Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga

9
 Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 14 12 - 3258 T ANTANGAN BADAN PENGAWAS MENGIMPLEMENTASIKAN PERATURAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR-X UNTUK DIAGNOSTIK. oleh : Martua Sinaga ABSTRAK Radiasi pengion tidak selamanya berbahaya bagi manusia akan tetapi juga berguna bila dikelola dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam dunia kedokteran penggunaan radiasi pengion sudah sejak lama digunakan karena dapat memberikan keun tungan bagi pasien baik dalam bidang diagnost ik maupun terapi . Dalam bidang kesehatan bahwa radias i dapat memberi kan suatu inf ormasi dar i tubuh manusi a sehing ga dokte r dapat melakukan tindakan secara benar sesuai dengan informasi yang didapatkan. Di Indonesia penggunaan radiasi sinar-X diatur dan diawasi sama halnya seperti penggunaan radiasi pengion di bidang lain seperti industri atau penelitian. Sesuai dengan peraturan yang berlaku hingga sekarang pengawasan hanya difokuskan pada keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup. Namun pada akhirnya perhatian para pakar di dunia internasional, terutama dalam bidang medis perlu memperhitungkan pemberian dosis pada pasien. Seiring dengan hal tersebut muncullah rekomendasi untuk dosis pasien melalui International Atomic Energy Agency  (IAEA) Basic Safety Standard 115 tah un 1 996. Dengan demikian maka pengaw asa n tid ak han ya dilakukan untuk pek erja namun juga ter hada p pas ien. Agar penggunaan sin ar -X ini opt imum mak a pember ian dos is rad ias i pada pasien har us seakur at mun gki n. Hal ini han ya dapat te rc apai apabil a teknol ogi pesawat sinar-X ters ebut handal dan orang yang mengoperasikannya memenuhi persyaratan kualifikasi standar pula. ABSTRACT Ionizing radiation is not always dangerous to the people but it is also useful for the people when it is managed pursuant to r egulation. Utilization of t he ionizing radiation in medical has been used since long time ago because it is able to giv e adventage t o the patient in diagnostic and therapy . By using radiation the doctor can get some information from the body so that the treatmen t wil l be giv en ref er to tha t inf ormati on. In Indonesia the utiliz ation of the X-r ay machin es are regulat ed and controlle d same as other utiliz ation suc h as indus tri es and research . In accor dance with the regu lat ion unti l now the controlling is only focused to the safety of work er, member of the public, and environment. Nevertheless, attention of the expert in the world especially in medical it is necessary to consi der exp osure dose to the pati ent. Then the Inter nation al Atomi c Energy Age ncy (IAEA) Basic Safety Standard 115 year 1996 recommended that guidance level to the patien must be followed. Now the controlling is not only focused to the workers, member of the publi c, and envi ronment but als o for the patient. For giving dos e to pat ient accuratel y it is needed to car ry out compli ance tes t for X-r ay mac hines and also qualification of person who oper ate the machines. 29

Transcript of Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga

5/17/2018 Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ansn-ind-proteksi-radiasi-radiodiagnostik-perbaikan-martua-sinaga-55b07f1c895af 1/9

 

Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258 

TANTANGAN BADAN PENGAWAS MENGIMPLEMENTASIKAN

PERATURAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR-X UNTUK

DIAGNOSTIK.

oleh : Martua Sinaga

ABSTRAKRadiasi pengion tidak selamanya berbahaya bagi manusia akan tetapi juga berguna bila

dikelola dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam dunia kedokteran

penggunaan radiasi pengion sudah sejak lama digunakan karena dapat memberikan

keuntungan bagi pasien baik dalam bidang diagnostik maupun terapi. Dalam bidang

kesehatan bahwa radiasi dapat memberikan suatu informasi dari tubuh manusia

sehingga dokter dapat melakukan tindakan secara benar sesuai dengan informasi yangdidapatkan. Di Indonesia penggunaan radiasi sinar-X diatur dan diawasi sama halnya

seperti penggunaan radiasi pengion di bidang lain seperti industri atau penelitian. Sesuai

dengan peraturan yang berlaku hingga sekarang pengawasan hanya difokuskan pada

keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup. Namun pada akhirnya perhatian

para pakar di dunia internasional, terutama dalam bidang medis perlu memperhitungkan

pemberian dosis pada pasien. Seiring dengan hal tersebut muncullah rekomendasi untuk

dosis pasien melalui International Atomic Energy Agency  (IAEA) Basic Safety Standard 

