anjak piutang

30
AKUNTANSI UNTUK ANJAK PIUNTANG Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ”Seminar Akuntansi” Disusun Oleh : 1. Tri Sukma Pramudhita NPM : 4307500515 2. Maulida Octaviana NPM : 4307500488 3. Afiv Sefulloh NPM : 4307500450 4. Gagah Apik Pangestu NPM : 4307500473 5. Dian Sukarno Putra NPM : 4305500291 6. M. Nawawi NPM : 4307500493 Semester VI Akuntansi B. 1

Transcript of anjak piutang

Page 1: anjak piutang

AKUNTANSI UNTUK ANJAK PIUNTANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

”Seminar Akuntansi”

Disusun Oleh :

1. Tri Sukma Pramudhita NPM : 4307500515

2. Maulida Octaviana NPM : 4307500488

3. Afiv Sefulloh NPM : 4307500450

4. Gagah Apik Pangestu NPM : 4307500473

5. Dian Sukarno Putra NPM : 4305500291

6. M. Nawawi NPM : 4307500493

Semester VI Akuntansi B.

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2010

1

Page 2: anjak piutang

BAB I

PENDAHULUAN

Kegiatan anjak piutang (factoring) sudah dikenal sejak ribuan tahun yang

lalu. Pada awalnya memang bentuk usaha anjak piutang ini masih sangat

sederhana. Biasanya perusahaann anjak piutang (factor) juga sekaligus bertindak

sebagai agen penjualan dan pemberi perlindungan kredit.Revolusi industri diakhir

abad ke-18 ikut mendorong pertumbuhan bisnis anjak piutang umum (general

factoring). Peningkatan transaksi ekspor dan impor otomatis memacu

pertumbuhan bisnis industri anjak piutang. Perkembangan akhir-akhir ini

menunjukkan bahwa para factor mulai meninggalkan profesi sebagai agen dan

lebih berkonsentrasi pada pengelolaan kredit bagi kliennya, yaitu menjamin

kredit, melakukan penagihan , dan menyediakan dana. Kehadiran industri anjak

piutang sangat membantu kegiatan bisnis. Merupakan kenyataan bahwa terjdi

proses tawar-menawar antara pembeli dan penjual maupun antar penjual agar

dapat menjual produk dan jasanya. Salah satu tawaran yang biasanya diberikan

adalah kemudahan dalam pembayaran, yang bisa berupa pembyaran berjangka.

Akan tetapi pemberian fasilitas ini mengandung konsekuensi yang akan

berdampak pada kemampuan kas perusahaan. Ini menunjukkan bahwa usaha

pemecahan salah satu masalah kadang kala tidak sejalan dengan penyelesaian

masalah yang lain. Ambillah contoh, untuk meningkatkan penjualan maka

perusahaan dapat meningkatkan persyaratan penjualan dengan cara kredit ini akan

menambah rumit dalam pengadministrasian penjualan, karena menyangkut

masalah penagihan dan risikonya tidak terbayarkan piutang penjualan.

Peningkatan penjualan secara kredit juga menuntut konsekuensi bahwa

perusahaan tersebut juga harus menyediakan modal kerja yang lebih besar, karena

cara tersebut menyebabkan semakin banyak modal kerja perusahaan yang

tertanam dalam bentuk piutang dagang. Skema pembiayaan yang ditawarkan

melalui anjak piutang memberikan satu alternatif solusi terhadap masalah diatas.

Jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan anjak piutang tidak hanya serkadar

2

Page 3: anjak piutang

pembiayaan murni melainkan juga jasa nonpembiayaan seperti administrasi

penjualan dan penagihan piutang dagang. Dalam transaksi anjak piutang, tagihan

penjual kepada pembeli dialihkan pada perusahaan

Anjak piutang sehingga penjual tidak perlu menagihnya. Dengan cara ini,

kas yang diterima penjual dapat digunakan untuk membiayai modal kerja demi

kesinambungan usaha walaupun penjual harus membayar biaya tertentu. Namun,

biaya yang harus dibayarkan tersebut dapat dikompensasi dengan potongan

penjualan yang didapatkan dari pemasok apabila penjual membeli bahan baku

secara tunai dari hasil pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang. Hal

ini merupakan inti dari transaksi anjak piutang yang dilakukan antara penjual dan

perusahaan anjak piutang, yaitu hubungannya yang saling menguntungkan antara

kedua belah pihak. Aspek saling menguntungkan inilah yang menjadi pedoman

kunci menjadi suksesnya transaksi anjak piutang.

