ANTIMANIA

20
0 Authors : Yayan Akhyar Israr, S.Ked Wan Rita Mardhiya, S.Ked Nova Faradilla, S.Ked Faculty of Medicine – University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 © Files of DrsMed FK UNRI (http://www.Files-of-DrsMed.tk

description

ANTIMANIA

Transcript of ANTIMANIA

Page 1: ANTIMANIA

0

Authors :

Yayan Akhyar Israr, S.Ked

Wan Rita Mardhiya, S.Ked

Nova Faradilla, S.Ked

Faculty of Medicine – University of Riau

Pekanbaru, Riau

2009

© Files of DrsMed – FK UNRI (http://www.Files-of-DrsMed.tk

Page 2: ANTIMANIA

1

PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

Mania ditandai dengan aktivitas fisik yang berlebihan dan perasaan

gembira yang luar biasa yang secara keseluruhan tidak sebanding dengan

peristiwa positif yang terjadi. Obat yang digunakan untuk mengobati mania

disebut mood modulators, mood stabilizer atau anti manics.1,2

Penderita mania mengalami elasi (suasana perasaan yang meningkat)

disertai dengan energi yang meningkat, sehingga terjadi aktivitas yang berlebihan,

percepatan, kebanyakan bicara dan berkurangnya kebutuhan tidur. Pengendalian

yang normal dalam kelakuan sosial terlepas, perhatian terpusat tidak dapat

dipertahankan dan sering kali perhatian sangat mudah dialihkan. Kadang juga

dapat ditemukan harga diri yang membumbung, pemikiran yang serba hebat dan

terlalu optimistis dinyatakan dengan bebas.3

Tujuan dari penatalaksanaan mania adalah menekan secara menyeluruh

semua gejala-gejala yang muncul dan mengembalikan pasien ke keadaaan dan

status mental sebelumnya (keadaan paling baik). Mood, pikiran, dan kebiasaan

harus dikembalikan ke kondisi normal, meskipun beberapa gejala mempunyai

tingkat keparahan yang berbeda.4

Page 3: ANTIMANIA

2

TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA

Mania merupakan gangguan mood atau perasaan ditandai dengan aktivitas

fisik yang berlebihan dan perasaan gembira yang luar biasa yang secara

keseluruhan tidak sebanding dengan peristiwa positif yang terjadi. Hal ini terjadi

dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu hampir setiap hari terdapat

keadaan afek (mood, suasana perasaan) yang meningkat ekspresif atau iritabel.1,2

Sindroma mania disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam celah

sinaps neuron, khususnya pada sistem limbik, yang berdampak terhadap

“dopamine receptor supersensitivity”. Lithium karbonat merupakan obat pilihan

utama untuk meredakan sindroma mania akut dan profilaksis terhadap serangan

sindroma mania yang kambuh pada gangguan afektif bipolar.2

Bentuk mania yang lebih ringan adalah hipomania. Mania seringkali

merupakan bagian dari kelainan bipolar (penyakit manik-depresif). Beberapa

orang yang tampaknya hanya menderita mania, mungkin sesungguhnya

mengalami episode depresi yang ringan atau singkat. Baik mania maupun

hipomania lebih jarang terjadi dibandingkan dengan depresi. Mania dan

hipomania agak sulit dikenali, kesedihan yang berat dan berkelanjutan akan

mendorong seseorang untuk berobat ke dokter, sedangkan kegembiraan jarang

mendorong seseorang untuk berobat ke dokter karena penderita mania tidak

menyadari adanya sesuatu yang salah dalam keadaan maupun perilaku

mentalnya.1

Tabel 1. Sediaan Obat Anti Mania dan Dosis Anjuran2

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan

1 Lithium Karbonat Frimania (Mersifarma) Tab. 200 mg, 300 mg, 400

mg, 500 mg

2 Karbamazepin Tegretol (Novartis),

Bamgetol (Mersifarma)

Tab. 200 mg

Kaplet. 200 mg

3 Natrium

Divalproex

Depakote (abbott) Tab. 125 mg, Tab. 250 mg,

Tab. 500 mg, Caps. 250 mg.

Syr. 250mg/5ml

Page 4: ANTIMANIA

3

4 Haloperidol Haloperidol (Indofarma),

Haldol (Janssen),

Serenace (Searle)

Tab. 0,5 mg; 1,5 mg; 5 mg

Liq. 2 mg/ml

Amp. 5 mg/ml

5 Asam Valproat Depakene Caps. 250 mg, Syr. 250 mg/

5 ml

Berikut ini akan dibahas mengenai obat-obat antimania secara lebih

terperinci.

