Anies Baswedan, 2014. - Web viewBermain dan memberi kebebasan sangat dibutuhkan bagi anak usia pra...
Transcript of Anies Baswedan, 2014. - Web viewBermain dan memberi kebebasan sangat dibutuhkan bagi anak usia pra...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesepakatan dunia yang tertuang dalam Millenium Development Goal
(MDG) bahwa semua anak usia dini terlayani pendidikan secara layak
ditindaklanjuti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi target nasional
yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 2010-2014. Di dalam Renstra tersebut ditetapkan bahwa hingga tahun 2015
jumlah APK PAUD seharusnya mencapai 75% dari seluruh populasi anak usia
dini. Hingga tahun 2012 APK untuk anak 3-6 tahun dari Kemdikbud baru
mencapai 54,64% walaupun secara nasional sudah mendapai 60,33%. Ini artinya
perlu percepatan perluasan PAUD ke daerah-daerah yang hingga kini APK
PAUDnya masih kecil, terutama daerah yang belum memiliki layanan PAUD.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diperlukan untuk pengembangan dan
membangun karakter anak-anak, sebelum dilepas ke bangku sekolah. Proses
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini dipengaruhi 3 pilar utama yaitu,
kesehatan, gizi dan stimulasi psikologi yang dilaksanakan secara terpadu. Hal itu
dikatakan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Lydia Freyani Hawadi, di
hadapan ratusan Bunda PAUD. (http://posmetropadang.com/)
Untuk terlaksananya 3 pilar tersebut, diminta peran serta semua komponen
masyarakat untuk membangun komitmen demi terwujudnya sumber daya manusia
berkualitas pada masa yang akan datang. ”Kita berharap PAUD bisa berkembang
dengan baik, sehingga semua anak usia dini dapat pendidikan, perlindungan dengan
baik sehingga nanti bisa menciptakan generasi muda dari usia dini tercapai,”
Pemerinta Provinsi, kabupaten/Kota harus mendampingi dan membina semua
lembaga PAUD, sehingga bisa mengisi kekosongan dalam dunia pendidikan. Sementara,
Bunda PAUD juga ikut membantu perkembangan pendidikan anak-anak. ”Pentingnya
Bunda PAUD untuk mendidik anak usia dini sangat diperlukan saat ini. Seluruh Bunda
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 1-21“Bekerjasama FKIP UHO”
PAUD diharap dapat melaksanakan tugas pokok yang diberikan dengan baik sehingga
pengembangan PAUD.
PAUD sangat berperan mendukung peningkatan kualitas anak usia dini, sehingga
pemerintah daerah mampu meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) anak usia dini.
Dengan demikian, ke depan tidak ada lagi anak-anak yang tidak dididik di lembaga PAUD.
Bunda-bunda PAUD di kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dapat berperan aktif
mendukung program PAUD ini. Sehingga ke depan pemerintah daerah mampu
meningkatkan kualitas SDM sejak dini,”
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada malam
anugerah pendidikan yang kelima. Tema yang diusung adalah Pendidikan Untuk
Peradaban Indonesia Unggul. Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Na'im
mengatakan, tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat oleh semua komponen masyarakat. "Tidak hanya oleh pemerintah
tetapi juga masyarakat dan dunia industri," kata Ainun dalam sambutannya di acara
pemberian anugra.
Ainun mengatakan, kebijakan Kemdikbud dalam lima tahun terakhir
berupaya meningkatkan kualitas peserta didik di seluruh Indonesia agar terlayani
dengan baik, melalui berbagai program yang memungkinkan berkembangnya
potensi peserta didik secara optimal. Program tersebut antara lain meliputi program
implementasi Kurikulum 2013, satu desa satu PAUD, rehab sekolah, afirmasi
pendidikan, Pendidikan Menengah Universal (PMU), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), Beasiswa Bidik Misi, Bantuan Operasional
Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan Terluar
Tertinggal (SM3T), prestasi wajar tanpa pengecualian, dan penegerian perguruan
tinggi swasta (PTS) menjadi perguruan tinggi negeri (PTN).
http://www.noodls.com
B. Pengertian
1. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 2-21“Bekerjasama FKIP UHO”
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas).
2. Penguatan Pembelajaran PAUD adalah kegiatan pembekalan pengetahuan
dan peningkatan keterampilan bagi para pendidik PAUD di lembaga PAUD
dalam menyelenggarakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak
usia dini di lembaga PAUD yang dikelolanya.
