ANKEP FERTILITAS

16
1. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Indonesia merupakan sebuah pulau yg memiliki luas daratan sekitar 2juta km dan merupakan negara yg memiliki jumlah penduduk paling padat no empat di dunia. Kepadatan penduduk ini di sebabkan oleh faktor2 tertentu seperti ; Fertilitas, Moralitas dan Migrasi. Fertilitas (kelahiran) merupakan salah satu factor penyebab terjadinya kepadatan penduduk, karena angka kelahiran di Indonesia tidak di batasi dan kebanyakan penduduk Indonesia melakukan nikah dini yang menyebabkan angka kelahiran semakin meningkat dan juga laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, dan diperkirakan setiap tahunnya bayi bertambah 4,5juta. Sedangkan lawan dari kelahiran, kematian atau Mortalitas merupakan satu dari tiga factor geografis karena moralitas dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, hal ini biasanya di sebabkan oleh factor social ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta kemiskinan merupakan factor individual dan kelompok lainnya yg dapat mempengaruhi moralitas dalam masyarakat. Yang terakhir, migrasi. Migrasi adalah gerak perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lan dengan tujuan untuk menetap di daerah tujuan, yang biasa terjadi secara permanent. Seperti contohnya Jakarta sebagai kota metropolitan di Indonesia banyak menjadi tujuan migrasi penduduk, terlalu banyaknya perpindahan penduduk ke jawa menyebabkan kepadatan penduduk yang parah di pulau Jawa, sehingga terjadi banyak dampak negative. Pertumbuhan penduduk memiliki banyak pengaruh, seperti perkembangan social. Perkembangan social terjadi karena pesatnya pertumbuhan penduduk tanpa di ikuti dengan kualitas dan kuantitas yang dimiliki sumber daya manusia. Dampak pertumbuhan penduduk yang semakin luar biasa akan menimbulkan banyak sekali konflik dalam ranah kehidupan social, seperti kendala yang dihadap badan kesejahteraan keluarga berencana (BKKBN) tersebut. Bukan cuma itu migrasi merupakan penyebab terbesar lainnya dalam perkembangan social karena pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk banyak menyebabkan pengaruh dan

description

jika

Transcript of ANKEP FERTILITAS

Page 1: ANKEP FERTILITAS

1. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk

 

Indonesia merupakan sebuah pulau yg memiliki luas daratan sekitar

2juta km dan merupakan negara yg memiliki jumlah penduduk paling

padat no empat di dunia. Kepadatan penduduk ini di sebabkan oleh

faktor2 tertentu seperti ; Fertilitas, Moralitas dan Migrasi.

Fertilitas (kelahiran) merupakan salah satu factor penyebab terjadinya

kepadatan penduduk, karena angka kelahiran di Indonesia tidak di batasi

dan kebanyakan penduduk Indonesia melakukan nikah dini yang

menyebabkan angka kelahiran semakin meningkat dan juga laju

pertumbuhan yang tidak terkontrol, dan diperkirakan setiap tahunnya

bayi bertambah 4,5juta.

Sedangkan lawan dari kelahiran, kematian atau Mortalitas merupakan

satu dari tiga factor geografis karena moralitas dapat mempengaruhi

jumlah dan komposisi umur penduduk, hal ini biasanya di sebabkan oleh

factor social ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan

kesehatan lingkungan, serta kemiskinan merupakan factor individual dan

kelompok lainnya yg dapat mempengaruhi moralitas dalam masyarakat.

Yang terakhir, migrasi. Migrasi adalah gerak perpindahan penduduk dari

satu daerah ke daerah lan dengan tujuan untuk menetap di daerah

tujuan, yang biasa terjadi secara permanent. Seperti contohnya Jakarta

sebagai kota metropolitan di Indonesia banyak menjadi tujuan migrasi

penduduk, terlalu banyaknya perpindahan penduduk ke jawa

menyebabkan kepadatan penduduk yang parah di pulau Jawa, sehingga

terjadi banyak dampak negative.

