Antim IV

15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini telah dilaksanakan di kelas II SMPN 1 Labuapi dengan bantuan guru bidang studi biologi sebagai pengamat. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus berdurasi dua jam pelajaran. Pada tahap perencanaan siklus, dilakukan persiapan-persiapan yang berupa penyusunan rencana pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa dan penyusunan alat evaluasi. Selanjutnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan adalah penyampaian materi pelajaran, dan penugasan siswa untuk berdiskusi dan melengkapi lembar kerja buatan guru dalam kelompoknya masing-masing. Sebagai tindak lanjut pembelajaran, peneliti juga memberikan tugas rumah kepada setiap siswa khususnya mengenai materi pelajaran yang akan dibahas pada siklus berikutnya. 4.1.1 Perencanaan dan tindakan

description

yutre

Transcript of Antim IV

Page 1: Antim IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini telah dilaksanakan di kelas II SMPN 1

Labuapi dengan bantuan guru bidang studi biologi sebagai pengamat. Penelitian

ini dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus berdurasi dua jam pelajaran.

Pada tahap perencanaan siklus, dilakukan persiapan-persiapan yang berupa

penyusunan rencana pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa dan penyusunan

alat evaluasi. Selanjutnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap

pelaksanaan adalah penyampaian materi pelajaran, dan penugasan siswa untuk

berdiskusi dan melengkapi lembar kerja buatan guru dalam kelompoknya masing-

masing. Sebagai tindak lanjut pembelajaran, peneliti juga memberikan tugas

rumah kepada setiap siswa khususnya mengenai materi pelajaran yang akan

dibahas pada siklus berikutnya.

4.1.1 Perencanaan dan tindakan

Sebelum proses belajar mengajar berlangsung terlebih dahulu guru

menyusun berbagai perencanaan dan persiapan-persiapan lain yang

dilanjutkan dengan proses belajar mengajar yang termasuk dalam tahap

tindakan. Pada tahap tindakan dilakukan proses belajar mengajar yang

mengacu pada tahap perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Data

perencanaan dan tindakan untuk setiap siklus selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 4.1. berikut:

Page 2: Antim IV

Tabel 4.1. Perencanaan dan tindakan

Kegiatan Siklus I Siklus II Siklus III

Peren-canaan

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran:Rencana Pembelajaran (RP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal evaluasi siklus I, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi penelitian tindakan kelas (data terlampir).

b. Berkoordinasi dengan guru bidang studi yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.

c.Melakukan observasi terlebih dahulu di kelas objek (kelas IIE SMPN 1 Labuapi Tahun Pelajaran 2006/2007)

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran:Rencana Pembelajarn (RP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal evaluasi siklus II, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi penelitian tindakan kelas (data terlampir).

b. Berkoordinasi dengan guru bidang studi yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran:Rencana Pembelajarn (RP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal evaluasi siklus III, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi penelitian tindakan kelas (data terlampir).

b. Berkoordinasi dengan guru bidang studi yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.

Tindakan a. Dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Nopember 2006 yang berlangsung selama satu kali pertemuan dengan waktu selama 2x40 menit pada materi pokok struktur dan fungsi organ tumbuhan, yang diawali dengan pre-tes

b. Tes evaluasi untuk siklus I selama 10 menit

a. Dilaksanakan pada hari Rabu tangga 8 November 2006 yang berlangsung selama satu kali pertemuan dengan waktu selama 2x40 menit pada materi pokok struktur dan fungsi organ tumbuhan

b. Tes evaluasi untuk siklus II selama 10 menit

a. Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 November 2006 yang berlangsung selama satu kali pertemuan selama 2x40 menit pada materi pokok struktur dan fungsi organ tumbuhan

b. Tes evaluasi untuk siklus III selama 10 menit

Pada tanggal, 13 November 2006 dilaksanakan post-tes untuk

mengumpulkan data sebagai hasil akhir dari penelitian tindakan kelas

selanjutnya dianalisa.