3. Tenaga Pendidik adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
memberikan pelayanan pendidikan kepada anak usia dini di lembaga PAUD.
Tenaga pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah
satu ujung tombak pada program jalur pendidikan nonformal (PNF) karena itu
kemampuan teknis pendidik paud perlu ditingkatkan dengan pendidikan dan
pelatihan (diklat) yang berwawasan lingkungan. Secara garis besar ide pokok yang
ditawarkan dalam model diklat pendidik paud berwawasan lingkungan ini adalah
Pemanfaatan limbah (plastik, kayu, besi, dsb) sebagai media pembelajaran Anak
Usia Dini (PAUD).
Dari pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dapat
dikemukakan beberapa kelemahan antara lain :
1. Guru tidak menggunakan RPH DAN RPM sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran
RPH DAN RPM adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum
pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam RPH DAN RPM tercantum secara
jelas alat bantu mengajar apa yang diperlukan dan sumber belajar apa yang
digunakan. Demikian pula di dalam RPH DAN RPM juga telah dicantumkan
rencana kegiatan penilaian yang merupakan upaya untuk mendapatkan umpan
balik keberhasilan guru dalam mengajar. Kenyataannya RPH DAN RPM tidak
difungsikan, bahkan ada guru yang mengajar tanpa bertpedoman pada RPH
DAN RPM. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah.
2. Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar.
Alat bantu mengajar sangat diperlukan untuk membantu guru dalam
menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa mengetahui secara nyata melalui
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 3-21“Bekerjasama FKIP UHO”
benda-benda yang nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan tidak hanya
berupa verbal, dan bisa mengatasi kesenjangan komunikasi guru dengan siswa.
3. Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. Pengetahuan
tentang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru untuk menetapkan
strategi mengajar, bahkan untuk mengajukan pertanyaanpun diperlukan
pemahaman tentang kemampuan awal siswa.
4. Penggunaan papan tulis yang kurang tepat
Pada umumnya guru langsung memulai pelajaran tanpa menuliskan Pokok
persoalan yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya. Penulisan pokok
bahasan dan tujuan pembelajaran ini bergna sebagai kontrol bagi guru dan
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar tidak keluar dari
jalur.
5. Tidak melaksanakan evaluasi
Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak melaksanakan evaluasi
terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertguna bagi guru untuk
mengetahui seberapa besar keefektifan pembelajaran yang dilakukannya.
Dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir kegiatan /bahasan akan bisa
mendeteksi siswa mana yang masih kesulitas dan pada bagian apa siswa
merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam membantu siswa
Apabila 5 macam kelemahan guru ini dapat diperbaiki, maka peoses
pembelajaran akan menjadi lebih bermutu dan muaranya nanti pada hasil
belajar yang lebih baik. Perubahan pada kelima kelemahan tersebut tidak
memerlukan biaya. Yang diperlukan hanyalah kesadaran diri untuk
memberikan yang terbaik kepada siswa.
Guru termasuk guru PAUD merupakan salah satu pihak dalam dunia
pendidikan yang memegang peran penting untuk mengarahkan siswa agar berhasil
dalam kegiatan proses belajarnya. Berkenaan dengan hal ini, pemerintah
menetapkan anggaran 20% dari APBN sesuai UU untuk kemajuan pendidikan.
Sehingga negara berharap guru sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan
belajar siswa bisa menjadi seorang profesional.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 4-21“Bekerjasama FKIP UHO”
Kata profesional di atas menuntut guru untuk melakukan perencanaan
pembelajaran agar dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara
sistematis dan tepat, sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Perencanaan pembelajaran ini kadang-kadang membuat guru malas, misalnya
menganggap silabus dan RKH DAN RKM terlalu konseptual, tidak terlalu relevan
dengan kenyataan dalam mengajar.
C. Peserta
1. Kriteria Peserta.
b. Pendidik dari Kabupaten yang diutus dari Diknas (Bunda PAUD)
c. Telah mengasuh/mendidik atau memiliki minat dalam mendidik dan
mengasuh anak usia dini.
2. Penyelenggara berkoordinasi dengan Dinas/Bunda PAUD Provinsi untuk
penentuan peserta penguatan pembelajaran.
