Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

19
DOSEN : Ns. ASMALIA, S.Kep MAKALAH KEPERAWATAN JIWA ANTI PSIKOTIKKELOMPOK I DIAN S.ANDRIANI DJIKI ASMARIANA ANDI SARMA ANDRIADIN SURADI EDDY SIHRUN AKPER PEMKAB MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2012/213

Transcript of Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

DOSEN : Ns. ASMALIA, S.Kep

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“ANTI PSIKOTIK”

KELOMPOK I

DIAN S.ANDRIANI DJIKI

ASMARIANA

ANDI SARMA

ANDRIADIN SURADI

EDDY SIHRUN

AKPER PEMKAB MUNA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2012/213

Page 2: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Jiwa yang berjudul: Antipsikotik

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik

dari segi penulisan maupun isinya,oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan,baik

kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimkasih kepada semua pihak yangs telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini,semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis,dan pembaca pada umumnya,kiranya Allah SWT meridhoi segala aktifitas kita untuk

keselamatan di dunia maupun di akhirat.

Raha, Oktober - 2012

Penulis

Page 3: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….....

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….……

A. Latar Belakang……………………………………………………………….….

B. Tujuan ……………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………

A. Definisi Antipsikotik…………….……………………………………………….

B. Cara Kerja…………………………………………………………….…………....

C. Nama Obat…………………………………………………………………….…..

D. Efek Samping………………………………..…………………………………….

E. Dosi Obat……….………………………………………………………………….

F. Indikasi ……………………….……………………………………………………

G. Kontra Indikasi……………………………………………………………………

H. Peran Perawat………………………………………………………………………

BAB IV PENUTUP……………………………………..…………………………………..

A. Kesimpulan………………………………………………………………………

B. Saran………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..

Page 4: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Antipsikotik adalah antagonis dopamine dan menyekat reseptor dopamin dalam

berbagi jaras di otak. Otak antipsikotik baik tipikal maupun atipikal tentunya memiliki efek

samping yang perlu diketahui agar pengobatan klinis bisa efisiensi dan sesuai dengan proporsi

dan tentunya agar mencapai target terapi. Untuk itu kita harus mengenali obat antipsikotik ini

terlebih dahulu, karena selain manfaatnya, antipsikotik juga yang menyertainya. Antipsikotik

merupakn pengobatan yang terbaik untuk penyakit skizofrenia dan penyakit psikotik lainnya.

Antipsikotik digunakan secara klinis pada tahun 1950an, ketika Chlorpromazine (CPZ), turunan

dari phenotiazine, telah disintesis di Perancis.

Walaupun dikembangkan sebagai potensial antihistamin, chlorpromazine memiliki

antipsikotik pda pemakaian klinis. CPZ digunakan sebagai model dalam pengembangan

antipsikotik, tapi semua generasi pertama (kecuali clozapine) mempunyai efek yang

menyebabkan gejala ekstra pyramidal berdasarkan tas properti utama, antgonis kuat dari

reseptor dopamine D2.

Sebagai tmbahan antipsikotik, obat – obat ini memiliki fungsi lain, berdasarkan

kemampuan memblok reseptor dopamine D2 (seperti antiemetic dan mengurangi beberapa

kelainan gerak yang ditandai dengan adanya gerakan yang berlebihan). Antipsikotik antagonis

D2 disebut tipikal, (untuk memisahkan dengan clozapine dan obat – obat atipikal baru) yang

mengurangi gejala ekstra piramidal.

B. Tujuan.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :

a. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I.

b. Untuk mengetahui tentang Antipsikotik .

c. Sebagai bahan bacaan atau bahan perbandingan dalam pengembangan tentang

Keperawatan Jiwa I.

Page 5: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi antipsikotik.