115 tahun 1996. Dengan demikian maka pengawasan tidak hanya dilakukan untuk

pekerja namun juga terhadap pasien. Agar penggunaan sinar-X ini optimum maka

pemberian dosis radiasi pada pasien harus seakurat mungkin. Hal ini hanya dapat

tercapai apabila teknologi pesawat sinar-X tersebut handal dan orang yang

mengoperasikannya memenuhi persyaratan kualifikasi standar pula.

ABSTRACT 

Ionizing radiation is not always dangerous to the people but it is also useful for the people 

when it is managed pursuant to regulation. Utilization of the ionizing radiation in medical 

has been used since long time ago because it is able to give adventage to the patient in 

diagnostic and therapy. By using radiation the doctor can get some information from the 

body so that the treatment will be given refer to that information. In Indonesia the 

utilization of the X-ray machines are regulated and controlled same as other utilization 

such as industries and research. In accordance with the regulation until now the 

controlling is only focused to the safety of worker, member of the public, and environment.

Nevertheless, attention of the expert in the world especially in medical it is necessary to consider exposure dose to the patient. Then the International Atomic Energy Agency 

(IAEA) Basic Safety Standard 115 year 1996 recommended that guidance level to the 

patien must be followed. Now the controlling is not only focused to the workers, member 

of the public, and environment but also for the patient. For giving dose to patient 

accurately it is needed to carry out compliance test for X-ray machines and also 

qualification of person who operate the machines.

29

5/17/2018 Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ansn-ind-proteksi-radiasi-radiodiagnostik-perbaikan-martua-sinaga-55b07f1c895af 2/9

 

Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258 

I. PENDAHULUAN

Pada awalnya ketika sinar-X ditemukan bahayanya sendiri belum diketahui, hanya para

ahli menemukan bahwa sinar-X ini sangat berguna karena memiliki sifat yang unik

terutama memiliki daya tembus yang besar yang dapat dimanfaatkan. Juga belum

ditemukannya detektor yang dapat mengetahui besarnya dosis radiasi yang dihasilkan

sehingga banyak orang yang mendapat resiko dan penyakit akibat radiasi.

Perkembangan teknologi pesawat sinar-X juga begitu pesat namun hanya

mempertimbangkan bagaimana menghasilkan citra yang baik sehingga para praktisi

dengan mudah mendiagnosa penyakit atau mendapatkan informasi dari tubuh manusia.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam perkembangan teknologi ini secara tidak

langsung terlintas adanya keselamatan pasien sebab dengan waktu penyinaran yang

singkat misalnya kegagalan penyinaran dapat dihindari sehingga pasien tidak perlu

diberikan radiasi secara berulang. Demikian juga halnya dengan perkembangan teknologi

pembuatan film dengan bahan tertentu akan dapat menghasilkan citra yang sangat

memuaskan.

Pemanfaatan radiasi di bidang diagnostik ini berkembang juga dari konvensional ke

teknologi intervensional dimana radiasi sangat mungkin diterima oleh pekerja maupun

pasien lebih besar lagi kalau teknologinya tidak dirawat dan diuji kehandalannya. Tidak

cukup hanya mempersoalkan teknologi akan tetapi juga harus diperlengkapi dengan

sumber daya manusia yang memenuhi standar internasional. Dengan teknologi yang

handal dan teruji akan dapat menghasilkan radiasi yang besar pada organ tertentu yang

tidak perlu bagi pasien bahkan tidak jarang melakukan penyinaran berulang sebab tidak

menghasilkan citra untuk mendapatkan informasi yang dikehendaki. Demikian juga

sebaliknya walaupun orang yang mengoperasikan telah disertifikasi dan memenuhi

persyaratan standar akan tetapi teknologinya tidak handal dan teruji maka akan

menimbulkan masalah yang sama. Untuk membuktikan teknologi tersebut handal dan

teruji maka harus ada institusi yang telah terakreditasi memberikan sertifikat kepada

pesawat sinar-X tersebut sebagai jaminan layak dioperasikan.