A. LITHIUM KARBONAT

Lithium karbonat adalah jenis garam lithium yang paling sering digunakan

untuk mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian lithium sitrat. Sejak

disahkan oleh Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 1970 untuk

mengatasi mania akut, lithium masih efektif dalam menstabilkan mood pasien

dengan gangguan bipolar. Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan

lithium hampir serupa dengan efek mengonsumsi banyak garam, yakni tekanan

darah tinggi, retensi air, dan konstipasi. Oleh karena itu, selama penggunan obat

ini harus dilakukan tes darah secara teratur untuk menentukan kadar lithium

mengingat dosis terapeutik lithium berdekatan dengan dosis toksik. Bagaimana

kerja lithium sebenarnya dalam mengatasi mania belum diketahui secara pasti,

diduga ion lithium menimbulkan efek menstabilkan mood dengan menghambat

inositol monophosphatase (IMPase) dengan subsitusi satu dari dua ion

magnesium pada sisi aktif IMPase. IMPase merupakan enzim yang diyakini

sebagai penyebab beberapa gangguan bipolar.5,6

Pendapat lain mengatakan bahwa efek antimania lithium disebabkan oleh

kemampuannya mengurangi dopamine receptor supersensitivity dengan

meningkatkan cholinergic-muscarinic activity dan menghambat Cyclic AMP.2

1. Indikasi

Mengatasi episode mania. Gejala hilang dalam jangka waktu 1-3 minggu

setelah minum obat. Lithium juga digunakan untuk mencegah atau mengurangi

intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan riwayat mania.5

Page 5: ANTIMANIA

4

Gambar 1. Sediaan Lithium Karbonat6

2. Dosis

Dosis lithium tergantung pada kebutuhan medis pasien, umur, berat badan

dan fungsi ginjal. Dosis dari lithium berkisar antara 600-2400 mg per hari,

meskipun sebagian besar pasien akan stabil pada 600-1200 mg per hari. Untuk

tablet atau kapsul immediate release biasa diberikan 3 dan 4 kali sehari.

Sedangkan tablet controlled release diberikan dua kali sehari, interval 12 jam.

Pemberian dosis lithium harus dilakukan hati-hati dan individual, yakni

berdasarkan kadar dalam serum dan respon klinis.5

Pada mania akut, pasien biasanya memberikan respon optimal terhadap

lithium karbonat jika diberikan dosis 1800 mg per hari, dengan dosis terbagi.

Dosis ini secara normal akan menghasilkan kadar lithium serum yang diinginkan

berkisar antara 1 dan 1,5 mEq/l. Kontrol jangka panjang, kadar serum lithium

yang diinginkan adalah 0,6 -1,2 mEq/l. Dosis bervariasi per individu, tapi

biasanya berkisar 900 - 1200 mg per hari dalam dosis terbagi. Monitor serum

dilakukan setiap dua bulan. Pada pasien yang sangat sensitif biasanya

memperlihatkan tanda toksik pada kadar lithium serum dibawah 1,0 mEq/l.5

3. Efek Samping

Efek samping lithium seperti tremor, diare, nausea, dan sering kencing,

bergantung pada dosis yang dikonsumsi. Pada kadar lithium darah yang tinggi (>

2 mg), pasien akan mengalami ataksia, kebingungan, bahkan koma. Beberapa

pasien dapat mencapai kadar lithium darah normal (sekitar 1 mg) dengan

mengkonsumsi dua pil perhari sementara pada pasien lainnya perlu dua belas pil

Page 6: ANTIMANIA

5

per hari. Jika kita dapat mengukur kadar obat dalam darah pada semua jenis obat

serupa, kemungkinan kita dapat menemukan perbedaan individual. Ini dapat

menjelaskan mengapa beberapa pasien skizofrenia menunjukkan perbaikan

dengan pemberian 200 mg klorpromazin per hari sementara yang lainnya

memerlukan 2000 mg per hari.5

Gejala intoksikasi (kadar serum lithium > 1,5 mEq/L) dapat berupa :6

- Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, konsentrasi pikiran

menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, dan gaya berjalan tidak

stabil.