3

Page 4: anjak piutang

BAB II

PERMASALAHAN

Dalam pembahasan Akuntansi untuk anjak piutang ini permasalahan yang akan

dibahas adalah :

1. Pengertian anjak piutang

2. Sejarah anjak piutang

3. Jenis dan mekanisme anjak piutang

4. Struktur organisasi anjak piutang, dan

5. Manfaat anjak piutang

Yang akan dibahas dan dijelaskan dalam pembahasan dibawah ini.

4

Page 5: anjak piutang

BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak

piutang. Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988

tanggal 20 Desember 1988, perusahaan anjak piutang adalah badan usaha

yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau

pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu

perusahaan dari transaksi perdagangandalam atau luar negeri. Definisi diatas

menjelaskan bahwa jasa yang diberikan dalam suatu kegiatan anjak piutang

meliputi jasa pembiayaan atas piutang dan jasa nonpembiayaan atas piutang.

Pada kenyataannya kedua jenis jasa tersebut tidak harus selalu ada dalam

suatu perjanjian anjak piutang, perjanjian anjak piutang ada yang meliputi

kedua jenis jasa tersebut dan ada juga yang hanya meliputi salah satu jenis

jasa diatas. Pada dasarnya, pilihan atas jenis jasa yang akan diberikan

tergantung pada kesepakatan antara pihak factor dan pihak klien. Keputusan

Menteri Keuangan tersebut diperbaharui dengan SK Menteri Keuangan

Nomor 448/KMK.017/2000 yang menyatakan bahwa kegiatan pembiayaan

dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau

tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam

atau luar negeri†�. Pernyataan ini ditegaskan dengan SK Menteri Keuangan

Nomor 172/KMK.06/2002 yang menyatakan bahwa “Kegiatan anjak

piutang dilakukan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta

pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan

dalam atau luar negeri. Pihak yang terkait dalam kegiatan anjak piutang

meliputi:

a. Perusahaan jasa anjak piutang (factor). Factor adalah pihak yang

memberikan jasa anjak piutang.

b. Klient (client). Klient adalah pihak yang menerima jasa anjak piutang dan

menjual barang dan jasa secara kredit kepada nasabah.

5

Page 6: anjak piutang

c. Nasabah (customer). Nasabah adalah pihak yang membeli barang dan atau

jasa dari klien dan mempunyai kewajiban berupa utang jangka pendek

kepada klien.

Anjak piutang merupakan perjanjian antara factor dengan klien yang

mewajibkan:

1. Pihak factor untuk memberikan jasa berupa: Pembiayaan atas piutang

usaha yang dimiliki oleh klien. Non pembiayaan berupa antara lain

penagihan piutang, dan administrasi penjualan.

2. Pihak Klien untuk: Menjualkan atau menjaminkan piutangnya kepada

pihak factor. Memberikan balas jasa financial kepada factor.