Pertumbuhan penduduk memiliki banyak pengaruh, seperti

perkembangan social. Perkembangan social terjadi karena pesatnya

pertumbuhan penduduk tanpa di ikuti dengan kualitas dan kuantitas

yang dimiliki sumber daya manusia. Dampak pertumbuhan penduduk

yang semakin luar biasa akan menimbulkan banyak sekali konflik dalam

ranah kehidupan social, seperti kendala yang dihadap badan

kesejahteraan keluarga berencana (BKKBN) tersebut. Bukan cuma itu

migrasi merupakan penyebab terbesar lainnya dalam perkembangan

social karena pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk banyak

menyebabkan pengaruh dan dampak dampak negative lainnya.

Ada hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan

penduduk, yaitu melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana

untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau

Page 2: ANKEP FERTILITAS

missal sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran, dan

menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka

kelahiran yang tinggi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mengimbangi pertambahan jumlah penduduk, yaitu penambahan dan

penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan

kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk dengan program

transmigrasi, dan meningkatkan produksi dan pencarian sumber

makanan.

Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,

kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke

luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau

penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada

pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh

banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan

perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah

kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke luar.

2. Dampak negatif dari pertumbuhan penduduk

 

 Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of

Population (1798), dikatakan bahwa “ penduduk bertambah

menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret

hitung. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada

produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus dibiarkan

maka akan terjadi ledakan penduduk.

Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat

seperti itu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial-

ekonomi masyarakat dan hal ini pun

membuat pemerintah berusaha untuk mengatasinya ledakan penduduk

tersebut.

3. Dampak Ledakan Penduduk antara lain :

 

1. Jumlah pengangguran semakin meningkat

2. Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah

3. Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh

4. Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan

Page 3: ANKEP FERTILITAS

5. Tingkat kemiskinan semakin meningkat

6. Meningkatnya Investor yang datang 

4. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kemiskinan

Jumlah penduduk yang besar sebagai penyebab timbulnya kemiskinan,

Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses demografi

yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi

sudah barang tentu akan meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk.

Namun demikian, tingkat kelahiran yang tinggi di Indonesia kebanyakan

berasal dari kategori penduduk golongan miskin. pertumbuhan penduduk

berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.

Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti

fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan,

dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu

kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan

program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat yang tepat sasaran.

5. Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan hidup

 

Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan

dengan segala dampak ikutannya seperti menurunnya kualitas

pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang

terbuka. Dampak lonjakan populasi bagi lingkungan sebenarnya tidak

sederhana. Persoalannya rumit mengingat persoalan terkait dengan

manusia dan lingkungan hidup. Butuh kesadaran besar bagi tiap warga

negara, khusunya pasangan yang baru menikah, untuk merencanakan

jumlah anak.

Usaha yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi ledakan

penduduk

 antara lain :

1. Memperluas lapangan kerja melalui industrialisasi

2. Melaksanakan program Keluarga Berencana (KB)

3. Meningkatkan produksi pangan sesuai kebutuhan penduduk

Page 4: ANKEP FERTILITAS

4. Melaksanakan program transmigrasi

5. Menambah sarana pendidikan dan perumahan sederhana

6. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesejahteraan

       Jumlah penduduk yang besar dalam hal ini, selain membuat

kerugian, juga ada keuntungannya, dengan pertumbuhan penduduk

rakyat jadi makin bisa saling bersosialisai, bermusyawarah, dan

bersilahturahmi memprkuat kerukunan dan kesatua. Dan hubungannya

dengan kesejahteraan banyak, seperti halnya, dengan adanya

pertumbuhan penduduk, jadi semakin banyak orang-orang baru yang

memiliki kelebihannya masing-masing, terutama dalam HAL IT/Teknologi

dengan orang-orang ini kita dapat hidup sejahtera, knpa demikian,

dengan adanya orang yang baru, yang memiliki inovasi dan menciptakan

sesuatu yang baru, kita dapat merasakannya, dan juga dapat

memperdayakan SDM yang ada dengan cara kita latih agar bisa seperti

orang-orang baru tersebut.

