Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak...

29
ANALISIS ANALISIS ANALISIS ANALISIS EARNINGS EARNINGS EARNINGS EARNINGS MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT DAN DAN DAN DAN KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA JANGKA JANGKA JANGKA JANGKA PENDEK PENDEK PENDEK PENDEK PADA PADA PADA PADA BADAN BADAN BADAN BADAN USAHA USAHA USAHA USAHA MILIK MIL IK MIL IK MIL IK NEGARA NEGARA NEGARA NEGARA YANG YANG YANG YANG MELAKUKAN MELAKUKAN MELAKUKAN MELAKUKAN INITIAL INITIAL INITIAL INITIAL PUBLIC PUBLIC PUBLIC PUBLIC OFFERING OFFERING OFFERING OFFERING Antonius Dedy Kurniawan Warsito Kawedar, S.E., M.Si., Akt ABSTRACT ABSTRACT ABSTRACT ABSTRACT Today the state-owned companies (SOC) are encouraged to go public. Poor performance of SOCs is the reason the government to privatize SOC. Privatization is involvement of private capital in the capital structure of listed companies so the financial performance can be affected directly by the investor through market mechanisms. Problems that may arise is whether the state company that go public also perform earnings management ahead of the IPO. The purpose of this research to prove whether the SOCs perform earnings management ahead of the IPO and show whether there is a decrease in short-term performance of SOCs. Statistical analysis methods used were one-sample test to test the decline in stock performance and paired sample tests to test the decline in fina ncia l performa nce. The results of this research indicate that almost SOCs perform earnings management. In addition the short-term performance of SOCs did not decrease . This indica tes that investors tend to notice the earnings information in assessing the company. Key words: state-owned company, earnings management, IPO, stock performance, financial performance

Transcript of Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak...

Page 1: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

ANALISISANALISISANALISISANALISIS EARNINGSEARNINGSEARNINGSEARNINGS MANAGEMENTMANAGEMENTMANAGEMENTMANAGEMENTDANDANDANDAN KINERJAKINERJAKINERJAKINERJA

JANGKAJANGKAJANGKAJANGKA PENDEKPENDEKPENDEKPENDEK PADAPADAPADAPADABADANBADANBADANBADAN USAHAUSAHAUSAHAUSAHAMILIKMILIKMILIKMILIK

NEGARANEGARANEGARANEGARAYANGYANGYANGYANGMELAKUKANMELAKUKANMELAKUKANMELAKUKAN INITIALINITIALINITIALINITIAL PUBLICPUBLICPUBLICPUBLIC

OFFERINGOFFERINGOFFERINGOFFERING

Antonius Dedy Kurniawan

Warsito Kawedar, S.E., M.Si., Akt

ABSTRACTABSTRACTABSTRACTABSTRACT

Today the state-owned companies (SOC) are encouraged to go public. Poor

performance of SOCs is the reason the government to privatize SOC. Privatization

is involvement of private capital in the capital structure of listed companies so the

financia l performance can be affected directly by the investor through market

mechanisms. Problems that may arise is whether the state company that go public

also perform earnings management ahead of the IPO.

The purpose of this research to prove whether the SOCs perform earnings

management ahead of the IPO and show whether there is a decrease in short-term

performance of SOCs. Statist ica l analysis methods used were one-sample test to

test the decline in stock performance and paired sample tests to test the decline in

financia l performance.

The results of this research indica te that almost SOCs perform earnings

management. In addition the short-term performance of SOCs did not decrease .

This indica tes that investors tend to notice the earnings information in assessing

the company.

Key words: state-owned company, earnings management, IPO, stock performance,

financial performance

Page 2: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, perekonomian juga

semakin berkembang. Persaingan antar perusahaan semakin ketat. Persaingan

tidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara.

Setiap perusahaan dituntut untuk seefektif dan seefisien mungkin. Masing-masing

perusahaan senantiasa mengusahakan suatu sistem yang dapat menjamin

kelangsungan hidup perusahaan di masa depan. Salah satu caranya adalah

perusahaan senantiasa mencari dana untuk mengembangkan perusahaan dan

menambah pangsa pasar. Di sisi la in banyak dana yang menganggur di masyarakat

yang tidak produktif. Oleh sebab itu muncul pasar moda l untuk mengakomodasi

pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang ingin menginvestasikan uang

mereka.

Pasar moda l adalah suatu sistem keuangan yang terorganisir, termasuk di

dalamnya adalah bank-bank komersia l dan semua lembaga perantara dibidang

keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga di dalamnya (Sunariyah,2000).

Dari pengertian di atas pasar modal merupakan tempat pertemuan supply dan

demand dana jangka panjang. Adanya pasar moda l memungkinkan mereka yang

membutuhkan dana memperoleh dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana.

Pihak yang memiliki dana bersedia menyerahkan dana mereka karena mereka juga

mengharapkan imbalan yang sesua i dengan resiko yang mereka tanggung.

Untuk memperoleh dana segar dalam jumlah besar, perusahaan dapat

menerbitkan ekuitas dan menjua lnya di pasar moda l (go public). Saham

perusahaan dengan demikian tidak hanya dimiliki oleh pihak intern tetapi juga oleh

masyarakat. Langkah perusahaan untuk menjua l sahamnya untuk pertama kalinya

kepada masyarakat disebut Initial Public Offering (IPO). Apabila di waktu yang

akan datang perusahaan ingin memperoleh tambahan dana lagi dengan cara

menjua l saham lagi kepada masyarakat maka perusahaan dapat melakukan

Seasoned Equity Offerings. Seasoned Equity Offerings adalah penawaran ekuitas

tambahan yang dilakukan perusahaan public di luar ekuitas yang ditawarkan

Page 3: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

kepada masyarakat pada saat IPO. Namun diba lik manfaat pasar moda l tersebut

juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin memperoleh keuntungan pribadi.

Salah satunya adalah pratik manajemen laba.

Manajemen laba (Earning management) tidak hanya dilakukan perusahaan

yang mengalami kerugian namun juga perusahaan yang akan melakukan

penawaran saham. Menjelang penawaran saham perusahaan bisa melakukan

manipulasi laba yang bersifat mena ikkan laba pada saat penawaran saham. Hal ini

dilakukan agar perusahaan mendapatkan tanggapan positif dari calon investor.

Sehingga banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan. Hal ini

sesua i dengan penelitian Aminul Amin (2007). Dalam penelitian tersebut

ditemukan bahwa rata-rata perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta

dari tahun 1990 hingga 2000 terindikasi melakukan manajemen laba. Perusahaan-

perusahaan tersebut melakukan manajemen laba pada tiga periode menjelang IPO.

Manajemen laba sangat merugikan investor, walaupun tidak sela lu earning

management dika itkan dengan tindakan nega tif. Manajemen laba yang bersifat

mena ikkan laba pada saat penawaran saham membua t ekspektasi investor terlalu

tinggi. Padahal laba yang diakui bukanlah laba yang seharusnya. Walaupun pasar

modal telah membua t sejumlah peraturan untuk melindungi investor, praktik

manajemen laba masih saja ditemukan. Bagaimanapun juga manajemen laba

berkaitan erat dengan perolehan laba dan prestasi perusahaan sehingga banyak

perusahaan yang melakukannya. Oleh sebab itu telaah mengena i manajemen laba

terutama pada saat perusahaan akan go public menjadi penting.