Antipsikotik disebut juga neuroleptika atau major tranquillizers, adalah obat-obat yang

dapat menekan fungsi – fungsi psikis tertentu tanpa mempengaruhi fungsi – fungsi umum,

seperti berpikr dan berkelakuan normal. Obat ini dapat meredakan emosi dan agresi, dan dapat

pula menghilangkan atau mengurangi gangguan jiwa seperti : impian, halusinasi serta

menormalkan perilaku yang tidak normal

1. Penggolangan obat antipsikotik yaitu;

Golongan Antipsikotik Tipikal

Antipsikotik tipikal disebut juga antipsikotik generasi pertama, konvensional, dopamine

receptor ontagonist (DA)Terdiri dari:

Antipsikotik tipikal berpotensi rendah (afinitas terhadap reseptor dopamine rendah), contoh:

Klorpromazin

Tioridazin

Sulpirid

Antipsikotik tipikal berpotensi tinggi, contoh:

Haloperidol

Perfenazin

Flufenazin

Trifluperazin

Pimozid

2. Petunjuk umum cara pemberian obat antipsikotik tipikal:

Antipsikotik tipikal bila diberikan per orol rata-rata akan mencapai konsentrasi plasma

puncak dalam 1 – 4 jam; bila diberikan melaluisuntikan intra-muskular dalam 30 - 60 menit.

Kadar tetap (steady state) dicapai dalam 3 - 5 hari dan waktu paruh rata-rata adalah 24 jam.

Rokok, kopi, obat antasida umumnya dapat mengganggu absorbsi obat antipsikotik tipikal.

Berikan dosis awal antipsikotik dengan dosis minimal yang ditingkatkan secara

bertahap (stort low go slow). Penggunaan sediaan antipsikotik tipikal suntikan intra-muskular

diindikasikan terutama untuk mengatasi gejala agitasi (gaduh gelisah) pada gangguan psikotik

akut, skizofrenia dengan eksaserbasi akut, gangguan putus zat dengan gejala psikotik akut dan

delirium.

Suntikan intra-muskular antipsikotik tipikal sediaan de.po (suntikan jangka panjang)

seperti flufenazin dekanoat atau haloperidol dekanoat diberikan secara berkala tiap 2 - 4 minggu.

Efek samping antipsikotik, khususnya pada golongan tipikal meliputi efek samping

jangka pendek: gejala-gejala gangguan ekstra-piramidal seperti drug-induced parkinsonion

symptoms, akhatisia, distonia akut. Efek samping jangka panjang adalah tardif diskinesia.

Page 6: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

Efek samping ekstra-piramidal pada pemberian antipsikotik dapat diatasi dengan mengurangi

dosis antipsikotik, atau dengan mengganti antipsikotik tipikal dengan antipsikotik golongan

atipikal. Dapat juga diberikan obat anti-parkinsonian, obat anti-kolinergik:

Trihexvphenidyl 2 mg tablet, diberikan 2 - 3 kali PO per hari

Diphenhydramine 50 mg PO atau suntikan lM

Golongan Antipsikotik Atiprikal

Antipsikotik atipikal disebut juga antipsikotik generasi kedua, novel antipsychotics,

serotonine-dopamine receptor ontagonist (SDA). antara lain:

Clozapine

Risperidone

Olanzapine

Quetiapine

Aripiprazole

B. Cara kerja.

Mekanisme kerja dari obat anti - psikosis yaitu Memblokade Dopamine pada reseptor

pasca sinaps neuron di otak, dan juga dapat memblokade reseptor kolinergik, adrenergic dan

histamine. Untuk obat generasi pertama ( fenotiazin dan butirofenon), umumnya tidak terlalau

selektif benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor dopamine D2. Anti-psikosis

golongan atypical memblokade reseptor dopamine dan juga serotonin 5HT2.

C. Nama obat

Berikut ini adalah jenis obat anti psikotik yang akan dibahas

Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)

Halloperidol disingkat Haldol

Serenase

Aripripazole

Risperidone

D. Efek samping.

Efek samping obat anti-psikosis dapat berupa :

1. Sedasi dan inhibisi psikomotor –> rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja

psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun).

2. Gangguan otonomik –> hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik, mulut kering,

kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler

meninggi, gangguan irama jantung.

3. Gangguan ekstrapiramidal (EPS) –> distonia akut, akathisia, sindrom parkinson

(tremor, bradikardi, rigiditas).

4. Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynecomastia), gangguan metabolik (jaundice),

gangguan hematologik (agranulocytosis), biasanya pada pemakaian jangka lama.

Efek samping yang irreversible adalah tardive dyskinesia, yaitu gerakan berulang

involunter pada lidah, wajah, mulut/rahang, dan anggota gerak, dimana pada waktu tidur

gejala ini menghilang. Biasanya gejala ini timbul pada pemakaian jangka panjang dan

Page 7: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

pada usia lanjut. Efek samping ini tidak berkaitan dengan dosis obat anti-psikotik (non

dose related).

Bila terjadi gejala-gejala tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan, bisa

dicoba pemberian obat Reserpine 2,5mg/h. Obat pengganti anti-psikosis yang paling baik adalah

Clozapine 50-100mg/h.

Penggunaan obat anti-psikosis jangka panjang harus dilakukan pemeriksaan

laboratorium : darah rutin, urine lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal. Ini dilakukan untuk

mendeteksi dini perubahan akibat efek samping obat. Obat anti-psikosis hampir tidak pernah

menimbulkan kematian sebagai akibat overdosis atau untuk bunuh diri.

Efek farmakologi: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik, mengurangi insomnia,

sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir.

Indikasi pemberian: Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk gangguan maniak dan

paranoid.

Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side efect/EPSE)

1. Parkinsonisme.

Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat. Terdapat trias gejala

parkonsonisme:

Tremor: paling jelas pada saat istirahat

Bradikinesia: muka seperti topeng, berkurang gerakan reiprokal pada saat

berjalan

Rigiditas: gangguan tonus otot (kaku).

2. Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lama.

Tanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak terkontrol

3. Akathisia.

Ditandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan, seperti adanya

perasaan cemas, tidak mampu santai, gugup, langkah bolak – balik dan gerakan

mengguncang pada saat duduk.. Ketiga efek samping di atas bersifat akur dan bersifat

reversible (bisa ilang/kembali normal).

4. Tardive dyskinesia

5. Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani skizofreni, untuk

memgurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran dan juga efektif dalam

mencegah kekambuhan. Major transquilizer juga efektif dalam menangani mania,

perilaku kekerasan dan agitasi akibat bingung dan demensia.

6. Pada semua jenis psikosa, kadang untuk gangguan maniak dan paranoid. Obat

antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada kondisi

gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat antipsikotik secara

intramuscular. Sedngkan jik klien gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup

dalam waktu 6 minggu, antipsikotik dari kelas lain harus diberikan.

7. Penyebab kegagalan pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien

minum obat. Kondisi ini harus diperhitungkan oleh doter dan perawat.

Page 8: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

8. Sedangkan terapi yang berhasil dapat di tandai adanya suatu penyesuian sosial, dan

bukan hilagnya waham pada klien. Obat antipsikotik sangat efektif untuk

menghilangkan halusinasi dan konfusi dari satu episode schizophrenia akut serta

membantu pemulihan proses berpikir yang rasional.

9. Obat ini tidak menyembuhkan schizophrenia, akan tetapi membantu pasien agar

dapat berfungsi diluar rumah sakit. Antipsikotik dapat mempersingkat masa

perawatan pasien dan mencegah kekambuhan. Walaupun demikian obat ini memiliki

efek samping terhadap mulut menjadi kering, pandangan kabur, konsentrasi

berkurang hingga gejala neurologis.

Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah pengobatan jangka

panjang bersifat irreversible (susah hilang/menetap), berupa gerakan involunter yang

berulang pada lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu jari, dan

gerakan tersebut hilang pada waktu tidur.

Efek samping pada sistem saraf perifer atau anti cholinergic side efect

Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin. Yang termasuk efek samping anti

kolinergik adalah:

Mulut kering

Konstipasi.

Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia (pariese otot-otot siliaris)

menyebabkan presbiopia.

Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor adrenergik.

