ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

39
ANTITRUST LAW: ANTITRUST LAW: INDONESIA, INDONESIA, JEPANG & AS JEPANG & AS

description

ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS. I. UU ANTI MONOPOLI DI INDONESIA. UTK MENCIPTAKAN PERSAINGAN SEHAT UNTUK MENCAPAI EKONOMI PASAR YANG EFISIEN. AGAR SEMBER DAYA ALAM TERALOKASIKAN SECARA EFISIEN. KONSUMEN MEMILIKI BANYAK PILIHAN ATAS BARANG DAN ATAU JASA YANG TERSEDIA DI PASAR. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Page 1: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

ANTITRUST LAW: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG INDONESIA, JEPANG

& AS& AS

Page 2: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

I. UU ANTI MONOPOLI I. UU ANTI MONOPOLI DI INDONESIADI INDONESIA

UTK MENCIPTAKAN PERSAINGAN SEHAT UNTUK MENCAPAI EKONOMI PASAR YANG EFISIEN.

AGAR SEMBER DAYA ALAM TERALOKASIKAN SECARA EFISIEN.

KONSUMEN MEMILIKI BANYAK PILIHAN ATAS BARANG DAN ATAU JASA YANG TERSEDIA DI PASAR.

MEMUNGKINKAN MUNCULNYA INOVASI HARGA BARANG DAN ATAU JASA IDEAL

BAIK DITINJAU DARI KUALITAS MAUPUN BIAYA PRODUKSI.

Page 3: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

PENDEKATAN PENYUSUNAN PENDEKATAN PENYUSUNAN UU ANTI MONOPOLIUU ANTI MONOPOLI

1.1. PENDEKATAN STRUKTUR PASAR PENDEKATAN STRUKTUR PASAR Penguasaan pasar oleh pelaku usaha Penguasaan pasar oleh pelaku usaha menjadi bahan analisis utama apakah menjadi bahan analisis utama apakah pelaku usaha melakukan pelanggaran pelaku usaha melakukan pelanggaran hukum persaingan dengan menilai hukum persaingan dengan menilai struktur pasar setiap produk oleh suatu struktur pasar setiap produk oleh suatu pelaku usaha.pelaku usaha.

2.2. PENDEKATAN PERILAKUPENDEKATAN PERILAKU

Pelaku usaha tidak dilarang menjadi Pelaku usaha tidak dilarang menjadi “besar” sepanjang posisinya tidak “besar” sepanjang posisinya tidak mengakibatkan terjadinya praktek mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.tidak sehat.

Page 4: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

RUMUSAN PASAL-PASALRUMUSAN PASAL-PASALDALAM UU NO. 5/1999DALAM UU NO. 5/1999

1.1.PER SE ILLEGALPER SE ILLEGALSecara mutlak dilarang.Secara mutlak dilarang.

2.2. RULE OF REASONRULE OF REASONPerjanjian atau kegiatan dilarang Perjanjian atau kegiatan dilarang hanya apabila mengakibatkan hanya apabila mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak atau persaingan usaha tidak sehat.sehat.

Page 5: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

PELAKU USAHA DI INDONESIA DALAM PELAKU USAHA DI INDONESIA DALAM MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA BERASASKAN DEMOKRASI EKONOMI BERASASKAN DEMOKRASI EKONOMI

DENGAN MEMPERHATIKAN DENGAN MEMPERHATIKAN KESEIMBANGAN ANTARA KEPENTINGAN KESEIMBANGAN ANTARA KEPENTINGAN

PELAKU USAHA DAN KEPENTINGAN PELAKU USAHA DAN KEPENTINGAN UMUM.UMUM.

ASAS ASAS UU NO. 5 TAHUN 1999UU NO. 5 TAHUN 1999

Page 6: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

DEMOKRASI EKONOMIDEMOKRASI EKONOMI

KESEMPATAN YANG SAMA BAGI SETIAP KESEMPATAN YANG SAMA BAGI SETIAP WARGA NEGARA UNTUK BERPARTISIPASIWARGA NEGARA UNTUK BERPARTISIPASI

PROSES PRODUKSI DAN PEMASARAN PROSES PRODUKSI DAN PEMASARAN BARANG DAN ATAU JASABARANG DAN ATAU JASA

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MEKANISME PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MEKANISME EKONOMI PASAR YANG WAJAREKONOMI PASAR YANG WAJAR

