, peran, dan aspek lainnya dari kelompok (Shepherd, 1964, p.25). ketika persetujuan membawa kepuasan pada kepentingan anggota kelompok, maka ini disebut sebagai simbiotik. kepuasan pengguna kebutuhan penting oleh anggota kelompok, itu adalah "simbiosis. Ketika perjanjian tersebut dan kepuasan kebutuhan beroperasi untuk mengikat anggota ke grup, ia memiliki "daya tarik", atau "valensi," dan hasilnya adalah "kekompakan" kelompok. Kekompakan akan menimbulkan "solidaritas.Konsensus dan kepaduan , kemudian, adalah aspek aspek ekspresif, integratif, dan utama kelompok.

Pencapaian tujuan. Kompenen lain yang harus dibahas adalah pencapaian tujuan (Parsons, 1964) atau mengejar tujuan (Mills, 1967, hal. 108). Berbeda dengan konsensus dan kekompakan, pencapaian tujuan adalah instrumental, adaptif, dan sekunder.Northen menggunakan jangka tujuan, mengatakan bahwa "setiap kelompok memiliki tujuan yang berarti memiliki maksud dan akhir penyampaian; tujuan biasanya mengacu pada akhir tertentu yang merupakan instrumen untuk tujuan "(Northen, 1969, p.19). Istilah-istilah ini membawa kita untuk menyimpulkan bahwa "tujuan" berarti tujuan-tujuan suprasistem yang diberikan ke grup; sementara "tujuan" untuk keduanya menjaga konsistensi dalam kerangka.Penggerak adalah nama yang diberikan untuk mengejar tujuan kelompok oleh Kurt Lewin dan para ahli teori dinamika kelompok. Konsep penggerak sebagai perangkat utama intelektual dinamika kelompok dengan tugas atau kegiatan berorientasi masalah dalam kelompok. Hal ini umumnya diperlakukan sebagai karakteristik kelompok daripada individu; proses kelompok demikian diwakili sebagai pergerakan menuju (atau menjauhi) agenda kelompok (Olmsted 1959, hal. 115).Kelompok bergerak dalam lingkungan, untuk mencapai tujuan yang saling didefinisikan dan dihargai oleh kelompok dan lingkungan yang relevan. Perilaku mencari tujuan memiliki efek pada konsensus kelompok dan kohesi.Prospek bekerja sama menuju tujuan bersama membawa orang bersama-sama dengan persyaratan baru dan khusus. Jika kita mengasumsikan bahwa hubungan mereka demi kepuasan individual, kita dapat mengasumsikan bahwa sekarang berorientasi pada berbagi pikiran . . . [yang] cenderung menjadi struktur yang ada emosional dan normatif dan membutuhkan redistribusi energi, mempengaruhi, dan tindakan. Dalam hal ini, tuntutan memasuki peran instrumental. . . memperkenalkan konflik klasik antara diri sendiri dengan kelompok. . . Konflik menciptakan apa yang kita sebut masalah keintiman. Mills menyatakan bahwa masalah ini memaksa anggota untuk membedakan antara afektif dan perilaku pencapaian tujuan, kegiatan membagi antara keduanya, menerima imbalan, dan memiliki pilihan berbagai hubungan afektif dan non-afektif. Artinya, nilai sebagai seorang pekerja tidak tergantung pada nilai sebagai kasih (atau vice versa) (Mills, 1967, PP 108-109). Ini adalah diferensiasi peran dan mengizinkan orang untuk terlibat atau melepaskan diri dari keintiman tergantung pada sifat kegiatan intrumental atau ekspresifnya.

2. Tahapan Evolusi (Stage of Evoluition)Beberapa formulasi evolusi kelompok telah di sarankan untuk di diskusikan. Berikut adalah langkah-langkah singkat mengenai proses evolusi kelompok.1. Kelompok beradaptasi dengan lingkungannya dalam menanggapi perilaku adaptif, anggota mengembangkan kegiatan, sentimen, dan interaksi. Komponen-komponen adaptif adalah sistem eksternal kelompok.2. Kelompok mengembangkan kegiatan, sentimen, dan interaksi di luar perilaku adaptif yang diperlukan, melalui perilaku berorientasi pada tujuan, ini menjadi sistem internal.3. Sebagai sistem internal yang mengembangkan ikatan, kepaduan, norma, peran, dan status.4. Di dalam kebiasaan, adaptasi dipengaruhi oleh lingkungan dan sistem internal yang berkembang.5. Kelompok pada gilirannya memodifikasi fungsi anggotanya. (Weisman, 1963, p 87)