          Jadi pada dasarnya hubungan Pertumbuhan Penduduk terhadap

Kesejahteraan sangat bagus dan banyak keterkaitannya diantaranya :

1. Dengan adanya SDM baru yang muda, berprestasi pula dapat

mengajarkan orang-orang yang terdahulu/ jadul/ yang belum mengerti

akan teknologi

2. Dengan Membuat lapangan pekerjaan yang baru, untuk para org yang

membutuhkan pekerjaan/ tidak tidak dapat melanjutkan sekolah.

3. Dengan saling bergotong-royong bersama-sama saling bahu membahu

untuk bisa menjaga persatuan dan kesatuan negara kita.

4. Adanya saling bantu bila mengalami musibah.

5. Saling menjada keamanan lingkungan masing-masing.

6. Dan semakin banyak manusia yang bisa memikirkan sodara-sodara

kita yang kesusahan, agar sama-sama bisa maju.

ANKEP

Analisis Kependudukan ~ masalah fertilitas

(Berdasarkan kasus pada beberapa media massa)

ANALISIS MASALAH FERTILITAS

Fertilitas (kelahiran) sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas, berteriak, jantung berdenyut dan sebagainya.

Page 5: ANKEP FERTILITAS

Indonesia saat ini memiliki angka fertilitas yang tergolong tinggi, yakni mencapai 4,5 juta bayi per tahun. Kondisi seperti ini dianggap tidak menguntungkan dari sisi pembangunan ekonomi. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa kualitas penduduk masih rendah sehingga diposisikan sebagai beban pembangunan daripada modal pembangunan.

Dalam perspektif yang lebih luas, persoalan fertilitas tidak hanya berhubungan dengan jumlah anak sebab aspek yang terkait di dalamnya sangat kompleks dan variatif misalnya menyangkut isu kesehatan reproduksi. Isu kesehatan reproduksi menyangkut banyak hal seperti kehamilan tak dikehendaki, aborsi, jumlah anak, proses melahirkan yang sehat dan kesehatan ibu dan bayi.

Pada umumnya kasus kehamilan yang tidak dikehendaki terjadi pada ibu yang berstatus sosial ekonomi rendah. Ini akan menimbulkan masalah tersendiri yang cukup rumit seperti proses kehamilan, proses persalinan ibu, ketercukupan gizi ibu dan anak dan lain sebagainya. Sementara itu, kasus kehamilan yang tidak dikehendaki tidak hanya terbatas terjadi pada perempuan dengan status menikah, tetapi juga perempuan yang tidak menikah. Untuk kasus terakhir ini besar kemungkinan menghasilkan kasus aborsi. Hal ini akan menambah persoalan aborsi yang pada dasarnya sudah sangat serius di Indonesia.

Aborsi merupakan problem yang serius karena di satu pihak aborsi adalah illegal, tetapi di pihak lain permintaan terhadap aborsi cenderung meningkat. Akibatnya, banyak aborsi dilakukan secara illegal di tempat-tempat yang (mungkin) mengandung risiko tinggi terhadap keselamatan ibu dan anak. Bayi yang dilahirkan dari kehamilan yang tidak dikehendaki akan mengalami masalah psikologis dalam perkembangannya, dan hal itu tidak hanya menjadi tanggung jawab keluarga/orang tua, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah.

Berikut ini akan dibahas beberapa kasus terkait masalah fertilitas di Indonesia:

Kasus pertama, jumlah remaja melahirkan kian banyak disebutkan karena penyebab rata-rata usia nikah pertama perempuan yang masih rendah. Jumlah remaja yang melahirkan kian membuat angka kelahiran total atau TFR meningkat. Selain itu juga disebutkan bahwa fertilitas kelompok remaja meningkat, namun tingkat pemakaian KB hanya sedikit mengalami peningkatan. Dari kasus dan keterangan diatas, dapat dianalisis bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masalah fertilitas di Indonesia, diantaranya faktor pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.