FILOSOFI DIKELUARKANNYA UU NO. 5 THN. FILOSOFI DIKELUARKANNYA UU NO. 5 THN. 19991999

Page 7: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

SUBSTANSI UU NO.5/1999SUBSTANSI UU NO.5/1999

1.1.Kelompok Perjanjian (Ps. 4 - Ps. Kelompok Perjanjian (Ps. 4 - Ps. 16) 16)

2.2.Kelompok Kegiatan (Ps. 17 – Ps. Kelompok Kegiatan (Ps. 17 – Ps. 24)24)

3.3.Kelompok Posisi Dominan (Ps. 25 – Kelompok Posisi Dominan (Ps. 25 – Ps. 29)Ps. 29)

4.4.K P P U (Ps. 30 – Ps. 37)K P P U (Ps. 30 – Ps. 37)

5.5.Tata Cara Penanganan Tata Cara Penanganan Perkara/Sanksi (Ps. 38 – Ps. 49)Perkara/Sanksi (Ps. 38 – Ps. 49)

6.6.Pengecualian (Ps. 50 & Ps. 51)Pengecualian (Ps. 50 & Ps. 51)

Page 8: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

KELOMPOK PERJANJIANKELOMPOK PERJANJIAN

1. OLIGOPOLI

2. PENETAPAN HARGA

3. DISKRIMINASI HARGA

4. PENETAPAN HARGA DIBAWAH HARGA PASAR

5. PENJUALAN KEMBALI DENGAN HARGA TERENDAH

6. PEMBAGIAN WILAYAH

7. B O I K O T

8. K A R T E L

9. T R U S T

10.OLIGOPSONI

11.INTEGRASI VERTIKAL

12.PERJANJIAN TERTUTUP

(EXCLUSIVE DEALING)

13. PERJANJIAN DENGAN PIHAK LUAR NEGERI.

Page 9: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Oligopoli (ps 4):”Pelaku usaha dilarang Oligopoli (ps 4):”Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain utk menguasai produksi & atau lain utk menguasai produksi & atau pemasaran sehingga menyebabkan pemasaran sehingga menyebabkan persaingan usaha tidak sehat (indikiasi 2/3 persaingan usaha tidak sehat (indikiasi 2/3 pelaku menguasai lebih 75% pangsa pelaku menguasai lebih 75% pangsa pasar.pasar.

Penetapan harga (ps 5):”Dilarang Penetapan harga (ps 5):”Dilarang membuat perjanjian penetapan harga”membuat perjanjian penetapan harga”

Pembagian wilayah (ps 6):”Dilarang Pembagian wilayah (ps 6):”Dilarang membuat perjanjian penetapan wilayah membuat perjanjian penetapan wilayah pemasaran.”pemasaran.”

Page 10: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Boikot (ps 10):Dilarang membuat Boikot (ps 10):Dilarang membuat perjanjian yang menghalangi pelaku usaha perjanjian yang menghalangi pelaku usaha lainlain

Kartel (ps 11): Dilarang membuat Kartel (ps 11): Dilarang membuat perjanjian utk mempengaruhi harga perjanjian utk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan dengan mengatur produksi dan pemasaranpemasaran

Trust (ps 12): Dilarang membentuk Trust (ps 12): Dilarang membentuk gabungan perusahaan utk mengontrol gabungan perusahaan utk mengontrol produksiproduksi

Page 11: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Oligopsoni (ps 13): Dilarang membuat Oligopsoni (ps 13): Dilarang membuat perjanjian utk menguasai pembelian atau perjanjian utk menguasai pembelian atau pasokanpasokan

Integrasi vertikal (ps 14): Dilarang membuat Integrasi vertikal (ps 14): Dilarang membuat perjanjian utk menguasai produksi dlm satu perjanjian utk menguasai produksi dlm satu rangkaian produksi (vertikal)rangkaian produksi (vertikal)

Perjanjian tertutup (ps 15):”Dilarang Perjanjian tertutup (ps 15):”Dilarang membuat perjanjian yg memuat persyaratan membuat perjanjian yg memuat persyaratan utk memasok atau tidak memasok pd pihak utk memasok atau tidak memasok pd pihak tertentutertentu

