Anjak_2011_4_02.pdf

9
ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Februari 2011

Transcript of Anjak_2011_4_02.pdf

Page 1: Anjak_2011_4_02.pdf

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAANPETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianKementerian Pertanian

Februari 2011

Page 2: Anjak_2011_4_02.pdf

1

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAANPETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian1

Pendahuluan

1. Komoditas padi atau beras secara nasional merupakan komoditas strategis denganjumlah rumahtangga petani padi paling dominan diantara komoditas pangan lain.Jumlah rumahtangga petani padi sekitar 65 persen dari total rumahtangga usahatanisehingga program dan kebijakan pembangunan pertanian dan perdesaan yangditujukan untuk peningkatan kesejahteraan petani padi juga berdampak terhadaprumahtangga perdesaan secara umum. Di samping upaya peningkatan produksi padi,dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani padi, petani perludidorong pula untuk mengembangkan berbagai kemungkinan komoditi pangan lainseperti jagung dan kedele.

2. Potensi kenaikan keuntungan usahatani dapat berasal dari pengadopsian teknologibaru, perbaikan dan pengembangan sistem irigasi, dan tersedianya pupuk denganharga terjangkau. Kenaikan produktifitas merupakan kunci utama untuk meningkatkanproduksi. Peningkatan efisiensi dengan penggunaan input produksi yang lebih rasionaldan penanganan pasca panen yang baik merupakan hal yang sangat penting dilakukanuntuk peningkatan produksi dan menekan biaya produksi dan pada akhirnya untukmeningkatkan pendapatan usahatani. Kebijakan harga produk yang menarik dan stabiljuga sangat penting dalam memperbaiki posisi tawar petani padi yang umumnyalemah.

3. Pengembangan pendapatan di luar usahatani juga akan sangat membantu peningkatankesejahteraan petani karena terbatasnya potensi pengembangan usahatani.Peningkatan pendapatan sektor pertanian dan tambahan pendapatan dari luar sektorpertanian akan memberikan kemudahan bagi petani untuk keluar dari kondisi miskin.

4. Berbagai program untuk menurunkan angka kemiskinan telah dilakukan, namun tingkatkemiskinan saat ini masih cukup tinggi. Angka kemiskinan tahun 2008 adalah sekitar15.1 persen, dan angka untuk tahun 2009 sekitar 14.2 persen. Jika tidak ada terobosankhusus diperkirakan angka kemiskinan tahun 2015 masih akan mencapai sekitar 10.6persen atau 26.3 juta orang dimana 18.1 juta diantaranya adalah pendudukpedesaan. Dengan tingkat kemiskinan tersebut, jumlah penduduk yang kurang mampumengakses pangan masih sangat banyak. Pada tahun 2008, jumlah penduduk yangmasih termasuk kategori sangat rawan pangan masih sekitar 25.1 juta orang atausekitar 11.1 persen.

5. Sumber penyebab utama kemiskinan penduduk perdesaan yang sebagian besarberpenghasilan utama sebagai petani adalah karena sebagian besar petani tergolongpetani kecil dengan rata-rata luas penguasaan lahan kurang dari 0.5 hektar. Jumlahpetani kecil secara nasional menurut Sensus Pertanian 2003 mencapai 56.4 persen.

6. Faktor kunci untuk meningkatkan kesejahteraan petani agar keluar dari kemiskinan,dengan demikian adalah melalui peningkatan akses penguasaan lahan petani daninsentif berusahatani melalui jaminan harga produk yang layak, jaminan pasar,kemudahan akses sarana produksi dengan harga yang layak menurut imbangan harga

1 Naskah dipersiapkan oleh Sri Hery Susilowati dan Muhammad Maulana, Pusat Sosial Ekonomi danKebijakan Pertanian

Page 3: Anjak_2011_4_02.pdf

2

produk, serta pengembangan kegiatan ekonomi non pertanian di perdesaan yangmendukung kegiatan usahatani.

7. Agar kebijakan peningkatan kesejahteraan petani oleh pemerintah tepat sasaran,diperlukan data dan informasi di tingkat mikro yang dapat memotret kondisi terkinitingkat pendapatan rumahtangga petani di perdesaan baik yang bersumber darikegiatan usahatani maupun kegiatan non pertanian sehingga dapat diketahui gambaranumum tingkat kesejahteraan petani sebagai komunitas perdesaan. Informasipendapatan rumahtangga yang bersumber dari pertanian dan non pertanian tersebutpenting mengingat rumahtangga petani pada umumnya tidak hanya bergantung darisumber pendapatan usahatani saja, namun juga memiliki sumber pendapatan lain diluar usahatani.