Kongesti/sumbatan nasal

E. Indikasi

E. Skizofrenia

F. Gangguan psikotik akut

G. Gangguanskizoafektif

H. Gangguan waham

I. Gangguan afektif bipolar dengan gejala psikotik

J. Gangguan depresi berat dengan gejala psikotik

K. Gangguan psikotik akibat kondisi medis umum (Psikotik organik)

L. Gangguan psikotik akibat penggunaan zat psikoaktif (Napza)

M. Sindroma tourette

N. Agresi atau perilaku kekerasan

O. Delirium

Beberapa jenis antipsikotik menurut potensi, efek ekstrapiramidal, efek sedatif dan

efek menimbulkan hipotensi

F. Kontra indikasi

Obat-obat anti-psikosis berkontradiksi dengan : penyakit hati, penyakt darah, kelainan

jantung, epilepsy, febris yang tinggi, penyakit SSP, ketergantungan alcohol, dan gangguan

kesadaran

Page 9: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

G. Peran perawat

Kesulitan utama penanganan semua gangguan jiwa adalah tidak adanya keinsyafan sakit

pada kebanyakan pasien. Mereka menganggap halusinasi dan pikiran khayalan sebagai suatu

yang sejati/riil, dan selalu berfikir dirinya tidak sakit, sehingga sering sekali menolak minum

obat.

Psikoterapi

Penanganan skizofrenia paling efektif terdiri atas kombinasi dari farmakoterapi bersama

psikoterapi, termasuk terapi kelakuan kognitif, yang juga disebut “terapi bicara”. Psikiater

berusaha membangun hubungan baik dengan pasien dan memperoleh kepercayaan mereka,

juga mencoba membantu mengatasi problema psikis mereka, serta memberi petunjuk

bagaimana menghadapi masalah.

Obat-obat Klasik

Umumnya dimulai dengan suatu obat klasik, terutama klorpromazin bila diperlukan obat

sedatif, trifluoperazin bila sedasi tidak dikehendaki, atau pimozida jika pasien perlu

diaktifkan. Efek antipsikotika menjadi nyata setelah 2-3 minggu. Bila sesudah masa latensi,

obat-obat tersebut kurang efektif, perlu dicoba obat-obat lain dari kelompok kimiawi lain.

Flufenazin dekanoat digunakan sebagai profilakse untuk mencegah kambuhnya penyakit.

Thioridazin berguna pada lansia untuk mengurangi GEP dan gejala antikolinergis. Obat-obat

klasik terutama edektif untuk meniadakan simptom positif dan efeknya baru nampak setelah

beberapa bulan. Pengobatan perlu dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan lebih rendah

untuk mencegah residif, selama minimal 2 tahun dan tak jarang seumur hidup.

Obat-obat atypis

Obat-obat atypis lebih ampuh untuk simpom negatif kronis, mungkin karena pengikatannya

pada reseptor-D1 dan –D2 lebih kuat. Sulpirida, risperidon, dan olanzapin dianjurkan bila

obat-obat klasik tidak efektif lagi atau bila terjadi terlalu banyak efek samping. Karena

klozapin dapat menyebabkan agranulositosis hebat (1-2% dari kasus), selama terapi perlu

dilakukan penghitungan leukosit setiap minggu

Obat-obat tambahan

Antikolinergika (triheksifenidil, orfenadrin) dan beta-blokers (propanolol). Obat-obat ini

sering ditambahkan untuk menanggulangi efek samping antipsikotika, terutama GEP.

Benzodiazepin diberikan guna mengatasi kegelisahan dan kecemasan.

Penanganan Alternatif

Sejumlah psikiater telah berhasil baik dengan mengkombinasi vitamin dan mineral tertentu

dalam megadose. Penanganan ortomolekuler ini berdasarkan penemuan bahwa pasien

skizofrenia mengalami defisiensi nutrien-nutrien bersangkutan. Cara ini terdiri dari

pemberian nutrien tepat dengan antar-perbandingan yang tepat ke sel-sel tubuh. Yang

diberikan adalah vitamin C, niasinamid, piridoksin, dan vitamin E. Pilihan ini didasarkan

pada sering ditemukannya kekurangan vitamin-vitamin tersebut di otak penderita

skizofrenia.