3. Kewajiban Peserta
a. Mentaati peraturan sesuai tata tertib yang ditetapkan Panitia
b. Aktif mengikuti semua aktivitas selama kegiatan penguatan/pelatihan
berjalan.
c. Menerapkan semua pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan di
PAUD binaan masing-masing
4. Hak Peserta
a. Memperoleh dukungan dana perjalanan, akomodasi selama kegiatan.
b. Memperoleh sarana (Penginapan) dan materi belajar selama mengikuti
pelatihan.
c. Memperoleh Tanda Serta (Sertifikat) dalam mengikuti kegiatan
Pelatihan.
D. Pertimbangan Praktis
1. Perencanaan sebagai pedoman atau panduan
Dengan perencanaan yang telah dibuat, maka guru ketika melaksanakan
proses pembelajaran secara umum akan mengikuti langkah-langkah atau
prosedur dan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan rencana yang telah
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 5-21“Bekerjasama FKIP UHO”
dibuat sebelumnya. Dengan demikian pada saat mengajar guru selalu
menggunakan perencanaan sebagai pedoman “ Intuctional design describe
procedures for intructional implementation ” (Reigeluth. 1983 : 10).
Apabila setiap guru ketika mengajar selalu membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran dan secara disiplin patuh terhadap perencanaan yang telah
dibuat ketika mengajarnya, maka tidak akan terjadi adanya kesenjangan
antara pelaksanakan pembelajaran dengan kurikulum yang ada di atasnya,
seperti dengan silabus pembelajaran dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan lebih jauh lagi dengan sasaran tujuan pendidikan nasional.
2. Perencanaan menggambarkan hasil
Perencanaan selain merupakan gambaran proyeksi kegiatan yang akan
dilakukan, juga melalui fungsi praktis perencanaan pembelajaran adalah
menggambarkan hasil yang akan atau harus dicapai dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu
menciptakan hasil yang diharapkan (Ely, 1979). Oleh karena itu untuk
merumuskan tujuan pembelajaran sebagai bagian dari sistem perencanaan
pembelajaran, indikator atau tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku operasional yang terukur. Melalui rumusan
tujuan/indikator yang operasional sasaran hasil pembelajaran yang akan
atau harus dicapai siswa sudah tergambarkan secara jelas. Itulah salah satu
ciri dari fungsi perencanaan pembelajaran menggambarkan hasil.
3. Perencanaan sebagai alat kontrol
Sasaran utama kegiatan pembelajaran adalah tercapainya tujuan
pembelajaran , indikator tercapainya tujuan pembelajaran adalah
“perubahan perilaku“ pada setiap siswa. Perubahan perilaku baik dalam
bentuk pengetahuan, sikap maupun keterampilan adalah perubahan yang
disengaja atau direncanakan. Oleh karena itu setiap kegiatan pembelajaran
baik dilakukan di dalam kelas maupun diluar kelas selalau harus dalam
kegiatan terencana dan terkontrol. Reigeluth menyatakan “Intructional
design describe procedure for intructional management”.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 6-21“Bekerjasama FKIP UHO”
Management dalam kata lain adalah pengelolaan, salah asatu unsur dari
pengelolaan itu pengawasan atau kontrol. Maksud dari kegiatan pengawasan
atau kontrol adalah untuk mengetahui pelaksanaan atau kegiatan yang
dilakukan apakah berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Dari
pengontrolan ini juga dapat diketahui apakah berbagai sumber kegiatan
dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Dengan adanya perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai alat
kontrol, maka apabila terjadi adanya kegiatan pembelajaran yang tidak
sesuai dengan skenario pembelajaran akan segera diketahui dan pada saat itu
pula pembelajaran dikembalikan kepada rencana yang telah disusun.
Dengan demikian peluang terjadinya in-efisiensi dan in-efektivitas dalam
proses dan hasil pembelajaran akan bisa dikurangi. Oleh karena itu setiap
guru pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran jangan abaikan
perencanaan pembelajaran, agar kegiatan kita dapat terkontrol.
4. Perencanaan sebagai alat evaluasi
Pada saat merumuskan tujuan atau indikator pembelajaran yang menjadi
salah satu unsur dalam perencanaan pembelajaran, maka gambaran hasil
yang akan atau harus dicapai sudah tergambarkan dengan jelas. Artinya
perencanaan pembelajaran menggambarkan hasil. Sejauhmana sasaran
pembelajaran yaitu tujuan atau indikator pembelajaran telah tercapai atau
tidak. Diketahui melalui kegiatan evaluasi. Dengan demikian maka fungsi
berikutnya dari perencanaan pembelajaran adalah sebagai alat evaluasi
“intuctional design identifies and remedies weaknesses as a part of
instructional evaluation” (Regeluth, 1983).