Telaah mengena i manajemen laba pada saat perusahaan akan go public

menjadi penting karena dua halmenurut Teoh et. al. (1998) dalam Perwani (2009).

Pertama, membuktikan bahwa investor tidak dapat mendeteksi laba hasil rekayasa

pada saat IPO. Akibatnya investor mengalami kesalahan dalam mengalokasikan

dananya. Kedua, karena kesenjangan informasi antara perusahaan dengan investor

pada saat IPO dapat meningkatkan kemungkinan perusahaan untuk memanipulasi

laba.

Manajemen laba dapat dilakukan dengan memainkan discretionary accrual.

Caranya dengan mengakui biaya sekarang sebagai biaya masa depan dan atau

Page 4: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

mengakui pendapatan masa depan sebagai pendapatan sekarang. Hal tersebut

sesua i dengan penelitian Gumanti (2001) yang menemukan bahwa adanya

abnormal discretionary accrual pada dua tahun sebelum IPO. Namun manipulasi

ini tidak dapat dilakukan secara terus menerus karena perusahaan pada akhirnya

juga harus mengakui biaya yang mereka tunda pengakuannya. Manajemen laba

biasanya akan diikuti dengan penurunan kinerja (underperformance) setelah

periode penawaran karena adanya negative abnormal return (Maria dan Francisco,

2006).

Saat ini perusahaan-perusahaan milik negara juga banyak yang go public.

Kinerja BUMN yang buruk menjadi alasan pemerintah untuk melakukan

privatisasi perusahaan milik negara. Privatisasi berarti pelibatan modal swasta

dalam struktur modal perusahaan publik sehingga kinerja finansial dapat

dipengaruhi secara langsung oleh investor mela lui mekanisme pasar

(Mardiasmo,2002). Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya melibatkan

modal swasta adalah dengan menjua l saham perusahaan mela lui pasar modal (go

public).

Motivasi penjua lan perusahaan negara adalah peningkatan efisiensi sektor

publik. Sela in itu, harapan kemungkinan adanya laba, insentif yang lebih tinggi,

efisiensi dan berorientasi pada konsumen adalah tujuan la in dari privatisasi

(Bast ian, 2002). Secara garis besar ada dua tujuan privatisasi menurut Bastian

(2002). Pertama, fokus pengenda lian biaya dapat dilakukan secara lebih tajam dan

sistematis. Kedua, privatisasi meningkatkan tanggung jawab lingkungan,

keselamatan pekerja, dan kualitas pelayanan yang diproduksi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 19 Tahun

1960 pasal 1 disebutkan yang dimaksud dengan perusahaan negara adalah semua

perusahaan dalam bentuk apapun yang moda lnya seluruhnya merupakan kekayaan

negara, kecuali jika ditentukan lain dan atau oleh Undang-undang. Dalam pasal 4

ayat 2 juga disebutkan tujuan perusahaan negara adalah untuk turut membangun

ekonomi nasional dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketentraman serta

kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Dari uraian tersebut jelas disebutkan bahwa perusahaan negara dalam menjalankan

Page 5: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

usahanya perusahaan harus mengutamakan kepentingan rakyat.

Masalah yang mungkin muncul adalah apakah perusahaan negara yang go

public juga melakukan tindakan oportunis dengan melakukan manajemen laba

menjelang IPO. Dari tabel 1.1 dapat diliha t bahwa rata-rata perubahan laba bersih

BUMN yang melakukan IPO cenderung naik menjelang IPO. Tetapi nila i laba

terus menurun pada kurun waktu setelah IPO. Dari rata-rata perusahaan di atas,

mereka mengalami kenaikan laba bersih pada satu tahun sebelum IPO sebesar Rp

233,662,00. Tetapi setelah itu nila i rata-rata pertambahan laba per tahun mereka

mula i menurun hingga mencapai minus Rp 4,006,225 pada perioda dua tahun

setelah IPO. Hal ini memunculkan dugaan bahwa BUMN juga cenderung untuk

mengelola labanya menjelang IPO. Tujuannya adalah untuk memperoleh respon

positif dari pasar.

Tabe lTabe lTabe lTabe l1.11.11.11.1

NilaiNilaiNilaiNilai PerubahanPerubahanPerubahanPerubahanLabaLabaLabaLaba perperperper TahunTahunTahunTahunBUMNBUMNBUMNBUMNyangyangyangyang melakukanmelakukanmelakukanmelakukan IPOIPOIPOIPO

(dalam(dalam(dalam(dalam ribuanribuanribuanribuan rupiah)rupiah)rupiah)rupiah)

No.No.No.No. NamaNamaNamaNama PerusahaanPerusahaanPerusahaanPerusahaan

LabaLabaLabaLaba

BersihBersihBersihBersih PerubahanPerubahanPerubahanPerubahanLabaLabaLabaLaba perperperper TahunTahunTahunTahun

Tahun-2Tahun-2Tahun-2Tahun-2 Tahun-1Tahun-1Tahun-1Tahun-1 TahunTahunTahunTahun0000 Tahun+1Tahun+1Tahun+1Tahun+1 Tahun+2Tahun+2Tahun+2Tahun+2

1 Bank Negara Indonesia 151,928 122,095 61,110 -19,896 -43,918,876

2 Bank Rakyat Indonesia 1,063,890 461,050 977,495 1,130,793 175,359

3 Bank Mandiri 2,745,757 840,460 999,849 669,635 -4,652,332

4 AdhiKarya 42,335 -4,840 32,990 7,434 17,661

5 Wijaya Karya 68,382 25,515 35,242 26,895 33,188

6 Indofarma 117,009 -6,718 12,251 -62,716 69,744

7 Kimia Farma 98,246 71,573 -37,556 -96,855 7,521

8 AnekaTambang 42,522 -9,898 36,893 229,839 -74,168

9 Tambang Timah 23,974 96,243 14,296 22,092 21,208

10 Perusahaan Gas Negara 312,603 803,111 -596,262 -45,114 387,765

11 Tambang Batubara Bukit Asam 160,444 111,778 -94,267 32,435 209,412

12 Telekomunikasi Indonesia 500,978 293,572 112,332 596,394 -351,176

Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata 444,006444,006444,006444,006 233,662233,662233,662233,662 129,531129,531129,531129,531 207,578207,578207,578207,578 -4,006,225-4,006,225-4,006,225-4,006,225

Page 6: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

Manajemen laba biasanya juga akan diikuti dengan penurunan kinerja saham

setelah penawaran perdana. Hal ini disebabkan karena issuer tidak dapat

mempertahankan sinyal positif dalam jangka. Terbukti dari rata-rata laba bersih

BUMN yang melakukan IPO, mereka mengalami penurunan laba pada periode

setelah IPO. Hal ini sesua i dengan penelitian Maria dan Francisco (2006).