- Dengan semakin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran menurun

dapat sampai koma dengan hipertoni otot dan kedutan, oliguria, dan kejang-

kejang.

Tabel 2. Efek samping lithium dan penatalaksanaannya8

Efek Samping Penatalaksanaan

Keluhan gastrointestinal Berikan lithium setelah makan, berikan dosis yang

lebih kecil dan lebih sering, coba preparat lepas

lambat, turunkan dosis

Tremor Turunkan dosis, berikan propanolol (40-100

mg/hari), pertimbangkan menambah suatu

benzodiazepin

Poliuria, Diabetes Insipidus Coba preparat lepas lambat, turunkan dosis, tambah

amilorid (5-10 mg/hari), monitoring kadar lithium

dengan cermat

Akne Larutan topikal benzoyl peroxide (5-10%), larutan

topikal eritromisin (1,5-2%)

Kelemahan otot, fasikulasi,

nyeri kepala

Biasanya menghilang dalam beberapa hari setelah

terapi.

Hipotiroidisme Levothyroxine (0,05 mg tiap hari), ikuti kadar TSH

dan tingkatkan sampai 0,2 mg tiap hari jika

diperlukan

Inversi gelombang T Ringan, tidak memerlukan terapi

Page 7: ANTIMANIA

6

Disritmia jantung Biasanya harus menghentikan lithium

Psoriasis, alopesia areata Konsultasi dermatologis, reversibel jika lithium

dihentikan

Kenaikan berat badan Sulit diobati, diet, mungkin reversibel bila lithium

dihentikan

Edema Pertimbangkan spironolakton (50 mg per oral tiap

hari), jika parah monitor kadar lithium, menghilang

jika lithium dihentikan

Leukositosis Ringan, tidak memerlukan terapi

4. Interaksi obat

Penggunaan diuretik bersama lithium harus dilakukan hati-hati. Hal ini

dikarenakan diuretik yang menginduksi pengeluaran natrium, bisa mengurangi

klirens renal lithium yang akan menyebabkan kadar lithium serum meningkat dan

risiko toksisitas juga meningkat. Begitu juga pada pemberian bersamaan dengan

beberapa obat lain seperti NSAID dan ACE inhibitor.5

Lithium sebaiknya tidak diberikan pada pasien jantung dan ginjal. Tapi

jika kondisi psikiatri pasien mengancam jiwa dan pasien tidak berespon dengan

obat lain, maka lithium bisa diberikan dengan pengawasan yang sangat ketat.

Pemeriksaan kadar lithium serum dilakukan tiap hari dan kemudian dilakukan

pengaturan dosis. Lithium sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena

diduga bisa mendatangkan efek merugikan bagi janin. Lithium juga disekresikan

melalui air susu ibu, sehingga tidak dianjurkan diberikan pada wanita yang

menyusui. Penggunaan lithium pada anak usia dibawah 12 tahun sebaiknya tidak

dilakukan mengingat data keamanan dan keefektifan dari obat ini pada populasi

ini belum ada. Pemberian lithium pada orang tua harus dilakukan perngaturan

dosis.5

Page 8: ANTIMANIA

7

B. KARBAMAZEPIN

Karbamazepin adalah suatu obat iminodibenzyl yang secara struktural

mirip dengan imipramine (tofranil) dan disetujui digunakan di Amerika Serikat

sebagai anti epilepsi. Struktur molekul adalah serupa dengan struk trisiklik dari

imipramin (gambar 2).8

Karbamazepin sering digunakan sebagai terapi alternatif pengganti lithium

walaupun efeknya tidak sekuat lithium. Cara kerja karbamazepin belum diketahui

dengan pasti, dapat digunakan sebagai antimania akut dan terapi profilaksis. Efek

sampingnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan lithium.4

Gambar 2. Formulasi heksagonal karbamazepin8

1. Indikasi

Karbamazepin pertama-tama digunakan untuk pengobatan trigeminal

neuralgia, kemudian ternyata bahwa obat ini efektif terhadap bangkitan parsial

kompleks dan bangkitan tonik-klonik (antikonvulsan) dan sebagai mood

modulator. Saat ini karbamazepin merupakan antiepilepsi utama di Amerika

Serikat untuk mengatasi berbagai bangkitan kecuali bangkitan lena.

