ANTI MIKROBA nia.docx

14
Nia Vardini / 1210423001 ANTI MIKROBA I. Prinsip Kerja Pengujian daya hambat senyawa antimikroba betadinee, amoxycilin, tetracyclin serta senyawa kimia CuSO 4 5% dan HgCl 5% terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Efektivitas antimikroba ini dilihat dari besar diameter zona hambat yang dihasilkan antimikroba setelah 24 jam. II. Metoda Praktikum 2.1 Waktu Dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Oktober 2013 di Laboratorium pendidikan III, Jurusan Bilogi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univesitas Andalas Padang. 2.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum antimikroba ini adalah Amoxilin, Betadine, Tectracylin, CuSO 4 , Hgcl, Cawan Petri, Lampu Bunsen, Jarum ose, kertas saring. 2.3.Cara Kerja 2.3.1 Metode Kirby-Bauer Pertama yaitu pengambilan bakteri Staphylococcus aureus dengan mengunakan cotten swab. Permukaan cawan bawah dibagi menjadi tiga bagian dan di beri label sesuai jenis antimikroba yanga akan diletakkan disana. Kapas ditekan

Transcript of ANTI MIKROBA nia.docx

Page 1: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001

ANTI MIKROBA

I. Prinsip Kerja

Pengujian daya hambat senyawa antimikroba betadinee, amoxycilin, tetracyclin serta

senyawa kimia CuSO4 5% dan HgCl 5% terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

Efektivitas antimikroba ini dilihat dari besar diameter zona hambat yang dihasilkan

antimikroba setelah 24 jam.

II. Metoda Praktikum

2.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Oktober 2013 di Laboratorium

pendidikan III, Jurusan Bilogi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Univesitas Andalas Padang.

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum antimikroba ini adalah Amoxilin,

Betadine, Tectracylin, CuSO4, Hgcl, Cawan Petri, Lampu Bunsen, Jarum ose, kertas

saring.

2.3.Cara Kerja

2.3.1 Metode Kirby-Bauer

Pertama yaitu pengambilan bakteri Staphylococcus aureus dengan mengunakan

cotten swab. Permukaan cawan bawah dibagi menjadi tiga bagian dan di beri label

sesuai jenis antimikroba yanga akan diletakkan disana. Kapas ditekan ke siis tabung

agar air tirisdan diluaskan pada seluruh permukaan cawan yang telah diberi NA

secara merata. Setelah 5 menitkertas cakram steril dicelupkan ke dalam masing-

masing larutan antimikroba. Setelah diangkat, sisa tetes larutan yang berlebih pada

kertas cakram diulaskan pada dinding wadah karena dikhawatirkan larutan akan

meluas di permukaan. Kemudian kertas cakram diletakkan di permukaan agar

dengan pinset. Kemudian cawan ditutup dan diinkubasi selama 24 jam.

Page 2: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001

2.3.2 Metode Agar Well Diffusion

Permukaan pada cawan dibagi menjadi dua kudran dan diberi label sesuai dengan

nama antimikrobanya. Cawan diberi medium NA secara merata. Setelah medium

kertas, setiap kuadran dibuat sumur (well) mengunakan cork borrer tepat ditengah

kuadran. Sumur yang terbentuk dibersihkan dari agar dengan mengungakan spetula.

Masing-masing antimikroba di teteskan tidak melebihi kedalaman sumur. Kemudian

cawan ditutup dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah itu di hitung diameter zona

hambat pada masing-masing kuadran.

Page 3: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1Hasil

Dari hasil pengamatan antimikroba didapatkan hasil yaitu :

Tabel 1. Diameter Halo dari beberapa produk antimikroba

No Nama antimikroba Diameter Halo (mm)

1 Amoxilin 20

2 Betadine 30

3 Tetracylin 28

4 CuSO4 -

5 Hgcl 7

III.2Pembahasan

Praktikum antimikroba ini dilakukan untuk melihat pengaruh berbagai senyawa

kimia terhadap pertumbuhan bakteri serta melihat zona hambat yang di timbulkan

oleh senyawa kimia tersebut. Pada cawan petri yang pertama yang berisikan CuSO4

dan Hgcl terlihat bahwa pada CuSO4 tidak dihasilkan zona halo. Pada Hgcl di

hasilkan zona halo yaitu sebesar 7 mm. Hal ini di karenakan CuSO4 bukanlah

antibiotik sehingga tidak menghasilkan zona halo, sedangkan Hgcl hanya

menghasilkan zona halo yang kecil.