Perawat harus mempunyai cukup pengetahuan tentang strategi psikofarmakologis

yang tersedia, tetapi informasi ini harus digunakan sebagai satu bagian dari pendekatan holistic

pada asuhan pasien. Peran perawat meliputi hal – hal sebagai berikut :

Page 10: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

1. Pengkajian pasien.

Pengkajian pasien memberikan landasan pandangan tentang masing – masing pasien.

2. Koordinasi modalitas terapi.

Koordinasi ini mengintegrasikan berbagai terapi pengobatan dan sering kali

membingungkan bagi pasien.

3. Pemberian agens psikofarmakologis.

Program pemberian obat dirancang secara professional dan bersifat individual.

4. Pemantauan efek obat.

Termasuk efek yang diinginkan maupun efek samping yang dapat dialami pasien.

5. Penyuluhan pasien

Memungkinkan pasien untuk meminum obat dengan aman dan efektif.

6. Program Rumatan obatDirancang untuk mendukung pasien di suatu tatanan

perawatan tindak lanjut dalam jangka panjang.

7. Partisipasi dalam penelitian klinis antardisiplin tentang uji coba obat.

Perawat merupakan anggota tim yang penting dalam penelitian obat yang digunakan

untuk mengobati pasien gangguan jiwa.

8. Kewenangan untuk memberi resep.

Beberapa perawat jiwa yang memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman

sesuai dengan undang – undang praktik negaranya boleh meresepkan agens

farmakologis untuk mengobati gejala dan memperbaiki status fungsional pasien yang

mengalami gangguan jiwa.

Page 11: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

CONTOH OBAT

HELOPERIDOL

Haloperidol digunakan untuk mengobati kondisi gugup, gangguan emosional, dan mental

(misalnya, skizofrenia). Hal ini juga digunakan untuk mengontrol gejala Tourette's disorder. Obat

ini tidak boleh digunakan untuk mengobati masalah perilaku pada pasien lansia yang memiliki

demensia.

Haloperidol juga digunakan untuk mengobati masalah perilaku yang parah, misalnya

perilaku agresif, impulsif atau hiperaktif pada anak-anak yang telah diobati dengan psikoterapi

atau obat lain yang tidak bekerja dengan baik.

Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter.

Indikasi

Skizoprenia

Psychoses

Tourette's syndrome

Kecemasan yang parah

Gangguan tingkah laku yang parah

Kegugupan

Gangguan emosional dan mental

Mual dan muntah

Kontraindikasi

Keracunan berat dengan depresi sistem saraf pusat (SSP)

Parkinson's disease

Ibu menyusui

Dosis

Dosis obat ini berbeda pada setiap pasien tergantung berat dan ringannya kasus. Ikutilah

petunjuk yang diberikan dokter

Efek samping

Segera hubungi dokter jika terjadi salah satu gejala, antara lain:

Kesulitan berbicara atau menelan

Page 12: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

Kehilangan kontrol keseimbangan

Wajah terasa tebal seperti memakai masker

Kejang otot, terutama leher dan punggung

Gelisah

Kekakuan pada lengan dan kaki

Gemetar pada jari dan tangan

Kelemahan pada lengan dan kaki

RISPERIDONE

Cara kerja obat

Risperidone termasuk antipsikotik turunan benzisoxazole. Risperidone merupakan antagonis

monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan

dopaminergik D2. Risperidone berikatan dengan reseptor α1-adrenergik. Risperione tidak

memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik.

Meskipun risperidone merupakan antagonis D2 kuat, dimana dapat memperbaiki gejala

positif skizofrenia, hal tersebut menyebabkan berkurangnya depresi aktivitas motorik dan

induksi katalepsi dibanding neuroleptik klasik. Antagonisme serotonin dan dopamin sentral yang

seimbang dapat mengurangi kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal, dia

memperluas aktivitas terapeutik terhadap gejala negatif dan afektif dari skizofrenia.

Farmakokinetik

Risperidone diabsorpsi sempurna setelah pemberian oral, konsentrasi plasma puncak

dicapai setelah 1-2 jam. Absorpsi risperidone tidak dipengaruhi oleh makanan. Hidroksilasi

merupakan jalur metabolisme terpenting yang mengubah risperidone menjadi 9-hidroxyl-

risperidone yang aktif.