Karbamazepin juga dapat digunakan sebagai antimania dan terapi profilaksis.9

Indikasi penggunaan terapeutik penggunaan karbamazepin adalah :8

- Epilepsi

- Gangguan bipolar (mania, depresi)

- Skizofrenia dan gangguan skizoafektif

- Gangguan depresif

- Gangguan pengendalian impuls

Page 9: ANTIMANIA

8

2. Dosis

Karbamazepin biasanya dimulai dengan dosis 200-400 mg per hari dalam

3 atau 4 dosis dan ditingkatkan menjadi 800-1000 mg per hari pada akhir minggu

pertama pengobatan. Bila kemajuan terapi tidak tercapai pada akhir minggu ke-2

pengobatan dan pasien tidak mempunyai efek intoleransi obat maka dosis

karbamazepin dapat ditingkatkan sampai 1600 mg per hari.4 Dosis Anjuran untuk

karbamazepin adalah 400-600 mg per hari 2-3 kali pemberian.2

Dalam buku Farmakologi dan Terapi FK Universitas Indonesia

diterangkan bahwa dosis untuk anak di bawah 6 tahun adalah 100 mg per hari,

anak usia 6-12 tahun adalah 2 kali 100 mg per hari. Dosis awal untuk dewasa 2

kali 200 mg hari pertama, selanjutnya dosis ditingkatkan secara bertahap. Dosis

penunjang berkisar antara 800-1200 mg per hari untuk dewasa dan 20-30 mg per

KgBB untuk anak. Dengan dosis ini umumnya tercapai kadar terapi dalam serum

6-8 µg/ml.9

3. Efek Samping

Seperempat dari jumlah pasien yang diobati mengalami efek samping. Gejala

intoksikasi akut karbamazepin dapat berupa stupor atau koma, kejang dan depresi

nafas. Karena potensinya untuk menimbulkan efek samping sangat luas, maka

pada pengobatan dengan karbamazepin dianjurkan pemeriksaan nilai basal dari

darah dan melakukan pemeriksaan ulangan selama pengobatan.9

Lebih jelas lagi efek samping penggunaan karbamazepin dapat dilihat pada

table berikut :

Tabel 3. Efek samping penggunaan karbamazepin4

Sangat Sering Sering Jarang Sangat jarang

- Ataksia

- Pandangan kabur

- Diplopia

- Pusing dan rasa berputar

- Kelelahan

- Nyeri kepala

- Komplikasi kardiovaskular

- Gangguan gastrointestinal

- Hiponatremi

- Reaksi kulit (jika berat, karbamazepin

- Gangguan kognitif

- Menggigil

- Gangguan genitourinaria

- Demam, hepatitis

- Peningkatan tekanan intraokuler

- Agranulositosis

- Anemia Aplastik

- Sindroma mirip-Lupus eritematosus

- Hipersensitivitas pulmoner

Page 10: ANTIMANIA

9

- Nausea mungkin harus dihentikan)

- Jaundice, gangguan fungsi hepar

- Kerusakan ginjal (menjadikan oliguria dan hipertensi)

- Transient leukopenia

4. Interaksi Obat

Pemberian bersama lithium, obat anti psikotik, verapamil atau nifedipin

dapat mencetuskan efek merugikan sistem saraf pusat akibat karbamazepin.