Pada cawan petri yang kedua dapat dilihat bahwa diameter pada zona halo

yang paling besar yaitu pada betadine yaitu sepanjang 30 mm. Pada tertacylin

diameter halonya yaitu 28 mm. Pada senyawa kimia yang terakhir yaitu amoxilin

diameter zona halonya yaitu sebesar 20 mm. Diameter zona halo ini berbeda-beda

dikarenakan pengaruh antimikroba pada senyawa kimia tersebut berbeda-beda pula.

Dari data dapat dikatakan betadine mempunyai zona halo terbesar sehingga dapat

dikatakan sangat aktif terhadap antimikroba.

Antibiotik mempunyai aktivitas spektrum sempit dan luas. Antibiotik

spektrum yang luas aktif terhadap banyak spesies bakteri sehingga mempunyai zona

halo yang luas sedangkan antibiotik spektrum sempit hanya aktif terhadap satu atau

Page 4: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001

beberapa bakteri sehingga mempunyai zona halo yang sempit juga (Dawson et al,

2002). Antibiotik spektrum sempit seperti penisilin-G, eritromisin dan klindamisin

hanya bekerja terhadap bakteri gram positif manakala streptomisin, gentamisin dan

asam nalidiksat khusus aktif terhadap bakteri gram negatif. Antibiotik spektrum luas

seperti sulfonamida, ampisilin dan sefalosporin bekerja terhadap lebih banyak

bakteri gram positif maupun gram negatif (Hoan, 2007).

Antimikroba ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang

merugikan manusia. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam

lima kelompok, yaitu: 1. Yang mengganggu metabolisme sel mikroba. 2. Yang

menghambat sintesis dinding sel mikroba. 3. Yang mengganggu permeabilitas

membran sel mikroba. 4. Yang menghambat sintesis protein sel mikroba. 5. Yang

menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba. Penggunaan terapeutik

antimikroba di klinik bertujuan membasmi mikroba penyebab infeksi. Penyakit

infeksi dengan gejala klinik ringan, tidak perlu segera mendapatkan antimikroba.

Menunda pemberian antimikroba malah memberikan kesempatan terangsangnya

mekanisme kekebalan tubuh (Setiabudy dan Gan, 2007). Menurut Fardiaz ( 1992)

Senyawa antimikroba adalah senyawa kimiawi atau biologis yang dapat

menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Komponen antimikroba terdapat

dalam bahan pangan melalui salah satu dari berbagai cara, yaitu terdapat secara

alamiah di dalam bahan pangan, ditambahkan secara sengaja ke dalam makanan dan

terbentuk selama pengolahan atau oleh jasad renik yang tumbuh selama.

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang dapat

menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain (Gunawan et al, 2007).

Mekanisme aktivitas antibiotik adalah dengan melakukan penghambatan sintesis

bahan penting bakteri, antara lain: a. Dinding sel (sintesis terganggu, sehingga

dinding sel kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmose plasma,

akibatnya dinding sel pecah, misalnya penicillin, cefalosporin), b. Membran sel

(molekul lipoprotein membran dalam dinding sel, sintesisnya diganggu, sehingga zat

penting isi sel, yaitu polipeptid dapat keluar membran, karena membran lebih

permeabel, nystatin, amfoterisin B), c. Protein sel (chloramphenicol, tetracyclin, gol.

Page 5: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001

Aminoglikosida dan makrolida), asam nukleat (RNA) (rimfamisin dan mytomicin)

(Anief, 2009).

Golangan antibiotik antara lain seperti Penisilin merupakan antara antibiotik

yang paling efektif dan paling kurang toksik. Penisilin mengganggu reaksi

transpeptidasi sintesis dinding sel bakteri. Golongan penisilin dapat terbagi menjadi

beberapa kelompok yaitu : 1) Penisilin natural yaitu yang didapat dari jamur

Penicillium chrysogenum.yang termasuk di sini adalah penisilin G dan penisilin V.

2) Penisilin antistafilokokus, termasuk di sini adalah metisilin, oksasilin dan

nafsilin. Penggunaan hanya untuk terapi infeksi disebabkan penicillinase producing

Staphylococci (Harvey, Champe, 2009).