1. Pendidikan

Pendidikan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya fertilitas karena akan mempengaruhi pola pikir dan orientasi karir seseorang. Orang yang memiliki status pendidikan yang tinggi pada umumnya akan menunda pernikahannya karena lebih berorientasi pada pendidikannya dan pekerjaan yang layak. Selain itu pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan mengenai usia yang tepat untuk merencanakan kehamilan serta mengenai pentingnya ber-KB. Sebaliknya jika seseorang kurang memiliki tingkat pendidikan tinggi, besar kemungkinan ia akan cenderung untuk memilih menikah di usia dini. Hal ini akan memperbesar peluang banyaknya bayi yang lahir dalam satu keluarga serta menjadi alasan mengapa jumlah remaja yang melahirkan kian banyak.

Page 6: ANKEP FERTILITAS

2. Ekonomi

Ekonomi menjadi penyebab timbulnya berbagai masalah mengingat Indonesia masih tergolong negara berkembang dan tingkat perekonomian masyarakat yang masih buruk. Ekonomi mempengaruhi fertilitas karena apabila seseorang memiliki tingkat perekonomian buruk, segala aspek kebutuhannya seperti kebutuhan pokok dan pendidikan akan cenderung kurang mendapat perhatian. Dengan kurangnya pendidikan, seseorang akan cenderung menikah muda seperti faktor pendidikan di atas. Selain itu, ekonomi akan mempengaruhi pola pikir remaja yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menjadi peluang semakin besarnya minat maupun paksaan remaja untuk menikah dini.

3. Lingkungan

Lingkungan juga merupakan faktor pengaruh makin banyaknya jumlah remaja yang melahirkan. Kurangnya perhatian keluarga, khususnya orangtua merupakan permasalahan yang paling umum terjadi dalam masyarakat Indonesia. Kurangnya pengawasan menyebabkan timbulnya keinginan remaja untuk mencari jati dari dan perhatian dengan cara melakukan penyimpangan sosial yang bersumber dari salahnya pergaulan.

Kasus kedua, disebutkan bahwa meskipun sudah adanya jaminan persalinan dan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT), namun masih terdapat 40 persen persalinan yang terjadi di rumah. Hal ini disebabkan karena sulitnya akses ke daerah terpencil, minimnya komunikasi dengan pihak rumah sakit dan keterlambatan mengambil keputusan (bagi suami). Jika ditinjau lebih jauh, kasus ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan, ekonomi, dan pelayanan kesehatan.

1. Pendidikan

Peran pendidikan dalam masalah ini terletak pada pengetahuan suami mengenai kesehatan reproduksi. Apabila pengetahuan suami mengenai kesehatan reproduksi baik, maka besar kemungkinan ia akan mengupayakan pelayanan terbaik untuk istrinya selama masa kehamilan maupun menjelang kelahiran. Namun, yang banyak terjadi di Indonesia adalah minimnya pengetahuan suami terhadap kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan istri selama masa kehamilan maupun menjelang kelahiran. Rata-rata wanita Indonesia kebanyakan masih bergantung pada suami dalam mengambil keputusan. Tidak menjadi masalah apabila suami dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai rencana persalinan istrinya, namun yang menjadi masalah adalah apabila suami memiliki anggapan yang kurang benar bahwa melahirkan di rumah jauh lebih aman daripada di pelayanan kesehatan. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banyaknya ibu yang memilih melahirkan di rumah.