2. Sejarah

Kegiatan anjak piutang mulai dikenal ketika perusahaan-perusahaan

manufaktur di Inggris berusaha menjual produknya ke Amerika. Amerika

pada waktu itu, sekitar tahun 1880-an, merupakan benua baru yang banyak

didatangi oleh orang-orang Eropa terutama dari Inggris. Kedatangan bangsa

Eropa di Amerika mau tidak mau membawa konsekuensi bahwa meraka

harus melakukan kegiatan produksi dan konsumsi didaerah barunya, namun

pada awalnya mereka tidak banyak bisa melakukan kegiatan produksi karena

terbatasnya sumber daya manusia, peralatan dan capital. Keadaan ini

memaksa mereka untuk mendatangkan sebagian besar kebutuhan mereka dari

daerah asal, yaitu Inggris. Ketika perusahaan-perusahaan di Inggris akan

memasarkan atau menjual produknya ke orang-orang di Amerika, timbul

masalah karena mereka tidak saling mengenal. Resiko tidak terbayarnya

penjualan secara kredit semakin besar bukan hanya karena mereka tidak

saling mengenal tetapi karena jarak yang sangat jauh. Kondisi ini mendorong

perusahaan-perusahaan di Inggris untuk menemukan suatu solusi mengenai

sistem penjualan yang sesuai. Perusahaan-perusahaan tertentu mulai tertarik

untuk menjembatani atau sebagai perantara antara pihak penjual DiInggris

dengan pihak pembeli di Amerika, perusahaan-perusahaan ini selanjutnya

dikenal sebagai factor atau agen. Jasa yang ditawarkan oleh factor pada

6

Page 7: anjak piutang

waktu itu masih berkisar terutama pada pengurusan dan penagihan piutang

jasa. Usaha factor ini menjadi semakin berkembang ketika perusahaan-

perusahaan tekstil Inggris memerlukan jasa penilaian kelayakan atas kredit

dagang kepada pembeli di Amerika. Mengingat factor ini dianggap sebagai

perusahaan yang cukup berpengalaman dalam berurusan dengan pembeli-

pembeli di Amerika dan juga berpengalaman dalam hal penyelesaian tagihan

atau piutang, maka perusahaan tekstil di Inggris cenderung menggunakan

jasa mereka untuk melakukan investigasi kredit kepada pembeli di Amerika.

Tugas factor dalam hal ini adalah menentukan kelayakan suatu

pembeli untuk memperoleh fasilitas pembelian dengan cara kredit (credit

worthiness) dan juga menentukan tingkat atau kemungkinan terbayarnya

suatu piutang dari penjualan tekstil secara kredit. Lama-kelamaan, factor

tidak hanya memberikan jasa investigasi kredit saja tetapi sekaligus membeli

fakturfaktur penjualan tekstil dari perusahaan tekstil. Factor kemudian

menguangkan atau menagih faktur tersebut pada pembeli saat jatuh tempo.

Dalam perkembangannya, kegiatan pemberian jasa anjak piutang ini tidak

hanya diberikan oleh suatu perusahaan sebagai salah satu dari kegiatan

usahanya, tetapi juga oleh suatu perusahaan yang secara khusus bergerak

dalam bidang anjak piutang. Usaha berkembang mulai dari Amerika Utara,

kemudian berkembang dibagian Amerika yang lain, lalu berkembang di

Eropa, dan akhirnya keseluruh dunia. Bidang usaha yang dilayani jasa anjak

piutang berkembang dari semula tekstil kebidangbidang usaha yang lain

termasuk jasa. Kegiatan anjak piutang di Indonesia mulai berkembang baik

sejak adanya keputusan Presiden No. 61 dan Keputusan Menteri Keuangan

No. 1251/KMK.13/1998 tanggal 20 Desember 1988. Peraturan ini terutama

diterapkan untuk memberikan alternatif pembiayaan uasaha dari berbagai

macam jenis lembaga keuangan, termasuk perusahaan anjak piutang.

Pembiayaan usaha diberikan keleluasaan untuk mengembangkan usaha

dengan modal yang hanya tidak bersumber dari perbankan saja. Jasa anjak

piutang dapat diberikan oleh suatu lembaga keuangan sebagai salah satu

7

Page 8: anjak piutang

kegiatan usahanya, dapat diberikan oleh suatu bank, dan dapat diberikan oleh

suatu lembaga keuangan yang secara khusus memberikan jasa anjak piutang.

3. Jenis dan Mekanisme

Pada pelaksanaanya, jenis dari jasa anjak piutang yang diberikan oleh

factor dan yang akan diterima oleh klien sangat bergantung pada formulasi

dari perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak. Atas dasar hal tersebut

jasa anjak piutang dapat dibedakan atas dasar hal-hal berikut:

Atas dasar jasa-jasa yang diberikan oleh factor, anjak piutang dapat

dibedakan menjadi:

a. Full-services factoring. Anjak piutang jenis ini meberikan jasa secara

menyeluruh, baik jasa pembiayaan maupun non-pembiayaan.

b. Bulk factoring. Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan

permberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa

lain seperti proteksi risiko piutang, administrasi penjualan, dan

penagihan.

c. Maturity factoring. Anjak piutang jenis ini memberikan jasa proteksi risiko

piutang, administrasi penjualan secara menyeluruh, dan penagihan.

Porteksi risiko atas piutang diberikan oleh factor tanpa melakukan

pembiayaan atau pemberian uang muka atas pelunasan piutang.

Pembelian oleh factor dilakukan pada tanggal tertentu yang biasanya

ditentukan atas dasar rata-rata jangkan waktu jatuh tempo dari piutang

yang diberikan kepada klien. Sebagai contoh, apabila rata-rata jangka

waktu jatuh tempo dari piutang adalah 30 hari, maka factor pada hari ke-

30 atau setiap 30 hari membeli 100% dari faktur-faktur penjualan yang

ada. Cara ini tidak menyebabkan munculnya kewajiban bunga bagi

klien. Kewajiban klien kepada factor hanyalah fee atas jasa proteksi

risiko piutang, administrasi penjualan secara menyeluruh, dan penagihan

yang diberikan oleh factor.