Karbamazepin dapat menurunkan kadar kontrasepsi oral dalam darah, dan

menyebabkan perdarahan banyak. Karbamazepin tidak boleh digunakan bersama

monoamin oksidase inhibitor (MOAI) dan MOAI harus dihentikan sekurang-

kurangnya dua minggu sebelum terapi karbamzepin dimulai.9

Fenobarbital dan Fenitoin dapat meningkatkan kadar karbamazepin, dan

biotransformasi karbamazepin dapat dihambat oleh eritromisin. Konversi

primidon menjadi fenobarbital ditingkatkan oleh karbamazepin, sedangkan

pemberian karbamazepin bersama asam valproat akan menurunkan kadar asam

valproat.9

C. NATRIUM DIVALPROEX

Natrium divalproex adalah obat antikonvulsan, namun juga digunakan

dalam terapi mania dan untuk membantu mencegah sakit kepala migrain. Di

Amerika Serikat dijual dengan berbagai nama dagang seperti Depacon, Depakene,

Depakote dan Depakote sprinkle.10

Obat ini secara kimia dibentuk oleh gabungan antara natrium valproat dan

asam valproat dengan perbandingan 1 : 1. Pertama kali ditemukan pada tahun

1963 mempunyai efek sebagai antikonvulsan dan pada tahun 1978 diperbolehkan

digunakan di Amerika Serikat. Melalui penelitian yang dlakukan pada tahun 1995

ditemukan bahwa natrium divalproex juga efektif sebagai antimania.10

Page 11: ANTIMANIA

10

1. Indikasi

Obat ini efektif untuk penanganan epilepsi, baik bangkitan sederhana,

kompleks, absen, campuran dan tonik klonik (grand mall). Natrium divalproex ini

juga digunakan untuk penanganan gangguan bipolar episode manik pada dewasa,

dan mencegah sakit kepala migrain.10

Natrium divalproex juga merupakan alternatif terapi yang penting sebagai

pengganti lithium dalam penggunaan dengan tujuan pemeliharaan untuk kasus-

kasus gangguan bipolar (terutama pada pasien dengan siklus berulang), penderita

dengan riwayat disforia atau mania campuran, gangguan anxietas, atau penyakit

otak organik.4

2. Dosis

Sedian natrium divalproex tersedia dalam tablet 125 mg, 250 mg, 500 mg,

bentuk kapsul 125 mg dan bentuk sirup 250 mg per 5 ml. Untuk penanganan

mania, terapi diawali dengan dosis harian 750 mg. pada beberapa pasien dosis

harus ditingkatkan sampai 1000 mg per hari.10

3. Efek Samping

Tabel 4. Efek samping penggunaan natrium divalproex4,10

Sangat Sering Sering Jarang

- Kram perut ringan

- Gangguan siklus menstruasi

- Diare

- Allopesia

- Penurunan gairah hidup

- Mual dan muntah

- Tremor pada ekstremitas

- Penurunan atau penambahan berat badan

- Kram perut hebat atau nausea dan vomiting berkelanjutan

- Perubahan mood, kebiasaan dan pola berfikir

- diplopia

- Kelelahan berat

- Mudah lebam dan berdarah

- Jaundice

- Kekakuan pergerakan bola mata

- Gangguan keseimbangan

- Konstipasi

- Pusing, rasa berputar dan sakit kepala

- Ruam kulit

Page 12: ANTIMANIA

11

4. Interaksi Obat

Natrium divalproex dimetabolisme di hati. Konsentrasi obat lain dalam tubuh

yang dimetabolisme di hati dapat sangat menurun atau sangat meningkat bila

dikombinasikan dengan natrium divalproex. Tingkat konsentrasi natrium

divalproex dapat meningkat apabila dikombinasikan dengan felbamat, isoniazid,

asam salisilat (aspirin), klaritomisin, eritromisin dan troleandomisin. Obat ini juga

meningkatkan kadar karbamazepin, fenitoin, lamotrigin, nimodipin, fenobarbital

dan zidovudin. Penggunaan dengan klonazepam mungkin dapat menimbulkan

bangkitan lena. Kolestiramin dan kolestipol dapat mengurangi absorsi dan

konsentrasi natrium divalproex dalam darah.10

D. HALOPERIDOL

Haloperidol adalah turunan butiropenon yang mempunyai aktivitas sebagai

antipsikotik dan efektif untuk pengelolaan hiperaktivitas, agitasi dan mania.

Reaksi ekstrapiramidal timbul pada 80% penderita yang diobati dengan

haloperidol.9

Gambar 3. Formula heksagonal haloperidol4

Pada orang normal efek haloperidol mirip fenotiazin piperazin.

