Antipsikotik+Atipikal

10
Antipsikotik Atipikal BAB I Pendahuluan Antipsikotik merupakan pengobatanyang digunakanuntuk pasien yang mempunyai gejala psikotik seperti halusinasi, ilusi dan waham. An terbahagi kepada dua yaitu generasi pertama yaitu tipikal dan genereasi k yaitu antitipikal. Perbedaannya dengan antipsikotik tipikal adalah bukan menghambat dopamine, namun juga mengafekkan tahap serotonin. Antipsikotik atipikal merupakan psikofarmaka untuk gejala psikotik dengan efek samping ekstrapiramidal yang minimal. Efek samping ekstrapiramidal yang biasamuncul pada pengobatan dengan psikofarmaka konvensional antara lain berupa: parkinsonism, akatisia, distonia akut, d diskinesia. Antipsikotik atipikal yang akan dibahasantara lain: klozapin, risperidon, olanzapin, dan uetiapin. KLOZAPIN Farmakodinamik !lozapin merupakan obat antipsikotik atipikal yang pertama ditemukan. !lo bekerja sebagai antagonis kuat reseptor "#$%&, adrenergik '( dan '&. )ela klozapin juga memiliki affinitas yang baik pada reseptor $( danreseptor muskarinik. !lozapin juga bekerja sebagai antagonis reseptor *&, tetapi affinitas yang rendah. +endahnya affinitas terhadap reseptor *& b dengan jarangnya gejala ekstrapiramidal pada pengobatan dengan menggunaka klozapin. *ibandingkan dengan antipsikotik atipikal lainnya dan antipsikotik konvensional, klozapin memiliki affinitas yang paling rendah terhadap res *&.

description

Jiwa

Transcript of Antipsikotik+Atipikal

Antipsikotik Atipikal

Antipsikotik AtipikalBAB IPendahuluanAntipsikotik merupakan pengobatan yang digunakan untuk pasien yang mempunyai gejala psikotik seperti halusinasi, ilusi dan waham. Antipsikotik terbahagi kepada dua yaitu generasi pertama yaitu tipikal dan genereasi kedua yaitu antitipikal. Perbedaannya dengan antipsikotik tipikal adalah bukan sahaja menghambat dopamine, namun juga mengafekkan tahap serotonin.Antipsikotik atipikal merupakan psikofarmaka untuk gejala psikotik dengan efek samping ekstrapiramidal yang minimal. Efek samping ekstrapiramidal yang biasa muncul pada pengobatan dengan psikofarmaka konvensional antara lain berupa: parkinsonism, akatisia, distonia akut, dan tardive diskinesia. Antipsikotik atipikal yang akan dibahas antara lain: klozapin, risperidon, olanzapin, dan quetiapin.

KLOZAPIN

FarmakodinamikKlozapin merupakan obat antipsikotik atipikal yang pertama ditemukan. Klozapin bekerja sebagai antagonis kuat reseptor 5-HT2, adrenergik 1 dan 2. Selain itu, klozapin juga memiliki affinitas yang baik pada reseptor H1 dan reseptor muskarinik. Klozapin juga bekerja sebagai antagonis reseptor D2, tetapi memiliki affinitas yang rendah. Rendahnya affinitas terhadap reseptor D2 berhubungan dengan jarangnya gejala ekstrapiramidal pada pengobatan dengan menggunakan klozapin. Dibandingkan dengan antipsikotik atipikal lainnya dan antipsikotik konvensional, klozapin memiliki affinitas yang paling rendah terhadap reseptor D2.

Gambar 1. Perbandingan affinitas obat antipsikotik terhadap reseptor D2.

Farmakokinetik

Pemberian klozapin dilakukan melalui preparat oral. Klozapin mencapai kadar tertinggi di dalam plasma dalam waktu 2 jam. Klozapin memiliki waktu paruh 12 jam. Pemberian klozapin dengan dosis 2 kali sehari akan menjaga kadar klozapin di dalam darah dalam waktu kurang dari 1 minggu. Klozapin di metabolisme di hati dan saluran pencernaan.

Kadar klozapin di dalam darah bervariasi tergantung dari tingkat absorpsi dan metabolisme klozapin. Akibatnya, kadar yang bervariasi tersebut akan berpengaruh terhadap respon klinik.

EfektivitasBerdasarkan penelitian yang membandingkan klozapin dengan obat antipsikotik lainnya, 79% menunjukkan bahwa klozapin lebih superior dibandingkan antipsikotik lainnya. Dalam uji perbandingan dengan klorpromazin dan haloperidol, klozapin lebih unggul dan memiliki efek yang lebih baik untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa berat dan pasien yang mengalami refrakter dari pengobatannya. Jika dibandingkan dengan risperidon, klozapin memiliki respon klinis yang sama dalam 6 bulan, tetapi gejala ekstrapiramidal lebih terlihat pada pengobatan dengan risperidon.

Menurut Putten TV, terdapat 3 populasi yang menjadi indikasi terapeutik untuk pengobatan dengan klozapin:

1. pasien dengan gejala skizofrenia berat yang memiliki respon yang buruk terhadap terapi antipsikotik konvensional.

2. pasien dengan diskinesia tardif yang berat.

3. pasien yang mengalami gejala ekstrapiramidal berat tetapi sedang membutuhkan dosis yang optimal untuk menyembuhkan gejala psikotiknya.

Efek samping1. Agranulositosis

Risiko agranulositosis akibat pemberrian klozapin sebesar 0,73% pada tahun pertama pengobatan, dan menjadi 0,07% pada tahun ke-2. Risiko ini [aling besar pada 3 bulan pertama pengobatan. Pada pasien dengan agranulositosis karena klozapin, ditemukan hasil laboratorium berupa jumlah netrofil absolut