Anies Baswedan, 2014. - Web viewPerencanaan pembelajaran adalah suatu proyeksi mengenai kegiatan...
Click here to load reader
Transcript of Anies Baswedan, 2014. - Web viewPerencanaan pembelajaran adalah suatu proyeksi mengenai kegiatan...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan,
salah satu prioritasnya adalah mengembalikan marwah guru. Gerakan
penghormatan terhadap guru, kata Anies, harus dilakukan dari segala lini dan tak
hanya sekadar seremoni atau pun dalam bentuk materi. Selain itu, Anies Baswedan
mengaku akan menurunkan konsep revolusi mental dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Namun, revolusi mental itu bukan difokuskan kepada anak-anak,
melainkan para pendidik. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah
meningkatkan profesionalisme guru sebagai pendidik.
Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu
pendidikan selama ini kurang berhasil. Pertama, strategi pembangunan pendidikan
selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar
kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti
penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana
pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis
lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang
bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang
diperkenalkan oleh teori education production function (Hanushek, 1979,1981)
tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya
terjadi dalam institusi ekonomi dan industri.
Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented,
diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat dan tingkat Daerah. Akibatnya, banyak
faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan
sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat
dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali
aerah secara internal yang tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh
birokrasi
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 1-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
Diskusi tersebut memberikan pemahaman kepada kita bahwa
pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input
pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Input
pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas - batas tertentu tetapi
tidak menjadi jaminan dapat secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan
(school resources are necessary but not sufficient condition to improve student
achievement).
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi
dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (Guru) itu sendiri.
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka
perlu diperhatikan pengetahuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang
peran penting untuk mengarahkan siswa agar berhasil dalam kegiatan proses
belajarnya. Berkenaan dengan hal ini, pemerintah menetapkan anggaran 20% dari
APBN untuk kemajuan pendidikan. Sehingga negara berharap guru sebagai salah
satu unsur penentu keberhasilan belajar siswa bisa menjadi seorang profesional.
Kata profesional di atas menuntut guru untuk melakukan perencanaan
pembelajaran agar dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara
sistematis dan tepat, sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Perencanaan pembelajaran ini kadang-kadang membuat guru malas, misalnya
menganggap silabus dan RPP terlalu konseptual, tidak terlalu relevan dengan
kenyataan dalam mengajar.
Pembelajaraan adalah proses yang diatur menurut langkah-langkah
tertentu (sistematis) melibatkan berbagai unsur atau komponen pembelajaran secara
terpadu (sistemik). Pengaturan yang dilakukan secara sistematis dan sistemik
dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara logis, efektif dan
efisien. Pengaturan ini secara praktis dibuat dalam bentuk perencanaan mengajar.
Perencanaan pembelajaran adalah suatu proyeksi mengenai kegiatan
atau proses yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Dalam
Peraturan Peraturan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ,
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 2-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
bahwa perencanaan pembelajaran tersebut meliputi dua jenis yaitu : pertama
Silabus Pembelajaran dan kedua Rencana Pelaksaaan Pembelajaran”.
Perencanaan pembelajaran (intuctional design), memperkirakan dan
memproyeksikan tindakan atau aktivitas yang akan dilakukan pada saat
pembelajaran. mengingat perencanaan sebagai proyeksi kegiatan, maka
kedudukannya dalam sistem pembelajaran menjadi amat penting dan strategis.
Guru dapat membayangkan apabila kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk
merubah perilaku siswa, dan tidak melalui perencanaan yang matang, maka dapat
dibayangkan akan seperti apa proses pembelajaran itu. Dampaknya terhadap proses
dan hasil pembelajaran secara khusus dan penyidikan pada umumnya sulit
diprediksi.