Penelitian tersebut mencoba untuk melihat apakah perusahaan yang melakukan

IPO melakukanmanajemen laba dan bagaimana kinerja sahamnya dalam tiga tahun

setelah IPO. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa perusahaan yang

semakin besar melakukan manajemen laba akan mengalami penyesua ian harga

saham yang semakin besar pula.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menguji fenomena earnings

management yang menyertai kebijakan IPO dan menguji kinerja saham pasca IPO

seta kinerja keuangan pasca IPO, namun tidak menguji fenomena-fenomena

tersebut secara komprehensif (serempak). Padahal ketiga hal tersebut merupakan

fenomena yang sela lu menyertai pelaksanaan IPO. Berawal dari adanya asimetri

informasi yang mendorong sikap oportunist ik manajer untuk melakukan

manipulasi terhadap kinerjanya sebelum penawaran (yang tercermin dalam

prospectus perusahaan). Manipulasi yang dilakukan manajer dapat menjadi IPO-

trap (jebakan IPO) bagi investor. Manajemen melakukan manipulasi dengan

menggunakan discretionary accruals, yaitu kebijakan akuntansi yang memberikan

keleluasaan pada manajemen untuk menentukan jumlah transaksi akrual secara

fleksibel. Sehingga terjadi peningkatan laba (income increasing) menjelang

penawaran (IPO), memuncak pada saat penawaran dan menurun setelah penawaran

dan dalam jangka panjang akan berdampak pada penurunan kinerja perusahaan.

Penelitian terdahulu mengena i earning management lebih terfokus mengena i

penyebab dan dampak earning management terhadap harga saham perusahaan.

Seperti penelitian Maria dan Francisco (2006) yang lebih berfokus pada kinerja

saham setelah IPO dan kemungkinan penyebabnya. Penelitian mengena i

manajemen laba pada BUMN belum banyak dikemukakan. Penelitian mengena i

BUMN juga penting karena biasanya BUMN menguasai sektor-sektor penting

dalam perekonomian. Ditambah lagi himbauan Menteri BUMN agar semua

Page 7: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

BUMN dapat go publik. Perubahan kinerja finansial setelah IPO juga penting

untuk diperhatikan karena kinerja finansial adalah acuan untuk menilai suatu

perusahaan.

TELAAHTELAAHTELAAHTELAAH TEORITEORITEORITEORI

Konsep Agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (2005:269)

mengasumsikan proses kontrak antara dua orang atau lebih, dimana salah satu

pihak disebut sebagai agen (pihak yang menjalankan kepentingan) dan pihak la in

disebut sebagai principal (pihak yang memiliki kepentingan). Dalam suatu

perusahaan, pihak yang disebut agen adalah para manajer sedangkan pihak yang

disebut principal adalah pemilik perusahaan (pemegang saham).

Hubungan antara principal dengan agent biasanya dalam situasi asimetri

informasi. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan adanya pihak yang mempunyai

informasi yang lebih (agen) dibandingkan dengan pihak la in (prinsipal). Dengan

asumsi masing-masing pihak berusaha memaksima lkan kepentingan pribad inya,

maka dengan adanya asimetri informasi mendorong agen untuk menyembunyikan

informasi yang tidak dimiliki oleh principal. Dalam penyusunan laporan keuangan,

agen juga memiliki asimetri informasi sehingga agen bisa lebih fleksibel

mempengaruhi laporan keuangan guna memaksima lkan kepentingannya.

Pada saat perusahaan melakukan IPO, asimetri informasi terjadi antara

agen dan principal. Manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak

mengena i perusahaan sebelum IPO dibandingkan dengan investor yang hendak

menanamkan moda lnya di perusahaan. Dalam keadaan asimetri informasi tersebut,

manajemen berusaha untuk memaksima lkan keuntungan pribadinya. Manajemen

cenderung melakukan manajemen laba agar mendapat respon positif dari pasar

pada saat penawaran.

Gumanti (2001) menemukan bahwa perusahaan tidak terbukti secara kuat

melakukan earnings management pada periode satu tahun sebelum IPO, namun

terjadi pada periode dua tahun sebelum IPO. Setyawati (2002) membuktikan

bahwa terjadi earnings management pada satu periode sebelum dan sesudah IPO.

Penelitian Ihalauw dan Afni (2002) menemukan bukti bahwa pada periode satu

Page 8: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

tahun sebelum IPO terjadi earnings management. Tiono (2004) dengan

menggunakan pendekatan total accruals menemukan bukti terjadinya earnings

management pada periode dua tahun dan satu tahun sebelum IPO.

Hasil-hasil penelitian terdahulu sebagian besar memperoleh kesimpulan

bahwa perusahaan yang melakukan kebijakan IPO terindikasi melakukan

kebijakan earnings management sebagai upaya untuk memberikan informasi

kinerja yang “lebih baik” agar pasar merespon kebijakan IPO secara positif.

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka hipotesis penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H1 : BUMN yang melakukan IPO terindikasi melakukan manajemen laba pada

saat IPO.

Perusahaan yang melakukan manajemen laba menjelang IPO cenderung

mengalami penurunan kinerja keuangan setelah IPO. Penurunan kinerja keuangan

secara teori terjadi karena sikap oportunis manajemen yang memanfaatkan asimetri

informasi pada saat IPO dengan melakukan income increasing. Tujuannya adalah

agar pada saat penawaran, perusahaan memperoleh respon positif dari pasar.

Namun dalam jangka panjang manipulasi tersebut tidak dapat diteruskan sehingga

mengakibatkan penurunan kinerja keuangan.

Dalam jangka panjang manajemen laba tidak dapat diteruskan karena

perusahaan yang melakukan manajemen laba menjelang IPO cenderung

mena ikkan labanya dengan cara menggeser pendapatan masa depan menjadi

pendapatan sekarang. Akibatnya, laba perusahaan pada tahun berikutnya akan

cenderung turun karena pendapatan pada tahun tersebut telah diakui tahun

sebelumnya. Bahkan penurunan kinerja laba akan tetap terjadi mesk ipun terdapat

pertumbuhan penjua lan dan pengeluaran modal yang tinggi setelah IPO (Ritter,

1991) seperti yang dikutip dalam Yuarny, 2005. Hal tersebut juga sesua i dengan

penelitian Aminul Amin (2007) yang menemukan bahwa adanya tren penurunan

kinerja perusahaan yang melakukan manajemen laba hingga tahun ke tiga setelah

IPO.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Page 9: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

H2 : BUMN yang melakukan manajemen laba mengalami penurunan kinerja

keuangan pada satu tahun setelah IPO

Dalam teori agensi disebutkan antara agen dan principal senantiasa

berusaha mencapai kepentingan masing-masing. Pada saat IPO, terjadi asimetri

informasi antara manajemen dengan investor. Manajemen berusaha memperoleh

keuntungan dari asimetri informasi tersebut dengan melakukan manajemen laba.