2. Ekonomi

Hal yang paling umum dalam kasus kesehatan dan fertilitas di Indonesia adalah ekonomi. Faktor ekonomi berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengupayakan pelayanan kesehatan terbaik

Page 7: ANKEP FERTILITAS

untuk ibu selama masa kehamilan dan persalinan. Pada umumnya, suami tidak akan mempermasalahkan apabila istrinya melahirkan di rumah dengan alasan keterbatasan biaya. Namun di sisi lain, walaupun sudah tersedia layanan jampersal di Indonesia, banyaknya permasalahan di bidang pelayanan kesehatan maupun berbelitnya prosedur yang harus dilaksanakan membuat bantuan pemerintah ini tidak begitu diindahkan oleh masyarakat.

3. Pelayanan Kesehatan

Pada kasus masih banyaknya ibu yang melahirkan di rumah ini, dijelaskan bahwa sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) masih sulit menjangkau daerah terpencil dan minimnya komunikasi dengan pihak rumah sakit menjadi penyebab masih banyak ibu yang melahirkan di rumah.

SPGDT yang sulit menjangkau daerah terpencil sebenarnya bisa diatasi jika pemerintah dan pihak swasta bekerja sama dalam membangun infrastruktur dan akses sehingga SPGDT bisa berjalan baik. Selain itu, program SPGDT ini juga masih dipengaruhi cara pelayanan di rumah sakit terkait. Saat ini banyak rumah sakit yang lebih mengutamakan pelayanan pada pasien dengan ekonomi cukup. Permasalahan inilah yang membuat masyarakat enggan memanfaatkan SPGDT.

Kasus ketiga, terdapat keterangan bahwa angka fertilitas di Sulawesi Selatan masih tinggi. Hal ini terjadi karena pengaruh beberapa faktor seperti faktor pendidikan kesehatan, lingkungan dan adat istiadat.

1. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan memegang peranan penting dalam keadaan masyarakat. Apabila kesadaran dalam memahami pentingnya pendidikan kesehatan dalam masyarakat tinggi, pada umumnya mereka akan memprioritaskan penggunaan alat kontrasepsi. Namun dalam praktiknya di Sulawesi Selatan, masyarakat cenderung kurang memiliki pemahaman dalam kesehatan reproduksi. Padahal program kotrasepsi merupakan salah satu faktor yang mampu menekan angka kelahiran. Inilah penyebab tingginya angka kelahiran di Sulawesi Selatan.

2. Adat Istiadat

Dalam wilayah tertentu, masih berkembang asumsi bahwa gender tertentu lebih tinggi dari gender lainnya. Jika asumsi ini masih terdapat dalam masyarakat, besar kemungkinan suatu keluarga tidak memiliki keinginan dalam memiliki anak dalam jumlah tertentu melainkan hanya mempertimbangkan kepuasan jika sudah memiliki keturunan sesuai dengan gender yang diunggulkan dalam wilayah tersebut.

3. Lingkungan

Lingkungan juga akan berpengaruh pada jumlah anak yang dimiliki oleh sebuah keluarga, karena kebiasaan orang Indonesia selalu akan menanyakan jumlah anak yang dimiliki oleh sebuah keluarga dan jika keluarga itu hanya punya satu anak, para tetangga maupun akan menyarankan agar keluarga tersebut memiliki seorang anak lagi dengan berbagai alasan.

Page 8: ANKEP FERTILITAS

Selain itu, pengaruh lingkungan yang juga berperan dalam perkembangan perilaku seseorang khususnya remaja sehingga banyaknya penyimpangan perilaku seperti seks bebas juga menyebabkan angka fertilitas tinggi. Karena dengan umur mereka yang masih remaja kemungkinan mereka memiliki anak lebih dari 2 orang lebih besar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga kasus fertilitas yang terjadi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lainnya seperti faktor pendidikan, ekonomi, adat istiadat, lingkungan dan layanan kesehatan.