Haloperidol memperlihatkan efek antipsikotik yang kuat dan efektif untuk mania

dan skizofrenia. Efek penotiazin piperazin dan butiropenon berbeda secara

kuantitatif karena butiropenon selain menghambat efek dopamin, juga

meningkatkan turn over ratenya.9

Page 13: ANTIMANIA

12

Haloperidol cepat diserap dari saluran cerna. Kadar puncaknya dalam

plasma tercapai dalam waktu 2-6 jam sejak obat diminum, menetap sampai 72 jam

dan masih dapat ditemukan dalam plasma sampai berminggu-minggu. Obat ini

ditimbun dalam hati dan kira-kira 1% dari dosis yang diberikan dieksresikan

melalui empedu. Eksresi haloperidol lambat melalui ginjal, kira-kira 40% obat

dikeluarkan selama 5 hari sesudah pemberian dosis tunggal.9

1. Indikasi

Haloperidol diindikasikan pada keadaan11

- Psikosis akut dan kronis

- Halusinasi pada skizofrenia

- Kelainan sikap dan tingkah laku pada anak

Haloperidol menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang

mengalami eksitasi. Efek sedatif haloperidol kurang kuat dibanding klorpromazin

(CPZ), sedangkan efek haloperidol terhadap EEG menyerupai CPZ yakni

memperlambat gelombang teta. Haloperidol dan CPZ sama kuat menurunkan

ambang rangsang konvulsif. Haloperidol menghambat sistem dopamin dan

hipotalamus, juga menghambat muntah yang ditimbulkan oleh apomorfin.9

Efek haloperidol terhadap sistem saraf otonom lebih kecil daripada

antipsikotik lain, walaupun haloperidol dapat menyebabkan pandangan mata

menjadi kabur (Blurring of Vision). Obat ini menghambat aktivitas reseptor alpa

yang disebabkan oleh amin simpatomimetik, tetapi hambatannya tidak sekuat

hambatan CPZ.9

Haloperidol menyebabkan hipotensi, tetapi tidak sesering dan sehebat

hipotensi akibat CPZ. Haloperidol menyebabkan takikardi meskipun kelainan

EKG belum pernah dilaporkan. Seperti halnya CPZ, haloperidol menyebabkan

galaktore.9

2. Dosis

Sedian haloperidol terdapat dalam bentuk tablet : 0,5 mg, 1,5 mg dan 5

mg, serta dalam bentuk likuor (injeksi) : 2 mg/ml dan 5 mg/ml. Besarnya dosis

tergantung kepada umur, keadaan fisik dan derajat kehebatan gejalanya.11

Page 14: ANTIMANIA

13

Untuk dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun :

- Dosis awal bila gejala sedang : 0,5 mg – 2 mg pemberian 2-3 kali per hari.

- Dosis awal bila gejala berat : 3 mg – 5 mg pemberian 2-3 kali per hari.

Untuk anak 3 -12 tahun : 0,05 mg – 0,15 mg per KgBB per hari terbagi dalam

2-3 dosis pemberian.11

Selanjutnya dosis secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan dan

toleransi tubuh.11

Gambar 4. Sediaan Haloperidol11

3. Efek samping

Haloperidol menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan insiden tinggi,

terutama pada penderita usia muda. Efek samping ekstrapiramidal akibat

penggunaan haloperidol memberikan gejala Parkinsonisme, akatisia, distonia juga

bisa terjadi opistotonus dan okulogirik krisis. Pengobatan dengan haloperidol

harus dimulai dengan hati-hati. Dapat terjadi depresi akibat reverse keadaan mania

atau sebagai efek samping yang sebenarnya. Perubahan hematologik ringan dan

selintas dapat terjadi, tetapi hanya leukopenia dan agranulositosis yang sering

dilaporkan. Frekuensi kejadian ikterus akibat haloperidol rendah. Haloperidol

sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil sampai obat ini terbukti tidak

teratogenik.1,9

Efek samping yang bisa ditimbulkan oleh haloperidol adalah tardif

diskinesia. Gejala ini muncul pada pasien dengan terapi jangka panjang atau

muncul setelah terapi dihentikan. Risiko lebih besar terjadi pada orang tua, pada

terapi dosis tinggi. Gambaran klinis yang terjadi adalah gerakan involunter dan

berirama, pergerakan lidah, wajah, rahang atau mulut. Kadang-kadang bisa

Page 15: ANTIMANIA

14

muncul gerakan involunter pada kaki. Pengobatan yang diberikan untuk gejala

tardif diskinesia antara lain adalah pemberian antiparkinson.9

Tabel 5. Terapi Obat Gangguan Ekstrapiramidal8

Nama Generik Nama Dagang Dosis Lazim Harian Indikasi

Antikolinergik • Benztropine

• Biperiden • Procyclidine • Trihexyfenydil • Ethopropazine • Orphenadrine

Cogentin Akineton Kemadrin Artane, Tremin, Pipanol Parsidol Norflek,disipal

PO 0,5-2mg 3x sehari, IM atau IV 1-2 mg PO 2-6 mg 3x sehari, IM atau IV 2 mg PO 2,5-5mg 3x sehari 2-4x sehari PO 2-5mg 3x sehari PO 50-100mg 2-3x sehari PO 50-100mg 2-3x sehari, IV 60 mg