Evaluasi dapat memberikan data atau hasil yang akurat jika tujuan atau
indikator pembelajaran dirumuskan secara akurat pula. Oleh kerena itu
dalam panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dijelaskan
“indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi”. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian (evaluasi).
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 7-21“Bekerjasama FKIP UHO”
E. Nara Sumber
Penyelenggara berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi/ Bunda
PAUD Provinsi:
1. Nara Sumber yang mempunyai kualifikasi minimal S2.
2. Berpengalaman sebagai Trainer.
3. Sering terlibat dalam kegiatan pelatihan Guru.
4. Bersedia menjadi Tim Trainer
5. Bertanggungjawab sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
F. Prinsip Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Agar perencanaan pembelajaran yang dibuat dapat dijadikan pedoman yang
jelas dan akurat, maka dalam pembuatannya harus memperhatikan dan
mengikuti beberapa prinsip antara lain seperti berikut ini :
1. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku
Setiap pembuatan perencanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku. Kurikulum merupakan program umum bagi
penyelenggaraan setiap satuan pendidikan. Dalam kurikulum sudah
dirumuskan tujuan lembaga (kompetensi lulusan) dan ruang lingkup isi
kurikulum (standar isi). Oleh karena itu perencanaan pembelajaran adalah
merupakan penjabaran operasional dari tujuan lembaga dan standar isi
kurikulum. Dengan demikian apabila perencanaan dibuat dengan didasarkan
pada kurikulum yang berlaku, maka perencanaan tersebut dapat berfungsi
untuk merealisasikan pencapaian kompetensi lulusan dan standar isi dari
kurikulum yang ditetapkan.
2. Sesuai dengan kondisi yang ada
Perencanaan pembelajaran selain harus memperhatikan tuntutan kurikulum
nasional yang ditetapkan juga perencanaan harus mengakomodasi atau
memperhatikan situasi dan kondisi yang ada dan berkembang disekitar
sekolah berada. Oleh karena itu setiap guru pada saat menjabarkan
kurikulum ke dalam bentuk perencanaan pembelajaran, seperti dalam
bentuk silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajaran, harus
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 8-21“Bekerjasama FKIP UHO”
memperhatikan dan menjadikan situasi dan kondisi seperti: sumber daya
alam, harapan masyarakat, sumber daya manusia, fasilitas, peluang maupun
tantangan dan sumber-sumber lain yang tersedia hendaknya dapat dijadikan
sumber masukan untuk dikembangkan dalam merumuskan perencanaan
pembelajaran. Dengan demikian apabila perencanaan telah memenuhi
kesesuaian dengan lingkungan sekitar, maka pembelajaran yang
dilaksanakan akan dapat merespon harapan-harapan praktis yang menjadi
dambaan pihak orang tua dan masyarakat pada umumnya.
3. Sesuai dengan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
Bentuk pembelajaran sangat bervariasi dan memiliki banyak model atau
pendekatan. Model pembelajaran heuristik tentu saja dalam prosesnya
berbeda jika dibandingkan dengan model ekspositorik. Model atau
pendekatan heuristik memiliki ciri utama yaitu menuntut aktivitas yang
tinggi dari siswa dalam proses belajarnya. Posisi siswa dalam pendekatan
heuristik tidak hanya sebagai penerima pembelajaran yang disampaikan oleh
guru, akan tetapi aktif merespon dan mencari serta memecahkan
permasalahan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Adapun model
atau pendekatan ekposiotorik, memiliki ciri utama yaitu aktivitas guru
masih mendominasi. Guru mengendalikan berbagai aktivitas, dan siswa
siap mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru. Dengan demikian setiap
model pembelajaran yang dikembangkan akan menuntut perencanaan atau
scenario pembelajaran yang berbeda-beda disesuaikan dengan karakteristik
model pembelajaran itu sendiri.