Waktu paruh eliminasi dari fraksi antipsikotik yang aktif adalah 24 jam. Studi risperidone

dosis tunggal menunjukkan konsentrasi zat aktif dalam plasma yang lebih tinggi dan eliminasi

yang lebih lambat pada lanjut usia dan pada pasien dengan gangguan ginjal. Konsentrasi plasma

tetap normal pada pasien dengan gangguan fungsi hati.

Page 13: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

Indikasi

Terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta pada kondisi psikosis yang lain, dengan

gejala-gejala tambahan (seperti; halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa

permusuhan) dan atau dengan gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect,

menarik diri dari lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga mengurangi gejala

afektif (seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia.

KontraIndikasi

Hipersensitif terhadap risperidone.

Dosis umum

Hari ke-1 : 2 mg/hari, 1-2 x sehari

Hari ke-2 : 4 mg/hari, 1-2 x sehari (titrasi lebih rendah dilakukan pada beberapa pasien)

Hari ke-3 : 6 mg/hari, 1-2 x sehari

Dosis umum 4-8 mg per hari

Dosis di atas 10 mg/hari tidak lebih efektif dari dosis yang lebih rendah dan bahkan

mungkin dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal. Dosis di atas 10 mg/hari dapat digunakan

hanya pada pasien tertentu dimana manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding dengan

risikonya. Dosis di atas 16 mg/hari belum dievaluasi keamanannya sehingga tidak boleh

digunakan.

Penggunaan pada penderita geriatrik, juga penderita gangguan fungsi ginjal dan hati:

Dosis awal: 0,5 mg, 2 x sehari

Dosis dapat disesuaikan secara individual dengan penambahan 0,5 mg, 2 x sehari (hingga

mencapai 1-2 mg, 2 x sehari)

Penggunaan pada anak:

Pengalaman penggunaan pada anak-anak usia di bawah 15 tahun belum cukup.

Peringatan dan perhatian

Anak-anak usia < 15 tahun tidak dianjurkan

.Dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, terutama pada pemberian awal. Risperidone

diberikan secara hati-hati pada penderita kardiovaskular. Pengurangan dosis harus

dipertimbangkan bila terjadi hipotensi.

Penggunaan dosis di atas 5 mg, 2x sehari tidak lebih efektif dari dosis yang lebih rendah

dan bahkan mungkin dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal. Jangan melebihi dosis

yang dianjurkan. Bila diperlukan efek sedasi yang lebih, pemberian obat seperti

benzodiazepin lebih baik dibanding menaikkan dosis risperidone.

Obat antagonis reseptor dopamin berhubungan dengan induksi tardive dyskinesia,

ditandai dengan pergerakan berulang yang tidak terkendali, terutama pada lidah

dan/atau wajah. Dilaporkan bahwa munculnya gejala ekstrapiramidal merupakan faktor

risiko terjadinya tardive dyskinesia. Jika tanda dan gejala tardive dyskinesia muncul,

pertimbangkan untuk menghentikan penggunaan semua obat antipsikotik.

Page 14: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

Pemberian risperidone pada pasien Parkinson secara teori dapat menyebabkan penyakit

memburuk.

Hati-hati penggunaan pada pasien epilepsi.

Pasien diberitahu bahwa berat badannya dapat meningkat.

Risperidone dapat mengganggu aktivitas yang memerlukan konsentrasi mental, pasien

disarankan tidak menyetir atau menjalankan mesin hingga diketahui kerentanan

individualnya.

Pemberian pada wanita hamil dan menyusui jika keuntungannya lebih besar dari risiko.

Penggunaan risperidone dapat menimbulkan Neuroleptic Malignant Syndrome (NMS) yang

manifestasi klinisnya adalah:

Hiperpireksia, rigiditas otot, perubahan status mental dan gangguan denyut nadi, tekanan

darah, aritmia, takikardia dan diaforesis. Manifestasi lainnya dapat berupa: peningkatan

kreatinin fosfatase, mioglobinemia, serta gagal ginjal akut. Bila timbul gejala NMS,

hentikan segera penggunaan.

