antropo kdm.docx

19

Click here to load reader

description

n

Transcript of antropo kdm.docx

A. DASAR TEORIPertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang statusnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan susah dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (Suparasia, dkk., 2001). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Pertumbuhan terbagi atas dua yaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan dimana kedua jenis pertumbuhan tersebut merupakan ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan linier misalnya tinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan pertumbuhan massa jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lemak di bawah kulit (TLK).Antropometri sangat umum digunakan utuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Cara melakukan penilaian status gizi: Langsung: Antropometri, Klinis, Biokimia, dan Biofisika Tidak Langsung: Survey Konsumsi Makanan, Statistik Vital, dan Faktor Ekologi

Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini adalah: a) Alatnya mudah didapat dan digunakanb) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektifc) Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu. d) Biaya relatife murah e) Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan baku rujukan yang sudah pasti. f) Secara ilmiah diakui kebenaraya.

Memperhatikan faktor di atas, maka di bawah ini akan diuraikan keunggulan antropometri yaitu : a) Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. b) Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, yaitu dengan tenaga yang sudah dilatih.c) Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat di daerah setempat. d) Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan. e) Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau. f) Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi. g) Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu. h) Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Di samping keunggulan metode antropometri tersebut, terdapat pula beberapa kelemahan seperti: a) Tidak sensitif . Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat dan tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu.b) Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurukan spesifitas dan sensifitas pengukuran antropometri. c) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi. d) Kesalahan terjadi karena: 1. Pengukuran 2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan 3. Analisis dan asumsi yang keliru 4. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan: 5. Latihan petugas yang tidak cukup 6. Kesalahan alat atau alat tidak ditera 7. Kesulitan pengukuran

PARAMETER ANTROPOMETRIAntropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit (Suparasia, dkk., 2001).

a) UmurUmur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan BB maupun TB yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).b) Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).Berat badan juga digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi di bawah 2500 gram atau 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdpat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. c) Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004). Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu. d) Lingkar Lengan Atas (LILA) Tidak memerlukan data umur. Mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat memperlihatkan status Kurang Energi Protein (KEP) pada balita dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil risiko bayi Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak antara olekranon dan tonjolan akromion. Ambang Batas Pengukuran LiLA:KlasifikasiBatas Ukur

Wanita Usia Subur

KEK< 23,5 cm

Normal23,5 cm

Bayi Usia 0-30 hari

KEP< 9,5 cm

Normal9,5 cm

Balita

KEP< 12,5 cm

Normal12,5 cm

e) WHR (Rasio lingkar pinggang dan panggul)Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cmBanyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang beerbeda.Suatu studi prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan dengan penyakit kardiovaskular.Rumus Menghitung Nilai WHRJenis kelaminKelompok umurResiko

LowModerateHighVery high

Pria20-29< 0,830,83-0,880,89-0,94> 0,94

30-39< 0,840,84-0,910,92-0,96> 0,96

40-49< 0,880,88-0,950,96-1,00> 1,00

Wanita20-29< 0,710,71-0,770,78-0,82> 0,82

30-39< 0,720,72-0,780,79-0,84> 0.84

40-49< 0,730,73-0,790,80-0,87> 0,87

f) Tebal Lipat Kulit (%BODY FAT) Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi kanan badan dan diukur tiga kali. Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase kandungan lemak tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi dengan pengukuran tebal lemak bawah kulit terdiri dari beberapa tempat, yakni trisep, bisep, subskapular, suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha depan, betis medial, dan mid aksla. Persentase body fat dapat diestimasi dari skinfold menggunakan persamaan secara umum atau kelompok tertentu.Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.Rumus menghitung tebal lemak bawah kulit: Laki-laki 18-27 tahunDb = 1,0913 0,00116 (trisep + scapula)% BF = [(4,97/Db) 4,52] x 100 Wanita 18-23 tahunDb = 1,0897 0,00133 (trisep + scapula) % BF = [(4,76/Db) 4,28] x 100

Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:KlasifikasiLaki-lakiWanita

Lean< 8 %< 13 %

Optimal8 15 %14 23 %

Slightly overfat16 20 %24 27 %

Fat21 24 %28 32 %

Obesitas25 %33

g) Lingkar Kepala Lingkar kepal dihubugkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Digunakan untuk mendeteksi kelaian seperti hydrosefalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly.h) Lingkar Dada Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan dada yang lambat sehingga rasio lingkar dada dan kepala < 1. i) Tinggi Lutut Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat diukuran dengan formula Gibson: Pria: (2.02 x tinggi lutut (cm)) (0.04 x umur (tahun)) + 64.19 Wanita: (1.83 x tinggi lutut (cm)) (0.24 x umur (tahun)) + 84.88j) Indeks Massa Tubuh (IMT) Batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI) yang berguna sebagai indikator untuk menentukan adanya indikasi kasus KEK (Kurang Energi Kronik). Penggunaan IMT berlaku untuk orang dewasa di atas 18 tahun, serta tidak dapat diterapkan pada ibu hamil, olahragawan dan pada keaadaan khusus penykit seperti edema, asitesis dan hepatomegali. Berikut adalah formula untuk menghitung:

Kategori IMT (IOTF, WHO 2000, Penduduk Asia Dewasa)KategoriBMI (kg/m2)Risk Of Co-morbidities

Underweight23,00

At Risk23,00-24,99Meningkat

Obese I25,00-29,99Sedang

Obese II>30,00Berbahaya

Kategori IMT (Riskesdas 2007)KategoriBMI (kg/m2)

Kurus27,00

Untuk menentukan status gizi balita (0-60 bulan), nilai IMT-nya dibandingkan dengan nilai IMT standar WHO 2005 (WHO, 2006), sedangkan pada usia 5-19 tahun nilai IMT-nya dibandingkan dengan referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007).

INDEKS ANTROPOMETRIIndeks antropometri merupakan kombinasi antara beberapa parameter antropometri. Kerancuan dalam pengukuran indeks antropometri yang sering terjadi dapat mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru. Beberapa indeks antropometri:1) BB/U (Berat Badan terhadap Umur)Kelebihan: Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum. Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis. Berat badan dapat berfluktuasi. Sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil. Dapat mendeteksi kegemukan (over weight)Kelemahan : Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru (edema/ asites). Umur sering sulit ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik. Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia lima tahun. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran (pengaruh pakaian/ gerakan anak) Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orang tua tidak mau menimbang anaknya, karena dianggap seperti barang dagangan, dan sebagainya

Klasifikasi (SD = Standar Deviasi) Gizi Buruk: < -3 SD Gizi Kurang: > -3 SD sampai dengan < -2 SD Gizi Baik: > -2 SD sampai dengan < +2 SD Gizi Lebih: > +2 SD2) TB/ U (Tinggi Badan terhadap Umur)Kelebihan Baik untuk menilai status gizi masa lampau Alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsaKekurangan TB tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun Diperlukan 2 orang untuk melakukan pengukuran, karena biasanya anak relatif sulit berdiri tegak Ketepatan umur sulit didapatKlasifikasi (SD = Standar Deviasi) Anak Pendek : < -2 SD Anak Normal : > -2 SD3) BB/ TB (Berat Badan terhadap Tinggi Badan)Kelebihan Tidak memerlukan data umur Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus) Dapat menjadi indikator status gizi saat ini (current nutrition status)Kekurangan Karena faktor umur tidak dipertimbangkan, maka tidak dapat memberikan gambaran apakah anak pendek atau cukup TB atau kelebihan TB menurut umur Operasional: sulit melakukan pengukuran TB pada balita Pengukuran relatif lebih lama Memerlukan 2 orang untuk melakukannya Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila dilakukan oleh kelompok nonprofessionalKlasifikasi berdasarkan kategori Z-Score (SD = Standar Deviasi) Gizi Buruk ( Sangat Kurus) : 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. 6) Tebal Lemak Bawah Kulit menurut UmurPengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misal : lengan atas (tricep dan bicep), lengan bawah (forearm), tulang belikat (subscapular), di tengah garis ketiak(midaxillary), sisi dada (pectoral), perut (abdominal) suprailiaka, paha, tempurung lutut (suprapatellar), pertengahan tungkai bawah (medial calv)Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Lemak bawah kulit pria 3.1 kg, wanita 5.1 kg7) Rasio Lingkar Pinggang dan PinggulBanyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, disbanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh. Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tepat, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang berbeda. Rasio lingkar pinggang-pinggul untuk perempuan 0.77, laki-laki 0.90 (Seidell dkk, 1980).Diantara beberapa macam indeks antropometri, BB/U merupakan indikator yang paling umum digunakan. Gizi kurang pada anak balita adalah balita yang diukur menurut berat badan dan umur (BB/U), umur yang mempunyai berat badan sangat rendah (gizi buruk) dan berat badan rendah (gizi kurang) (Depkes, 2003: 2).PENYAJIAN INDEKS ANTROPOMETRIDari berbagai jenis indeks tersebut di atas, untuk menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas. Ambang batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu: 1) Persen terhadap MedianMedian adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi, median sama dengan persentil 50. Nilai median dinyatakan sama dengan 100% (untuk standar). Setelah itu dihitung persentase terhadap nilai median untuk mendapatkan ambang batas.Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeksStatus GiziBB/ UTB/ UBB/ TBLLA/ ULLA/ TB

Gizi Baik>80%>85%>90%>85%>85%

Gizi Kurang61-80%71-85%81-90%71-85%76-85%

Gizi Buruk60%70%80%70%75%

Klasifikasi KEP: AntropometriBB/ UBB/ TB

Ringan70-80%80-90%

Sedang60-70%70-80%

Berat