antibiotik-penyimpanan obat IO.docx

6
Berikut ini adalah cara benar untuk minum antibiotik agar terhindar dari penyalahgunaan antibiotik: 1. Minum antibiotik sesuai dosis yang diresepkan dokter, jangan kebanyakan atau kekurangan. 2. Habiskan antibiotik yang diresepkan dokter walau merasa badan sudah sehat, agar kalau sakit lagi obat tersebut masih manjur digunakan alias tidak resisten. 3. Jangan membeli sendiri tanpa resep dokter walaupun obat tersebut bisa dibeli di apotek tanpa resep. Karena Anda tidak tahu persis berapa dosis dan jumlah yang harus diminum. 4. Ingat antibiotik hanya untuk mengobati penyakit yang berasal dari bakteri (mikroba) seperti infeksi saluran kemih, radang tenggorokan. 5. Pilek, batuk dan diare umumnya tak perlu antibiotik. Hanya perlu konsumsi makanan bergizi, minum dan istirahat. Jika 3 hari tidak sembuh segera ke dokter 6. Jangan malas bertanya ke dokter, obat mana saja yang mengandung antibiotik dan apa manfaatnya. Sumber : http://health.detik.com/read/2012/09/05/162546/2009033/775/2/b egini-cara-konsumsi-antibiotik-yang-benar

Transcript of antibiotik-penyimpanan obat IO.docx

Page 1: antibiotik-penyimpanan obat IO.docx

Berikut ini adalah cara benar untuk minum antibiotik agar terhindar dari

penyalahgunaan antibiotik:

1. Minum antibiotik sesuai dosis yang diresepkan dokter, jangan kebanyakan atau

kekurangan.

2. Habiskan antibiotik yang diresepkan dokter walau merasa badan sudah sehat, agar kalau

sakit lagi obat tersebut masih manjur digunakan alias tidak resisten.

3. Jangan membeli sendiri tanpa resep dokter walaupun obat tersebut bisa dibeli di apotek

tanpa resep. Karena Anda tidak tahu persis berapa dosis dan jumlah yang harus diminum.

4. Ingat antibiotik hanya untuk mengobati penyakit yang berasal dari bakteri (mikroba)

seperti infeksi saluran kemih, radang tenggorokan.

5. Pilek, batuk dan diare umumnya tak perlu antibiotik. Hanya perlu konsumsi makanan

bergizi, minum dan istirahat. Jika 3 hari tidak sembuh segera ke dokter

6. Jangan malas bertanya ke dokter, obat mana saja yang mengandung antibiotik dan apa

manfaatnya.

Sumber : http://health.detik.com/read/2012/09/05/162546/2009033/775/2/begini-cara-

konsumsi-antibiotik-yang-benar

Page 2: antibiotik-penyimpanan obat IO.docx

Beda Penyakit, Beda Cara Konsumsi

Ada banyak sediaan obat yang dikenal di dunia kesehatan, mulai obat parenteral (suntikan ke

pembuluh darah vena, infus, injeksi ke otot, rongga sendi, rongga spinal ataupun ke lapisan

bawah kulit), oral (diminum), melalui pernafasan (nebulizer / penguapan,

maupun inhalant /dihisap melalui mulut), topikal (oles di kulit bisa berupa krim, ointment ,

maupun lotion ), obat per-anal (rektal atau melalui dubur), hingga tablet yang diletakkan di

bawah lidah.

Pada dasarnya semua disesuaikan dengan keadaan fisik pasien, tingkat keparahan penyakit, serta

kecepatan timbulnya efek terapi. Pada kasus akut, keadaan pasien tidak sadar atau kebutuhan

efek terapi segera, obat injeksi intravena dipilih karena dapat memberi efek yang instant. Selain

kecepatan reaksi, sediaan yang beraneka ragam juga dimaksudkan untuk mencapai organ yang

menjadi target terapi secara efektif.

Hal ini juga bertujuan meminimalisir efek samping yang mungkin terjadi. Misal, pada pasien

yang tak sadarkan diri, muntah terus menerus, menderita gangguan menelan maupun diare, bisa

diberikan obat selain obat per-oral.

Berapa Kali Dalam Sehari

Frekuensi meminum obat pada dasarnya mengikuti profil farmakologi seperti sifat kimia dan

biologi obat, interaksi obat dengan tubuh serta perlakuan biologis tubuh terhadap obat.

Kesemuanya tentu sudah dipastikan dalam proses uji klinik yang panjang.

Obat yang kadar dalam darah cepat menurun karena profil farmakologinya, memerlukan interval

pemberian yang agak sering (2-3 kali sehari). Tujuannya agar efek terapi dapat dipertahankan

selama 24 jam. Sedangkan obat dengan profil farmakologi yang kadarnya relatif cukup dalam

tempo yang panjang, cukup diberikan sekali sehari.

Banyak keuntungan pemberian obat dengan interval panjang atau pemberian relatif lebih jarang

seperti sekali sehari. Namun terutama, kepatuhan pasien minum obat adalah yang terpenting.

Pasien pada umumnya sering lupa minum obat jika harus 2 atau 3 kali sehari. Sehingga efek

Page 3: antibiotik-penyimpanan obat IO.docx

samping obat akan berkurang karena paparan obat terhadap organ tubuh menjadi berkurang.