Penggunaan risperidone juga dapat menimbulkan hiperprolaktinemia (karena risperidone

dapat meningkatkan kadar prolaktin sehingga kemungkinan efek karsinogenitasnya

meningkat).

Penggunaan risperidone pada penderita geriatrik serta penderita gangguan fungsi hati dan

ginjal: Dosis awal dan dosis tambahan perlu dikurangi sampai separuh dosis normal.

Efek Samping

Yang umum terjadi: insomnia, agitasi, rasa cemas, sakit kepala.

Efek samping lain: somnolen, kelelahan, pusing, konsentrasi terganggu, konstipasi,

dispepsia, mual/muntah, nyeri abdominal, gangguan penglihatan, priapismus, disfungsi

ereksi, disfungsi ejakulasi, disfungsi orgasme, inkontinensia urin, rinitis, ruam dan reaksi

alergi lain.

Beberapa kasus gejala ekstrapiramidal mungkin terjadi (namun insiden dan

keparahannya jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan haloperidol), seperti: tremor,

rigiditas, hipersalivasi, bradikinesia, akathisia, distonia akut. Jika bersifat akut, gejala ini

biasanya ringan dan akan hilang dengan pengurangan dosis dan/atau dengan pemberian

obat antiparkinson bila diperlukan.

Seperti neuroleptik lainnya, dapat terjadi neuroleptic malignant syndrome (namun jarang),

ditandai dengan hipertermia, rigiditas otot, ketidakstabilan otonom, kesadaran berubah

dan kenaikan kadar CPK, dilaporkan pernah terjadi. Bila hal ini terjadi, penggunaan obat

antipsikotik termasuk risperidone harus dihentikan.

Kadang-kadang terjadi orthostatic dizziness, hipotensi termasuk ortostatik, takikardia

termasuk takikardia reflek dan hipertensi.

Risperidone dapat menyebabkan kenaikan konsentrasi prolaktin plasma yang bersifat

dose-dependent, dapat berupa galactorrhoea, gynaecomastia, gangguan siklus menstruasi

dan amenorrhoea.

Kenaikan berat badan, edema dan peningkatan kadar enzim hati kadang-kadang terjadi.

Sedikit penurunan jumlah neutrofil dan trombosit pernah terjadi.

Page 15: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

Pernah dilaporkan namun jarang terjadi, pada pasien skizofrenik: intoksikasi air dengan

hiponatraemia, disebabkan oleh polidipsia atau sindrom gangguan sekresi hormon

antidiuretik (ADH); tardive dyskinesia, tidak teraturnya suhu tubuh dan terjadinya

serangan.

Interaksi Obat

Hati-hati pada penggunaan kombinasi dengan obat-obat yang bekerja pada SSP dan

alkohol.

Risperidone mempunyai efek antagonis dengan levodopa atau agonis dopamin lainnya.

Karbamazepin dapat menurunkan kadar plasma risperidone.

Clozapine dapat menurunkan bersihan risperidone

.Fluoksetin dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari fraksi antipsikotik (risperidone

dan 9-hydroxy-risperidone) dengan meningkatkan konsentrasi risperidone.

ARIPIPRAZOLE

Aripiprazole adalah obat antipsikotik. Obat ini bekerja dengan mengubah kerja zat kimia di

dalam otak.Aripiprazole digunakan untuk merawat gejala kondisi psikotik seperti skizofrenia

dan bipolar disorder (manic depression). Obat ini juga dapat digunakan bersama dengan obat

lain untuk merawat sebagian besar depresi pada orang dewasa.Aripiprazole juga digunakan

untuk mengatasi sifat lekas marah dan gejala yang agresif, perubahan suasana hati, ketidak

sabaran dan kepercayaan diri terkait dengan autis pada anak berusia 6 tahun ke atas.