8. Untuk keperluan analisis, kajian ini menggunakan data yang bersumber dari penelitianPanel Petani Nasional (PATANAS) tahun 2010, oleh Pusat Sosial Ekonomi danKebijakan Pertanian.

Pengusahaan dan Profitabilitas Usahatani Padi, Jagung dan Kedele untuk mencapaiBEP dan Garis Batas Kemiskinan

9. Berdasarkan hasil penelitian PATANAS tahun 2010 yang dilakukan di desa-desa diProvinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan,diketahui bahwa usahatani padi sawah yang dilakukan oleh petani pemilik danpenggarap menguntungkan. Dengan memperhitungkan seluruh biaya riil yangdikeluarkan dan telah memperhitungkan sewa lahan, maka keuntungan usahatani padisawah di desa-desa PATANAS rata-rata mencapai Rp. 7,4 juta rupiah/hektar permusim tanam (nilai Revenue/Cost atau R/C adalah 1.97) (Tabel 1). Luas lahanusahatani yang diperlukan untuk mencapai Break even point (BEP) usahatani padisecara rataan sebesar 0.51 hektar.

10. Usahatani jagung dan kedele juga menunjukkan keuntungan. Besar keuntunganusahatani jagung (tanpa mempertimbangkan jagung lokal dan hibrida) denganmemperhitungkan seluruh biaya riil yang dikeluarkan dan telah memperhitungkan sewalahan, mencapai Rp. 4 juta/hektar/musim (nilai R/C = 2,46) (Tabel 2). Sementara untukusahatani kedele, keuntungannya mencapai Rp. 3,6 juta/ha/musim (R/C = 2,18) (Tabel3). Luas lahan usahatani yang diperlukan untuk mencapai BEP usahatani jagung dankedele secara rataan masing-masing sebesar 0.41 hektar dan 0.46 hektar.

11. Analisis usahatani padi, jagung dan kedele diatas berdasar pada luasan lahan satuhektar, sementara rata-rata luas penguasaan lahan usahatani padi rata-rata 0,37hektar, 0.32 untuk jagung, dan 0.23 untuk kedele.

12. Agar petani padi dapat dikatakan sejahtera, indikator yang digunakan adalahrumahtangga petani tidak tergolong sebagai rumahtangga miskin atau dengan kata lainpendapatan dari usahatani berada di atas garis batas kemiskinan. Garis BatasKemiskinan (GK) di wilayah perdesaan yang telah dipublikasikan oleh Badan PusatStatistik tahun 2010 berbeda-beda untuk setiap provinsi. Besar GK di provinsi desa-desa Patanas berkisar Rp. 151.879 – Rp. 201.810,-/kapita/bulan atau Rp. 1,8 juta – Rp.2,5 juta/kapita/tahun dengan nilai rataan Rp. 2,26 juta/kapita/tahun.

13. Dengan asumsi bahwa pendapatan total petani hanya dari usahatani padi sawahselama dua musim dalam setahun, maka agar petani dapat dikatakan sejahteraatau keluar dari kemiskinan atau dengan kata lain pendapatan mereka setara ataudiatas Garis Batas Kemiskinan BPS, maka luasan lahan yang dibutuhkan perrumahtangga tani minimal seluas 0,65 hektar.

Page 4: Anjak_2011_4_02.pdf

3

14. Hal yang sama bagi petani jagung dan kedele, dengan asumsi pendapatanrumahtangga hanya berasal dari usahatani jagung atau kedele dua musim dalamsetahun maka agar petani dapat dikatakan sejahtera atau pendapatan merekasetara atau diatas garis kemiskinan, luasan lahan yang dibutuhkan perrumahtangga tani minimal seluas 1,12 hektar (jagung) dan 0.74 hektar (kedele),