4. Memperhitungkan waktu yang tersedia
Setiap pembelajaran dalam kondisi yang standar di setiap sekolah selalu
dibatasi oleh waktu. Tentu saja waktu yang tersedia untuk setiap pertemuan
akan memberikan batas-batas tertentu terhadap setiap komponen
pembelajaran. Mosalnya dengan waktu yang tersedia idealnya berapa
banyak materi yang harus disajikan, metode dan media apa yang bida
digunakan, sumber dan jenis evaluasi model yang cocok digunakan sesuai
dengan waktu yang tersedia.Dengan demikian pembuatan perencanaan
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 9-21“Bekerjasama FKIP UHO”
pembelajaran dianggap penting untuk mempertimbangkan waktu yang
tersedia. Meskipun demikian tentu saja tidak salah dan bahkan sangat
memungkinkan melalui perencanaan itu akan menentukan jumlah waktu
yang dibutuhkan untuk pembelajaran yang akan dilakukan.
5. Sistematis dan sistemik
Perencanaan pembelajaran harus dibuat secara tersusun (sistematis) dan
mencakup keseluruhan dari setiap komponen perencanaan pembelajaran itu
sendiri (sistemik). Sistematis dalam pembuatan perencanaan pembelajaran,
yaitu perumusan atau pengembangan setiap komponen harus mengikuti
urutan yang logis, misalnya sebelum menetapkan materi apa yang harus
dipelajari oleh siswa, tentu saja terlebih yang harus ditetapkan adalah tujuan
yang harus dicapai. Setelah tujuan jelas baru ditetapkan materi, kemudian
metode dan media, sumber-sumber, skenario pembelajaran dan terakhir baru
ditetapkan evaluasi. Sedangkan sistemik yaitu seluruh komponen pokok
pembelajaran melipiti : tujuan, isi, metode dan media serta evaluasi harus
saling terkait, mempengaruhi dan menentukan antar setiap komponen
tersebut.
6. Fleksibel
Perencanaan pembelajaran harus dibuat dengan memperhatikan prinsip
fleksibilitas, yaitu perencanaan harus memberi alternatif atau kemungkinan-
kemungkinan terjadinya perubahan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang berkembang. Perencanaan sesuai dengan fungsinya yaitu merupakan
proyeksi atau perkiraan. Dalam pelaksanaan karena mungkin terjadi sesuatu
yang diluar perkiraan (perencanaan ) yang dibuat, maka pembelajaran harus
tetap berjalan, yaitu dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya untuk kemudian dilakukan modifikasi dan
sisuaikan dengan kondisi yang berkembang.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 10-21“Bekerjasama FKIP UHO”
G. Hubungan Kurikulum, Perencanaan dan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah pedoman operasional pelaksanaan
pembelajaran, yang secara teknis dalam proses pembuatannya selalu merujuk
pada kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran pada
dasarnya adalah merupakan penjabaran lebih lanjut dari kurikulum. Perencanaan
pembelajaran yang telah dibuat kemudian diimplentasikan dalam kegiatan belajar
mengajar, dan hasil dari pembelajaran tersebut adalah dalam bentuk perubahan
perilaku pada siswa (out-put). Dengan hubungan antar kurikulum, perencanaan
pembelajaran serta hasil yang dicapai sangat penting artinya, terlebih lagi dengan
kurikulum 2013.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap
di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa
yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan
kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif,
dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi
berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih
baik.
H. Dasar Hukum
1. Undang -Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. .Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
3. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 11-21“Bekerjasama FKIP UHO”
4. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional tahun 2004-2025;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
6. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, tugas dan
fungsi Kementerian Negara serta susunan organisasi, tugas, dan fungsi
eselon I sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67
tahun 2010;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan
Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 tahun 2010;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2013 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan
Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan;
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012
tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian dan Lembaga;
12. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-20/PB/2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan Anggaran Melalui Pemberian Kuasa Antar
Kuasa Pengguna Anggaran.
I. Perumusan Masalah1. Bermain dan memberi kebebasan sangat dibutuhkan bagi anak usia pra
sekolah karena dengan kebutuhan bermain yang terpenuhi, anak akan
merasa puas sehingga mampu memacu perkembangan psikologis anak.