Andai kita boleh membandingkan, dilihat dari resiko atau dampak yang
dapat ditimbulkan, nampaknya lebih berbahaya pembelajaran yang tidak
direncanakan dari pada membuat satu bangunan rumah. Keduanya beresiko, tapi
karena pembelajaran langsung berhubungan dengan “pencetakan manusia”,
kerugian akan lebih patal dibandingkan dengan bentuk bangunan yang dihasilkan
jika tanpa perencanaan. Disinilah letak atau esensi pentingnya perencanaan
pembelajaran, terutama dilihat dari beberapa segi sebagai berikut:
1. Pertimbangan Praktis
a. Perencanaan sebagai pedoman atau panduan
Dengan perencanaan yang telah dibuat, maka guru ketika melaksanakan
proses pembelajaran secara umum akan mengikuti langkah-langkah atau
prosedur dan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya. Dengan demikian pada saat mengajar guru selalu
menggunakan perencanaan sebagai pedoman “ Intuctional design describe
procedures for intructional implementation ” (Reigeluth. 1983 : 10).
Apabila setiap guru ketika mengajar selalu membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran dan secara disiplin patuh terhadap perencanaan yang telah
dibuat ketika mengajarnya, maka tidak akan terjadi adanya kesenjangan
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 3-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
antara pelaksanakan pembelajaran dengan kurikulum yang ada di atasnya,
seperti dengan silabus pembelajaran dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan lebih jauh lagi dengan sasaran tujuan pendidikan nasional.
b. Perencanaan menggambarkan hasil
Perencanaan selain merupakan gambaran proyeksi kegiatan yang akan
dilakukan, juga melalui fungsi praktis perencanaan pembelajaran adalah
menggambarkan hasil yang akan atau harus dicapai dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu
menciptakan hasil yang diharapkan (Ely, 1979). Oleh karena itu untuk
merumuskan tujuan pembelajaran sebagai bagian dari sistem perencanaan
pembelajaran, indikator atau tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku operasional yang terukur. Melalui rumusan
tujuan/indikator yang operasional sasaran hasil pembelajaran yang akan
atau harus dicapai siswa sudah tergambarkan secara jelas. Itulah salah satu
ciri dari fungsi perencanaan pembelajaran menggambarkan hasil.
c. Perencanaan sebagai alat kontrol
Sasaran utama kegiatan pembelajaran adalah tercapainya tujuan
pembelajaran, indikator tercapainya tujuan pembelajaran adalah “perubahan
perilaku“ pada setiap siswa. Perubahan perilaku baik dalam bentuk
pengetahuan, sikap maupun keterampilan adalah perubahan yang disengaja
atau direncanakan. Oleh karena itu setiap kegiatan pembelajaran baik
dilakukan di dalam kelas maupun diluar kelas selalau harus dalam kegiatan
terencana dan terkontrol. Reigeluth menyatakan “Intructional design
describe procedure for intructional management”.
Management dalam kata lain adalah pengelolaan, salah asatu unsur
dari pengelolaan itu pengawasan atau kontrol. Maksud dari kegiatan
pengawasan atau kontrol adalah untuk mengetahui pelaksanaan atau
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 4-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
kegiatan yang dilakukan apakah berjalan sesuai dengan yang direncanakan
atau tidak. Dari pengontrolan ini juga dapat diketahui apakah berbagai
sumber kegiatan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Dengan adanya
perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai alat kontrol, maka
apabila terjadi adanya kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai dengan
skenario pembelajaran akan segera diketahui dan pada saat itu pula
pembelajaran dikembalikan kepada rencana yang telah disusun. Dengan
demikian peluang terjadinya in-efisiensi dan in-efektivitas dalam proses dan
hasil pembelajaran akan bisa dikurangi. Oleh karena itu setiap guru pada
saat melaksanakan kegiatan pembelajaran jangan abaikan perencanaan
pembelajaran, agar kegiatan kita dapat terkontrol.
d. Perencanaan sebagai alat evaluasi
Pada saat merumuskan tujuan atau indikator pembelajaran yang menjadi
salah satu unsur dalam perencanaan pembelajaran, maka gambaran hasil
yang akan atau harus dicapai sudah tergambarkan dengan jelas. Artinya
perencanaan pembelajaran menggambarkan hasil. Sejauhmana sasaran
pembelajaran yaitu tujuan atau indikator pembelajaran telah tercapai atau
tidak. Diketahui melalui kegiatan evaluasi. Dengan demikian maka fungsi
berikutnya dari perencanaan pembelajaran adalah sebagai alat evaluasi
“intuctional design identifies and remedies weaknesses as a part of
instructional evaluation” (Regeluth, 1983).