15. Namun, kebutuhan luas lahan ini dapat berkurang karena pada kenyataannyarumahtangga petani tidak hanya menggantungkan pendapatan mereka dari sektorpertanian saja tetapi juga dari sektor non pertanian. Dari hasil penelitian PATANAStahun 2010 yang dilakukan oleh PSEKP, diketahui bahwa kontribusi pendapatanrumahtangga dari sektor pertanian hanya 59.5 persen, selebihnya sebesar 40,5persen adalah kontribusi dari sektor non pertanian. Sebagai ilustrasi, rumahtanggapemilik penggarap usahatani padi dengan rataan luas lahan 0.44 hektar, rata-ratapendapatan total dari pertanian dan non pertanian mencapai Rp. 35,2 juta per tahun,atau Rp. 8,84 juta/kapita/tahun. Dengan mengacu pada total pendapatan rumahtanggadari sektor pertanian dan non pertanian tersebut, maka kebutuhan lahan minimal agarpetani mencapai atau melewati Garis Kemiskinan akan dapat ditekan.

Efisiensi Usahatani Padi16. Pendapatan usahatani padi dapat ditingkatkan apabila penggunaan input produksi

dilakukan secara efisien sehingga untuk menghasilkan produksi tertentu biaya produksidapat dikurangi. Hasil analisis menggunakan fungsi produksi model stochastic frontierCobb-Douglas untuk melihat hubungan produksi dengan input produksimengungkapkan bahwa variabel lahan paling responsif dibandingkan dengan variabellain. Implikasinya adalah jika pemerintah hendak meningkatkan produksi, maka variabellahan seharusnya menjadi perhatian utama. Input lain selain lahan, dalam hal ini adalahbibit, pupuk dan tenaga kerja hanya mampu meningkatkan produksi dalam jumlah yangkecil.

17. Nilai indeks efisiensi teknis dikategorikan efisien mendekati batas frontier (hasilmaksimum dengan melalui pengelolaan terbaik) yaitu rata-rata sebesar 91,86 persen.Dengan mempertimbangakn tingkat efisiensi yang telah dicapai, untuk meningkatkanefisiensi dan meningkatkan produktivitas lebih lanjut, cara yang tepat adalah melaluiterobosan teknologi baru, khususnya berupa varietas unggul.

Kebijakan Harga di Tingkat Usahatani Padi, Jagung dan Kedele dan Garis BatasKemiskinan18. Harga produk pertanian, khususnya komoditas pangan menjadi faktor yang sangat

menentukan pendapatan petani dari usahatani. Dengan kondisi luasan lahan usahataniyang umumnya sempit dan given serta sulit untuk ditingkatkan skala usahanya, makakebijakan penyesuaian harga produk untuk meningkatkan profitabilitas usahatanimenjadi faktor penentu yang sangat penting guna meningkatkan pendapatan petaniagar keluar dari kemiskinan.

19. Dengan rata-rata luas pengusahaan lahan usahatani padi, jagung dan kedele secararataan hanya sekitar 0,3 ha per rumahtangga tani dan dengan asumsi pendapatanpetani hanya mengandalkan dari sektor pertanian saja, mudah dipahami bahwaproduksi pada luasan lahan tersebut dengan tingkat harga kini, tidak akan mampumenempatkan pendapatan petani diatas Garis Batas Kemiskinan.

20. Oleh sebab itu, dengan kondisi luas lahan yang diusahakan petani seperti sekarang(existing condition), yaitu rata-rata sebesar 0.37 hektar untuk padi, 0.32 untuk jagungdan 0.23 hektar untuk kedele, maka tingkat harga yang harus dicapai agar pendapatanpetani mampu berada diatas Garis Batas Kemiskinan harus ditingkatkan denganpersentase peningkatan yang relatif tinggi dari tingkat harga kini. Harga Gabah KeringPanen (GKP) harus ditingkatkan dari rata-rata Rp. 2.716,-/kg (kondisi harga tahun

Page 5: Anjak_2011_4_02.pdf

4

2010) menjadi Rp. 3695,-/kg, atau meningkat 36 persen. Harga jagung pipilankering dan kedelai ose (kupas kering) masing-masing dari Rp. 2.500,-/kg menjadiRp. 6.838,-/kg (atau naik 174 persen) dan dari Rp. 5.500,-/kg menjadi Rp. 16871,-/kg (atau naik 207 persen) (Tabel 1, 2 dan 3).