Reaksi distonia akut, parkinsonisme, akinesia, akatisia

Antihistamin • Diphenhydrami

ne

Benadryl

PO 25mg 4x sehari, IM atau IV 25 mg

Reaksi distonia akut, parkinsonisme, akinesia

Agonis Dopamin • Amantadin

Symmetrel

PO 100-200mg 2x sehari

Parkinsonisme, akinesia,

Antagonis adrenergik β • Propanolol

Inderal

PO 20-40mg 3x sehari

Akatisia, tremor

Antagonis adrenergik α

• Clonidine

Catapres

PO 0,1 mg 3x sehari

Akatisia

Benzodiazepin • Klonazepam • Lorazepam

Klonopin Aktivan

PO 1mg 2x sehari PO 1 mg 3x sehari

Akatisia, reaksi distonik akut

4. Interaksi Obat

Pemberian haloperidol dengan lithium akan mengurangi metabolisme

masing-masing obat, sehingga konsentrasi plasma kedua obat tidak akan

meningkat. Pemberian haloperidol bersama dengan methyldopa akan

menimbulkan efek aditif hipotensif. Pemberian haloperidol bersamaan dengan

Page 16: ANTIMANIA

15

antikonvulsan, alkohol, depresan sistem saraf pusat dan golongan opioid dapat

menimbulkan efek potensiasi. Amfetamin dapat menurunkan efek haloperido.

Pembeian dengan epinefrin akan menimbulkan hipotensi berat.11

E. ASAM VALPROAT

Valproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini dengan

cepat diubah menjadi bentuk asam di dalam lambung. Pertama kali diperkenalkan

sebagai obat anti epileptik yang efektif di tahun 1963. Di samping itu valproat dan

karbamazepin telah terbukti efektif dalam terapi gangguan bipolar.8

Gambar 5. Rantai karbon asam valproat7

Pemberian valproat per oral cepat diabsorsi dan kadar maksimal serum

tercapai setelah 1 sampai 3 jam. Dengan masa paruh 8-10 jam kadar dalam darah

stabil setelah 48 jam terapi.. Dari suatu uji klinik terkendali, dosis valproat 1200

mg sehari, hanya menyebabkan kantuk, ataksia, dan mual selintas. Terlalu dini

untuk mengatakan bahwa obat ini aman untuk digunakan karena penggunaannya

masih terbatas.8 Sebelum penggunaan asam valproat dianjurkan untuk melakukan

uji darah komplit dan pemeriksaan faal hepar.4

1. Indikasi

Indikasi pemberian asam valproat adalah :

- Epilepsi

- Gangguan bipolar

- Gangguan skizoafektif

Page 17: ANTIMANIA

16

- Gangguan mental lain : gangguan depresif berat, gangguan panik, gangguan

stres pasca trauma, gangguan bulimia nervosa, putus alkohol, dan hipnotik

atau ansiolitik dan gangguan eksplosif intermiten. 8

2. Dosis

Asam valproat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan bentuk sirup 250

per 5 ml. Dosis hari pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan. Dosis

dapat dinaikkan sampai 250 mg per oral 3 kali per hari selama 3 sampai 6 hari.

Kadar plasma teraputik untuk mengendalikan kejang adalah 50 dan 100 mg per ml

bila obat ditoleransi dengan baik. Dosis anak yang disarankan berkisar antara 20-

30 mg per KgBB per hari.8,9

3. Efek Samping Obat

Toksisitas asam valproat berupa gangguan saluran cerna, sistem saraf, hati,

ruam kulit dan allopesia. Gangguan saluran cerna berupa anoreksia, mual dan

muntah terjadi pada 16% kasus. Efek terhadap sistem saraf pusat berupa kantuk,

ataksia, dan tremor, menghilang dengan penurunan dosis. Gangguan pada hati

berupa peninggian aktivitas enzim-enzim hati, dan sesekali terjadi nekrosis hati

yang sering berakibat fatal. Kira-kira 60 kasus kematian telah dilaporkan akibat

penggunaan obat ini.9 Efek samping pada penggunaan asam valproat dapat dilihat

lebih rinci pada tabel berikut :