Informasi Penting

Aripiprazole tidak digunakan pada penderita kondisi psikotik yang berhubungan dengan

demensia. Aripiprazole dapat menyebabkan gagal jantung, kematian tiba-tiba, atau pneumonia

pada orang dewasa yang memiliki kondisi demensia

Hentikan penggunaan aripiprazole dan segera hubungi dokter anda jika:

Demam dengan otot kaku dan detak jantung menjadi cepat

Gerakan otot yang tidak terkontrol

Gejala yang datang secara tiba-tiba, seperti mati rasa atau lemah

Page 16: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

Sakit kepala yang parah

Masalah pada penglihatan, cara berbicara atau bahkan keseimbangan

Aripiprazole dapat menyebabkan efek samping yang bisa mengganggu cara berpikir dan

bereaksi. Hati-hati jika anda sedang berkendara atau beraktivitas lainnya yang membutuhkan

kesadaran penuh. Hindari merokok karena dapat meningkatkan beberapa efek sampingnya.

Sebelum memakai aripiprazole, beritahukan dokter jika anda sedang menggunakan obat

yang rutin digunakan dan membuat anda mengantuk (seperti obat alergi dan pilek, obat tidur,

obat narkotik pereda sakit, pelemas otot, dan obat kejang, depresi atau kegelisahan).

Hindari diri dari kepanasan dan dehidrasi. Minum cukup air khususnya ketika cuaca panas

atau saat berolahraga. Mudah bagi anda menjadi kepanasan dan dehidrasi parah jika anda

memakai aripiprazole.

Efek Samping

Panggil pertolongan medis darurat jika anda memiliki tanda apapun dari reaksi alergi ini:

Hives atau gatal dengan kulit kemerahan

Sulit bernapas

Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah atau tenggorokan

Hentikan penggunaan aripiprazole dan hubungi dokter anda jika anda memiliki efek samping

serius berikut:

Demam, otot kaku, detak jantung menjadi cepat atau tidak beraturan

Hentakan otot yang tidak dapat di control

Kekakuan atau lemah yang datang secara tiba-tiba, sakit kepala, melayang-layang, atau

masalah dengan penglihatan, cara berbicara atau keseimbangan

Demam, menggigil, tidak enak badan, muncul gejala flu· Noda putih di dalam mulut atau

pada bibir

Sering haus atau buang air kecil, hilang nafsu makan, napas bau, mengantuk, kulit kering,

mual dan muntah

Kejang-kejang

Ingin menyakiti diri sendiri

Merasa anda akan pingsan

Kulit dan mata menguning

Urin lebih sedikit dari biasanya ketika buang air kecil

Efek samping lainnya:

Tersedak atau sulit menelan

Pusing, mengantuk atau lemah

Sakit kepala dan mual

Sulit tidur (insomnia)

Bertambahnya berat badan

Gejala efek samping di atas belum lengkap dan dapat muncul gejala lain.

Indikasi

Page 17: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

Skizofrenia, sindrom Tourette, ansietas yang berhubungan dengan psikosa.

Kontraindikasi

Wanita hamil dan menyusui, sindrom QT congenital, aritmia, koma, depresi SSP.

Efek samping

Reaksi ekstrapiramidal, hiperpireksia, diskinesia tardif.

Interaksi Obat

Fenotiazin, antidepresan trisiklik, antiaritmia meningkatkan efek memperpanjang interval QT.

Dosis

Dosis awal: 1-2 mg/hari dinaikkan secara perlahan sampai dengan 20mg/hari.

Page 18: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Antipsikotik disebut juga neuroleptika atau major tranquillizers, adalah obat-obat yang

dapat menekan fungsi – fungsi psikis tertentu tanpa mempengaruhi fungsi – fungsi umum,

seperti berpikr dan berkelakuan normal. Obat ini dapat meredakan emosi dan agresi, dan dapat

pula menghilangkan atau mengurangi gangguan jiwa seperti : impian, halusinasi serta

menormalkan perilaku yang tidak normal

B. Saran.

Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan

maupun isi,olehnya itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan makalah yang akan datang.

Page 19: Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan Sumber Referensi:

http://marsh86.blogspot.com/2011/05/penggolongan Obat Antipsikotik.html Di Akses Tanggal

14 Oktober 2012

http://ridwanhipothalamus.blogspot.com/2010/12/obat-antipsikotik.html Di Akses Tanggal 14

Oktober 2012