Akan tetapi hal ini juga harus didukung oleh peran guru, orang tua baik
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 12-21“Bekerjasama FKIP UHO”
dalam memenuhi kebutuhan waktu serta alat bermain serta menumbuhkan
kreatifitas siswa sambil bermain
2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan
sebelum pendidikan dasar yang diselenggarakan pada jalur formal, non
formal maupun informal. Dimana pendidikan formal telah memenuhi syarat
dari pendidik dan kurikulum pendidikannya. Sedangkan pada PAUD sektor
penyelenggara non formal maupun informal memiliki masalah masih
banyak ditemukan tenaga pengajar yang belum memenuhi standar sebagai
tenaga pendidik yang profesional.
3. Yang dimaksud dengan system pembelajaran dengan metode teknik
bermain Anak adalah pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rokhani agar anak memiliki
kesiapan dalam pendidikan lanjut,dengan menggunakan teknik bermain
yaitu mengunakan alat permainan dan bentu-bentuk permainan yang sesuai
dengan tingkat dan perkembangan anak di usianya. Dengan adanya metode
seperti ini akan dapat meningkatkan kesenangan anak, sehingga akan
tercipta suatu pola permainan yang sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
J. Tujuan Kegiatan
Tujuan yang hendak dicapai dengan diterapkannya Pelatihan Sistem
Pembelajaran dengan metode teknik bermain dan pengembangan kreatifitas
anak adalah didapatkan kader atau tenaga pengajar pada PAUD yang memiliki
kemampuan pengajar anak yang berkualitas dengan teknik bermain dan
pengembangan kreatifitas yang sesuai dengan perkembangan anak sehingga,
proses belajar dan mengajar di PAUD dapat berjalan efektif dan efisien tanpa
hambatan karena sudah mengetahui teknik yang tepat.
K. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Lembaga
a. Mendapatkan pendidik yang lebih siap dalam mengelola kegiatan
bersama anak didik.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 13-21“Bekerjasama FKIP UHO”
b. Memperlancar kerja dan layanan lembaga PAUD.
2. Bagi Pendidik
a. Menambah pengetahuan, keterampilan, dan kesiapan pendidik dalam
memberikan layanan pembelajaran PAUD.
b. Meningkatkan kompetensi diri pendidik.
3. Bagi Masyarakat
a. Terjaminnya pemberian layanan PAUD yang berkualitas.
b. Adanya lembaga PAUD yang dikelola dengan tenaga yang memiliki
kemampuan yang memadai.
L. Rasional
dari hasil survey yang dilakukanmelalui kegiatan PLPG di rayon 126 FKIP
Universitas Halu Oleo, kualitas perencanaan pembelajaran yang dihasilkan oleh
guru-guru PAUD di sulawesi tenggara sangatlah rendah. Dengan maksud untuk
memberi upaya peningkatan perencanaan sampai pada evaluasi, maka melalui
diklat ini, peserta akan dilatih untuk menyusun dan mengembangkan sendiri
perangkat-perangkat pembelajaran PAUD dengan sistem bermain dan
pengembangan kreatifitas,
Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika
seorang guru PAUD melakukan perencanaan pembelajaran dengan benar di
antaranya:
1. Guru akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga
memungkinkan target penyampaian tujuan yang berdasarkan Standar
Kompetensi akan tercapai secara optimal, bahkan memungkinkan anak didik
(PAUD) siap melanjutkan ke jenjang SD.
2. Guru akan menguasai kompetensi yang akan disampaikan dengan baik dan cara
penyampaiannya,
3. Guru akan mempunyai metode yang tepat dalam pembelajarannya, sehingga
tujuan akan mudah dipahami oleh anak didik.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 14-21“Bekerjasama FKIP UHO”
4. Guru akan memiliki pemilihan media yang tepat, sehingga memungkinkan anak
didik tidak merasa tertekan dan mengambil haknya sehingga anak didik sangat
tertarik terhadap pembelajaran yang disampaikan.
5. Guru akan memiliki standar jelas dalam memberikan evaluasi kepada siswa,
bahkan memungkinkan para anak didik meningkat kemampuan berpikirnya
secara dini.
Berdasarkan lima kemungkinan positif di atas, secara sederhana dapat
dinyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan perencanaan pembelajaran yang
baik akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Keberhasilan ini
akan mendorong anak didik dan guru untuk mengembangkan prestasinya di bidang
pendidikan lebih baik lagi.
Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika
seorang guru tidak melakukan perencanaan pembelajaran dengan benar di
antaranya:
1. Guru tidak akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga
memungkinkan target penyampaian pembelajaran berdasarkan Standar
Kompetensi tidak akan tercapai, bahkan memungkinkan anak didik belum siap
untuk kejenjang berikutnya.