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa di Indonesia menghadapi persoalan ini dimana

sejak lama pengawasan hanya difokuskan pada keselamatan pekerja namun pengaturan

keselamatan pasien sangat minimum dilakukan. Oleh karena itu pada masa yang akan

datang pengawasan dan pengaturan dosis pasien ini menjadi perhatian utama disamping

tetap meningkatkan keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup. Untuk

memenuhi ini maka akan dilakukan perbaikan peraturan yang menyangkut kualifikasi

pekerja untuk setiap jenis penggunaan pesawat sinar-X, pengujian dan perawatan

pesawat sinar-X, dan menetapkan persyaratan untuk uji kesesuaian.

30

5/17/2018 Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ansn-ind-proteksi-radiasi-radiodiagnostik-perbaikan-martua-sinaga-55b07f1c895af 3/9

 

Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258 

II. Penggunaan Pesawat Sinar-X di Indonesia

Pemanfaatan pesawat sinar-X di Indonesia harus dilakukan setelah terlebih dahulu

memiliki izin dari BAPETEN dan mengacu pada peraturan perundangan yang ada.

Menurut peraturan bahwa untuk mendapatkan izin maka dipersyaratkan :

a. Memiliki izin usaha atau izin dari instansi terkait

b. Memiliki fasilitas yang memenuhi pesyaratan keselamatan

c. Memiliki tenaga yang cakap dan terlatih baik

d. Memiliki peralatan keselamatan

e. Memiliki prosedur keselamatan.

Dalam praktek bahwa peraturan tersebut diimplementasikan hanya terfokus pada

keselamatan radiasi untuk pekerja atau operator, masyarakat tidak termasuk pasien, dan

terhadap lingkungan hidup.

1. Fasilitas.

Pada dasarnya dalam evaluasi persyaratan fasilitas ini secara penuh dipercaya bahwa

peralatan pesawat sinar-X telah memenuhi persyaratan dari pabrik tanpa adanya

persyaratan lain yang mendukung keakurasian dosis radiasi yang dikeluarkan oleh

pesawat sinar-X. Yang penting bagi evaluator adalah bahwa paparan radiasi sekitar

ruangan tidak melampaui dosis radiasi sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga

akan menjamin keselamatan bagi petugas dan lingkungan sekitarnya.

2. Petugas Proteksi Radiasi (PPR).

Untuk persyaratan izin maka dibutuhkan minimum 1 (satu) orang PPR yang memiliki

Surat Izin Bekerja (SIB) dari BAPETEN. Sesuai dengan peraturan bahwa PPR adalah

orang yang diangkat oleh Pengusaha Instalasi dan oleh yang berwenang, dalam hal ini

BAPETEN dianggap mampu memnyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan

proteksi radiasi. Dengan adanya tenaga ini maka persoalan proteksi radiasi akan terjamin

di fasilitas tersebut. Tanpa adanya PPR maka tidak akan diberikan izin yang berarti

pesawat sinar-X tidak boleh digunakan.

3. Radiografer.

Hingga saat ini persyaratan radiografer untuk semua klinik hingga rumah sakit besar

adalah minimum Sekolah Menegah Umum (SMU) yang terlatih. Tidak pernah

dipersoalkan kualifikasi radiografer ini sebab belum ada orientasi dosis terhadap pasien.

Dalam praktek, yang paling penting adalah radiografer dapat melakukan pekerjaannya

serta mendapatkan film yang dapat dibaca oleh yang berkepentingan tanpa

mengindahkan dosis yang diterima oleh pasien.

4. Peralatan proteksi radiasi.

31

5/17/2018 Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ansn-ind-proteksi-radiasi-radiodiagnostik-perbaikan-martua-sinaga-55b07f1c895af 4/9

 

Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258 

Dalam penggunaan radiasi maka setiap pekerja harus dibekali dengan personal monitor

yang dapat memberikan informasi berapa besar dosis radiasi yang diterima selama

bekerja. Alat ini ada yang dapat dibaca secara langsung, misalnya dosimeter saku

maupun tidak langsung seperti film badge. Untuk pembacaan secara tidak langung maka

film badge harus dikirim ke laboratorium yang terakreditasi untuk melakukan evaluasi.

Selanjutnya hasil tersebut dikirimkan kepada pengguna dengan tembusan ke BAPETEN.