21. Namun perlu diperhatikan bahwa peningkatan harga di atas adalah denganmemperhitungkan luasan lahan rataan petani seperti diuraikan, dan denganmengasumsikan pendapatan petani hanya berasal dari usahatani dua musim setahun.Jika perlu dilakukan penyesuaian harga produk ditingkat usahatani dengan basispeningkatan pendapatan petani agar berada di atas garis kemiskinan, maka perlumemperhitungkan kontribusi pendapatan sektor non pertanian terhadap totalpendapatan rumahtangga petani yang mencapai 40.5 persen, sehingga penyesuaianharga tentunya tidak akan setinggi itu.

Dampak Penghapusan Tariff Impor Beras terhadap Harga Gabah di Tingkat Petani danPendapatan Usahatani22. Kebijakan pembebasan bea masuk impor beras menjadi Rp 0 per kg hanya berlaku

hingga akhir Maret 2010, dan setelah Maret tarif bea masuk beras akan berlakukembali, yakni sebesar Rp 450 per kg. Kebijakan ini dimaksudkan terutama untukmengerem laju inflasi. Meski kebijakan pembebasan bea masuk impor beras sifatnyahanya sementara, namun akan berdampak mengubah keseimbangan pasar.

23. Dampak penghapusan bea masuk impor beras terhadap usahatani padi terutamaadalah terhadap harga gabah di tingkat produsen. Hasil analisis dengan menggunakanmodel keseimbangan parsial menunjukkan harga padi GKP akan mengalamipenurunan sekitar 5.46%. Dengan harga gabah GKP rata-rata tahun 2010 sebesarRp. 2761/kg, pembebasan bea masuk impor beras akan mengakibatkan harga padiGKP turun menjadi menjadi Rp. 2592 atau turun sebesar Rp. 151,-/kg

24. Penurunan harga gabah tersebut sudah barang tentu akan mempengaruhi keuntunganusahatani padi dan lebih lanjut berpengaruh terhadap pendapatan petani untuk dapatdisebut sejahtera atau paling tidak berada diatas garis kemiskinan. Denganmenggunakan struktur ongkos usahatani dan asumsi yang sama dengan analisissebelumnya, penurunan harga gabah di tingkat petani akan menurunkan keuntunganusahatani padi sebesar 9.3 persen atau sebesar Rp. 689 307/hektar per musim (Tabel1)

25. BEP akan dicapai pada luasan usahatani 0.53 hektar dan agar pendapatan petaniberada di atas garis kemiskinan, maka luas usahatani padi yang diusahakan minimal0.71 hektar, lebih besar dibandingkan kondisi sebelum terjadi pembebasan bea masukimpor beras, yaitu sebesar 0.65 hektar.

Usulan Kebijakan

26. Lahan menjadi faktor yang penting dan paling responsif dalam upaya peningkatanproduksi. Kementerian Pertanian perlu melakukan upaya peningkatan aksesrumahtangga petani terhadap pengusahaan lahan hingga mencapai skala luasanekonomi tertentu yang dapat meningkatkan pendapatan petani diatas GarisKemiskinan atau dapat dikatakan sejahtera. Langkah kongkret yang dapat dilakukanadalah melalui pembaruan agraria. Selain itu, perlu kebijakan pemerintah untukmengelola/membenahi tanah absentee dan pemberian kesempatan serta fasilitaskepada petani untuk pembelian lahan.

27. Tingkat Efisiensi teknis usahatani padi sawah sudah mencapai relatif tinggi. Denganteknologi yang ada sekarang, peluang untuk meningkatkan produktivitas semakin kecil

Page 6: Anjak_2011_4_02.pdf

5

karena senjang antara tingkat produktivitas yang telah dicapai dengan tingkatproduktivitas maksimum sudah relatif sempit. Guna meningkatkan lebih lanjutproduktivitas dan produksi padi serta pendapatan petani, dibutuhkan terobosanteknologi khususnya dalam bentuk penemuan-penemuan varietas unggul baru dengantingkat produktivitas yang lebih tinggi.

28. Kebijakan harga produk di tingkat petani untuk mencapai profitabilitas yang layak danharga yang stabil perlu diupayakan dalam konteks peningkatan kesejahteraanrumahtangga petani.

29. Sumber pendapatan dari sektor non pertanian berperan besar dalam menopangpendapatan petani. Perlu dukungan penuh dari Kementerian Pertanian untuk perluasansumber pendapatan non pertanian melalui pengembangan industri perdesaan yangmemanfaatkan bahan baku hasil pertanian, serta pengembangan perdagangan saranaproduksi pertanian seperti perdagangan bibit, pupuk dan obat-obatan pembasmi hamapenyakit tanaman.