2. Guru tidak menguasai pemebelajaran yang akan disampaikan dengan baik dan
cara penyampaiannya, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan,
baik dalam materi maupun cara penyampaiannya.
3. Guru tidak akan mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya, sehingga
memungkinkan akan menghambat daya serap anak didik terhadap pembelajaran
yang disampaikan.
4. Guru tidak memiliki pemilihan media atau alat bantu yang tepat, sehingga
memungkinkan anak didik mengalami kejenuhan karena kurangnya daya
kreativitas guru dalam mengajar.
5. Guru tidak akan memiliki standar jelas sehungga sulit dievaluasi capaian
pembelajaran yang dilakukan.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 15-21“Bekerjasama FKIP UHO”
BAB II
KEGIATAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN
A. Metode Pelatihan
Workshop terdiri dari teori dan praktek dengan komposisi 30% untuk
teori dan 70% untuk praktek. Adapun mekanisme kegiatan wokshop
sebagai berikut.
1. Ceramah Umum
a. Teknik penyusunan silabus,
b. Teknik penyusunan RPH DAN RPM,
c. Teknik penyusunan lembar kerja siswa,
2. Diklat
a. penyusunan silabus,
b. penyusunan RPH DAN RPM,
c. penyusunan lembar kerja siswa,
3. Presentasi umum
4. Pembentukan kelompok kerja
5. Peraktek pembuatan Silabus, dan Rencana Pembelajaran
6. Peraktek pengelolaan nilai digital
7. Evaluasi hasil capaian pelatihan
B. Materi Pelatihan
- Pedoman penyusunan Silabus
- Pedoman penyusunan RPH DAN RPM
- Penyusunan bahan ajar
C. Target Guru
Untuk guru PAUD di Kota Kendari baik guru Non Formal maupun Informal.
Untuk Trainer diharapkan guru sudah dianggap bisa berhasil jika telah mampu
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 16-21“Bekerjasama FKIP UHO”
melakukan dan mengaplikasikannya pada anak didik sesuai dengan arahan
kurikulum.
F. Durasi Pelatihan
Pelatihan ini mempuyai durasi 40 jam sesuai dengan kebutuhan peserta dalam
memahami metode pembelajaran PAUD dan Media untuk menumbuhkan
kreatifitas anak didik, dan materi tambahan tentang Model Pembinaan
Profesionalisme Guru Berkelanjutan
M. Jadwal Pelaksanaan Kelompok
No Kegiatan Waktu
1 Persiapan penyusunan proposal ......................... 2015
2Pelaksanaan kegiatan Pendidikan dan
Latiha ..........................2015
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 17-21“Bekerjasama FKIP UHO”
BAB III
RENCANA ANGARAN DAN BIAYA (RAB)
A. Rancangan Anggaran Biaya
Kegiatan Diklat ini direncanakan memerlukan biaya sebesar Rp. 333.454.000,-
( Tiga Ratus Tiga Puluh Tiga Juta Empat Ratus Lima Puluh Empat Ribu
Rupiah ) dengan rincian kegiatan pembelian ATK dan perlengkapan lainnya, sewa
hotel, biaya konsumsi dan snack, biaya transportasi, biaya honor dan uang harian
dan biaya evaluasi dan pelaporan. Adapun rincian pembiayaan pada setiap aspek
pembiayaan dapat dilihat pada Tabel 1.sebagai berikut.