Dengan demikian maka BAPETEN dapat mengetahui berapa banyak radiasi yang

diterima oleh semua pekerja radiasi di Indonesia.

 

5. Prosedur Kerja

Pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan radiasi harus memiliki prosedur mulai dari

operasional sehari-hari hingga dalam kondisi kecelakaan serta tindakannya. Prosedur ini

sebaiknya di-update dari hari ke hari bila ada hal yang dapat memperbaiki sistim

keselamatan. Pembuatan prosedur ini tidak banyak masalah sebab baik dari pabrik telah

ada standar operasinya.

III. Standar Proteksi Radiasi

Dalam implementasi optimisasi seperti yang direkomendasikan oleh International Atomic 

Energy Agency  maka pelaksanaan Tingkat Panduan Dosis atau Guidance Level  bagi

pasien mau tidak mau harus dilaksanakan agar pasien terlindung dari pemberian dosis

yang tidak perlu. Untuk mencapai hal ini maka perlu diperhatikan Peralatan yang

dipergunakan apakah handal dan teruji dan Tenaga kerjanya terkualifikasi atau tidak.

1. Peralatan yang handal.

Agar supaya dosis pasien yang dikehendaki dapat tercapai maka hal pertama yang harus

diperhatikan adalah kemampuan pesawat sinar-X. Untuk meyakinkan bahwa

kemampuannya masih dapat dipercaya maka perlu dilakukan uji fungsi terhadap pesawat

sinar-X secara periodik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kalau peraturan

mengharuskan dilakukan uji kesesuaian sekali dalam setahun maka harus dilakukan.

Permasalahan adalah siapa yang dapat melakukan uji kesesuaian yang sesuai dengan

standar internasional.

Menurut peraturan perundangan yang berlaku maka instansi atau lembaga yang dapat

melakukan uji kesesuaian boleh siapa saja asalkan sudah diakreditasi oleh Komite

Akreditasi Nasional (KAN) yang berada di dalam organisasi Badan Standardisasi

Nasional (BSN). Secara internasional KAN diakui sebagai satu-satunya instansi yang

dapat melaksanakan akreditasi terhadap instansi yang melaksanakan sertifikasi jasa

maupun produk. Oleh karena itu semua lembaga di Indonesia yang akan melaksanakan

32

5/17/2018 Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ansn-ind-proteksi-radiasi-radiodiagnostik-perbaikan-martua-sinaga-55b07f1c895af 5/9

 

Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258 

sertifikasi harus terlebih dahulu mendapat akreditasi dari KAN. Sertifikat pesawat sinar-X

akan menjadi syarat utama untuk mengajukan permohonan izin penggunaan pesawat

sinar-X.

2. Tenaga yang terkualifikasi

Untuk mencapai dosis pasien yang diharapkan tidak cukup hanya menguji peralatan akan

tetapi kualifikasi personil yang mengoperasikan alat juga harus mendapat perhatian.

Personil tersebut harus memiliki pendidikan yang standar sesuai dengan yang

dipersyaratkan untuk mengoperasikan pesawat sinar-X. Untuk operator pesawat sinar-X

persyaratan minimum harus berpendidikan Diploma D3 atau setara dengan akademi

yang khusus untuk pesawat sinar-X diagnostik. Dengan latar belakang pendidikan ini

maka pemberian paparan radiasi pada pasien akan mendapatkan citra yang diharapkan

serta dosis pasien yang sesuai dengan tingkat panduan dosis pada setiap jenis

pemeriksaan yang dimintakan dokter. Sedangkan untuk pemeriksaan angiografi,

mammografi, dan CT Scan, disamping tenaga operator yang terkualifikasi juga

diopersyaratkan adanya tenaga Fisika Medik.

IV. Tantangan dan pemecahan persoalan.

Pemenuhan standar proteksi yang sekaligus persyaratan izin untuk menggunakan

pesawat sinar-X seperti diutarakan di atas bukanlah hal yang mudah bila ditinjau dari

segala aspek. Namun untuk memperbaiki sistem proteksi radiasi di dalam bidang

kesehatan yang meliputi keselamatan pekerja, pasien, masyarakat, dan lingkungan harus

dilakukan secara serius tanpa harus membawa dampak sosial kepada masyarakat.