Homans membawa ini lebih lanjut, dan menggambarkan perkembangan sistem internal "elaborasi". Pada titik tertentu, terjadi di mana perilaku dan sentimen anggota menjadi lebih sama. Homans menggambarkan hal ini sebagai "standardisasi," dan seperti yang kita tunjukkan nanti, ini merupakan bentuk kontrol sosial (Homans, 1950, hlm. 109-110, 119-121). Jika kontrol sosial gagal, atau jika fungsi adaptif dan integratif gagal, kelompok itu mungkin hancur atau bergabung menjadi unit lain. Sebagai contoh, sebuah gugus tugas dapat membubarkan sebuah setiap anggota kembali ke departemen atau organisasinya; atau kelompok persahabatan dapat bergabung menjadi kelompok yang lebih besar seperti kelompok gereja atau kelompok fratenal.Kami telah berusaha untuk mensintesis skema evolusi kelompok dari beberapa sumber. Skema ini berfokus pada pengembangan internal kelompok, dan sedikit referensi dibuat untuk lingkungan. Tabel 2 menggambarkan skema dalam bentuk singkatan. Skema yang sangat baik dari pengembangan kelompok telah disajikan oleh Bennis dan Shepard, secara skeman sama, namun berdasarkan tempat teoritis agak berbeda (Benis dan Shepard, 1956, hlm. 415-437).Dalam survei ada dua macam fase dengan sub-fase yang berbeda. Fase ketiga dapat terjadi maupun tidak terjadi. Jika iya, hasilnya adalah putaran ke tahap awal atau pengembangan kembali dari kelompok. Jika tidak, maka akan memunculkan disintegrasi atau terminasi. Tidak ada satu fase pun yang dijadikan sebagai acuan mutlak.

FASE 1Selama fase besar pertama, eksplorasi satu sama lain terjadi di antara anggota. Aktivitas anggota dalam fase ini mirip dengan "inklusi" tahap diidentifikasi oleh William Schutz: "Pada tahap inklusi. . . anggota dihadapkan pertanyaan yang berhubungan dengan keanggotaan individu dalam kelompok. Dia bertanya: Apakah saya ingin menjadi bagian dari kelompok ini dan apakah anggota lain mau menerima saya sebagai bagian dalam kelompok ini? Siapa saja yang ada di sini? Haruskah saya menjadi sangat terlibat atau sedikit terlibat? Dapatkah saya mempercayakan diri saya kepada yang lain? (Galper, 1970, hal. 72). Pertanyaan tersebut dijawab satu sama lain. Sebuah deskripsi ringkasan sekelompok ayah pengangguran yang menerima bantuan untuk keluarga dengan anak-anak tergantung (AFDC) mengatakan:Mungkin salah satu fenomena paling mengejutkan adalah keantusiasan anggota untuk mendiskusikan masalah mereka. Selama fase tengah awal dan awal dari kelompok para anggota menyatakan kemarahan dan putus asa.Namun, mereka juga menyatakan mereka tidak menyadari bahwa orang lain tertarik dengan perasaan atau kesulitan mereka. Pada pertemuan kelima mereka mulai verbalisasi identifikasi mereka dengan kelompok dan menggunakan kelompok sebagai tempat untuk mencoba perilaku dan sosial keterampilan baru (Green, 1970, hlm. 3-4).Carl Rogers telah mengidentifikasi dan menggambarkan fase grup pertemuan. Rogers menggambarkan "pola atau tahap ", lima tahap pertama adalah:1. Milling around (berkerumun di sekitar) .... ada kecenderung untuk mengembangkan rasa kebingungan awal, kecanggung, interaksi yang sopan, cocktail-talk party, frustasi, dan kurangnya besar kontinuitas2. Resistance to personal expression or exploration (resistensi terhadap ekspresi dan eksplorasi pribadi) ... beberapa individu cenderung untuk mengungkapkan sikap yang agak pribadi. Hal ini cenderung untuk melihat reaksi anggota lain dari kelompok .... hanya secara bertahap dan perlahan-lahan untuk membuat apakah mereka mengambil langkah-langkah untuk mengungkapkan sesuatu dari diri pribadi ....3. Description of past feelings (mendeskripsikan perasaan yang lalu) .... ekspresi perasaan dimulai dengan menganggap proporsi yang lebih besar untuk diskusi ....4. Expression of negative feeling (mengekspresikan perasaan negatif) Anehnya, ekspresi pertama umumnya signifikan "di sini dan sekarang" perasaan menerima untuk datang sikap negatif terhadap anggota kelompok lain pada pemimpin kelompok .... ini adalah salah satu cara terbaik untuk menguji kebebasan dan kepercayaan kelompok .... alasan lain yang cukup berbeda adalah bahwa perasaan sangat positif jauh lebih sulit dan berbahaya untuk mengekspresikan.5. Expression and exploration of personally meaningful material (mengekspresikan dan mengeksplorasi materi pribadi yang bermakna) .... hal yang mungkin terjadi berikutnya adalah beberapa individu mengungkapkan dirinya kepada kelompok secara signifikan .... sebuah proses yang satu anggotanya telah disebut "perjalanan diri ke pusat, "sering merupakan proses yang sangat menyakitkan, telah dimulai .... eksplorasi tersebut tidak selalu proses yang mudah, tidak adalah seluruh kelompok menerimanya (Rogers, 1970, hlm. 15-20).Bukti dalam deskripsi Rogers tentang pola proses adalah karakteristik yang ditunjukkan pada fase I dalam skema ini. Diskusi simbol dan makna dapat berupa eksplorasi tentatif dari struktur apa yang memungkinkan, apa arti "kebebasan" dalam kelompok ini, dan bagaimana interpretasi orang lain mengenai apa yang dikatakan pemimpin. Penafsiran memberikan anggotanya untuk menentukan talenta kelompok. Anggota mulai berbagi ruang hidup mereka dan mengizinkan orang lain untuk masuk ke wilayah pribadinya. Strean teleh bekerja mengenai ruang hidup dalam pendekatan untuk suatu masalah, yang jelas sangat cocok untuk kelompok.Beberapa kesepakatan di antara anggota kelompok bahwa perasaan, pikiran, dan perilaku yang dapat ditoleransi adanya memungkinkan diskusi terbuka tentang "budaya" kelompok yang muncul. Anggota memberikan persetujuan untuk sanksi kelompok dan kekompakan satu sama lain. Lewin mendeskripsikan ini sebagai kelompok penggerak atau locomotion, yang dalam terminologi sistem mereka mendekati keadaan yang stabil.