44

Page 3: Antim IV

4.1.2 Hasil Observasi dan Refleksi Tindakan

Pada setiap siklus pembelajaran telah dilakukan observasi oleh guru

bidang studi biologi, yaitu I Wayan Saputra, S.Pd. Hasil observasi

direfleksikan bersama antara peneliti dan pengamat untuk perbaikan pada

siklus berikutnya. Tahap observasi dan refleksi sebenarnya merupakan

kegiatan evaluasi proses dan hasil.

Observasi dilakukan terhadap kegiatan guru peneliti selama proses

pembelajaran. Sedangkan refleksi adalah upaya guru peneliti untuk

menganalisis dan mendiskusikan catatan atau hasil observasi oleh

pengamat yang selanjutnya direfleksikan ke dalam persiapan untuk

pelaksanaan tindakan berikutnya. Beberapa catatan hasil observasi dan

refleksinya pada masing-masing siklus dapat dilihat pada tabel berikut.

45

Page 4: Antim IV

Tabel 4.2 Hasil Observasi dan Refleksi PBM

Siklus Hasil Observasi Hasil Refleksi

I

Guru masih kurang dalam menjelaskan tujuan pembelajaran.

Guru harus memperjelas lagi tujuan pembelajaran.

Kurang memanfaatkan siswa dalam penggunaan alat peraga flip chart dalam belajar

Harus lebih memanfaatkan siswa dalam menggunakan alat peraga flip chart

Kurang memberikan kesempatan siswa mengamati alat peraga flip chart

Beri jeda waktu kepada siswa untuk mengamati flip chart. Guru harus memberi umpan balik dengan segera.

Ada beberapa siswa yang kelihatan masih bingung

Harus sering menanyakan kepada siswa tentang pemahaman siswa, dan harus sering berkeliling ke meja siswa untuk memantau kegiatan siswa.

Siswa kurang aktif dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

Guru mengaktifkan siswa dengan memberikan penjelasan tentang bagaimana cara melakukan diskusi agar lebih terarah dalam melakukan diskusi

IIBimbingan guru masih kurang terfokus pada siswa yang mempunyai daya serap kurang

Mengefektifkan bimbingan perorangan.

Kurang memanfaatkan sistem tutor sebaya untuk membantu menjelaskan kepada siswa lain pada saat guru membimbing siswa

Guru harus meminta tolong kepada siswa yang pintar untuk membantu menjelaskan kepada teman-teman di sekitar tempat duduknya, sementara guru sambil membimbing yang lain.

Siswa kurang serius dalam menanggapi hasil diskusi kelompok lain

Guru mrmberikan arahan pada setiap kelompok dalam menanggapi hasil diskusi kelompok lain dengan cara siswa mengajukan pertanyaan, pendapat atau tanggapan yang dapat menghidupkan diskusi sesuai yang diharapkan

Umpan balik kepada siswa kurang maksimal

Umpan balik kepada siswa harus lebih dimaksimalkan.

IIIPada siklus III hasil observasi sudah semakin baik dengan adanya refleksi pada siklus sebelumnya dan proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa adanya refleksi. Hal ini ditunjukan dengan keterlaksanaan rencana pembelajaran yang sudah terlaksana seluruhnya dari yang direncanakan, sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Dari tabel 4.2 di atas tampak bahwa kekurangan-kekurangan guru

dalam pelaksanaan tindakan terletak pada kemampuan dalam kegiatan

46

Page 5: Antim IV

pendahuluan, yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, kejelasan

informasi guru, efektifitas bimbingan pada siswa dalam mengisi lembar

kerja, siswa kurang aktif dalam mempresentasekan hasil diskusi

kelompoknya dan guru belum maksimal dalam mengarahkan siswa dalam

penyelesaian masalah atau membuat kesimpulan. Kegiatan refleksi antara

guru dengan pengamat untuk menentukan langkah perbaikan pada

tindakan berikutnya menyebabkan kegiatan belajar mengajar guru semakin

baik dan menuju kesempurna.