Perusahaan yang melakukan manajemen laba bertujuan untuk menarik investor

sehingga perusahaan dapat menjua l sahamnya dengan harga tinggi. Dalam jangka

pendek harga tersebut dapat dipertahankan, namun harga tersebut dalam jangka

panjang cenderung akan menurun karena investor akan segera mengoreksi

tindakan mereka setelah mengetahui bahwa penila ian mereka terlalu tinggi. Seperti

dalam penelitian Teoh (1998) yang melaporkan adanya penurunan kinerja saham

pada tiga tahun setelah IPO pada perusahaan yang melakukan manajemen laba.

Mario dan Francisco (2006) juga menemukan bukti yang sama pada perusahaan

yang melkukan IPO di Spanyol. Pratiwi dan Kusuma (2001) menemukan bahwa

kinerja saham IPO jangka pendek (tiga bulan) adalah positif dan kinerja jangka

panjang (dua puluh empat bulan) adalah nega tif. Amin (2007) juga menemukan

bahwa kinerja saham dalam tiga bulan setelah IPO adalah positif dan kinerja

jangka panjang (satu dan dua tahun setelah IPO) adalah nega tif. Bukti ini

menunjukkan bahwa dalam jangka panjang telah terjadi penurunan kinerja

(underperformance).

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H3a : BUMN yang melakukan manajemen laba mengalami peningkatan kinerja

saham pada tiga bulan setelah IPO

H3b : BUMN yang melakukan manajemen laba mengalami penurunan kinerja

saham pada satu tahun setelah IPO

METODEMETODEMETODEMETODE PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

1.1.1.1. DesainDesainDesainDesain PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Objek penelitian ini adalah seluruh BUMN yang sudah go public. Pengujiannya

Page 10: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

menggunakan rentang waktu sebelum dan sesudah IPO. Fenomena yang diuji

meliputi manajemen laba, penurunan kinerja keuangan dan penurunan kinerja

saham.

Manajemen laba dapat diliha t dengan adanya nila i discret iona ry accrual positif

dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Fried lan (1994). Kinerja

perusahaan yang melakukanmanajemen laba diind ikasikan mengalami penurunan

setelah pelaksaan IPO. Oleh sebab itu penelitian ini ditujukan untuk melihat

apakah fenimena-fenimena tersebut juga terjadi pada BUMN yang melakukan IPO.

2.2.2.2. PopulasiPopulasiPopulasiPopulasi DanDanDanDanSampelSampelSampelSampel PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Populasi adalah wilayah genera lisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakterist ik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipela jari dan kemud ian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1996). Populasi

dalam penelitian ini adalah Badan Usaha Milik Negara yang melakukan IPO yang

telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga tahun 2009 sejumlah 13

perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dari karakterist ik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Karena keseluruhan data yang digunakan merupakan data

sekunder, maka teknik pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling

yaitu teknik pengambilan sampel dengan berdasarkan ciri-ciri atau kriter ia tertentu.

Metode purposive sampling terkadang sangat penting digunakan dalam mencari

informasi sasaran spesifik, karena tipe-tipe khusus dari objek penelitian dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan (Sekaran, 2006;136). Dalam penelitian

digunakan teknik sampling ini karena tidak semua sampel mempunyai data

lengkap, sehingga sulit untuk dilakukan pengukuran.

Kriteria pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut:

1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan IPO dan tercatat

pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan tahun tidak digunakan

karena jumlah BUMN yang telah go publik tidak terlalu banyak yaitu

hanya 13 perusahaan.

Page 11: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

2) Terdapat laporan keuangan pada dua tahun sebelum IPO, saat IPO dan

pada satu tahun setelah IPO.

3) Terdapat data harga saham pada saat IPO hingga satu tahun setelah IPO.

4) Terdapat kelengkapan data tambahan yang diper lukan. Antara la in

penjua lan, laba bersih dan aliran kas.

3.3.3.3. VariabelVariabelVariabelVariabel PenelitianPenelitianPenelitianPenelitianDanDanDanDanDefinisiDefinisiDefinisiDefinisiOperasiOperasiOperasiOperasi

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah manajemen laba dan kinerja

perusahaan. Manajemen laba diukur dengan menggunakan discretionary accrual

yang diukur menggunakan model yang dikembangkan oleh Fried lan (1994).

Secara umum penelitian tentang manajemen laba menggunakan pengukuran

berbasis akrual dalam mendeteksi ada tidaknya manipulasi. Salah satu kelebihan

dalam pendekatan total akrual adalah pendekatan tersebut berpotensi untuk dapat

mengungkapkan cara-cara untuk menurunkan atau mena ikkan laba, karena cara-

cara tersebut kurang mendapat perhatian untuk diketahui pihak luar. Menurut Pery

dan William (1994) dalam Gumanti (2000), total akrual terdiri dari komponen

discretionary accrual dan non discretionary accrual. Discretionary accrual adalah

komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajemen. Artinya, manajer

memberikan intervensinya dalam proses pelaporan keuangan. Sedangkan non

discretionary accrual adalah komponen akrual diluar kebijakan manajemen.

Kinerja perusahaan dalam penelitian ini terdiri dari kinerja saham dan

kinerja keuangan. Kinerja saham perusahaan dinila i dari kumulatif return saham

perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan diproksikan dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan.

Definisi Operasiona l

Berikut ini akan dijelaskan mengena i definisi operasiona l variabel yang

digunakan dalam penelitian ini:

1) Discretionary Accruals

Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2000), umumnya poin

awal dalam pengukuran discretionary accruals adalah total accruals, dimana total

Page 12: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

accruals tersebut terdiri dari komponen non discret iona ry accruals dan

discretionary accruals. Selanjutnya model yang dikembangkan Fried lan (1996)

digunakan untuk mengukur discret iona ry accruals. Model pengukuran atas

discret iona ry accruals pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

DACpt = (TACpt/SALEpt) – (TACpd/SALEpd)

Dimana:

DACpt : Discret ionary perusahaan pada periode test

TACpt : Total accruals perusahaan pada periode test

SALEpt : Penjua lan pada periode test

TACpd : Total accruals perusahaan pada periode dasar

SALEpd : Penjua lan pada periode dasar

Sedangkan TAC diperoleh dari:

TAC = NI – CFO

dimana

TAC = total accrual

NI = laba bersih operasi

CFO = aliran kas dari aktivitas operasi

Variabel Kinerja Perusahaan

Variabel kinerja perusahaan adalah hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

setelah melakukan IPO. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini diproksikan

sebagai kinerja keuangan dan kinerja saham. Kinerja keuangan merefleksikan

kinerja fundamental perusahaan dan akan diukur dengan menggunakan data

fundamental perusahaan. Sedangkan kinerja saham akan mereflekesikan kinerja

pasar perusahaan dan akan diukur dengan menggunakan nila i pasar saham

perusahaan yang beredar di pasar moda l.

a. Kinerja Keuangan

Menurut Weston dan Copeland (1991:225) mengelompokkan ada empat

jenis rasio keuangan yang utama yaitu liquidity ratio, leverage ratio , profitability

ratio dan turnover ratio yaitu:

a) Liquid ity ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Page 13: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam penelitian ini

likuiditas diukur menggunakan cash ratio (CR), yaitu: jumlah kas

dibagi hutang lancar.

b) Leverage ratio digunakan untuk mengukur modal perusahaan dengan

modal yang berasal dari kreditor. Dalam penelitian ini Leverage diukur

menggunakan debt to equity ratio (DER), yaitu: total hutang dibagi

total moda l.

c) Profitability merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan

manajemen. Rasio ini akan memberikan jawaban tentang efektivitas

manajemen perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur

menggunakan return on equity (ROE), yaitu net income dibagi dengan

equity.

d) Activity ratio digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan

memanfaatkan semua sumberdaya yang dimiliki. Dalam penelitian ini

turnover diukur menggunakan total assets turnover (TAT), yaitu

penjua lan dibagi dengan total aktiva.