FASE 2Pada fase ini penekanan bergeser, seperti Schutz menjelaskan hal itu, dari tahap "inklusi" ke tahap "kontrol". Pada tahap kontrol ia bertanya: sekarang saya telah memutuskan untuk menjadi anggota kelompok, kemampuan apa yang akan dimiliki? Siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana saya menemukan hal ini? Apa kelompok inginkan dari saya? (Galper, 1970, 72). Norma kelompok bergeser dari satu keadaan afektif ke yang lain. Pergeseran afektif disertai oleh pergeseran kognitif (perencanaan) dan pergeseran perilaku, kesabaran,menghormati teritori masing-masing, dan diferensiasi peran.Tahap Rogers 6 sampai 10 tidak berlaku untuk semua jenis kelompok, tetapi menggambarkan evolusi kelompok dalam kelompok pertemuan.6. The expression of immediate interpersonal feelings in the group (Ekspresi perasaan antar kedekatan dalam kelompok) ... Contoh :. "Saya merasa terancam oleh keheningan Anda." "Anda mengingatkan saya pada ibu saya... " " Saya suka keramahan dan senyum Anda. "....7. The development of a bealing capacity in the group (Pengembangan daya dukung dalam kelompok). Di mana sejumlah anggota kelompok menunjukkan kapasitas alami dan spontan dalam berurusan untuk membantu, memfasilitasi, dan terapi dengan rasa sakit dan penderitaan orang lain. ...8. Self-acceptance and the beginning of change (penerimaan diri dan perubahan awal) Art: (menangis) tidak ada siapapun, hanya saya. Saya hanya memenuhi pikiran saya dengan terus bergulat dengan pikiran-pikiran itu, dan sesekali memang diabaikan. Saya mengambil keputusan dan kembali menjadi diriku dan mungkin itu satu-satunya cara. Dan sekarang apa yang akan Saya lakukan dengan kelompok ini? Lois: anda telah membuat kemajuan, setidaknya anda mau menceritakannya.9. The creaking of facades (keretakan permukaan). Sebagai bahasan lanjutan, banyak hal cenderung terjadi bersama-sama sehingga sulit untuk tahu mana yang harus dijelaskan terlebih dahulu. ... Dengan berjalannya waktu, kelompok menemukan hal bahwa setiap anggota harus hidup di balik topeng atau kedok. .... dengan hati hati sekali, kelompok ini menuntut agar individu menjadi dirinya sendiri. ...10. The individual receives feedback (individu menerima umpan balik). John: (Ke Alma) ... kamu mengingatkanku akan kupu-kupu (tertawa)Alma : kenapa bisa begitu? ... kenapa kamu berkata kupu-kupu? ...John: yaa, karena menurutku kupu-kupu adalah hal yang aneh. Hal inilah yang bisa mendekatkan kepada kamu, seperti yang kamu katakan, sebagai teman baru, tapi hanya tentang waktu kamu bisa menangkatpnya dan memeliharanya atau membawanya dekat kepadamu sebelum kupu-kupu itu terbang jauh. Alma: (tertawa gugup)....