Beberapa masalah fertilitas tersebut harus ditanggulangi dengan cepat karena dampak negatifnya sangat besar terhadap Indonesia yaitu besarnya peluang kematian ibu dan bayi. Seperti kasus remaja yang melahirkan kian banyak, kasus ini dapat menyebabkan kematian ibu karena belum cukup umur untuk hamil dan melahirkan. Kasus ibu yang melahirkan di rumah juga sama besar resikonya dengan melahirkan di usia dini karena ditakutkan kuragnnya penanganan medis apabila terjadi.

Masalah fertilitas ini dapat ditanggulangi dengan melakukan perbaikan pada faktor-faktor yang berpengaruh, diantaranya:

1. Pendidikan

Dalam hal pendidikan, beberapa cara yang dapat ditanggulangi adalah dengan cara meningkatkan pembangunan pendidikan, baik dari segi tenaga pengajar dan alat pendukungnya serta akses untuk pendidikan itu sendiri. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya memberikan pendidikan setinggi-tingginya untuk anak. Hal ini juga membutuhkan adanya lembaga yang membantu pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan, menjalin kerja sama untuk memperoleh dana pendidikan dan menggalang dukungan untuk pendidikan yang lebih baik. Dengan ketersediaan fasilitas serta mutu pendidikan yang baik, serta kesadaran orang tua terhadap anak, diharapkan masalah fertilitas di Indonesia lebih diminimalisir keberadaannya.

2. Ekonomi

Masalah ekonomi ini sebenarnya dapat teratasi tergantung pada individu masing-masing. Jika softskill dan pendidikan seseorang itu baik maka akan mudah mendapat pekerjaan yang layak dan ekonomi akan menjadi baik. Pemerintah juga berperan dalam penyediaan lapangan pekerjaan serta memfasilitasi wirausaha muda yang mulai merintis usahanya agar dapat memperkecil angka pengangguran di Indonesia sehingga derajat kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

3. Adat Istiadat

Asumsi masyrakat mengenai banyak anak banyak rezeki serta gender tertentu lebih tinggi derajatnya dapat diatasi dengan sosialisasi mengenai fakta bahwa memiliki banyak anak justru akan membutuhkan banyak biaya bahkan dalam kondisi tertentu dapat membahayakan kesehatan reproduksi ibu.

Page 9: ANKEP FERTILITAS

4. Lingkungan

Lingkungan tidak bisa sepenuhnya diubah, karena semua tergantung pada individu itu sendiri mengenai bagaimana menyikapi pengaruh lingkungan. Jika pengaruh itu baik untuk dirinya maka pengaruh itu boleh saja diterima, namun sebaliknya jika hal itu tidak memberikan kontribusi positif pada kehidupan, maka ada baiknyapengaruh tersebut ditolak dengan tetap memberikan alasan logis dan cara yang baik.

5. Layanan Kesehatan

Bidang layanan kesehatan yang masih perlu mendapat perhatian khusus adalah keseriusan pemerintah terhadap pelayanan kesehatan. Kenyataannya perhatian pemerintah terhadap pelayanan kesehatan masih sangat kurang. Hal tersebutdapat dilihat dari alokasi anggaran untuk Departemen Kesehatan dari tahun ke tahun yang sangat rendah, yakni kurang dari 5% dari total APBN. Pada tahun 1997/1998, alokasi anggaran untuk Departemen Kesehatan adalah 4,7% dari APBN dan hal ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yanghanya 3,6%. Sementara itu di negara-negara yang sudah maju, alokasi anggaran untuk kesehatan mencapai 6% - 15%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan alokasi anggaran untuk kesehatan yang ideal adalah sekurang-kurangnya 6% dari anggaran belanja negara (APBN).

Jika anggaran untuk kesehatan sudah mencukupi, pastilah kualitas layanan kesehatan akan meningkat. Selain itu pemerintah seharusnya lebih meningkatkan kualitas para pemberi pelayanan kesehatan, agar dapat melayani masyarakat dengan baik.