4.1.3 Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran

Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dinyatakan dalam

persentase. Hasil keterlaksanaan pembelajaran ini menggambarkan tentang

tingkat ketercapaian rencana langkah pembelajaran pada saat kegiatan

belajar mengajar sesuai rencana pembelajaran. Berdasarkan hasil

persentase secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

%

Keterlaksanaan

RP-01 RP-02 RP-03 Rata-rata

76,92 % 85,71 % 100 % 87,54 %

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari

tiga rencana pembelajaran dalam penelitian ini adalah 87,54 %, ini

menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat

peraga flip chart dapat terlaksana dengan baik. Keterlaksanaan

pembelajaran juga dapat dilihat dari proses pembelajaran persiklusnya.

Pada siklus I persentase keterlaksanaan pembelajaran masih jauh dari

47

Page 6: Antim IV

standar yang diharapkan (85 %). Pada siklus II persentase keterlaksanaan

pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya karena

sudah diperbaiki kekuranga-kekuranganya. Pada siklus III persentase

keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan maksimal, dimana

semua rencana pembelajaran yang disusun sudah terlaksana (100 %).

4.1.4 Data daya serap siswa setiap siklus

Pada akhir setiap siklus, maka kepada setiap siswa diberikan tes. Tes

diberikan pada akhir proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan

untuk mengukur penguasaan terhadap materi yang disampaikan dan untuk

mengetahui peningkatan daya serap siswa setiap siklusnya. Hasil tes

belajar siswa persiklusnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Hasil tes belajar siswa persiklus

Parameter SiklusI II III

Jumlah siswa 30 30 30Nilai tertinggi 80 100 100Nilai terendah 60 60 80Nilai rata-rata 77.33 81.33 86.67Presentase ketuntasan 86.67 % 96.67 % 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa hasil tes belajar

pada setiap siklus kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat

peraga flip chart mengalami peningkatan. Pada siklus pertama hasil tes

belajar siswa sudah memenuhi standar, dimana siswa sudah banyak yang

memperoleh nilai di atas 65 dari standar presentase ketuntasan belajar yang

diharapkan adalah 85%, yaitu 26 orang atau 86,67%. Pada siklus II dapat

terlihat adanya peningkatan dari siklus sebelumnya baik dari nilai rata-rata,

48

Page 7: Antim IV

banyak siswa yang siswa yang tuntas(29 orang) atau persentase ketuntasan

96,67%. Demikian halnya pada siklus III, hasil yang diperoleh siswa

semakin meningkat, dibandingkan dengan siklus sebelumnya yaitu yang

tuntas 100%.

4.1.5 Data hasil pre-tes dan post-tes

Pemberian pre-tes dan post-tes dilakukan untuk mengetahui

kemampuan siswa dan prestasi belajar siswa pada materi pokok struktur

dan fungsi organ pada tumbuhan dengan membandingkan nilai yang

diperoleh siswa sebelum pembelajaran dan setelah diajarkan dengan

pembelajaran menggunakan alat peraga flip chart. Hasil yang diperoleh

siswa dari pre-tes dan post-tes dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil pre-tes dan post-tes

No Parameter Tes awal (pre-tes) Tes akhir (post-tes)1 Jumlah siswa 30 302 Nilai tertinggi 65 903 Nilai terendah 10 704 Nilai rata-rata 41.83 80.175 Simpangan baku (S ) 14,71 5,806 Jumlah yang tuntas (orang) 3 307 Persentase siswa yang tuntas (%) 10 % 100 %

Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas tes hasil belajar pada awal

pertemuan menunjukan bahwa hanya tiga orang siswa yang tuntas

belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata 41.83, nilai tertinggi 65,

nilai terendah 10, persentase ketuntasan 10% (data selengkapnya

terlampir), dan simpangan bakunya 14,71. Sedangkan tes hasil belajar pada

akhir pertemuan menunjukan bahwa sebagian besar siswa tuntas

belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata 80.17, nilai tertingginya

49

Page 8: Antim IV

90, nilai terendah 70, presentasi ketuntasan sebesar 100% (data

selengkapnya terlampir), dan simpangan bakunya 5,80. Hasil belajar siswa

tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan daya serap siswa dengan

menggunakan alat peraga flip chart dalam pembelajaran biologi pada siswa

kelas IIE SMPN 1 Labuapi Tahun Pelajaran 2006/2007.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan siklus Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) selama tiga siklus pembelajaran, dapat dikatakan bahwa

daya serap siswa mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini ditunjukkan

dari adanya peningkatan rata-rata skor siswa, peningkatan skor terendah dari

siswa, dan jumlah siswa yang tuntas belajarnya mulai dari siklus I sampai siklus

III.

Pada siklus I persentase ketuntasan 86,67 %, nilai rata-rata 77,33 dan

jumlah siswa yang dinyatakan tuntas 26 orang serta persentase keterlaksanaan RP

76,92 % dari yang direncanakan dapat terlaksana oleh guru dan siswa, Pada siklus

II persentase ketuntasan 96,67 %, nilai rata-rata 81,33 dan jumlah siswa yang

dinyatakan tuntas 29 orang serta persentase keterlaksanaan RP 85,71 % dari yang

direncanakan dapat terlaksana oleh guru dan siswa, Pada siklus III persentase

ketuntasan 100 %, nilai rata-rata 86,67 dan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas

30 orang serta persentase keterlaksanaan RP 100 % dari yang direncanakan dapat

terlaksana oleh guru dan siswa. Hal ini membuktikan bahwa proses pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga flip chart dapat meningkatkan daya serap

pembelajaran biologi pada siswa kelas IIE SMPN 1 Labuapi Tahun Pelajaran

2006 / 2007. Berdasarkan tes hasil belajar pada awal pertemuan menunjukkan

50

Page 9: Antim IV

bahwa hanya dua orang yang tuntas belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-

rata 41,83, nilai tertinggi 65, nilai terendah 10 dan persentase ketuntasan

6,67.Sedangkan tes hasil belajar pada akhir pertemuan menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa tuntas belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

80,17, nilai tertinggi 90, nilai terrendah 70 dan persentase ketuntasan sebesar 100

%. Hal tersebut telah melampaui batas minimal ketuntasan belajar kelompok yang

ditetapkan oleh Depdikbud, yaitu 85 % dari seluruh siswa yang memperoleh skor

65 atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan ketuntasan

pembelajaran biologi menggunakan alat peraga flip chart pada siswa kelas IIE

SMPN 1 Labuapi Tahun Pelajaran 2006 / 2007.

Menurut Ali (2000), mengatakan bahwa belajar tuntas dapat diartikan

sebagai penguasaan (hasil belajar) siswa secara penuh terhadap seluruh bahan

yang dipelajari. Hal ini berlandaskan pada suatu gagasan bahwa kebanyakan siswa

dapat menguasai apa yang diajarkan di sekolah, bila pengajaran dilakukan secara

sistematis. Sedangkan menurut Ahmadi dan Prasetya (1997), konsep belajar tuntas

mengajarkan bahwa bilamana siswa diberi kesempatan mempergunakan waktu

yang dibutuhkan untuk belajar dan ia mempergunakan sebaik-baiknya, maka ia

akan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya secara tuntas untuk mencapai tingkat

hasil belajar seperti yang diharapkan.

Pendapat tersebut sudah sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

Dipandang dari sudut pendidikan cara belajar mengajar dengan menggunakan

prinsip belajar tuntas dengan menggunakan alat peraga flip chart sangat

menguntungkan siswa.

51