Kinerja Saham

Kinerja saham ini diukur menggunakan kumulatif return atau jumlah

harga penutupan saham harian. Dalam penelitian ini, return saham yang dimaksud

adalah capital gain atau capital loss yang didefinisikan sebagi selisih dari harga

investasi sekarang dengan harga periode yang la lu. Dari definisi tersebut return

saham dapat dicari dengan rumus sebagai berikut seperti yang terdapat dalam

Jogiyanto (1998):

Return saham =1

1

−−t

tt

PPP

Dimana:

Pt = return saham sekarang

Pt-1 = return saham periode sebelumnya

Untuk menghitung kumulatif return digunakan rumus sebagai berikut:

Kumulatif return = R1+R2+R3+…Rn

Dimana:

Page 14: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

R = return saham harian

Rn = return saham harian pada hari terakhir pengamatan

HASILHASILHASILHASILPENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN DANDANDANDANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN

PengujianPengujianPengujianPengujian HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis 1111

Adanya manajemen laba ditunjukkan dengan adanya nila i Discretionary

acrual (DA) yang positif. Jika nila i DA lebih besar dari 0, hal ini menunjukkan

adanya manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara melaporkan

laba yang lebih tinggi (income maximizing ). Berikut ini merupakan hasil

penghitungan DA dari BUMN pada satu tahun sebelum IPO.

Tabel4.3

Hasil Perhitungan Discret ionary Accrual

Pada 1 tahun sebelum IPO menunjukkan bahwa perusahaan yang

NAMA

PERUSAHAANNILAI DA

TINS 0.1996

TLKM 0.1039

ADHI 0.0911

BBRI 0.2037

BMRI 0.2296

INAF 0.0038

JSMR 0.1145

KAEF -0.1297

PGAS 0.3853

WIKA 0.0784

PTBA -0.0468

Page 15: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

melakukan manajemen laba dengan cara income maximizing memiliki jumlah yang

lebih banyak (9 perusahaan) dibanding dengan perushaan yang tidak melakukan

manajemen laba (2 perusahaan). Perusahaan yang memiliki DA nega tif pada satu

tahun sebelum IPO adalah KAEF ( Kimia Farma) dan PTBA (Tambang Batubara

Bukit Asam). Dengan kata la in, hipotesis pertama terbukti bahwa BUMN yang

melakukan IPO terindikasi melakukan manajemen laba pada satu tahun sebelum

IPO.

PengujianPengujianPengujianPengujian HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis 2222

Hipotesis 2 dalam penelitian ini menggunakan model uji beda Paired

Samples Test untuk menguji ada tidaknya penurunan kinerja keuangan pada 1 tahun

sesudah IPO. Dari pengujian hipotesis 1 di atas diketahui bahwa ada sembilan

BUMN yang terindikasi melakukan manajemen laba, oleh sebab itu dalam

pengujian hipotesis berikutnya hanya akan menguji sembilan BUMN yang

terindikasi melakukan manajemen laba.

Tabel4.4

Perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah IPO

PairedPairedPairedPaired SamplesSamplesSamplesSamples TestTestTestTest

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

CASHR - sblm

- CASHR - ssdh

-

.0600

1

.10300 .03433 -.13918 .01916 -1.748 8 .119

Pair

2

LEV - sblm -

LEV - ssdh

.0571

5.07777 .02592 -.00263 .11693 2.205 8 .059

Page 16: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2011

a. Hasil pengujian perbedaan rasio kas sebelum IPO dengan sesudah IPO

menunjukkan nila i t sabesar -1,748 dengan signigikansi sebesar 0,119.

Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maupun 0,10 menunjukkan

tidak adanya perbedaan rasio kas pada sebelum dan sesudah IPO

b. Hasil pengujian perbedaan rasio leverage sebelum IPO dengan sesudah

IPO menunjukkan nila i t sabesar 2,205 dengan signigikansi sebesar 0,059.

Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 namun lebih kecil dari 0,10

menunjukkan adanya perbedaan rasio leverage pada sebelum dan sesudah

IPO pada taraf 10%. Diperoleh bahwa leverage sesudah IPO lebih besar

dibanding sebelum IPO.

c. Hasil pengujian perbedaan rasio profitabilitas sebelum IPO dengan sesudah

IPO menunjukkan nila i t sabesar 2,001 dengan signigikansi sebesar 0,080.

Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 namun lebih kecil dari 0,10

menunjukkan adanya perbedaan rasio profitabilitas pada sebelum dan

sesudah IPO pada taraf 10%. Diperoleh bahwa profitabilitas sesudah IPO

lebih besar dibanding sebelum IPO.

d. Hasil pengujian perbedaan rasio perputaran asset sebelum IPO dengan

sesudah IPO menunjukkan nila i t sabesar 0,401 dengan signigikansi

sebesar 0,699. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan

tidak adanya perbedaan rasio aktivitas TAT pada sebelum dan sesudah IPO.

Dari temuan di atas diketahui kinerja BUMN yang melakukan manajemen

laba cenderung tidak mengalami perubahan karena nila i uji dari keempat rasio

tidak signifikan. Dari 4 rasio keuangan hanya cash ratio yang memiliki nila i

nega tif, sedangkan yang la in memiliki nila i positif mesk ipun tidak signifikan.

Pair

3

ROA - sblm -

ROA - ssdh

.0372

4.05582 .01861 -.00567 .08015 2.001 8 .080

Pair

4

TAT - sblm -

TAT - ssdh

.0342

7.25664 .08555 -.16300 .23154 .401 8 .699

Page 17: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

Dengan kata la in hipotesis kedua dalampenelitian ini ditolak.

PengujianPengujianPengujianPengujian HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis 3333

Hipotesis 3 dalam penelitian ini menggunakan model uji beda untuk

menguji ada tidaknya penurunan kinerja saham harga saham pada 3 bulan dan 1

tahun sesudah IPO khusus untuk perusahaan yang melakukan manajemen laba

yaitu sebanyak 9 perusahaan. Namun sebelumnya akan terlebih dahulu diuji

normalitas datanya.

A.A.A.A. UjiUjiUjiUji NormalitasNormalitasNormalitasNormalitas

Pengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi data. Pengujian

dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil pengujian dengan SPSS

diperoleh seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5

UjiUjiUjiUji normalitasnormalitasnormalitasnormalitas

Data uji tersebut menunjukkan bahwa distribusi data variabel penelitian

Kumulatif

Return 3 bln

Kumulatif

Return 1 thn

N 9 9

Normal Parameters a Mean .1629876 .3388599

Std. Deviation .37376255 .90750530

Most Extreme

Differences

Absolute .225 .192

Positive .225 .180

Negative -.136 -.192

Kolmogorov-Smirnov Z .676 .576

Asymp. Sig. (2-tailed ) .751 .895

a. Test distribution is Normal.