Dalam tahap lima, Rogers telah menjelaskan elemen dalam dimasukkan dalam tabel 2 di bawah tahap utama 2, ada sosialisasi. Anggota telah menerima norma kelompok diinternalisasi kepada mereka. Mereka mulai memilah-milah peran "fasilitator" (tidak selalu pemimpin kelompok), "konsiliator," dan sebagainya. Mereka peduli satu sama lain dan menahan anggota lain yang tampaknya melanggar norma kelompok. Para anggota yang mengungkapkan "peduli", atau perasaan negatif, berinteraksi dalam norma-norma perilaku kelompok. Kerukunan dan kekompakan yang dicapai sebagai pikiran, perasaan, dan perilaku disajikan antara mereka sendiri yang tidak menyertakan orang lain. Dalam satu "seminar keluarga" diskusi kelompok sekolah kami baru-baru ini, misalnya, para anggota menyatakan apakah membolehkan orang lain anggota kelompok diskusi lain, untuk bergabung dengan mereka. Pemungutan suara negatif; dua orang luar, walaupun mereka sesama anggota program dengan beberapa anggota kelompok. Mereka mengakui hak kelompok untuk menjaga kerukunan dan kekompakan sendiri, namun mereka menolak.

FASE 3Tahap 3 dapat terjadi pada setiap titik dalam proses kelompok: itu tidak selalu mengikuti tahap 1 atau 2. Bila itu terjadi, bagaimanapun, ini adalah krisis dalam kehidupan kelompok; kelompok akan kembali baik ke tahap awal (mirip dengan regresi pada individu) untuk mengatasi masalah tersebut, atau menyelesaikan masalah dengan cara tertentu.Rogers menjelaskan dengan baik, dalam tahap 11 sampai 15, beberapa pertemuan yang paling intens yang dapat terjadi dalam kelompok.11. Confrotation (konfrontasi). Ada kalanya umpan balik istilah terlalu ringan untuk menggambarkan interaksi yang terjadi. Norma: (mendesah keras) ... Setiap wanita yang saya tahu takkan bertindak seperti yang telah kamu lakukan minggu ini, dan terutama apa yang kamu katakan sore ini. Itu sangat kasar! Itu hanya membuat saya ingin muntah, di sana! Dan saya hanya gemetar. saya sangat marah pada kamu. Saya begitu marah sehinggaa saya ingin datang dan mengalahkan kamu!12. The helping relationship outside the group sessions (hubungan yang saling membantu di luar sesi kelompok). ... Ketika saya melihat dua orang pergi berjalan-jalan bersama-sama, atau bercakap-cakap di sudut tenang, atau mendengar bahwa mereka terjaga sampai 03:00 pagi. Saya merasa itu sangat mungkin bahwa pada beberapa waktu kemudian dalam kelompok kita akan mendengar bahwa salah satu yang mendapatkan kekuatan dan bantuan dari yang lain, bahwa orang kedua tersebut memiliki pemahaman, dukungan, pengalaman, dan kepedulian.13. The basic encounter (pertemuan dasar). Hal ini muncul menjadi salah satu pusat yang intens dan mengubah aspek dalam pengalaman kelompok... Hubungan aku-kamu terjadi dalam beberapa pertemuan ... "Ketika perasaan negatif sepenuhnya diungkapkan ke yang lain, hubungan tumbuh dan perasaan negatif digantikan oleh penerimaan yang mendalam untuk lainnya" ...14. The expression of positive feelings and closeness (ekspresi perasaan positif dan kedekatan).15. Behavior changes in the group (perubahan perilaku dalam kelompok). Nada bicara berubah, menjadi kadang-kadang lebih kuat, kadang-kadang lebih lembut, biasanya lebih spontan, tidak dibuat-buat, atau dengan perasaan lebih. Individu menunjukkan jumlah yang menakjubkan dari perhatian dan menolong terhadap satu sama lain (Rogers, 1970, hlm. 32-36).