Evaluasi dapat memberikan data atau hasil yang akurat jika tujuan
atau indikator pembelajaran dirumuskan secara akurat pula. Oleh kerena itu
dalam panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dijelaskan
“indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi”. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian (evaluasi).
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 5-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
2. Prinsip Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Agar perencanaan pembelajaran yang dibuat dapat dijadikan pedoman yang
jelas dan akurat, maka dalam pembuatannya harus memperhatikan dan
mengikuti beberapa prinsip antara lain seperti berikut ini :
a. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku
Setiap pembuatan perencanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku. Kurikulum merupakan program umum bagi
penyelenggaraan setiap satuan pendidikan. Dalam kurikulum sudah
dirumuskan tujuan lembaga (kompetensi lulusan) dan ruang lingkup isi
kurikulum (standar isi). Oleh karena itu perencanaan pembelajaran adalah
merupakan penjabaran operasional dari tujuan lembaga dan standar isi
kurikulum. Dengan demikian apabila perencanaan dibuat dengan didasarkan
pada kurikulum yang berlaku, maka perencanaan tersebut dapat berfungsi
untuk merealisasikan pencapaian kompetensi lulusan dan standar isi dari
kurikulum yang ditetapkan.
b. Sesuai dengan kondisi yang ada
Perencanaan pembelajaran selain harus memperhatikan tuntutan kurikulum
nasional yang ditetapkan juga perencanaan harus mengakomodasi atau
memperhatikan situasi dan kondisi yang ada dan berkembang disekitar
sekolah berada. Oleh karena itu setiap guru pada saat menjabarkan
kurikulum ke dalam bentuk perencanaan pembelajaran, seperti dalam
bentuk silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajaran, harus
memperhatikan dan menjadikan situasi dan kondisi seperti : sumber daya
alam, harapan masyarakat, sumber daya manusia, fasilitas, peluang maupun
tantangan dan sumber-sumber lain yang tersedia hendaknya dapat dijadikan
sumber masukan untuk dikembangkan dalam merumuskan perencanaan
pembelajaran. Dengan demikian apabila perencanaan telah memenuhi
kesesuaian dengan lingkungan sekitar, maka pembelajaran yang
dilaksanakan akan dapat merespon harapan-harapan praktis yang menjadi
dambaan pihak orang tua dan masyarakat pada umumnya.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 6-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
c. Sesuai dengan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
Bentuk pembelajaran sangat bervariasi dan memiliki banyak model atau
pendekatan. Model pembelajaran heuristik tentu saja dalam prosesnya
berbeda jika dibandingkan dengan model ekspositorik. Model atau
pendekatan heuristik memiliki ciri utama yaitu menuntut aktivitas yang
tinggi dari siswa dalam proses belajarnya. Posisi siswa dalam pendekatan
heuristik tidak hanya sebagai penerima pembelajaran yang disampaikan oleh
guru, akan tetapi aktif merespon dan mencari serta memecahkan
permasalahan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Adapun model
atau pendekatan ekposiotorik, memiliki ciri utama yaitu aktivitas guru
masih mendominasi. Guru mengendalikan berbagai aktivitas, dan siswa
siap mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru. Dengan demikian setiap
model pembelajaran yang dikembangkan akan menuntut perencanaan atau
scenario pembelajaran yang berbeda-beda disesuaikan dengan karakteristik
model pembelajaran itu sendiri.