Tabel 1. Rincian Rencana Anggaran Biaya
RENCANA ANGGARA BIAYA(R A B)
KEGIATAN : PELATIHAN PENINGKATAN KUALITAS PROFESIONAL GURU-GURU PAUD DI SULAWESI TENGGARA
1. HONORARIUM PELAKSANA KEGIATAN
No URAIAN VOLUME
SATUAN
(Rp)
JUMLAH HARGA
(Rp)
1 Ketua Tim 1 org 6 Hari 8 jam 350.000 2.100.000
2 Anggota Tim 4 org 6 Hari 5 jam 250.000 6.000.000
3 Tenaga Adm. 2 org 6 Hari 4 Jam 150.000 1.800.000
4 Uang Harian Nara Sumber 5 org 6 Hari 6 Hari 150.000 2.000.000
5
Uang Harian Pejabat terkait (Pembukaan/Penutupan
4 1 Paket 4 Org 500.000
2.000.000
6 Honor Nara Sumber 5 org 6 Hari 40 jam 400.000 4.500.000
SUB TOTAL (1) 32.400.000
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 18-21“Bekerjasama FKIP UHO”
2. SEWA PERALATAN/TEMPAT
No NAMA ALAT JUMLAH JANGKA HARGA JUMLAH
WAKTU SATUAN HARGA
1 Transpor Lokal Peserta 40 org 6 hari 50.000 Rp 12.000.000
2Taransport Peserta Dari Kabupaten
40 org 2 Kali 250.000 Rp120.000.000
3 Sewa Ruangan Presentasi 2 Ruangan 6 Hari 1.500.000 Rp
18.000.000
4 Kamar Peserta 20 Kamar 6 Hari 300.000 Rp36.000.000
5 Sewa kamar panitia 1 Kamar 6 Hari 450.000 Rp 2.700.000
6 Sewa kamar Nara Sumber 5 Kamar 6 Hari 450.000 Rp 13.500.000
7 Rental Mobil 2 Mobil 6 Hari 710.000 Rp 8.400.000 SUB TOTAL (2) Rp 210.600.000
3. ALAT TULIS KANTOR (ATK) DAN BAHAN HABIS PAKAI
No NAMA ALAT JUMLAH HARGA JUMLAH BAHAN SATUAN HARGA
1 Map Peserta 40 Rim 7.500 300.0002 Ballpoint 40 Buah 3.500 140.0003 Blocknote 40 Buah 10.000 400.0004 Kertas HVS A4 5 Roim 40.000 200.0005 Bahan/Alat Praktek 1 paket 5.000.000 5.000.000
5Penggandaan Materi Pelatihan 200 Exp 40.000 8.000.000
6Penggandaan Naskah Pretest 15 Exp x 40 50.000 2.400.000
7 Sertifikat Peserta 40 10.000 400.0008 Komunikasi + Surat Menyurat 1 paket 1.000.000 1.000.0009 Baliho 4 lembar 200.000 800.000
SUB TOTAL (3) 21.140.000
3. SNACK DAN MAKAN
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 19-21“Bekerjasama FKIP UHO”
NoNAMA
JUMLAHJANGKA HARGA JUMLAH
KEGIATAN WAKTU SATUAN HARGA (Rp)
1 Makan 55 x 3 6 Hari 30.000 Rp 29.700.0002 Snack 55 x 2 6 Hari 15.000 Rp 9.900.000
3Snack (Pembukaan + Penutupan)
120 0rg 2 kali 20.000 Rp 4.800.000
SUB TOTAL (2) Rp 44.400.000
REKAPITULASI BIAYA
(Total Anggaran)
No. Jenis pengeluaran Total Biaya
1 Honorarium Pelaksana Kegiatan Rp 32,400,000
2Sewa Peralatan/Tempat/Kamar +
TransportRp
210,600,000
3Alat Tulis Kantor (ATK) dan Bahan
Habis PakaiRp
21,140,000
4 Lain-Lain (Makan+ Snack) Rp 44,400,000
Real Cost Kegiatan Rp 308.540.000
Pajak 10 % Rp 30.854.000
Jumlah DanaTotal di butuhkan dalam
Kegiatan (Sub Total 1 + Sub Total 2 +
Sub Total 3 + Sub Total 4)
Rp 339.394.000,-
Terbilang : Tiga Ratus Tiga Puluh Sembilan Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Empat Ribu Rupiah. Puluh Empat Ribu Rupiah.
DAFTAR PUSTAKA
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 20-21“Bekerjasama FKIP UHO”
Anies Baswedan, 2014. Kebijakan Pendidikan ; www.aniesbaswedan.com
Arends, Richard I.1997. Classroom instructional and management. New York : McGraw-Hill.
Azhar Arsyad. (2003). Media pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hassoubah, Zaleha Izhab. 2004. Developing Creative & Critical Thinking Skills.Terjemahan Bambang Suryadi. Bandung: Penerbit Nuansa.
Lydia Freyani Hawadi, Tiga Pilar Pengembangan PAUD, makalah disajikan di hadapan ratusan Bunda PAUD di Kaltim. (http://posmetropadang.com/)
NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003.
Peningkatan Kualitas Profesionalisme Guru-guru PAUD di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ta.2015 Page 21-21“Bekerjasama FKIP UHO”