Page 12: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

KELOMPOK KELOMPOK KEGIATANKEGIATAN

1.1. MONOPOLIMONOPOLI

2.2. MONOPSONIMONOPSONI

3.3. PENGUASAAN PASARPENGUASAAN PASAR

4.4. JUAL RUGIJUAL RUGI

5.5. PENETAPAN BIAYA PRODUKSI SECARA PENETAPAN BIAYA PRODUKSI SECARA CURANGCURANG

6.6. PERSEKONGKOLAN :PERSEKONGKOLAN :

T e n d e rT e n d e r

Rahasia PerusahaanRahasia Perusahaan

Menghambat produksi/pemasaranMenghambat produksi/pemasaran

Page 13: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Monopoli (ps 17):Dilarang melakukan Monopoli (ps 17):Dilarang melakukan penguasaan produksi dan pemasaran penguasaan produksi dan pemasaran (indikasi 50% pangsa pasar)(indikasi 50% pangsa pasar)

Monopsoni(ps 18): Dilarang menguasai Monopsoni(ps 18): Dilarang menguasai pasokan secara tidak sehat (indikasi 50% pasokan secara tidak sehat (indikasi 50% pasokan)pasokan)

Penguasaan pasar (ps 19): Dilarang Penguasaan pasar (ps 19): Dilarang menghalangi pelaku usaha lain, menghalangi pelaku usaha lain, menghalangi konsumen, membatasi menghalangi konsumen, membatasi peredaran, melakukan diskriminasiperedaran, melakukan diskriminasi

Page 14: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Jual rugi (ps 20): Dilarang melakukan Jual rugi (ps 20): Dilarang melakukan jual rugi utk mematikan pesaingnyajual rugi utk mematikan pesaingnya

Kecurangan biaya produksi (ps 21): Kecurangan biaya produksi (ps 21): Dilarang melakukan kecurangan Dilarang melakukan kecurangan menetapkan biaya produksimenetapkan biaya produksi

Persekongkolan tender (ps 22): DIlarang Persekongkolan tender (ps 22): DIlarang bersekongkol mengatur pemenang bersekongkol mengatur pemenang tendertender

Page 15: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

KELOMPOK POSISI KELOMPOK POSISI DOMINANDOMINAN

1.1. JABATAN RANGKAPJABATAN RANGKAP

2.2. PEMILIKAN SAHAMPEMILIKAN SAHAM

3.3. PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBIL-ALIHAN SAHAM.PENGAMBIL-ALIHAN SAHAM.

Page 16: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

KPPUKPPU

TUGAS : TUGAS : MENGAWASI PELAKSANAAN UU NO. 5 THN 1999MENGAWASI PELAKSANAAN UU NO. 5 THN 1999

STATUS :STATUS :

LEMBAGA INDEPENDEN (TERLEPAS DARI LEMBAGA INDEPENDEN (TERLEPAS DARI PENGARUH DAN KEKUASAAN PEMERINTAH DAN PENGARUH DAN KEKUASAAN PEMERINTAH DAN

PIHAK LAIN)PIHAK LAIN)KPPU BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDENKPPU BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN

KPPU DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH KPPU DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH PRESIDEN ATAS PRESIDEN ATAS PERSETUJUAN DPRPERSETUJUAN DPR

MASA JABATAN KPPU 5 (LIMA) TAHUN DAN MASA JABATAN KPPU 5 (LIMA) TAHUN DAN DAPAT DIANGKAT KEMBALI UNTUK 1 KALI MASA DAPAT DIANGKAT KEMBALI UNTUK 1 KALI MASA

JABATANJABATAN

Page 17: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

WEWENANG WEWENANG KPPUKPPU

A.A. MENERIMA LAPORANMENERIMA LAPORANB.B. MELAKUKAN PENELITIANMELAKUKAN PENELITIANC.C. MELAKUKAN PENYELIDIKAN DAN ATAU PEMERIKSAANMELAKUKAN PENYELIDIKAN DAN ATAU PEMERIKSAAN

