Antim IV
-
Upload
bombom-ajah -
Category
Documents
-
view
213 -
download
1
description
Transcript of Antim IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini telah dilaksanakan di kelas II SMPN 1
Labuapi dengan bantuan guru bidang studi biologi sebagai pengamat. Penelitian
ini dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus berdurasi dua jam pelajaran.
Pada tahap perencanaan siklus, dilakukan persiapan-persiapan yang berupa
penyusunan rencana pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa dan penyusunan
alat evaluasi. Selanjutnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap
pelaksanaan adalah penyampaian materi pelajaran, dan penugasan siswa untuk
berdiskusi dan melengkapi lembar kerja buatan guru dalam kelompoknya masing-
masing. Sebagai tindak lanjut pembelajaran, peneliti juga memberikan tugas
rumah kepada setiap siswa khususnya mengenai materi pelajaran yang akan
dibahas pada siklus berikutnya.
4.1.1 Perencanaan dan tindakan
Sebelum proses belajar mengajar berlangsung terlebih dahulu guru
menyusun berbagai perencanaan dan persiapan-persiapan lain yang
dilanjutkan dengan proses belajar mengajar yang termasuk dalam tahap
tindakan. Pada tahap tindakan dilakukan proses belajar mengajar yang
mengacu pada tahap perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Data
perencanaan dan tindakan untuk setiap siklus selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 4.1. berikut:
Tabel 4.1. Perencanaan dan tindakan
Kegiatan Siklus I Siklus II Siklus III
Peren-canaan
a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran:Rencana Pembelajaran (RP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal evaluasi siklus I, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi penelitian tindakan kelas (data terlampir).
b. Berkoordinasi dengan guru bidang studi yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.
c.Melakukan observasi terlebih dahulu di kelas objek (kelas IIE SMPN 1 Labuapi Tahun Pelajaran 2006/2007)
a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran:Rencana Pembelajarn (RP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal evaluasi siklus II, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi penelitian tindakan kelas (data terlampir).
b. Berkoordinasi dengan guru bidang studi yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.
a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran:Rencana Pembelajarn (RP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal evaluasi siklus III, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi penelitian tindakan kelas (data terlampir).
b. Berkoordinasi dengan guru bidang studi yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.
Tindakan a. Dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Nopember 2006 yang berlangsung selama satu kali pertemuan dengan waktu selama 2x40 menit pada materi pokok struktur dan fungsi organ tumbuhan, yang diawali dengan pre-tes
b. Tes evaluasi untuk siklus I selama 10 menit
a. Dilaksanakan pada hari Rabu tangga 8 November 2006 yang berlangsung selama satu kali pertemuan dengan waktu selama 2x40 menit pada materi pokok struktur dan fungsi organ tumbuhan
b. Tes evaluasi untuk siklus II selama 10 menit
a. Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 November 2006 yang berlangsung selama satu kali pertemuan selama 2x40 menit pada materi pokok struktur dan fungsi organ tumbuhan
b. Tes evaluasi untuk siklus III selama 10 menit
Pada tanggal, 13 November 2006 dilaksanakan post-tes untuk
mengumpulkan data sebagai hasil akhir dari penelitian tindakan kelas
selanjutnya dianalisa.
44
4.1.2 Hasil Observasi dan Refleksi Tindakan
Pada setiap siklus pembelajaran telah dilakukan observasi oleh guru
bidang studi biologi, yaitu I Wayan Saputra, S.Pd. Hasil observasi
direfleksikan bersama antara peneliti dan pengamat untuk perbaikan pada
siklus berikutnya. Tahap observasi dan refleksi sebenarnya merupakan
kegiatan evaluasi proses dan hasil.
Observasi dilakukan terhadap kegiatan guru peneliti selama proses
pembelajaran. Sedangkan refleksi adalah upaya guru peneliti untuk
menganalisis dan mendiskusikan catatan atau hasil observasi oleh
pengamat yang selanjutnya direfleksikan ke dalam persiapan untuk
pelaksanaan tindakan berikutnya. Beberapa catatan hasil observasi dan
refleksinya pada masing-masing siklus dapat dilihat pada tabel berikut.
45
Tabel 4.2 Hasil Observasi dan Refleksi PBM
Siklus Hasil Observasi Hasil Refleksi
I
Guru masih kurang dalam menjelaskan tujuan pembelajaran.
Guru harus memperjelas lagi tujuan pembelajaran.
Kurang memanfaatkan siswa dalam penggunaan alat peraga flip chart dalam belajar
Harus lebih memanfaatkan siswa dalam menggunakan alat peraga flip chart
Kurang memberikan kesempatan siswa mengamati alat peraga flip chart
Beri jeda waktu kepada siswa untuk mengamati flip chart. Guru harus memberi umpan balik dengan segera.