Page 7: Anjak_2011_4_02.pdf

Tabel 1. Profitabilitas Usahatani Padi Sawah, Luas rataan dan Harga GKP untuk mencapai BEP dan Garis Kemiskinan, Tahun 2010.

No. UraianJawa Tengah Jawa Timur Sumatera Utara Sulawesi Selatan Rataan

Jml Harga Nilai Jml Harga Nilai Jml Harga Nilai Jml Harga Nilai Jml Harga Nilai(Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)

ARataan Luas Sawah PetaniSample PATANAS (ha) 0.35 0.33 0.39 0.39 - - 0.37

Usahatani per hektarB Total Biaya (No. 1+...+10) - - 8,055,506 - - 7,504,151 - - 7,401,463 - - 5,691,664 - - 7,712,344

1 Benih 53 5,653 299,295 119 4,326 516,763 66 4,691 307,980 62 4,272 265,446 65.58 5,193.57 318,041

2 Urea 262 1,600 419,340 313 1,600 501,029 205 1,600 328,376 308 1,600 493,168 258.11 1,600.00 412,970

3 SP-18 136 2,000 271,960 72 2,000 143,140 54 2,000 107,250 66 2,000 132,800 92.78 2,000.00 185,553

4 NPK 96 2,300 220,622 93 2,300 214,690 102 2,300 234,232 69 2,300 159,586 102.88 2,300.00 236,625

5 KCl 6 2,881 16,984 9 2,423 21,178 12 3,786 45,730 18 2,515 44,202 7.99 2,935.72 24,4496 Pupuk Lain 552 324 178,415 556 214 118,965 497 262 130,422 478 142 68,009 526.63 222.81 118,4427 Obat - - 566,081 - - 444,921 - - 591,089 - - 370,286 - - 577,5368 Sewa Lahan - - 2,259,502 - - 1,952,157 - - 2,045,682 - - 1,446,541 - - 2,043,2219 Biaya Lain - - 677,221 - - 494,390 - - 510,694 - - 229,075 - - 515,905

10 Tenaga Kerja - - 3,146,086 - - 3,096,917 - - 3,100,008 - - 2,482,551 - - 3,279,601C Produksi 5,152 2,716 13,994,047 5,859 2,716 15,912,501 5,755 2,716 15,630,743 5,385 2,716 14,626,719 5,573 2,716.00 15,135,361D Keuntungan 5,938,541 8,408,350 8,229,280 8,935,055 - - 7,423,017E R/C - - 1.74 - - 2.12 - - 2.11 - - 2.57 - - 1.97

F BEP, Dicapai PadaLuasan Lahan (ha) : - - 0.58 - - 0.47 - - 0.47 - - 0.39 - - 0.51

G Garis Kemiskinan (GK)Desa 2010 (Rp/Kap/Th) 2,159,784 2,230,548 2,421,720 1,822,548 - - 2,259,018

H Rataan Jumlah AggotaRumahtangga (Jiwa) 4.48 4.15 4.59 4.8 - - 4.22

I Pendapatan Usahatani(Rp/Kapita/Tahun) 2,651,135 4,052,217 3,585,743 3,722,940 - - 3,549,732

JLuas Lahan YangDiperlukan agar > GK(ha)

0.81 0.55 0.68 0.49 - - 0.65

K

Harga Gabah (GKP) YangHarus diterima sesuairataan Luas Lahan yangdimiliki agar > GK(Rp/kg)

4,247 3,675 3,762 3,140- -

3,328

L

BEP jika Tarif imporberas = 0% dicapai padaluasan lahan (ha)

0.60 0.49 0.50 0.41 0.53

M

Luas lahan yangdiperlukan agarpendapatan > GK padakondisi Tarif impor beras= 0% (ha)

0.910.60 0.74 0.53 0.71

Sumber : Patanas 2010, PSEKP, diolah.

Page 8: Anjak_2011_4_02.pdf

Tabel 2. Profitabilitas Usahatani Jagung, Luas rataan dan Harga Jagung untuk mencapai BEP dan Garis Kemiskinan, Tahun 2010.

Sumber : Patanas 2010, PSEKP, diolah.

No. UraianJawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sumatera Utara Rataan

Jml Harga Nilai Jml Harga Nilai Jml Harga Nilai Jml Harga Nilai Jml Harga Nilai(Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)

A Rataan Luas Penguasaan Sawah Petani SamplePATANAS (ha) 0.12 0.28 0.25 0.63 - - 0.32

B Total Biaya (No. 1+...+10) - - 3,843,581 - - 2,213,031 - - 2,374,979 - - 3,077,104 - - 2,877,1741 Benih 18 34,998 646,939 4 27,271 118,630 21 16,337 337,081 13 29,470 386,650 14 27,019 372,3252 Urea 240 1,600 384,232 122 1,600 195,232 221 1,600 352,919 169 1,600 271,024 188 1,600 300,8523 SP-18 107 2,000 214,280 44 2,000 87,800 5 2,000 10,900 20 2,000 39,620 44 2,000 88,1504 NPK 86 2,300 197,800 21 2,300 47,909 9 2,300 21,310 - - 29 1,725 66,7555 KCl 15 3,000 44,640 - - - 11 3,000 33,600 10 3,000 30,000 9 2,250 27,0606 Pupuk Lain - - - - - - - - - - - - - -7 Obat - - 538,550 - - 11,070 - - 7,517 - 99,960 - - 164,2748 Sewa Lahan - - 238,120 - - 238,120 - - 238,120 - - 238,120 - - 238,1209 Biaya Lain - - 22,070 - - 17,070 - - 33,173 - - 27,450 - - 24,941

10 Tenaga Kerja - - 1,556,950 - - 1,497,200 - - 1,340,360 - - 1,984,280 - - 1,594,698C Produksi 3,123 2,500 7,806,500 2,342 2,500 5,855,000 2,457 2,500 6,142,833 3,150 2,500 7,875,000 2,768 2,500 6,919,833D Keuntungan 3,962,919 3,641,969 3,767,854 4,797,896 4,042,659E R/C - - 2.03 - - 2.65 - - 2.59 - - 2.56 - - 2.46F BEP, Dicapai Pada Luasan Lahan (ha) : - - 0.49 - - 0.38 - - 0.39 - - 0.39 - - 0.41

G Garis Kemiskinan (GK) Desa 2010(Rp/Kapita/Tahun) 2,224,020 2,159,784 2,230,548 1,822,548 - - 2,109,225

H Rataan Jumlah Aggota Rumahtangga (Jiwa) 3.64 4.48 4.15 4.8 - - 4.3I Pendapatan Usahatani (Rp/Kapita/Tahun) 2,177,428 1,625,879 1,815,833 1,999,123 - - 1,904,566J Luas Lahan Yang iperlukan agar > GK (ha) 1.02 1.33 1.23 0.91 - - 1.12

KHarga Jagung (Pipilan Kering) agar pendapatan> GK pada luas yang ada (Rp/kg) 5,380 7,791 7,424 6,758 - - 6,838

Page 9: Anjak_2011_4_02.pdf

1

Tabel 3. Profitabilitas Usahatani Kedele, Luas Rataan dan Harga Kedele untuk mencapai BEPdan Garis Kemiskinan di Jawa Barat, Tahun 2010

NO URAIAN Jumlah (Kg) Harga (Rp/Kg) Nilai (Rp)A Rataan Luas Penguasaan Sawah Petani Sample PATANAS (ha) 0.23B Total Biaya (No. 1+...+10) 3,101,664

1 Benih 36 9,501 339,2902 Urea 27 1,600 42,8643 SP-18 67 2,000 133,9204 NPK 25 2,300 57,5005 KCl 45 3,000 133,9206 Pupuk Lain -7 Obat 266,0708 Sewa Lahan 669,6409 Biaya Lain 5,360

10 Tenaga Kerja 1,453,100C Produksi 1,227 5,500 6,748,500D Keuntungan 3,646,836E R/C 2.18F BEP, Dicapai Pada Luasan Lahan (ha) : 0.46

G Garis Kemiskinan (GK) Desa 2010 (Rp/Kapita/Tahun) 2,224,020H Rataan Jumlah Aggota Rumahtangga (Jiwa) 3.64I Pendapatan Usaatani (Rp/Kapita/Tahun) 3,005,634J Luas Lahan Yang diperlukan (ha) 0.74

KHarga Kedelai (Bentuk Ose/kupas kering) Yang Harus Dicapaidengan Rataan Luas Lahan 0,3 ha (Rp/kg) 13,415

Sumber : Patanas 2010, PSEKP, diolah.