Jika hasil positif seperti yang Rogers dan Schutz jelaskan tidak ada, namun, konflik dapat menyebabkan disintegrasi atau penghentian. Lewis Coser mengajukan pertanyaan. "Jika konflik menyatukan, apa yang membuat terpecah?" Jawabannya adalah "tidak semua konflik berfungsi positif untuk hubungan, tetapi hanya yang fokus terhadap suatu tujuan, nilai-nilai atau kepentingan yang tidak bertentangan dengan asumsi dasar di mana hubungan itu didirikan". (Coser, 1964, hlm. 73,80). Bisa diasumsikan, bahwa jika salah satu anggota kelompok yang Rogers jelaskan tidak mengambil peran penyembuhan, atau menawarkan dukungan, konflik akan memang dikhawatirkan akan memasuki kelompok dan memecah menjadi sub kelompok, seperti yang ditunjukkan dalam disintegrasi sub-fase Tahap III dari skema pada Tabel 2. Odd Ramsoy, seorang sosiolog Norwegia, telah menyelidiki konflik antara sistem dan subsistem dalam kelompok sosial (Ramsoy, 1962). Dia mengamati bahwa kelompok sebagai suatu entitas harus cenderung ke arah adaptasi dan integrasi. Sehingga anggotanya menghadapi dilema membuat pilihan yang mendukung sistem atau subsistem. Ramsoy, dan ahli sebelum dia, menyimpulkan bahwa konflik dapat dikurangi melalui konsentrasi pada masalah supraordinate. Hal ini terjadi paling mudah ketika masalah adalah ancaman eksternal. Di hadapan orang asing tidak ada yang dinamakan subkelompok. Konflik kemudian dapat memberikan kesempatan untuk penetapan keseimbangan yang diperlukan antara adaptasi dan integrasi. Sebagai hasil dari proses kelompok, itu berarti bahwa komponen (anggota kelompok secara individual) dan sistem (seluruh kelompok) memiliki kedua kebutuhan, kepuasan dan tujuan, dalam mode sinergis. Ini adalah pencapaian paling tinggi dalam evolusi sistem apapun.

28

38

37

LAMPIRAN

TABEL 2. EVOLUSI KELOMPOKFase Aspek KognitifAspek AfektifAspek Perilaku

I. Tujuan yang mendominasi komponen Diskusi makna dan simbol Mengecek perasaan, dan nilai-nilaiMengamati perilaku orang lain, partisipasi yang tentatif

Afiliasi (approach-avoldance) Mencoba untuk menemukan makna dan simbol yang umum Mengekspresikan perasaan Interaksi dan reaksi dalam perilaku, untuk saling berbagi

Komitmen Perjanjian terbatas pada makna, simbol, dan normaPengembangan ikatan kelompok, kepuasan terhadap perasaan pribadi, nilai-nilai kelompok yang muncul Awal untuk memodifikasi perilaku untuk penyesuaian, hubungan timbal balik, dan daya penggerak

II. Tujuan yang mendominasi sosialisasiInternalisasi untuk mengembangkan budaya kelompok, skema akomodasi Beberapa sama dengan kognitifMendefinisikan peran dan menyetujuinya

Kontrol sosial

Stabilitas (internal)Standardisasi, penerimaan pandangan kelompok, subordinasi padangan istimewa Subordinasi pandangann istimewa, penguatan untuk mereka yang cocok Rumusan perilaku kelompok, pengurangan penyimpangan, perbedaan peran dan teritorial

Pelaksanaan pandangan kelompok, kode dan tujuan keadaan, pemikiran yang benar, dan pengembangan sistem simbol.Pelaksanaan nilai kelompok, pengungkapan solidaritas dan kesetiasaan, tradisi Ritual, jabatan, dan hierarki

Pencarian tujuan kelompok

Keintiman dan kepaduanPemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir secara ekslusif dan berfokus pada tujuan dan sarana untuk mencapai brainstorming. Nilai yang mendukung tujuan, pengabdian kepada mereka, tidak termasuk nilai yang lain, baik personal maupun kelompok. Fokus pada tujuan kelompok tertentu, berkorban dan mengikutinya

Pertukaran satu sama lain dengan mengesampingkan hal yang lain, seperti hal pribadi, pandangan kelompok, keyakinan, dan tindakan.