8

Page 9: anjak piutang

d. Invoice discounting. Anjak piutang jenis ini hanya memberikan jasa

pembiayaan saja, sedangkan jasa nonpembiayaan sama sekali tidak

diberikan.

Distribusi Risiko

Pada mekanisme penjualan tanpa adanya perusahaan anjak piutang, risiko

tidak terbayarnya piutang milik klien sepenuhnya ditanggung oleh klien sendiri.

Dengan adanya perusahaan anjak piutang, risiko tersebut tidak harus selalu secara

penuh ditanggung oleh klien. Atas dasar distribusi risiko tidak terbayar nya

piutang oleh nasabah, anjak piutang dapat dibedakan menjadi:

a. With recourse factoring Pada tahap awal factor meberikan uang muka proporsi

tertentu kepada klien atas piutang atau faktur yang diserahkan. Pada saat

piutang jatuh tempo apabila nasabah sama sekali tidak melunasi utangnya,

maka klien berkewajiban untuk mengembalikan sejumlah uang muka yang

telah diterimanya dari factor. Dengan demikian, risiko tidak terbayarnya

piutang seluruhnya ditanggung oleh klien, dan factor sama sekali tidak

menanggung risiko tidak terbayarnya piutang tersebut. Mekanisme ini akan

dijelaskan dengan contoh berikut: PT. Maju Mapan adalah sebuah perusahaan

yang meproduksi berbagia jenis mebel. Perusahaan ini bekerjasama dengan

sebuah perusahaan jasa anjak piutang dengan nama PT. Multi Finance. Pada

tanggal 1 januari 2005, PT. Maju Mapan mengadakan penjualan secara kredit

kepada pelanggannya yang bernama bapak shaleh senilai Rp

`1.000.000,00dengan tanggal jatuh tempo 1 maret 2005. PT. Maju Mapan

menyerahkan piutang tersebut kepada PT. Multi Finance dan menerima uang

muka atau pembiayaan sebesar 80% dari nilai faktur yaitu Rp 800.000

Kemungkinan

1. Pada tanggal 1 maret 2005 bapak Shaleh membayar utangnya sebesar Rp

1.000.000(ditambah bunga). Pelunasan tersebut sebagian menjadi hak

factor (Rp 800.000) dan sebagian lagi menjadi hak klien (Rp 200.000).

Kemungkinan 2. Pada tanggal 1 maret 2005 bapak shaleh meninggal dan

sama sekali tidak membayar utangnya. Hal ini berdampak bahwa PT. Maju

9

Page 10: anjak piutang

mapan berkewajiban mengembalikan pembiayaan sebesar Rp 800.000

kepada factor. Dengan demikian, kerugian yang ditanggung PT. Maju

Mapan (klien) adalah sebesar piutang atau Rp 1.000.000 karena

piutangnya sepenuhnya tidak terbayar. Dipihak lain, PT. Multi Finance

(factor) tidak menaggung rugi atau risiko yang ditanggung oleh factor

adalah sebesar 0% dari nilai piutang. Dalam hal ini, risiko yang ditanggung

klien adalah sebesar 100% dari nilai piutang.