Ada beberapa siswa yang kelihatan masih bingung
Harus sering menanyakan kepada siswa tentang pemahaman siswa, dan harus sering berkeliling ke meja siswa untuk memantau kegiatan siswa.
Siswa kurang aktif dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
Guru mengaktifkan siswa dengan memberikan penjelasan tentang bagaimana cara melakukan diskusi agar lebih terarah dalam melakukan diskusi
IIBimbingan guru masih kurang terfokus pada siswa yang mempunyai daya serap kurang
Mengefektifkan bimbingan perorangan.
Kurang memanfaatkan sistem tutor sebaya untuk membantu menjelaskan kepada siswa lain pada saat guru membimbing siswa
Guru harus meminta tolong kepada siswa yang pintar untuk membantu menjelaskan kepada teman-teman di sekitar tempat duduknya, sementara guru sambil membimbing yang lain.
Siswa kurang serius dalam menanggapi hasil diskusi kelompok lain
Guru mrmberikan arahan pada setiap kelompok dalam menanggapi hasil diskusi kelompok lain dengan cara siswa mengajukan pertanyaan, pendapat atau tanggapan yang dapat menghidupkan diskusi sesuai yang diharapkan
Umpan balik kepada siswa kurang maksimal
Umpan balik kepada siswa harus lebih dimaksimalkan.
IIIPada siklus III hasil observasi sudah semakin baik dengan adanya refleksi pada siklus sebelumnya dan proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa adanya refleksi. Hal ini ditunjukan dengan keterlaksanaan rencana pembelajaran yang sudah terlaksana seluruhnya dari yang direncanakan, sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Dari tabel 4.2 di atas tampak bahwa kekurangan-kekurangan guru
dalam pelaksanaan tindakan terletak pada kemampuan dalam kegiatan
46
pendahuluan, yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, kejelasan
informasi guru, efektifitas bimbingan pada siswa dalam mengisi lembar
kerja, siswa kurang aktif dalam mempresentasekan hasil diskusi
kelompoknya dan guru belum maksimal dalam mengarahkan siswa dalam
penyelesaian masalah atau membuat kesimpulan. Kegiatan refleksi antara
guru dengan pengamat untuk menentukan langkah perbaikan pada
tindakan berikutnya menyebabkan kegiatan belajar mengajar guru semakin
baik dan menuju kesempurna.
4.1.3 Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran
Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dinyatakan dalam
persentase. Hasil keterlaksanaan pembelajaran ini menggambarkan tentang
tingkat ketercapaian rencana langkah pembelajaran pada saat kegiatan
belajar mengajar sesuai rencana pembelajaran. Berdasarkan hasil
persentase secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
%
Keterlaksanaan
RP-01 RP-02 RP-03 Rata-rata
76,92 % 85,71 % 100 % 87,54 %
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari
tiga rencana pembelajaran dalam penelitian ini adalah 87,54 %, ini
menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat
peraga flip chart dapat terlaksana dengan baik. Keterlaksanaan
pembelajaran juga dapat dilihat dari proses pembelajaran persiklusnya.
Pada siklus I persentase keterlaksanaan pembelajaran masih jauh dari
47
standar yang diharapkan (85 %). Pada siklus II persentase keterlaksanaan
pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya karena
sudah diperbaiki kekuranga-kekuranganya. Pada siklus III persentase
keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan maksimal, dimana
semua rencana pembelajaran yang disusun sudah terlaksana (100 %).
4.1.4 Data daya serap siswa setiap siklus
Pada akhir setiap siklus, maka kepada setiap siswa diberikan tes. Tes
diberikan pada akhir proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan
untuk mengukur penguasaan terhadap materi yang disampaikan dan untuk
mengetahui peningkatan daya serap siswa setiap siklusnya. Hasil tes
belajar siswa persiklusnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Hasil tes belajar siswa persiklus
Parameter SiklusI II III
Jumlah siswa 30 30 30Nilai tertinggi 80 100 100Nilai terendah 60 60 80Nilai rata-rata 77.33 81.33 86.67Presentase ketuntasan 86.67 % 96.67 % 100 %
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa hasil tes belajar
pada setiap siklus kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat
peraga flip chart mengalami peningkatan. Pada siklus pertama hasil tes
belajar siswa sudah memenuhi standar, dimana siswa sudah banyak yang
memperoleh nilai di atas 65 dari standar presentase ketuntasan belajar yang
diharapkan adalah 85%, yaitu 26 orang atau 86,67%. Pada siklus II dapat
terlihat adanya peningkatan dari siklus sebelumnya baik dari nilai rata-rata,
48
banyak siswa yang siswa yang tuntas(29 orang) atau persentase ketuntasan
96,67%. Demikian halnya pada siklus III, hasil yang diperoleh siswa
semakin meningkat, dibandingkan dengan siklus sebelumnya yaitu yang
tuntas 100%.