d. Memperhitungkan waktu yang tersedia
Setiap pembelajaran dalam kondisi yang standar di setiap sekolah selalu
dibatasi oleh waktu. Tentu saja waktu yang tersedia untuk setiap pertemuan
akan memberikan batas-batas tertentu terhadap setiap komponen
pembelajaran. Mosalnya dengan waktu yang tersedia idealnya berapa
banyak materi yang harus disajikan, metode dan media apa yang bida
digunakan, sumber dan jenis evaluasi model yang cocok digunakan sesuai
dengan waktu yang tersedia.Dengan demikian pembuatan perencanaan
pembelajaran dianggap penting untuk mempertimbangkan waktu yang
tersedia. Meskipun demikian tentu saja tidak salah dan bahkan sangat
memungkinkan melalui perencanaan itu akan menentukan jumlah waktu
yang dibutuhkan untuk pembelajaran yang akan dilakukan.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 7-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
e. Sistematis dan sistemik
Perencanaan pembelajaran harus dibuat secara tersusun (sistematis) dan
mencakup keseluruhan dari setiap komponen perencanaan pembelajaran itu
sendiri (sistemik). Sistematis dalam pembuatan perencanaan pembelajaran,
yaitu perumusan atau pengembangan setiap komponen harus mengikuti
urutan yang logis, misalnya sebelum menetapkan materi apa yang harus
dipelajari oleh siswa, tentu saja terlebih yang harus ditetapkan adalah tujuan
yang harus dicapai. Setelah tujuan jelas baru ditetapkan materi, kemudian
metode dan media, sumber-sumber, skenario pembelajaran dan terakhir baru
ditetapkan evaluasi. Sedangkan sistemik yaitu seluruh komponen pokok
pembelajaran melipiti : tujuan, isi, metode dan media serta evaluasi harus
saling terkait, mempengaruhi dan menentukan antar setiap komponen
tersebut.
f. Fleksibel
Perencanaan pembelajaran harus dibuat dengan memperhatikan prinsip
fleksibilitas, yaitu perencanaan harus memberi alternatif atau kemungkinan-
kemungkinan terjadinya perubahan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang berkembang. Perencanaan sesuai dengan fungsinya yaitu merupakan
proyeksi atau perkiraan. Dalam pelaksanaan karena mungkin terjadi sesuatu
yang diluar perkiraan (perencanaan ) yang dibuat, maka pembelajaran harus
tetap berjalan, yaitu dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya untuk kemudian dilakukan modifikasi dan
sisuaikan dengan kondisi yang berkembang.
3. Hubungan Kurikulum, Perencanaan dan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah pedoman operasional pelaksanaan
pembelajaran, yang secara teknis dalam proses pembuatannya selalu merujuk
pada kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran pada
dasarnya adalah merupakan penjabaran lebih lanjut dari kurikulum.
Perencanaan pembelajaran yang telah dibuat kemudian diimplentasikan dalam
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 8-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
kegiatan belajar mengajar, dan hasil dari pembelajaran tersebut adalah dalam
bentuk perubahan perilaku pada siswa (out-put). Dengan hubungan antar
kurikulum, perencanaan pembelajaran serta hasil yang dicapai sangat penting
artinya, terlebih lagi dengan Kurikulum.
Inti dari Kurikulum, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-
integratif. Kurikulum disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta
didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun
obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan
Kurikulum menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa
depan yang lebih baik.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai Daerah Otonom.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru
7. Keputusan menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 29a/U/2004 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 9-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
8. Permendikbud no. 23 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Permendiknas
No. 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota
C. Tujuan
Tujuan dari program Diklat perangkat pembelajarana ini adalah terlaksananya
pelatihan Implementasi Kuriulum 2013 adalah:
1. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan, minat, inovasi, dan
kreativitas para guru dalam KKG dengan menerapkan Kurikulum untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja profesionalnya.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang
terarah untuk peningkatan profesionalisme secara berkelanjutan.
3. Membuka wawasan tentang pembelajaran saintifik dalam penerapannya
pada tematik terpadu.
4. Memberi motivasi kepada guru dalam pelaksanakan pembelajaran secara
bermakna sehingga peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan siswa
sesuai dengan yang diharapkan.
5. Meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan nilai secara secara
digital dengan software format nilai sesuai dengan Kurikulum.
D. Rasional
Dari hasil survey yang dilakukan melalui kegiatan PLPG di rayon 126
FKIP Universitas Halu Oleo, kualitas perencanaan pembelajaran yang dihasilkan
oleh guru-guru di Sulawesi Tenggara sangatlah rendah. Dengan maksud untuk
memberi upaya peningkatan perencanaan sampai pada evaluasi berbasis digital,
maka melalui diklat ini, peserta akan dilatih untuk menyusun dan mengembangkan
sendiri perangkat-perangkat pembelajaran yang diperlukannya dalam kegiatan
pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang akan dibuat meliputi silabus,
RPP, buku siswa, lembar kerja siswa, dan pengelolaan nilai. Dengan
menyusun dan mengembangkan sendiri perangkat pembelajaran yang
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 10-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
diperlukan diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik dan lebih
bersifat kontekstual sesuai dengan karakteristik lingkungan dan budaya di
daerah masing-masing.
Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika seorang guru
melakukan perencanaan pembelajaran dengan benar di antaranya:
1. Guru akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga
memungkinkan target penyampaian materi yang berdasarkan Standar
Kompetensi akan tercapai secara optimal, bahkan memungkinkan siswa lulus
ujian dengan skor yang terbaik.
2. Guru akan menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik dan cara
penyampaiannya,
3. Guru akan mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya, sehingga
materi akan mudah dipahami oleh siswa.
4. Guru akan memiliki pemilihan media yang tepat, sehingga memungkinkan
siswa sangat tertarik terhadap materi yang disampaikan.
5. Guru akan memiliki standar jelas dalam memberikan evaluasi kepada siswa,
bahkan memungkinkan para siswa dapat menjawab semua soal dengan tepat.
Berdasarkan lima kemungkinan positif di atas, secara sederhana dapat
dinyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan perencanaan pembelajaran yang
baik akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Keberhasilan ini
akan mendorong siswa dan guru untuk mengembangkan prestasinya di bidang
pendidikan lebih baik lagi.
Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika seorang guru
tidak melakukan perencanaan pembelajaran dengan benar di antaranya:
1. Guru tidak akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga
memungkinkan target penyampaian materi yang berdasarkan Standar
Kompetensi tidak akan tercapai, bahkan memungkinkan siswa tidak lulus dalam
ujian.
2. Guru tidak menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik dan cara
penyampaiannya, sehingga selain materi akan sulit dipahami oleh siswa, juga
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 11-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
akan memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan, baik dalam materi maupun
penyampaiannya.
3. Guru tidak akan mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya, sehingga
memungkinkan akan menghambat daya serap siswa terhadap materi yang
disampaikan.
4. Guru tidak memiliki pemilihan media yang tepat, sehingga memungkinkan
siswa mengalami kejenuhan karena kurangnya daya kreativitas guru dalam
mengajar.
5. Guru tidak akan memiliki standar jelas dalam memberikan evaluasi kepada
siswa, bahkan memungkinkan para siswa tidak dapat menjawab soal-soal
dengan tepat (mungkin juga mendapatkan skor di bawah standar minimal).
E. Sasaran
Sasaran dari penggunaan dan pemanfaatan implementasi Kurikulum ini adalah
semua guru Sekolah Dasar (SD/MI) di Kabupaten Butonsebanyak empat puluh
40 orang dengan mengambil secara proporsional setiap SD/MI pada setiap
Kecamatan.
F. Hasil yang Diharapkan
1. Tumbuhnya dan meningkatnya kemampuan, minat, inovasi, dan kreativitas
para guru di Sekolah Dasar. di Kabupaten Buton dengan menerapkan
perangkat pembelajaran dan penilaian dengan format penilaian digita sesuai
Kurikulum, yang pada akhirnya peningkatan kompetensi dan kinerja sebagai
guru profesional.
2. Meningkatnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang
terarah dan profesionalisme secara berkelanjutan.
3. Terbukanya wawasan guru tentang implementasi Kurikulum
4. Sekolah Dasar di Kabupaten Buton akan memiliki siswa yang siap untuk
menghadapi masa depannya dalam membangun Bangsa Indonesia
umumnya, membangun daerahnya pada khususnya.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 12-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
5. Mendorong Sekolah Dasar di Kabupaten Buton menghasilkan lulusan yang
berdaya saing tinggi dengan karakter yang memadai untuk melajutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
G. FasilitatorFasilitator diklat adalah Dosen FKIP yang telah berpengalaman secara
Nasional (Instrutur Nasional), dengan Lama Diklat sekitar 40 jam.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 13-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN
A. Metode Pelatihan
Workshop terdiri dari teori dan praktek dengan komposisi 30% untuk
teori dan 70% untuk praktek. Adapun mekanisme kegiatan workshop
sebagai berikut.
1. Ceramah Umum
a. Teknik penyusunan silabus,
b. Teknik penyusunan RPP,
c. Teknik penyusunan lembar kerja siswa,
d. Teknik pengelolaan Nilai degan format digital
2. Diklat
a. penyusunan silabus,
b. penyusunan RPP,
c. penyusunan lembar kerja siswa,
d. Penyusunan bahan ajar dan penggunaan media,
e. Praktek pengolahan nilai dengan format digital.
3. Presentasi umum
4. Pembentukan kelompok kerja
5. Peraktek pembuatan Silabus, dan Rencana Pembelajaran
6. Peraktek pengelolaan nilai digital
7. Evaluasi hasil capaian pelatihan
B. Materi Pelatihan
- Pedoman penyusunan Silabus
- Pedoman penyusunan RPP
- Penyusunan bahan ajar
- Pedoman Evaluasi
- Format nilai digital
C. Target Guru
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 14-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
Untuk guru Sekolah Dasar di Kabupaten Buton baik guru kelas rendah, guru
kelas tinggi maupun guru mata pelajaran. Untuk Trainer diharapkan guru sudah
dianggap bisa berhasil jika telah mampu melakukan dan mengaplikasikannya
pada siswa sesuai dengan arahan kurikulum.
D. Durasi Pelatihan
Pelatihan ini mempuyai durasi 40 jam sesuai dengan kebutuhan peserta dalam
memahami materi Kurikulum, ditambah dengan materi tentang Model
Pembinaan Profesionalisme Guru Berkelanjutan
E. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan
No Kegiatan Waktu
1 Persiapan penyusunan proposal ......................... 2015
2Pelaksanaan kegiatan Pendidikan dan
Latihan ..........................2015
BAB III
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 15-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
RENCANA ANGARAN DAN BIAYA
A. Rancangan Anggaran Biaya
Kegiatan Diklat ini direncanakan memerlukan biaya sebesar
Rp.183.060.000,- (Seratus Delapan Puluh Tiga Juta Dua Ratus Tujuh Puluh
Enam Lima Ratus Rupiah) dengan rincian kegiatan pembelian ATK dan
perlengkapan lainnya, sewa hotel, biaya konsumsi dan snack, biaya transportasi,
biaya honor dan uang harian dan biaya evaluasi dan pelaporan. Adapun rincian
pembiayaan pada setiap aspek pembiayaan dapat dilihat pada Tabel 1.sebagai
berikut.