III. Tujuan yang mendominasi kelompok

Konflik Disensus pada norma-norma, tujuan, evaluasi, dan bukti selektif Ketidakpuasan, kembali ke dominasi sentimen individu, agenda tersembunyi yang bersifat dominan. Perilaku antagonis, pelanggaran peran, teritorial, batas-batas, kegagalan untuk mengobservasi ritual, dan hirarki

Kembali ke fase awal atau:

Disintegrasi atau terminasiPemeliharaan pandangan yang berbeda, perbedaan ideologiPermusuhan, defensif, penghianatan, kemarahan Aliansi, kekuatan bertahan; splitting dari kelompok, penghianatan keluar

B. Aspek Struktural1. Boundary and autonomy (Batas dan Otonomi). Seperti dengan semua sistem, batas-batas kelompok ditentukan oleh kelompok dan komponen-komponennya, melalui interaksi antara anggota dan dengan lingkungan. Orang mendefinisikan diri mereka sebagai anggota, dan menentukan oleh orang lain sebagai anggota kelompok. Misalnya, pemisahan berdasarkan ras atau jenis kelamin biasanya dikonsepkan oleh masyarakat, sedangkan pemisahan menjadi denominasi agama sebagian besar adalah pilihan pribadi.Kelompok memiliki derajat yang lebih besar atau lebih kecil atau otonomi dari lingkungan mereka. Sebuah kelompok seperti Whyte`s Norton relatif otonom dari lingkungannya, dengan sedikit kontrol atau dukungan (Whyte, 1995). Kelompok pekerja yang diteliti dalam studi Bank Wiring jauh kurang otonom, yang dikenakan tingkat kontrol yang tinggi oleh organisasi Roethlisberger dan Dickson, 1947).

2. Differentiation, Hierarchy, and Role (Perbedaan, Hirarki, dan Peran)Sebagaimana disebut sebelumnya, diferensiasi peran terjadi sebagai bagian dari evolusi kelompok. Peran ini adalah ditingkatkan oleh kelompok sesuai dengan fungsi adaptif dan fungsi integratif. Selain itu, orang yang mengisi peran perlu dievaluasi; anggota kelompok dapat merespon peran atau orang, atau keduanya. Seperti tercantum dalam kelompok sekunder anggota cenderung lebih merespon terhadap peran daripada orang. Ketika peringkat tersebut mencapai konsensus di antara para anggota kelompok yang dapat dikatakan bertingkat (Bales, 1950, hal. 77)Beberapa peran menjadi standar dalam kelompok, dan terlepas dari orang yang menduduki peran; beberapa peran dikatakan umum untuk sebagian besar kelompok. Beberapa contoh adalah: scapegoat, yang berfungsi sebagai penerima kelompok permusuhan; badut, yang dapat berupa humor dan yang melayani fungsi ekspresif penting; placemaker, kepada siapa kelompok melakukan perubahan untuk pengurangan konflik, dan penting fungsi kontrol integratif atau sosial; dan idol, yang menetapkan beberapa standar moral atau sosial untuk kelompok.Berdasarkan penelitian, peran yang telah menerima sebagian besar perhatian adalah berbagai bentuk kepemimpinan. Dua hal umum yang diidentifikasi adalah tugas (instrumen atau adaptif) pemimpin, dan (ekspresif atau integratif) pemimpin sosial-emosional (Olmster, 1959, hal. 69). Homans telah merumuskan beberapa aturan untuk kepemimpinan:1. Pemimpin akan mempertahankan posisinya sendiri.2. Pemimpin akan hidup mengikuti norma-norma kelompoknya. Semakin tinggi tingkat kesesuaian, semakin tinggi pula peringkat anggota.3. Pemimpin tidak akan memberikan perintah jika tidak diikuti, dia akan "kehilangan muka" jika ia mengalaminya.4. Dalam memberikan perintah, pemimpin akan menggunakan aturan yang ditetapkan.5. Pemimpin akan mendengarkan.6. Pemimpin akan tahu sendiri. (Homas, 1950, hlm. 425-440)Faktanya adalah kepemimpinan dalam kelompok mungkin pada suatu saat yang mendadak, kuat, terpusat, dengan semua komunikasi yang berasal dengan pemimpin, dan di lain waktu lambat, santai, tersebar, dengan banyak komunikasi antara pemimpin dan pengikutnya. Setiap cara dapat diterima, tepat dan berwibawa, tetapi masing-masing dalam situasi yang berbeda (Homans, 1950, hal. 419).

C. Aspek Tingkah Laku1. Adaptation (Adaptasi)Homans mengatakan, "adaptasi adalah suatu paralelisme antara keberhasilan terhadap lingkungan yang mungkin memerlukan organisme itu sendiri. Adaptasi merupakan karakteristik kelompok seperti organisme lain" (Homans, 1950, hal. 155). Berrien, dalam diskusi kelompok sebagai sistem, menyatakan bahwa adaptasi merupakan hal yang fundamental, dalam sistem yang harus "menghasilkan beberapa layanan atau produk yang dapat diterima untuk sistem sosial lain" (Berrien, 1971, hal. 120).Sebuah komponen penting dari adaptasi adalah kepemimpinan, sebagaimana telah disebutkan namun secara khusus, pemecahan masalah dan kegiatan pengambilan keputusan melekat dalam peran kepemimpinan. Komponen ini telah menerima banyak perhatian dalam penelitian kelompok khususnya pada organisasi. Seperti disebutkan sebelumnya, kegiatan pemecahan masalah telah mendapat perhatian utama dalam praktik kerja kelompok sosial.