Membuat peraturan bagi Badan Pengawas bukanlah hal yang sulit sebab dengan

mengacu pada standar internasional maka peraturan dapat disusun. Namun bila

peraturan hanya dibuat untuk dilanggar dan tidak atau susah untuk diimplementasikan

maka pembuatan peraturan itu tidak ada gunanya. Di sisi lain bila pengaturan

penggunaan pesawat sinar-X tidak dibuat dengan standar internasional seperti kondisi

sekarang maka yang terjadi adalah kurangnya kepercayaan masyarakat sehingga akan

cenderung pergi ke luar negeri untuk pemeriksaan sekaligus pengobatan. Kita tidak

heran lagi serta melihat fakta yang ada bahwa masyarakat tingkat menengah ke atas

sudah ada kecenderungan lebih baik berobat ke luar negeri dari pada di Indonesia sebab

kepercayaan terhadap keakurasian mulai diagnosa hingga pengobatan tidak didapatkan

di negeri ini.

Penggunaan radiasi adalah sebagian dari pemecahan persoalan dalam pengobatan

pasien sebab radiasi hanya digunakan untuk mendapatkan informasi dari dalam tubuh

pasien secara akurat dalam radiodiagnostik. Namun bila pada tingkat diagnosa sudah

33

5/17/2018 Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ansn-ind-proteksi-radiasi-radiodiagnostik-perbaikan-martua-sinaga-55b07f1c895af 6/9

 

Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258 

salah maka selanjutnya dalam tindakan yang akan dilakukan oleh dokter juga akan salah.

Oleh karena itu perlu alat yang handal dan tenaga yang terkualifikasi untuk mendapatkan

informasi yang akurat tanpa memberikan dosis radiasi yang lebih atau kurang yang dapat

merugikan pasien itu sendiri.

Persoalan penggunaan radiasi dalam bidang kesehatan bukanlah hal yang mudah

diperbaiki sebab sudah berlangsung puluhan tahun. Bila peraturan yang standar dibuat

dan dipaksa harus diikuti maka tidak terbayangkan bagaimana kondisi yang dihadapi.

Sudah pasti banyak sekali penggunaan pesawat sinar-X dilakukan tanpa izin sebab

Badan Pengawas tidak akan memberikan izin sebab tidak memenuhi persyaratan. Bila

hal ini dilakukan maka sesuai dengan peraturan perundangan yang ada maka akan

ditindak. Tindakan yang minimum adalah fasilitas penggunaan sinar-X harus ditutup

dengan konsekuensi pemeriksaan dengan menggunakan radiasi tidak dapat dilakukan

untuk mendapatkan diagnosa. Kondisi ini harus dihindari akan tetapi perbaikan sistim

harus juga dilakukan agar kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan domestik

tercapai sekaligus pasien tidak dirugikan. Adapun pemecahannya harus dilakukan secara

terpadu yang melibatkan Badan Pengawas, Instansi terkait dalam kesehatan termasuk

pemerintah daerah, Instansi yang memberikan akreditasi, Pengguna, Organisasi Professi

terkait, dan Perguruan Tinggi. Bila memperhatikan pemecahan masalah ini maka

pekerjaan yang harus dilakukan amat komplek, melibatkan banyak instansi dan professi,

dan akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu harus dibuat perencanaan serta

strategi untuk mencapainya sebagai berikut :

1. Pembuatan peraturan radiodiagnostik harus melibatkan semua komponen atau unsur

seperti disebutkan di atas.

2. Adanya komitmen instansi pengatur dan pengambil kebijakan dalam bidang

kesehatan bahwa sistem harus dibangun sesuai dengan peraturan yang berlaku yang

mengacu pada standar internasional.

3. Membangun pelaksanaan akreditasi dan sertifikasi nasional untuk melakukan uji

kesesuaian terhadap penggunaan pesawat sinar-X dalam bidang radiodiagnostik.

4. Pemerintah harus mendukung perbaikan sistem dengan menyediakan dana yang

diperlukan.

5. Pendataan penggunaan pesawat sinar-X di seluruh Indonesia harus dilakukan secara

akurat yang meliputi jumlah, jenis penggunaan, data operator yang tersedia dengan

latar belakang yang dimiliki, data Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang memiliki Surat

Izin Bekerja (SIB), dan data pembaca film/citra dengan latar belakang pendidikan

yang dimiliki. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama dengan pemerintah daerah

dalam hal ini Dinas Kesehatan.