Pengertian Fertilitas

Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk

disamping migrasi penduduk masuk . Kelahiran bayi membawa konsekuensi pemenuhan

kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk pemenuhan gizi dan kecukupan kalori,

perawatan kesehatan. Pada gilirannya, bayi ini akan tumbuh menjadi anak usia sekolah yang

menuntut pendidikan, lalu masuk angkatan kerja dan menuntut pekerjaan. Bayi perempuan

akan tumbuh menjadi remaja perempuan dan perempuan usia subur yang akan menikah dan

melahirkan bayi.

 

Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini.

Jumlah kelahiran yang besar di masa lalu disertai dengan penurunan kematian bayi akan

menyebabkan bayi-bayi tersebut tetap hidup dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan

Page 10: ANKEP FERTILITAS

dengan tahun-tahun sebelumnya disaat kematian bayi masih tinggi. Lima belas tahun

kemudian bayi-bayi ini akan membentuk kelompok perempuan usia subur.

Konsep Angka Kelahiran Tahunan

Indikator angka kelahiran tahunan mencerminkan tingkat kelahiran pada suatu waktu

atau tahun tertentu. Umumnya mengemukakan ukuran tentang berapa banyaknya bayi yang

lahir dibandingkan dengan jumlah perempuan usia subur, pada suatu tahun tertentu untuk

daerah tertentu. Indikator Angka Kelahiran tahunan merupakan cerminan kelahiran dalam

bentuk penampang lintang (cross section) dan bukan bersifat longitudinal atau histories.

Jumlah Kelahiran

            Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu

di wilayah tertentu. Informasi tentang jumlah kelahiran bermanfaat untuk perencanaan

pembangunan berbagai fasilitas yang dibutuhkan khususnya pengembangan fasilitas

kesehatan ibu dan anak, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Selain

itu, data tentang jumlah kelahiran merupakan dasar untuk perhitungan berbagai indikator

fertilitas seperti Angka Kelahiran Kasar, Angka Kelahiran Menurut Umur, Angka Fertilitas

Total, Angka Reproduksi Bersih, dan Rasio Anak Wanita. 

 

Angka ini antara lain dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan jumlah kebutuhan

fasilitas kesehatan yang akan dibutuhkan oleh Ibu hamil maupun bayi-bayi yang lahir

tersebut. Cara menghitung angka kelahiran tersebut dengan menjumlahkan seluruh kelahiran

hidup yang terjadi di suatu wilayah dalam satu tahun tertentu.

Keberhasilan Pemerintah Dalam Menekan Pertumbuhan Penduduk

Pemerintah Indonesia telah berhasil melaksanakan program

keluarga berencana sejak tahun 1971, yang ditandai dengan penurunan

tingkat fertilitas dari 5,6 anak pada tahun-tahun 1970-an menjadi 2,4 anak

per wanita menjelang tahun 2000. Sementara itu program kesehatan juga

telah mampu meningkatkan derajat kesehatan penduduk Indonesia yang

ditandai dengan penurunan tingkat kematian bayi dan peningkatan

Page 11: ANKEP FERTILITAS

harapan hidup penduduk Indonesia. Kejadian ini menyebabkan terjadinya

transisi demografi dalam jangka waktu lama yang berdampak pada

perubahan struktur umur penduduk dan berkurangnya proporsi anak-anak

dibawah usia 15 tahun. 

          Sebelum program KB dilaksanakan, angka ketergantungan

penduduk Indonesia adalah 86 anak per 100 penduduk usia kerja. Artinya,

pada tahun 1970-an setiap 100 pekerja mempunyai 86 anak yang menjadi

tanggungannya. Pada tahun 2000 angka ketergantungan menurun menjadi

55 per 100 penduduk usia kerja. Jadi program KB selama ini telah mampu

mengurangi beban penduduk usia kerja untuk menanggung anak-anak.

Berikut data statistik angka kelahiran atau fertilitas total di Indonesia dari tahun 1990 sampai

2000.