D.D. MENYIMPULKAN HASIL PENYELIDIKAN DAN ATAU MENYIMPULKAN HASIL PENYELIDIKAN DAN ATAU PEMERIKSAANPEMERIKSAAN

E.E. MEMANGGIL PELAKU USAHAMEMANGGIL PELAKU USAHA

F.F. MEMANGGIL DAN MENGHADIRKAN SAKSI, SAKSI AHLI, MEMANGGIL DAN MENGHADIRKAN SAKSI, SAKSI AHLI, DAN SETIAP ORANG YG DIANGGAP MENGETAHUIDAN SETIAP ORANG YG DIANGGAP MENGETAHUI

G.G. MEMINTA BANTUAN PENYIDIKMEMINTA BANTUAN PENYIDIKH.H. MEMINTA KETERANGAN DARI INSTANSI PEMERINTAHMEMINTA KETERANGAN DARI INSTANSI PEMERINTAH

I.I. MENDAPATKAN, MENELITI, DAN ATAU MENILAI SURAT, MENDAPATKAN, MENELITI, DAN ATAU MENILAI SURAT, DOKUMEN, DAN ATAU ALAT BUKTI LAINDOKUMEN, DAN ATAU ALAT BUKTI LAIN

J.J. MEMUTUSKAN DAN MENETAPKANMEMUTUSKAN DAN MENETAPKAN

K.K. MEMBERITAHUKAN PUTUSAN KOMISI KEPADA PELAKU MEMBERITAHUKAN PUTUSAN KOMISI KEPADA PELAKU USAHAUSAHA

L.L. MENJATUHKAN SANKSI.MENJATUHKAN SANKSI.

Page 18: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

PENYELESAIAN SENGKETAPENYELESAIAN SENGKETA

K P P UK P P U

I.I. Jangka waktu penyelesaian Jangka waktu penyelesaian perkara (pasti)perkara (pasti)

Komisi : 180 hari (150 hr Komisi : 180 hari (150 hr + 30 hr)+ 30 hr)

Banding : 14 hari Banding : 14 hari PenyidikPenyidik

PN : 44 hari (14 hr + PN : 44 hari (14 hr + 30 hr)30 hr)

Kasasi : 14 hariKasasi : 14 hari

MA : 44 hari (14 hr + MA : 44 hari (14 hr + 30 hr)30 hr)

Jumlah : 522 hariJumlah : 522 hari

II. SanksiSanksi AdministratifII. SanksiSanksi Administratif

Denda Rp. 1 Miliar s/d Rp. Denda Rp. 1 Miliar s/d Rp. 25 Miliar25 Miliar

PERADILAN UMUMPERADILAN UMUM

I.I. PN (Pengadilan Negeri) *)PN (Pengadilan Negeri) *)

PT ( Pengadilan Tinggi) *)PT ( Pengadilan Tinggi) *)

MA (Mahkamah Agung) *)MA (Mahkamah Agung) *)

*) Jangka waktu penyelesaian *) Jangka waktu penyelesaian perkara tidak pasti.perkara tidak pasti.

II. SanksiII. Sanksi

Sanksi Pidana PokokSanksi Pidana Pokok

Rp.25Ms/dRp.100M : 6 bln Rp.25Ms/dRp.100M : 6 bln kurangankurangan

Rp.5 M s/d Rp.25 M : 5 bln Rp.5 M s/d Rp.25 M : 5 bln kurungankurungan

Rp. 1 s/d Rp. 5 M : 3 bln Rp. 1 s/d Rp. 5 M : 3 bln kurungankurungan

Sanksi Pidana TambahanSanksi Pidana Tambahan

Page 19: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

KPPUINISIATIF

LAPORAN LAPORAN (Ps.38)(Ps.38)

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

30 HARI (Ps. 39 ayat 1 & 2)

KEPUTUSAN 30 Hari (Ps. 43 ayat 3 ) PU MELAKSANAKAN30 Hr (Ps.44 ayat 1)

KEBERATAN 14

Hr14 Hr periksaP N

PUTUSAN PN30 hr (Ps. 45 ayat 2

PUTUSAN M A30 hr (Ps. 45 ayat

4)

PEMERIKSAAN LANJUTAN60 + 30 hr (Ps. 43 ayat 1 & 2)

PROSEDUR PEMERIKSAAN ( Ps. 38 – Ps 46)

PU MELAKSANAKAN 14 Hr PU KEBERATAN

KASASI KE MA

Page 20: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

PENGECUALIAN (Psl. 50)Perbuatan dan atau perjanjian yang

bertujuan melaksanakan peraturan perundang-undangan;atau

Perjanjian yang berkaitan dengan HAKI; atau

Perjanjian penetapan standar teknis produk barang dan atau jasa yang tidak mengekang dan atau menghalangi persaingan; atau

Perjanjian dalam rangka keagenan yang isinya tidak memuat ketentuan untuk memasok kembali barang dan atau jasa dengan harga yang lebih rendah daripada harga yang telah diperjanjikan; atau

Perjanjian kerjasama penelitian untuk meningkatkan atau perbaikan standar hidup masyarakat luas; atau

Page 21: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

PENGECUALIAN (Psl. 50 cont..)