Page 18: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

menunjukkan data yang berdistribusi normal. Hasil uji kolmogorov-Smirnov

menunjukkan nila i 0,751 dan 0,895 yang berarti menunjukkan terdistribusi secara

normal karena lebih besar dari 0,05.

B.B.B.B. UjiUjiUjiUji HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis

Karena berdistribusi normal. Maka pengujian dilakukan dengan menggunakan

uji One Sample t test. Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga yaitu

apakah BUMN yang melakukan IPO mengalami penurunan kinerja saham

pada tiga bulan dan satu tahun setelah IPO. Hasil pengujiannya adalah sebagai

berikut :

Tabel4.6

Uji Perubahan Return Saham

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2011

1) Hasil pengujian perubahan return saham 3 bulan sesudah IPO dengan

harga saham perdana menunjukkan nila i t sabesar 1,308 dengan

signifikansi sebesar 0,227. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05

menunjukkan tidak adanya kenaikan return saham yang signifikan pada

One-SampleOne-SampleOne-SampleOne-Sample TestTestTestTest

Test Value = 0

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kumulatif Return 3

bln1.308 8 .227 .16298759 -.1243117 .4502869

Kumulatif Return 1

thn1.120 8 .295 .33885992 -.3587104 1.0364302

Page 19: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

3 bulan sesudah IPO dengan harga saham perdana. Dengan kata la in

hipotesis 3a diterima karena ada kecenderungan kenaikan kinerja saham

pada tiga bulan setelah IPO walaupun tidak signifikan,

2) Hasil pengujian perubahan return saham 1 tahun sesudah IPO dengan

harga saham perdana menunjukkan nila i t sabesar 1,120 dengan

signigikansi sebesar 0,295. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05

menunjukkan tidak adanya perubahan harga saham yang signifikan

pada 1 tahun sesudah IPO dengan harga saham perdana. Dengan

demikian hipotesis 3b ditolak karena tidak terdapat penurunan kinerja

saham pada satu tahun setelah IPO.

PembahasanPembahasanPembahasanPembahasan

Hasil pengujian keberadaan manajemen laba pada laporan keuangan

terakhir sebelum IPO (periode T-1) menunjukkan bahwa perusahaan cenderung

melakukan manajemen laba dengan cara mena ikkan laba. Hal tersebut dapat

diliha t dari hasil penghitungan DA pada satu tahun sebelum IPO dimana ada 9 dari

11 BUMN yang memiliki nila i DA positif. Hasil tersebut memberikan informasi

bahwa manajemen sebelum IPO banyak yang berorientasi pada upaya melaporkan

laba yang tinggi untuk menarik calon investor.

Temuan di atas sesuai dengan temuan Teoh (1998), yang juga menemukan

bahwa mayoritas perusahaan diAmerika yang melakukan IPO terindikasi memiliki

nila i DA positif yang cenderung melaporkan laba yang lebih tinggi. Maria dan

Francisco (2006) juga menemukan bahwa perusahaan yang melakukan IPO di

Spanyol dari tahun 1987 hingga tahun 2002 terindikasi melakukan manajemen laba

disek itar tahun IPO. Gumanti (2002) juga menemukan adanya manajemen laba

pada dua tahun sebelum IPO yang dilakukan oleh perusahaan yang melakukan IPO

Page 20: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

di Indonesia tahun 1995-1997.

Hasil pengujian kinerja keuangan BUMN yang melakukan manajemen laba

pada satu tahun setelah IPO menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan.

Temuan ini sesuai dengan temuan Amin (2007) yang menemukan tidak adanya

perubahan yang signifikan kinerja keuangan perusahaan yang melakukan

manajemen laba pada satu tahun setelah IPO. Hal ini dimungkinkan karena

perusahaan baru melakukan manajemen laba pada satu tahun sebelum IPO

sehingga dalam jangka pendek (satu tahun setelah IPO) BUMN yang melakukan

IPO masih dapat mempertahankan kinerja keuangannya.

Hasil pengujian terhadap kinerja saham pada tiga bulan setelah IPO

diperoleh bahwa kinerja perusahaan cenderung meningkat walaupun tidak

signifikan. Hasil ini sesua i dengan penelitian Pratiwi dan Kusuma (2001) yang

menemukan bahwa kinerja saham jangka pendek (tiga bulan) cenderung positif.

Penelitian Amin (2007) juga menemukan adanya kecenderungan kinerja saham

yang cenderung positif dalam jangka pendek mesk ipun tidak signifikan. Hal ini

mungkin disebabkan investor belum mengetahui manajemen laba yang dilakukan

perusahaan sehingga harga saham BUMN yang melakukan manajemen laba

cenderung stabil pada tiga bulan pertama.

Hasil pengujian terhadap kinerja saham BUMN yang melakukan

manajemen laba pada satu tahun setelah IPO menunjukkan hasil yang hampir sama

dengan kinerja saham pada tiga bulan pertama. Kinerja saham pada satu tahun

setelah IPO cenderung meningkat namun tidak signifikan. Hal ini agak berbeda

dengan penelitian Maria dan Francisco (2006) dan Amin (2007) yang menemukan

Page 21: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

adanya tren nega tif pada kinerja saham satu tahun setelah IPO mesk ipun tidak

signifikan. Temuan di atas menunjukkan bahwa insvestor cenderung menilai

BUMN hanya dari laporan laba yang dilaporkan perusahaan. Sebagai bukti dapat

diliha t dalam gambar 4.2 yang menunjukkan bahwa kinerja saham BUMN yang

melakukan manajemen laba cenderung lebih tinggi dibandingkan kinerja saham

BUMN yang tidak melakukanmanajemen laba

KESIMPULAN,KESIMPULAN,KESIMPULAN,KESIMPULAN, KETERBATASANKETERBATASANKETERBATASANKETERBATASANDANDANDANDANSARANSARANSARANSARAN

KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada 11 BUMN yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia , maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Diperoleh adanya manajemen laba pada 1 tahun sebelum IPO. Pada 1 tahun

sebelum IPO rata-rata perusahaan mena ikkan laba. Hal ini dikarenakan pada

saat IPO terdapat asimetri informasi antara manajemen dengan investor.

Manajemen cenderung memanfaatkan asimetri informasi tersebut dengan cara

melakukan manajemen laba untuk mencapai keuntungan pribadi. Dengan

melakukan manajemen laba, perusahaan akan memperoleh respon positif dari

pasar pada saat penawaran.

2. Kinerja BUMN yang melakukan manajemen laba cenderung tidak mengalami

perubahan karena nila i uji dari keempat rasio tidak signifikan. Dari 4 rasio

keuangan hanya cash ratio yang memiliki nila i nega tif, sedangkan yang la in

memiliki nila i positif mesk ipun tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena

dalam jangka pendek perusahaan masih dapat mempertahankan manipulasi

laba yang dilakukannya. Dalam jangka pendek perusahaan dapat

mempertahankan kinerja yang dilakukan lebih tinggi tersebut, namun dalam

jangka panjang penurunan kinerja tetap akan terjadi (Teoh et al, 1998).