Tabel 1. Rincian Rencana Anggaran Biaya
RENCANA ANGGARA BIAYA(R A B)
KEGIATAN : PELATIHAN PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU SD DI KABUPATEN BUTON
1. HONORARIUM PELAKSANA KEGIATAN
NoURAIAN VOLUME SATUAN
(Rp)JUMLAH HARGA
(Rp)
1 Ketua Tim 1 org 6 Hari 8 jam 350.000 2.100.000
2 Anggota Tim 4 org 6 Hari 5 jam 250.000 1.500.000
3 Tenaga Adm. 2 org 6 Hari 4 Jam 150.000 900.000
4Uang Harian Pemateri
5 Org 6 Hari 250.000 7.500.000
5 Pemateri 5 org 6 Hari 40 jam 400.000 16.000.000
SUB TOTAL (1) 28.000.000
2. SEWA PERALATAN
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 16-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
No NAMA ALAT JUMLAHJANGK
A HARGA JUMLAH
WAKTU SATUAN HARGA1 Sewa Infocus 2 Buah 6 Hari 50.000 Rp 600.000
2 Rental Mobil Roda Empat 2 Buah 8 Hari 750.000 Rp 12.000.000
3 Sewa Laptop 2 Buah 6 Hari 50.000 Rp 600.000
4 Sewa Operator Elektronik 2 Buah 6 Hari 50.000 Rp 300.000
6 Transpor Peserta 40 org 6 hari 50.000 Rp 12.000.000
9 Sewa Ruangan Presentasi 2 Ruangan 6 Hari 1.500.000 Rp 18.000.000
10 Sewa kamar panitia 1 Kamar 6 Hari 450.000 Rp 2.700.000
11 Sewa kamar pemateri 5 Kamar 6 Hari 450.000 Rp 13.500.000
12 Sewa kamar peserta 20 Kamar 6 Hari 300.000 Rp 36.000.000
SUB TOTAL (2) Rp 95.700.000
3. ALAT TULIS KANTOR (ATK) DAN BAHAN HABIS PAKAI
No NAMA ALAT JUMLAH HARGA JUMLAH BAHAN SATUAN HARGA
1 Map Peserta 40 Rim 7.500 300.0002 Ballpoint 40 Buah 3.500 140.0003 Blocknote 40 Buah 10.000 400.0004 Kertas HVS A4 5 Roim 40.000 200.000
5Penggandaan Materi Pelatihan 200 Exp 40.000 8.000.000
6 Penggandaan Naskah Pretest15 Exp x 40 25.000 375.000
7 Baliho 2 lembar 200.000 400.0008 foto copy dokumen 1 exp 500.000 500.0009 Pengandaan Laporan 10 exp 200.000 2.000.000
SUB TOTAL (3) 12.315.000
3. LAIN – LAIN
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 17-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
NoNAMA
JUMLAHJANGKA HARGA JUMLAH
KEGIATAN WAKTU SATUAN HARGA (Rp)
1 Makan 55 x 2 6 Hari 30.000 Rp 19.800.0002 Snack 60 x 2 6 Hari 15.000 Rp 10.800.000 SUB TOTAL (2) Rp 30.600.000
REKAPITULASI BIAYA(Total Anggaran)
No. Jenis pengeluaran Total Biaya
1 Honorarium Pelaksana Kegiatan Rp 28.000.000
2 Sewa Peralatan Rp 95.700.000
3
Alat Tulis Kantor (ATK) dan Bahan Habis
Pakai Rp 12.315.000
4 Lain-Lain (Makan+ Snack) Rp 30.600.000
Real Cost Kegiatan Rp 166.615.000
PPN 10 % Rp 16.661.500
Jumlah DanaTotal di butuhkan dalam
Kegiatan (Sub Total 1 + Sub Total 2 + Sub
Total 3 + Sub Total 4)
Rp 183.276.500,-
Terbilang : Seratus Delapan Puluh Tiga Juta Dua Ratus Tujuh
Puluh Enam Lima Ratus Rupiah.
DAFTAR PUSTAKA
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 18-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”
Anies Baswedan, 2014. Kebijakan Pendidikan ; www.aniesbaswedan.com
Arends, Richard I.1997. Classroom instructional and management. New York : McGraw-Hill.
Azhar Arsyad. (2003). Media pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hassoubah, Zaleha Izhab. 2004. Developing Creative & Critical Thinking Skills.Terjemahan Bambang Suryadi. Bandung: Penerbit Nuansa.
NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru SD di Kabupaten Buton T.A. 2015Page 19-19
“Bidang Kerjasama FKIP UHO”