4.1.5 Data hasil pre-tes dan post-tes
Pemberian pre-tes dan post-tes dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dan prestasi belajar siswa pada materi pokok struktur
dan fungsi organ pada tumbuhan dengan membandingkan nilai yang
diperoleh siswa sebelum pembelajaran dan setelah diajarkan dengan
pembelajaran menggunakan alat peraga flip chart. Hasil yang diperoleh
siswa dari pre-tes dan post-tes dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil pre-tes dan post-tes
No Parameter Tes awal (pre-tes) Tes akhir (post-tes)1 Jumlah siswa 30 302 Nilai tertinggi 65 903 Nilai terendah 10 704 Nilai rata-rata 41.83 80.175 Simpangan baku (S ) 14,71 5,806 Jumlah yang tuntas (orang) 3 307 Persentase siswa yang tuntas (%) 10 % 100 %
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas tes hasil belajar pada awal
pertemuan menunjukan bahwa hanya tiga orang siswa yang tuntas
belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata 41.83, nilai tertinggi 65,
nilai terendah 10, persentase ketuntasan 10% (data selengkapnya
terlampir), dan simpangan bakunya 14,71. Sedangkan tes hasil belajar pada
akhir pertemuan menunjukan bahwa sebagian besar siswa tuntas
belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata 80.17, nilai tertingginya
49
90, nilai terendah 70, presentasi ketuntasan sebesar 100% (data
selengkapnya terlampir), dan simpangan bakunya 5,80. Hasil belajar siswa
tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan daya serap siswa dengan
menggunakan alat peraga flip chart dalam pembelajaran biologi pada siswa
kelas IIE SMPN 1 Labuapi Tahun Pelajaran 2006/2007.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan siklus Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) selama tiga siklus pembelajaran, dapat dikatakan bahwa
daya serap siswa mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini ditunjukkan
dari adanya peningkatan rata-rata skor siswa, peningkatan skor terendah dari
siswa, dan jumlah siswa yang tuntas belajarnya mulai dari siklus I sampai siklus
III.
Pada siklus I persentase ketuntasan 86,67 %, nilai rata-rata 77,33 dan
jumlah siswa yang dinyatakan tuntas 26 orang serta persentase keterlaksanaan RP
76,92 % dari yang direncanakan dapat terlaksana oleh guru dan siswa, Pada siklus
II persentase ketuntasan 96,67 %, nilai rata-rata 81,33 dan jumlah siswa yang
dinyatakan tuntas 29 orang serta persentase keterlaksanaan RP 85,71 % dari yang
direncanakan dapat terlaksana oleh guru dan siswa, Pada siklus III persentase
ketuntasan 100 %, nilai rata-rata 86,67 dan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas
30 orang serta persentase keterlaksanaan RP 100 % dari yang direncanakan dapat
terlaksana oleh guru dan siswa. Hal ini membuktikan bahwa proses pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga flip chart dapat meningkatkan daya serap
pembelajaran biologi pada siswa kelas IIE SMPN 1 Labuapi Tahun Pelajaran
2006 / 2007. Berdasarkan tes hasil belajar pada awal pertemuan menunjukkan
50
bahwa hanya dua orang yang tuntas belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-
rata 41,83, nilai tertinggi 65, nilai terendah 10 dan persentase ketuntasan
6,67.Sedangkan tes hasil belajar pada akhir pertemuan menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa tuntas belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
80,17, nilai tertinggi 90, nilai terrendah 70 dan persentase ketuntasan sebesar 100
%. Hal tersebut telah melampaui batas minimal ketuntasan belajar kelompok yang
ditetapkan oleh Depdikbud, yaitu 85 % dari seluruh siswa yang memperoleh skor
65 atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan ketuntasan
pembelajaran biologi menggunakan alat peraga flip chart pada siswa kelas IIE
SMPN 1 Labuapi Tahun Pelajaran 2006 / 2007.
Menurut Ali (2000), mengatakan bahwa belajar tuntas dapat diartikan
sebagai penguasaan (hasil belajar) siswa secara penuh terhadap seluruh bahan
yang dipelajari. Hal ini berlandaskan pada suatu gagasan bahwa kebanyakan siswa
dapat menguasai apa yang diajarkan di sekolah, bila pengajaran dilakukan secara
sistematis. Sedangkan menurut Ahmadi dan Prasetya (1997), konsep belajar tuntas
mengajarkan bahwa bilamana siswa diberi kesempatan mempergunakan waktu
yang dibutuhkan untuk belajar dan ia mempergunakan sebaik-baiknya, maka ia
akan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya secara tuntas untuk mencapai tingkat
hasil belajar seperti yang diharapkan.
Pendapat tersebut sudah sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.
Dipandang dari sudut pendidikan cara belajar mengajar dengan menggunakan
prinsip belajar tuntas dengan menggunakan alat peraga flip chart sangat
menguntungkan siswa.
51