b. Without Recourse factoring Pada tahap awal fator memberikan uang muka

sejumlah proporsi tertentu kepada klien atas piutang atau factur yang

diserahkan. Pada saat piutang jatuh tempo, apabila nasabah sama sekali tidak

melunasi utangnya, maka klien tidak berkewajiban untuk mengembailkan

sejumlah uang muka yang telah diterimanya dari factor. Dengan demikian,

risiko tidak terbayarnya piutang tidak ditanggung seluruhnya oleh klien. Klien

hanya menanggung risiko sebesar piutang yang tidak dibiayai atau tidak diber

uang muka oleh factor, sedangkan factor sendiri menanggung risiko sebesar

uang muka atau pembiayaan yang telah diberikan kepada kliennya. Mekanisme

akan dijelaskan dengan contoh berikut: PT. Jaya Sakti adalah sebuah

perusahaan yang memproduksi berbagai jenis tractor tangan. Perusahaan ini

bekerja sama dengan perusahaan jasa anjak piutang dengan nama PT. Agung

Finance. Pada tanggal 1 januari 2005, PT. jaya Sakti mengadakan penjualan

secara kredit kepada pelanggannya yang bernama Bambang senilai Rp 1 juta,

dengan tanggal jatuh tempo 1maret 2005. PT. Jaya Sakti menyerahkan piutang

tersebut kepada PT. Agung Finance dan menerima uang muka atau pembiayaan

sebesar 70% dari nilai faktur yaitu Rp 700 ribu Kemungkinan 1 Pada tanggal 1

maret 2005 bambang membayar lunas utangnya sebesar Rp 1 juta (ditambah

bunga). Pelunasan utang tersebut sebagian menjadi hak factor (Rp 700 ribu),

dan sebagian lagi menjadi hak klien (Rp 300 ribu). Kemungkinan 2 Apabila

pada tanggal 1 maret 2005 bambang meninggal dunia dan tidak mempunyai

harta warisan apapun, maka PT. Jaya Sakti tidak berkewajiban mengembalikan

pembiayaan sebesar Rp 700 ribu kepada factor. Dengan demikian, kerugian

yang ditanggung oleh PT. Jaya Sakti (klien) adalah hanya sebesar piutangnya

10

Page 11: anjak piutang

yang tidak dibiayai oleh factor. Piutang yang tidak dibiayai oleh factor adalah

sebesar Rp 1 juta dikurang I dengan Rp 700 ribu atau sebesar Rp 300 ribu

mengingat pihak factor telah membiayai sebesar Rp 700 ribu dan kemudian

tidak memperoleh pelunasan piutang dari nasabah, maka kerugian yang

ditanggung oleh factor adalah sebesar Rp 700 ribu. Secara proposional, factor

menanggung risiko tidak terbayarnya piutang sebesar 70% dan pihak klien

menanggung sebesar 30%.

Keterlibatan Nasabah dalam Perjanjian

Perjanjian utama yang di buat untuk pelaksanaan kegiatan anjak

piutang adalah antara pihak klien dengan pihak factor. Perjanjian tersebut dapat

dibuat dengan atau tanpa persetujuan pihak nasabah. Atas dasar ada atau

tidaknya persetujuan pihak nasabah dalam perjanjian, anjak piutang dapat

dibedakan menjadi :

a. Disclosed Factoring Penyerahan atau penjualan piutang klien kepada factor

dalam disclosed factoring adalah dengan sepengetahuan (notifikasi atau

pemberitahuan) pihak nasabah. mengingat pihak nasabah telah

mengetahui adanya pengalihan piutang kepada factor, maka hak

penagihan piutang dapat dialihkan kepada factor, sehingga pada saat jatuh

tempo nasabah dapat melunasi utangnya melalui factor. Secara praktis,

tipe disclosed factoring memungkinkan pemberian jasa penagihan piutang

kepada klien oleh factor.

b. Underclosed factoring Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada

factor dalam underclosed factoring adalah tanpa sepengetahuan (notifikasi

atau pemberitahuan) pihak nasabah. Mengingat pihak nasabah tidak

mengetahui adanya pengalihan piutang kepada factor, maka hak

penagihan piutang tidak dapat dialihkan kepada factor, sehingga pada saat

jatuh tempo nasabah tetap harus melunasi hutangnya langsung kepada

kliaen. Secara praktis, tipe underclosed factoring ini tidak memungkinkan

pemberian jasa penagihan piutang kepada klien oleh factor, kecuali terjadi

pelanggaran atau cidera janji yang dilakukan oleh nasabah

11

Page 12: anjak piutang

Lingkup Pelayanan

Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses anjak piutang dapat

berlokasi dalan suatu wilayah negara yang sama dan juga dapat berloksi dalam

wilayah yang berbeda. Apabila ditinjau atas dasar kedudukan geografis dari

pihak-pihak yang terlibat dalan proses anjak piutang tersebut, maka anjak

piutang dapat dibedakan menjadi :

a. Domestic factoring Pihak-pihak yang terlibat dalam domestic factoring

berkedudukan dalam suatu wilayah negara. Apabila dilakukan dalam

lingkup domestik, prosesnya adalah sebagai berikut : klien melakukan

transaksi jual beli dengan pihak konsumen. Penyerahan jasa/barang diikuti

dengan penagihan yang diwujudkan dalam dokumen berupa faktu (invoice).

Dokumen tersebut selanjutnya akan diserahkan kepada perusahaan ajak

piutang dan klien akan mendapat pembayaran setelah dikurangi dengan

diskonto. Bila telah jatuh tempo, konsumen akan langsung melakukan

pembarayan kepada pihak perusahaan anjak piutang secara penuh.