2. Socialization (Sosialisasi)Sosialisasi adalah perilaku integratif dalam kelompok, dimaksudkan untuk memberikan energi kepada kelompok, dan untuk mengurangi kemungkinan konflik. Daya tarik atau "valensi" dari kelompok didasarkan pada berbagai tingkat tujuan yang dibahas sebelumnya.Penggunaan kelompok kecil memfasilitasi sosialisasi yang tersebar luas; contohnya adalah kelompok di asrama dan unit pelatihan dasar militer. Sama seperti keluarga, kelompok kecil dapat berfungsi sebagai transisi ke dalam sistem yang lebih luas. Sosialisasi ke dalam kelompok itu sendiri didasarkan pada beberapa kebutuhan seseorang dan penawaran kelompok: contoh yang baik adalah seringnya penggunaan kelompok oleh remaja untuk keamanan, kesempatan untuk bertemu teman-teman, dan untuk mempelajari budaya dari kedua tahap kehidupan remaja dan dewasa .Menurut Kelman, ada tiga macam proses sosialisasi:a. Pemenuhan, dimana seseorang merasa nyaman tanpa mempercayai atau menerima pandangan kelompokb. Identifikasi, dimana seseorang mengadopsi pandangan kelompok untuk menjadikkan identitas dirinyac. Internalisasi, dimana pandangan kelompok mengadopsi karena menyelesaikan masalahnya. Sehingga kelompok setuju akan hal ini.

3. Social Control and Social Conflict (Kontrol Sosial dan Konflik Sosial)Proses standardisasi berelasi dengan kontrol sosial. Pengaplikasian sanksi merupakan salah satu bentuk dari kontrol sosial. Kontrol sosial ada dalam kelompok untuk berbagai makna. kontrol sosial dilaksanakan oleh seluruh kelompok melalui berbagai cara. Sarana utama kontrol energi diadakan atau dihilangkan dari anggota. Salah satu contoh adalah aturan tradisional Robert dalam pertemuan formal; jika anggota merasa tidak sesuai, mereka mungkin tidak akan diakui, mereka diperbolehkan untuk komunikasi verbal dengan seluruh kelompok, atau dapat keluar dari kelompok.Bagian penting dari kontrol sosial dalam kelompok adalah konflik dan manajemen konflik.Pengalaman kelompok adalah konflik. Itu adalah tanggapan terhadap kenyataan bahwa ada kekurangan dari apa yang orang butuhkan dan inginkan untuk mengatur kelompok harus berkoordinasi satu bagian dengan yang lain, dan dengan berbuat demikian harus membatasi kebebasan beberapa bagian. Dan selanjutnya, kelompok menerima dan menghargai beberapa anggota lebih daripada yang lain, dan ini adalah ketimpangan menciptakan yang konflik. Perubahan, yang terjadi pada setiap saat ditentukan baik dalam arah dan kualitas oleh cara di mana konflik diselesaikan. Menanggapi konflik menentukan keadaan baru dari sistem.

4. Communication (Komunikasi)Proses dasar dari kelompok adalah komunikasi. Definisi komunikasi adalah untuk mentransfer beberapa energi. Kita bekomunikasi dimaksudkan untuk mencapai adaptasi, integrasi, kontrol sosial atau pencapaian tujuan untuk sistem.Tujuan komunikasi adalah untuk memungkinkan anggota kelompok untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dalam kelompok dan kemudian merealisasikan keterampilan ini untuk sistem lain. Salah satu contohnya adalah sekelompok gadis-gadis hamil di luar nikah dan laki-laki mereka. Kelompok ini memberikan:Keluarga dapat belajar hal yang baru dan perilaku komunikasi lebih tepat ... dalam beberapa kasus anggota keluarga belajar bagaimana berkomunikasi lebih baik ketika terapis dan pesan yang dikirim tidak dapat diterima secara tepat dalam sistem keluarga. Dalam kasus lain, komunikasi yang baik antara terapis di hadapan kelompok berfungsi sebagai model yang positif.