1992

(1990-1994)

1997

(1995-1999)

2000

(1998-2002)

Indonesia 2.80 2.34 2.27

                                                                                                                        Sumber dari http://www.datastatistik-

indonesia.com/

Walau pun jumlah angka kelahiran menurun, ternyata setiap tahun

penduduk dunia bertambah sekitar 78 juta orang. Akhirnya pertumbuhan

penduduk terjadi hanya di negara-negara berkembang. Di sana jumlah

penduduk bertambah dari 5,4 miliar orang menjadi 7,9 miliar orang.

Sebaliknya, jumlah penduduk negara-negara industri tetap pada angka 1,2

miliar orang.

Page 12: ANKEP FERTILITAS

Perbandingan Angka kelahiran Indonesia dengan Malaysia.

            Malaysia merupakan salah satu Negara tetangga Indonesia yang

sedang pesat membangun.Salah satu penyebab utamanya adalah proses

pertumbuhan yang dinamik setiap tahun. Pada tahun 1990 misalnya

penduduk Malaysia berjumlah 17,8 juta penduduk. Berdasarkan Buletin

Perangkaan Malaysia (terbitan Juni 2006) jumlah penduduk di Malaysia

adalah 26,64 juta penduduk. 24,8 juta orang merupakan warganegara

Malaysia, tetapi sisanya 1,84 juta merupakan bukan warganegara

Malaysia.

Berbeda dengan Indonesia yang pemerintahnya menekan pertumbuhan

penduduk, Malaysia justru sebaliknya, samapai saat ini menetapkan untuk

meningkatkan jumlah penduduk bagi memenuhi keperluan Negara. Karena

Malaysia masih membutuhkan banyak sumber daya manusia untuk

memenuhi industri-industri yang sedemikian pesat, karena banyak investor

asing masuk ke negaranya.

Perbandingan Angka Kelahiran Negara Berkembang Dengan Negara

Maju.

Lebih dari dua pertiga penduduk dunia ini berada di negara-negara

berkembang. Tingkat kelahiran dan tingkat kematian sangat berbeda,

tingkat pertumbuhan penduduk tinggi, sedangkan di negara-negara maju

pertumbuhan penduduknya rendah (7 orang per 1000 penduduk pada

periode yang sama).

Tingkat kelahiran kasar tersebut mungkin merupakan cara yang paling

gampang untuk membedakan negara berkembang dengan negara-negara

maju. Bagi negara berkembang masih sulit untuk menekan tingkat

pertumbuhan sampai di bawah 20 per-1000 penduduk, sebaliknya untuk

mencapai angka di atas itu sulit bagi negara-negara maju. Sementara itu,

jika ditinjau dari kelahiran tampak bahwa tingkat kelahiran negara

berkembang masih relatif tinggi yaitu sekitar 33 per 1000 penduduk.

Implikasi penting tingkat kelahiran ini adalah bahwa proporsi anak-anak di

Page 13: ANKEP FERTILITAS

bawah usia 15 tahun hampir separuh dari penduduk total di negara

berkembang, sedangkan di negara-negara maju kurang lebih seperempat

dari jumlah penduduk. Keadaan tersebut menyebabkan tinggi beban

tanggungan

            Tingkat pertumbuhan penduduk di Negara-negara maju relative

rendah, yaitu dibawah 1% per tahun. Hal ini disebabkan karena angka

kelahiran dan kematian sudah dapat dikontrol dan sebagian besar

penduduk berstatus menikah telah menggunakan alat kontrasepsi. Angka

kematian bayi di negara maju berkisara antara 8 – 14 orang per 1000 jiwa,

Begitu pula angka kematian berkisar anatar 4 – 10 orang per 1000 jiwa,

Indikator tingkat pendidikan dan kesehatan, serta kecilnya kematian,

menunjukkan baiknya kualitas penduduk negara maju. Agar kalian

memperoleh gambaran yang lebih jelas