Bahkan penurunan kinerja laba akan tetap terjadi mesk ipun terdapat

Page 22: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

pertumbuhan penjua lan dan pengeluaran modal yang tinggi setelah IPO (Ritter,

1991). Dengan kata la in, manajemen laba dapat dipertahankan dalam jangka

pendek, sehingga dalam periode satu tahun setelah IPO kinerja BUMN yang

melakukan manajemen laba tidak mengalami penurunan.

3. Hasil pengujian terhadap kinerja saham pada tiga bulan setelah IPO diperoleh

bahwa kinerja perusahaan cenderung meningkat walaupun tidak signifikan.

Hal ini disebabkan karena dalam jangka pendek perusahaan masih bisa

mempertahankan sinyal positif yang mereka ciptakan dengan melakukan

manajemen laba. Dalam jangka pendek investor cenderung masih overvalued

dalam menilai perusahaan sehingga dalam tiga bulan setelah IPO harga saham

perusahaan tidak mengalami penurunan.

4.4.4.4. Hasil pengujian terhadap kinerja saham BUMN yang melakukan manajemen

laba pada satu tahun setelah IPO menunjukkan hasil yang hampir sama dengan

kinerja saham pada tiga bulan pertama. Kinerja saham pada satu tahun setelah

IPO tidak mengalami penurunan. Hal ini juga disebabkan karena dalam jangka

pendek perusahaan masih bisa mempertahankan sinyal positif mereka. Sela in

itu, hal ini didukung dengan sifat investor yang cenderung menilai perusahaan

dari laba yang dilaporkan. Terbukti seperti yang terlihat dalam gambar 4.2,

harga saham BUMN yang melakukan manajemen laba cenderung lebih tinggi

dibandingkan harga saham BUMN yang tidak terindikasi melakukan

manajemen laba. Namun menjelang akhir tahun pertama setelah IPO terlihat

pada gambar 4.2 harga saham BUMN yang melakukan IPO lebih rendah dari

yang tidak melakukan IPO, hal ini membuktikan dalam jangka panjang

investor akan melakukan koreksi atas penila ian mereka setelah mengetahui

mereka telah melakukan overvalued.

KeterbatasanKeterbatasanKeterbatasanKeterbatasan PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang kecil. Hal ini disebabkan

karena jumlah BUMN yang telah go public memang masih sedikit. Hingga tahun

2010 baru ada 13 BUMN yang telah go public. Hal tersebut membuat jumlah

sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini relatif kecil.

Periode penelitian dalam penelitian ini pendek yaitu hanya mengamati

Page 23: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

manajemen laba pada satu tahun sebelum IPO. Sela in itu penghitungan

discretionary accrual dalam penelitian ini masih sederhana. Hal tersebut

dikarenakan sedikitnya data laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan

sebelum IPO.

SaranSaranSaranSaran

Saran yang dapat diber ikan sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari

penelitian ini adalah bahwa untuk penelitian mendatang hendaknya juga melihat

kinerja BUMN dalam jangka panjang setelah IPO. Berdasarkan penelitian-

penelitian sebelumnya diketahui bahwa penurunan kinerja perusahaan yang

melakukan IPO baru terlihat pada beberapa tahun setelah IPO.

Page 24: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

DAFTARDAFTARDAFTARDAFTARPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA

Amin, Aminul. 2007. Pedeteksian Earnings Management, Underpricing dan

Pengukuran Kinerja Perusahaan yang melakukan Kebijakan Initial

Public Offering (IPO) di Indonesia . Kumpulan Simposium Nasiona l

Akuntansi X

Anthony, Robert dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.

Jakarta. Salemba Empat. Hal. 269

Bastian. 2002. Privatisasi di Indonesia. Jakarta. Erlangga. Hal 94-95

Fried lan, Jhon. 1996. Accounting Choices of Issuer of Initial Public Offering,

Contemporary Accounting Research 11, hal 1-31.

Gumanti, Tatang Ari. 2001. Earning Management Dalam PEnawaran Saham

PErdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia dan

Keuangan Vol. 4 No. 2, Mei 2001

Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 3.

Yogyakarta: BPFE

Ihalaw, John dan Ummi Arifa Aini, 2002. Manajemen Earning dalam Penawaran

Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2000. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis . Vol VIII. No2 Hal 191-208

Page 25: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE

Lorca, Maria dan Francisco Fuentes. 2006. Earnings Management and The Long-

Run Performance of Spanish Initial Public Offerings. University of

Alicante, Spain

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik Edisi II. Yogyakarta. Andi Jogyakarta.

Hal 23-24

Perry, Susan E., dan William Thomas H. 1994. Earnings Management Preceeding

Management Buyout Offer. Journal of Accounting and Economics Vol 18

Perwani, Mega. 2009. Earnings Management Pada Perusahaan yang Melakukan

Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia (periode tahun 2001

sampai 2006). Hal 10

Scoot, William R. 2000. Financial Accounting Theory. New Jersey : Upper Sadde

River.

Sartika, Yuarni. 2005. Analisis Earning Management dan Penurunan Kinerja pada

Perusahaan yangMelakukan Public Offering. Universitas Widyatama

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat

Setyawati, Lilis. 2002. Manajemen Laba dan IPO di Bursa Efek Jakarta.

Symposium Nasiona lAkuntansi 5. IAI, Jakarta

Sugiyono. 1996.Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi I. Bandung : Alfabeta.

Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta : Unit

Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Page 26: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

Teoh, Siew. Welch dan T. J.Wong. 1998. Earnings Management and The Long Run

Performance of Initial Public Offerings.University of Michigan. USA

Tiono, Fransiska, 2004. Manajemen Laba dalam Initial Public Offering (IPO_ di

Bursa Efek Indonesia . Kumpulan Makalah SNAVII. Hal. 1072-1089

Weston, Fred dan Thomas Copeland. 1991. Manajemen Keuangan. Jakarta.