34

5/17/2018 Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ansn-ind-proteksi-radiasi-radiodiagnostik-perbaikan-martua-sinaga-55b07f1c895af 7/9

 

Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258 

6. Menunjuk Perguruan Tinggi dan lembaga diklat untuk melaksanakan pendidikan

sesuai dengan kriteria standar yang meliputi PPR, Operator dan Fisika Medik.

7. Selama periode pembangunan sistem dan perbaikan proteksi radiasi dilaksanakan

maka peraturan minimum yang ada sekarang ini dapat dilaksanakan sebagai

peraturan untuk sementara.

V. Kesimpulan

Proteksi radiasi dalam bidang kesehatan yang selama ini lebih difokuskan pada

keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup.Untuk masa yang akan datang

proteksi radiasi harus juga lebih mementingkan keselamatan pasien. Oleh karena itu

diperlukan tenaga yang cakap dan terlatih baik serta memenuhi standar keselamatan dan

kompetensi. Sedangkan pesawat sinar-X harus diuji oleh lembaga atau instansi yang

telah mendapat akreditasi dari KAN. Dengan memberlakukan peraturan yang sesuai

dengan standar internasional maka penggunaan pesawat sinar-X akan memberikan

 jaminan dan manfaat kepada pasien, pekerja, masyarakat, dan lingkungan.

35

5/17/2018 Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ansn-ind-proteksi-radiasi-radiodiagnostik-perbaikan-martua-sinaga-55b07f1c895af 8/9

 

Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258 

DAFTAR PUSTAKA

1. IAEA- Safety Series, International Basic Safety Standard No. 115 on Protection

against ionizing radiation and safety of radioactive sources

2. IAEA -Tecdoc 1067, Organization and implementation of a national regulatory

infrastructure governing protection against ionizing radiation and safety of radiation

sources.

36

5/17/2018 Ansn Ind Proteksi Radiasi Radiodiagnostik-perbaikan-Martua Sinaga - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ansn-ind-proteksi-radiasi-radiodiagnostik-perbaikan-martua-sinaga-55b07f1c895af 9/9

 

Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258 

DISKUSI DAN TANYA JAWAB

Penanya: Prof. Dr. H Suhardjo, drg, MS, SPRKG ( Ikatan Radiologi Kedokteran Gigi FKG

UNPAD )

Saran:

Sehubungan dengan undang – undang RI no. 29 th. 2004 tentang praktik kedokteran,

maka ada suatu badan langsung di bawah Presiden RI, yaitu Konsil Kedokteran

Indonesia, yang merumuskan standar kompetensi dokter gigi dan standar kompetensi

pendidikan dokter gigi serta standar kompetensi dokter gigi spesialis dan standar

kompetensi pendidikan dokter gigi spesialis. Bertujuan untuk memonitor para dokter

gigi dan dokter gigi spesialis termasuk spesialis Radiologi kedokteran gigi maka

berdasarkan ini yang diberikan kewenangan menangani radiologi adalah dokter gigi

spesialis radiologi kedokteran gigi yang tergabung dalam Ikatan Radiologi Kedokteran

Gigi Indonesia ( IKARGI )

Penanya: Hotdin Purba ( PT. IKPP Serang )

Pertanyaan:

a.Usaha apa sajakah yang telah dilakukan BAPETEN agar penggunaan sinar-X

optimum ( pemberian dosis radiasi pada pasien lebih akurat ) terutama dalam dunia

kedokteran dan adakah usaha – usaha BAPETEN atau instansinya melakukan

pengkalibrasian untuk alat – alat yang kurang akurat atau presisi untuk mencegah

terjadinya kerugian pada pasien?

Jawaban:

a.Hingga hari ini BAPETEN hanya memfokuskan keselamatan pada pekerja,

masyarakat, dan lingkungan. Sedangkan untuk dosis pasien belum. Namun

BAPETEN sedang mempersiapkan peraturan Kepala Bapeten tentang keselamatan

radiodiagnostik dan radioterapi yang mencakup seluruh aspek mulai sertifikasi

personil hingga kelayakan serta kesesuaian alat. Dengan demikian akan mencakup

presisi dosis yang diterima pasien.

37