Kemudian perusahaan anjak piutang akan menyerahkan kembali dokumen

yang telah dilunasi tersebut beserta dengan tagihan yang tidak ikut dibiayai.

b. International factoring Pihak-pihak yang terlibat dalam international

factoring berkedudukan dalam wilayah Negara yang berbeda, terutama

perbedaan kedudukan antara klien atau pemasok dengan kedudukan

nasabah. Dalam kegiatan anjak piutang dengan lingkup international, ada

empat pihak yang terkait dalam kegiatan tesebut : eksportir, imporir, export

factor dan import factor. Prosesnya adalah sebagai berikut: eksportir

membuat perjanjian dengan pihak perusahaan anjak piutang dan

mengajukan limit kredit sehubungan dengan rencana ekspor.

Dalam proses tersebut, perusahaan anjak piutang

Melakukan kerja sama dengan (import factor) di luar negeri, tempat

Negara tujuan ekspor. Pihak perusahaan anjak piutang di luar negeri

melakukan serangkaian verifikasi erhadapa calon importir. Apabila tidak

ada permasalahan, ekspostir mengirimkan barang dan menyerahkan faktur

12

Page 13: anjak piutang

dengan perintah bahwa importir melakukan pembayaran kepada perusahaan

anjak piutang yang telah ditunjuk (import factor). Eksportir menyerahkan

salinan faktur kepada perusahaan anjak piutang dalam negeri (export factor)

dan akan melakukan pembayaran kepada eksportir. Export factor kemudian

memberikan perintah kepada import factor untuk melakukan penagihan

kepada importir dan menerima pembayaran pada saat jatuh tempo.

Tipe tagihan atau piutang

Transaksi jual beli secara kredit antara penjual dengan pmbieli

menimbulkan piutang atau tagihan bagi penjual dan menimbulkan

kewajiban atau utang bagi pihak pembeli. Hak dan kewajiban dari penjual-

pembeli tersebut dapat diformalkan dalam bentuk piutang dagang biasa dan

juga dalam betuk promes. a. Anjak piutang untuk tagihan biasa anjak

piutang untuk tagihan biasa pada dasarnya hanya melibat kan pihak klien,

nasabah, dan factor. Pihak lain, biasanya bank, tidak ikut serta secara

langsung dalam proses anjak piutang ini. Pengalihan tagihan hanya sebatas

dari pihak klien kepada pihak factor, dan pada saat tempo factor dapat

melakukan penagihan kepada nasabah atau debitor. b. Anjak piutang untuk

promes Anjak putang untuk promes melibatkan pihak lain, biasanya bank,

dalam proses penagihan piutang. Mekanismenya menjadi sedikit lebih

panjang karena bukti piutang dikonversikan menjadi promes untuk

kemudian didiskontokan ke pihak lain (bank).

4. Struktur Organisasi

Atas dasar struktur organisasinya, perusahaan anjak piutang dapat

dibedakan menjadi struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala

kecil dengan struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala besar.

Perusahaan jasa anjak piutang berskala kecil biasanya hanya memberikan

jasa-jasa pembiayaan dan jarang sekali yang juga memberikan jasa-jasa

nonpembiayaan seperti administrasi penjualan dan lain-lain. Perusahaan jasa

anjak piutang berskala besar biasanya mampu memberikan kedua jenis jasa

tersebut. Perusahaan Anjak Piutang Kecil Sturktur organisasinya disesuaikan

13

Page 14: anjak piutang

dengan jenis jasa yang ditawarkan, yaitu terutama hanya jasa pembiayaan.

Mengingat proses dasar dari kegiatan pembiayaan adalah: Analisis terhadap

bonafiditas calon klien. Analisis terhadap koletibilitas piutang. Pembayaran

pembiayaan kepada klien. Administrasi faktur dan bukti piutang.

Administrasi hak dan kewajiban pihak-pihak terkait. Penagihan piutang.

Pembayaran kepada klien

Bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan jasa anjak piutang

tidak jauh berbeda dengan proses tersebut. Contoh struktur organisasi

perusahaan anjak piutang berskala kecil terdapat pada gambar 14.4

Departemen Kredit adalah bagian dari perusahaan yang bertugas melakukan

analisis terhadap bonifiditas calon klien dan kolektibilitas atau kualitas

piutang yang akan dibiayai. Mengingat bidang usaha calon klien sangat

beragam, maka analisis pada bagian ini biasanya sudah merujuk pada

spesialisasi pada bidang tertentu. Atas dasar pertimbangan di atas serta untuk

meningkatkan efisiensinya, masing-masing perusahaan jasa anjak piutang

kecil biasanya mengacu pada bidang tertentu saja.

Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang Berskala Kecil

Departemen Faktur adalah bagian perusahaan yang bertugas

melakukan administrasi dokumen piutang agar dapat secara tepat dan cepat

digunakan untuk perhitungan biaya, diskonto atau bunga dan jatuh tempo.

Departemen Penyesuaian (adjustment Departement) adalah bagian

perusahaan yang bertugas melakukan adminsitrasi dan pengelolaan

perubahan-perubahan terhadap persyaratan perjanjian, jumlah piutang, dan

hal-hal lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban pihak-pihak terkait

dalam anjak piutang. Departemen Penagihan adalah bagian perusahaan yang

bertugas melakukan penagihan terhadap piutang jatuh tempo. Departemen

Rekening Klien adalah bagian perusahaan yang bertugas melakukan seluruh

pencatatan terhadap semua transaksi atau kegiatan yang mempengaruhi

kewajiban dan hak klien. Departemen Legal adalah bagian perusahaan yang

14

Page 15: anjak piutang

bertugas memberikan pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-

kegiatan perusahaan.

Perusahaan Anjak Piutang Besar

Di samping memberikan jasa pembiayaan, perusahaan anajak piutang

berskala besar juga menawarkan jasa pembiayaan, sehingga selain bagian-

bagian di atas, perusahaan anjak piutang beskala besar juga memiliki bagian-

bagian lain seperti bagian umum, bagian computer, bagian treasury, bagian

relasi, bagian pengelolaan kredit, dan lain-lain. Tanggung jawab yang

dimiliki oleh masing-masing bagian cenderung lebih spesifik, sehingga

secara umum jumlah bagian-bangiannya menjadi lebih banyak. Bagian atau

departemen yang menjadi sangant banyak biasanya dikelompokan menjadi

hanya 3 sampai 5 divisi saja. Sebagai contoh, perusahaan anjak piutang besar

ada yang mempunyai divisi administrasi, divisi keuangan, divisi operasi, dan

divisi pemasaran. Masing-masing divisi terdiri dari beberapa bagian yang

saling terkait. Gambar 14.5 memperlihatkan struktur organisasi perusahaan

anjak piutang berskala besar. piutang berskala besar

5. Manfaat Anjak Piutang

Dengan adanya perusahaan anjak piutang, klien mendapat manfaat

dari transaksi yang telah dilakukan. Klien mendapat-kan kas langsung dari

penjualannya dalam bulan berjalan dan tidak perlu menunggu waktu sampai

pembayaran dari konsumen. Dengan demikian, Likuiditas perusahaan akan

terjamin dan modal kerja dapat terus bergulir. Kas yang diperoleh dari

perusahaan anjak piutang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan biaya

produksi. Biaya produksi dapat dipangkas dengan memanfaatkan diskonto

dari para pemasok karena melakukan pembelian tunai. Pembelian bahan

baku secara tunai sudah pasti akan mendapatkan diskon. Besarnya diskon

tersebut dapat digunakan untuk mengompensasi biaya bunga yang

dibayarkan kepada perusahaan anjak piutang. Klien juga dibantu dari sisi

administrasi piutang. Klien tidak perlu lagi melakukan penagihan kembali

kepada konsumen karena perusahaan anjak piutang yang akan melakukan

15

Page 16: anjak piutang

penagihan sekaligus memberikan informasi posisi piutang kepada klien.

Laporan ini juga akan sangat berguna ketika konsimen akan mengajukan

kembali permohonan pembelian secara kredit. Bagi Klien Manfaat yang akan

diterima klien terdiri dari:

1. Manfaat karena menerima jasa pembiayaan, dan 2. Manfaat yang diterima

karena menerima jasa nonpembiayaan

a. Jasa Pembiyaan Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembiayaan

memungkinkan klien melakukan penjualan dengan cara kredit.

Penjualan dengan cara kredit ini sebenarnya sulit untuk dilakukan

apabila klien mengalami kesulitan modal. Namun dengan adanya

jasa anjak piutang, klien mampu secara kredit. Penjualan secara

kredit meningkatkan kemampuan dan daya tarik bagi pembeli

dengan dana terbatas untuk melakukan pembelian pada klien.

Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan klien

untuk mengonversikan piutangnya yang belum jatuh tempo

menjadi dana tunai denga prosedur yang relatif mudah dan cepat.

Tersedianya dana tunai yang lebih besar ini dapat dimanfaatkan

oleh klien untuk mendanai kegiatan operasional klien seperti

pembelian bahan baku, pembayaran gaji pegawai, pembayaran

tagihan listrik dan lain-lain. Pengurangan risiko tidak tertagihnya

piutang. Pembiayaan dengan skema without recourse

memungkinkan adanya pengalihan sebagian risiko tidak

tertagihnya piutang kepada factor, pengalihan risiko ini sangat

menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian bagi pihak klien.

b. Jasa Non-Pembiayaan Memudahkan penagihan piutang, jasa

penagihan piutang yang diberikan oleh factor menyebabkan klien

tidak perlu secara langsung melakukan penagihan piutang kepada

nasabah, sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaatkan

untuk melakukan kegiatan lain yang lebih produktif. Efisiensi

usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien untuk

mengelola kegiatan penjualannya secara lebih rapid an efisien

16

Page 17: anjak piutang

karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor) yang sudah

lebih berpengalaman. Peningkatan kualitas piutang. Jasa

administrasi penjualan memungkinkan pemberian fasilitas kredit

kepada pembeli secara lebih selektif sehingga kemungkinan

tertagihnya piutang menjadi lebih tinggi. Memudahkan

perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa investigasi kredit/piutang

memungkinkan klien untuk melakukan perkiraan waktu dan

jumlah piutang yang dapat ditagih, sehingga memudahkan

proyeksi arus kas secara keseluruhan. Bagi Factor Manfaat utama

yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee dari

pihak klien. Fee tersebut terdiri dari: Discount fee/charge. Fee ini

dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa pembiayaan

uang muka atas piutang yang diberikan oleh factor. Discount fee

diperhitungkan sebesar persentanse tertentu terhadap besarnya

pembiayaan yang diberikan atas dasar Risiko tertagihnya. Jangka

waktu. Rata-rata tingkat bunga perbankan.

Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor

memberikan jasa pembiayaan yang nilainya ditentukan sebesar persentase

tertentu dari piutang atas dasar beban kerja yang akan dilakukan oleh factor.

Semakin besar volume penjualan, maka fee ini juga semakin besar. Semakin

sulit penagihan piutang, maka fee ini juga semakin besar. Bagi Nasabah

Nasabah yang memperoleh manfaat berupa : Kesempatan untuk

melakukan pembelian secara kredit. Kehadiran jasa pembiayaan

memungkinkan klien untuk m elakukan penjualan secara kredit. Layanan

penjualan yang baik. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien

melakukan penjualan dengan lebih cepat dan tepat

17

Page 18: anjak piutang

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Setelah kami membahas makalah ini maka dapat di ambil kesimpulan

bahwa perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan

piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi

perdagangandalam atau luar negeri. Jasa yang diberikan dalam suatu kegiatan

anjak piutang meliputi jasa pembiayaan atas piutang dan jasa nonpembiayaan atas

piutang. Pada kenyataannya kedua jenis jasa tersebut tidak harus selalu ada dalam

suatu perjanjian anjak piutang, perjanjian anjak piutang ada yang meliputi kedua

jenis jasa tersebut dan ada juga yang hanya meliputi salah satu jenis jasa tadi.

Kegiatan anjak piutang di Indonesia mulai berkembang baik sejak adanya

keputusan Presiden No. 61 dan Keputusan Menteri Keuangan No.

1251/KMK.13/1998 tanggal 20 Desember 1988. Peraturan ini terutama diterapkan

untuk memberikan alternatif pembiayaan uasaha dari berbagai macam jenis

lembaga keuangan, termasuk perusahaan anjak piutang. Di samping memberikan

jasa pembiayaan, perusahaan anajak piutang berskala besar juga menawarkan jasa

pembiayaan. Manfaat yang akan diterima klien terdiri dari: Manfaat karena

menerima jasa pembiayaan, dan Manfaat yang diterima karena menerima jasa

nonpembiayaan

18

Page 19: anjak piutang

DAFTAR PUSTAKA

Triandaru, sigit dkk.2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta :

Salemba Empat. Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga keuangan Laiinya. Jakarta :

Raja Grafindo

19