BAB IIIPENUTUP3.1 SimpulanDimensi yang digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok adalah dimensi polaritas. Kelompok dan waktu tertentu secara teori dapat ditempatkan dalam beberapa tahap.Instrument vs Expressive. Lebih memfokuskan pada keadaan yang kokoh, dimana nantinya kelompok akan bergerak menuju salah satu keadaan tersebut. Hal ini membuat sebuah kelompok sangat sulit untuk dilihat karakternya, yang sangat kontras seperti keluarga dan didominasi oleh hal integratif, serta organisasi yang didominasi oleh hal yang adaptif. Komunitas adalah suatu masyarakat yang luas yang terdiri dari kelompok, berbagi karakter yang jumlahnya tidak terbatas, dan juga kadang-kadang sulit untuk membedakan perbedaan diantara komunitas dan kelompok.Primary vs Secondary. Contohnya adalah pada kegiatan minum kopi di sore hari yang di dominasi oleh hal ekspresif. Jika hal itu dianggap penting oleh anggotanya, maka itu termasuk dalam pertimbangan utama. Namun jika dianggap kurang penting oleh anggotanya, maka itu termasuk dalam pertimbangan sekunder. Satu kriteria namun pengaruhnya sangat luas bagi kelompok terutama terhadap fungsi afektifnya.Narcissistic vs Generatic. Dimensi ini yang telah digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok dengan menunjukkan bahwa kelompok berbagi sifat penting dari sistem: adaptasi, integrasi, pencapaian tujuan, pemeliharaan struktural, dan perubahan struktural. Kelompok memiliki kesamaan dan perbedaan dari sistem lain.Aspek-aspek dalam kelompok terdiri atas aspek evolusioner, aspek struktural, dan aspek perilaku. Aspek evolusioner ini membahas bahwa kelompok memiliki keadaan yang stabil untuk mencapai tujuannya serta memiliki tahapan-tahapan untuk berevolusi. Tahapnya diawali dengan kelompok beradaptasi dengan lingkungannya dalam menanggapi perilaku adaptif, anggota mengembangkan kegiatan, sentimen, dan interaksi, serta diakhiri dengan kelompok pada gilirannya memodifikasi fungsi anggotanya. Aspek struktural terdiri dari boundary and autonomy (batas dan otonomi) dan differentiation, hierarchy, and role (perbedaan, hirarki, dan peran). Seperti dengan semua sistem, batas-batas kelompok ditentukan oleh kelompok dan komponen-komponennya, melalui interaksi antara anggota dan dengan lingkungan. Kelompok memiliki derajat yang lebih besar atau lebih kecil atau otonomi dari lingkungan mereka. Sebuah kelompok seperti Whyte`s Norton relatif otonom dari lingkungannya, dengan sedikit kontrol atau dukungan (Whyte, 1995). Kelompok pekerja yang diteliti dalam studi Bank Wiring jauh kurang otonom, yang dikenakan tingkat kontrol yang tinggi oleh organisasi Roethlisberger dan Dickson, 1947). Sebagaimana disebut sebelumnya, diferensiasi peran terjadi sebagai bagian dari evolusi kelompok. Peran ini adalah ditingkatkan oleh kelompok sesuai dengan fungsi adaptif dan fungsi integratif. Selain itu, orang yang mengisi peran perlu dievaluasi; anggota kelompok dapat merespon peran atau orang, atau keduanya. Aspek perilaku, terdiri dari adaptasi, sosialisasi, kontrol sosial dan konflik sosial, serta komunikasi. Keempatnya ini sangat berhubungan dengan erat. Dimana komunikasi adalah bentuk paling dasar dalam kelompok. Adaptasi menurut Berrien, dalam diskusi kelompok sebagai sistem, menyatakan bahwa adaptasi merupakan hal yang fundamental, dalam sistem yang harus "menghasilkan beberapa layanan atau produk yang dapat diterima untuk sistem sosial lain". Sosialisasi adalah perilaku integratif dalam kelompok, dimaksudkan untuk memberikan energi kepada kelompok, dan untuk mengurangi kemungkinan konflik. Dan terakhir adalah kontrol sosial dan konflik sosial yang merupakan tahap pendewasaan sebuah kelompok.

3.2 SaranBeberapa pembahasan dalam makalah ini belum dilakukan secara mendalam. Dikarenakan keterbatasannya pemahaman kami. Oleh karena itu, untuk yang ingin membahas hal ini lebih lanjut, sangat disarankan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKAHuman Behavior in the Social Environment: A Social System Approach. Adine Publishing Company. Pustaka Keluarga Ami Ridzwan. Bumi.