Perjanjian internasional yang telah diratifikasi oleh Pemerintah RI; atau

Perjanjian dan atau perbuatan yang bertujuan untuk ekspor yang tidak mengganggu kebutuhan dan atau pasokan pasar dalam negeri; atau

Pelaku usaha yang tergolong dalam usaha kecil; atau

Kegiatan usaha koperasi yang secara khusus bertujuan untuk melayani anggotanya.

Page 22: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

PENGECUALIAN (Psl. 51)Monopoli dan atau pemusatan

kegiatan yang berkaitan dengan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang menguasai hajat hidup orang banyak serta cabang-cabang produksi yang penting bagi

negara diatur dengan UU dan diselenggarakan oleh BUMN dan atau badan atau lembaga yang dibentuk

atau ditunjuk oleh Pemerintah.

Page 23: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

II. JEPANGII. JEPANG

Dokusen Kinshi Ho (Undang-undang antimonopoli)

Diundangkan pertama kali tahun 1947Mengalami perubahan pada tahun 1952Tahun 1977 dilakukan amandemen

terhadap undang-undang ini

Page 24: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

3 Materi Undang-Undang3 Materi Undang-Undang

1. Substansi tentang monopoli pihak swasta (private mnopolization)

2. Unreasonable restrain of trade

3. Unfair business practice

Page 25: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

2.1. Private Monopolization2.1. Private Monopolization “Kegiatan2 usaha dimana seorang pengusaha secara

individual, dengan penggabungan atau berkomplot dengan pengusaha2 lainnya atau dengan cara lain mengeluarkan atau mengontrol kegiatan2 usaha para pengusaha lainnya sehingga mengyebabkan, berlawanan dengan kepentingan umum, mengekang secara substansial persaingan di pasar tertentu” ps 2, ayat 5)

Contoh harga predator, diskriminasi harga dgn posisi dominan, menjual di bawah harga pokok

Dengan posisi dominan melakukan konspirasi untuk mengeluarkan pesaingnya yang kompetitif

Resale price maintenance

Page 26: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

2.2. Unreasonable Restrain of Trade2.2. Unreasonable Restrain of Trade

Berbagai kegiatan bisnis seperti kontrak, persetujuan atau kegiatan bersama lainnya yang saling membatasi atau dengan cara menentukan, memelihara atau memperkuat harga-harga, atau membatasi produksi, teknologi, produk, kemudahan atau pelanggan atau supplier sehingga bertentangan dengan kepentingan umum dan menyebabkan kekangan persaingan di paar yang bersangkutan (pasal 2 ayat 6)

Contoh pembatasan unilateral asahi shimbun dgn pengecernya, kartel

Dilarang membatasi kegiatan2 bisnis tertentu (pasal 8, ayat 1)

Page 27: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

2.3. Unfairtrade Practice2.3. Unfairtrade PracticeDilarang melakukan diskriminasi tidak wajar

(pasal 2, ayat 9)BoikotPenolakan individual utk mengadakan

persetujuanDiskriminasi hargaDiskriminasi dalam pembuatan persetujuanDiskriminasi dalam asosiasi dagang

Page 28: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

KelembagaanKelembagaan

Pengawasan dilakukan oleh FTC (Fair Trade Commission)

Sering berbenturan dengan MITI yang cenderung mendorong merger dan akuisisi agar bisa bersaing dengan perusahaan global dan AS, sementara FTC berusaha menegakkan persaingan yang sehat

Sering FTC kalah karena kekuatan perusahaan besar di Jepang

Page 29: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

FTC terdiri dari seorang ketua dan empat orang anggota

Secara administratif FTC berada di bawah kewenangan perdana menteri

FTC merupakan badan ekstra kementrian

Page 30: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Prosedur LegislasiProsedur Legislasi