Amoxicillin merupakan senyawa penicillin semi sintetik dengan aktivitas

antibakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan

ampisilin, efektif terhadap sebagian bakteri Gram-positif dan beberapa Gram-negatif

yang patogenik. Bakteri patogenik yang sensitif terhadap amoxicillin adalah

Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H.

influenzae, E. coli dan P. mirabilis. Amoxicillin kurang efektif terhadap spesies

Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase. Senyawa ini berbeda dengan

ampisilin, yaitu dengan adanya suatu gugus hidroksil fenolik tambahan. Spektrum

kerjanya seperti ampisilin, tetapi jumlah yang diabsorpsi lebih banyak (Mutschler,

1991).

Golongan berikutnya yaitu tetrasiklin. tetrasiklin merupakan antibiotik

spektrum luas yang bersifat bakteriostatik yang menghambat sintesis protein.

Golongan ini aktif terhadap banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Tetrasiklin

merupakan obat pilihan bagi infeksi Myoplasma pneumonia, chlamydiae dan

rickettsiae. Tetrasiklin diabsorpsi di usus halus dan berikatan dengan serum protein.

Tetrasiklin didistribusi ke jaringan dan cairan tubuh yang kemudian diekskresi

melalui urin dan empedu (Katzung, 2007).

Zona halo adalah zona yang steril dari pengaruh bakteri. Menurut David dan

Stout (1971), bahwa bila diameter zona hambatan atau zona halo 20 mm atau lebih

maka aktivitas penghambatannya dikategorikan sangat kuat, 10 – 20 mm

dikategorikan kuat, 5 – 10 mm dikategorikan sedang, dan 5 mm atau kurang

Page 6: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001

dikategorikan lemah. Sama halnya menurut Setyaningsih (2008) bahwa bila diameter

zona hambatan 5 mm atau kurang maka aktivitas penghambatannya dikategorikan

lemah, 5 – 10 mm dikategorikan sedang, 10 – 19 mm dikategorikan kuat, dan 20 mm

atau lebih dikategorikan sangat kuat.

Page 7: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ambil kesimpulan bahwa:

1. Zona hambat bakteri yang paling besar terdapat pada antibiotik betadine yaitu

diameter zona hambatnya mencapai 30 mm.

2. Zona hambat bakteri paling kecil terdapat pada antibiotik Hgcl yaitu diameter

zona hambatnya mencapai 7 mm.

3. Pada CuSO4 tidak terdapat zona hambat bakteri sehingga dapat dikatakan

bukanlah senyawa antimikroba.

IV.2 Saran

Agar praktikum selanjutnya dapat dilakukan lebih teliti saat meletakkan antibiotik di

cawan petri sehingga dapat di lihat zona hambat dengan sempurna.

Page 8: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (2009) Prinsip umum dan dasar farmakologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

David and Stout, 1971. Journal of Microbiology: Disc Plate Method of Microbiological Antibiotic Essay. Volume 22 no.4

Dawson, Taylor, Reide (2002) Pharmacology (2nd Edition) Elseiver Science Ltd

Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Harvey R.A., Champe P.C. 2009. Pharmacology. 4nd ed. China: Lippincott William &Wilkins.p.249-60.

Hoan Tjay, Drs. Tan dan Raharja, Drs.Kirana.2007.Obat-Obat Penting.Jakarta:PT. Elex Media Komputindo

Katzung, B. G. 2007. Basic & Clinical Pharmacology, Tenth Edition. United States : Lange Medical Publications.

Mutschler, E. (1991) Dinamika obat Edisi kelima. Penerbit IPB. Bandung.

Setiabudy, R., Gan, V. H. 2007. Pengantar Antimikroba. Dalam: Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Gaya Baru, Jakarta. Halaman 571-578

Setyaningsih, I., 2008. Ekstraksi Senyawa Antibakteri dari Diatom Chaetoceros gracilis dengan Berbagai Metode. Jurnal Biologi Indonesia. 5(1) : p 23 – 33.

Page 9: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001

LAMPIRAN

Gambar 1 : Cawan petri pertama A. CuSO4 B. HgCl

Gambar 2 : Cawan petri kedua A. Amoxcillin B. Tetracylin C. Betadine.

A B

A

B

C

Page 10: ANTI MIKROBA nia.docx

Nia Vardini / 1210423001