Tabel 6. Efek samping penggunaan asam valproat4

Sering Jarang Jarang

- Allopesia - Gangguan

gastrointestinal - Sedasi - Tremor - Peningkatan atau

penurunan berat badan

- Pankreatitis akut - Anemia - Ataksia - Penekanan sumsum

tulang - Pembesaran payudara - Koma - Dermatitis - Diplopia dan pusing - Disarthria - Edema ekstremitas - Encephalopathi dengan

demam - Enuresis

- Hepatotolsisitas - Hipofibrinogenemia - Hiponatremia - Inkoordinasi - Leukopenia - Makrositosis - Nistagmus - Pembesaran kelenjar

parotis - Photosensitivitas - Pruritus - Limfositosis relatif - Amenorrhea sekunder - Sindroma Stevens-

Page 18: ANTIMANIA

17

- Eosinophilia - Erythema multiforme - Galactorrhea - Hallusinasi - Sakit kepala

Johnson - Thrombositopenia - Abnormalitas fungsi

tiroid

4. Interaksi Obat

Asam valproat akan meningkatkan kadar fenobarbital 40% karena terjadi

penghambatan hidroksi fenobarbital. Sedangkan interaksinya dengan fenitoin

terjadi melalui mekanisme yang lebih kompleks. Fenitoin total dalam plasma akan

turun, karena biotransformasinya yang meningkat dan pergeseran fenitoin dari

ikatan protein plasma, sedangkan fenitoin bebas dalam darah mungkin tidak

dipengaruhi.9

Page 19: ANTIMANIA

18

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

a. Mania merupakan gangguan mood atau perasaan yang ditandai dengan

aktivitas fisik yang berlebihan dan perasaan gembira yang luar biasa yang

secara keseluruhan tidak sebanding dengan peristiwa positif yang terjadi.

b. Obat yang digunakan untuk mengobati mania disebut mood modulators,

mood stabilizier atau anti manics.

c. Obat anti mania yang ada diantaranya adalah lithium karbonat,

karbamazepin, asam valproat, haloperidol dan natrium divalproex.

d. Obat anti mania yang paling sering digunakan adalah lithium karbonat.

e. Pada penggunaan lithium perlu pengawasan khusus agar bila terjadi efek

samping obat dapat segera diatasi.

f. Karbamazepin, asam valproat dan natrium divalproex adalah obat

antiepileptik yang juga mempunyai efek anti mania.

g. Haloperidol mempunyai aktivitas sebagai antipsikotik dan efektif untuk

pengelolaan hiperaktivitas, agitasi dan mania.

B. Saran

a. Diperlukan pengawasan ketat pada penggunaan obat anti mania,

khususnya lithium karbonat mengingat efek samping yang akan terjadi.

b. Tenaga kesehatan meningkatkan kompetensinya mengenai obat-obat

penanganan mania, sehingga penatalaksanaan mania dan penanganan efek

sampingnya dapat dilaksanakan dengan baik

Page 20: ANTIMANIA

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Support Hope Inc. Antipsychotic : Haloperidol, Haldol. Disitasi tanggal : 05 Mei

2009 dari http://www.supporthope.com/medication/anti_anxiety/index.html. Last

update : Januari 2008.

2. Maslim R. Panduan Praktis : Penggunaan Obat Psikotropik (Psychotropic

Medication). Edisi ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Ama

Jaya ; 2007.

3. Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan

Diagnosis Gangguan Jiwan di Indonesia III. Edisi ketiga. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia ; 1993.

4. Lieberman JA, Tasman A. Handbook of Psychiatric Drugs. Chester city : John

Wiley&Sons Ltd ; 2006.

5. Arnita.Antidepresan untuk Gangguan Bipolar. Disitasi pada tanggal : 01 Mei 2009

dari http://www.majalah-faramacia.com. Last update : Oktober 2006.

6. Santoso SO, Wiria MSS. Psikotropik. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Edisi

keempat. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia ; 2001 : 148-2

7. Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology. 10th Edition. San Francisco :

McGraw & Hill ; 2006.

8. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Synopsis of Psychiatry : Behavioral

Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007.

9. Utama H, Gan VHS. Antikonvulsi. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Edisi

keempat. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia ; 2001 : 163-4

10. Advameg Inc. Encyclopedia of Mental Disorders. Disitasi pada tanggal : 11 Mei

2009 dari http://www.minddisorders.com. Last update : Januari 2007.

11. APP Pharmaceuticals LLC. Haloperidol. Schaumburg: APP Pharmaceuticals;

2008.

© Files of DrsMed – FK UNRI (http://www.Files-of-DrsMed.tk