1. Investigasi awal2. Investigasi wajib3. Rekomendasi kepada responden (pihak yang

diadukan kepada FTC)4. Jika rekomendasi ditolak, FTC mengeluarkan

pengaduan5. Peradilan hearing terbuka6. Keputusan pendahuluan7. Keputusan akhir

Page 31: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

III. AMERIKA SERIKATIII. AMERIKA SERIKAT

Pengalaman lebih dari satu abadBerasal dari sejarah peranan perusahaan-

perusahaan besar yang menggangu persaingan usaha

Page 32: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

The Sherman Act (1890)The Sherman Act (1890) Disyahkan oleh kongres AS tahun 1890 sebagai reaksi terhadap

praktek bisnis yang mengekang persaingan pada waktu itu Memberikan kewenangan yang luas kepada pengadilan utk

melarang perilaku bisnis yang menyimpang (ada dua) 1 Setiap perjanjian, gabungan dalam bentuk perusahaan atau

lainnya, atau konspirasi, dengan maksud membatasi perdagangan atau bisnis antara negara-negara federal atau dengan negara-negara asing adalah perbuatan melawan hukum (pasal 1)

Setiap orang yang melakukan tindakan monopoli atau mencoba melakukan monopoli atau menggabungkan atau melakukan konspirasi dengan orang lain atau dengan orang2 lain dengan maksud untuk mengadakan monopoli terhadap bagian tertentu dari perdagangan atau usaha bisnis di beberapa negara federal atau dengan negara-negara asing dianggap bersalah karena melakukan kejahatan (pasal 2)

Page 33: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

The Clayton Act (1914)The Clayton Act (1914)

Praktek bisnis yang monopolis:Melakukan diskriminasi harga (ps 2)Perjanjian ekslusif (exclusive dealing)Merger & acquisitions with competitorsInterlocking directorates (rangkap jabatan

direksi)

Page 34: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

The Federal Trade Commission ActThe Federal Trade Commission Act

FTC berwenang melakukan investigasi dan litigasi (dikeluarkan kongres tahun 1914)

Pasal 5: cara-cara peraingan yang tidak terbuka dalam atau yang mempunyain pengaruh terhadap perdagangan dan perbuatan atau praktek yang tidak jujur dan penuh ntipu muslihat dalam perdagangan adalah perbuatan yang bertentangan dengan hukum

Relatif berbagi dengan Department of Justice Tidak harus mengambil inisiatif

Page 35: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Robinson-Patman Act (1936)Robinson-Patman Act (1936)Untuk memperkuat larangan diskriminasi

harga dlm Clayton actProhibits special discount and other

discriminatory consession to large purchace unless based on differences in cost or offered in good faith to meet equally low price of competitor

Page 36: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Celler-Kefauer Antimerger ActCeller-Kefauer Antimerger Act

Pencegahan merger akuisisi ternyata kurang efektif

Maka muncul undang-undang iniProhibits any corporation from acquiring

the assets of another where the effect is to reduce competition substansially or to tend to dreate a monopoly

Page 37: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

Perbuatan yg DilarangPerbuatan yg Dilarang Monopolisasi (melarang taktik bisnis yang

antipersaingan, seperti predatory pricing, refusal to deal, product innovation, leveraging)

Hambatan horizontal (kartel, price fixing, kontrol thd alokasi pasar, boikot)

Hambatan vertikal (resale price maintenance, pembatasan yang dipaksakan, pembatasan wilayah, tying arrangement, exclusive dealing)

Merger (penggabungan)

Page 38: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

PengecualianPengecualian Yang berkaitan dengan pertanian dan hortikultura Interstate comerce act, mengenai kendaraan

bermotor, kereta api, dll dikecualikan Export trading act Merger bank dikecualikan Doktrin parker, pemerintahy membatasi industri

yang berkaitan dengan publicn utilities, kabel tv Kegiatan serikat b uruh

Page 39: ANTITRUST LAW: INDONESIA, JEPANG & AS

KelembagaanKelembagaan

Dilakukan oleh beberapa lembaga

1. Departmen of Justice (divisi antimonopoli)

2. FTC

FTC dikepalai oleh dikepalai oleh 5 orang komisioner, diangkat presiden, disetujui senat