Erlangga. Hal. 225

Widyaningdyah, Agnes Utari, 2001. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh

Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di

Indonesia . Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 3 No. 2, November 2001:

89-101

Page 27: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

LAMPIRAN A

Hasil Perhitungan Discretionary Accrual

Nama BUM N DAT-2 T-1 T+1 T-2 T-1 T+1 T-2 T-1 T-2 T-1

TINS 23974 120347 59362 -52413 -70000 -31885 319554 433944 76387 190347 0.199602TLKM 500978 794550 484271 1408667 1569145 992848 3072184 4043436 -907689 -774595 0.103885ADHI 13,115 42,335 70485 -24881 -106577 -247560 1,556,115 1,289,470 37996 148912 0.091066BBRI 1092000 1182000 1,374,708 9691001 11394091 2555181 2859000 3642000 -8599001 -1E+07 0.203716BMRI 2745757 3585589 4586099 14041522 7699271 16591898 31496230 31878668 -1.1E+07 -4113682 0.229597INAF 117009 84865 122543 9415 -17072 -80706 392025 366392 107594 101937 0.003761JSM R 307543 462567 277982 261717 144800 489735 1797177 2270450 45826 317767 0.114459KAEF 98246 169819 99595 -60760 138844 58227 1059115 1517153 159006 30975 -0.12971PGAS 312603 1115714 509481 677026 314555 553962 2780269 3151812 -364423 801159 0.385265WIKA 68382 93897 129139 105096 -102189 627127 2601509 3049427 -36714 196086 0.078415PTBA 272,222 177,955 210390 265,814 272,907 213822 2,219,687 2,163,689 6408 -94952 -0.04677

PenjualanKas dari OperasiLab a Total Akrual

Page 28: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan

LAMPIRAN B

Harga Saham BUMN selama 3 bulan setelah IPO1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Period TIN S TLKM ADHI BBRI BM RI INAF JSM R KAEF PGAS WIKA PTBA0 2925 2100 185 975 850 230 2,050 210 1,550 560 6001 2650 2050 180 1,000 850 205 2,025 210 1,500 570 6002 2575 2100 170 1,050 825 180 2,025 210 1,500 630 5753 2525 2125 175 1,050 850 180 2,025 205 1,525 610 5754 2500 2125 180 1,050 850 225 2,000 205 1,550 610 5255 2550 2125 175 1,000 850 215 1,975 205 1,525 600 5506 2550 2175 175 975 850 215 1,970 210 1,525 610 5507 2600 2325 175 1,000 850 210 1,840 210 1,550 590 5258 2725 2325 170 1,025 825 215 1,850 200 1,550 590 5509 2850 2425 175 1,050 825 220 1,850 205 1,600 600 550

10 2975 2400 200 1,075 800 220 1,960 210 1,600 570 55011 2900 2375 270 1,050 800 225 1,940 210 1,675 580 55012 2900 2375 340 1,025 775 230 1,930 215 1,700 580 55013 2850 2350 370 1,050 775 230 1,930 225 1,700 580 55014 2775 2400 345 1,025 775 225 1,930 220 1,750 570 55015 2750 2450 325 1,025 775 225 1,930 225 1,750 560 55016 2625 2425 435 1,025 750 225 1,970 220 1,700 550 55017 2675 2525 395 1,050 750 225 2,030 220 1,725 520 55018 2625 2700 410 1,050 775 225 2,025 220 1,700 530 55019 2500 2700 410 1,075 775 225 1,975 220 1,725 540 55020 2600 2675 475 1,100 775 225 1,940 220 1,700 540 55021 2600 2650 445 1,100 775 225 1,950 215 1,675 550 55022 2600 2650 475 1,150 775 220 1,950 215 1,700 540 55023 2575 2675 470 1,275 775 220 1,940 210 1,700 550 55024 2625 2725 470 1,250 775 220 1,930 215 1,650 540 52525 2775 2700 440 1,250 775 220 1,910 225 1,675 550 55026 2725 2850 440 1,250 775 215 1,910 215 1,675 580 55027 2725 2875 430 1,250 850 205 1,910 215 1,600 580 55028 2750 2925 400 1,250 850 220 1,920 225 1,650 570 55029 2750 2900 395 1,275 850 215 1,930 225 1,600 570 55030 2700 3000 375 1,275 850 215 1,900 225 1,575 550 55031 2725 2975 370 1,275 850 210 1,930 220 1,550 570 55032 2750 3000 370 1,300 850 210 1,910 220 1,650 590 55033 2750 3150 300 1,400 850 215 1,930 220 1,650 580 55034 2750 3100 330 1,525 825 215 2,000 220 1,650 590 55035 2775 3100 350 1,500 800 215 1,950 220 1,625 560 55036 2700 3050 335 1,475 825 210 1,940 225 1,575 570 55037 2650 2975 315 1,550 875 210 1,910 245 1,600 570 52538 2650 3000 260 1,600 875 210 1,870 260 1,575 560 52539 2650 3125 280 1,650 850 220 1,820 265 1,600 560 52540 2650 3250 330 1,575 850 210 1,850 260 1,575 570 52541 2725 3225 360 1,575 850 220 1,810 275 1,575 570 52542 2675 3225 365 1,550 850 230 1,730 260 1,625 570 50043 2700 3250 345 1,575 850 225 1,640 270 1,625 570 47544 2750 3300 340 1,550 875 225 1,700 270 1,600 570 48045 2825 3425 370 1,525 850 225 1,760 275 1,600 560 47546 2900 3375 370 1,500 875 220 1,800 265 1,550 550 47547 2850 3375 360 1,400 875 220 1,740 270 1,550 550 47548 2825 3350 350 1,425 875 220 1,730 270 1,550 530 47549 2850 3325 340 1,375 850 220 1,730 250 1,550 500 48050 2875 3375 315 1,450 875 225 1,750 250 1,550 510 47551 2875 3425 320 1,475 875 225 1,740 240 1,550 500 48552 2825 3475 310 1,575 875 225 1,780 230 1,550 480 48053 2825 3525 310 1,650 850 210 1,760 250 1,550 440 48554 2800 3600 300 1,600 850 215 1,720 260 1,500 460 48555 2800 3625 300 1,600 875 215 1,700 250 1,500 495 49056 2825 3700 295 1,525 875 210 1,690 245 1,450 500 50557 2875 3750 290 1,625 875 210 1,690 245 1,450 490 52558 2850 3725 280 1,575 875 215 1,710 240 1,400 495 52559 2850 3625 280 1,575 850 215 1,710 240 1,400 505 52560 2850 3600 280 1,600 850 215 1,710 240 1,400 510 55061 2875 3725 280 1,600 850 215 1,740 240 1,400 490 55062 2950 3800 280 1,650 925 215 1,720 235 1,375 495 55063 2925 3800 295 1,600 925 215 1,710 225 1,350 500 55064 2950 3825 300 1,575 1,000 220 1,730 225 1,350 480 52565 2950 3700 300 1,525 975 220 1,710 235 1,325 470 52566 3000 3675 290 1,550 950 225 1,690 225 1,300 470 52567 3050 3750 295 1,600 950 220 1,670 215 1,300 475 52568 3100 3700 315 1,600 950 215 1,670 220 1,325 490 52569 3100 3750 315 1,650 925 215 1,670 220 1,350 480 52570 3125 3775 325 1,650 925 215 1,680 220 1,375 475 52571 3100 3800 330 1,575 900 215 1,640 225 1,450 470 52572 3075 3700 365 1,575 925 215 1,630 225 1,425 465 52573 3100 3625 345 1,625 925 215 1,620 225 1,400 465 52574 3075 3575 335 1,575 925 210 1,550 225 1,375 460 52575 3125 3325 335 1,550 925 210 1,540 235 1,375 460 525

Page 29: Antonius Dedy Kurniawan ABSTRACT mechanisms. Problems …eprints.undip.ac.id/29438/1/Jurnal.pdftidak hanya dalam satu wilayah atau Negara saja namun juga sudah antar Negara. ... dilakukan