Namun dengan temuan teknologi terkini, memungkinkan untuk membuat profil kerja beberapa

obat jadi lebih panjang.

Teknologi tersebut disebut dengan sediaan controlled release , extended

release maupun oros (lepas lambat), sehingga memungkinkan dikonsumsi sekali sehari. Obat ini

mampu menghasilkan efektivitas setara dengan bentuk konvensional yang diminum lebih sering,

namun dengan efek samping lebih minim karena kadar obat dalam darah relatif stabil. Beberapa

contoh obat lepas lambat adalah obat antihipertensi, antidiabetes, hingga nyeri kronis.

Sebelum atau Sesudah Makan

Pemberian obat dan waktu mengkonsumsinya, juga dipengaruhi profil masing-masing obat.

Tergantung bagaimana reaksi tubuh terhadap profil kimia dan fisika obat. Namun secara umum,

penyerapan obat yang diberikan per-oral akan optimal jika dikonsumsi dalam kondisi perut

kosong atau sebelum makan.

Sayangnya beberapa obat ada yang dapat menyebabkan efek iritasi pada lambung, seperti obat

pereda nyeri dan anti radang non steroid (aspirin, asam mefenamat, asam diklofenak) sehingga

sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Begitu pula suplemen yang memerlukan waktu transit di

saluran cerna lebih lama, seperti vitamin B12, sebaiknya diminum setelah makan agar

penyerapannya lebih sempurna.

Tak Harus di Lemari Pendingin

Sedangkan untuk penyimpanan obat, bisa dilakukan dengan menutup rapat kemasan obat. Jangan

menyimpan obat yang sudah rusak kemasannya. Bila tablet dikemas dalam aluminium foil ,

sebaiknya tidak menyimpan tablet yang kemasannya sudah terbuka.

Atau bila obat dalam sediaan suspensi, upayakan botol tertutup rapat, jangan terkena ataupun

terkena tetesan air. Simpan obat sesuai petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasan, misal

dalam suhu 15-25 derajat Celcius. Tidak semua obat perlu masuk pendingin, kecuali vaksin dan

sediaan supposituria.

Page 4: antibiotik-penyimpanan obat IO.docx

Hal lain yang perlu diperhatikan, hindari paparan sinar matahari atau udara bebas secara

langsung pada obat. Perhatikan pula masa penyimpanan obat. Untuk obat sediaan suspensi

(sirup) sebaiknya tidak disimpan terlalu lama atau tidak lebih dari 2 minggu. Bila obat berbahan

aktif antibiotik, sebaiknya dihabiskan saja sesuai petunjuk dokter.

Penyimpanan tablet yang masih utuh dalam kemasan aluminium foil dapat disimpan dan

digunakan sampai sebelum masa expired . Sedangkan kapsul masih dapat dikonsumsi selama

masih utuh dalam botolnya, belum berubah bau, warna dan tetap kering.

Jangan menyimpan puyer, karena campuran obat umumnya tidak stabil dan mudah bereaksi

terhadap udara bebas dan kelembapan udara. Prinsipnya, sebaiknya tidak menyimpan obat terlalu

lama seperti sirup atau kapsul yang dikemas dalam botol jika telah pernah dibuka atau

dikonsumsi.

Cermati Kemasan Obat

Ketika menerima obat baru atau memeriksa obat dari lemari obat, perhatikan keutuhan kemasan

dan tanggal expired . Sebaiknya hati-hati jika menerima obat dari apotik dalam bentuk

guntingan-guntingan yang tidak utuh. Perhatikan pula kemasan obat ketika menerima obat

berkemasan (dengan kertas petunjuk penggunaan, red.) maupun obat bebas. Bacalah terutama

pada bagian indikasi obat. Jangan gunakan obat jika tidak sesuai dengan gejala dan diagnosis

penyakit, meski banyak orang menyatakan obat tersebut efektif.

Jangan lupa cermati special percaution (petunjuk khusus), karena ini berisi hal-hal yang dapat

menimbulkan komplikasi selama menggunakan obat. Contoh special precaution : bagi penderita

tekanan darah tinggi, kencing manis, migrain, dsb. Berhati-hatilah jika Anda memiliki kondisi

tersebut. Ini bukan berarti Anda tidak dapat mengonsumsinya, namun dapat terjadi gejala dan

atau perburukan keadaan tersebut. Oleh karena itu, perlu perhatian lebih ketika mengonsumsi

obat itu. Bila terjadi intoleransi, segera hentikan penggunaannya.

Page 5: antibiotik-penyimpanan obat IO.docx

Jangan lupa membaca dan mewaspadai kontraindikasi, karena peringatan ini mutlak tidak bisa

digunakan pada keadaan yang tertera. Jika diabaikan, dapat terjadi efek obat yang berakibat fatal.

Perhatikan juga dosis, anjuran dan aturan pakai obat, kecuali ada pertimbangan lain dari dokter

yang meresepkannya. Dokter mungkin saja memberikan dosis dan aturan pakai yang berbeda

karena pertimbangan kompetensi dan profesionalismenya.

Sumber : http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Umum/Cara-Tepat-Simpan-dan-

Gunakan-Obat-1/